• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menteri Sofyan: Indonesia Siap Mengimplementasikan SDGs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menteri Sofyan: Indonesia Siap Mengimplementasikan SDGs"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Siaran Pers

Menteri Sofyan:

Indonesia Siap Mengimplementasikan SDGs

JAKARTA – Kementerian PPN/Bappenas hari Senin (16/5) menyelenggarakan Workshop ͞Transforming Our

World: The 2030 Agenda for SDGs in Indonesia͟, yang bertujuan untuk membangun pemahaman yang sama

dengan para stakeholders tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development

Goals/SDGs). Agenda baru ini merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Tujuan

Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) yang mulai dijalankan tahun 2000 dan berakhir di tahun 2015, dan berupaya untuk menyelesaikan apa yang belum dapat dicapai dalam MDGs. SDGs merupakan suatu rencana aksi untuk manusia, planet, dan kesejahteraan. SDGs memandang kesejahteraan manusia dibatasi oleh kondisi planet Bumi, serta bergantung pada cara kita memperlakukan Bumi dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, 17 Tujuan dalam SDGs tidak terpisahkan dan saling berkaitan satu sama lain untuk menjalankan pembangunan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyatakan SDGs lebih komprehensif da tra sfor atif. SDGs jauh lebih komprehensif dan transformatif. Komprehensif karena melibatkan negara maju dan berkembang dengan tujuan yang lebih luas, mencakup tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta menetapkan mekanisme untuk mengimplementasikan 17 Tujuan tersebut, yaitu melalui perangkat implementasi (means of implementations). Kemudian, transformatif karena tidak meninggalkan siapapun di belakang. Mereka yang miskin, rentan, ataupun difabel didorong untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan, dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari “DGs, jelas beliau. Untuk mencapai 17 Tujuan, lanjut Menteri Sofyan, semua aktor, bukan hanya pemerintah dan pemerintah daerah saja yang harus bekerja sama, melainkan masyarakat sipil, pelaku bisnis, filantropi, serta akademisi harus berkolaborasi. Terlebih lagi SDGs jauh lebih ambisius dari MDGs sebelumnya yang hanya separuh dari target SDGs. Target-target SDGs ditujukan untuk mencapai semua indikator (Zero Goals).

Me teri “ofya opti is I do esia siap u tuk e gi ple e tasika “DGs. Untuk mencapai 17 Tujuan, 169 target, dan 240 indikator memang menjadi tantangan bagi Indonesia. Namun, saya percaya Indonesia siap dan berkomitmen penuh untuk melaksanakan SDGs karena sejalan dengan visi pembangunan Indonesia dan sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Indonesia memiliki 119 target yang sesuai dengan 169 target SDGs, jelas Menteri Sofyan.

Pada pilar sosial, Indonesia menargetkan untuk menurunkan tingkat kemiskinan 7-8%; meningkatkan akses air minum dan sanitasi 100%; menurunkan angka kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran, dan angka kematian ibu 306 per 100 ribu kelahiran; meningkatkan fasilitas kesehatan 85% dan jangkauan asuransi kesehatan 100%; dan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar SD 114,09%, SMP 106,94%, dan SMA 91,63%. Pada pilar ekonomi, Indonesia menargetkan untuk meningkat PDB per kapita Rp 72.2 juta; mengurangi tingkat pengangguran terbuka 4-5%; menciptakan 10 juta lapangan kerja; menurunkan Indeks Gini 0,36; meningkatkan tenaga kerja formal 51%; rasio elektrifikasi 96,6%; dan energi terbarukan campuran 10-16%. Pada pilar lingkungan, Indonesia menargetkan untuk mendorong produksi dan konsumsi sektor-sektor prioritas secara berkelanjutan; mengurangi emisi CO2 hingga 26%; memulihkan ekosistem yang

terdegradasi, meliputi 100 ribu ha kawasan konservasi; dan pengelolaan sampah hingga 150 juta ton. Pada pilar pembangunan yang inklusif dan target perangkat implementasi, Indonesia meningkatkan partisipasi dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular di berbagai sektor dengan banyak negara. Untuk memastikan pembangunan yang inklusif, Indonesia melakukan pembangunan partisipatif, meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan, dan memberikan sistem kartu (Kartu Indonesia) untuk berbagai program kemiskinan dan sosial demi menjamin akses layanan dasar bagi masyarakat miskin. Pada akhir sambutannya, Menteri Sofyan menjelaskan peran Bappenas dalam SDGs. Bappe as ditugaskan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Kami akan membentuk Tim Koordinasi Nasional yang terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, pelaku bisnis, dan juga filantropi. Selain itu, saat ini kami juga sedang mempersiapkan Keputusan Presiden untuk SDGs. Dasar hukum ini diperlukan untuk memastikan koordinasi SDGs di seluruh sektor 17 Tujuan, dan penting untuk memastikan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, pu gkas beliau.

Jakarta, 16 Mei 2016

Thohir Afandi

Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan Kementerian PPN/Bappenas

Untuk informasi lebih lanjut:

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310 Telepon (021) 31936207, 3905650; Faksimile (021) 3145374

Referensi

Dokumen terkait

spektrum phonon. Phonon adalah kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energi elektromagnetik. Kedua gelombang tersebut dapat menyebabkan getaran

Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung dari pelaku perkawinan anak di bawah umur, pejabat desa serta para ulama Desa Tegaldowo, KUA kecamatan Gunem

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) harus dibuat dengan terperinci, sesuai dengan gambar rencana dan item-item yang terdapat di dalam spesifikasi. Pada tahapan penyusunan

Dengan perbandingan pada gambar 4.16, untuk kondisi pada kecepatan 0 knot hingga 20 sistem prpulsi hybrid aan memberikan keuntungan dengan menawarkan konsumsi bahan bakar

Hermawan (2012 : 30) yang menjelaskan bahwa Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang

Hasil uji tidak merusak untuk pipa-pipa ekonomiser dan pemanas lanjut PLTU dengan daya 65 Mwe menunjukkan tidak diketemukan indikasi adanya rongga,

Hasil analisis tersebut diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Anggara (2011) dimana secara parsial variabel PER memiliki pengaruh positif dan tidak

1) Kayu akasia dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan asap cair. 2) Semakin tinggi temperatur maka semakin banyak volume asap cair yang dihasilkan dari proses