NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KAJIAN RELUNG EKOLOGI BENTHOS DI SUNGAI CIKAPUNDUNG HILIR YANG MENGALAMI PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DAN
INDUSTRI TEKSTIL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
NILA ANJARSARI HANAPI 1002414
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai
Cikapundung Hilir yang Mengalami
Pencemaran Limbah Domestik dan Industri
Tekstil
Oleh
Nila Anjarsari Hanapi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nila Anjarsari Hanapi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN RELUNG EKOLOGI BENTHOS DI SUNGAI CIKAPUNDUNG HILIR YANG MENGALAMI PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DAN
INDUSTRI TEKSTIL
Oleh:
Nila Anjarsari Hanapi NIM. 1002414
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Hertien Koosbandiah Surtikanti, M.Sc. ES. NIP. 196104191985032001
Pembimbing II
Tina Safaria Nilawati, M. Si. NIP. 197303172001122002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
KAJIAN RELUNG EKOLOGI BENTHOS DI SUNGAI CIKAPUNDUNG HILIR YANG MENGALAMI PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DAN
INDUSTRI TEKSTIL
ABSTRAK
Sungai Cikapundung telah diketahui mengalami pencemaran yang semakin meningkat dari bagian hulu hingga hilir. Pencemaran ini berpengaruh terhadap organisme perairan (benthos), untuk itu dilakukan kajian terhadap relung ekologi benthos yang berkaitan dengan pencemaran limbah domestik dan industri tekstil di sungai Cikapundung Hilir. Penelitian dilakukan di empat lokasi yang ditentukan berdasarkan perbedaan fungsi lahan yaitu: Babakan Siliwangi (area pemukiman), Banceuy (area perdagangan dan pemukiman), Soekarno Hatta (area industri dan perkantoran), dan Dayeuh Kolot (area industri tekstil). Penelitian dimulai dengan pengambilan sampel air, pengukuran parameter kimia dan fisika air, kemudian pengambilan benthos dengan menggunakan metode travelling kick net. Analisis data kimia dan fisik air menggunakan Indeks Kimia Fisik (IKF), dan memperlihatkan kualitas air yang semakin ke hilir semakin buruk. Pengkajian benthos menunjukan relung ekologi sebagai berikut: Hirudo melimpah pada lingkungan yang banyak terdapat limbah organik serta berperan sebagai parasit pada beberapa binatang, Lumbriculus
banyak terdapat pada kondisi lingkungan yang bersubstrat lumpur berpasir dengan kondisi pencemaran sangat berat, Physa terdapat pada kondisi perairan dengan kecepatan arus lambat dengan tingkat pencemaran kritis, Culicidae mampu bertahan hidup pada kondisi perairan yang tercemar sedang, Chironomous
terdapat pada perairan yang tercemar oleh bahan organik, Baetis dan Caenis
merupakan benthos pemakan alga, bakteri yang menempel di batuan dan mikroorganisme yang terbawa arus serta mampu hidup pada kondisi perairan tidak tercemar hingga tercemar sedang, dan Hydropsyche banyak terdapat di perairan yang tercemar oleh bahan organik serta termasuk ke dalam benthos omnivora.
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
STUDY ECOLOGICAL NICHES OF BENTHIC IN CIKAPUNDUNG DOWNSTREAM IN THE EXPERIENCE OF DOMESTIC WASTE
POLLUTION AND TEXTILE INDUSTRY
ABSTRACT
Cikapundung river has been known to experience increasing pollution from the upstream to downstream. The pollution effect on aquatic organisms (benthos), was carried out to study the ecological niche of benthos associated with domestic sewage and industrial pollution of textile in the Cikapundung downstream. The study was conducted at four locations are determined based on differences in land use: Babakan Siliwangi (residential area), Banceuy (trade and residential area), Soekarno-Hatta (industrial and office areas), and Dayeuh Kolot (textile area). The study began with the collection of water samples, measurements of chemical and physical parameters of the water, then taked the benthos using a traveling kick net method. Analysis of chemical and physical water use Indeks Kimia Fisik (IKF) showed that the water quality is getting progressively worse downstream. Assessment of ecological niches of benthos showed as follows: Hirudo abundant in the environment there is lots of organic waste and act as parasites on some animals, Lumbriculus found in many environmental sandy mud substrate with very heavy pollution conditions, Physa found in aquatic conditions with slow flow velocity with critical pollution levels, Culicidae able to survive the conditions being polluted waters, Chironomous present in polluted waters by organic matter,
Baetis and Caenis, both eating algae, bacteria and microorganisms attached to rocks washed downstream and able to live on the water conditions not contaminated by polluted to medium pollution levels, and Hydropsyche numerous in waters polluted by organic matter as well as belonging to the benthos omnivores.
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 2
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian... 3
E. Manfaat Penelitian... 3
BAB II SUNGAI CIKAPUNDUNG, PENCEMARAN LINGKUNGAN, PARAMETER KIMIAWI DAN FISIK AIR, BENTHOS... 4
A. Sungai Cikapundung... 4
B. Pencemaran Lingkungan Sungai... 5
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan... 5
2. Sumber Pencemar... 6
C. Faktor Kimiawi dan Fisik Air yang Mempengaruhi Kehidupan Benthos... 7
1. Faktor Kimiawi Air... 7
2. Faktor Fisik Air... 10
D. Benthos... 10
1. Pengertian Benthos... 10
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
3. Indeks Keanekaragaman Spesies... 12
BAB III METODE PENELITIAN... 14
A. Jenis Penelitian... 14
B. Populasi dan sampel... 14
C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 14
D. Alat dan Bahan... 17
E. Langkah Penelitian... 17
1. Survey Penelitian... 17
2. Penelitan... 18
a. Penelitian di lapangan... 19
b. Penelitian di laboratorium... 23
F. Analisa Data... 24
1. Perhitungan Indeks Kimia Fisik... 24
2. Perhitungan Benthos... 25
I. Alur Penelitian... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 29
A. Hasil Penelitian... 29
1. Lokasi Penelitian... 29
2. Parameter Kimia, Fisika Air, dan Indeks Keanekaragaman Benthos di Sungai Cikapundung Hilir... 30
3. Benthos yang Tercuplik di Sungai Cikapundung Hilir... 33
4. Irisan Jumlah Genus Benthos pada Setiap Lokasi... 35
B. Pembahasan... 36
1. Kualitas Air di Sungai Cikapundung Hilir Berdasarkan Parameter Kimia dan Fisika Air... 36
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Hilir...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 44
A. Kesimpulan... 44
B. Saran... 45
DAFTAR PUSTAKA... 46
LAMPIRAN... 51
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
3.1. Hubungan skor indeks kimia fisika dengan klasifikasi dan
kriteria kualitas air... 25
3.2. Kriteria Indeks Kekayaan Jenis Fauna Benthos... 26
3.3. Kriteria Tingkat Keanekaragaman Indeks Shannon-Wiener... 27
3.4. Kriteria Tingkat Keseragaman Benthos... 27
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 29
4.2. Data Hasil Pengukuran Parameter Kimia dan Fisik Air di Sungai Cikapundung Hilir... 31
4.3. Indeks Kekayaan, Keanekaragaman, Keseragaman Benthos, Kimia dan Fisik Air di Sungai Cikpundung Hilir... 31
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Gambar Halaman
2.1. Lingkungan Sungai Cikapundung Hilir... 4
2.2. Sungai Cikapundung Daerah Banceuy... 5
3.1. Lokasi Babakan Siliwangi... 15
3.2 Peta lokasi Babakan Siliwangi... 15
3.3 Lokasi Banceuy... 15
3.4 Peta lokasi Banceuy... 15
3.5 Lokasi Soekarno-Hatta... 16
3.6 Peta lokasi Soekarno-Hatta... 16
3.7 Lokasi Dayeuh Kolot... 16
3.8 Peta lokasi Dayeuh Kolot... 16
3.9 Peta Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 18
3.10 pH meter... 20
3.11 DO meter... 20
3.12 Pengukuran alkalinitas... 20
3.13 Pengukuran asiditas... 20
3.14 Conduktivity meter... 22
3.15 Pencuplikan benthos... 23
3.16 Bagan alur penelitian... 28
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Judul Lampiran Halaman
1 Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian... 52
2 Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian... 53
3 Lebar Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 55
4 Kedalaman Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 55
5 Kecepatan Arus Air pada Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 55
6 Luas Penampang Sungai pada Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 55
7 Debit Air Sungai pada Lokasi Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 56
8 Indeks Kekayaan Taxa Margalef pada Lokasi Satu Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 56
9 Indeks Kekayaan Taxa Margalef pada Lokasi Dua Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 57
10 Indeks Kekayaan Taxa Margalef pada Lokasi Tiga Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 57
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 13 Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)pada Lokasi Dua
Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 59 14 Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)pada Lokasi Tiga
Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 59 15 Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)pada Lokasi
Empat Penelitian di Sungai Cikapundung Hilir... 60 16 Indeks Keseragaman (Pielou) pada Lokasi Satu Penelitian di
Sungai Cikapundung Hilir... 60 17 Indeks Keseragaman (Pielou) pada Lokasi Dua Penelitian di
Sungai Cikapundung Hilir... 61 18 Indeks Keseragaman (Pielou) pada Lokasi Tiga Penelitian di
Sungai Cikapundung Hilir... 61 19 Indeks Keseragaman (Pielou) pada Lokasi Empat Penelitian di
1
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem yang berperan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi organisme atau populasi yang ada di daerah sekitarnya. Kondisi suatu sungai sangat berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan yang ada di sekitarnya. Sungai sebagai suatu ekosistem, tersusun dari komponen biotik dan abiotik dan setiap komponen tersebut membentuk suatu jalinan fungsional yang saling memengaruhi (Rahayu et al., 2009).
Sungai Cikapundung, sungai terbesar di kota Bandung, daerah hulunya berada di Lembang dan hilirnya di Dayeuh Kolot yang akhirnya bergabung dengan sungai Citarum (Surtikanti, 2012b). Daerah sekitar sungai Cikapundung telah mengalami beberapa perubahan, bagian hulu sungai beralih fungsi lahan yang tadinya daerah hutan menjadi daerah peternakan dan pertanian. Sedangkan hilir sungai, daerah pemukiman warga sekarang telah menjadi pemukiman yang sangat padat penduduk dan sebagian menjadi daerah konveksi atau industri (Surtikanti dan Bahri, 2012). Perubahan fungsi tersebut sangat berpengaruh terhadap ekosistem sungai dan terganggunya populasi organisme akuatik, salah satunya adalah benthos (Mardiah, 2009). Benthos adalah fauna yang menghuni bagian dasar perairan yang umumnya hidup melata, menetap, menempel, dan meliang di dasar perairan baik substrat lunak maupun keras (Lumingas et al.,
2011). Benthos termasuk kelompok binatang yang mampu bertahan hidup dalam lingkungan yang bersih dan tercemar, perubahan-perubahan kualitas air tempat hidupnya akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Komposisi dan kelimpahan benthos bergantung kepada toleransi ataupun sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan (Asra, 2009).
2
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai cara, misalnya menggunakan benthos dengan cara menganalisis tingkat kepekaan benthos-benthos di sungai Cikapundung terhadap tingkat pencemaran (Bahri et al., 2004), melalui pendekatan populasi dengan menggunakan metrik makrobenthos berupa Biological Monitoring Working Party (BMWP), ASPT, LQI, dan FBI (Mardiah et al., 2009), menggunakan suatu atribut biologi yaitu BMWP yang dikorelasikan dengan nilai Indeks Kimia Fisika (IKF) (Herlianty et al., 2009), dan telah dilakukan studi kasus budidaya ternak yang berpengaruh terhadap kualitas air dan keanekaragaman hayati di dalamnya (Surtikanti dan Bahri, 2012), selain itu telah dilakukan pula analisis mengenai metode pencuplikan benthos yang sesuai dengan karakteristik sungai Cikapundung (Surtikanti, 2012a). Dari berbagai penelitian terdahulu, belum mengaji relung ekologi benthos di sungai Cikapundung Hilir. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan kajian terhadap relung ekologi benthos di sungai Cikapundung Hilir yang telah mengalami pencemaran limbah domestik dan industri tekstil. Pada penelitian ini, akan dikaji lebih lanjut mengenai relung ekologi benthos pada setiap lokasi pencuplikan. Relung ekologi digunakan karena meliputi keseluruhan persyaratan hidup dan interaksi organisme dalam habitatnya (Suwondo dan Yustina, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana relung ekologi benthos di Sungai Cikapundung Hilir akibat pencemaran limbah domestik dan industri tekstil?”.
Dari rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas air di Sungai Cikapundung Hilir berdasarkan perhitungan indeks kimia dan fisika?
2. Bagaimana kekayaan jenis benthos yang terdapat di sungai Cikapundung Hilir?
3
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimana keseragaman benthos yang terdapat di sungai Cikapundung Hilir?
5. Bagaimana relung ekologi benthos yang terdapat di Sungai Cikapundung Hilir?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada:
1. Lokasi yang diambil berdasarkan perbedaan fungsi lahan dan diawali dari bagian tengah sungai Cikapundung. Lokasi penelitian adalah: Babakan Siliwangi (area pemukiman), Banceuy (area perdagangan dan pemukiman), Soekarno Hatta (area industri dan perkantoran), dan Dayeuh Kolot (area industri tekstil).
2. Benthos yang diamati dan dikaji termasuk ke dalam makrobenthos. 3. Pengukuran parameter kimia dan fisika air dilakukan oleh laboran dari
Laboratorium PUSAIR, Badan Lingkungan Keairan, Departemen Pekerjaan Umum Bandung.
4. Pencuplikan benthos dilakukan pada bulan September 2013.
5. Relung ekologi dibatasi pada relung habitat yang dilihat dari jumlah terbanyak ditemukannya benthos pada lokasi tertentu.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji relung ekologi benthos yang berkaitan dengan pencemaran limbah domestik dan industri tekstil yang masuk ke badan perairan di Sungai Cikapundung Hilir.
F. Manfaat Penelitian
14
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menganalisis, mendeskripsikan, dan menyajikan fakta/ keadaan yang sesungguhnya secara sistematik yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar terhadap subjek yang diteliti (Dharminto, 2007).
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh air, organisme benthos, dan sedimen di lokasi pencuplikan Sungai Cikapundung Hilir. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil pencuplikan air, organisme benthos, dan sedimen di Sungai Cikapundung Hilir pada lokasi yang telah ditentukan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu lapangan dan laboratorium. Lokasi di lapangan yaitu Sungai Cikapundung Hilir Bandung meliputi: Babakan Siliwangi (area pemukiman) (Gambar 3.1), Banceuy (area perdagangan dan pemukiman) (Gambar 3.3), Soekarno Hatta (area industri dan perkantoran) (Gambar 3.5), dan Dayeuh Kolot (area industri tekstil) (Gambar 3.7). Lokasi penelitian di labratorium yaitu Laboratorium Riset Lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan Laboratorium PUSAIR, Badan Lingkungan Keairan, Departemen Pekerjaan Umum Bandung.
15
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Lokasi Babakan Siliwangi Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013
Gambar 3.2. Peta lokasi Babakan Siliwangi Sumber: www.google.com/map
Gambar 3.3. Lokasi Banceuy Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013
Gambar 3.4. Peta lokasi Banceuy Sumber: www.google.com/map
Lokasi pencuplikan
16
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5. Lokasi Soekarno-Hatta Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013
Gambar 3.6. Peta lokasi Soekarno-Hatta Sumber: www.google.com/map
Gambar 3.7. Lokasi Dayeuh Kolot Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013
Gambar 3.8. Peta lokasi Dayeuh Kolot Sumber: www.google.com/map
Lokasi pencuplikan
17
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Alat dan bahan
Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mempermudah penelitian. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terlampir pada lampiran 1.
E. Langkah Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini meliputi survey penelitian dan penelitian.
1. Survey Penelitian
18
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penelitian
Penelitian di lapangan meliputi sampling air, pengukuran parameter kimia dan fisika air, sampling benthos dan sedimen. Sampling air dan pengukuran parameter kimia dan fisika dilakukan oleh laboran dari Lab. PUSAIR, sedangkan sampling benthos dan sedimen dilakukan oleh tim peneliti.
Penelitian di laboratorium meliputi pengukuran kimia air, sortir benthos, serta hitung dan identifikasi benthos. Pengukuran kimia air dilakukan oleh laboran dari Lab. PUSAIR, sedangkan sortir, hitung, dan identifikasi benthos dilakukan oleh peneliti. Berikut penjabaran langkah-langkah yang dilakukan:
Sungai Cikapundung
Lokasi Babakan siliwangi
Lokasi Banceuy
Lokasi Soekarno-Hatta
Lokasi Dayeuh kolot
PETA SUNGAI CIKAPUNDUNG PETA JAWA BARAT
19
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Penelitian di lapangan 1. Sampling air
Pada setiap lokasi pencuplikan dilakukan sampling air terlebih dahulu yang digunakan untuk mengukur parameter kimia dan fisika air. Pengambilan air dilakukan pada satu titik sampling, air sungai diambil dengan menggunakan ember. Setelah diambil air langsung dimasukan ke dalam botol sampling lalu dilakukan pengukuran kimia dan fisika air.
2. Pengukuran parameter kimia air
a) Derajat Keasaman (pH)
Pengukuran pH digunakan metode SNI 06-6989.11-2004 yaitu dengan menggunakan alat berupa pH meter (Gambar 3.10). Probe pada pH meter dicelupkan ke dalam sampel air sampai batas sensor dan digoyang-goyangkan. Kemudian perubahan diamati skala yang terlihat pada layar atau monitor alat.
b) Alkalinitas
Pengukuran alkalinitas dengan pengambilan sampel sebanyak 100 ml, kemudian ditambahkan methil orange 2 tetes, dan ditambahkan asam sulfat sampai warna sampel air orange kemerahan (Gambar 3.12). c) Asiditas
Pengukuran asiditas dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 100 ml, kemudian ditambahkan phenopthaline 2 tetes, dan ditambahkan NaOH sampai sampel air berwarna merah muda (pink) (Gambar 3.13).
d) Disolved Oxygen (DO)
20
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.10. pH meter Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
Gambar 3.11. DO meter Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
Gambar 3.12. Pengukuran alkalinitas Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
Gambar 3.13. Pengukuran asiditas Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013
3. Pengukuran parameter fisika air
a) Kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menghitung jarak tempuh sebuah gabus yang berukuran 5 x 5 cm yang melintasi air sepanjang 10 m dan waktu tempuh dihitung menggunakan stopwatch. Pengukuran kecepatan arus dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. b) Lebar sungai
21
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengukuran kedalaman sungai menggunakan tongkat yang dimasukkan ke dalam air sampai tongkat tersebut mengenai dasar sungai. Lalu ukur panjang tongkat yang terbasahi oleh air. Pengukuran kedalaman sungai dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan.
d) Debit air
Pengukuran debit air menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut (Effendi, 2003:28):
Keterangan:
D = debit air (m3/s) A = luas penampang (m2) V = kecepatan arus (m/s)
e) Luas penampang diukur menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan:
l = lebar basah sungai (m) h = kedalaman sungai (m)
f) Suhu
Pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer yang sesuai dengan metode APHA 2550-B-2005.
g) Daya Hantar Listrik (DHL)
Pengukuran DHL dengan menggunakan alat berupa konduktivitimeter (Gambar 3.14) yang mengacu pada SNI 06-6989.1-2004 yaitu mengukur daya hantar listrik dengan elektroda konduktimeter dengan menggunakan larutan kalium klorida, KCl sebagai larutan baku pada suhu 25ºC.
D = A x V
22
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.14. Conduktivity meter Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
4. Pencuplikan benthos
Metode pencuplikan yang dilakukan adalah traveling kick net sampling dengan menggunakan surber net yang terbuat dari benang nilon, memiliki ukuran mata jaring 0,5 mm, panjang jala 69 cm, dan ukuran permukaan depan 30,5 × 30,5 cm (Gambar 3.15). Surber net
diletakan tegak berlawanan dengan arah arus air pada sungai. Selama beberapa menit, substrat yang berada didepan surber net digerak-gerakan dan diaduk dengan menggunakan kaki, sehingga substrat dan benthos yang ada didalamnya akan masuk kedalam surber net
23
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.15. Pencuplikan benthos Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013
b. Penelitian di laboratorium 1. Pengukuran kimia air
a) Biologycal Oxygen Demand (BOD)
Pengukuran BOD menggunakan metode APHA 5210-B-2005, yaitu sampel air ditambahkan ke dalam larutan pengencer oksigen jenuh yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20oC selama 5 hari. Kemudian nilai BOD dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut pada nol hari dan pada 5 hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD digunakan larutan glukosa-asam glutamat (APHA, 2005).
b) Amonium total
24
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Nitrat
Pengukuran Nitrat menggunakan metode SNI 06-2480-1991, yaitu metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya kadar Nitrat dalam air secara Brusin dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm (Balitbang, 2010).
d) Phosfat orto
Pengukuran Phosfat orto menggunakan metode APHA 4500.P.E-2005, yaitu mengukur phosfat orto dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS (Pusarpedal, 2011).
2. Sortir, hitung dan identifikasi benthos
Sampel benthos yang tercuplik dari lapangan dibawa ke Laboratorium Riset Lingkungan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, kemudian dilakukan sortir/pemisahan benthos dengan substrat yang masih terbawa dari lapangan dengan menggunakan ayakan, pinset, baki, dan air. Benthos yang telah terpisah dari substrat dimasukan kedalam botol vial yang telah diisi Alkohol 70% agar benthos tidak rusak sebelum diidentifikasi. Setelah benthos bersih dari substrat, benthos dihitung dan diidentifikasi sampai tingkat terendah yang teramati dengan menggunakan buku identifikasi McCafferty dan Provonsha (1981).
F. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah:
1. Perhitungan Indeks Kimia Fisik (IKF)
Perhitungan Indeks Kimia Fisik (IKF) menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
I kf = Indeks kimia-fisik, suatu indeks yang nilainya bervariasi antara 0
sampai 100. Air yang nilai indeksnya 0 berarti paling jelek,
25
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebaliknya air yang nilai indeksnya 100 berarti kualitasnya paling bagus.
n = Banyaknya parameter yang diperhitungkan
Qi = Sub indeks yang nilainya bervariasi antara 0-100. Nilai Qi = 0
berarti kualitas air paling jelek ditinjau dari parameter i, sedangkan Qi = 100 berarti kualitas air paling bagus ditinjau dari parameter i. Nilai sub indeks dari tiap parameter tergantung pada kadar atau nilai parameter tersebut.
Wi = Faktor untuk parameter i yang nilainya bervariasi antara 0-1. Nilai Wi = 0 berarti kualitas air tidak dipengaruhi sama sekali oleh parameter i, sedangkan Wi = 1 berarti kualitas air dipengaruhi sepenuhnya oleh parameter i.
Kriteria Hubungan skor indeks kimia fisika dengan klasifikasi dan kriteria kualitas air dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hubungan skor indeks kimia fisika dengan klasifikasi dan kriteria kualitas air
No Skor indeks
kimia fisika Klasifikasi kualitas air
1 0-16 Tercemar ekstrim 2 17-26 Sangat tercemar berat 3 27-43 Tercemar berat 4 44-55 Tercemar kritis 5 56-72 Tercemar sedang 6 73-82 Tercemar ringan 7 83-100 Tidak tercemar Sumber: Sharma dan Moog (2006)
2. Perhitungan Benthos
26
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Kekayaan jenis (Spesies Richness) Margalef
Kekayaan jenis merupakan jumlah atau banyaknya spesies didalam sampel, komunitas atau habitat (Odum, 1971). Untuk menghitung kekayaan jenis digunakan Indeks Margalef, rumus indeks ini adalah (Fachrul, 2007):
Keterangan :
S = banyaknya jenis
n = jumlah individu untuk semua jenis
Kriteria indeks kekayaan jenis dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kriteria Indeks Kekayaan Jenis Fauna Benthos
Kriteria Indeks Kekayaan Jenis
Tinggi > 4,0 Sedang 2,5 – 4,0 Rendah < 2,5
Sumber: Modifikasi dari Jorgensen et al., 2005 dalam Taqwa, 2010.
b. Keanekaragaman (Diversity) Shannon Wiener
Untuk menggambarkan tingkat keanekaragaman benthos digunakan Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Tujuan utama teori ini adalah untuk mengukur tingkat keteraturan dan ketidakaturan dalam suatu sistem. Rumus indeks ini adalah (Odum, 1971):
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman
ni = nilai kepentingan untuk tiap spesies N = nilai kepentingan total
Pi = peluang kepentingan untuk tiap spesies = ni/N
Menurut Lee et al., (1975) dalam Fachrul (2007), kriteria keanekaragaman terlihat pada Tabel 3.3.
H’ = -Pi Ln Pi
27
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Keanekaragaman Indeks Shannon-Wiener
No Indeks
keanekaragaman Tingkat keanekaragaman
1 >2,0 Keanekaragaman sangat tinggi 2 2,0-1,5 Keanekaragaman tinggi 3 1,5-1,0 Keanekaragaman sedang 4 <1 Keanekaragaman sangat rendah (Sumber: Lee et al, 1975 dalam Fachrul, 2007)
c. Keseragaman Jenis (Species Evennes) Pielou
Keseragaman dapat dikatakan sebagai keseimbangan artinya adalah komposisi individu setiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas. Penghitungan keseragaman benthos akan menggunakan Indeks Pielou, rumusnya adalah (Fachrul, 2007):
Keterangan : S= banyaknya jenis
H’ = indeks shannon wiener
Kriteria indeks kemerataan jenis dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keseragaman Benthos
Nilai indeks
keseragaman Tingkat keseragaman
0,6<E<1,0 Tinggi 0,4<E<0,6 Sedang E<0,4 Rendah
28
NILA ANJARSARI HANAPI, 2014
Kajian Relung Ekologi Benthos Di Sungai Cikapundung Hilir Yang Mengalami Pencemaran Limbah Domestik Dan Industri Tekstil
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Alur Penelitian
Gambar 3.16. Bagan alur penelitian
Survey Asiditas, DO, dan pH dilakukan di Lapangan
Pengukuran BOD, Amonium Total, Nitrat, dan