• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA (QIRO’AH) BAHASA ARAB KELAS VI-B DI MI KRESNA KEC. DOLPO KAB. MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA (QIRO’AH) BAHASA ARAB KELAS VI-B DI MI KRESNA KEC. DOLPO KAB. MADIUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

PENERAPAN METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA (QIRO’AH) BAHASA ARAB KELAS VI-B DI MI KRESNA KEC. DOLPO KAB.

MADIUN

Muhammad Farid Fatony

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email faridfatony1984@gmail.com

ABSTRAK

Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan. Hal ini harus disadari, terutama bagi para pengajar bahasa khususnya dan para guru bidang studi pada umumnya, dalam tugasnya sehari-hari. Para guru bahasa harus memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dengan kata lain agar para siswa mempunyai kompetensi berbahasa (Tarigan, 1990 : 20). Sedangkan dalam kenyataanya masih banyak siswa yang kemampuan membaca bahasa arab masih kurang, seperti di MI Kresna kelas VI banyak siswa yang masih kurang fasih dalam membaca Arab.

Tujuan dalam penelitian ini adalalah 1). Untuk mengetahui penerapan metode Reading Aloud dalam meningkatan keterampilan membaca Bahasa Arab materi Assa’ah kelas VIB MI Kresna Madiun. 2). Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan membaca Bahasa Arab materi Assa’ah setelah mengunakan strategi Reading Aloud pada kelas VIB MI Kresna Madiun.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian diskriftif, sumber data dari penelitian ini adalah subjek dan objek penelitian, dimana subjek penelitian ini adalah guru bidang studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan objek penelitian ini adalah siswa – siswi kelas V MI KRESNA Kec. Dolopo, metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 1). Penerapan metode Reading Aloud untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dilaksanakan dengan baik. Terbukti dari peningkatan nilai hasil observasi aktivitas guru pada siklus I hanya mencapai 75 (kurang), sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 91,07(baik). Begitu juga dengan nilai hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 79 (kurang), dan meningkat menjadi 93,26 (baik) pada siklus II. Hasil data tersebut adalah bukti proses pembelajaran guru dan siswa dapat menerapkan metode Reading Aloud untuk menngkatkan keterampilan membaca bahasa Arab dengan baik. 2). Peningkatan keterampilan membaca siswa setelah diterapkannya metode Reading Aloud mendapatkan hasil yang baik. Terlihat dari hasil ketuntasan keterampilan berbicara siswa meningkat dengan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada pra siklus adalah 61,70

(2)

Kata kunci : Reading Aloud, Membaca (Qiro’ah), Ketrampilan.

PENDAHULUAN

Bahasa Arab ialah bahasa yang istimewa di mata dunia. Sebagaimana di ketahui bahasa Arab bukan hanya bahasa peradaban Arab kuno, tetapi juga bahasa yang disukai para ilmuwan saat ini. Bahasa Arab juga merupakan bahasa Al Qur’an dan memiliki retorika yang sangat bagus. Bahasa Arab mudah dipelajari dibandingkan bahasa lainnya. Bahkan bahasa Arab selain bahasa orang Arab juga merupakan bahasa Islam. (Arsad, 2003: 7).

Kemahiran berbahasa Arab merupakan salah satu jenis kemampuan yang ingin dicapai dalam pengajaran berbahasa Arab, karena bahasa Arab merupakan saran utama untuk berkomunikasi dengan orang Arab dan memahami buku atau kitab yang berbahasa Arab. Maka perlu dilakukan optimalisasi pembelajaran dan pengajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Oleh karena itu, upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar sangat tepat dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Arab. Keutamaan mempelajari bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an Al-Karim. Pembelajaran bahasa Arab merupakan proses transformasi ilmu, sikap mental dan perilaku kebiasaan Arab yang diharapkan dapat dilakukan secara profesional dan pada tujuan tertentu. Tujuan bahasa Arab dapat direalisasikan secara efektif apabila dilandasi oleh visi, misi dan orientasi yang jelas terhadap tata cara yang dilaksanakan berdasarkan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan relevan dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan dan masyarakat luas (Muhhib, 2008 : 147).

Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan. Hal ini harus disadari, terutama bagi para pengajar bahasa khususnya dan para guru bidang studi pada umumnya, dalam tugasnya sehari-hari. Para guru bahasa harus memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dengan kata lain agar para siswa mempunyai kompetensi berbahasa (Tarigan, 1990 : 20).

Sedangkan dalam kenyataanya masih banyak siswa yang kemampuan membaca bahasa arab masih kurang, seperti di MI Kresna kelas VI banyak siswa yang masih kurang fasih dalam membaca Arab. hal tersebut terjadi karena siwa- siswi kurang aktif dalam membaca materi, pengungkapan makhorijul khuruf

(3)

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya masih kurang dan tingkat keberanian siswa dalam membaca keras dikelas rendah. tidak hanya itu strategi atau metode yang digunakan guru yang cenderung masih monoton, sehingga peserta didik terlihat jenuh, mengantuk dan kurang bersemangat saat proses pembelajaran. Serta kurang terlihat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas terasa membosankan.

Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus jeli dalam memilih metode dan strategi pembelajaran, strategi yang tepat merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan sebagai pendidik, untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik khususnya kemampuan membaca teks Arab dalam pembelajaran bahasa Arab salah satu strategi dan metode yang dapat mengatasi masalah membaca bahasa Arab adalah dengan mengunakan Active Learning (belajar aktif) dengan menggunakan metode Reading Aloud.

Metode ini dinilai efektif digunakan dalam pembelajaran di MI Kresna kelas VI karena metode ini belum pernah diterapkan dalam pembelajaran kelas VI, tidak hanya itu dalam pembelajaran ini tidak hanya guru saja yang dituntut aktif, akan tetapi siswa juga dituntut aktif, agar mereka mampu menguasai materi yang telah diberikan, karena pada proses ini pembelajaran keaktifan siswa lebih didominasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti terkait kemampuan membaca teks Arab dengan menggunakan metode Reading Aloud.

Di sini peneliti ingin menitik beratkan pada siswa kelas VI-B, karena menurut peneliti, kelas VI-B masih tergolong pemula, agar dalam pembelajaran tingkat selanjutnya siswa tidak terlalu merasa kesulitan khususnya dalam kemampuan membaca teks arab. Dari uraian diatas peneliti memilih judul penelitian

“Penerapan Metode Reading Aloud Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca (Qiro’ah) Bahasa Arab Kelas VI-B MI KRESNA MADIUN”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian

(4)

yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung (Mansur, 2009 : 8 ).

Dalam penelitian ini, penulis mengambil waktu sekitar 2-3 bulan dengan rentang waktu Januari sampai Maret. Waktu dari perencanaan sampai selesainya laporan hasil tersebut sampai semester genap Tahun Ajaran 2022.

Tempat penelitian yang diambil oleh penulis yaitu berada di MI Kresna Madiun. Madrasah ini berada di Kelurahan Mlilir Kecamatan Dolopo kabupaten Madiun, sebuah desa di Kabupaten Madiun yang paling ujung selatan dan berbatasan dengan kabupaten Ponorogo. Letaknya di pusat desa atau lingkungan padat penduduk dan mudah dijangkau kendaraan karena tidak jauh dengan jalan raya Madiun Ponorogo. Letaknya yang strategis tersebut sangat mendukung bagi pengembangan mencari peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI B MI Kresna Madiun tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah 24 siswa. Dan subjek pelaku tindakan yaitu guru peneliti.

No Absen

Nama Peserta Didik

1 FADRYAN

2 FARIHA

3 FARIKHA

4 FATHAN

5 FERNANDO

6 GILANG

7 GIOVANI

8 HAIKAL

9 HANDOKO

10 HURIYAH

11 IBRA 12 IRJA

13 IRVANNDA

(5)

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya 14 IZZA

15 JELITA 16 JIBRIL

17 JOAN

18 KANZA

19 KEANU

20 KENZA

21 KENZI 22 KHALIZA

23 KHANZA

24 LAILI

HASIL PENELITIAN

SIKLUS 1

Siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit. Pada hari Kamis tanggal 04 Agustus 2022 pukul 10.00 – 11.10 WIB. Mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, terdapat 4 komponen penting dalam dalam setiap siklusnya, yakni: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Kamis, 04 Agustus 2022 pukul 10.00 – 11.10 WIB. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bersama guru bahasa Arab kelas VI B sebagai observer pada jam pelajaran kelima dan keenam. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan observasi ini, peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan guru mata pelajaran bahasa arab sebagai observer. Tugas observer adalah melakukan pengamatan aktivitas dari guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlagsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi. Adapun hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer selama pembelajaran pada siklus II berlangsung

(6)

antara lain sebagai berikut.

Pada aktivitas membuka pelajaran dengan mengucapkan salam sudah sangat baik, dikarenakan salam tersebut dijawab oleh siswa dengan lantang dan semangat. Sehingga siswa dapat mengikuti intruksi selanjutnya dari guru yaitu berdoa bersamayang dipimpin oleh ketua kelas. Saat mengecek kehadiran siswa, berjalan dengan kondusif. Namun pada saat guru melakukan apersepsi, siswa terlihat bingung karena guru menggunakan bahasa yang kurang dimengerti oleh siswa sehingga pada tahap ini guru hanya memperoleh nilai 2 (dua).

Kegiatan inti yang diawali dengan guru menunjukkan gambar mendapatkan nilai 3 karena guru menunjukkan gambar pada saat kondisi siswa ada yang ramai, sehingga kurang kondusif. Aspek yang mendapatkan nilai 2 yaitu guru memberikan contoh cara mendeskripsikan gambar dengan menggunakan bahasa Arab tapi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Sehingga ketika waktu kebagian untuk mendeskripsikan siswa tersebut hanya diam. Untuk 8 aspek yang lainnya mendapatkan nilai 4.

Kegiatan penutup terdapat 2 aspek yang mendapat skor jelek. Dua aspek yang mendapat skor 1 karena tidak dilakukan oleh guru yakni, guru tidak melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas individu (PR), dan guru tidak menyampaikan pembelajaran selanjutnya. Karena kurangnya waktu, tetapi langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP.

Beberapa aspek yang kurang maksimal tersebut akan diperbaiki pada siklus kedua. Sehingga akan diperoleh proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I.

Kegiatan observasi juga dilakukan pada siswa. Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran. Berikut merupakan hasil observasi aktivitas siswa: Pada kegiatan awal, siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan semangat akan tetapi ada satu aspek yang mendapat skor 1 karena tidak dilakukan oleh siswa yakni siswa tidak mendengarkan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan inti ini terdapat 3 aspek yang mendapatkan skor jelek. Satu aspek mendapat skor 2 karena siswa tidak mendengarkan contoh cara mendeskripsikan gambar dari guru, sehingga ada beberapa siswa yang tidak bisa mendeskripsikan gambar dengan menggunakan bahasa Arab. Ketika membentuk kelompok banyak siswa yang berbicara sendiri sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

Karna kelompok besar, banyak siswa yang tidak membantu kelompoknya

(7)

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan sesama kelompoknya. Untuk 7 aspek yang lainnya mendapatkan nilai 4.

Kegiatan penutup terdapat 2 aspek yang mendapat skor jelek. Dua aspek yang mendapat skor 1 karena tidak dilakukan oleh guru yakni, guru tidak melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas individu (PR), dan guru tidak menyampaikan pembelajaran selanjutnya. Karna kurangnya waktu. Beberapa aspek yang kurang maksimal tersebut akan diperbaiki pada siklus kedua. Sehingga akan diperoleh proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pelaksanaan siklus I belum dikatakan berhasil sepenuhnya. Peneliti dan guru hendak untuk melanjutkan siklus II guna mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun hasil solusi untuk perbaikan di siklus II selanjutnya yaitu:

• Guru harus lebih banyak membaca dan mempelajari RPP terlebih dahulu sebelum mengajar, agar semua tahapan bisa dilakukan.

• Diperlukan bimbingan khusus atau didampingi bagi siswa yang lambat dalam hal tersebut ketika pembelajaran berlangsung.

• Guru harus bersikap lebih tegas lagi agar siswa disiplin dan juga perlunya memberikan intruksi yang jelas.

SIKLUS 2

Setelah melihat hasil dari siklus I yang kurang memuaskan, maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Tahapan pada siklus II sama dengan tahapan siklus I. Meliputi perencanaan, tindakan, pegamatan, dan refleksi. Pembelajaran dalam siklus II ada beberapa hal yang ditambah dan diubah, seperti ukuran media pada siklus I kecil dan pada siklus II diperbesar.

Pada siklus II ini merupakan evaluasi dari siklus I. Pada tahap ini diupayakan untuk lebih maksimal lagi. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru yaitu:

1. Guru meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk lebih bersemangat ketika pembelajaran.

2. Guru memberikan ice breaking agar siswa tetap bersemangat dalam belajar.

3. Guru melihat dan menyusun kembali RPP yang disiapkan untuk divaldasikan, RPP kemudian digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang akan dilakukan.

4. Guru mempersiapkan instrumen observasi.

(8)

Instrumen observasi tersebut guna untuk meneliti performance guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Instrumen yang digunakan berbeda dengan siklus I. Penilaian yang digunakan adalah non tes. Instrumen penilaian yang digunakan sama dengan instrumen siklus I. Siklus II ini ditambah dengan mempersiapkan instrumen wawancara untuk guru maupun siswa. Wawancara ini guna untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan baik sebelum diadakan siklus atau sesudahnya.

Penelitian tindakan kelas untuk siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 Agustus 2022 pada jam pelajaran kelima dan keenam, yaitu mulai pukul 10.00-11.10 WIB. Penelitian ini dilaksanakan seminggu setelah siklus I dilaksanakan. Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan observasi ini, peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan guru mata pelajaran bahasa arab sebagai observer. Tugas observer adalah melakukan pengamatan aktivitas dari guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlagsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi. Adapun hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer selama pembelajaran pada siklus II berlangsung antara lain sebagai berikut:

Aktivitas guru dalam menyiapkan proses dan perangkat pembelajaran dapat dikatakan katagori baik. Pada aktivitas yang menjadi catatan pada siklus I, telah dimaksimalkan pada siklus II ini.

Adapun perolehan nilai hasil observasi guru pada siklus I tampak sudah mengalami peningkatan pada siklus II yakni dari 75 menjadi 91,07. Berdasarkan perhitungan perolehan nilai pada aktivitas guru diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam siklus II dikatakan tuntas dikarenakan sudah mencapai skor minimal yaitu 80.

Aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran sudah termasuk dalam katagori baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Semua aktivitas yang belum maksimal pada siklus I telah dimaksimalkan pada siklus II. Yang semula 69,56 menjadi 93,26. Berdasarkan perhitungan perolehan nilai pada aktivitas siswa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam siklus II dikatakan tuntas dikarenakan sudah mencapai skor minimal yaitu 80.

Dalam pelaksanaan siklus II, semua kendala yang terjadi pada

(9)

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya siklus I dapat diselesaikan dengan baik. Melihat dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta hasil nilai siswa. Siklus II nilai akhir aktivitas guru memperoleh 91,07 dan aktivitas siswa memperoleh nilai 93,26. Presentase ketuntasan belajar siswa memperoleh nilai sebesar 86,96% dari semua hasil perolehan tersebut telah melampaui kriteria indikator kinerja yang diharapkan. Keterampilan membaca bahasa Arab materi Assa’ah melalui media potongan gambar secara acak dan Reading Aloud pada kelas VI di MI KRESNA pada siklus II mengalami peningkatan. Peneliti tidak perlu lagi untuk melakukan siklus selanjutnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan keterampilan membaca mata pelajaran bahasa Arab melalui metode Reading Aloud pada siswa kelas VI B MI KRESNA MADIUN, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode Reading Aloud untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dilaksanakan dengan baik. Terbukti dari peningkatan nilai hasil observasi aktivitas guru pada siklus I hanya mencapai 75 (kurang), sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 91,07(baik). Begitu juga dengan nilai hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 79 (kurang), dan meningkat menjadi 93,26 (baik) pada siklus II. Hasil data tersebut adalah bukti proses pembelajaran guru dan siswa dapat menerapkan metode Reading Aloud untuk menngkatkan keterampilan membaca bahasa Arab dengan baik.

2. Peningkatan keterampilan membaca siswa setelah diterapkannya metode Reading Aloud mendapatkan hasil yang baik. Terlihat dari hasil ketuntasan keterampilan berbicara siswa meningkat dengan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada pra siklus adalah 61,70 (kurang), pada siklus I menjadi 75,39 (kurang), dan pada siklus II menjadi 90,86 (baik).

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia: 2019.

Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta:

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

(10)

Hosnan. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014.

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2015.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. Indeks, 2017.

Mel Silberman. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Yappendis.

Muslich, Mansur. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017.

Najid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Puji Santoso, dkk. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta, Universitas Terbuka, 2018.

Purwanto, Ngalim. Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2016.

Riyandy Rachman Shidik, dkk. Penggunaan Media Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Siswa pada Materi Sumber dan Bentuk Energi , LIterat: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume I, No. 1, Februari 2022.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta,2018.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2018.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.

Bandung: Refika Aditama, 2014.

Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011.

Wahab, Muhbib Abdul Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.

Jakarta : UIN Jakarta Prees, 2018.

Zaenudin, Radliyah. Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab.

Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data merupakan suatu kegiatan yang logis, data kualitatif berupa pandangan-pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi dalam kebijakan pendidikan,

Lingkungan hidup dapat berarti semua kondisi, situasi, benda dan makhluk hidup (organisme), yang mempengaruhi perkehidupan, pertumbuhan dan sifat-sifat atau karakter makhluk

Di dalam menentukan lokasi pabrik ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan,..

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemustaka secara keseluruhan cukup puas dengan layanan sirkulasi yang ada, hal tersebut dikarenakan koleksi yang disediakan

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa disposisi yaitu tentang sikap atau tanggapan bidan praktek swasta dan kepala Puskesmas, kasie kesga serta ketua

" Bagi Anda yang berprofesi apa pun, j angan pernah m enghakim i at au m elont arkan kat a- kat a at au kalim at yang m ungkin t anpa disadari akan m elukai harga diri

(3) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (2), Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dapat memfasilitasi kemitraan dalam mengakses

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk