• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Pencetak Wirausaha. Disusun oleh : Gatot Hari Priowirjanto Amat S.Pd, M.Pd Iwan Suryatno Yohanna Novathalia Juni 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekolah Pencetak Wirausaha. Disusun oleh : Gatot Hari Priowirjanto Amat S.Pd, M.Pd Iwan Suryatno Yohanna Novathalia Juni 2021"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sekolah

Pencetak

Wirausaha

Disusun oleh :

Gatot Hari Priowirjanto

Amat S.Pd, M.Pd

Iwan Suryatno

Yohanna Novathalia

Juni 2021

(2)

2

D A F T A R I S I

Kata Pengantar ... 3 S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) ... 4 S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) ... 6 Pengertian Program SPW ... 8 S M K N 1 TANJUNG PALAS ... 10

S M K S KESEHATAN PUTRA BORNEO NUNUKAN ... 13

S M K N 2 MALINAU ... 29 S M K N 1 SEBATIK BARAT ... 31 S M K N 1 TANJUNG SELOR ... 34 S M K N 1 MALINAU ... 40 S M K N 4 TARAKAN ... 44 S M K N 1 BUNYU ... 50 S M K N 2 TA NJUNG SELOR ... 53 S M K N 1 TARAKAN ... 60 S M K N 3 TARAKAN ... 65

S M K NEGERI 1 TULIN ONSOI ... 75

S M K SPP-N MALINAU ... 87

(3)

3

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berjalannya Program Sekolah Pencetak Kewirausahaan (SPW) yang diadakan di Kalimantan Utara dan diterbitkannya E-book Sekolah Pencetak Wirausaha ini. Sejak Desember 2020 33 Sekolah telah mengikuti program SPW ini, 19 sekolah diantaranya telah memberikan kesan-pesannya mengenai program SPW yang merupakan implementasi dari teori Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital yang sudah diajarkan disekolah masing-masing.

Suksesnya program ini dapat terlaksana berkat keaktifan siswa-siswi SMK, guru pendamping, dan kepala sekolah. Tak hanya itu, kegiatan SPW ini juga dapat terlaksana berkat gagasan dan dukungan dari Pak Gatot Hari Priowirjanto, Pak Amat, dan juga Pak Iwan Suryatno sehingga program dan buku SPW ini dapat diterbitkan.

Kiranya E-book SPW ini menjadi salah satu acuan untuk sekolah-sekolah di daerah lain untuk menambah pengetahuan dan juga ikut melakukan program SPW ini di sekolahnya. Kami berharap buku ini bisa dinikmati pembaca dan juga bisa mempraktekannya dalam merintis dunia usaha. Penulis menyadari bahwa E-book ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran, dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan E-book ini.

Bandung, 13 Juli 2021 Penulis

(4)

4

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W )

Dunia pendidikan diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif. Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakansekolah menengah yang mempersiapkan siswanyauntuk siap bersaing di dunia kerja dalam bidang tertentu. Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.

Calon lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan sendiri sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di Indonesia. Sekolah diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi. Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha.

Program Sekolah Pencetak Wirausaha diimplementasikan di SMK dengan tujuan untuk melatih siswa dalam mempraktikkan teori yang didapatkan dalam Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital. Sebagai wadah yang dijadikan praktik langsung dari dua Mata Pelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan skill berwirausaha siswa. Menurut Kemendikbud (2018) dijelaskan bahwa dalam program SPW ini terdapat tujuan khusus yaitu melatih siswa untuk menjadi wirausahawan muda yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain serta juga bisa handal dalam teknik pemasaran.

(5)

5

Pengertian SPW menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan mempraktikkan keterampilan yang dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia wirausaha. Berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan melalui praktik usaha. Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester. Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa mengunggah foto-foto dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak membutuhkan biaya yang lebih besar.

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah diduga pada periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin membludaknya lulusan SMK yang tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif.

(6)

6

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W )

Perkembangan dan pengetahuan teknologi merupakan penentu utama jalannya peradaban. Barometer peradaban tersebut kini melaju dengan cepat dalam bingkai Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0). Era disrupsi 4.0 merupakan era yang cepat adaptif dengan segala bentuk perubahan yang terjadi di sekitarnya dan menyesuaikan tuntutan zaman dengan dibekali kompetensi profesional (aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja) dan personal (aspek kepribadian dan interaksi sosial). Era disrupsi 4.0 saat ini mulai berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi pada generasi milenial dan era internet of things. Banyak yang telah menjadi korban dari era disrupsi, seperti organisasi-organisasi tingkat dunia termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Mereka yang biasa sudah mendapat kenyamanan tidak dapat bergerak cepat padahal banyak sekali peluang yang menjanjikan. Penyampaian muatan informasi seharusnya bukan hanya menjadi tujuan dalam pendidikan, namun juga harus memperhatikan lulusan siswanya. Dunia pendidikan juga diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif. Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya yang berkualitas untuk meneruskan pembangunan. Mengingat betapa fundamen dan vitalnya arti pendidikan, maka seharusnya pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas pembangunan yang berkelanjutan yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul pada tataran dunia yang semakin mengglobal. Setiap tingkat dan jenis pendidikan diharapkan mampu mencapai fungsi pendidikan nasional dari berbagai aspek. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolahmenengah yang mempersiapkan siswanya untuk siap bersaing

(7)

7

di dunia kerja dalam bidang tertentu. Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0. Sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang-undang di atas, maka perlu dikembangkan suatu bentuk Pendidikan kejuruan. Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan menurut Depdiknas bertujuan untuk: 1) menyiapkan siswasiswi untuk memasuki lapangan pekerjaan serta mengembangkan sikap professional; 2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri; 3) menyiapkan tenaga kerja yang mandiri dan atau mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada masa yang akan dating; dan 4) menyiapkan lulusan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Dalam sistematika pendidikan menyebutkan bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang yang dimiliki. Siswa SMK diwajibkan untuk memiliki keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswanya dapat menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan). Dalam kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tidak lepas dengan penciptaan wirausaha. Terciptanya wirausahawan sangat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi kondisi dunia kewirausahaan di Indonesia belum sesuai dengan harapan. Kenyataannya, masih banyak siswa SMK yang belum menggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang merupakan update terakhir tanggal 23 Januari 2019, mengenai Tingkat Pengangguran dapat diketahui bahwa jumlah pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan data tahun 2018 bulan Agustus sebanyak 1.731.743 jiwa. Dibandingkan dengan bulan Februari 2018 mengalami kenaikan sebesar 307.315 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran lulusan SMK masih cukup tinggi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Afriyadi (2019) memaparkan bahwa terdapat masalah dalam pendidikan, khususnya pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan SMK ditempuh selama tiga tahun atau empat tahun dan masalahnya lulusan yang harusnya disiapkan untuk mengisi dunia kerja justru banyak menganggur.

(8)

8

Menurutnya tingkat pengangguran pendidikan yang masih tinggi adalah SMK, angka pengangguran ini masih sebanding dengan tahun 2017. Oleh karena itu hal tersebut masih menjadi PR bagaimana kurikulum SMK bisa dan keterampilan lulusan siswa SMK dapat menjawab dunia kerja. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan SMK yang seharusnya mampu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Keadaan ini bukanlah sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan. Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuhkembangkan kewirausahaan dan menjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat. Calon lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan sendiri sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di Indonesia. Sekolah diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi. Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK seperti Technopark, Teaching Factory, Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di SMK yang cukup mendukung adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan sebutan SPW. Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha. Direktur SEAMEO (The Southeast Asian Ministers of Education Organization) Gatot Hari Priowirajanto dalam Kemendikbud (2018) menyampaikan bahwa SPW merupakan bagian dari upaya pemerintah mencapai target Revitalisasi SMK seseuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. Tujuan dibentuknya SPW ini adalah untuk mencetak siswa dengan “kartu biru”, anak-anak yang membuka lapangan pekerjaan baik untuk diri sendiri maupun 7 untuk orang lain. Tahun 2018 Direktorat Pembinaan SMK menargetkan 150 SMK mengikuti program Sekolah Pencetak Wirausaha dengan memberikan bantuan berupa bimbingan teknis agar dapat melahirkan wirausaha muda.

Pengertian Program SPW

Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang disingkat dengan kata SPW menurut Kasubdit Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto dalam Nugraha (2018) menjelaskan bahwa SPW merupakan sebuah tempat yang dijadikan salah satu contoh bagi siswa untuk melakukan sebuah usaha. Kemudian menurut pengertian lain, Seftiawan (2018) SPW adalah sebuah model pembelajaran kewirausahaan yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan dan kreativitas dalam berwirausaha. Pengertian SPW menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan mempraktikkan keterampilan yang dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia wirausaha. Berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan melalui praktik usaha.

(9)

9

Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester. Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa mengunggah foto-foto dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak membutuhkan biaya yang lebih besar. Landasan Pemikiran Program SPW

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah diduga pada periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin membludaknya lulusan SMK yang tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Pembinaan SMK membentuk program Sekolah Pencetak Wirausaha atau SMK Pencetak Wirausaha (Kemendikbud, 2018). Dalam program Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan SPW merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berwirausaha siswa SMK. Pada program ini siswa diharapkan tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengkomunikasikan hasil produk dan jasa kepada pengguna atau pasar dengan terus menyesuaikan perubahan teknologi digital.

(10)

10

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S

J l . M . T a y i b T a n j u n g P a l a s H i l i r , R T . 4 , K a b u p a t e n B u l u n g a n K a l i m a n t a n U t a r a

Wirausaha adalah sebuah kegiatan usaha atau suatu bisnis mandiri yang setiap sumber daya dan kegiatannya dibebankan kepada pelaku usaha atau wirausahawan terutama dalam hal membuat produk baru, menentukan bagaimana cara produksi baru, maupun menyusun suatu operasi bisnis dan pemasaran produk serta mengatur permodalan usaha. Wirausaha memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan sebelum diolah.

Menurut Burgess (1993), wirausaha adalah seseorang yang melakukan pengelolaan, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko dalam menciptakan peluang usaha dan usaha yang baru . Sedangkan menurut J.B Say (1803), Wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi.

Seorang wirausahawan yang unggul tentu memiliki ciri-ciri tersendiri dan belum tentu dimiliki semua orang. Lagipula, nilai-nilai inilah yang menjadikan seseorang bisa sukses di bidangnya.

Jadi, apa saja ciri-ciri yang dimaksud? 1. Memiliki keberanian yang tinggi.

2. Berani mengambil keputusan meskipun memiliki risiko tinggi. 3. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.

4. Memiliki berbagai inovasi yang jarang terpikirkan oleh orang lain. 5. Dapat berpikir secara jangka panjang.

6. Memiliki semangat dan kemauan yang keras. 7. Memiliki sifat hemat atau tidak konsumtif.

8. Memiliki sikap kepemimpinan dan bisa memotivasi diri sendiri dan tim kerjanya.

Dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berwirausaha, maka SMK Negeri 1 Tanjung Palas melaksanakan program kegiatan SMK Pencetak Wirausaha (SPW) dengan berbagai macam produk yang dibuat diprogram keahlian. Peserta didik berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengembangan kewirausahaan tersebut.

Demikian tulisan yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para wirausahaan di SMK pelaksanan SPW.

Hasni Joni,S.Pd

(11)

11

Assalamualaikum wr.wb

Pertama tama saya ingin mem beri tahukan bahwa saya dan orang tua saya mempunyai usaha warung makan. Menu diwarung kami hanya memiliki menu nasi goring dan nasi lalapan. Berikut ini adalah beberapa motivasi rahasia yang harus dimiliki yaitu kerja keras,pantang menyerah,optimis,professional,tekun dan berdoa.

Saat ini persaingan didunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin banyak. Maka dari itu saya dan orang tua saya membuka warung makan tersebut untuk mebiayai kehidupan sehari hari, dan juga mempunyai tujuan untuk membuka lapangan kerja untuk mengurangi para pengangguran.

Saya dan orang tua saya membangun usaha ini juga didukung oleh SMK Negeri 1 Tanjung Palas, karena SMK mempunyai program SPW. Dan SPW juga samhat membantu kami untuk meningkatkan skill berwirausaha yang baik. Selain itu kami juga diajarkan tentang skill berkomunikasi yang baik. Karena SPW bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkopeten dan langsung terjun didunia kerja dan mengurangi pengangguran. Dan program SPW ini sangat berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa jiwa berwirausaha kami. Jadi SWP sangat membantu untuk usaha kami

Jadi untuk memiliki usaha tidaklah sulit kita hanya perlu memiliki niat,modal dan tekat. Karena di zaman sekarang sudah modern,untuk usaha pun sudah tidak sulit. Usaha sekarang cukup mudah karena sudah ada bejualan online. Dan karena SWP kita jadi mudah dan memahi tentang berwirausaha yang baik dan benar itu bagaimana. Jadi kita harus berterimakasih kepada SWP karena telah memudahkan untuk berwirausaha.

Setelah itu sekarang kita akan membahas tentang membuat strategi yang baik dan matang. Ketika menjalankan sebuah bisnis atau usaha terutama untuk usaha skala menengah keatas, dibutuhkan sebuah strategi dan perencanaan yang baik dan juga matang. Agar usaha Anda dapat berkembang menuju level yang lebih baik, buatlah sebuah strategi dan perencanaan mulai dari pemasaran, biaya, visi, misi, target, dan lain-lain.

Tujuannya adalah untuk mempermudah dan juga membantu para pelaku usaha agar dapat memperhitungkan anggaran-anggaran yang dibutuhkan serta tidak melenceng dari target. Selain itu strategi ini digunakan agar pengusaha juga dapat selalu fokus.

Hesti Pravitasari,

(12)

12

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

(13)

13

S M K S K E S E H A T A N P U T R A B O R N E O N U N U K A N

J l . A . Y a n i , N u n u k a n T e n g a h , K e c . N u n u k a n , K a b u p a t e n N u n u k a n , K a l i m a n t a n U t a r a 7 7 4 8 2

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah menengah yang mempersiapkan sisw anya untuksiap bersaing didunia kerja dalambidang tertentu. Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.

Menurut sepamahaman saya sebagai salah satu siswa di SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan Jurusan Farmasi bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang yang dimiliki. Serta siswa SMK diwajibkan untuk memiliki keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha.

Keterampilan berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan. Akan tetapi kenyataannya, menurut saya masih banyak siswa SMK yang belummenggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.

Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuh kembangkan kewirausahaan danmenjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat.

Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK seperti Technopark, Teaching Factory, Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di SMK yang cukup mendukung adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan sebutan SPW. Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha.

Selain itu juga berdasarkan pada jumlah lulusan SMK yang belum bekerja, sehingga SPW menjadisolusi bagi siswaketika tidak mendapatkanpekerjaan bisa membuka usaha sendiri sesuai dengan teknis yang didapatkan di program Sekolah Pencetak Wirausaha.

(14)

14

SPW merupakan sebuah komunitas yang dijalankan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Dimana disekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sudah menerapkan program SPW ini yang mana keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk mengembangkan jiwa berwirausahanya tidak terbatas pada jurusan tertentu melainkan berlaku untuk semua siswa yang ada disekolah. Komunitas ini memiliki dukungan penuh dari guru-guru, terutama guru PKK/KWU. Pada SPW yang ada disekolah kami ini telah berhasil menjual beberapa produk mulai dari makanan, minuman, hingga jasa. Dimana program SPW ini bergerak dengan iuran dana dari sendiri yang selanjutnya akan dikelola oleh kelompok yang di bagi di masing-masing kelas. Setelah dijalankan maka selanjutnya akan dibuat pelaporan pelaksanaan SPW yang dijalankan kepada guru PKK masing- masing jurusan (Asisten keperawatan dan Farmasi). Dari laporan tersebut akan dievaluasi bersama untuk melihat kelayakan suatu usaha tersebut dengan mempertimbangkan laba rugi yang dihasilkan.

Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha disekolah kami memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium) bagi para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat meningkatkan kualitas dan motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam mengembangkan kewirausahaan.

Harapannya adalah saya sebagai siswa di SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan siap belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita yang saya inginkan yaitu menjadi orang sukses dan menjadi wirausahawan muda. Dimana ketika lulus nanti saya siap bekerja guna menambah pengetahuan dan pengalaman saya di dunia kerja dan tidak menjadi penghalang saya siap berwirausaha serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. SMK Bisa, SMK Hebat, SMK Luar Biasa.

Aiza

(15)

15

Program Sekolah Pencetak Wirausaha adalah sinergi antara PSMK, SEAMEO, SEAMOLEC, dengan model pengembangan pembelajaran berdasarkan praktik usaha berbasis omset pemasaran. Program ini dilaksanakan dengan metode pendampingan secara terpadu dengan pola jarak jauh menggunakan TIK. Manfaat yang sangat besarpun dirasakan oleh sekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan. Salah satunya adalah melatih jiwa kewirausahaan siswa melalui program SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha).

SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sebagai satu-satunya SMK di Kabupaten Nunukan yang memiliki Program Keahlian Pekerjaan Sosial, memiliki tugas pokok mendidik calon pekerja sosial profesional. Dalam kurikulumnya, selain menyelenggarakan pembelajaran di kelas, SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan juga menyelenggarakan program Pengadaan Produk Kreatif dari Kewirausahaan yang di pasarkan di masyarakat umum.

Produk Kreatif / Kewirausahaan merupakan pembelajaran yang sangat penting buat siswa SMK dalam menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk – produk yang bisa di pasarkan di tempat umum. Produk Kreatif / Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sendiri telah menghasilkan beberapa produk baik dari Pengadaan Produk barang maupun Produk Jasa Pelayanan dari Kompetensi Keahlian yang ada di lingkungan SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan yaitu Jurusan Asisten Keperawatan dan Jurusan Farmasi Klinis.

Ada beberapa produk yang dibuat disekolah kami dalam mengembangankan program ini yang tertuang dalam pembelajaran Kewirausahaan.

1. Liptint (Tint Nature) 2. Lipgloss (Love Nature)

3. Roll on Aromatheraphy (Nature Care) 4. Sabun Herbal (Nature Soap)

5. Handsinitizer (Hand Clean) 6. Teh Herbal (The Miracle Tree) 7. Es daun sirsak (Ice Lab)

8. Masker organic (Face Mask) 9. Masker komedo spirulina

10. Bakso Ekstrak Kulit Buah Manggis 11. Lumpia Ubi Ungu

10. Medical Check up (Pemeriksaan Asam Urat, Kolesterol, Gula Darah, Tekanan Darah)

(16)

16

Dimana produk tersebut dituangkan dalam suatu pameran dan bazar yang pernah dilakukan oelh sekolah kami. Dari kegiatan tersebut manfaat yang dirasakan yaitu “Anak-anak akan terlatih untuk menjadi wirausahawan muda, melatih kemandirian, berani mengambil risiko, menjadi siswa yang kreatif, inovatif, serta mengaplikasikan dalam dunia usaha yang sesungguhnya”.

Dengan program SPW yang diterapkan disekolah kami diharapakan akan muncul wirausaha-wirausaha muda dari SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan. Kepala SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan mengungkapkan bahwa Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha, siswa didorong melakukan praktik wirausaha secara langsung.

Melalui program SPW ini, akan melatih para siswa untuk mandiri, belajar melawan rasa malu, belajar menjadi konsisten, tentang komitmen, dan belajar untuk dapat dipercaya.

SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan berkomitmen untuk pendidikan kewirausahaan, langsung diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran berbasis produksi dan bisnis sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter mandiri dan mampu membuka lapangan kerja, baik untuk diri sendiri atau orang lain.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Melalui program Bantuan Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK, para Kepala Sekolah ditantang untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK.

Pendidikan kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran berbasis produksi dan bisnis seperti Teaching Factory atau Techno Park. Program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha.

Hakekat dari program pendidikan kewirausahaan pada dasarnya merupakan proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap. Metode pembelajaran pendidikan Kewirausahaan adalah menanamkan sikap, pembukaan wawasan dan pembekalan pengalaman awal yang dalam proses pembelajarannya bukan sekedar hafalan atau target kognitif, tetapi dipelajari melalui penanaman kebiasaan yang harus dikerjakan atau dilakukan sendiri secara berulang-ulang dan tidak sekedar hanya mengerti dan mengalami.

Lebih jauh, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya bisa ditanamkan oleh para orang tua ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Kewirausahaan ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil pendidikan. Dengan kata lain, untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan

(17)

17

(18)

18

Karakter unggul tersebut meliputi pengenalan terhadap diri sendiri (self awareness), kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan (problem solving), dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu (time orientation), empati, mau berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi, dan mampu membuat keputusan. Karakter tersebut tentu melalui sebuah proses yang panjang.

Saatnya pendidikan di Indonesia dapat berperan sebagai problem solver dengan dibarengi mental wirausaha yang terpatri dalam diri anak didik. Dengan bekal pelbagai disiplin keilmuan yang mumpuni yang dapat dijadikan “modal” untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat. Selain itu, dengan jiwa wirausahanya peserta didik akan selalu melakukan pembaharuan dan inovasi secara dinamis di masyarakat.

Dengan pengetahuan dan keterampilan dari para pembimbing SPW yang ada disekolah kami, kami sebagai pembimbing berperan aktif dalam hal mencetak peserta didik yang diharapkan memilki jiwa-jiwa wirausaha muda dengan menjalankan program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW), dimana kami berharap semoga program ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. Lulusan SMK nantinya tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki.

Apt. Hendro Prayugo, S.Farm, Guru pembimbing SPW

(19)

19

L A P O R A N S P W

S M K S K E S E H A T A N P U T R A B O R N E O

N U N U K A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N L A P O R A N S P W S I S W A

(20)

20

S M K N 1 K R A Y A N

J l . T e r a n g B a r u L o n g B a w a n L o n g M a t u n g , K e c . K r a y a n , K a b . N u n u k a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatyu Syalom

SMK Negeri 1 Krayan mengikuti program Sekolah Pencetak Wirausaha dimulai Tahun 2021 dan hal ini sesuai dengan Visi SMK Negeri 1 Krayan yaitu Mendidik Siswa di daerah perbatasan menjadi Entrepreneur. Hadirnya visi ini untuk menjawab tentangan bahwa tidak semua lulusan SMK dapat diterima di dunia kerja karena DUDI yang terbatas, dan disisi lain juga, tidak semua siswa dapat melanjut ke Pendidikan yang lebih Tinggi karena keterbatasan ekonomi orang tua, terutama disaat kesulitan ekonomi sebagai dampak dari Covid 19. Oleh karena itu, sekolah berkeyakinan apabila siswa dibentuk sejak dini menjadi wirausaha maka diharapkan akan muncul karakter kewirausahaan seperti kemandirian, kreativitas, inovasi dan lain-lain, maka siswa dapat mempertahankan kehidupannya dimana saja baik di dunia kerja, melanjutkan Pendidikan, bahkan berwirausaha sendiri.

Dengan hadirnya Program Sekolah Pencetak wirausaha oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang difasilitasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara khususnya Kabid PSMK, sangat membantu entrepreneur siswa dan bahkan guru untuk lebih berinovasi, berkreatifitas dalam menjalankan usaha-usahanya, sekalipun saat ini siswa SMKN 1 Krayan belum fokus pada usaha sesuai kompetensinya. Untuk membantu siswa dan mengarah siswa dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaan, sekolah menetapkan 4 guru pembimbing untuk membimbing 6 siswa. Saat ini siswa SMKN 1 Krayan masih berwirausaha dibidang penjualan baju online, alat dapur online, pulsa online, alat-alat motor online. Namun kami yakin SMKN 1 Krayan suatu saat pasti akan bisa sesuai slogan “SMK Bisa” untuk berwirausaha sesuai kompetensiu keahlian karena siswa dan guru SMKN 1 Krayan punya Semangat.

Kami menyadari untuk mencapai visi yaitu mencapai siswa yang enterpeneur yaitu mencetak siswa menjadi wirausaha atau sebagai SPW tidak hanya punya semangat, namun didukung juga oleh pemerintah pusat dan Daerah melalui sarana dan prasarana pendukung, peningkatan kualitas SDM dan lain-lain. Ada berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh SMKN 1 Krayan, antara lain belum memiliki sarana prasarana pendukung seperti internet, Ruang Produksi, mesin dan alat alat yang dibutuhkan untuk menunjang SPW sesuai kompetensinya, seperti mesin-mesin produksi, mesin pengemasan produk, dan juga pelatihan-pelalitan SDM baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mewujudkan SPW tersebut.

Kami berharap secara kuantitas maupun kualitas siswa peserta SPW di SMKN 1 Krayan akan meningkat dari tahun ke tahunnya untuk lebih banyak mencetak generasi melinial yang Entrepreneur dibidangnya dan tidak ada lagi yang menganggur di wilayah perbatasan, khususnya Krayan Indonesia.

Semoga coretan ini bermanfaat untuk kemajuan SPW kedepan. Amin Kepala Sekolah SMKN 1 Krayan

(21)

21

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada tahun ajaran 2020/2021 ini SMKN 1 Krayan melaksanakan kegiatan SPW dan dalam kegiatan ini kepala sekolah mengangkat beberapa guru untuk mendampingi dan membimbing siswa yang terpilih sebagai peserta kegiatan SPW. Kepala SMKN 1 Krayan mempercayakan beberapa guru pendamping dan salah satunya adalah saya dengan alasan karena saya memiliki bisnis kecil-kecilan dirumah. Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya hanya guru simulasi dan komunikasi digital. Selain mengajar disekolah saya juga membuka bisnis kecil- kecilan dirumah dengan mejual produk kosmetik yang saya promosikan secara online dan juga offline. Hal inilah yang menjadisalah satu pertimbangan kepala sekolah mengangkat dan mempercayakan saya sebagai salah satu pendamping siswa SPW. Sesuai dengan salah satu 1riteria pendamping yang telah ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama kegiatan SPW ini berlangsung.

Melalui kegiatan SPW ini untuk rencana kedepannya adalah untuk meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan sesuai dengan bakat dan minat siswa dan mencetak siswa – siswibukan hanya siap kerja tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja untuk diri-sendiri, keluarga dan bahkan lingkungan sekitar.

Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami kendala, saya sebagai pendamping berusaha untuk membantu dan menfasilitasi siswa dengan dibantu dana dari sekolah dan dengan berjalannya waktu, siswa-siswi akhirnya bisa terus aktif hingga saat ini.

Dari SMKN 1 Krayan ada 6 siswa yang ikut serta dalam program SPW dan memiliki berbagai produk yang berbeda-beda dan juga metode pemasaran yang berbeda. Dengan kondisi pandemic saat ini yang sedang melanda, pemasaran yang dilakukan ada yang memasarkan secara online yaitu dengan mengunggah postingan dimedia sosial dan juga pemasaran secara secara offline dengan menawarkan secara langsung dengan teman dekat, keluarga dan lingkungan.

Saya sebagai pendamping siswa SPW berharap kedepannya para siswa-siswi yang ikut SPW bisa mengembangkan usahanya dan melebarkan sayap keberbagai kalangan dan memiliki usaha mandiri yang dapat memberikan lapangan kerja bagi orang-orang disekitarnya dan oleh karena itu masih banyak yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari sekolah.

Sumarni, S.Pd

(22)

22

Salam sejahtera bagi kita semua semoga kita selalu diberikan kesehatan dimanapun kita berada.

Saya dipercaya oleh Kepala SMKN 1 Krayan sebagai pembimbing pada program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) pada bulan Desember 2020 walaupun saya sebenarnya bukanlah guru pada bidang kewirausahaan karena saya mengajar pada mata pelajaran Produktif Keperawatan namun karena saya mempunyai usaha yang saya jalankan dibidang bisnis online kemudian saya diberi kepercayaan untuk membimbing dan membagikan ilmu kewirausahaan saya kepada siswa/siswi SPW.

Saya semenjak SD sebenarnya sudah mempunyai ketertarikan pada bidang kewirausaan, saya selalu tertarik pada orang-orang yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain bahkan berdampak luas pada perekonomian suatu daerah tertentu oleh karena itu saya selalu mengamati dan mempelajari akan suatu usaha. Pada saat ini saya menjalankan usaha dibidang bisnis online baik dalam produk fashion, elektronik, dan lain lain. Tidak banyak ilmu secara teori yang dapat saya bagikan kepada siswa/siswi tetapi lebih kepada pengalaman bagaimana saya mengelola bisnis tersebut dari survey produk, persiapan produk, memasarkan, hingga sampai kepada tangan costumer.

Dalam hal berwirausaha diperlukan mental yang kuat dan pantang menyerah karena akan banyak hal dan rintangan yang dihadapi jika sedikit rintangan saja sudah menyerah maka usaha tersebut tidak akan berkembang. Diperlukan juga inovasi dan modifikasi produk kita sehingga menjadi nilai tambah dimata costumer dibandingkan produk serupa yang dipasarkan orang lain oleh karena itu kreativitas dan tidak pernah berhenti belajar adalah kemampuan lain yang saya ajarkan kepada siswa/siswi SPW yang harus selalu dimiliki oleh para wirausaha.

Dalam hal membimbing SPW di SMKN 1 Krayan tentu memiliki rintangan yang lebih sulit dibanding pembimbing SPW di perkotaan karena infrasturuktur di wilayah perbatasan masih sangat tertinggal seperti dalam hal komunikasi maupun transportasi sehingga setiap hal yang memerlukan jaringan internet maupun mobilisasi produk sering kali terhambat namun keterbatasan tersebut bukanlah alasan untuk menyerah karena jiwa seorang wirausaha harus mampu melihat peluang dibalik setiap masalah.

Harapan saya kelak para lulusan SMK dapat berbicara banyak dalam menggerakan sektor perekonomian di daerah terutama di wilayahnya sendiri baik dalam memasarkan produk-produk unggulan daerah secara lebih luas di masyarakat maupun menciptakan lapangan-lapangan kerja baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja lokal.

Sekian dan Terima Kasih. Depri Entoni, S.Kep

(23)

23

SMK Negeri 1 krayan merupakan salah satu sekolah Pusat Keunggulan, dan salah satu sekolah yang mengikuti Program Sekolah Pencetak Wirausaha.

Di sekolah saya bukanlah seorang guru saya hanyalah tenaga administarsi sekolah, tapi saya di percayakan untuk membimbing siswa SPW, dimana kemampuan saya yang saya pikir tidak memadai untuk melaksanakan tugas ini, oleh kerena beberapa pertimbangan dari kepala sekolah, adalah guru atau tenaga adm sekolah yang memiliki usaha sendiri maka saya pun ditunjukan untuk menjadi pembimbing siswa SPW.

Pertama kali saya di tugaskan untuk melaksanakan pendampingan/pembimbingan Sekolah Pencetak Wirausaha saya merasa sangat terbebani sampai-sampai saya mau mengundurkan diri, tapi oleh karena tugas saya pun tetap bertahan dan pada awal pembimbingan saya sangat kewalahan karena banyak hal yang saya tidak saya pahami dan masalah jaringan yang tidak memadai saya harus memeras otak untuk mencari cara agar siswa tetap bisa mengikuti VCT dan juga mendapatkan ilmu, berbagai kendala ini tidak mematahkan semangat kami sehingga saya tetap bisa membimbing dua oarng siswa hingga saat ini.

Adapun usaha yang saat ini dijalankan siswa yang saya bimbing saat ini adalah usaha Spare Part dan Olshop yang saya pikir ini adalah usaha yang menjanjikan jika terus dikembangkan dengan menggunakan kemajuan teknologi saat ini, tapi apalah guna teknologi jika jaringan internet yang tidak memadai di area kami saat ini, jaringan internet hanya bisa di akses di internet prabayar yang harus d bayar 30rb/ 250 MB, bakti aksi yang super lelet karena banyak penggunanya dan 4G kadang timbul kadang hilang untuk waktu yang lama, dan saya terus saja memberi semangat kepada siswa, Karena saya tau ketika seseorang hanya duduk diam tidak melakukan apa-apa maka tidak ada hasil apa pun juga, tetapi ketika kita melakukan sesuatu maka hasil akan menunjukan seberapa keras perjuangan kita.

Adapun manfaat mengikuti SPW kedepannya adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman untuk diri sendiri sedangkan manfaat lainya dapat menjadi langkah awal dalam memulai sebuah usaha kecil mencapai usaha besar yang terus dikembangkan hingga menciptakan lapangan pekerjaan guna memperbaiki perekonomian setempat, dan mempu melahirkan ide-ide baru dalam berwirausaha kedepannya.

Harapan saya sebagai pembimbing SPW adalah agara siswa yang bergabung dalam SPW tidak berhenti dalam mengembangkan usahanya dan mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dengan omset yang terus menigkat setiap bulannya, harapan saya untuk sekolah agar sekolah lebih menonjolkan SPW dengan mengapresiasi siswa yang mengkuti SPW dalam bentuk nilai, dan lain sebagainya untuk memotivasi siswa tersebut dan siswa lainya yang belum bergabung.

(24)

24

Penulis

(25)

25

Mengikuti program SPW di SMKN 1 Krayan. Pertama kali mendengar tentang program ini yang disampaikan oleh Wali kelas saya langsung tertarik untuk mengikutinya karena program ini berkaitan dengan kewirausahaan yang sebelumnya memang sudah saya tekuni dalam bidang penjualan pulsa dan paket data. Wali kelas melakukan pendataan kepada siswa yang mempunyai usaha dan ingin mengikuti program ini untuk selanjutnya diarahkan kepada pembimbing SPW di sekolah.

Dalam mengikuti program ini saya mengira hanya akan diajarkan tentang cara berwirausaha sehingga saya bisa dapat mengembangkan usaha saya tapi ternyata banyak ilmu yang didapat dalam program ini diantaranya tentang pengelolaan meeting secara virtual dan kampung bahasa inggris yang dimana kemampuan saya berbahasa inggris dan mengelola sebuah meeting secara online pun dapat bertambah. Dalam program SPW ini ada beberapa kendala yang harus dilewati oleh siswa/siswi maupun para pembimbing diantaranya adalah koneksi internet tidak stabil di wilayah Krayan hal itu dikarenakan di Krayan hanya mengandalkan Internet Satelit sehingga koneksi bergantung pada banyak hal diantaranya cuaca yang tidak menentu.

Dalam kegiatan usaha saya dibidang penjualan pulsa dan paket data saya banyak belajar dari pembimbing tentang cara mengelola dan menghitung omset penjualan saya sehingga saya dapat tau omset saya perbulan apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya. Saya juga diajarkan tentang cara pemasaran produk usaha saya sehingga saya bisa mendapatkan pelanggan yang lebih luas. Jika sebelum mengikuti kegiatan SPW dalam satu bulan keuntungan saya berkisar 150 - 200 ribu sekarang setelah saya mengikuti kegiatan ini keuntungan saya berkisar 400-500 ribu dan saya termotivasi untuk mengembangkan usaha saya dibidang lain seperti Fashion dan kosmestik

Walaupun saya adalah siswi Jurusan Keperawatan namun saya mempunyai ketertarikan tersendiri dalam bidang wirausaha sehingga saya melakukannya dengan penuh semangat walaupun saya tau ini tidaklah mudah namun saya percaya dapat melakukannya dengan maksimal. Salam wirausaha Muda.

Mira Astika

(26)

26

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya Laura Aknesia salah satu siswi SMK Negeri 1 Krayan yang mengikuti kegiatan Siswa Pencetak Wirausaha (SPW), saya kelas X Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pertama kali mengikuti kegiatan program ini dengan suka dan duka. Bagi siswa kami yang tinggal didaerah 3T khususnya tempat tinggal saya didaerah terang baru dimana daerah saya tidak ada jangkauan jaringan internet jadi harus menempuh jarak ± 4km untuk mendapatkan jaringan internet tersebut itupun harus bergantung cerahnya cuaca. Tapi untungnya ada guru yang pantang menyerah yang selalu membimbing saya dan selalu memotivasi semangat saya. Kebetulan saya punya hobi memposting status dimedia social seperti facebook ataupun whatsapp jadi saya memilih untuk membuka olshop supaya hobi saya tersalurkan dan sekaligus belajar untuk berwirausaha.

Sistem penjualan kami melalui postingan social media meskipun jaringan didaerah saya sulit tapi tidah mematahkan semangat saya untuk berusaha dan berjuang, selain itu system pembayaran kami juga terkadang ada yang bayar tunai ada juga yang non tunai mengingat kondisi pandemic sekarang ini membuat sebagian besar mata pencaharian masyarakat lumpuh akibat lockdown yang dilakukan oleh Negara Malaysia dimana 90% mata pencaharian masyarakat didaerah saya bergantung pada Negari Jiran tersebut. Disinilah letak dukanya padahal uang yang saya hasilkan dari usaha ini saya putar lagi untuk modal.

Dari awal penjualan, saya belum memiliki modal banyak karena hanya mengumpulkan uang dari jajan saya setiap hari dan dari uang itu saya memberanikan diri untuk berwirausaha dan berkat ketelatenan dan keuletan serta bimbingan guru pendamping sehingga setiap bulan omset saya terus meningkat.

Dalam kegiatan program SPW ini, tidak banyak siswa yang mau ikut dikarenakan dalam kegiatan penjualan tidak hanya butuh modal uang dan kepintaran tapi juga ketelatenan, keuletan serta semangat pantang menyerah baik dalam promosi produk maupun dalam pencatatan omset. Mudah-mudahan melalui kegiatan SPW ini bisa menambah pengalaman dan wawasan saya dalam berwirausaha kedepannya.

Laura Aknesia

(27)

27

SUKA DUKA MENGIKUTI SPW DI SEKOLAH

Pertama kali saya mendengar tentang SPW yang di kenalkan oleh kepala sekolah

pada saat apel pagi dan timbul dalam hati saya ingin belajar berwirausaha saya ingin mencoba bagaimana berbisnis, sejak saat itu saya pun mendaftarkan nama untuk mengikuti SPW, dan saya berencana buka usaha spare part. Pertama kali mengikuti seminar SPW saya mengalami bayak kendala terutama jaringan online jadi saya sangat susah mengikuti VCT, hingga akhirnya kami mengambil keputusan untuk mengikuti VCT secara offline agar tidak ketinggalan ilmunya.

Diawal bulan pertama saya menjalankan usaha omset saya hanya 0% saya pun mulai berpikir apakah mungkin untuk terus menjalankan usaha? Saya sempat down dan saya pun berkonsultasi demgam pembimbing SPW dan pembimbing saya memberi banyak masukan kata-kata pembimbing saya yang paling saya ingat adalah “ lakukan sesuatu maka hasil mengikuti” saya sangat menyukai kata-kata itu dan saya pun terus bertahan untuk melakukan usaha saya dan terbukti di bulan kedua saya mendapatkan omset pertama saya, saya sangat bangga pada diri saya sendiri dan saya berpikir untuk terus berwirausaha dan hingga saat ini omset saya terus berkembang tiap bulannya walaupun secara offline.

Saya sangat berterima kasih pada pembimbing yang terus memberi semangat dan bimbingan untuk diri saya dalam mengikuti SPW, saya juga berterima kasih untuk kepala sekolah SMKN 1 krayan yang sudah memperkenalkan SPW kepada saya sehingga saya bisa mengenal apa itu SPW dan disana saya belajar bagaimana berwirausaha, semoga dengan mengikuti SPW saya mengambil langkah awal yang baik untuk mengebangkan diri kedepannya menjadi seorang yang selama ini saya impikan yaitu bisa membanggkan kedua orang tua dan mampu mengahsilkan uang dengan jeripaya sendiri.

Pengalaman ini saya bagikan untuk memberi semangat teman-teman yang lain agar mau berwirausaha walaupun banyak suka dukanya teruslah berusaha maka hasil mengikuti. Dan untuk pembaca semoga pengalaman saya ini bisa memberi motivasi dan wawasan tentang apa itu SPW dan berwirausaha semoga bermanfaat, maaf jika ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan beberapa pihak dan maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.

Daud

siswa kelas XI-ATPH SMK Negeri 1 Krayan

(28)

28

L A P O R A N S P W

S M K N 1 K R A Y A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

(29)

29

S M K N 2 M A L I N A U

K E B U N J E R U K / P E M D A B A R U , M A L I N A U K O T A , K e c . M a l i n a u K o t a , K a b . M a l i n a u P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Kegiatan SPW di jenjang SMK sangat mendukung meningkatkan kreatifitas peserta didik untuk mengembangkan pada dunia usaha dan harapannya akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk ke depannya pada peserta didik SMK.

Kegiatan SPW produksi batik SMKN 2 Malinau diawali dengan ada bantuan pemerintah pusat untuk melaksanakan pelatihan membatik di SMKN 2 Malinau. Melihat perkembangan batik di Provinsi Kalimantan Utara sangat menjanjikan bahkan suatu saat akan meningkat pada tingkat Nasional bahkan Internasional. Selanjutnya melalui Kepala Sekolah saya dipercayakan menjadi salah satu guru pembimbing SPW.

SPW SMKN 2 Malinau dilaksanakan secara mandiri dirumah peserta didik. Pada tahap membuat motif, mencanting, dan mewarnai batik dilakukan oleh peserta didik secara mandiri di rumah. Ketika pada tahap waterglass dan pelunturan malam pada kain batik dilakukan di sekolah.

Namun pada masa pendemi ini kesulitannya adalah kita tidak dapat dilakukan bimbingan dan pelatihan secara tatap muka dengan peserta didik. Namun besar harapan saya kegiatan SPW ini tetap dilaksanakan, hingga suatu saat nanti kita dapat mencetak peserta didik dengan keterampilan pada bidang kewirausahaan. Pada SMKN 2 Malinau, siswa yang melaksanakan SPW adalah 10 siswa, 1 siswa dengan bisnis Olshop, 12 siswa produksi batik tulis.

Dan hambatan kedua adalah masalah pada modal, alat atau sarana prasarana. Dan ketika ada kegiatan SPW yang memerlukan tempat, modal yang besar maka itu yang membuat kegiatan SPW tersebut cukup sulit untuk dilaksanakan.

Penulis

(30)

30

L A P O R A N S P W

S M K N 2 M A L I N A U

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

(31)

31

S M K N 1 S E B A T I K B A R A T

J l . T r a n s S e b a t i k , L i a n g B u n y u , K e c . S e b a t i k B a r a t , K a b . N u n u k a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya adalah salah satu siswa SMK Negeri 1 Sebatik Barat yang mengikuti program SPW di sekolah. Saat ini saya berada di kelas X Akuntansi Keuangan Lembaga. Disini saya merupakan siswa baru di sekolah,yang tentunya masih perlu beradapatasi dengan lingkungan sekolah saya oleh karena itu awal mula saya mengikuti program SPW ini banyak sekali yang harus saya hadapi baik untuk dengan lingkungan sekolah saya sendiri maupun dengan program ini sendiri,di tambah lagi situasi pandemic pada saat ini cukup buruk. Namun berkat bimbingan dan arahan dari pihak sekolah khususnya guru pembimbing saya, saya dapat melalui semua proses itu dengan baik. Sejak saya SD ,saya sudah memiliki hoby berjualan dan itu berjalan terus hingga saya masuk di SMK. Dengan adanya program SPW ini tentunya saya bisa dapat lebih mengembangkan pengetahuan saya dalam berbisnis.

Awal mulanya saya membuka warung gorengan di Pelabuhan yang ada di desa bambangan, proses dalam membuka warung tersebut juga berjalan lancar dan tentunya berkat bantuan dari guru pembimbing saya. Sekitar dua bulan lebih saya berjualan gorengan dan lain lain di tempat tersebut. Namun saat memasuki bulan ke tiga ,pendapatan saya mulai menipis dan tidak ada perkembangan sama sekali, hal ini di sebabkan oleh kondisi pandemic yang terus meningkat, beberapa kali terjadi lock down di daerah saya menjual yang menyebabkan kurangnya pembeli. Walaupun demikian saya tidak bisa menyerah begitu saja, saya terus mencari dan melihat bagaimana agar saya bisa mencari konsumen yang tetap dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan saya.

Karena di tempat tinggal saya yaitu didaerah sebatik, hampir semua masyarakat bermata pencarian di daerah Liang Bunyu tepatnya memproduksi rumput laut. Di daerah Liang bunyu ini banyak sekali masyakat yang berkerja hampir setiap hari , baik itu anak-anak, remaja sampai orang tua memiliki perkerja di tempat tersebut. Saya memutuskan untuk membuat produk makanan yang bisa di komsumsi oleh semua kalangan ,dan saya sendiri yang membawa produk tersebut untuk saya jual ke masyarakat yang bekerja di daerah tersebut, saya juga memanfaatkan kondisi cuaca di setiap hari nya, misalnya saat cuaca lagi panas saya membuat es boba untuk di tawarkan kemasyarakat tersebut.

Semua berjalan lancar hingga saat ini, namun tentunya masih banyak hal yang harus saya perhatikan, karena disini saya juga merupakan seorang siswa,seorang anak,dan seorang kaka sulung dari 5 bersaudara. Saya harus pintar membagi waktu saya, dan tentunya saya juga harus menjaga Kesehatan saya terlebih lagi di saat pandemic seperti ini.

(32)

32

Dari program SPW ini saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman nyata yang terjadi selama saya mengikuti program ini, saya diajarkan untuk menjadi orang dewasa yang bijaksana dalam berkreasi dan menata keuangan. Dari program ini juga saya menyadari bahwa berbisnis butuh ilmu dasar dari orang yang

berpengalaman karena semua tidak semudah yang di bayangkan, semenjak saya mengikuti program ini saya menjadi lebih mandiri dan menghargai waktu. Saya berharap program ini dapat terus berjalan ke adik adik kelas saya nantinya, agar kedepannya banyak siswa yang berkualitas di Indonesia.

Monika Mirin Werang

(33)

33

L A P O R A N S P W

S M K N 1 S E B A T I K B A R A T

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

(34)

34

S M K N 1 T A N J U N G S E L O R

J l . S k i p I , T j . S e l o r H u l u , T j . S e l o r , K a b u p a t e n B u l u n g a n , K a l i m a n t a n U t a r a 7 7 2 1 4

Penggerak SPW Mencetak Juragan Muda SMKN 1 Tanjung Selor

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program yang dikelola oleh DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah satu solusi dari tingginya angka ketidak terserapan lulusan SMK khususnya di Kalimanan Utara dan di Indonesia pada umumnya. Pada awal tahun 2020 program ini mulai diimplemetasikan di SMK seKalimatan Utara yang kemudian dijadikan wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausaha dan pemantauan melalui omset bagi para peserta didik dan di bina oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara melalui Kepala Bidang PSMK dan kerjasama dengan SEAMEO dan Kepala Sekolah. Program SPW ini bertujuan untuk membina dan implementasi program SPW terhadap skill ( hardskill dan softskill ) berwirausaha peserta didik SMKN 1 Tanjung Selor . Adapun skill berwirausaha tersebut meliputi bagaimana merencanakan berwirausaha, memasarkan produk, mengelola pasar, membukukan hasil wirausaha dan teknik membuka peluang usaha, teknik pemasaran, berkomunikasi, kepemimpinan, dan kedisiplinan.

Dengan bekal ketrampilan yang didapatkan para peserta didik melalui SPWakan menjadikan bekal modal setelah lulus dari bangku sekolah sehingga peserta didik tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan. Program SPW akan berjalan dengan baik kalau semua warga sekolah terutama Guru/Pendidik menyadari atau mempunyai rasa kepedulian tentang manfaat SPW bagi peserta didik Skill yang didapatkan oleh peserta didik. Peran serta khusus guru kewirausahaan melalui pendidikan PKK sangat mendukung sekali dalam mengembangkan program SPW yang ada di SMKN 1 Tanjung Selor sekaligus mempercepat program SPW. wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, guru pembimbing program SPW, dan guru PKK mendorong dan memotivasi peserta didik yang mengikuti program SPW di sekolah.

Program SPW ini kalau dijalankan dengan baik akan berdampak positif bagi peserta didik yang mempunyai minat dan bakat serta mendorong motivasi berwirausaha. Program SPW yang diikuti oleh peserta didik SMKN 1 Tanjung Selor memiliki usaha dengan sistem Online dan ada juga berjualan dengan secara langsung. Implementasi program SPW Melalui program SPW peserta didik dapat meningkatkan skill berwirausahanya baik itu hard skill maupun soft skill, meliputi: a) Peserta didik terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

b) Teknik pemasaran pada program SPW ini harus dilakukan secara online sehingga siswa terlatih untuk memasarkan produk secara online melalui website

(35)

35

(36)

36

c) skill berkomunikasi peserta didik semakin membaik dengan mengikuti program SPW, karena dalam implementasinya peserta didik dibiasakan berinteraksi dengan konsumen,

d) Kepemimpinan peserta didik melalui program SPW mengalami peningkatan yang cukup baik, karena ketika peserta didik membuka peluang usaha maka dia harus berani dengan mengambil resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lain skill kepemimpinan peserta didik berkembang baik karena pelatihan yang diadakan oleh guru pembimbing dalam program SPW di waktu tertentu.

e) melalui program ini kedisiplinan siswa semakin baik untuk mengelola keuangan dan disiplin untuk mencatat pembukuan. Dari skill yang didapat oleh peserta didik kalau diasah terus menerus akan menjadikan wirausawan muda atau juragan muda yang suskses.

Kendala yang dihadapi sekolah saat ini adalah belum semuanya pendidik paham dengan program SPW dan perlu adanya sosialisasi program yang terus menerus yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah dalam pengembangan SPW.

Penulis

Supriyono, S.Pd., M.Or SMKN 1 Tanjung selor

(37)

37

HAPUS INSECURE MU DAN UBAH JADI BERSYUKUR

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata insecure. Ya, insecure adalah perasaan cemas,takut,atau tidak percaya diri yang berlebihan. Setiap orang pasti pernah merasakan insecure.

Tapi taukah kalian bahwa insecure dapat berpengaruh buruk bagi kehidupan seseorang ? Misalnya contoh jika ingin berwirausaha, membuat atau memasarkan produk, atau membuat sebuah karya kita harus memiliki rasa percaya diri agar usaha bisa maju. Orang yang insecure biasanya takut untuk melangkah maju dan tidak siap mengambil resiko. Umumnya, insecure disebabkan karena pergaulan, overthingking, dan trauma pada masa lalu.

Ciri-ciri insecure : 1. Merasa rendah diri,

salah satu contohnya misalkan saat melihat orang lain lebih sukses menjadi takut untuk bergaul karena merasa tidak sepadan.

2. Perasaan takut/cemas yang berlebihan,

Sebagai contoh misalnya, takut untuk berkarya dan mempublikasikan lewat media sosial Karena khawatir dengan hujatan.

3. Sering membandingkan diri dengan orang lain.

Sebagai contoh, misalnya membandingkan diri dengan orang yang lebih pintar, berbakat, atau yang kehidupannya lebih maju.

Padahal seharusnya kita menjadikan itu sebagai motivasi bukan malah membandingkan diri.

Berikut adalah cara mengatasi insecure:

1. Berusaha untuk tetap berpikir positif, karena hidup ibarat roda yang berputar. Kita semua tahu, hidup ibarat roda berputar, ada kalanya seseorang berada di atas mengalami sukacita dan kesuksesan, dan adakalanya seseorang berada di bawah mengalami duka, dan kegagalan.

2. Berhentilah menyalahkan diri sendiri

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup, tapi kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan kegagalan itu kita harus menjadikannya sebagai pelajaran dan berusaha lebih keras lagi untuk mencapai cita-cita dan tujuan.

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain.

Kita harus menjadikan orang yang di atas kita sebagai motivasi untuk maju, tapi kita harus ingat, bahwa masih ada orang di bawah kita yang juga ingin berada di posisi kita.

Penulis,

(38)

38

(39)

39

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A N J U N G S E L O R

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

(40)

40

S M K N 1 M A L I N A U

D E S A T A N J U N G L A P A N G , T a n j u n g L a p a n g , K e c . M a l i n a u B a r a t , K a b . M a l i n a u P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAN.

Adam Smit adalah seorang pencetus system ekonomi kapitalis dan pasar bebas, mengatakan tingkat kemakmuran suatu bangsa bukan berdasarkan standar emas,tetapi pada kapabilitas manusia untuk melakukan investasi, dalam bebagai ekonomi. Bgi kita bangsa Indonesia ekonomi kita harus sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan lewat koperasi dan berwira usaha ,untuk lebih jelas maka kita mengulasnya dalam tulisan singkat ini.

Kewirausahaan berasal dari istilah ente preneurship sedangkan wirausaha berasal dari kata entrepreneur.Kata entrepreneur secara tertulis digunakan pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”. Entrepeneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti,meskipun orang tersebut belum mengetahui berapa harga barang (guna ekonomi) itu akan di jual.

Banyak orang memberikan pengertian entrepreneur dan entrepreneurship diantaranya sebagai berikut.

1) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengambil risiko.

2) Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal.

3) Ada yang mengartikan sebagai orang yang menciptakan barang baru 4) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan.

Agar menjadi lebih jelas maka pengertian kewira usahaan adalah sebagai berikur:

1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyawan dalam arti meningkatkan penghasilan.

2. Kewirausahaan adalah proses seseorang guna mengejar peluang-peluang yang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumberdaya yang mereka kendalikan (Robin,1996).

3. Instruksi presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional me masyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan(GNMMK) Kewirausahaan adalah semangat,sikap,prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

(41)

41

Sedangkan yang di maksudkan dengan wirausaha adalah sebagai berikut : 1. Wirausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan

pribadi,keluarga,masyarakat dan bangsanya.

2. Wirausaha adalah seorang yang menjadi pakar atas dirinya sendiri.

3. Wirausaha adalah sorang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk

organisasi baru atau mengelola bahan bakar baru.

4. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain ( Gede Prama).

5. Pandangan menurut seorang Psykologis,wira usaha adalah seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan,

maka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuatan orang lain.

Dengan demikan dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa wira usaha itu adalah seorang yang memiliki dorongan melihat dan menilai kesempatan – kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan.

B. TUJUAN KEWIRAUSAHAAN.

Kewira usahaan dapat di ajarkan dan di kembangkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai di Perguruan Tingg agar mereka menjadi orang berbakati, dengan tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan para wira usahawan yang berkualitas.

2. Mewujutkan kemampuan dan kemantapan para wira usaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan sikap,prilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,handal dan unggul.

4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

C. MANFAAT WIRAUSAHA

Manfaat wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memberi bantuan kepada orang lain dan pembaharuan social,sesuai dengan kemampuannya.

2. Menambah daya tampung tenaga kerja,sehingga dapat mengurangi pengangguran.

3. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras,tekun,tetapi tidak melupakan perintah agama.

Referensi

Dokumen terkait