Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN
SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN
MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK
NEGERI 1 BATAM
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh :
TOPAN FEBRINATA E.0451.0905696
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA
TRAINER
MINI
KIT
32
DAN
SOFTWARE
PROTEUS
PADA MATA
PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII
ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Oleh Topan Febrinata
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Topan Febrinata 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Perbandingan Penerapan Media Trainer Mini Kit 32 dan Software Proteus Pada Mata Pelajaran Mikrokontroler Kelas XII Elektronika Industri SMK
Negeri 1 Batam oleh: Topan Febrinata
E.0451. 0905696
Penelitian yang berjudul Perbandingan Penerapan Media Trainer Mini Kit 32 dan Software Proteus Pada Mata Pelajaran Mikrokontroler ini, bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang dicapai antara menggunakan media trainer mini kit 32 dan media software proteus pada mata pelajaran mikrokontroler di Jurusan Elektronika Industri SMKN 1 Batam. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen, dengan desain quasi eksperimen (Nonequivalent Control Group Design). Desain ini memiliki kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Elektronika Industri SMKN 1 Batam, dengan sampel penelitian yaitu siswa kelas XII EI1 sebagai kelas kontrol yang menggunakan media trainer mini kit 32, dan siswa kelas XII EI3 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media software proteus. Instrumen data berupa tes prestasi belajar berbentuk pilihan ganda sebanyak 32 item yang diberikan kepada siswa di awal dan diakhir penelitian. Berdasarkan hasil perolehan data uji gain kelas kontrol yang menggunakan media trainer mini kit 32, didapatkan rata-rata peningkatan pemahaman siswa mencapai 61,2%. Sedangkan pada kelas eksperimen yang menggunakan media software proteus, didapatkan rata-rata peningkatan pemahaman siswa mencapai 60,9%. Kedua hasil uji rata-rata gain tersebut berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis komparatif kedua kelas, maka diperoleh hasil yang menunjukkan H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa yang signifikan pada ranah kognitif antara siswa yang menggunakan media trainer mini kit 32 dengan siswa yang menggunakan media software proteus. Dengan demikian software proteus yang dicobakan dalam penelitian ini dapat diterapkan dan membantu proses pembelajaran mikrokontroler sebagai solusi keterbatasan trainer yang ada disekolah, mengingat tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada ranah kognitif antara penggunaan media trainer mini kit 32 dan media software proteus pada mata pelajaran mikrokontroler.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Comparison Application of Media Trainer Mini Kit 32 and Media Proteus
Software In Subjects Microcontroller Industry Electronics Class XII SMKN 1
Batam
by:
Topan Febrinata E.0451. 0905696
The research entitled Cmparison Application of Media Trainer Mini Kit 32 and Media Proteus Software In this Subject Microcontroller , aimed to determine differences of improving student learning outcomes in the cognitive domain are achieved between using media trainer and media mini kit 32 proteus software in subjects microcontroller lessons at SMK 1 Department of Electronics Industries Batam . The method used is the method of experimental with quasi-experimental design ( Nonequivalent Control Group Design ) . This design has a control group , but can not function fully to control external variables that affect the execution of the experiment . The population in this study was student of class XII Industrial Electronics SMKN 1 Batam , with a sample of the students of class XII EI1 as the control class that using media trainer mini kit 32, and class XII students EI3 as a class experiment using media proteus software. Instrument data such as achievement test of 32 multiple choice items given to students at the beginning and end of the study . Based on the results of the test data acquisition gain control class that uses a media trainer mini kit 32, obtained an average improvement of student comprehension reached 61.2 %. While in the experimental class using media proteus software, obtained an average improvement of student comprehension reached 60.9 % . Both test results are the average gain in middle category . Based on the results of a comparative hypothesis test of the both class, obtained results indicate H0 is accepted and Ha rejected . It can be concluded that there is no difference improving student comprehension in the cognitive domain significantly between students who used media trainer mini kit 32 with students used media proteus software. Thus, proteus software is tested in this study can be applied and help the learning process as a solution to the limitations of the microcontroller trainer's school , considering there is no differences of improving student learning outcomes in the cognitive domain significantly between the using of media trainer mini kit 32 and media proteus software in subjects microcontroller.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
E. Batasan Masalah ... 5
F. Anggapan Dasar ... 6
G. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Media Pembelajaran ... 8
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
2. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 9
3. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran ... 12
4. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 13
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran ... 15
B. Belajar ... 17
1. Pengertian Belajar ... 17
2. Pengertian Mengajar ... 17
3. Pembelajaran ... 18
4. Komponen Pembelajaran ... 19
5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ... 20
C. Tinjauan Hasil Belajar ... 22
1. Pengertian Hasil Belajar ... 22
2. Ranah Kognitif ... 23
D. Trainer Mini Kit 32 ... 25
1. Pengenalan Trainer Mini Kit 32 ... 25
2. Memprogram Rangkaian LED Dengan Trainer Mini Kit 32 ... 26
3. Mendownload Program Trainer Mini Kit 32 ... 27
E. Media Software Proteus ... 29
1. Pengenalan Software Proteus ... 29
2. Memulai Software Proteus ... 30
3. Menggambar Skematik Rangkaian Mikrokontroler ... 31
4. Simulasi Rangkaian ... 36
F. Hipotesis Penelitian ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A. Metode dan Desain Penelitian ... 43
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Desain Penelitian ... 43
B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 45
1. Variabel Penelitian ... 45
2. Paradigma Penelitian ... 46
C. Populasi dan Sampel ... 46
1. Populasi ... 46
2. Sampel ... 47
3. Teknik Sampling ... 47
D. Data dan Sumber Data Penelitian ... 48
1. Data ... 48
2. Sumber Data Penelitian ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Instrumen Penelitian ... 50
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 51
1. Uji Validitas Instrumen ... 53
2. Uji Reabilitas Instrumen ... 54
3. Uji Tingkat Kesukaran ... 56
4. Uji Daya Pembeda ... 57
H. Teknik Analisis Data ... 58
1. Data Pretest dan Posttest ... 58
2. Uji Normalitas ... 59
3. Uji Homogenitas Data ... 61
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Prosedur dan Alur Penelitian ... 62
1. Tahap Persiapan ... 63
2. Tahap Pelaksanaan ... 63
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 66
A. Gambaran Umum Penelitian ... 66
B. Uji Coba Instrumen ... 66
1. Uji Validasi Instrumen ... 67
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 68
3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 68
C. Hasil Belajar Menggunakan Media Trainer dan Media Software ... 69
1. Pretest ... 70
2. Posttest ... 71
D. Analisis Data ... 73
1. Uji Normalitas ... 73
2. Uji Gain ... 74
3. Uji Hipotesis ... 76
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil UAS Kelas XII E2 Tahun Ajaran 2012-2013 ... 2
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 45
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 48
Tabel 3.3 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran dan Klasifikasinya ... 56
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 58
Tabel 3.5 Tabel Penolong Menghitung Harga Chi ... 60
Tabel 4.1 Hasil Uji Validasi Instrumen ... 67
Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda ... 69
Tabel 4.4 Hasil Pretest Pada Kelas Kontrol ... 70
Tabel 4.5 Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen ... 70
Tabel 4.6 Hasil Posttest Pada Kelas Kontrol ... 71
Tabel 4.7 Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen ... 71
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar ... 72
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.10 Perhitungan Gain Pretest Posttest ... 74
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Varian ... 76
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 9
Gambar 2.2 Hubungan Antar Komponen Pembelajaran ... 19
Gambar 2.3 Trainer Mini Kit 32... 25
Gambar 2.4. Rangkaian Dasar LED Pada Trainer Mini Kit 32... 26
Gambar 2.5. Sistem Minimum Mini Kit 32 ... 26
Gambar 2.6. Modul LED Trainer Mini Kit 32 ... 27
Gambar 2.7. Aplikasi Mini 32 Downloader... 27
Gambar 2.8. Kondisi Aplikasi Mini 32 Downloader Connect Dengan Mini 32 ... 28
Gambar 2.9. Jendela ReBoot Mini 32 dan Flash MINI 32 ... 28
Gambar 2.10. Tampilan Awal Pembukaan Software ISIS Proteus ... 29
Gambar 2.11 Tampilan Awal Program Software Proteus ... 31
Gambar 2.12 Bagian Dari Screen Layout ... 32
Gambar 2.13 Tombol Pick Device ... 33
Gambar 2.14. Kotak Dialog Pick Devices ... 33
Gambar 2.15 Window Overview Menampilkan ATMEGA 8535 ... 34
Gambar 2.16 Pemilihan Komponen Pada Kotak Dialog Pick Device ... 34
Gambar 2.17 Outline Komponen ... 35
Gambar 2.18 Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535 ... 35
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 2.20 Tampilan Program CodeVision AVR ... 37
Gambar 2.21 Project Baru ... 37
Gambar 2.22. Kotak Dialog Konfirmasi CodeWizard AVR ... 38
Gambar 2.23 (a)Setting Chip dan Clock (b)Setting Port Sebagai Input dan Output . 38 Gambar 2.24 File Hasil Codewizard Project ... 39
Gambar 2.25 Menambahkan Inti Program... 40
Gambar 2.26 Kotak Dialog Mengedit Properti ATMEGA 8535 ... 41
Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian ... 46
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Uji Coba Instrumen... 52
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian ... 65
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Pretest dan Posttest ... 72
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dipersiapkan untuk mencetak lulusan yang kompeten dalam bidangnya agar dapat langsung memasuki dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan juga berperan penting untuk mempersiapkan siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sebagaimana Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (Human Recources) yang kompeten untuk memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam artian langsung bisa bekerja di dunia usaha atau industri.
Pencapaian tujuan tersebut tentunya tidak terlepas dari proses pembelajaran selama disekolah. Diperlukan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik dapat unggul dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Salah satu upaya untuk dapat menjadikan proses pembelajaran disekolah efektif adalah penerapan media pembelajaran
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, media pembelajaran berbantuan komputer juga semakin banyak ditemukan. Bahkan media pembelajaran berbantuan komputer saat ini dibuat semakin menarik dengan tampilan yang semakin aktual dan bisa disimulasikan seperti aslinya. Oleh karena itu kehadiran teknologi media perangkat lunak dapat menambah kemampuan siswa, sehingga tujuan pendidikan di SMK dapat tercapai.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa pada kompetensi dasar pemrograman mikrokontroler dan pembuatan aplikasi mikrokontroler.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMK Negeri 1 Batam, Kelas XII Jurusan Elektronika Industri pada mata pelajaran Mikrokontroler, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1. Belum diterapkannya media pembelajaran menggunakan software 2. Ketersediaan trainer yang terbatas jumlahnya
3. Respon siswa pada mata pelajaran mikrokontroler masih kurang positif. Siswa masih menganggap pelajaran tersebut adalah pelajaran yang sangat sulit.
4. Nilai siswa masih banyak yang dibawah KKM, yaitu 75. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1. Hasil UAS siswa XII E2 tahun ajaran 2012-2013 semester ganjil tercatat sekitar 32% yang nilainya berada dibawah KKM.
Tabel 1.1 Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Mikrokontroler Kelas XII E2 2012-2013
(Sumber : Guru Mata Pelajaran Mikrokontroler 2012-2013)
Kategori Rentang Nilai Frekuensi %
E 0 – 54 0 0
D 55 – 64 1 2.85
C 65 – 74 10 28.57
B 75 – 84 15 42.85
A 85 – 100 9 25.71
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu media perangkat lunak yang dapat mendukung dan menunjang aktifitas belajar siswa baik disekolah, maupun dirumah, sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran mikrokontroler. Selain itu diharapkan dengan media pembelajaran menggunakan software dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran mikrokontroler.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penulis mencoba menerapkan media Software Proteus pada mata pelajaran mikrokontroler. Software ini dilengkapi dengan berbagai jenis komponen elektronika dan instrument ukur serta mampu melakukan simulasi rangkaian elektronika, khususnya rangkaian yang menggunakan aplikasi mikrokontroler.
Media software proteus ini memiliki peranan yang tidak jauh berbeda dengan media trainer mikrokontroler , yaitu sebagai media untuk melihat hardware hasil dari pemrograman mikrokontroler. Bahkan nilai tambah dari software proteus ini, yaitu siswa dapat merangkai rangkaian aplikasi mikrokontroler apa saja yang mungkin tidak bisa dilakukan/dipraktikkan pada trainer mikrokontroler.
Berdasarkan uraian diatas dan berbagai faktor lainnya, penulis melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Batam pada jurusan Elektronika Industri dengan kajian:
“PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN
SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER
KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM”.
B. Rumusan Masalah
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada kelas kontrol yang menggunakan media trainer mini kit 32 dengan kelas eksperimen yang menggunakan media software proteus? 2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah
kognitif yang signifikan antara penerapan media trainer mini kit 32 dengan penerapan media media software proteus pada mata pelajaran Mikrokontroler ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dengan media trainer mini kit 32.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dengan media software proteus .
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif antara menggunakan media trainer mini kit 32 dengan media software Proteus pada mata pelajaran Mikrokontroler siswa kelas XII Elektronika Industri SMKN 1 Batam.
D.Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi penulis untuk memperluas wacana dalam mengembangkan media pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada guru untuk dapat mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Serta memudahkan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa.
4. Bagi Siswa
Memberi kemudahan bagi siswa dalam memahami suatu mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Mikrokontroler dengan media pembelajaran software proteus dan trainer mini kit 32.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar menghindari meluasnya masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Adapun peneliti membatasi masalah sebagai berikut
1. Penelitian hanya dilakukan terhadap kompetensi dasar bahasa pemrograman mikrokontroler dengan CodeVision AVR dan memprogram peralatan sistem pengendali elektronik berkaitan akses I/O berbantuan mikrokontroler.
2. Subjek penelitian adalah kelas XII Jurusan Elektronika Industri di SMKN1 Batam.
3. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa antara yang menggunakan media Software Proteus dengan yang menggunakan media trainer mikrokontroler, berdasarkan perbandingan hasil perhitungan gain dari rata-rata skor pretest dan posttest siswa dalam aspek kognitif yang meliputi tahap Mengingat (C1), Memahami (C2), Mengaplikasikan (C3), Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan membuat (C6).
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak dalam pelaksanaan penelitian (Arikunto, 2010:63). Oleh karena itu asumsi dasar peneliti adalah sebagai berikut :
1. Proses perlakuan (treatment) pada kelas kontrol dan eksperimen diberikan dengan materi dan waktu yang sama.
2. Siswa kelas eksperimen dan kontrol telah memiliki kemampuan dasar tentang pemrograman bahasa C.
3. Trainer Mini Kit 32 dan Software Proteus memiliki fungsi dan peranan yang sama, yaitu sebagai simulator untuk pemrograman mikrokontroler. 4. Trainer Mini Kit 32 dianggap memiliki kondisi yang ideal
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bermanfaat untuk memudahkan kita memberi gambaran yang jelas tentang isi penulisan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memberi gambaran umum mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, anggapan dasar, dan sistematika penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi landasan teori yang berkaitan dengan media pembelajaran, belajar, tinjauan hasil belajar, trainer mini kit 32, software simulasi mikrokontroler, dan hipotesis penelitian.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, teknik analisis data, prosedur dan alur penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Menjelaskan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi analisis hasil penelitian peningkatan pemahaman siswa.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sugiyono (2011 : 6) mengatakan bahwa :
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tingkat kealamiahan metode penelitian dapat dikelompokkan metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik (Sugiyono, 2013:4)
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013 :72) metode eksperimen adalah “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sehingga dapat diambil kesimpulan metode eksperimen adalah metode penelitian yang didalamnya dibuat manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol yang bertujuan untuk menyelidiki ada atau tidaknya sebab-akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan (treatments) tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan.
2. Desain penelitian
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan (Moh. Nazir, 2003:11).
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2013:73).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari True Experimental Design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelakasanaan eksperimen.Pada Quasi Experimental Design, terbagi dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2013:77).
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013:79).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok kelas, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi perlakuan menggunakan media pembelajaran dengan Software Proteus dan pada kelas kontrol menggunakan media pembelajaran dengan Trainer Mikrokontroler.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Desain Penelitian
B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki. (Endang Mulyatiningsih, 2013:2). Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok (Sugiyono, 20013:39), yaitu :
a. Variabel bebas (independent variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan varibel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya (X) adalah penggunaan media pembelajaran dengan Software Proteus dan media pembelajaran dengan Trainer Mini Kit 32.
X1 = Penggunaan media Trainer Mini Kit 32. X2 = Penggunaan media Software Proteus b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Kelas Kontrol O1 X O2
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi akibat dari varibel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya (Y) adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Mikrokontroler dalam ranah kognitif.
Y1 = Hasil belajar siswa kelas kontrol (Media Trainer) Y2= Hasil belajar siswa kelas eksperimen (Media Software)
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2013:42).
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis merumuskan paradigma penelitian pada gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1. Skema Paradigma Penelitian
C. Populasi dan Sampel
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian (Endang Mulyatiningsih, 2013:9) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013: 80).
Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XII Jurusan Elektronika Industri SMKN 1 Kota Batam tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 102 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi (Endang Mulyatiningsih, 2013:10). Sampel juga didefinisikan sebagai bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:81).
Dari paparan para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili sifat atau karakteristik dari populasi tersebut. Dalam peneltian yang memiliki jumlah populasi yang besar, tidak mungkin dalam dilakukan penelitian ke seluruh populasi, karena keterbatasan waktu dan tenaga. Sehingga dibutuhkan sampel yang dapat mewakili populasi tersebut.
Pada penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 2 kelas yang berjumlah 66 siswa.
3. Teknik Sampling
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan rata-rata yang sama. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas XII ELIN 1 sebanyak 32 siswa dan XII ELIN 3 sebanyak 34 siswa.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
D. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data
Nana Sudjana dan Ibrahim (2007 : 83) menyatakan bahwa “setiap
penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab
masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis”. Sedangkan Suharsimi
Arikunto (2006:118), menyatakan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan
Riduan (2003:5) mengatakan “Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta”.
Berdasarkan definisi tersebut, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol b) Data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
2. Sumber Data Penelitian
Kelas ∑ siswa
XII ELIN 1 XII ELIN 3
32 34
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suharsismi Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa :
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan penulis atau pertanyaan lisan. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen dan catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan adalah objek penelitian atau peubah penelitian.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang sedang mengikuti mata diklat Mikrokontroler pada kelas XII Elektronika Industri SMKN 1 Batam.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat diperlukan dalam penelitian, karena mengacu pada bagaimana cara data tersebut diperoleh. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2013:137). Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur kepada guru mata pelajaran mikrokontroler.
2. Teknik Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Menurut Arikunto (2006: 132), teknik dokumentasi yaitu “mencari data
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data nilai mikrokontroler siswa tahun lalu, silabus mata pelajaran mikrokontroler, dan foto penelitian dilapangan.
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006 : 150). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literature yang relevan dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.
F. Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002:136) menyatakan bahwa ” instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan yang digunakan untuk mengukur penguasaan materi Memahami Mikrokontroler. Instrumen penelitian berupa tes ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa data yang dikehendaki adalah hasil belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penyusunan instrumen tes ini adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kisi-kisi untuk tes dalam menentukan variabel penelitian dan aspek-aspek yang akan diungkapkan.
2. Pada penyusunan item-item berpedoman pada ruang lingkup dan aspek-aspek yang akan diungkapkan.
3. Untuk mempermudah dalam pengisian tes disertakan petunjuk-petunjuk pengisian.
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat ukur yang baik harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:144) yang mengungkapkan bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliable”. Oleh karena itu instrumen penelitian ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya, serta uji tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Untuk menguji instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data ini, maka terlebih dahulu harus diujicobakan kepada kelas dalam populasi selain kelas sampel penelitian.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ya tidak
tidak ya
tidak
ya
Perbaikan Instrumen Buang
Menentukan objek uji coba instrumen
Uji tingkat kesukaran
dan daya pembeda soal Uji reliabilitas soal
Reliabel?
Selesai Valid? Analisis
Butir Soal Perbaiki
Uji coba terhadap objek
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Langkah-langkah Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:121). . Suharsimi Arikunto (2002:144) juga mengatakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sebuah instrument. Suatu Instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.
Berdasarkan pemaparan para ahli, maka uji validitas mempunyai tujuan untuk menguji shahih tidaknya instrument penelitian. Validitas yang harus diukur adalah validitas soal secara keseluruhan tes dan validitas butir soal.
Pada penelitian ini, cara untuk menghitung validitas instrument adalah dengan menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X Y = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y N = Jumlah responden
Suharsimi Arikunto (2002 :245 ) menginterpretasikan mengenai besarnya koefisien korelasi sebagai berikut :
1. Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi 2. Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : Tinggi
3. Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : Cukup 4. Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : Rendah 5. Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : Sangat rendah
Setelah koefisien korelasi (r) diketahui, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikan korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
t =
√√
( Suharsimi Arikunto, 2002:263) Keterangan :
t = nilai t hitung
n = banyaknya peserta tes r = validitas tes
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Sedangkan menurut Nasution, S (2005: 104), “Reliabilitas dari alat ukur adalah penting, karena apabila alat ukur yang digunakan tidak reliabilitas dengan sendirinya tidak valid”. Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan suatu alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Uji reliabilitas pada penelitian :ini menggunakan rumus K-R.20 yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002 :100) yang mengatakan bahwa “Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R. 20 dan rumus K-R. 21”. Pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson).
r
11=
[
] [
∑
]
(Sugiyono, 2013 : 132)
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
pi = Proposisi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 - pi
∑ = jumlah hasil perkalian antara pi dan qi k = Jumlah item dalam instrumen
St2 = Varians total
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S
t 2=
√
∑ (∑(Suharsimi Arikunto, 2002 :160)
Kemudian r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan dk = n-2. Penafsiran dari harga koefisien korelasi ini yaitu :
r11 rtabel maka instrumen tersebut reliabel r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes yaitu :
Antara 0,81 – 1,00 = sangat tinggi 3. Uji Tingkat Kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui dengan cara melihat proporsi yang menjawab benar untuk setiap butir soal, persamaan yang digunakan sebagai berikut.
(Arikunto, 2002 : 208) Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
S J
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran dan Klasifikasinya
(Nana
Sudjana, 2011:137)
4. Uji Daya Pembeda
Analisis daya adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto,2012:211)
Formulasi daya pembeda item dapat ditulis sebagai berikut.
B
D = indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,70 TK 1,00 Mudah
0,30 TK < 0,70 Sedang
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks diskriminasi yang ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1. Sedangkan indeks diskriminasi yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai daya diskriminasi yang rendah sedangkan harga d yang negatif menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya. Pada Tabel 3.4 dibawah ini menunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
No. Rentang Nilai D Klasifikasi
1. D < 0 Tidak Baik (Dibuang)
2. 0,00 D < 0,20 Jelek
3. 0,20 D < 0,40 Cukup
4. 0,40 D < 0,70 Baik
5 0,70 D 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2006 : 209)
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena hasil data yang telah dianalisis dan diolah tersebut dapat memberi arti yang berguna bagi pemecahan masalah penelitian.
Sugiyono (2013:147) mengemukakan bahwa :
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
1. Data Pretest dan Posttest
Data Pretest didapati sebelum perlakuan (treatment), dan data Posttest yang didapat setelah diberikan perlakuan (treatment). Kemudian dapat dilihat ada atau tidaknya peningkatan (gain) setelah menggunakan media Trainer Mini Kit 32 pada kelas kontrol dan media Software Proteus pada kelas eksperimen. Selisih gain antara dikedua kelas tersebut, akan menjadi indikator penentu efektivitas penggunaan salah satu media.
a. Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes setiap siswa dilakukan dengan memberi skor pada lembar jawaban. Setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa dan mengkonversinyadalam bentuk nilai dengan rumus berikut :
b. Analisis Gain Normalisasi
Analisis gain normalisasi dilakukan setelah hasil dari pretest dan posttest didapatkan. Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (2002 :183) yaitu :
(
Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu :
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g-rendah : dengan (<g>) < 0,3
(Savinainen & Scott, 2002:45)
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang berdistribusi normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat (X2).
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013:172) :
a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. b. Menentukan jumlah Kelas Interval
c. Menentukan panjang interval kelas
Panjang Kelas
=
(
(Sugiyono, 2010:172) d. Menyusun tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan
tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. Berikut ini tabel distribusi frekuensi dan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Tabel Penolong Menghitung Harga Chi
Interval f0 fh f0 - fh ( f0 - fh )2 (
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas Interval-5 Kelas Interval-6
Jumlah
e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.
f. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus menghitung harga-harga ( f0 - fh )2 dan ( , dan menjumlahkannya. Harga ( adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x2) hitung.
g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi Kuadrat lebih kecil ( ) dari harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dari harga Chi Kuardrat tabel, maka dinyatakan tidak normal.
3. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan uji homogenitas data sebagai berikut :
1. Mencari nilai F dengan rumus :
F =
(Sugiyono, 2013:199)
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. 4. Kriteria pengujian.
Varians dianggap homogen bila Fhitung Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan derajat kebebasan dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-1, maka kedua varians diangggap sama (homogen).
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji dua pihak (Two Tail Test). Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi “ sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = ; Ha ).
Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak sama jumlahnya. Sehingga jika varian antara kedua kelas tersebut homogen, maka dapat digunakan rumus t-test dengan pooled varian sebagai berikut :
(Sugiyono, 2013:197) Keterangan :
̅1 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
̅2 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
S = Simpangan Baku (Standar Deviasi) n1 = Jumlah responden kontrol
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan perhitungan uji t, selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika dilihat dari statistic hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), maka penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
Jika : thitung ttabel H0 ditolak thitung ttabel H0 diterima
ttabel didapat pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pada jumlah sampel yang berbeda dan varian yang homogen yaitu, dk = n1 + n2 – 2.
I. Prosedur dan Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1). Tahap persiapan, (2). Tahap pelaksanaan, dan (3). Tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar kegiatan pada setiap tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Observasi, dilaksanakan untuk melakukan studi pendahuluan mengenai proses pembelajaran, metode dan media pembelajaran yang digunakan, mengumpulkan data hasil belajar siswa, serta mewawancari guru mata pelajaran terkait hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar pelajaran mikrokontroler.
b. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relavan terhadap tujuan dan jenis penelitian, agar terdapat landasan dan konsep teoritis sebagai panduan penelitian.
c. Mempelajari silabus berkaitan dengan materi pelajaran mikrokontroler untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai.
d. Menentukan populasi dan sampel penelitian. e. Menentukan variabel penelitian.
f. Menyusun instrumen dan kisi-kisi penelitian.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Menguji coba instrument tes pada siswa yang telah belajar mikrokontroler. i. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan menentukan soal yang layak
untuk diujikan.
j. Menentukan jadwal penelitian dan mengkondisikan kelas serta materi untuk treatment.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan penelitian, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kontrol dengan soal dan alokasi waktu yang sama. Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan awal sebelum dilakukan treatment.
b. Pemberian treatment sebanyak 4 kali dengan alokasi waktu 4 x 45 menit setiap pertemuan. Treatment menggunakan media Trainer Microcontroller dan Software Proteus pada kedua kelas.
c. Pelaksanaan treatment diberikan dengan mekanisme kelas kontrol mendapatkan pengajaran menggunakan media trainer, sedangkan kelas eksperimen mendapatkan pengajaran menggunakan media software.
d. Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dengan soal dan alokasi waktu yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ranah kognitif setelah diberikan treatment.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Setelah melakukan kegiatan pada tahap pelaksanaan, proses selanjutnya yaitu tahapan pengolahan dan analisis data, dengan mekasnisme kegiatan antara lain:
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menganalisis hasil pretest dan posttest pada setiap kelas apakah terdapat peningkatan.
c. Membandingkan gain antara kelas kontrol dan eksperimen d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data e. Membuat laporan penelitian.
Keseluruhan dari prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan pada bagan gambar 3.3 berikut ini:
TAHAP PERSIAPAN
STUDI PENDAHULUAN
STUDI LITERATUR
MEMPELAJARI KURIKULUM
MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL
PENYUSUNAN INSTRUMEN
UJI COBA DAN KONSULTASI INSTRUMEN
ANALISIS INSTRUMEN DAN WAKTU PENELITIAN
MIKROKONTROLER
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian TAHAP ANALISIS DATA
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
PEMBUATAN LAPORAN POSTTEST
TREATMENT (TRAINER)
TREATMENT (SOFTWARE) KELAS CONTROL KELAS
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Pada kelas kontrol yang menggunakan media trainer, persentase hasil peningkatan belajar siswa rata-rata mencapai 61,2% dengan kategori sedang, Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan media software rata-rata mencapai 60,9% dengan kategori sedang. Dari hasil persentase peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dapat disimpulkan bahwa penggunaan media trainer mini kit 32 lebih baik dibandingkan media software proteus.
2. Pada hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada ranah kognitif, antara penggunaan media trainer mini kit 32 dengan media software proteus sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran mikrokontroler Kelas XII Teknik Elektronika Industri di SMKN 1 Batam
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada siswa maupun kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Adapun saran-saran tersebut yaitu :
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa dengan memberi gambaran macam - macam aplikasi atau alat yang dapat dibuat berbasis mikrokontroler.
2. Bagi siswa, agar dapat memanfaatkan media software dan media trainer dengan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran mikrokontroller. Sehingga dalam pembuatan tugas akhir, siswa dapat membuat alat yang berkualitas dan bermanfaat oleh masyarakat dengan berbasis mikrokontroler.
3. Bagi peneliti, jika seandainya tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media software proteus, hendaknya menggunakan media software proteus ini pada mata pelajaran produktif elektronika industri yang lain, karena penggunaan software proteus tidak terbatas pada mata pelajaran mikrokontroler saja.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson Ronald H. (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran (terjemahan Yusufhadi Miarso, dkk). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anonim (2010), Mini 32 Education. Belgrade: Mini 32 Development Board
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bina Aksara
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Dale, Edgar. (1969). Audiovisual Methos in Teaching.(Third Edition). New York: The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Fathoni, T. dan Riyana,C. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physics.
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasution,S. (2000). Didaktik Asas- asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Nazir, Mohammad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rangkuti Syahban. (2011). Mikrokontroler ATMEL AVR: Simulasi dan Praktek Menggunakan ISIS Proteus dan CodeVision AVR. Bandung: Informatika
Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung:Rajawali Pers
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta Sadiman, Arif. S. 2005. Media Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina (2010).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Savinainen, A. & P. Scott. (2002). “The Force Concept Inventory: a tool for monitoring student learning.” Physics Education 37.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:Sinar Baru Algensindo
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2011).Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana dan Ibrahim (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung:Sinar Baru Algesindo
Topan Febrinata, 2014
PERBANDINGAN PENERAPAN MEDIA TRAINER MINI KIT 32 DAN SOFTWARE PROTEUS PADA MATA PELAJARAN MIKROKONTROLER KELAS XII ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 BATAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Susilana, R. dan Cepi Riyana (2006). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP. UPI
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Syamsudin Makmun, Abin. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Trianto, (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Usman, Uzer. (1999). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya UU SISDIKNAS. (2003). Sistem Pendidikan Nasional 2003 (UU RI No.20 TH 2003).
Jakarta: Sinar Grafika