PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
UNIT LAYANAN PENGADAAN
KABUPATEN ACEH TAMIANG
Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan InformasiKomplek Perkantoran Kabupaten Aceh Tamiang Jl. Ir. H. Juanda Karang Baru - 24476 email :
ulpacehtamiang@yahoo.com
ADDENDUM DOKUMEN
PEMBANGUNAN PAGAR SEKOLAH SMA NEGERI 2
PATRA NUSA MANYAK PAYED
Nomor : 008.II/DOK/Adendum/POKJA- V/2015
Nama Paket
:Pembangunan Pagar Sekolah SMA Negeri 2 Patra nusa Manyak Payed
Sumber Dana
:OTSUS
Tahun Anggaran
:2015
Pada hari ini
, Jum at
tanggal
delapan
bulan
Mei
tahun D
ua Ribu lima belas
, telah
dilaksanakan penjelasan dokumen lelang dan dilakukan perubahan (adendum) atas dokumen
lelang nomor : 008/POKJA-V/2015 sebagai berikut :
A. Addendum Dokumen Lelang Bab IV dan V
Dokumen Sebelumnya
Dokumen Setelah Perubahan
I. Bab IV Lembar Data Pemilihan (LDP)
K. Dokumen Penawaran(angka 1 .Data
personil inti /tenaga ahli/teknis/
trampil)
-
Untuk Posisi Site Engginering harus
Mempunyai SKT pada Bidang
Pelaksanaan Bangunan Gedung
(TA022) atau SKT Teknik Bangunan
Gedung
II. Bab V Lembar Data Kualifikasi
(LDK)
B. Persyaratan Kualifikasi
-
Sertifikat Badan Usaha(SBU) Jasa Kontruksi
Kode BG007(Jasa Pelaksana Untuk
Kontruksi Bangunan Pendidikan )
I. Bab IV Lembar Data Pemiliha(LDP)
K. Dokumen Penawaran(angka
1.Data
Personil inti/tenaga ahli/teknis/
trampil)
-
Untuk Posisi Site Engginering harus
Mempunyai SKT pada Bidang
Penata taman/Lanscape(TA029)
II . Bab V Lembar Data Kualifikasi (LDK)
B.
Persyaratan Kualifikasi
- Sertifikat Badan Usaha(SBU)
Pekerjaan Lansekap/Pertamanan Kode
SP015
B. Addendum Spesifikasi Teknis
Dokumen sebelumya
Dokumen sesudahnya
Pada Dokumen Lelang Nomor : 008/POKJA-V/2015 yang di Apload Pada Tanggal 04 Mei 2015 oleh POKJA V terdapat hasil apload yang tidak sempurna diakibatkan kegagalan sistem spse sehingga terdapat bagian dokumen yaitu SPESIFIKASI TEKNIS tidak terapload pada sitem spse. Sehingga pada dokumen lelang sebelumnya tidak tercantum spesifikasi teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan : Pembangunan Pagar Sekolah SMA Negeri 2
Nusa Manyak Payed
Lokasi : Kecamatan Manyak Payed
Sumber Dana : OTSUS
A. SPESIFIKASI UMUM
I. LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi Teknik ini adalah sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Gedung pada Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang
II. SPESIFIKASI TEKNIK / PERATURAN TEKNIS YANG MENGIKAT.
Disamping spesifikasi teknik yang tercantum dalam RKS ini, juga berlaku
dan mengikat kepada berbagai ketentuan yang tertera dalam butir-butir
ketentuan berikut ini :
2.1 Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan
pembangunan di Indonesia atau Algemene Voor De Uitoening Bij
Annneming Van Openbare Werken.
2.2 Surat Edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran.
No 351 / D.VI/ 1997 tanggal 20 Januari 1997
SE- 39/A. 1997
2.3 Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Negara.
2.4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( P B I ) Tahun 1991 NI. 2
2.5 Tata cara pengadukan dan Pengecatan beton, SNI 03 – 3976 –
1995
2.6 Peraturan Muatan Indonesia Tahun 1972, NI. 8
2.7 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI), NI 5
2.8 Mutu Kayu Bangunan, SNI 03 – 3527 – 1994
2.9 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL), SNI 04
-0225 – 1987
2.10 Peraturan Umum Keselamatan Kerja Dari Departemen Tenaga
Kerja
2.11 Peraturan Semen Portland Indonesia, NI 8 Tahun 1972
2.12 Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan , NI 10 Tahun
1972
2.13 Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Gedung dan Rumah, SNI 03
– 2410 – 1991
2.14 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi, SNI
03 – 2410 – 1991
2.15 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
Setempatyang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka
Kontrakor Wajib mengikuti ketentuan peraturan – peraturan yang
III. RUANG LINGKUP SPESIFIKASI TEKNIK .
Ruang lingkup spesifikasi teknik ini meliputi adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Pondasi.
3. Sloof Beton.
4. Pekerjaan Dinding Pasangan Batu bata.
5. Pekerjaan Plasteran.
6. Kolom Beton.
7. Ring Balok Beton.
8. Pekerjaan Cat.
9. Pekerjaan Besi Pagar.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar
rencana, BQ dan RKS yang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
PEKERJAAN PERSIAPAN.
3.11. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
1. Pembersihan lokasi sekeliling Bangunan.
2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengadaan alat-alat bantu yang dibutuhkan.
4. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk
kebutuhan para pekerja.
3.1.2 Persyaratan Bahan
1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung,
air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI
1971
2. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran,
gerobak dorong dan alat lain-lain digunakan bahan kayu
setempat.
3.1.3 Pedoman Pelaksana.
1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan, hasil
pembersihan tersebut diatas dibuang keluar lokasi
pekerjaan/ditumpukan disuatu tempat lalu dibakar.
2. Pembongkaran pekerjaan sesuai dengan bestek, hasil
pembongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi
pekerjaan / ditumpukan pada suatu tempat.
3. Pengadaan Air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam
drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan
dalam PBI 1971 NI 2.
3.1.4 Pengukuran / pemasangan bouwplank.
1. Pengukuran untuk menentukan besaran bangunan harus
berpedoman kepada gambar bestek yang ada.
Pengukuran itu dilakukan untuk menentukan letak, ukuran
serta posisi daripada bangunan.
2. Pemasangan bowplank sangat mutlak dilakukan
sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat menentukan
siku-siku serta batasan-batasan dinding daripada
bangunan serta elevasi atau ketinggian lantai daripada
bangunan.
PEKERJAAN PONDASI.
Untuk melaksanakan pekerjaan pondasi, hal utama yang perlu
dilakukan adalah menentukan rencana ukuran dan kedalaman daripada
pondasi itu sendiri.
1. Galian tanah untuk pondasi harus digali sedemikian rapihnya
dengan mempertimbangkan ukuran besaran galian dan kedalaman
galian dengan mengacu kepada garis bowplank yang telah
ditentukan.
2. Sebelum melakukan pengecoran pondasi, dasar daripada tanah
galian perlu dipadatkan dan diberi lapisan batu anstamping dengan
diameter berkisar 7 – 10 cm dengan ketebalan 10 cm di dalam
dasar galian pondasi. Batu anstamping sebelum dipadatkan perlu
dibubuhi pasir yang merata dan padat untuk menjadi landasan
kerja pondasi.
3. Sebelum pengecoran pondasi dilakukan perlu terlebih dahulu
dipersiapkan cetakan beton dengan ukuran yang disyaratkan yaitu
dengan menggunakan bahan daripada kayu atau papan.
4. Dalam pengecoran pondasi perlu dipertimbangkan kemudahan
kerja dan kecukupan material serta hal yang sangat penting adalah
menetukan komposisi adukan beton seperti yang disyaratkan
dalam bestek yaitu campuran 1 : 3 : 6.
PEKERJAAN SLOOF BETON BERTULANG
Setelah pengecoran pondasi dilakukan, selanjutnya mengerjakan
pekerjaan sloof beton bertulang, yang berfungsi sebagai untuk
komponen bangunan yang dapat mengantisipasi keretakan pada
dinding.
1. Dalam mengerjakan sloof beton bertulang hal yang utama
dilaksanakan adalah pengadaan besi beton untuk tulangan
pokok dan tulangan beughel, yang mana ukuran besi
tulangan sloof yang disyaratkan dalam bestek agar dapat
[image:4.612.163.567.37.1003.2]2. Untuk menentukan besaran penampang daripada sloof,
perlu adanya dipersiapkan cetakan sedemikian rupa untuk
mencapai ukuran sloof yang akurat.
3. Dalam melakukan pengecoran sloof hal yang perlu
dipertimbangkan adalah campuran adukan beton serta posisi
tulangan beton yang sudah dirakit agar dapat diletakkan
sebagaimana mestinya dalam cetakan beton.
URAIAN UMUM TENTANG BETON BERTULANG
a. Lingkup Pekerjaan
1. Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus
dibuat untuk sloof, kolom, kolompraktis dan ring balk.
2. Tempat–tempat lain yang mempergunakan beton bertualang sesuai
dengan gambar rencana.
b. Bahan
1. Semen
Digunakan Portland Cement menurut NI. 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI.8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak tidak diperkenankan pemakainnya sebagai bahan
campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan ditumpukan paling 2 m setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Pasir Beton
Pasir Beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI- 1971
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam PBI – 1971 Penimbunan kerikil dengan pasir
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusakan beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm). Daya lekat
baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan diudara terbuka
dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar dan harus
diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh persetujuan diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar maka, dapat dilakukan penukaran
dengan diameter yang terdekat dengan catatan ;
- Harus ada persetujuan direksi
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas), Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong
6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus
bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai
bentuk, ukuran dan batas –batas yang sesuai dengan yang
ditunjukan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memnuhi
ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1 PBI 1991.
7. Mutu Beton
Mutu Beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 PS :
3 Kr
c. Bahan
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi
apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur.
3. Adukan Beton
Pengadukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
direksi yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok
antar beton yang sudah dicor dan yang akan dicor dan
nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971
4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk
dapat sampai ketempat tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat dicor, Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka
tempat penghentiannya harus disejutui oleh direksi. Untuk
melanjutkan bagian permukaan yang mengeras harus
dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan.
- Kecuali pada pengecoran kolom adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 15 cm.
5. Perawatan beton.
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung – karung goni yang senantiasa
basah bagai penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang
kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar kembali
sebagaian atau seluruhnya menurut pemerintah direksi.
Untuk kelanjutannya atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
PEKERJAAN DINDING
3.4.1 Lingkup Pekerjaan
1. Dinding ½bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan
untuk seluruh pembatasan ruangan, bagian tangga
selasar bangunan dan septictank seperti tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
3.4.2 Bahan/ Material
1. Batu Bata.
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas 1 menurut NI 10
dengan berbentuk standard batu bata adalah prisma
empat persegi panjang bersudut siku – siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak
– retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat
dengan campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu
cukup tinggi hingga besi direndam air.
2. Pasir
Pasir yang layak digunakan untuk adukan pasangan batu
penting diperhatikan unutk mencapai kualitas dinding yang
baik.
3. Air
Air yang boleh digunakan untuk adukan spesi pasagan
dinding adalah air yang bersih dan tidak mengandung
kadar garam dan juga tidak mengandung kadar lumpur,
pada hakikatnya air yang digunakan untuk adukan spesi
pasangan dinding adalah air yang dapat diminum.
4. Semen
Mengenai semen yang dipilih untuk berbagai adukan
mortar, adalah semen yang standart (Semen Portland).
Hal yang sangat penting dipertimbangkan dalam
menggunakan semen adalah menjaga kualitas semen
agar selalu dalam kondisi baik, semen harus disimpan
pada tempat yang teduh dan terhindar dari kelembaban.
3.4.3 Pedoman Pelaksanaan
1. Pekejaan dinding bata menpunyai dua macam pasangan
kedap air (1 Pc : 2 Ps).
- Semua pasangan bata mulai diatas sloof sampai 20
cm diatas lantai
- Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
- Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas
pasangan kedap air tersebut.
2. Persyaratan adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati–hati. Diadukan
didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur
semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plsatis.
Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
3. Pengukuran
Pengukuran (uit – zet) harus dilakukan oleh kontraktor
secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benar.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali
menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari
pasangan bata yang telah selesai.
4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya
harus berbeda setengan panjang bata. Setengan tidak
dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan batu bata sudut.
5. Pengakhiran pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
[image:8.612.234.572.39.854.2]dikemudian hari pada tempat – tempat tertentu sesuai
disesuaikan dengan tebal dinding.
6. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka.
Selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan menutup bagian atas dari tembok dengan penutup
yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus
diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus
menerus paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah pasangannya.
7.
3.5 PEKERJAAN PLASTERAN.
3.5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan
bata dan beton betulang
3.5.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang
telah digariskan dalam pasal beton bertulang.
3.5.3. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran - Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek
sedalam 0,5 cm
- Permukaan beton yang diplaster dibuat kasar agar
bahan plasteran dapat melekat dengan baik.
2. Adukan plateraan pasangan bata kedap air dipakai
campuran 1 Pc : 2Ps sedangkan plasteran bata lainnya
dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps
3. Ketebalan plasteran pada semua bidang permukaan
harus sama tebalnya dan tidak diperolehkan plasteran
terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperoleh
berkisar antara 1 cm sampai 1,5 cm untuk mencapai
ketebalan plasteran yang rata sebaiknya dadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan
mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal
dan vertikal.
4. Bilamana terdapat bidang plasteran yang berombak
harus diusahakan menperbaiki secara keseluruhan.
Bidang - bidang yang harus diperbaiki hendaknya
bongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbetuk segi
empat) dan plasteran baru harus rata dengan sekitarnya
5. Semua bidang plesteran harus dipelihara
kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran
setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan
setelah pipa- pipa listrik selesai dipasang
3.7. PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG.
Khususnya pada bangunan bagian selasar diadakan pekerjaan kolom
beton bertulang. Mengenai ukuran dan bentuk dapat diikuti pada
detail Gambar Rencana. Demikian juga halnya untuk pekerjaan kolom
praktis, yaitu Kolom Beton Bertulang yang dikerjakan pada
sambungan / persimpangan dinding.
1. Langkah – langkah kerja untuk mengerjakan konstruksi kolom
beton bertulang ini hal yang utama dikerjakan adalah :
mempersiapkan rangakaian besi tulangan untuk memperkuat
beton. Mengenai penggunaan besi untuk tulangan beton,
tulangan pokok, tulangan Begel dapat diikuti pad gambar
rencana.
2. Untuk mendapatkan ukuran beton yang direncanakan dapat
disesuaikan dengan menggunakan cetakan beton yang terbuat
dari bahan papan / kayu.
3. Mengenai adukan beton yang disyaratkan dapat diikuti dalam
komposisi yang tertera dalam lampiran analisa pekerjaan (Anl
G. 41 dan Anl. Supl V).
3.8. PEKERJAAN RING BALOK BETON BERTULANG.
Ring balok beton sangat vital dalam sebuah bangunan gedung yaitu
untuk memperkuat / mengikat dinding secara kesatuan.
1. Setelah selesai pemasangan dinding batu bata dibagian paling
atas dinding perlu dikerjakan konstruksi ring balok beton
bertulang.
2. Langkah – langkah kerja untuk mengerjakan konstruksi ring
balok beton bertulang ini hal yang utama dikerjakan adalah :
mempersiapkan rangkian besi tulangan untuk memperkuat
beton. Mengenai penggunaan besi untuk tulangan beton,
tulangan pokok, tulangan Begel dapat diikuti pada gambar
rencana.
3. Untuk mendapatkan ukuran beton yang direncanakan dapat
disesuaikan dengan menggunakan cetakan beton yang terbuat
dari bahan papan / kayu.
4. Mengenai adukan beton yang disyaratkan dapat diikuti dalam
komposisi yang tertera dalam lampiran analisa pekerjaan (Anl
G. 41 dan Anl. Supl V).
3.9. PEKERJAAN CAT.
1. Cat Dinding.
Sebelum melakukan pengecatan dinding, dinding harus di
dibersihkan dengan baik agar didapat kualitas pengecatan
menjadi sempurna. Pengecatan perlu diulang beberapa kali dan
merata sampai tidak terlihat adanya belang-belang. Pilihan
bahan cat yang digunakan untuk pengecatan dinding tidak
adalah menggunakan cat tembok standar.
2. Cat Minyak.
Untuk pengecatan besi semuanya dicat dengan bahan cat
minyak. Sebelum dicat semua bidang harus diamplas dan
didempul sedemikian rupa agar mendapat permukaan cat yang
merata. Pengecatan harus dilakukan sampai 3 lapis dengan
kerataan yang sama
3.13 PEKERJAAN BESI PAGAR.
Untuk pekerjaan besi pagar dan pintu pagar menggunakan besi
hollow 40 x 40 mm dan 30 x 30 mm dengan ketebalan 2 mm dengan
standar SNI. Semua sambungan besi di las dan di amplas sampai
halus sehingga menghasilkan permukaan besi yang halus dan licin.
Bentuk dan dimensi pagar dan pintu pagar dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
pekerjaan dan Konsultan pengawas.
3.14 PEKERJAAN RELIEF PADA TIANGDAN TOPI KOLOM.
Untuk pekerjaan relief pada teras menggunakan semen dan pasir
fisihing dicat dengan menggunakan cat air seperti pada spesifikasi
pekerjaan pengecatan dengan mengacu pada ketentuan / gambar
rencana dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
IV. PEKERJAAN AKHIR.
Setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan konstruksi tentu
adanya sampah-sampah sisa pekerjaan, semua sampah-sampah ini
harus dibersihkan secara menyeluruh termasuk rembesan atau
percikan cat dilantai dan lainnya mulai dari bangunan itu sendiri
sampai halaman dan lingkungan harus dibersihkan dengan baik.
Pelaksana harus melakukan serah terima pekerjaan kepada owner
dan bersedia melakukan perbaikan-perbaikan apabila diperlukan.
Pelaksana juga bersedia memberi jaminan jangka waktu
pemeliharaan selama kurun waktu yang disyaratkan.
Karang Baru, Maret 2015
Pengguna Angggaran Bertindak Sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang,
dto
Drs. IKHWANUDDIN
Demikian
addendum
II
terhadap
Dokumen
Pengadaan
Nomor
:
008/POKJA-V/2015 Tanggal 08 Mei 2015 untuk paket pekerjaan :
Pembangunan Pagar
Sekolah SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak Payed
ini dibuat untuk diketahui dan
menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen lelang tersebut.
Karang Baru, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas
Ttd,
KELOMPOK KERJA V