• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL. (STUDI KASUS PADA ANAK PINGGIRAN REL KERETA API JALAN SALAK MEDAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL. (STUDI KASUS PADA ANAK PINGGIRAN REL KERETA API JALAN SALAK MEDAN)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI BELAJAR ANAK

PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

(Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

EKO HARYANTO

071211310028

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

MOTIVASI BELAJAR ANAK

PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

(Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

EKO HARYANTO

071211310028

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam

yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia kepada setiap hamba-Nya,

termasuk kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Motivasi Belajar Anak Pada Keluarga Pekerja Sektor Informal.

(Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)”.

Dengan dukungan dan kasih sayang dari kedua orang tua yang sangat saya cintai,

saya mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda (Bambang

Purwantara dan Khadijah), yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih

sayang dan didikan yang luar biasa. Dan adik-adikku tercinta yaitu Dwi Chandra

Handoko dan Tri Budi Prasetyo yang selalu memberikan warna keceriaan dalam

kehidupan hingga saat ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis telah banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. sebagai Pembantu Dekan I FIP sekaligus

dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PLS FIP Unimed.

5. Bapak Dr. Sudirman, S.E, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PLS.

(6)

iii

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan

ilmunya selama perkuliahan dan seluruh staff pegawai Jurusan PLS.

8. Kepada teman-teman PLS seluruhnya, mulai dari kakak senior hingga

adik-adik junior dan khususnya untuk sahabat seperjuangan PLS 2007.

9. Kepada Kak Dosriana Bakara, S.Sos. selaku pembina Dian Bersinar

Foundation sekaligus kakak angkat saya, yang selalu menjadi inspirasi dan

motivasi. Semua kisah pengalamannya dapat memberikan titik terang dalam

kebuntuan. “Keep focus! I will remember it.”

10. Kepada seluruh sahabat relawan di Dian Bersinar Foundation. Semoga

semakin solid dan terus berkarya memajukan anak bangsa.

11. Kepada seluruh awak kru UKM. Pers Mahasiswa Kreatif Unimed, Relawan

Armada Trainer TIK (AT-TIK SUMUT), IMADIKLUS dan Komunitas

lainnya yang telah memberikan berbagai pengalaman di luar kuliah.

12. Kepada Bang Anca, Bang Arif, Bang Ahmad, Bang Rudi, Suci Arsih, Winda

Sriana, Andi Petta, Kak Surya, Kak Ayu, dan para sahabat dekat yang tak

dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk semua yang telah

kalian berikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya bagi

mahasiswa di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Amin.

Medan, Januari 2013 Penulis

(7)

i

ABSTRAK

Eko Haryanto. NIM. 071211310028. Motivasi Belajar Anak Pada Keluarga Pekerja Sektor Informal. (Studi kasus pada anak pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan). Januari 2013

Penelitian ini dilakukan di pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan, salah satu daerah pemukiman kumuh di Kota Medan. Permasalahan penelitian adalah tingkat motivasi belajar anak-anak yang tinggal di daerah pinggir rel kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar anak dari keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan.

Winkels dalam Ali Imron (1996:87) mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak fisik dalam diri anak yang menimbulkan kegiatan belajar, serta menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai tujuan.” Dilihat dari (1) motivasi ekstrinsiknya meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang tua terhadap motivasi belajar anak, (2) motivasi instrinsiknya meliputi bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah seluruh anak yang orang tuanya berprofesi pada sektor informal yang tinggal di daerah pinggir rel kereta api sebanyak 20 responden. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu observasi dan angket dengan menggunakan rumus P=F/N x 100%.

(8)

iv A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 5

C. Batasan Masalah ………... 5

1. Pengertian Motivasi Belajar……… 7

1.1 Pengertian Motivasi...……….. 7

1.2 Pengertian Belajar...………. 8

1.3 Pengertian Motivasi Belajar...……….. 10

1.4 Aspek-aspek Motivasi Belajar...……….. 11

1.5 Ciri-ciri Motivasi Belajar...……….. 13

1.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...……….. 14

1.7 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...………. 19

1.8 Fungsi Motivasi Belajar...……….... 23

2. Pengertian Pekerja Sektor Informal ……… 24

3. Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga ………. 26

(9)

v BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……….. 30

B. Subjek Penelitian………... 30

C. Operasional Variabel Penelitian……… 30

D. Alat Pengumpulan Data ……… 31

E. Teknik Analisis Data ……… 32

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 34

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian………... 35

C. Pembahasan ………... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.……… 64

B. Saran. ……….. 65

DAFTAR PUSTAKA

(10)

vi

Tabel 8 : Dorongan Mengikuti Kegiatan Belajar di Luar Sekolah….. 43

Tabel 9.1 : Keinginan Anak Untuk Bersekolah……….. 44

Tabel 9.2 : Pendidikan Dalam Pandangan Anak……….... 44

Tabel 9.3 : Aktivitas Mengikuti Pembelajaran di Sekolah... 45

Tabel 9.4 : Keinginan Untuk Mendapatkan Prestasi……….. 45

Tabel 9.5 : Keadaan Absen atau Bolos di Sekolah………. 46

Tabel 9.6 : Perhatian Anak Terhadap Guru Saat Pembelajaran……….. 46

Tabel 10.1 : Keikutsertaan Anak Membantu Orang Tua Mencari Nafkah... 47

Tabel 10.2 : Alokasi Waktu Belejar Dengan Waktu Bekerja………….. 48

Tabel 10.3 : Keadaan Anak Belajar di Rumah……… 48

Tabel 10.4 : Penyelesaian Pekerjaan Rumah (PR)……….. 49

Tabel 11 : Intensitas Waktu Belajar Anak di Rumah………... 49

Tabel 12 : Kesulitan Dalam Mengikuti Pembelajaran di Sekolah... 50

Tabel 13 : Kegiatan Diskusi Belajar Kelompok di Rumah………..… 50

Tabel 14 : Kegiatan Diskusi Belajar di Sekolah.………. 51

Tabel 15.1 : Kegiatan Belajar di Luar Sekolah………... 52

Tabel 15.2 : Kesenangan Mengikuti Pembelajaran di Luar Sekolah…... 52

Tabel 15.3 : Pandangan Terhadap Bimbingan Belajar Membantu Permasalahan Belajar………... 53

Tabel 16 : Motivasi Ekstrinsik... 54

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak-anak adalah masa anak untuk belajar, bermain dan awal masa

pertumbuhannya. Motivasi belajar anak merupakan landasan awal untuk

mendorong anak belajar sehingga dapat tumbuh, berkembang, dan mencapai

prestasi belajar yang baik.

Motivasi belajar anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternalnya.

Selain dari motivasi dari dalam diri untuk belajar, peran keluarga juga sangat

mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan keluarga menjadi media pertama

dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak

terutama pada pendidikannya.

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan

untuk pertama kalinya dan menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak

dikemudian hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini (1992: 19),

keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar

dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar

pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.

Keluarga adalah kunci dalam keharmonisan juga terhadap pola pikir anak

sendiri, dimana anak tergantung kendali orang tua. Anak akan tumbuh dengan

sifat dan sikap yang ditanamkan oleh orang tua. Bila sifat dan sikap yang

ditanamkan baik maka anak akan tumbuh berkembang baik dan sebaliknya.

(12)

2

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pembentukan

kepribadian anak serta memberikan pengaruh yang sangat besar dalam

keberhasilan pendidikannya. Salah satu dari peranan orang tua terhadap

keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama

perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki

pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Perhatian orang

tua berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar,

pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang tidak mudah untuk

diatasi. Seringkali menjadi penghambat dan sumber masalah dalam pencapaian

pendidikan secara layak. Tingginya angka pengangguran dan rendah lapangan

pekerjaan, serta tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, membuat para

orang tua memilih bekerja pada sektor informal yang tidak membutuhkan

keahlian khusus dan tidak menuntut persyaratan kerja seperti jenjang pendidikan

dan lainnya. Umumnya masyarakat yang bekerja pada sektor informal memiliki

pendapatan yang minim, jam kerja yang tidak tentu, hingga masalah tempat

tinggal dan pendidikan anak tidak dapat terpenuhi secara layak.

Keberadaan ekonomi yang sulit, membuat para orang tua sering melibatkan

anaknya untuk berperan mencari uang, guna mencukupi kebutuhan hidup dan

kelangsungan pendidikan anak-anak mereka. Kebanyakan dari orang tua pekerja

sektor informal dan anak-anaknya mengandalkan penghasilan dari jalanan, karena

dianggap lebih mudah dan cepat mendapatkan uang.

Keberadaan anak-anak di jalanan, membuat waktu mereka banyak tersita

(13)

3

itu menyebabkan anak mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya, mulai

dari psikologisnya, kelelahan fisik, pola hidup yang tak teratur dan pembagian

waktu belajar yang sulit untuk dilakukan. Sehingga banyak anak tidak termotivasi

untuk bersekolah atau melanjutkan pendidikannya, walaupun kebanyakan orang

tua menginginkan anaknya bersekolah.

Keterbatasan orang tua dalam membimbing dan pola asuh terhadap

anak-anaknya dikarenakan pendidikan orang tua yang rendah, waktu bersama keluarga

sangat minim dan komunikasi antara orang tua dan anak sangat jarang, dan

keterbatasan ekonomi dalam pemenuhan fasilitas belajar anak-anaknya, hal

tersebut tentu mempengaruhi motivasi anak untuk belajar.

Pemenuhan sarana belajar anak merupakan pendorong anak untuk melakukan

belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan

peningkatan motivasi belajar. Sarana fisik dapat berpengaruh positif bagi

peningkatan motivasi belajar anak apabila dimanfaatkan secara efektif. Sementara

pada orang tua yang berekonomi rendah, tentu akan mengalami kesulitan dalam

memenuhi fasilitas belajar anaknya, karena lebih mementingkan kebutuhan hidup

sehari-hari daripada kepentingan untuk belajar anak-anaknya.

Selain itu, kondisi lingkungan rumah juga mempengaruhi kemauan anak

untuk belajar di rumah. Keadaan rumah yang nyaman akan membuat anak mudah

berkonsentrasi untuk belajar, tetapi jika keadaan rumah tidak nyaman akan

sebaliknya. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, sebagian besar masyarakat

memanfaatkan lahan kosong dipinggir kota, pinggir rel ataupun pinggir sungai

menjadi tempat tinggal mereka (bangunan liar), rumah yang tidak memiliki izin

(14)

4

Adapun pemukiman kumuh di Kota Medan antara lain di Kampung Baru,

Kampung Aur, pinggir rel kereta api Mandala, Kelurahan I Sei Rengas, pinggir rel

kereta api Jalan Salak, Martapura dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini,

penulis tertarik pada daerah pingiran rel kereta api Jalan Salak Medan, karena

letaknya yang strategis berada di pusat kota, permasalahan yang kompleks dan

kondisi lingkungan yang kurang baik.

Kondisi lingkungan mempengaruhi semangat dan motivasi anak untuk belajar

di rumah. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar anak

antara lain suasana rumah yang gaduh atau ribut dan semrawut, tegang dan ribut

serta sering terjadi pertengkaran antar anggota atau dengan keluarga lain sehingga

menyebabkan anak menjadi bosan di rumah dan suka keluar rumah akibatnya

belajarnya menjadi kacau. Ditambah lagi pemukiman tempat tinggal di pinggir

lintasan rel kereta api yang sempit dan akrab dengan barang bekas (sampah

plastik). Walaupun mereka sudah terbiasa akan kondisi tersebut, namun tetap saja

untuk melakukan pembelajaran di rumah sangat sulit.

Aktivitas anak-anak yang orang tuanya bekerja pada sektor informal di

daerah Jalan Salak Medan menjadi sorotan bagi penulis karena banyak dari

anak-anak tersebut bersekolah formal dan aktif membantu orang tuanya dalam

mencukupi kebutuhan hidup. Banyak anak-anak yang akhirnya harus putus

sekolah kemudian mengikuti jejak orang tuanya bekerja pada sektor informal,

dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang sulit tidak dapat melanjutkan jenjang

pendidikan berikutnya, pengaruh lingkungan tempat tinggal yang buruk, perhatian

(15)

5

Dari uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang

“Motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal. Studi kasus pada

anak di pinggiran rel kereta api di Jalan Salak Medan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah yaitu:

1. Rendahnya penghasilan orang tua untuk membiayai kebutuhan sehari-hari

dan kebutuhan pendidikan anak.

2. Faktor ekonomi keluarga yang sulit, memaksa anak untuk bekerja membantu

orang tua setiap harinya sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk

belajar.

3. Keterbatasan orang tua dalam membantu belajar anak di rumah.

4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi motivasi anak untuk mengikuti

pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi masalah penelitian pada “Motivasi belajar anak pada keluarga

pekerja sektor informal di pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah seberapa kuat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja

(16)

6

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan adalah untuk mendeskripsikan

tingkat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di daerah

pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam

pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, mengetahui

faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak pinggir rel, serta

membantu penulisan karya ilmiah yang dalam hal ini adalah skripsi.

b. Bagi kalangan akademis, untuk bahan masukan meningkatkan kualitas

pendidikan melalui pemberian motivasi belajar bagi anak-anak yang

kurang beruntung.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan baik pemerintah

maupun swadaya masyarakat, khususnya Dian Bersinar Foundation

sebagai tempat penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar anak.

b. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk mengasuh dan

membimbing anak-anaknya dalam mengikuti pembelajaran baik di

sekolah maupun di luar persekolahan.

c. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin

(17)

65

BAB V

SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di pemukiman daerah pinggiran rel kereta

api Jalan Salak Medan, tentang motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor

informal dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Motivasi ekstrinsik yang meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan

oleh orang tua dalam memotivasi belajar anak seperti bimbingan orang

tua dalam kegiatan belajar anak diperoleh 48,35%, fasilitas dan

pemenuhan kebutuhan belajar di rumah diperoleh 42,5%, dan

memantau perkembangan anak dalam belajar 36,25%, sehingga dapat

dirangkum menjadi aktvitas-aktivitas yang dilakukan orang tua dalam

memotivasi belajar anak dinyatakan 44,4% (kurang termotivasi).

2. Motivasi instrinsik yang meliputi bentuk-bentuk belajar yang dilakukan

anak motivasi belajar anak di rumah diperoleh 34%, dimana masih

dinyatakan kurang termotivasi. Namun untuk motivasi belajar di

sekolah diperoleh 62,55%, dan motivasi belajar mengikuti pembelajaran

di luar sekolah diperoleh 88,35%, hal ini menunjukkan motivasi yang

sangat termotivasi. Sehingga dapat dirangkum bahwa bentuk-bentuk

belajar yang dilakukan anak mempengaruhi motivasi anak untuk belajar

dinyatakan 62,5% (termotivasi).

(18)

65

B. Saran

Anak-anak merupakan masa keemasannya untuk belajar. Anak bukan untuk

melakukan pekerjaan orang dewasa, seharusnya orang tua tidak melibatkan

anak-anaknya untuk bekerja mencukupi kebutuhan keluarga. Jika terus berlanjut, justru

menciptakan berbagai permasalahan terhadap perkembangan anak, baik

psikologis maupun fisiknya.

Perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, sangat menentukan

bagaimana kedekatan seorang anak pada keluarganya. Dalam pola asuh anak,

keluarga menjadi bagian terpenting dalam perkembangan psikologis anak.

Adapun upaya yang dilakukan orang tua sudah baik, yaitu memasukkan dan

memotivasi anaknya ke bimbingan belajar di rumah belajar yang ada disekitar

tempat tinggal mereka.

Akan tetapi perhatian orang tua terhadap motivasi belajar anak juga harus

ditingkatkan lagi, sehingga anak terus giat untuk belajar, hal ini guna

meningkatkan pengetahuan dan prestasi. Semakin giat anak untuk belajar maka

semakin baik pula prestasi yang akan diraih.

Dian Bersinar Foundation, sebagai lembaga sosial yang menjadi sarana /

wadah anak untuk melakukan belajar di luar sekolah untuk terus berperan aktif

membantu menumbuhkembangkan motivasi anak.

Kepada pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak

yang kurang mampu untuk pendidikannya, seperti pemberian beasiswa,

menggratiskan biaya pendidikan bagi anak kurang mampu, dan memberikan

fasilitas belajar kepada anak-anak yang kurang mampu. Kemudian memberikan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Pekerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Ali Imron.1996. Evaluasi Pengajaran di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia

Bagong, Suyanto. 2000. Pekerja Anak, Masalah, Kebijakan dan Upaya Penanganannya. Surabaya : Lutfansah Mediatama.

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Sosial dan Kependudukan Sumatera Utara. Hasil Susenas. Jakarta : PS.

BAPEMNAS. Online. http://www.tempo interaktif.go.id. (diakses 06 Mei pukul 18: 15 WIB).

Data BPS. 2008.online. dalam http://www.pemkomedan. go.id/selayang/kepen- dudukan.diakses pada 06 Mei 2012, pukul 18.15 WIB.

Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendikan Nasional. Semarang : Aneka Ilmu.

Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka Cipta

Dmiyati. 2002. Psikologi Belajar. Bandung : Puspa Swara.

Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja, dan Kemiskinan. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Ertanto, Kirik. Online. dalam www.kunci. or.id/htm diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.45 WIB.

Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspaswara.

ILO.1993. “Development of the Rural Informal Sectors : Policies and Strategies

(A Discussion Paper)”. Makalah dalam Asian Sub-regional seminar on

Employment Policies for the rural Informal sector in East and Southeast Asia, 24-28 May, Yogyakarta.

(20)

Luthfi, Asrizal. 2008. Kemiskinan Kota dan Sektor Informal, masa Depan”. Seminar Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta, 1-3 Oktober 1987.

Monks. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada. University Press.

Oemar, Hamalik. 1980. Metode Belajar & Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Poerdarminta, Wjs.1990. Kamus Bahasa Indonesia, PN.Jakarta : Balai Pustaka.

Purwanto. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rain, Amin. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia.Yogyakarta :Aditya Media.

Rochaeti, Nur dkk. 2012. Online. dalam www. undip. ac. id/riset/htm. diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.20 WIB.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada.

Uno, Hamzah. B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait