• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Pemoderasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Pemoderasi."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI PEMODERASI

SKRIPSI

Oleh:

NI LUH LEMI SUSHMITA DEVI NIM : 1206305091

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK SEBAGAI PEMODERASI

SKRIPSI

Oleh:

NI LUH LEMI SUSHMITA DEVI NIM : 1206305091

Skripsi ini ditulis utuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 18 Februari 2016

Tim Penguji Tandatangan

1. Ketua : Dr. I G.A.M. Asri Dwija Putri, SE., M.Si ……….

2. Sekretaris : Dr. I G.N. Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak. ……….

3. Anggota : Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak. ……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing,

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang sepengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Febuari 2016

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waku Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Pemoderasi” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. A.A. G.P. Widanaputra, SE.,M.Si,Ak. dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. I G.A.M. Asri Dwija Putri, SE.,M.Si., sebagai Pembimbing Akademik sekaligus tim penguji.

5. I Gst. Ngr. Agung Suaryana, SE., M.Si.,Ak., sebagai dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak., sebagai dosen pembahas.

7. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, adik, atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

(6)

9. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Febuari 2016

(7)

Judul : Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik Sebagai Pemoderasi

Nama : Ni Luh Lemi Sushmita Devi NIM : 1206305091

Abstrak

Laporan keuangan mengandung informasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan para pengguna laporan keuangan tersebut untuk pengambilan keputusan. Profitabilitas, solvabilitas, dan reputasi kantor akuntan publik dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu secara individual, dan untuk mengetahui mampu tidaknya reputasi KAP memoderasi profitabilitas dan solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan secara individual.

Penelitian ini dilakukan di perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di BEI. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 28 perusahaan dengan 140 amatan, dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, asumsi klasik, MRA, dan regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa profitabilitas dan solvabilitas secara individual tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Reputasi kantor akuntan publik (KAP) mampu memoderasi pengaruh profitabilitas dan tidak mampu memoderasi pengaruh solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 11

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 12

2.1.3 Laporan Keuangan dan Pengguna Laporan Keuangan . 14 2.1.4 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 18

2.1.5 Profitabilitas ... 20

2.1.6 Solvabilitas ... 21

2.1.7 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 22

2.1.8 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 24

2.2 Hipotesis ... 26

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 26

2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 27

2.2.3 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 27

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 30

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Obyek Penelitian ... 33

3.4 Identifikasi Variabel ... 33

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.6.1 Jenis Data ... 36

3.6.2 Sumber Data ... 36

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 38

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.9.3 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 41

3.10 Pengujian Hipotesis ... 42

3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 42

3.10.2 Uji Simultan (Uji F) ... 43

3.10.3 Uji Parsial (Uji t) ... 43

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

4.2 Analisis Model dan Pengujian Hipotesis ... 45

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 47

4.2.3 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 50

4.2.4 Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 52

4.2.5 Uji Simultan (Uji F) ... 52

4.2.6 Uji Parsial (Uji t) ... 53

4.3 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis ... 55

4.3.1 Hipotesis Pertama (H1) ... 55

4.3.2 Hipotesis Kedua (H2) ... 55

4.3.3 Hipotesis Ketiga (H3) ... 56

4.3.4 Hipotesis Keempat (H4) ... 56

4.4 Pembahasan ... 57

4.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 57

4.4.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 58

(10)

4.4.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memoderasi Pengaruh Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR RUJUKAN ... 64

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Proses Penyeleksian Sampel dengan Kriteria-Kriteria ... 44

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 46

4.3 Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov-Smirnov ... 48

4.4 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi ... 49

4.5 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.6 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) ... 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Tabel Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Perusahaan ... 69

2 Hasil Tabulasi Data ... 74

3 Analisis Statistik Deskriptif ... 79

4 Uji Normalitas ... 80

5 Uji Autokorelasi ... 81

6 Uji Heteroskedastisitas ... 82

7 Moderated Regression Analysis (MRA) ... 83

8 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 84

9 Uji Simultan (Uji F) ... 85

[image:13.612.116.521.180.464.2]
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu instrumen penting dalam suatu perusahaan, terutama dalam

perusahaan yang telah go public, adalah laporan keuangan. Dalam laporan keuangan,

terkandung informasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan para pengguna laporan

keuangan tersebut untuk pengambilan keputusan. Dengan perkembangan

perusahaan-perusahaan go public yang semakin pesat, maka semakin tinggi pula permintaan akan

audit laporan keuangan yang nantinya akan menjadi sumber informasi bagi para

investor dan juga pemakai informasi keuangan lainnya.

Teori keagenan (agency theory) mengindikasi hubungan yang terjadi antara

agent dengan principal yang menyebabkan munculnya asimetri informasi dan pada

akhirnya berujung dengan terjadinya konflik (Sulistyo, 2010). Astika (2010:65)

menjelaskan bahwa teori keagenan menggambarkan konflik antara pemilik dengan

manajer dalam beberapa hal, dan konflik tersebut secara eksplisit dan implisit

tercermin dalam laporan keuangan. Sedangkan menurut Sulistyo (2010), teori

keagenan merupakan teori yang menjelaskan tentang hubungan antara agent sebagai

pihak yang mengelola perusahaan dan principal sebagai pemilik perusahaan, kedua

pihak terikat dalam sebuah kontrak. Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa

pemilik atau principal merupakan pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi

(15)

suatu keputusan. Teori keagenan mengindikasikan terdapat asimetri informasi yang

terjadi antara agent dengan principal. Asimetri informasi dapat terjadi ketika agent

mengetahui informasi lebih banyak dibandingkan informasi yang diketahui oleh

principal.

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa manajer suatu entitas

mempunyai insentif secara sukarela (voluntary) melaporkan informasi-informasi

kepada pasar modal walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan (Astika,

2010:66). Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang

menggunakan asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar dikarenakan

manajemen mengetahui lebih banyak tentang peluang masa depan perusahaan

dibandingkan dengan pihak luar (investor dan pengguna laporan keuangan lainnya)

(Dwiyanti, 2010).

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan

dan kinerja keuangan dari suatu entitas (PSAK 1, 2013). Tujuan dari laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna

laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

dapat menunjukkan hasil dari pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang telah dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai suatu entitas yang meliputi aset, liabilitas, penghasilan dan beban

(termasuk keuntungan dan kerugian), kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

(16)

dapat dari berbagai kalangan seperti investor, karyawan, pemasok dan kreditor

lainnya, pelanggan, pemerintah, serta masyarakat. Laporan keuangan memiliki

karakteristik kualitatif. Beberapa karakteristik tersebut meliputi dapat dipahami,

relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

Salah satu ukuran transparansi dan kualitas pelaporam keuangan adalah

ketepatan waktu. Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu untuk

menghindari hilangnya relevansi informasi yang terkandung didalamnya, sehingga

keputusan ekonomi dapat segera diambil. Informasi dalam laporan keuangan

dikatakan relevan bila informasi tersebut disampaikan tepat pada waktunya dan

memiliki manfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Ketepatan waktu dalam

penyampaian laporan keuangan diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam dan LK

Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten

atau Perusahaan Publik. Dalam peraturan tersebut, laporan keuangan tahunan wajib

disampaikan kepada Bapepam dan LK, serta diumumkan kepada masyarakat paling

lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan menjadi penting bagi para pengguna informasi

laporan keuangan untuk membuat suatu keputusan ekonomi (Ayemere dan Elijah,

2015).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dari

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas

menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam memperoleh laba atau ukuran

(17)

merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba,

sehingga semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi pula kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba (Hilmi dan Ali, 2008). Menurut Ang (1997)

dalam Parwati dan Suhardjo (2009), rasio profitabilitas merupakan keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat dihitung

menggunakan rumus Return on Assets (ROA). Sementara itu, hubungan antara ROA

dapat dijelaskan oleh teori keagenan (agency theory) melalui bonus plan hypothesis,

yang menyatakan bahwa manajer akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitas

perusahaan karena semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan dapat meningkatkan

bonus yang akan diterima oleh manajer. Profitabilitas perusahaan dapat

mempengaruhi kebijakan investasi oleh investor.

Solvabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau

mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang (Wiagustini, 2010:76).

Sedangkan, rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh dana pinjaman (Wiagustini, 2010:77). Solvabilitas

dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik

dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun perusahaan dalam keadaan

dilikuidasi (Wirakusuma dan Cindrawati, 2011). Solvabilitas dapat dihitung dengan

rasio Total Debt To Total Asset (TDTA), yakni dengan cara membandingkan total

(18)

Tanggung jawab utama auditor independen atau akuntan publik adalah

melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan suatu entitas

(perusahaan dan organisasi lainnya) (Jusup, 2014:19). Pengauditan ini dilakukan pada

perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan yang menjual sahamnya kepada

masyarakat melalui pasar modal), perusahaan besar, dan juga

perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan untuk mencari laba.

Menurut Putri, Purnamasari, dan Utomo (2015), Kantor Akuntan Publik (KAP)

merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang mendapatkan izin sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku, yang memiliki usaha dalam bidang

pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Dewasa ini, keberadaan

akuntan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2011.

Dalam undang-undang tersebut, akuntan publik merupakan akuntan yang telah

memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di

Indonesia. Terdapat empat KAP besar berskala internasional yang sering disebut

dengan The Big Four, yakni KAP Price Waterhouse Cooper, KAP KPMG (Klynveld

Peat Marwick Goerdeler), KAP Ernst and Young, dan KAP Delloitte Touche

Thomatsu.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan

solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian dari

Iyoha (2012), Mardyana (2014), Hossain dan Taylor (1998), Hashim, Hashim, dan

Jambari (2013), serta Dewi dan Pamudji (2013) yang menyimpulkan bahwa

(19)

laporan keuangan. Hasil sebaliknya disimpulkan oleh Hilmi dan Ali (2013) serta

Pramuningtyas (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Penelitian dari Dewi dan Pamudji (2013) serta penelitian dari Puspitasari dan

Sari (2012) menyimpulkan bahwa solvabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan penelitian dari

Marathani (2013), Rachmawati (2008), serta Wirakusuma dan Cindrawati (2011)

menyimpulkan hasil sebaliknya, yakni solvabilitas memiliki pengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Dari beberapa penelitian tersebut, terjadi ketidakkonsistensian terhadap hasil

penelitiannya. Oleh karena itu, diputuskan untuk meneliti kembali variabel

profitabilitas dan solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dikarenakan sebagian

besar penelitian sebelumnya belum menggunakan variabel moderasi, sedangkan

dalam penelitian ini, digunakan variabel moderasi yakni reputasi Kantor Akuntan

Publik (KAP). Sehingga, dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (variabel

independent) yakni profitabilitas dan solvabilitas, satu variabel moderasi yakni

reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP), dan satu variabel terikat yakni ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

Jenis perusahaan yang akan digunakan adalah perusahaan jasa perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti menggunakan perusahaan jasa

(20)

negara serta belum banyak peneliti yang menggunakan perusahaan jasa perbankan

dalam penelitiannya. Rentang waktu yang digunakan adalah selama lima tahun, yakni

tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014. Sehingga, peneliti memutuskan mengambil

judul “Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai

Pemoderasi”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan?

2) Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan?

3) Apakah reputasi KAP memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?

4) Apakah reputasi KAP memoderasi pengaruh solvabilitas terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

(21)

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh solvabilitas terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

3) Untuk mendapatkan bukti empiris reputasi KAP dapat memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

4) Untuk mendapatkan bukti empiris reputasi KAP dapat memoderasi

pengaruh solvabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut:

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris bagi teori keagenan dan teori

sinyal, yang dalam hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian empiris efek

moderasi reputasi kantor akuntan publik (KAP) atas pengaruh profitabilitas

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan,

terutama di perusahaan jasa perbankan. Laporan keuangan yang dilaporkan

secara tepat waktu dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara

(22)

keuangannya kepada publik, dapat memberikan sinyal kepada investor dan

pengguna laporan keuangan lainnya dalam pembuatan keputusan ekonomi.

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini menyarankan manajer agar dapat mempertimbangkan untuk

menggunakan kantor akuntan publik (KAP) yang berkualitas atau kantor

akuntan publik (KAP) yang bermitra dengan KAP Big Four. Sedangkan bagi

para investor dan pengguna informasi laporan keuangan lainnya, penelitian

ini dapat menambah informasi investor dan pengguna informasi laporan

keuangan lainnya mengenai pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan dengan reputasi kantor akuntan

publik (KAP) sebagai variabel moderasi didalamnya, sehingga mereka dapat

mengambil suatu keputusan ekonomi.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini menguraikan beberapa teori yang mendukung analisis data

serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam

(23)

profitabilitas, solvabilitas, reputasi kantor akuntan publik (KAP), dan

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Bab III Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian,

identifikasi variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel,

metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai data dan pembahasan hasil penelitian

yang meliputi deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil

penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan tentang simpulan

akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalah dan

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) mengindikasi hubungan yang terjadi antara

agent dengan principal yang menyebabkan munculnya asimetri informasi dan pada

akhirnya berujung dengan terjadinya konflik (Sulistyo, 2010). Astika (2010:65)

menjelaskan bahwa teori keagenan menggambarkan konflik antara pemilik dengan

manajer dalam beberapa hal, dan konflik tersebut secara eksplisit dan implisit

tercermin dalam laporan keuangan. Sedangkan menurut Sulistyo (2010), teori

keagenan merupakan teori yang menjelaskan tentang hubungan antara agent sebagai

pihak yang mengelola perusahaan dan principal sebagai pemilik perusahaan, kedua

pihak terikat dalam sebuah kontrak. Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa

pemilik atau principal merupakan pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi

dan agent merupakan pihak yang menjalankan kegiatan manajemen dan mengambil

suatu keputusan.

Jensen dan Smith (2000) mendefinisikan secara sempit mengenai hubungan

agensi. Dimana hubungan agensi adalah kontrak satu atau lebih orang (antara

principal dengan agent untuk mengambil suatu tindakan dengan mengatasnamakan

principal). Agent memiliki insentif untuk memobilisasi laporan, sedangkan principal

(25)

Teori keagenan mengindikasikan terdapat asimetri informasi yang terjadi antara

agent dengan principal. Asimetri informasi dapat terjadi ketika agent mengetahui

informasi lebih banyak dibandingkan informasi yang diketahui oleh principal. Dalam

penelitian ini, manajemen diasumsikan sebagai agent yang memiliki informasi

mengenai laporan keuangan yang lebih banyak, sedangkan investor atau pemakai

laporan keuagan lainnya sebagai principal yang memerlukan laporan keuangan

tersebut untuk membuat keputusan ekonomi.

Maharani (2013) menjelaskan bahwa ketepatan waktu penyampaian pelaporan

keuangan ke publik diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi yang timbul

antara perusahaan dengan para pemakai laporan keuangan. Dengan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan, akan mengurangi kecurangan dari agent sebagai

pihak yang memiliki informasi lebih banyak daripada principal untuk memanipulasi

informasi manajemen atau keuangan untuk kepentingan pribadinya. Sehingga,

semakin cepat penyampaian atau publikasi laporan keuangan, akan mengurangi

asimetri informasi yang terjadi.

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa manajer suatu entitas

mempunyai insentif secara sukarela (voluntary) melaporkan informasi-informasi

kepada pasar modal walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan (Astika,

2010:66). Signaling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang

(26)

manajemen mengetahui lebih banyak tentang peluang masa depan perusahaan

dibandingkan dengan pihak luar (investor dan pengguna laporan keuangan lainnya)

(Dwiyanti, 2010).

Signalling theory berpendapat bahwa perusahaan yang paling menguntungkan

adalah menyediakan informasi yang lebih banyak dan lebih baik (Bini, Dainelli, dan

Giunta, 2011). Sinyal keuangan sangat terkait dengan return saham, khususnya, dan

pendapatan manajemen, pada umumnya (Eldomiaty, Choi, dan Cheng, 2007).

Diketahui bahwa return saham diukur sebagai perbedaan dalam nilai pasar saham.

Jadi, ketika keputusan struktur modal memiliki efek sinyal, faktor-faktor yang

menjadi penentu return saham dijelaskan.

Asimetri informasi akan terjadi apabila manajemen tidak secara menyeluruh

menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar

modal. Untuk meminimalisir terjadinya asimetri informasi, maka perusahaan harus

memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Meminimalkan asimetri

informasi perlu dilakukan agar perusahaan go public dapat menginformasikan

keadaan perusahaan secara transparan kepada para investor dan pengguna informasi

laporan keuangan lainnya. Subalno (2009) dalam Dwiyanti (2010) menjelaskan

sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi mengenai setiap

account yang terdapat pada laporan keuangan sebagai sinyal apa yang sedang terjadi

dalam perusahaan untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor. Hal

baik dari signalling theory adalah perusahaan yang memberikan informasi yang baik

(27)

dengan cara menginformasikan kepada publik tentang keadaan perusahaan mereka.

Tetapi, sinyal baik kinerja masa depan yang diberikan perusahaan yang kinerja masa

lalunya tidak bagus, tidak akan dipercaya oleh pasar.

Senada dengan Dwiyanti, Mengginson (dalam Hartono, 2005:38) dalam

Sidauruk (2012), signalling theory menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki

kualitas yang baik akan dengan sengaja memberikan sinyal kepada pasar, dan

diharapkan pasar dapat membedakan perusahaan yang memiliki kualitas yang baik

dan yang tidak baik. Perusahaan yang memiliki keyakinan mengenai peluang yang

baik di masa depan tentang perusahaannya cenderung akan mengkomunikasikan

berita baik tersebut kepada investor. Sehingga perusahaan berkualitas baik akan

memberikan sinyal kepada investor dengan cara menyampaikan laporan keuangan

secara tepat waktu. Begitu pula sebaliknya, perusahaan yang tidak memiliki kualitas

yang baik, tidak akan melaporan laporan keuangan secara tepat waktu.

2.1.3 Laporan Keuangan dan Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan

dan kinerja keuangan dari suatu entitas (PSAK 1, 2013). Tujuan dari laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna

laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

dapat menunjukkan hasil dari pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

(28)

informasi mengenai suatu entitas yang meliputi aset, liabilitas, penghasilan dan beban

(termasuk keuntungan dan kerugian), kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas.

Pengguna dari laporan keuangan dapat dari berbagai kalangan seperti investor,

masyarakat, dan pemerintah. Para pengguna laporan keuangan tersebut menggunakan

laporan keuangan untuk tujuan yang berbeda-beda (PSAK 1, 2013). Beberapa

pengguna dari laporan keuangan dan kebutuhannya meliputi:

1) Investor.

Para investor memerlukan informasi laporan keuangan untuk membantu

mereka dalam menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual

investasi tersebut. Para pemegang saham juga tertarik pada informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan suatu entitas untuk

membayar dividen.

2) Karyawan.

Karyawan tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas

suatu entitas. Mereka juga tertarik mengenai informasi yang memungkinkan

mereka untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa,

imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.

3) Pemberi Pinjaman.

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar

(29)

4) Pemasok dan Kreditor Lainnya.

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo.

5) Pelanggan.

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi keuangan mengenai

kelangsungan hidup entitas, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian

jangka panjang dengan, atau bergantung pada entitas.

6) Pemerintah.

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7) Masyarakat.

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran

entitas serta rangkaian aktivitasnya.

Laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif. Karakteristik kualitiatif

merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi

pengguna. Dalam PSAK 1, terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang

(30)

1) Dapat Dipahami.

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna informasi.

Dalam hal ini, para pengguna informasi diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Akan

tetapi, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan

keuangan tidak dapat dikeluarkan dengan dasar pertimbangan bahwa

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh beberapa

pengguna tertentu.

2) Relevan.

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang memiliki

kualitas relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna

dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau

masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di

masa lalu.

3) Keandalan.

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

(31)

atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat diharapkan.

4) Dapat Dibandingkan.

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar entitas untuk mengevalusi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan

posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian

dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antar periode entitas yang

sama dan entitas yang berbeda.

2.1.4 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Salah satu ukuran transparansi dan kualitas pelaporam keuangan adalah

ketepatan waktu. Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu untuk

menghindari hilangnya relevansi informasi yang terkandung didalamnya, sehingga

keputusan ekonomi dapat segera diambil. Informasi dalam laporan keuangan

dikatakan relevan bila informasi tersebut disampaikan tepat pada waktunya dan

memiliki manfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Waktu pengungkapan

informasi laporan keuangan telah menjadi sebuah keputusan yang penting yang harus

dibuat oleh manajer dan CEO dari perusahaan yang terdaftar (Fah, 2006). Terdapat

(32)

audit. Ashton, Graul, dan Newton (1989) dalam McGee (2007) mengidentifikasi,

ukuran auditor, klasifikasi industri, ada atau tidaknya pos-pos luar biasa, serta laba

dapat mempengaruhi ketepatan waktu.

Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan diatur dalam

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian

Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam peraturan

tersebut, laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan

Lembaga Keuangan (LK), serta diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir

bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan menjadi penting bagi para pengguna informasi

laporan keuangan untuk membuat suatu keputusan ekonomi (Ayemere dan Elijah,

2015).

Ketepatan waktu merupakan atribut kualitatif dari laporan keuangan, sehingga

bila pengguna informasi laporan keuangan memerlukan informasi tersebut, akan

tersedia secepat mungkin (Ahmad dan Kamarudin, 2014). Kulzick (2004)

menjelaskan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi transparansi laporan keuangan. E’temadi dan Yamohammadi (2003)

dalam Moradi, Salehi, dan Mareshk (2013) menjelaskan bahwa pelaporan laporan

keuangan yang tepat waktu dan dapat diandalkan dapat meningkatkan kemampuan

investor, kreditur, dan pengguna lainnya untuk dapat memahami kapasitas dari suatu

unit bisnis dalam pendapatan, arus kas, dan kondisi keuangan perusahaan. Ketepatan

(33)

laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, dengan pelaporan laporan

keuangan yang dilakukan secara tepat waktu, maka akan mengurangi asimetri

informasi yang terjadi antara principal dengan agent, sekaligus menjadi sinyal baik

bagi para investor dan calon investor. Pelaporan laporan keuangan yang tepat waktu

juga dapat mempengaruhi regulator dan pembuatan suatu kebijakan oleh pemerintah,

seperti pembuatan kebijakan perpajakan (Shukeri dan Nelson, 2011).

2.1.5 Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dari

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas

menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam memperoleh laba atau ukuran

efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Profitabilitas

merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba,

sehingga semakin tinggi profitabilitas, maka semakin tinggi pula kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba (Hilmi dan Ali, 2008). Menurut Ang (1997)

dalam Parwati dan Suhardjo (2009), rasio profitabilitas merupakan keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Saleh (2004) dalam Mardyana (2014) berpendapat profitabilitas perusahaan

mencerminkan tingkat efektivitas yang ingin dicapai oleh perusahaan. Semakin tinggi

profitabilitas maka semakin tinggi pula kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba bagi perusahaannya. Iyoha (2012) berpendapat bahwa wajar

(34)

daripada pelaporan berita buruk (rugi) karena efek berita tersebut bisa berdampak

pada harga saham dan indikator lainnya.

Profitabilitas dapat dihitung menggunakan rumus Return on Assets (ROA).

Sementara itu, hubungan antara ROA dapat dijelaskan oleh teori keagenan (agency

theory) melalui bonus plan hypothesis, yang menyatakan bahwa manajer akan

berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan karena semakin tinggi

profitabilitas perusahaan akan dapat meningkatkan bonus yang akan diterima oleh

manajer. Profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan investasi oleh

investor. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka perusahaan akan

semakin cepat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini dapat meminimalisir

asimetri informasi yang terjadi antara principal dan agent. Selain itu, dengan

profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan memberikan sinyal kepada investor

dan pengguna informasi laporan keruangan lainnya untuk menanamkan kembali

sahamnya ke perusahaan tersebut dan memberikan sinyal bahwa perusahaan dalam

keadaan yang baik.

2.1.6 Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau

mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang (Wiagustini, 2010:76).

Sedangkan, rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa jauh

(35)

dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik

dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun perusahaan dalam keadaan

dilikuidasi (Wirakusuma dan Cindrawati, 2011).

Menurut Kartika (2009) dalam Kinanti dan Susanto (2012), solvabilitas

merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya.

Bila tingkat solvabilitas perusahaan tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam

mengembalikan pinjaman juga tinggi. Hal ini senada dengan Munawir (1993:32)

dalam Indriani (2014) yang menyatakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan

dari perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya bila perusahaan tersebut

dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas dapat dihitung

dengan rasio Total Debt To Total Asset (TDTA), yakni dengan cara membandingkan

total utang dengan total aktiva.

2.1.7 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Tanggung jawab utama auditor independen atau akuntan publik adalah

melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan suatu entitas

(perusahaan dan organisasi lainnya) (Jusup, 2014:19). Pengauditan ini dilakukan pada

perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan yang menjual sahamnya kepada

masyarakat melalui pasar modal), perusahaan besar, dan juga

(36)

Menurut Putri, Purnamasari, dan Utomo (2015), Kantor Akuntan Publik (KAP)

merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang mendapatkan izin sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku, yang memiliki usaha dalam bidang

pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Dewasa ini, keberadaan

akuntan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2011.

Dalam undang-undang tersebut, akuntan publik merupakan akuntan yang telah

memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di

Indonesia.

Jusup (2014:21) menjelaskan bahwa, Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan

badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang Akuntan Publik

(Undang-Undang No. 5 Tahun 2011). Menurut undang-undang tersebut, akuntan publik dalam

memberikan jasanya wajib mempunyai Kantor Akuntan Publik paling lambat 6 bulan

sejak izin akuntan publik diberikan. Bagi akuntan publik yang tidak mempunyai KAP

dalam waktu lebih dari 6 bulan, maka akan dicabut izin akuntan publiknya. Dewasa

ini, terdapat empat KAP besar berskala internasional yang sering disebut dengan The

Big Four. Saat ini, beberapa KAP di Indonesia telah bermitra dengan The Big Four.

Berikut adalah KAP The Big Four dan mitranya di Indonesia:

1) KAP Price Waterhouse Coopers bermitra dengan KAP Haryanto Sahari dan

rekan yang pada tahun 2010 berubah nama menjadi KAP Tanudiredja,

(37)

2) KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler) yang bermitra dengan

KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja;

3) KAP Ernst and Young yang bermitra dengan KAP Purwantono, Sarwoko

dan Sandjaja, yang pada tahun 2010 merubah namanya menjadi KAP

Purwantono, Suherman & Surja; dan

4) KAP Deloitte Touche Thomatsu yang bermitra dengan KAP Osman Bing

Satrio dan rekan.

DeAngelo (1981) dalam Memis dan Cetanak (2012) menyatakan bahwa ukuran

dari suatu perusahaan audit merupakan suatu indikator dari kualitas audit, karena

lebih besar perusahaan audit tersebut, penyajian informasi laporan keuangan akan

lebih lengkap.

2.1.8 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian dari Sulistyo (2010) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada

Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008”, bertujuan

untuk mendeskripsikan tingkat ketepatan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan yang terdaftar di BEI, serta untuk menguji dan membuktikan secara empiris

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan perusahaan, seperti profitabilitas dan kantor akuntan publik (KAP).

Dalam penelitian tersebut, jumlah perusahaan sampel yang digunakan sebanyak 296

(38)

total selama periode penelitian sebanyak 888. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Sulistyo, variabel profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan. Sedangkan variabel reputasi KAP yang juga merupakan variabel

bebas berpengaruh terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan.

Penelitian dari Maharani (2013) yang berjudul “Ketepatwaktuan Penyampaian

Pelaporan Keuangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan

Perbankan”, memiliki sampel sebanyak 31 perusahaan dengan periode penelitian

selama 2 tahun. Sehingga didapat total sampel selama periode pengamatan sebanyak

32 perusahaan. Hasil penelitian dari Maharani menunjukkan bahwa profitabilitas

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian pelaporan

keuangan.

Penelitian dari Dewi dan Pamudji (2013) yang berjudul “Analisis Faktr-Faktor

yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu dan Audit Delay Penyampaian Laporan

Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2007-2011), memiliki sampel ebanyak 335 perusahaan dengan rentang periode

selama 5 tahun. Menurut penelitian ini, variabel profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Begitu pula dengan

variabel solvabilitas yang tidak memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

Penelitian dari Putri, Purnamasari, dan Utomo (2015) yang berjudul “Pengaruh

Profitabilitas, Solvabilitas, Size Perusahaan, Internal Auditor, Opini Audit, dan

(39)

Terdapat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013), dengan jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 8 perusahaan dengan periode pengamatan selama 3 tahun.

Sehingga didapat jumlah total pengamatan selama periode penelitian sebanyak 24

perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas tidak memiliki pengaruh

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan variabel

solvabilitas memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

2.2 Hipotesis

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian

Laporan Keuangan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dalam suatu periode tertentu. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Wiagustini, 2010:77). Kadir

(2011) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka

perusahaan akan semakin cepat menyampaikan laporan keuangannya. Perusahaan

yang memiliki profitabilitas tinggi bisa dikatakan bahwa laporan keuangan

perusahaan tersebut mengandung berita baik dan jika perusahaan yang mengalami

berita baik akan menyerahkan laporan keuangannya sesegera mungkin atau tepat

waktu.

(40)

2.2.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Solvabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau

mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang (Wiagustini, 2010:76).

Sedangkan, rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh dana pinjaman (Wiagustini, 2010:77). Marathani (2013)

menyatakan bahwa solvabilitas yang rendah tidak menjamin perusahaan tersebut akan

tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Sebaliknya, solvabilitas yang

tinggi tidak menjamin pula perusahaan tersebut akan terlambat dalam penyampaian

laporan keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas

yang tinggi menandakan bahwa suatu perusahaan sangat bergantung pada hutang dari

pihak luar untuk membiayai seluruh aktifitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai risiko keuangan yang tinggi.

H2: Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

2.2.3 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memoderasi Pengaruh

Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Dalam melakukan pekerjaan auditnya, seorang auditor bekerja di sebuah Kantor

Akuntan Publik (KAP) untuk melayani klien-kliennya. Reputasi KAP berkaitan

dengan kantor-kantor penyedia jasa audit yang bermitra dengan KAP Big Four dan

(41)

Non Big Four (Todig dan Wirakusuma, 2013). Investor akan cenderung memilih

perusahaan yang menggunakan auditor yang bermitra dengan KAP Big Four, karena

auditor yang bermitra dengan KAP Big Four dianggap memiliki hasil audit yang

lebih baik dibandingkan dengan KAP yang tidak bermitra dengan KAP Big Four.

Dalam penelitiannya, Handayani dan Wirakusuma (2013) menyatakan bahwa

semakin tinggi atau semakin rendah profitabilitas suatu perusahaan, maka akan

berpengaruh terhadap ketidaktepatwaktuan publikais laporan keuangan. Jadi, terdapat

kemungkinan bahwa dengan profitabilitas yang tinggi maupun dengan profitabilitas

yang rendah, perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

Terutama jika perusahaan tersebut menggunakan jasa KAP yang bermitra dengan

KAP Big Four, karena terdapat anggapan bahwa KAP yang bermitra dengan KAP

Big Four memiliki kinerja yang lebih baik. Ditambah lagi, jika profitabilitas suatu

perusahaan tinggi. Perusahaan akan menginginkan penyampaian laporan keuangan

yang sesegera mungkin.

H3: Semakin tinggi profitabilitas, dengan KAP yang baik, penyampaian

laporan keuangan akan semakin tepat waktu.

2.2.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memoderasi Pengaruh

Solvabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Solvabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau

mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang (Wiagustini, 2010:76).

(42)

solvabilitas keuangan yang tinggi berarti memiliki risiko keuangan yang tinggi. Hal

ini dikarenakan perusahaan megalami kesulitasn keuangan. Menurut Carslaw dan

Kaplan (1991) dalam Handayani dan Wirakusuma (2013), perusahaan akan meminta

auditornya untuk memperlambat pengauditannya dari yang seharusnya, sehingga

akan terjadi ketidaktepatwaktuan dalam penyampaian laporan keuangannya.

H4: Semakin rendah solvabilitas, dengan adanya KAP yang baik,

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Dan berdasarkan pengkajian hasil asuhan kebidanan pada Ny “F” tidak di dapatkan data penunjang terjadinya diagnosa petensial dimana pada kasus Ny “F”

Disetiap suatu program yang dibuat oleh suatu lembaga/perusahaan dipastikan akan mengalami kendala-kendala tertentu baik dari internal maupun eksternal pada

rnembantu peternak sapi perah (Khalayak sasaran) dalam ha1 meningkatkan kualitas pakan , meningkatlkan produksi susu sapi perah yang mereka pelihara, dan pada

Metode yang digunakan dalam memperkirakan besaran debit sedimen adalah dengan metode Uni- versal Soil Loss Equation (USLE) dan Analisis Sedimen Terukur. Dari hasil analisis

Hasil:Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial keluarga berdasarkan dukungan emosional dalam perawatan diabetes mellitus tipe II kurang baik sebanyak

Pembimbing penulisan skripsi saudara Muhammad Dzul Fikar, NIM 06210065, mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN)

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif