• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PUPUK KANDANG DAN MIKORIZA TERHADAP BIODIVERSITAS MIKROBA TANAH DI LAHAN MARJINAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PUPUK KANDANG DAN MIKORIZA TERHADAP BIODIVERSITAS MIKROBA TANAH DI LAHAN MARJINAL."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Lahan sub optimal/marginal adalah lahan yang kehilangan kemampuan untuk mendukung kegiatan fisiologis tumbuhan yang terjadi akibat proses pembentukan, kerusakan alam atau akibat aktivitas manusia, yang membutuhkan perlakuan lebih untuk kegiatan ekonomi (Nurwansyah, 2011).

Total luas lahan kering di Indonesia adalah sekitar 144,47 juta ha (Balitbang

Pertanian 2014). Karena sifat alaminya, sekitar 82% dari total lahan kering

tergolong sebagai lahan kering suboptimal. Lahan kering masam merupakan lahan

kering suboptimal yang menempati luasan paling dominan, yaitu sekitar 107,36

juta ha (sekitar 74,3% dari total luas lahan kering), sedangan sekitar 10.75 juta ha

(7,4% dari total luas lahan kering) merupakan lahan kering beriklim kering. Luas

lahan kering masam dan lahan kering iklim kering yang berpotensi untuk

pengembangan pertanian masing-masing sekitar 62,64 dan 7,76 juta ha. Mulyani

dan Sarwani (2013) menyatakan bahwa luas lahan kering suboptimal yang sesuai

dan tersedia untuk perluasan pertanian tanaman semusim sekitar 7,08 juta ha,

sedangkan untuk tanaman tahunan sekitar 15,31 juta ha.

Dalam kaitannya dengan memposisikan lahan kering sebagai sumberdaya

pertanian masa depan, maka pemanfaatan lahan kering perlu diperluas dan lebih

memberikan aspek penting, utamanya untuk pengembangan pertanian tanaman

pangan sebagai penopang kehidupan berbagai masyarakat, dengan tetap menjaga

peranannya sebagai stabilisasi dan peningkatan fungsi ekosistem.

Ditinjau dari segi luasannya, potensi lahan kering di Indonesia tergolong

tinggi dan masih perlu mendapat perhatian yang lebih bagi pengembangannya,

namun apabila ditinjau dari sifat/karakteristik lahan kering seperti diuraikan

tersebut di atas, sangat diperlukan beberapa tindakan untuk menanggulangi faktor

pembatas yang menjadi kendala dalam pengembangannya.

Oleh karena itu diperlukan inovasi teknologi untuk menanggulangi faktor

(2)

pengembangan pertanian. Untuk lahan yang menjadi suboptimal akibat proses

degradasi lahan, diperlukan perlakuan rehabilitasi lahan untuk meningkatkan

produktivitasnya sehingga menjadi optimal.

Untuk mencegah dan mengurangi kerusakan lingkungan yang lebih parah,

maka perlu dicari berbagai upaya pengendalian yang mengarah pada kegiatan

rehabilitasi lahan. Dalam kenyataannya, untuk melakukan kegiatan rehabilitasi

pada lahan-lahan yang telah rusak tersebut adalah sukar. Hal ini terutama

disebabkan oleh kondisi lahan yang tidak menguntungkan untuk menyokong

pertumbuhan tanaman. Tanaman sukar tumbuh dan mempunyai daya hidup yang

rendah. Untuk menunjang keberhasilan dalam merehabilitasi lahan-lahan yang

rusak tersebut, maka berbagai upaya seperti perbaikan lahan pratanam, pemilihan

jenis yang cocok, aplikasi silvikultur yang benar, dan penggunaan pupuk biologis

cendawan arbuskular mikoriza (CAM) perlu dilakukan (Setiadi, 1993).

B.Rumusan Masalah

Lahan marjinal khususnya di Indonesia, terus meningkat setiap tahunnya.

Sementara itu usaha untuk mereklamasi laha-lahan marjinal tersebut masih

terbatas dan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan

lahan marjinal tersebut sebagai media pertumbuhan tanaman memiliki beberapa

faktor pembatas, diantaranya: miskin hara, miskin bahan organik, aktivitas

mikroorganisme rendah.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut perlu diusahakan suatu teknologi

alternatif yang dapat dicoba diantaranya adalah: pemilihan jenis tanaman (dalam

penelitian ini menggunakan kedelai), pemanfatan mikroorganisme yang dapat

mendukung pertumbuhan tanaman, aplikasi pemberian bahan organik. Ketiga

aspek tersebut saling berkaitan, sehingga penelitian yang dapat mengkaji

kombinasi ketiga aspek tersebut perlu terus dikembangkan.

Dalam tulisan ini hanya akan dibahas pendekatan dengan memanfaatkan

mikroorganisme terutama mikoriza, untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya

(3)

C.Tujuan Penelitian

1. Mempelajari pengaruh penggunaan macam pupuk kandang (pupuk

kandang sapi, kambing dan puyuh) dan mikoriza terhadap biodiversitas

mikroba tanah.

2. Mengkaji macam pupuk kandang yang mendukung terhadap perkembangan

mikoriza serta biodiversitas mikroba tanah.

3. Mempelajari pengaruh penggunaan macam pupuk kandang dan

pemanfaatan mikoriza terhadap hasil kedelai.

D.Manfaat penelitian

1. Mendapatkan teknologi budidaya untuk mereklamasi lahan marjinal,

sehingga mampu meningkatkan kesuburan dan produktivitas lahan.

2. Memberikan informasi terhadap komposisi penggunaan pupuk kandang

dan mikoriza yang dapat memperbaiki lahan marjinal dengan

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berdasarkan perhitungan t hitung > t tabel dengan nilai 11,15 > 1,711, maka dapat disimpulkan bahwa mobile learning materi Perkenalan Diri Bahasa

Salah satu tuntutan keberhasilan mahasiswa dalam belajar di perguruan tinggi adalah memiliki sikap positif terhadap dosen karena hal ini akan mendorong mahasiswa untuk

Maka melalui penelitian ini diharapkan dapat melihat seberapa besar pengaruh dari faktor kesadaran merek, harga, dan juga promosi terhadap keputusan pembelian

2.3 Tinjauan tentang Ekstrak 2.3.1 Definisi Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia

Keseluruhan staf dan mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

dicapai (goal setting), dimana dalam hal ini merupakan kemampuan para resident untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai selama menjalani masa rehabilitasi di panti rehabilitasi ‘X’

Dan keempat, pada waktu yang sama, pikiran mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan, yang delapan ruasnya melonjak dengan kekuatan yang sangat besar, mencapai ketinggian

Selain itu, di antara verba- verba tersebut ada yang berhomograf dengan kelas kata lain seperti nomina, adjektiva, atau adverbia, tetapi tidak dibahas di