PRARANCANGAN PABRIK METIL ESTER
DARI MINYAK JARAK PAGAR DAN METANOL
KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN
NASKAH PUBLIKASI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Oleh :
Ratri Sulistyaningsih D500110027
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
1
PRARANCANGAN PABRIK METIL ESTER DARI MINYAK JARAK PAGAR DAN METANOL
KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penghasil minyak bumi di dunia, namun sampai saat ini masih mengimpor bahan bakar minyak (BBM) untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi dan energi. Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah impor serta menanggulangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil maka didirikan pabrik Metil Ester dari minyak jarak pagar dan metanol dengan kapasitas 70.000 ton/tahun direncanakan dibangun di Gresik, Jawa Timur beroperasi selama 330 hari/tahun.
Proses pembuatan Metil Ester dilakukan dengan proses transesterifikasi yang dilakukan dalam reaktor alir tangki berpengaduk. Pada reaktor ini reaksi berlangsung pada fase cair-cair dengan perbandingan mol minyak jarak pagar dengan metanol 1 : 6. Reaksi berlangsung secara reversible, eksoterm dengan kondisi non adiabatic isothermal pada suhu 60oC dan pada tekanan 1 atm. Pabrik ini digolongkan beresiko rendah karena kondisi operasi pada tekanan atmosferis. Kebutuhan bahan baku Minyak Jarak pagar sebesar 8.882,30 kg/jam dan metanol sebesar 1.912,14 kg/jam. Bahan baku penunjang NaOH sebesar 266,47 kg/jam. Produk berupa Metil Ester sebesar 8.838,38 kg per jam. Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air diperoleh dari sungai sebesar 18.436,70 kg/jam dan penyediaan saturated steam sebesar 55.282,63 kg/jam yang diperoleh dari boiler dengan bahan bakar solar sebesar 52,67 liter/jam, kebutuhan listrik diperoleh dari PLN dan generator set sebesar 400 kW. Pabrik ini didirikan dikawasan industri, Gresik, Jawa Timur dengan luas tanah 20.000 m2 dan jumlah karyawan sebanyak 154 orang.
Pabrik Metil Ester yang didirikan memerlukan modal sebesar Rp.437.943.991.999 dan modal kerja sebesar Rp 161.044.388.332. Dari analisis ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan keuntungan sebelum pajak Rp.130.768.256.995 /tahun setelah dipotong pajak 30% keuntungan mencapai Rp 91.537.781.996 /tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 29,86%
dan setelah pajak 20,90%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 2,5 tahun dan setelah pajak 3,2 tahun. Break Even Time (BEP) sebesar 51,68%, dan Shut Down Point
(SDP) sebesar 27,72%. Discounted Cash Flow (DCF) terhitung sebesar 39,77%. Dari data analisis kelayakan di atas disimpulkan, bahwa pabrik ini menguntungkan dan layak untuk didirikan.
2 Abstract
Indonesia is one country with oil producers in the world, but is still importing fuel oil (BBM) for sufficient fuel in the transport and energy sectors. One effort to reduce the amount of imports and overcome the dependence on fossil fuels then established factory Methyl Ester of castor oil and methanol with a capacity of 70,000 tons / year will be built in Gresik, East Java operated for 330 days /year.
The process of making Methyl Ester done by a transesterification process is carried out in a flow reactor stirred tank. In the reactor the reaction at liquid-liquid phase mole ratio of castor oil with methanol 1: 6. The reactions are reversible, exothermic with non-adiabatic isothermal conditions at 60 ° C and at a pressure of 1 atm. This plant is classified as a low risk operating at atmospheric pressure conditions. Raw material requirements Jatropha Oil of 8882.30 kg / h and methanol amounted to 1912.14 kg / hour. NaOH supporting materials amounted to 266.47 kg / hour. Methyl Ester product in the form of 8838.38 kg / hour. Support utilities includes supplying process water extracted from the river at 18436.70 kg / hour and the supply of saturated steam at 55282.63 kg / h obtained from the boiler with diesel fuel amounted to 52.67 liters / hour, demand for electricity is obtained from the PLN and generator set of 400 kW. The factory was established industrial region, Gresik, East Java, with a land area of 20,000 m2 and the number of employees 154 people.
Methyl Ester factory founded by Rp.437.943.991.999 need capital and working capital of Rp 161 044 388 332. From the economic analysis of this plant demonstrates a pretax profit Rp.130.768.256.995 /year after taxes 30% profit reached Rp 91,537,781,996 /year. Percent Return On Investment (ROI) before tax after tax 29.86% and 20.90%. Pay Out Time (POT) before tax for 2.5 years and 3.2 years after tax. Break Even Time (BEP) amounted to 51.68%, and Shut Down Point (SDP) amounted to 27.72%. Discounted Cash Flow (DCF) accounted for 39.77%. From the data above feasibility analysis concluded that the plant is profitable and feasible to set.
Keywords: Jatropha oil, transesterification, methanol
A. PENDAHULUAN
3
Metil ester merupakan Bahan Bakar Nabati yang dapat digunakan untuk menggerakkan mesin diesel. Minyak nabati tersedia dalam jenis dan jumlah yang besar di Indonesia, misalnya minyak kelapa, minyak kelapa sawit, jarak pagar, kemiri, kacang. Mengingat semakin menipisnya bahanbakar fosil maka bahan bakar minyak nabati yang dijadikan metil ester ini merupakan sebagai solusi sumber energi di Indonesia.
Kebutuhan Metil Ester di Indinesia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi. Oleh karena itu, didirikannya pabrik ini sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metil ester di Indonesia, selain itu juga menguntungkan bagi para petani jarak pagar sebagai produsen bahan baku serta dapat membuka lapangan kerja baru.
B. Perancangan Kapasitas
Konsumsi metil ester di Indonesia mengalami perubahan setiap tahunnya, yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 1.1. Perkembangan Kebutuhan Metil Ester di Inonesia.
Tahun Berat ton/tahun
2011 2.223,633 2012 2.044,947 2013 1.211,517 2014 2.753,021 2015 2.389,842
Konsumsi metil ester di Indonesia mengalami perubahan setiap tahunnya, Maka kapasitas pabrik dirancang 70.000 ton/tahun.Untuk mengatasi kelangkaan sumber energi dalam negeri, Indonesia juga mengimpor metil ester.
C. Dasar Reaksi
4
menggunakan katalis dalam reaksinya untuk mempercepat reaksi. Reaksi tranesterifikasi ini bersifat reversibel (bolak-balik).
D. Tinjauan Kinetika
Reaksi pembuatan biodiesel ini merupakan reaksi orde satu. Dimana menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Said (2009), diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi sebesar :
k = 0,105 L/menit
Reaksi yang berlangsung selama 60 menit dengan suhu 60⁰C dan pada
tekanan 1 atm dengan menggunakan metanol berlebih.
E. Langkah Proses
Dalam proses pembuatan Metil Ester dari trigliserida minyak jarak pagar dengan metanol dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Penyiapan Bahan Baku 2. Tahap Pembentukan Produk
3. Tahap Pemisahan dan pemurnian Produk 4. Metanol Recorvery
1. Proses Penyiapan Bahan Baku
Trigliserida dialirkan menggunakan pompa (L-03) dari truk pengangkut, selanjutnya disimoan dalam tangki penyimpanan (F-02) pada tekanan atmosferik dan suhu 30⁰C, untuk memenuhi kebutuhan selama 14 hari. Selanjutnya trigliserida dipompa ke dalam reaktor (R-01) melewati heater 1 (E-1.1) sehingga suhunya sesuai dengan kondisi operasi di dalam reaktor (R-01).
5
membentuk larutan sodium methoxide serta panas pencampuran dan kedua bahan tersebut. Panas pencampuran yang terjadi berkisar 49,42⁰C,
sehingga setelah dari mixer campuran ini perlu dipanaskan ladi menggunakan heater 2 (E-1.2) agar suhunya menjadi 60⁰C. Kemudian
dialirkan ke dalam reaktor menggunakan pompa (L-05). 2. Tahap Pembentukan Produk
Dalam proses pembentukan biodiesel berlangsung melalui reaksi transesterifikasi yang terjadi di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) pada suku 60⁰C dan tekanan 1 atm.Pengaduk dalam reaktor
berfungsi untuk mencampur kedua reaktan (trigliserida dan metanol) dengan NaOH.
Kondisi operasi dari bahan baku yang masuk ke dalam reaktor sudah disesuaikan sehingga bahan baku sudah dapat bereaksi. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah :
C57H106O6 + 3CH3OH 3C19H37O2+ C3H8O3 ……… (2.5)
Trigliserida Metanol Metil Ester Gliserol
Reaksi terjadi yang merupakan reaksi eksotermis, sehingga alam perancangan reaktor diperlukan pendingin jaket, dan suhu di dalam reaktor dijaga sekitar 60⁰C. Reaksi yang terjadi berlangsung dengan
waktu tinggal selama 1 jam dan menghasilkan konversi 86% dan akan dinaikkan kembali konversinya menjadi 98%.
3. Proses Pemisahan Dan Pemurnian Produk
Dekanter 2 (H-1.2) yang digunakan bertujuan untuk memurnikan metil ester dengan cara pembentukan lapisan metanol dan air yang tersisan lalu dialirkan menuju collecting tank. Metil ester yang keluar dari dekanter 2 (H-1.2)menggunakan pompa (L-07) merupakan produk utama yaitu biodiesel, selanjutnya sebelum disimpan ke dalam tangki penyimpanan F-05 biodiesel akan didinginkan di dalam cooler terlebih dahulu sehigga suhunya menjadi 35⁰C. Hasil bawah dari dekanter 2
6
1.2) kemudiakan akan dialirkan menggunakan pompa (L-08) menuju
collecting tank (F-04). Pada Netraliser di masukkan larutan HCl
menggunakan pompa (L-10) untuk menetralkan kandungan NaOH yang masih terikut sehingga akan membentuk NaCl dan air. Hasil dari Netraliser (M-02) dialirkan menuju collecting tankmenggunakan pompa (L-11), selanjutnya dialirkan menuju Evaporator (V-01) untuk mengentalkan hasil samping yaitu Gliserol dan menguapkan air dan metanol yang selanjutnya akan di recycle di Menara Destilasi (D-1.1) selanjutnya dialairkan lagi menggukan pompa 13 (L-013) menuju Mixer (M-01). Hasil samping Gliserol dialirkan menuju Tangki penyimpanan (F-06) menggunakan pompa (L-12).
4. Recovery Metanol
Hasil atas dari D-2.1 berupa campuran uap air dan uap metanol yang kemudian dikondensasikan oleh kondenser 2 (E-3.2) dan akan dialirkan menggunakan pompa (L-13) menuju mixer (M-01). Sedangkan untuk hasil bawah berupa gliserol dialirkan menggunakan pompa (L-15) menuju cooler 3 (E-2.3) untuk menurunkan suhunya menjadi 35⁰C dan selanjutnya dialirkan menuju UPL.
F. Spesifikasi Alat Utama Proses 1. Mixer
Kode : M-01
Fungsi : Mencampur katalis NaOH, Metanol segar dengan arus recycle Metanol untuk diumpankan ke Reaktor ( R-01 )
Jenis : Tangki silinder tegak berpengaduk Kondisi : 49,42 oC, 1 atm
7 c. Tebal shell : 0,18 in d. Tebal head : 0,18 in
Pengaduk : Jenis impeller a. Diameter : 22 in
b. Kecepatan pengadukan : 263,34 rpm c. Jumlah Pengaduk : 1 buah
Bahan : Silinder vertikal
Motor : 5 Hp
Jumlah : 1 buah
2. Reaktor
Kode : R-01
Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi Metanol dengan Trigliserida menjadi Metil ester dan Gliserol dengan menggunakan katalis NaOH
Jenis : Reaktor Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR)
Sistem Operasi : Isotermal adiabatis
a. Kondisi Operasi
1. Suhu : 60 ˚C
2. Tekanan : 1 atm b. Fase Reaksi : cair -cair
c. Katalis : NaOH
d. Dimensi reaktor : 2,15 m e. Waktu tinggal cairan : 30 menit f. Volume reaktor : 9,89 m3 g. Tinggi reaktor : 3,03 m h. Tebal shell : 3/16 in i. Tebal head : 4/16 in
8 1. Diameter koil : 0,06 2. Panjang : 5,40 m k. Jumlah : 2 buah
3. Decanter-01.1
Kode : H-01.1
Fungsi : Memisahkan fase terlarut dalam air dengan yang tidak terlarut dalam air dari cairan keluar reaktor Kondisi operasi : 60 oC, 1 Atm
Jenis : horizontal silinder Volume : 6,38m3
Diameter dalam : 1,39 m Panjang : 4,75 m Tebal shell : 0,18 in Tebal head : 0,18 in Jumlah : 1 buah Bahan : Stainless Steel Tinggi pipa pemasukan : 2,37 m Tinggi pipa pengeluaran atas : 4,27 m Tinggi pipa pengeluaran bawah : 3,74 m
4. Decanter-01.2
Kode : H-01.2
Fungsi : Memisahkan fase terlarut dalam air dengan yang tidak terlarut dalam air dari cairan keluar reaktor Kondisi operasi : 60 oC, 1 Atm
Jenis : horizontal silinder Volume : 11,80 m3
9 Tebal shell : 0,18 in Tebal head : 0,18 in Jumlah : 1 buah Bahan : Stainless Steel Tinggi pipa pemasukan : 5,13 m Tinggi pipa pengeluaran atas : 2,85 m Tinggi pipa pengeluaran bawah : 5,23 m
5. Tangki Pencuci
Kode : H-02.1
Fungsi : Mencampur katalis NaOH, Metanol segar dengan arus recycle Metanol untuk diumpankan ke Reaktor ( R-01 )
Jenis : Tangki silinder tegak berpengaduk Kondisi : 59,55 oC, 1 atm
Ukuran :
a. Diameter : 3,72 m b. Tinggi : 3,95 m c. Tebal shell : 0,18 in d. Tebal head : 0,18 in
Pengaduk` : Jenis impeller a. Diameter : 48,92 in b. Kecepatan pengaduka : 171,17 rpm c. Jumlah Pengaduk : 1 buah
Bahan : Silinder vertikal Motor : 57 Hp
Jumlah : 1 buah
6. Netraliser
10
Tugas : Menetralkan NaOH yang masih terikut menggunakan HCl
Jenis : Tangki Tegak Berpengaduk Kondisi : 53,61 oC, 1 atm
Ukuran : a. Diameter : 1,7 m b. Tinggi : 1,40 m c. Tebal shell : 0,18 in d. Tebal head : 0,18 in Pengaduk : Jenis impeller
a. Diameter : 0,57 in b. Kecepatan pengadukan : 133,27 rpm c. Jumlah Pengaduk : 1 buah
Bahan : Carbon Steel
Motor : 6 Hp
Jumlah : 1 buah
7. Evaporator
Kode : V-01
Tugas :Mengurangi kadar air dan metanol 1.453,33 Kg/jam untuk memekatkan Gliserol
Jenis : Singgle Effect Forward Feed Evaporator, Long Tube vertical Evaporator
Kondisi Operasi
Masuk : 90,65 oC ; 1 Atm
Keluar : 110 oC ; 1 Atm
Diameter : 1,11 m
Tinggi total : 5,77 m Tebal head : 0,18 in
11 Tinggi head : 5,57 in
Bahan : Carbon steel
8. Menara Destilasi
Kode : D-1
Fungsi : Untuk memisahkan antara Metanol dengan air Jenis Alat : Sieve Tray
Kondisi Operasi :
a. Tekanan : 1,12 atm
b. Temperatur masuk : 70 oC c. Temperatur atas : 64,72 oC d. Temperatur bawah : 100,05 oC e. Diameter : 2,41 m f. Tinggi Menara : 7,65m g. Jumlah plate : 10 h. Tebal shell : 0,18 in i. Tebal head : 0,18 in j. Tinggi head : 0,50 m k. Bahan : carbon steel
l. Jumlah : 1
G. Unit Pendukung (Utilitas) Proses Dan Laboratorium A. Unit Pendukung (Utilitas)
1. Unit penyediaan dan pengolahan air
Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi untuk air perkantoran dan air untuk perumahan.
2. Unit penyediaan steam
Digunakan untuk proses pemanasan di heater
12
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan generator set sebagai cadangan apabila PLN mengalami gangguan.
4. Unit penyediaan bahan bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk boiler dan generator
5. Unit pengolahan limbah
Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair maupun gas
6. Unit penyediaan udara tekan
Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan sistem instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.
B. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Dan peran lain laboratorium adalah pengendalian pencemaran lingkungan, baik udara maupun cair. Laboratorium kimia mempunyai sarana untuk mengadakan penelitian bahan baku, proses maupun produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produksi perusahaan. Analisa dilakukan dalam rangka pengendalian mutu meliputi analisa bahan baku, analisa proses, dan analisa kualitas produk. Laboratorium mempunyai tugas pokok antara lain:
a. Sebagai pengontrol kualitas bahan baku dan bahantambahanlainnya yang akandigunakandalampabrik.
b. Menganalisadanmenelitiproduk yang akandipasarkan. c. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi
13 H. Analisis Ekonomi
Pabrik Metil Ester digolongkan pabrik memiliki kondisi operasi yang tinggi yaitu pada suhu 60oC dan tekanan 1 atm. Hasil analisis kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Keuntungan sebelum pajak Rp 130.768.259.995 per tahun Keuntungan setelah pajak Rp 91.537.781.996 per tahun 2. ROI (Return On Investment) sebelum pajak 29,86 %
ROI sesudah pajak 20,90 %
ROI sebelum pajak untuk pabrik berisiko tinggi minimal 11 %. 3. POT (Pay Out Time) sebelum pajak 2,5 tahun
POT sesudah pajak 3,2 tahun
POT sebelum pajak untuk pabrik berisiko tinggi maksimal 5 tahun.
4. BEP (Break Even Point) adalah 51,68 % dan SDP (Shut Down Point) adalah 27,72%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara 40 % - 60 % 5. DCF (Discounted Cash Flow) adalah 39,77 %
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, B. (2006). SNI 04-7182-2006. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Brown, G.G.(1950)."Unit Operation". John Wiley and Sons Inc., New York.
Brownell, E.L., and Young , E.H., (1959)."Process Equipment Design". Wiley Eastern Ltd., New Delhi.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F., (1983)."Chemical Engineering". 1st ed., Vol. 6, Pergamon Press, New York.
Faith, W.L., Keyes D.B., and Clark, R.L. (1957)"Industrial Chemical". 4th ed., John Wiley and Sons Inc., Toronto.
Freedman, B., Pryde Eh. Mounts TI. (1984). "Variable Afecting The Yield o Fatty Ester From Transesterified VegetableOil". J. An. Oil Chem. Soc. 61:1638-1643.
Heyne, K. (1987). buhan Berguna Indonesia Jilid 3. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Hidayat, Wahyu. (2009). "Tugas AKhir ; Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit". Departmen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara.
Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer”, McGraw-Hill International Book Company Inc., New York
Khan, Adam Kail. (2002). "Research Into Biodiesel Kinetics and Development". University of Queensland, Queensland
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., (1980)."Encyclopedia of Chemical Processing andDesign". 3rd ed., Vol. 1, 3,4, 5, Marcell Dekker Inc., New York.
Lestari, E. (2012). Prarancangan Pabrik Metil ester dari Minyak Jarak Pagar dan Metanol Kapasitas 15.000 Ton/Tahun. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mc Cabe, W.I. and Smith, J.C. (1985). Unit Operation of Chemical Engineering. 4th edition, McGraw Hill Book Company, Singapoe
Mc Ketta, j.j. and Cunningham, W.A., 1992, “Encyclopedia of Chemical Processing and Design”, Vol 5, Marcel Decker inc., New York
Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”, 7th ed., McGraw-Hill Book Company, New York
15
Prastowo, B. (2007). "Potensi Sektor Pertanian Sebagai Penghasil dan Pengguna Energi Terbarukan". Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan, 6(2), 84–92. Retrived from
http://amikom.ac.id/research/index.php/KIM/article/viewFile/2807/1140
Rase, H.F., and Holmes, J. R., 1977, “Chemical Reactor Design for Process Plant, Volume One : Principles and Techniques”, John Wiley and Sons, Inc., New York
Said, Muhammad. (2009). "Jurnal Penelitian, Metanolisis Minyal Jarak Pagar Menghasilkan Biodiesel: Pengaruh Waktu Reaksi, Jumlah Katalis dan Rasio Reaktan terhadap konversi minyak jarak". Majalah Dinamika Penelitian BIPA, Palembang. Diakses 30 April 2015 Pukul 8:38 PM
Said, M. Septiarty, W. Tutiwi Tri. (2010). "Studi Kinetika Reaksi Pada Metanolisis Minyak Jarak Pagar". Jurnal Teknik Kimia. No 1 . Vol 17. Januari 2010. Diakses 9 April 2015 Pukul 1:58 PM
Susilo, Bambang. (2006). "Biodiesel; Pemanfaatan Biji Jarak Pagar Sebagai Alternatif Bahan Bakar". Trubus Agrsarana, Surabaya
Syah. (2006). "Biodiesel Jarak Pagak; Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan". Argomedia Pustaka, Jakarta
Syakir, M. (2010). "Prospek dan Kendala Pengembangan Jarak Pagar ( Jatropha curcas L)". Sebagai Bahan Bakar Nabati di Indonesia. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan, 9(2), 55–65
Ulrich, G.D. (1988). “A Guide Engineering Process Design and Economics”. John Wiley and State of Amerika
Yaws, 1999, “Thermodynamic and Physical Properties Data”, Mc Graw Hill Book Co. Singpore
http://martche.com/EquipCost. “Harga Alat-alat Proses”. Diakses tanggal 26 Agustus 2016 Pukul 8:14 PM
http://www.alpensteel.com/article/114-101-energi-terbarukan-renewable-energy/2843--minyak-jarak-sebagai-bahan-biodiesel-yang-banyak-digunakan. Diakses tanggal 8 Agustus 2015
https://www.bps.go.id/all_newtemplate.php “Tabel Eskpor-Impor Metil Ester tahun