• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 7994 9973 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 7994 9973 1 SM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

81

Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Secara umum ada dua macam gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Sujiono (2010:1.13) mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.

Kemampuan motorik kasar pada anak dapat dikembangkan melalui metode bermain. Piaget dalam Sujiono (2012:144) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang. Melalui bermain anak dapat memperoleh pengalaman nyata dalam mengeksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, dan berkreasi.

Observasi yang dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Pakisrejo Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Kerjen 1 Kecamatan Srengat, TK Dharma Wanita Pakisrejo Kecamatan Srengat, dan TK Al-Hidayah Karanggayam Kecamatan Srengat

pada kegiatan pembelajaran isik motorik kelompok B lebih diarahkan pada isik motorik

halus yang meliputi menganyam, mewarnai, dan kolase. Fisik motorik kasar yang dilakukan pada jam pembelajaran yaitu senam pagi yang tidak dilakukan secara rutin setiap hari.

Pemecahan masalah dari paparan di atas yaitu mengembangkan suatu model pembelajaran yang menarik, mudah dan menyenangkan bagi anak agar kemampuan motorik kasar yang dimiliki anak dapat berkembang. Model permainan yang dikembangkan yaitu melalui permainan kursi musik. Dalam permainan kursi musik ini terdapat aktivitas berlari yang dapat mengembangkan motorik kasar anak.

Model permainan kursi musik yang akan dikembangkan terdiri dari aktivitas melompat menggunakan satu kaki, melompat menggunakan dua kaki, dan berlari. Pada permainan ini dibagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok 1 berperan sebagai pemain sedangkan kelompok 2 berperan sebagai

PERMAINAN KURSI MUSIK

Dwi Pangestuti, Sutansi

PAUD KSDP Universitas Negeri Malang Email: dwipangestuti44@gmail.com

Abstrak: Kemampuan untuk koordinasi secara motorik kasar dapat dilatihkan dengan melatih kelenturan otot. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Hasil dari uji coba pada kelompok kecil menunjukkan bahwa 75% dari peserta didik memainkan kursi musik secara mudah dan 96,7% dari peserta didik memiliki minat untuk memainkan permainan kursi musik. Hasil dari uji coba pada kelompok besar menunjukkan bahwa 90% peserta didik memainkan permainan kursi musik dengan mudah dan 96,8% dari pelajar tertarik dan antusias dalam memainkan permainan kursi musik yang ditujukan untuk melatih motorik. Dari hasil diatas dapat ditarik sebuah simpulan bahwa permainan kursi musik adalah permainan yang mudah dan menyenangkan untuk dimainkan oleh peserta didik.

(2)

pembunyi musik untuk mengiringi permainan tersebut. Permainan ini dimulai dengan aktivitas melompat menggunakan 2 kaki, melompat menggunakan 1 kaki kemudian berlari untuk duduk diatas kursi yang telah disediakan. Salah satu pemain yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan selanjutnya. Permainan ini dapat dilakukan di halaman sekolah.

METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitan ini adalah model pengembangan (research and development)

Borg dan Gall Borg dan Gall (1983:775) yang menggunakan langkah 1 – langkah ke 7 yaitu, (1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas, persiapan laporan tentang pokok persoalan).

(2) Melakukan perencanaan (pendeinisian

keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran. (3) Mengembangkan produk awal (penyiapan materi pengajaran, penyusunan buku pedoman, dan perlengkapan evaluasi). (4) Melakukan uji coba kelompok kecil (dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat kelompok B dengan menggunakan 6 subyek yang diambil secara acak). (5) Melakukan revisi terhadap produk awal (sesuai analisis data dari hasil uji coba kelompok kecil).(6) Melakukan uji lapangan utama (dilakukan pada lima lembaga yaitu anak TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Pakisrejo Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah Kerjen 1 Kecamatan Srengat, TK Dharma Wanita Pakisrejo Kecamatan Srengat, dan TK Al-Hidayah Karanggayam Kecamatan Srengat sebanyak 94 anak. (7) Melakukan revisi produk operasional (revisi produk berdasarkan saran-saran dari hasil uji lapangan utama).

Pengertian Permainan Kursi Musik

Permainan kursi musik adalah permainan yang menggunakan alat yang berupa kursi

dan diiringi oleh musik. Dalam permainan ini terdiri dari aktivitas berlari dimana anak harus berebut kursi ketika musik yang dimainkan sudah berhenti. Permainan ini dapat mengembangkan motorik kasar yang anak.

Tujuan Permainan Kursi Musik

Tujuan yang utama dari permainan ini adalah mengembangkan model permainan agar lebih menarik dan menyenangkan dalam rangka melatih kemampuan jasmani anak, yaitu kekuatan otot kaki dan ketepatan pada saat melompat menggunakan satu kaki dan melompat menggunakan dua kaki, kecepatan pada saat berlari cepat untuk duduk di atas kursi plastik, dan kelincahan pada saat melakukan permainan.

Alat Permainan Kursi Musik

a. Kursi kecil (Dingklik)

Kursi kecil ini terbuat dari triplek dengan ukuran panjang 35 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 15 cm. Kursi ini diberi warna merah, biru, dan kuning. Tujuannya agar menarik perhatian anak. Pemilihan bahan ini dikarenakan triplek dianggap memiliki bunyi yang lebih nyaring jika dibanding dengan kayu. Selain itu bahan dari triplek lebih ringan sehingga mudah untuk dipindah.

b. Stik

Stik ini digunakan sebagai alat untuk memukul kursi yang terbuat dari triplek. Stik ini terbuat dari bambu dengan panjang 33 cm. Bambu ini diberi warna merah, biru, dan kuning. Tujuannya untuk menarik perhatian anak.

c. Kursi plastik

(3)

memiliki berbagai macam warna yang dapat menarik perhatian anak.

d. Jejak kaki

Jejak kaki ini terbuat dari kertas yang dilaminating sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama.

Langkah-langkah Permainan Kursi Musik

1. Guru menyiapkan alat yang akan digunakan

untuk bermain yaitu kursi kecil yang terbuat dari triplek (dingklik), stik yang terbuat dari bambu, gambar jejak kaki, dan kursi plastik yang disesuaikan dengan jumlah pemain. Misalkan jumlah pemain ada 3 anak maka guru harus menyiapkan kursi plastik berjumlah 2 buah.

2. Guru menjelaskan aturan main.

Guru membagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 yaitu kelompok yang akan berlari mengikuti jejak kaki. Apabila gambar jejak kaki hanya terdiri dari 1 gambar telapak kaki maka anak harus melompat menggunakan satu kaki sesuai dengan gambar tersebut. Apabila gambar jejak kaki yang terdiri dari 2 gambar telapak kaki yaitu kaki kanan dan kaki kiri maka anak harus melompat menggunakan dua kaki sesuai dengan gambar jejak kaki tersebut.

3. Kelompok 2 yaitu kelompok yang bertugas

untuk membunyikan musik dengan cara memukul kursi kecil (dingklik) yang terbuat dari triplek dengan menggunakan stik yang terbuat dari bambu sambil bernyanyi.

4. Ketika musik berbunyi maka kelompok

1 harus berlari sesuai dengan jejak kaki yang telah disediakan di sekitar kursi plastik. Tetapi apabila musik sudah berhenti maka kelompok 1 harus berlari untuk duduk di atas kursi plastik tersebut. Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gagal dan tidak dapat mengikuti kegiatan selanjutnya.

5. Permainan ini dilakukan hingga

mendapatkan 1 pemenang.

6. Setelah mendapatkan 1 pemenang,

kelompok 2 bertukar posisi dengan kelompok 1. Kelompok 2 bermain melompat menggunakan 2 kaki dan melompat menggunakan 1 kaki mengikuti gambar jejak kaki dan kelompok 1 bertugas untuk membunyikan musik sebagai pengiring permainan.

Peraturan Permainan Kursi Musik

Permainan ini mempunyai peraturan dan kriteria keberhasilan yang harus diperhatikan oleh anak-anak, sehingga dalam menjelaskan harus jelas supaya anak-anak mengerti maksud dari permainan ini. Peraturan dan kriteria yang harus dipatuhi oleh anak-anak sebagai berikut.

a. Peraturan permainan

Peraturan permainan kursi musik adalah sebagai berikut.

1) Pemain harus melakukan permainan sesuai dengan peraturan yang telah dijelaskan oleh guru.

2) Kelompok 2 bertugas untuk membunyikan musik dengan cara memukul kursi triplek (dingklik) dengan menggunakan stik yang terbuat dari bambu.

3) Ketika musik berbunyi kelompok 1 harus melompat sesuai dengan jejak kaki. Tetapi ketika musik berhenti, kelompok 1 harus segera berlari kemudian duduk di atas kursi plastik yang telah disediakan.

4) Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya.

b. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dalam permainan kursi musik dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: 1) Tahap pertama pemain harus meloncat

sesuai denagan jejak kaki yang telah disediakan.

(4)

Gambar Lapangan Permainan Kursi Musik

Permainan kursi musik terdiri dari dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 anak. Kelompok 1 adalah kelompok pemain musik dan kelompok 2 adalah kelompok yang berlari mengikuti gambar jejak kaki. Ketika musik berbunyi, kelompok 2 harus berlari sesuai gambar jejak kaki. Ketika musik sudah berhenti maka kelompok 1 harus berlari untuk berebut kursi. Anak yang tidak mendapat kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya.

Penelitian dilakukan pada anak kelompok B di lima TK Gugus IV Kecamatan Srengat tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian yang berjumlah 6 anak untuk uji coba kelompok kecil dan 94 anak untuk uji lapangan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu aspek kemudahan dan kesenangan anak dalam melakukan permainan kursi musik ini. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus menurut Sudijono (2009:43) adaah sebagai berikut:

P = x 100% Keterangan:

P : Angka presentase

F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan teknik analsis data dengan kriteria interpretasi skor menurut Riduwan (2004:29).

Tabel 1 Analisis Persentase

Persentase Keterangan

81 – 100% Sangat Kuat

61 – 80% Kuat

41 – 60% Cukup

21 – 40% Lemah

0 – 20% Sangat Lemah

HASIL

Hasil uji coba kelompok kecil terkait dengan aspek kemudahan dan aspek kesenangan yang dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan Srengat dengan menggunakan 6 subjek akan dijelaskan pada tabel 2 dan tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Terkait Aspek Kemudahan

No. Aspek yang dinilai

Data yang diperoleh

Ya Ti-dak

1. Kemudahan melakukan

per-mainan kursi musik 66,7 % 33,3 %

2. Kemudahan melompat menggunakan satu kaki ses-uai gambar jejak kaki

83,3 % 16,7 %

3. Kemudahan melompat menggunakan dua kaki

ses-uai gambar jejak kaki 100 % 0 %

4. Kemudahan melakukan ger-akan berlari untuk berebut

kursi 100 % 0 %

5. Kemudahan memainkan alat musik untuk mengiringi

permainan 100 % 0 %

Rata-rata 75 % 25 %

Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 75% anak yang mudah melakukan permainan kursi musik dan 25% anak yang masih mengalami kesulitan melakukan permainan kursi musik.

Tabel 3 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Terkait Aspek Kesenangan

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

1 Apakah anak-anak senang melakukan permainan

(5)

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

2 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki?

83,3% 16,7%

3 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki?

100% 0%

4 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan berlari untuk menduduki kursi plastik?

100% 0%

5 Apakah anak-anak senang ketika membunyikan musik untuk mengiringi permainan?

100% 0%

Rata-rata 96,7% 3,3%

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 96,7% anak yang senang melakukan permainan kursi musik dan 3,3% anak merasa kurang senang melakukan permainan kursi musik.

Hasil uji lapangan terkait dengan aspek kemudahan dan aspek kesenangan yang dilakukan di lima TK Gugus IV Kecamatan Srengat dengan menggunakan 94 subjek akan dijelaskan pada tabel 4 dan tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 4 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek Kemudahan

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

1 Kemudahan melakukan

permainan kursi musik 96,8% 3,2% 2 Kemudahan melompat

menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki

77,7% 22,3%

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

3 Kemudahan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki

91,5% 8,5%

4 Kemudahan melakukan gerakan berlari untuk berebut kursi plastik

88,3% 11,7%

5 Kemudahan memainkan alat musik untuk mengiringi permainan

95,7% 4,3%

Rata-rata 90% 10%

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 90% anak merasa mudah melakukan permainan kursi musik dan 10% anak merasa kesulitan melakukan permainan kursi musik. Pada uji lapangan ini telah menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan produk sesuai dengan saran ahli sehingga anak merasa mudah melakukan permainan.

Tabel 5 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek Kesenangan

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

1 Apakah anak-anak senang melakukan permainan kursi musik?

97,9% 2,1%

2 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki?

94,7% 5,3%

3 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan melompat menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki?

98,9% 1,1%

4 Apakah anak-anak senang melakukan gerakan berlari untuk menduduki kursi plastik?

(6)

No Aspek Yang Dinilai

Data Yang Diperoleh

Ya Tidak

5 Apakah anak-anak senang ketika membunyikan musik untuk mengiringi permainan?

95,7% 4,3%

Rata-rata 96,8% 3,2%

Tabel 5 menjelaskan bahwa terdapat 96,8% anak merasa senang melakukan permainan kursi musik dan 3,2% anak merasa kurang senang melakukan permainan kursi musik. Pada uji lapangan ini telah menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan media sesuai dengan saran ahli sehingga media permainan menjadi lebih menarik.

PEMBAHASAN

Pengembangan Permainan Kursi Musik untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak

Permainan kursi musik ini dilakukan pada kegiatan awal sebagai pengganti senam pagi. Kegiatan ini dilakukan agar kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang. Dalam permainan ini melatih kecepatan yaitu ketika anak berlari untuk berebut kursi. Kekuatan otot kaki dan kelincahan yaitu ketika anak melompat menggunakan satu kaki dan melompat menggunakan dua kaki sesuai dengan gambar jejak kaki.

Konsep permainan kursi musik Menurut Saraswati (2013) Secara umum untuk melakukan permainan ini dibutuhkan beberapa kursi dan musik yang diputar. Permainan ini dilakukan dengan cara anak-anak berlari-lari kecil di sekitar kursi ketika musik diputar dan ketika musik dihentikan secara mendadak anak-anak akan berusaha mencari kursi dan mendudukinya. Anak yang tidak mendapat kursi bisa keluar dari permainan dan permainan dilanjutkan kembali sampai didapat satu pemenang.

Permainan ini bermanfaat untuk melatih keterampilan motorik kasar anak.

Dari konsep permainan menurut Widasari Saraswati tersebutdikembangkan model bermain kursi musik yang dilakukan dengan cara berkelompok dimana satu kelompok berperan sebagai pemain dan satu kelompok berperan untuk memainkan alat musik yang digunakan sebagai pengiringnya. Alat yang digunakan untuk membunyikan musik yaitu kursi yang terbuat dari triplek dan stik yang terbuat dari bambu. Sedangkat alat yang digunakan lainnya adalah kursi yang terbuat dari plastik dan gambar jejak kaki. Pada kegiatan ini, kelompok yang berperan sebagai pembunyi musik harus memukul kursi yang terbuat dari triplek menggunakan stik sambil bernyanyi, sedangkan kelompok yang satunya berlari mengikuti jejak kaki yang telah disediakan di sekitar kursi plastik. Ketika musik berhenti kelompok ini harus berlari menuju kursi plastik yang telah disediakan kemudian duduk di atas kursi plastik tersebut. Anak yang tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti permainan berikutnya.

Permainan Kursi Musik untuk

Mengembangkan Motorik Kasar pada Kelompok B

(7)

Tabel 6: Perbedaan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dengan Uji Lapangan

No Aspek

Persentase (%)

Kelompok Kecil

Uji Lapangan

1 Kemudahan 75 90

2 Kesenangan 96,7 96,8

Berdasarkan paparan tabel di atas dapat diketahui bahwa peningkatan persentase dari uji coba kelompok kecil ke uji lapangan

mengalami peningkatan yang signiikan.

Hasil uji lapangan yang terkait dengan aspek kemudahan menunjukkan bahwa 90% anak merasa mudah melakukan permainan kursi musik. Persentase tersebut tergolong

dalam kualiikasi sangat kuat (sangat baik)

untuk digunakan. Sedangkan untuk aspek kesenangan mencapai 96,8% yang tergolong

dalam kualiikasi sangat kuat (sangat baik)

untuk digunakan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan kursi musik merupakan permainan yang mudah dan menyenangkan dilakukan anak. Permainan kursi musik ini dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif untuk pembelajaran isik

motorik khususnya motorik kasar yang mudah dan menyenangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Permainan kursi musik ini baik digunakan sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Melalui permainan ini anak tidak merasa bosan untuk belajar karena permainan kursi musik ini mudah dan menyenangkan dilakukan anak. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil persentase mengenai aspek kemudahan dan kesenangan anak yang ditinjau dari uji coba kelompok kecil dan uji kelompok besar. Pada uji kelompok kecil terkait dengan aspek kemudahan diperoleh hasil persentase 75%

yang tergolong dalam kualiikasi kuat (baik)

digunakan. Pada uji kelompok besar (uji

lapangan) terkait dengan aspek kemudahan diperoleh hasil 90% yang tergolong

dalam kualiikasi sangat kuat (sangat baik)

digunakan. Pada uji kelompok kecil terkait dengan aspek kesenangan diperoleh hasil

96,7% yang tergolong dalam kualiikasi sangat

kuat (sangat baik) digunakan. Sedangkan pada uji kelompok besar (uji lapangan) yang terkait dengan aspek kesenangan diperoleh hasil

96,8% tergolong dalam kualiikasi sangat kuat

(sangat baik) digunakan.

Peningkatan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa permainan kursi musik dapat digunakan sebagai alternatif untuk pembelajaran motorik kasar khususnya untuk anak kelompok B yang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan.

Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka penulis menyampaikan saran:

Guru disarankan untuk menggunakan permainan kursi musik sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B.

Bagi sekolah disarankan agar dapat menerapkan dan mengenalkan permainan kursi musik yang bermanfaat bagi perkembangan motorik kasar anak.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih mengembangkan model permainan kursi musik agar lebih menarik lagi sehingga pembelajaran tidak membosankan bagi anak.

DAFTAR RUJUKAN

Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational Research and Introduction. London: Longman.

Riduwan. 2004. Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintahan/ Swasta. Bandung: Alfabeta

Sarasawati, Widasari. 2013. Macam-macam Bentuk Permainan Bersama Anak. (Online),

(8)

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sujiono, Bambang dkk. 2010. Metode

Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 2 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Terkait Aspek Kemudahan
Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat
Tabel 6: Perbedaan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dengan Uji Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

Upaya penegakkan hukum di Indonesia mengenai para pejabat Notaris yang melanggar Kode etik sebagai Notaris maka dibuatkan Dewan pengawas Pejabat Kenotariatan yang

Menurut penulis, solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah agar Majelis BPSK juga harus lebih aktiv, cepat dan sigap dalam menyelesaikan sengketa konsumen, terutama

Dirgantara Indonesia hanya sebatas peningkatan kinerja dari sistem,karena kalau dilihat dari perancangan sistem kelistrikan yang sudah ada pesawat CN 235 sudah memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan menguji kelayakan produk buku ajar mata kuliah writing berbasis media social story bird yang digunakan dalam proses

dicari makna maupun kata dalam kamus. Sehingga dapat memberikan suatu kemudahan dalam menerjemahkan suatu bahasa. Mengetahui tingkat efektivitas dalam pembelajaran

Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun dokumen UKL-UPL, sehingga rencana kegiatan Klinik Tiara Bunda di Kabupaten Sukabumi

Usia pembibitan olahraga di Indonesia ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan yaitu pada usia Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ditinjau

Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama atau ajek dalam kelompoknya.