• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Hasil Penilikan IV Penilaian Kinerja PHPL PT. Telaga Bakti Persada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resume Hasil Penilikan IV Penilaian Kinerja PHPL PT. Telaga Bakti Persada"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Resume Hasil Penilikan IV Penilaian Kinerja PHPL

PT. Telaga Bakti Persada

I. Identitas LP-PHPL :

a. Nama LP-PHPL : PT. Global Resource Sertifikasi b. No. Akreditasi KAN : LPPHPL-017-IDN

c. Alamat Kantor : Komplek Batan Indah Blok G-28 Kademangan, Setu, Serpong d. Telp./Fax : 021-7562345

e. Website dan Email :www.global-resource.co.id;info@global-resource.co.id II. Identitas Auditee :

a. Nama IUPHHK-HA : PT. TELAGA BAKTI PERSADA b. SK IUPHHK-HA : 372/Menhut-II/2009, 23 Juni 2009 c. Luas Areal : ± 63. 405 Ha

d. Alamat Kantor Pusat : Wisma Idola Tunggal Jl. Letjen S. Parman Kav. 67 Jakarta e. Waktu Pelaksanaan : 16-24 Mei 2016

III. Resume Hasil Penilaian Kinerja PHPL Penilikan IV:

KRITERIA/INDIKATOR VERIFIER RINGKASAN JUSTIFIKASI NILAI

A

PENILAIAN KINERJA PHPL

1. PRASYARAT 1.1 Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan

1.1.1 Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas di kantor Base Camp Jikodolong lengkap sesuai dengan tingkat realisasi tata batas yang telah dilakukan. Dokumen legal berupa tersedianya akta pendirian perusahaan dan perubahannya serta SK IUPHHK-HA. Sedangkan dokumen administrasi tata batas berupa tersedianya

Dokumen Pedoman atau Rencana Penataan Batas, Laporan TBT, Peta-peta TBT, Berita Acara – Berita Acara Pelaksanaan Pengukuran Penataan Batas Sendiri dan Persekutuan serta usulan Pedoman Tata Batas tahun 2015.

Baik

1.1.2 Realisasi penataan batas areal kerja masih sama dengan hasil penilikan III tahun 2015 yaitu sepanjang 234,485 Km dari panjang batas keseluruhan 242,585 Km atau 96,66%. Dalam proses tata batas, Direktur Utama PT. TBP telah menyampaikan surat No.

001/INV.e/TBP/II/2015 tanggal 16 Februari 2016 kepada Direktur

(2)

Pengukuhan dan Tenurial Kawasan Hutan, Dirjen Planologi Kehutanan, Kementerian LHK perihal Permohonan Persetujuan dan Pengesahan Pedoman Tata Batas Areal IUPHHK-HA PT. TBP Provinsi Maluku Utara. Proses selanjunya menunggu pengesahan pedoman atau rencana tata batas dari Direktur Pengukuhan dan Tenurial Kawasan Hutan, Dirjen Planologi Kehutanan, Kementerian LHK

1.1.3 Keberadaan PT. TBP masih tetap diakui oleh para pihak. Walaupun terdapat kebun masyarakat di dalam areal kerja yang merupakan potensi konflik dalam pemanfaatan areal, namun dapat dikelola dengan baik oleh manajemen PT. TBP antara lain dengan penataan batas partisipatif dan kesepakatan masyarakat tidak boleh menambah atau memperluas kebun, melakukan sosialisasi tentang batas areal kerja IUPHHK kepada masyarakat sekitar secara terus menerus, melakukan kegiatan pemeliharaan batas walaupun tata batas belum sampai temu gelang namun sebagian besar sudah di tata batas (96,66%), sehingga kepastian kawasan hutan IUPHHK PT. TBP dapat terjamin dengan adanya tanda-tanda batas yang jelas di lapangan dan melakukan pemasangan papan nama kegiatan larangan berkebun yang dipasang dibeberapa lokasi strategis

Baik

1.1.4 Fungsi kawasan hutan pada areal kerja PT. TBP seluruhnya masih sesuai

dengan fungsi dan peruntukannya yaitu sebagai Hutan Produksi sesuai dengan SK IUPHHK-HA PT. TBP

Not Applicable

1.1.5 Terdapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan terutama pembaruan pendataan kebun masyarakat sekitar. Sedangkan

pendataan penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan yang berizin

(3)

(pertambangan nikel) masih

menggunakan data dan informasi yang terdahulu. namun pendataan

pertambangan nikel dan penambahan pendataan kebun masyarakat tersebut belum dilaporkan ke instansi yang berwenang.

1.2 Komitmen pemegang

izin 1.2.1 Tersedia dokumen visi dan misiperusahaan, legal dan sesuai dengan kerangka PHL.

Baik 1.2.2 Visi dan misi perusahaan masih

disosialisasikan baik pada level

pemegang izin dan kepada masyarakat sekitar areal kerja (Masyarakat Desa Soligi, Desa Baru dan Desa Sum).

Baik

1.2.3 Masih terdapat implementasi PHL berupa kegiatan-kegiatan penataan kawasan, perencanaan, pembinaan hutan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengelolaan lingkungan, pembinaan SDM dan kelola sosial. namun belum seluruhnya terlaksana dan sesuai dengan visi dan misi PHL seperti batas luar areal kerja belum temu gelang, penataan batas kawasan lindung belum selesai secara

keseluruhan dan realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas dan kualitas tanaman) masih di bawah 100% serta proses dan pelaksanaan kegiatan kelola sosial/PMDH sebagian masih belum terdokumentasi dengan baik, antara lain pada kegiatan penataan batas partisipatif dan sosialisasi kegiatan sebagian belum ada notulen dan foto dokumentasi kegiatan.

Sedang

1.3 Jumlah dan kecukupan tenaga profesional bidang kehutanan pada seluruh tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan implementasi

penelitian, pendidikan dan latihan.

1.3.1 Keberadaan tenaga profesional dan tenaga teknis kehutanan belum memenuhi ketentuan Dirjen PHPL No. P.16/PHPL-IPHH/2015, yaitu hanya mencapai 50,00% dari yang

dipersyaratkan. Disamping itu masih terdapat bidang yang belum memiliki GANISPHPL yaitu GANISPHPL KURPET. Terkait GANISPHPL KURPET, secara legalitas PT. TBP belum memiliki

(4)

GANISPHPL tersebut, namun secara operasional pelaksanaan kegiatan, PT. TBP telah memiliki tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi bidang KURPET (GIS) sebanyak 2 (dua) orang, yaitu. Muhammad Sibua, S.Hut. dan La Ode Dedi. Selain itu, sampai sekarang belum ada pelaksanaan diklat GANISPHPL KURPET dari instansi terkait.

1.3.2 Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT. TBP adalah 64,29% dari rencana sesuai kebutuhan.

Sedang 1.3.3 Dokumen ketenagakerjaan PT. TBP

tersedia lengkap. Dokumen tersebut antara lain Dokumen PP PT. TBP periode 2015 s/d 2018 yang disahkan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara tanggal 28 Mei 2015 yang berlaku untuk masa 3 (tiga) tahun terhitung tahun 2015 s/d 2018 sejak dtanggal ditetapkan, Laporan Tenaga Kerja PT. TBP Bulan April 2016, SK Direktur Utama dan MPH terkait pengangkatan tenaga kerja, SPK (Bulanan Tetap, Harian tetap, Borongan Kontrak, Borongan Murni), Dokumen BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, Dokumen Kebijakan K3, PSO

Ketenagakerjaan, Peraturan

perundang-undangan Ketenagakerjaan dan SK Gubernur Maluku Utara No. 230/Kpts/MU/2015 tentang Penetapan Besaran UMP, Upah Minimum Sektoral dan Sub Sektoral Provinsi Maluku Utara Tahun 2016. Baik 1.4 Kapasitas dan mekanisme untuk perencanaan pelaksanaan pemantauan periodik, evaluasi dan penyajian umpan balik mengenai kemajuan pencapaian (kegiatan) IUPHHK – HA/RE/HT/Pemegang

1.4.1 Tersedia struktur organisasi dan job deskripsi yang disahkan oleh GM Operasi PT. TBP

No. 002/GMO-E/TBP/X/2015 tanggal 28 Oktober 2015 yang sesuai dengan kerangka PHPL yaitu tersedia bagian-bagian yang bertanggung jawab menjamin terlaksananya kelestarian fungsi produksi, lingkungan/ekologi dan social.

(5)

Hak Pengelolaan 1.4.2 Tersedia perangkat SIM yang memadai, dilengkapi tenaga pelaksana seperti yang tercantum dalam Laporan Tenaga Kerja PT. TBP Periode April 2016 dan digambarkan pada struktur organisasi PT. TBP. Perangkat SIM tersebut masih berfungsi sebagaimana mestinya.

Baik

1.4.3 Masih tersedia unit SPI/Inspektorat PH dalam struktur organisasi yang

dilengkapi personil yang berpengalaman. Namun unit SPI/Inspektorat PH belum berjalan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan pengusahaan hutan karena laporan audit internal

SPI/Inspektorat PH sering terlambat sampai ke lapangan sehingga masih belum menjadi salah satu bahan perbaikan kegiatan di lapangan dan audit internal sebagian belum sesuai dengan PSO Pengawasan Intern terutama sistem pelaporan dan tindak lanjut perbaikannya.

Sedang

1.4.4 PT. TBP telah melakukan tindakan koreksi dan pencegahan manajemen berbasis monitoring dan evaluasi, baik monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh internal camp maupun yang dilakukan oleh unit SPI/Inpektorat PH. Namun belum semua terlaksana karena masih belum menyentuh seluruh tahapan kegiatan dan sebagian belum terdokumentasi dengan baik.

Sedang

1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan (PADIATAPA)

1.5.1 Kegiatan RKT PT. TBP yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat setempat masih

mendapatkan persetujuan dari para pihak atas dasar informasi awal yang memadai yaitu dibuktikan dengan tersedianya Dokumen RTUPHHK-HA PT. TBP tahun 2015 dan 2016 yang disahkan secara mandiri, Dokumen perizinan TPn, TPK dan Logpond dari pejabat yang berwenang serta Dokumen Sosialisasi Pelaksanaan RKT Tahun 2016 kepada masyarakat dan aparat desa

(6)

sekitar.

1.5.2 PT. TBP masih memiliki persetujuan dalam proses tata batas dari sebagian para pihak (lebih dari 50%) yaitu pemerintah (Kemenhut), pemda dan masyarakat sekitar, namun persetujuan tersebut masih belum menyeluruh karena proses dan pelaksanaannya masih belum selesai sampai temu gelang. Sedangkan rencana pelaksanaan tata batas sisa dalam proses pengurusan dengan pihak-pihak terkait.

Sedang

1.5.3 Proses penyusunan rencana dan pelaksanaan kelola sosial/PMDH/CD PT. TBP masih mengakomodir kepentingan masyarakat. Masyarakat membuat proposal kegiatan yang ditanda tangani oleh aparat desa setempat. Selanjutnya perencanaan kelola sosial/PMDH dituangkan dalam RO kelola

sosial/PMDH sesuai tahun berjalan dan realisasi kegiatan PMDH dibuatkan laporan bulanan kegiatan kelola sosial/PMDH setiap tahunnya

Baik

1.5.4 Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari para pihak (pemerintah, internal perusahaan dan masyarakat desa sekitar)

Baik

2 PRODUKSI

2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

2.1.1 Dokumen RKU masih sama dengan pada saat penilikan ke III, yaitu revisi RKU periode tahun 2010 – 2019 berdasar surat keputusan menteri kehutanan nomor : SK / BUHA-2/2013 tentang persetujuan revisi/perubahan RKUPHHK-HA pada hutan produksi berbasis IHMB, tanggal 9 september 2013. Terdapat perhitungan jatah produksi tahunan yaitu untuk blok TPTI seluas 792 Ha/th, dan volume 33.352,70 m3/th. Pada blok TPTJ silin meranti seluas 204 Ha/th, dan volume 8.186.08 m3/th. Pada blok TPTJ samama seluas 596,9 Ha/th, dan volume 30.932,59 m3/th. Jadi terdapat dokumen RKU

(7)

yang telah disahkan pejabat yang berwenang, disusun berdasarkan IHMB dan lanscaping sesuai kondisi biofisik lapangan.

2.1.2 PT TBP telah menyusun peta RKT 2015, peta RKT 2016. Hasil overlay peta diketahui terdapat kesesuaian lokasi blok RKT 2015, RKT 2016 dalam peta RKT tersebut dengan lokasi blok RKT dalam peta revisi RKU 2010-2019. Hasil pengamatan lapangan diketahui bahwa terdapat kesesuaian lokasi blok RKT, lokasi petak dengan peta RKT 2015 dan peta RKT 2016.

Baik

2.1.3 PT TBP telah melakukan penandaan batas blok RKT yang lama yaitu RKT 2007/RKT 2008, dan RKT yang baru yaitu RKT 2015, RKT 2016, RKT 2017, serta batas petak. Dari pengamatan lapangan dari blok RKT 2014, RKT 2015, RKT 2016, RKT 2017 dan seluruh batas petak telah diberi papan nama, pal, cat dan alur dibersihkan. Maka PT TBP telah melaksanakan pemeliharaan seluruh batas blok RKT dan batas petak.

Baik

2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan bukan kayu pada setiap tipe ekosistem.

2.2.1 Telah tersedia data potensi berdasarkan IHMB, laporan IHMB lengkap dan telah mendapat

pertimbangan teknis berdasarkan surat nomor : 522.1/453/2010 perihal

penyampaian data dan informasi pertimbangan teknis hasil IHMB an. PT TBP, tanggal 1 nopember 2010.

Terdapat data hasil ITSP/laporan hasil cruissing untuk RKT 2016 blok tebangan TPTI Blok Jikodolong, TPTJ & TPTJ Silin Blok Rijang, dan TPTJ Blok Sum. Untuk cruising URKT 2017 masih dalam proses pelaksanaan ITSP.

Baik

2.2.2 PT TBP telah membuat PUP dan telah dilakukan pengukuran, dan tersedia analisis riap pertumbuhan di blok TPTJ, riap diameter sebesar 1,1 cm per tahun, riap tinggi sebesar 98,76 cm per tahun.

Baik

2.2.3 Ada upaya dari PT TBP untuk

(8)

PUP, untuk menghitung jatah tebangan tahunan. 2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistemsilvikultur untuk menjamin regenerasi hutan.

2.3.1 PSO telah diberi nomor, nomor versi(revisi), tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh Kabid yang bersangkutan dan Manager

Pengusahaan Hutan. Jenis PSO telah sesuai dengan sistem silvikultur yaitu TPTI dan Silin (TPTJ). Isi PSO sesuai dengan kondisi lapangan, masing-masing PSO terdapat urutan kerja dan instruksi kerja.

Baik

2.3.2 Telah dilakukan kegiatan PAK,berupa pembuatan blok, petak, batas blok, petak dipasang papan nama,pal, cat dan alur dibersihkan. Kegiatan

ITSP,berupa tanda label merah, kuning, untuk URKT 2017 terdapat barkot, tersedia peta PAK, peta ITSP, peta PWH dan sebaran pohon. Kegiatan PWH, berupa rencana jalan, rencana jalan sarad, dibuat jalan, jalan sarad, dibuat TPN. (RIL) kegiatan penebangan dan penyaradan, dilapangan dijumpai teknik penebangan berupa pembuatan takik rebah/balas, bekas jalan sarad, lokasi TPN. Kegiatan pembinaan hutan, terdapat persemaian, penanman pembinaan hutan, pemeliharaan tanaman TPTJ. Terdapat kegiatan perawatan jalan, jembatan, gorong-gorong, bekas jalan sarad. Sehingga seluruh tahapan sistem silivikultur telah dilakukan di lapangan.

Baik

2.3.3 Diketahui hasil pengamatan pada tahun 2015 tentang potensi tegakan pohon di areal PT TBP. Rata-rata potensi per hektar potensi pohon adalah sebanyak 108,33 pohon.

Baik

2.3.4 Rata-rata potensi per hektar tingkat tiang sebanyak 158,33 batang, potensi pancang sebanyak 1533,33 batang, potensi semai sebanyak 5833,33 batang per hektar.

Baik

2.4 Ketersediaan dan

(9)

ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan

proses kerja yang urutannya telah sesuai dengan sistem silvikultur TPTI dan TPTJ. Proses kerja telah sesuai dengan kondisi areal PT TBP yaitu hutan tanah kering, topografi datar sampai bergelombang. Terdapat nomor PSO : Prod-03, versi 01 (mengalami revisi satu kali) dan tanggal pengesahan 1 Maret 2016. PSO RIL telah ditandatangani oleh kabid perencanaan, kabid produksi dan Manager pengusahaan hutan.

2.4.2 PT TBP telah melaksanakan kegiatan perencanaan berupa ITSP,

perpetaan,PAK, PWH/ rencana jalan. Kegiatan operasi pemanenan kayu berupa pembuatan jalan, TPN,

penebangan sesuai teknik penebangan, penyaradan. Kegiatan K-3 terdapat bengkel, alat keselamatn kerja, sarana tambahan yang memadai. Kegiatan paska penebangan meliputi

pemeliharaan bekas jalan sarad, jalan, jembatan, gorong-gorong, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan

tanaman. Maka seluruh tahapan RIL telah implementasikan di lapangan.

Baik

2.4.3 Diketahui dari hasil uji petik per hektar jumlah pohon sebanyak 55 pohon, terdapat jumlah pohon rusak sebanyak 10 pohon, maka tingkat kerusakan pohon sebesar 18,18%. Jumlah tiang sebanyak 200 batang per hektar, jumlah tiang yang rusak sebanyak 20,00 batang, maka tingkat kerusakan tiang sebesar 10,00%. Jumlah pancang sebanyak 640 batang, yang rusak sebanyak 80batang, maka tingkat kerusakan pancang sebesar 12,50%. Rata-rata tingkat kerusakan tegakan tinggal untuk seluruh permudaan sebesar 13,59%.

Baik

2.4.4 Rata-rata besarnya Faktor Eksploitasi diblok tebangan TPTI Jikodolong dan blok TPTJ Sum sebesar 0,89 atau 89,00%.

Baik

(10)

sesuai dengan rencana kerja penebangan / pemanenan / pemanfaatan pada areal kerjanya.

approfal, sesuai surat nomor : 022/ROP-E/TBP/XII/2015, tanggal 23 Desember 2015. Rencana luas tebangan dan volume tebangan untuk RKT 2016 telah sesuai dengan jatah tebangan tahunan dalam dokumen RKU. Secara umum rencana volume tebangan dalam dokumen RKT 2016 masih dibawah etat volume tebangan dalam RKU. Maka keberadaan dokumen rencana jangka pendek (RKT) yang disusun telah berdasarkan rencana jangka panjang (RKU) dan disahkan sesuai peraturan yang berlaku (self approval ).

2.5.2 Diketahui jumlah petak, lokasi petak, lokasi blok RKT dalam dokumen RKT 2016 telah sesuai dengan rencana (RKU). Diketahui lokasi blok tebangan, lokasi kawasan dilindungi dalam peta kerja berupa peta PAK, ITSP, PWH dan peta sebaran pohon telah sesuai dengan peta RKT 2016 dan peta RKU.

Baik

2.5.3 Telah dilakukan penandaan dilapangan berupa pemasangan papan nama, pal, cat, alur pada blok tebangan/blok RKT, petak, sempadan sungai. Terdapat penandaan berupa pemasangan papan nama pada lokasi sarana prasarana antara lain lokasi TPN, Camp dan Logpond. Penandaan berupa papan nama pada lokasi litbang antara lain di persemaian, PUP, tanaman jalur dan tanaman tapak klaster.

Baik

2.5.4 PT TBP pada tahun 2015 telah melakukan rencana dan realisasi tebangan pada lokasi blok, petak yang sesuai. Rencana tebangan tahun 2015 pada blok TPTI Jikodolong dan blok TPTJ adalah sebesar 59.812,18m3. Dalam dokumen neraca kayu bulat periode januari sampai dengan desember 2015 diketahui realisasi tebangan sebesar 50.908,39 m3. Maka prosentase realisasi tebangan sampai bulan Desember tahun 2015 sebesar 85,11%.

(11)

2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan, administrasi, penelitian dan pengembangan serta peningkatan kemampuan sumber daya

2.6.1 Diketahui nilai likuiditas sebesar

141,65%, nilai solvabilitas sebesar 66,02% dan nilai rentabilitas sebesar 4,39%. Karena solvabilitas dibawah 100%, maka kondisi kesehatan finansial PT TBP tahun 2014 termasuk buruk.

Buruk

2.6.2 Pada tahun 2015 PT TBP telah merencanakan anggaran untuk kegiatan pengusahaan hutan sebesar Rp. 84.325.492.000,-. Realisasi anggaran tahun tersebut sebesar Rp. 58.531.518.000,-, maka prosentase realisasi anggaran pengusahaan hutan tahun 2015 sebesar 69,41%.

Sedang

2.6.3 Pada tahun 2015, PT TBP telah merencanakan anggaran untuk kegiatan pengusahaan hutan sebesar Rp. 84.325.492.000,-. Realisasinya sebesar Rp. 58.531.518.000,-, maka prosentase realisasi anggaran

pengusahaan hutan tahun 2015 sebesar 69,41%. Terjadi simpangan antara realisasi anggaran dengan rencana sebesar 30,59%. Untuk masing masing kegiatan simpangan terbesar pada kegiatan logging yaitu sebesar 33,16%. Sehingga realisasi anggaran

pengusahaan hutan yang dilakukan PT TBP pada tahun 2015 kurang

proporsional karena terjadi simpangan antara 20% - 50%.

Sedang

2.6.4 PT TBP telah merencanakan anggaran untuk kegiatan pengusahaan hutan sebesar Rp. 84.325.492.000,-. Realisasi anggaran tahun tersebut sebesar Rp. 58.531.518.000,-, maka prosentase realisasi anggaran pengusahaan hutan tahun 2015 sebesar 69,41%. Realisasi anggaran pembinaan hutan diblok TPTI sebesar 82,25%, diblok TPTJ sebesar 51,56%. Gaji karyawan di Camp Jikodolong lancar,dan kegiatan produksi tahun 2015 mencapai 85,11%. Maka realisasi pendanaan yang dilakukan PT TBP berjalan lancar dan kurang sesuai dengan tata waktu,

(12)

karena realisasi anggaran pengusahaan hutan,pembinaan belum mencapai 100%.

2.6.5 Kegiatan pembinaan hutan di blok TPTI pada tahun 2015 meliputi kegiatan pengadaan bibit, pengayaan,

penanaman tanah kosong,penanaman KKJ, pemeliharaan tanaman

pengayaan, pemeliharaan tanaman tanah kosong, pemeliharaan tanaman KKJ, perlindungan dan pengamanan hutan. Untuk kegiatan di blok TPTJ meliputi kegiatan pengadaan bibit, penanaman TPTJ, pemeliharaan tanaman, perlindungan dan pengamanan hutan. Prosentase realisasi anggaran pembinaan hutan di blok TPTI sebesar 82,25%, dan di blok TPTJ sebesar 51,56%.

Sedang

2.6.6 Kegiatan pembinaan hutan di blok TPTI pada tahun 2015 meliputi kegiatan pengadaan bibit, pengayaan,

penanaman tanah kosong,penanaman KKJ, pemeliharaan tanaman

pengayaan, pemeliharaan tanaman tanah kosong, pemeliharaan tanaman KKJ, perlindungan dan pengamanan hutan. Untuk kegiatan di blok TPTJ meliputi kegiatan pengadaan bibit, penanaman TPTJ, pemeliharaan tanaman, perlindungan dan pengamanan hutan. Prosentase realisasi fisik pembinaan hutan di blok TPTI sebesar 80,45% dan prosentase realisasi fisik kegiatan pembinaan hutan di blok TPTJ sebesar 70,45%. Sedang 3 EKOLOGI 3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

3.1.1 Tidak terdapat perubahan/revisi dokumen rencana perusahaan (RKUPHHK) yang memuat jenis dan luas kawasan lindung. Dengan demikian baik jenis maupun luasannya tidak berbeda dengan hasil penilaian tahun 2015.

Baik

3.1.2 Belum terdapat kelanjutan kegiatan

(13)

dokumen perencanaan yang dimiliki (RKUPHHK-HA), kegiatan hanya berupa pemeliharaan batas , sehingga sampai dengan kegiatan penilikan IV tahun 2016 Prestasi penataan batas kawasan lindung PT. TBP masih sama yaitu baru mencapai 123 km atau setara dengan 75,85 % dari total panjang kawasan lindung (162 km).

3.1.3 Kondisi kawasan dilindungi yang ada di areal kerja PT. TBP umumnya

kondisinya masih baik. Hal ini

ditunjukan oleh luasan kawasan lindung yang bervegetasi seluas 4.962 ha dari 5.229 ha atau 94,89 %. Adapun kawasan lindung yang mengalami gangguan seluas 267 ha (5,11 %) terdapat di sempadan sungai Lamo dan sempadan sungai danau di blok Jikodolong.

Baik

3.1.4 Pengakuan Para pihak terhadap kawasan lindung yang terdapat dalam areal kerja PT TBP yaitu dari sisi (1). Pemerintah; (2). Manajemen PT. TBP; dan (3). Masyarakat sekitar real kerja telah mengakui kawasan lindung yang ditetapkan oleh Pemegang Izin. Bukti-bukti pengakuan dari para pihak tersebut berupa : (1). Pengesahaan dokumen revisi RKUPHHK PT. TBP tahun 2014 oleh pemerintah; (2). Pengelolaan dan

penetapan/pengukuhan kawasan lindung oleh perusahaan; dan (3). Dokumen Berita Acara sosilaisasi kawasan lindung kepada masyarakat sekitar areal. Dan memorandum yang dikeluarkan oleh Manager PH PT TBP yang ditujukan kepada seluruh karyawan.

Baik

3.1.5 Tersedia laporan pengelolaan untuk 3 (tiga) jenis kawasan lindung yaitu Sempadan Sungai, Buffer Zone Hutan Lindung, dan Sempadan Pantai

berdasarkan hasil tata ruang. Sehingga baru terdapat 50% laporan pengelolaan kawasan lindung pada periode satu

(14)

tahun kebelakang bulan Mei 2015 s/d April 2016.

3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan

3.2.1 Hasil verifikasi diketahui terdapat perubahan/revisi PSO terkait

pengamanan dan perlindungan hutan yaitu pada PSO Pengamanan dan Perlindungan Hutan No. EKO-01 dan terdapat penambahan PSO Monitoring Hama Penyakit No. EKO-19. Akan tetapi hasil telaah diketahui bahwa untuk PSO hama dan penyakit hanya sebatas monitoring terhadap serangan, sedangkan untuk penanganan belum diuraikan dalam PSO. Begitu juga untuk penanganan bencana alam belum di sampaikan dalam PSO.

Sedang

3.2.2 Jenis, jumlah dan kondisi sarana prasarana pengamanan dan perlindungan PT. TBP cukup lengkap,akan tetapi jumlah sarana prasarana pengamanan dan

perlindungan hutan masih terdapat beberapa yang belum

terdistribusi/tersedia secara merata di 3 camp/blok.

Sedang

3.2.3 Tersedia SDM pengamanan dan perlindungan hutan dengan jumlah 7 (tujuh) orang, dan berdasarkan Berdasarkan SK Menhut No. 523/Kpts-II/93 bahwa jumlah personil Satpam PH ditentukan berdasarkan tingkat

kerawanan, keluasan dan aksesibilitas dengan ratio 1 orang untuk 3000 s/d 6000 Ha areal HPH/IUPHHK. Sehingga kebutuhan satpam PH berdasarkan peraturan sejumlah 10 orang sehingga ketersedian baru sebesar 70%.

Sedang

3.2.4 Implementasi perlindungan hutan selama periode 1 tahun terakhir (2015 – 2016) pada kegiatan penilikan IV diketahui kegiatan penanganan gangguan hutan mencakup seluruh potensi gangguan yang terjadi di areal kerja PT. TBP.

Baik

3.3 Pengelolaan dan

(15)

terhadap tanah dan iar dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan (minimal 50%). 3.3.2 Kondisi sarana prasarana pengelolaan

dan pemantauan tanah dan air yang terdapat di PT. TBP masih sama saat kegiatan penilikan III tahun 2015 yaitu : 1). saluran drainase; 2).

Sudetan/cecuruk; 3). Sediment trap; 4). Mating-mating/sleeper dan 5). Gorong-gorong atau jembatan. Selain itu secara vegetatif diupayakan dengan

menanami areal kosong tidak produktif seperti bekas jalan sarad, kanan kiri jalan, bekas TPn dll. Sarana

pemantauan yang tersedia berupa sarana pemantau curah hujan

(OMBROmeter), sarana pemantau erosi (bak erosi) dan pemantau tinggi muka air (Peilschaal). Sarana pengelolaan dan pemantauan dampak tersebut tersedia cukup lengkap dan sesuai dengan yang direncanakan.

Baik

3.3.3 Tersedia GANIS BINHUT sebanyak 2 (dua) orang atas nama Makruf Sariman dan Budiyamin. Akan tetapi

Kekurangan tersebut di dukung oleh tenaga sarjana kehutanan yang bernama Gunawan Safaat, S.Hut Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (Plt. Kabag. Litbang), sehingga untuk kebutuhan tenaga yang berkualifikasi pada bidang pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air, yang dimiliki oleh PT TBP sebesar 3/5* 100 = 60 %

Sedang

3.3.4 Berdasarkan hasil verifikasi diketahui bahwa Sebagian dari kegiatan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air telah terealisasi, akan tetapi masih terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana diantaranya pada pengelolaan dari segi vegetative yaitu: Penanaman pada areal tidak produktif dengan jenis komersial, Penanaman tanaman pionir. Selain itu berdasarkan hasil analisa pada aspek produksi

(16)

diketahui bahwa anggaran pembinaan hutan tahun 2015, untuk TPTI realisasi sebesar 82,25%, untuk TPTJ 51,56%, sedangkan untuk kegiatan fisik TPTI 80,78% dan TPTJ 70,45%. Dari analisa tersebut dijabarkan pada Verifier 2.6.5 dan Verifier 2.6.6. sehingga untuk implementasi kegiatan belum mencapai 100%. Atau dapat dikatakan realisasi baru mencapai 71,26%.

3.3.5 Hasil verifikasi diketahui bahwa PT TBP masih secara rutin melakukan kegiatan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, laporan dituangkan dalam laporan RKL- RPL yang telah disusun setiap semester setiap tahunnya. PT TBP juga melakukan kegiatan uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik kimia air dilakukan setiap 1 kali dalam 1 semester pelaporan, uju fisik kimia air yang menjadi sampling berasal dari air Sumur, Air Sungai Rijang dan Air Sungai Jikodolong. Uji laboratorium dilakukan di Laboratorium PAM Jaya Perusahaan Daerah Air Minum yang beralamat di Pejompongan Raya Jakarta. Dan melakukan Kegiatan terbaru yang dilakukan oleh PT TBP pada tahun 2016 yaitu Analisis

Kandungan COD, BOD dan Kelimpahan Plankton, Benthos pada areal Sungai PT TBP, Kegiatan tersebut dilakukan di Seameo Biotrop, Service Laboratory.

Baik

3.3.6 Indikasi terjadinya dampak masih ada di dalam areal PT TBP seperti saat

pengamatan di Sungai Marlako di peroleh informasi bahwa jika terjadi hujan deras debit air menjadi tinggi dengan warna coklat, sedangkan surut normal berkisar antara 3-8 Jam

tergantung intensitas hujan di puncak dan sekirtarnya. Jika dalam kondisi normal, air di sungai Marlako tampak jernih. Selain itu pada saat observasi lapangan dijumpai tanah longsor. Upaya dalam penanggulangan dampak

(17)

terhadap tanah dan air, telah dilaksanakan oleh PT TBP melalui beberapa kegiatan seperti pengelolaan secara sipil teknis (pembangunan gorong, gorong, saluran drainase, jembatan, sedimen trap, turap dll) serta secara vegetative (penanaman areal tanah kosong, bekas TPn, kiri kanan jalan dll). Seluruh kegiatan telah disampaikan pada verifier 3.3.4. 3.4 Identifikasi spesies flora

dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik

3.4.1 Berdasarkan hasil verifikasi pada kegiatan penilikan IV diketahui bahwa, kondisi PSO masih sama dengan kegiatan penilikan III tahun 2015, tidak terdapat revisi prosedur. Prosedur yang dimiliki adalah: 1). PSO Konservasi – Identifikasi Fauna Jarang, Langka terancam Punah, Endemik dan

Dilindungi No : EKO – 02 Versi : 00 dan 2). PSO Konservasi – Identifikasi Flora Jarang, Langka terancam Punah, Endemik dan Dilindungi No : EKO – 03 Versi : 00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosedur identifikasi flora fauna yang telah disusun belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik. Sehingga prosedur identifikasi flora fauna yang telah disusun belum

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik. Seperti halnya

rekomendasi yang dikeluarkan saat kegiatan penilikan III tahun 2015.

Sedang

3.4.2 Implementasi identifikasi status konservasi jenis flora fauna dilakukan pada saat identifikasi areal berdasar Nilai Konservasi Tinggi (NKT). Data flora fauna yang berhasil diidentifikasi dihimpun dalam dokumen Laporan HCVF PT. TBP tahun 2015. Data-data tersebut telah mencakup semua potensi jenis yang ada di areal kerja

(18)

Pemegang Izin. Selain itu PT TBP telah melakukan analisis untuk mengetahui kelimpahan Plankton, Benthos yang terdapat di dalam perairan yang terdapat dalam areal kerja, kegiatan tersebut didukung dengan hasil uji laboratorium SEAMEO BIOTROP, SERVICE LABORATORY

3.5 Pengelolaan flora untuk:

1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan terhadap spesies fauna dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik

3.5.1 Prosedur tentang pengelolaan flora yang dimiliki PT. TBP sampai dengan kegiatan penlikan IV tidak terdapat revisi, sehingga masih sama dengan saat dilakukan kegiatan penilikan III tahun 2015. Dengan demikian,

prosedur-prosedur yang telah disusun tersebut belum bisa mencakup pengelolaan untuk seluruh flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemic.

Sedang

3.5.2 Tindakan pengelolaan flora yang telah dilakukan PT TBP sampai dengan kegiatan penilikan IV diketahui bahwa, baru sebatas pembinaan habitat (Kegiatan penananaman dan atau pengkayaan jenis dilindungi sangat terbatas), penyelamatan jenis terancam punah (Tidak tersedia kegiatan

penyelamatan (pengembang biakan jenis yang terancam punah/kritis). Sehingga baru terbatas 2 kegiatan yaitu perlindungan dan pemantauan flora dilindungi, maka kegiatan pengelolaan flora belum optimal baru 50% yang dilaksanakan.

Sedang

3.5.3 Kondisi flora dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik di areal kerja Pemegang Izin cukup terjamin keberadaannya (kelimpahannya). Kelimpahan jenis flora tersebut diindikasikan oleh kemampuan PT. TBP menekan dan mengendalikan gangguan yang berpotensi mengganggu, mengancam jenis-jenis flora tersebut seperti

perambahan, kebakaran, illegal logging dan penangkaran jenis tertentu.

(19)

3.6 Pengelolaan fauna untuk:

3. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu dan bagian yang tidak rusak 4. Perlindungan terhadap spesies fauna dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik

3.6.1 Kegiatan pengelolaan fauna yang tercantum dalam prosedur tersebut baru sebatas pengelolaan fauna berupa perlindungan fauna dilindungi,

pemantauan fauna dilindungi dan pembinaan habitat. Dari ketiga tersebut masih terdapat kegiatan yang belum di sampaikan dalam SOP yaitu

Penyelamatan jenis terancam punah. Sehingga cakupan SOP yang dimiliki terkait dengan pengelolaan flora 75% berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Sedang

3.6.2 Tindak kelola spesies fauna yang dikatagorikan dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang ada di areal kerja berupa 1). Kelola habitat berupa penataan dan peremajaan tanda kawasan kawasan lindung; 2). Perlindungan jenis-jenis tersebut dengan tindakan patroli pengamanan, identifikasi jenis dll, maka dapat disimpulkan implementasinya telah mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang ada di areal kerja.

Baik

3.6.3 Gangguan di areal kerja PT. TBP sampai dengan kegiatan penilikan IV sudah sangat kecil, hal ini dikarenakan terdapat Upaya terus menerus dari PT TBP untuk menekan gangguan seperti dijelaskan pada verifier 3.2.4.

Baik

4 SOSIAL

4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan/pemegang izin dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

4.1.1 PT TBP telah memiliki dokumen yang memuat data dan informasi lengkap kondisi social ekonomi budaya masyarakat sekitar termasuk mengenai

penguasaan/pemanfaatan lahan oleh masyarakat dalam Dokumen Penilaian Dampak Sosial (SIA) dan Penilaian HCVF. Dalam hal perencanaan, PT TBP telah menyusun RKTUPHHK 2015, RKL/RPL 2015 dan Rencana Operasional (RO) Kelola Sosial Tahun 2016.

Baik

4.1.2 Terdapat prosedur operasional terkini terkait pembuatan batas kawasan secara partisipatif yang terimplementasi pada kegiatan penataan kebun masyarakat Soligi

(20)

dan Sum di dalam areal konsesi. Selain itu tersedia pula prosedur penanganan konflik yang diimplementasikan pada

pembentukan Forum Komunikasi Bersama (FKB) antara PT TBP dengan masyarakat desa Baru, Soligi dan Sum.

4.1.3 PT. TBP telah memiliki mekanisme pengakuan hak hak dasar masyarakat sekitar dengan mengakomodasikan keberadaan masyarakat sekitar dalam perencanaan kelola social melalui program PMDH seperti termuat dalam dokumen RKTUPHHK HA dan dokumen Rencana Operasional Tahun 2015-2016.

Baik

4.1.4 Batas antara areal kerja dengan lahan-lahan kebun masyarakat di dalam areal konsesi PT TBP baik di Blok Sum mau pun Blok Rijang telah ditandai dan terlihat jelas di lapangan. Pal batas berisi informasi mengenai warga yang menguasai dan rintisan batas lahan telah dilakukan untuk setiap bidang kebun. Selain itu dilakukan pula pencatatan mengenai koordinat , Blok RKT dan petak dalam blok RKT pada masing-masing kebun.

Baik

4.1.5 PT TBP telah mendapatkan pengakuan dari para pihak - dalam hal ini dari pihak

masyarakat - atas luas dan batas areal konsesi dengan lahan pemanfaatan masyarakat selaras dengan

ditandatanganinya berita-berita acara (BA) hasil kegiatan penataan batas partisipaif di Blok Rijang dan Blok Sum oleh seluruh warga masyarakat yang menguasai kebun serta disaksikan oleh pimpinan masyarakat desa. Potensi konflik berbasis lahan tidak berubah menjadi konflik terbuka karena dapat dikelola dengan baik.

Baik 4.2 Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

4.2.1 PT TBP memiliki dokumen legalitas berupa SKIUPHHK, AMDAL dan IHMB,

merumuskan Visi Misi dan Kebijakan Perusahaan, menyusun dokumen prosedur bidang kelola sosial ; menyusun dokumen perencanaan (RKU,RKT, RKL/RPL dan RO Kelola sosial) serta membuat laporan pelaksanaan kegiatan (Laporan Tahunan, Realisasi Kelola Sosial,dll).

Baik

4.2.2 PT. TBP telah memiliki mekanisme untuk memenuhi kewajiban sosial perusahaan terhadap masyarakat. Implementasi yang terlaksana menunjukkan bahwa mekanisme

(21)

yang ada telah diberlakukan pada tahapan perencanaan, realisasi maupun

pemantauan yang dilakukan pada desa binaan PMDH.

4.2.3 Kegiatan sosialisasi pada rentang waktu Tahun 2015 dilakukan di Desa Baru, Desa Sum dan Soligi, menyangkut visi misi dan kebijakan perusahaan, rencana kegiatan (termasuk kegiatan kelola social/PMDH) Tahun 2016 dan mengenai kawasan-kawasan yang dilindungi. Dilengkapi dengan Berita Acara dan Daftar Hadir, namun tidak tersedia notulensi , materi yang disosialisaikan dan foto-foto visual pada saat kegiatan berlangsung.

Sedang

4.2.4 Realisasi pemenuhan tanggungjawab social perusahaan telah direalisasikan secara keseluruhan meliputi penyelenggaraan program PMDH, penyediaan kesempatan kerja, penyediaan peluang berusaha dan pemberian akses ke sumberdaya hutan. Bukti tertulis berupa dokumen dan/atau laporan kegiatan serta hasil verifikasi lapangan dan wawancara dengan

narasumber kunci tersedia secara lengkap

Baik

4.2.5 Dokumen/laporan kegiatan pemenuhan tanggungjawab social perusahaan tersedia sebagian. Dari total 10 jenis kegiatan yang terkait pemenuhan tanggungjawab social, terdapat laporan 7 (tujuh) jenis kegiatan atau 70 % , sedangkan 3(tiga) jenis kegiatan yang lain belum tersedia dokumen maupun laporan hasil kegiatannya.

Sedang

4.3 Ketersediaan mekanisme dan

implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak

4.3.1 PT. TBP telah memiliki data dan informasi terkini atas keberadaan masyarakat sekitar areal kerja yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perusahaan. Dokumen-dokumen terkait dengan hal ini antaralin Penilaian Dampak Sosial (SIA); Penilaian HCVF; Daftar Karyawan Bulan April 2016; Laporan Kegiatan Penataan Batas Partisipatif di Blo Rijang dan Sum serta Lapaoran Realisasi Kelola Sosial Tahun 2015.

Baik

4.3.2 PT. TBP telah memiliki mekanisme yang menyangkut kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat yang dibakukan dalam bentuk Prosedur Standar Operasional atau PSO, yakni prosedur penerimaan karyawan yang

(22)

berarti memberikan peningkatan pada aspek peran serta masyarakat. Prosedur lainnya merupakan pedoman dalam meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat yang pada ujungnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

4.3.3 PT. TBP telah menyusun dokumen legal perencanaan berupa RKTUPHHK tahun 2015 yang memuat rencana kegiatan kelola sosial yang bersifat meningkatkan peran serta dan aktivitas ekonomi Namun beberapa segmen kegiatan yang jelas-jelas merupakan upaya peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat seperti kerjasama suplai barang kebutuhan koperasi, suplai kebutuhan dapur perusahaan dan penyedia pasar pecan untuk berdagang bagi

masyarakat desa Baru, tidak termasuk kedalam perencanaan yang dimuat dalam RKT Tahun 2015.

Sedang

4.3.4 PT TBP telah merealisir kegiatan kelola social, baik yang berdampak positif pada peningkatan peran serta maupun apada peningkatan di bidang ekonomi masyarakat local. Namun kegiatan-kegiatan tersebut terutama yang berkautan dengan

peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat selain tidak masuk dalam perencanaan di Dokumen RKT/RO Kelola social, juga realisasinya tidak terdokumrntasi dengan lengkap dan jelas.

Sedang

4.3.5 PT TBP memiliki Dokumen pemenuhan kewajiban distribusi manfaat perusahaan kepada parapihak seperti karyawan, masyarakat dan negara secara lengkap, baik berupa lapran bulanan, laporan semester, laporan tahunan atau dalam bentuk slip gaji, kuitansi setoran pajak, berita cara serah terima bantuan, dll.

Baik

4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

4.4.1 PT. TBP telah memiliki mekanisme penyelesaian konflik yang secara

substansial implementatif dengan lingkup kegiatan perusahaan serta telah

diimplementasikan sesua dengan tahapan yang disusun dalam dokumen prosedur tersebut.

Baik

4.4.2 PT TBP telah memilik Peta Potensi Konflik yang menggambarkan lengkap dan jelas mengenai adanya sumber-sumber yang dapat memunculkan konflik antara

(23)

perusahaan dengan masyarakat.

4.4.3 PT. TBP telah membentuk Forum

Komunikasi Bersama (FKB) dengan Desa-desa Soligi, Sum, Baru dan Wayaloar. Forum tersebut ditengarai dapat berfungsi sebagai lembaga resolusi konflik dalam

penyelesaian permasalahan antara PT TBP dengan masyarakat. Berita acara

pembentukan forum tersebut

ditandatangani oleh perwakilan kedua pihak, yakni aparatur pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat desa serta pimpinan manajemen camp PT TBP.

Baik

4.4.4 PT. TBP telah memiliki dokumen-dokumen menyangkut penyelesaian konflik yang terjadi dengan Desa Baru . Akan tetapi dokmen-dokumen tersebut masih terpisah-pisah dan belum dikompilasi atau disusun menjadi sebuah laporan yang utuh, rinci,lengkap dan jelas.

Sedang 4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja

4.5.1 Hubungan industrial antara pengusaha dengan para karyawan di lingkup PT TBP berdasarkan peraturan perusahaan yang sah karena telah mendapatkan legalisasi dari instansi yang berwenang. Ikatan industrial ini telah diimplementasikan dalam bentuk SPK yang mengikat kedua belah pihak dan memiliki kekuatan hokum. Di dalamnya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang telah disepakati bersama.

Baik

4.5.2 Perusahaan telah merealisasikan rencana pengembangan kompetensi karyawan baik melalui pengirman personel perusahaan untuk mengikuti diklat tertentu , maupun dengan menyelenggarakan training secara mandiri. Pelatihan yang diselenggarakan pihak luar yang diikuti personel perusahaan adalah diklat Ganis PHPL Binhut dan Ahli K3, sedang kegiatan in-house training yang diselenggarakan di base camp terkait dengan RIL, K3, HCVF dan SIA.

Baik

4.5.3 PT. TBP telah memiliki mekanisme penjenjangan karir karyawan secara lengkap, terstruktur dan telah

diimplementasikan sesuai peraturan yang ada di dalam perusahaan.

Baik

4.5.4 PT. TBP telah memenuhi tunjangan kesejahteraan karyawan sesuai dengan syarat-syarat yang tertuang dalam

(24)

2015 – 2018 dan dalam SPK yang

ditandatangani oleh karyawan dan PT. TBP. Tunjangan-tunjangan kesejahteraan karyawan meliputi : Besaran upah sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah tahun 2015; penyediaan fasilitas

perumahan, koperasi, kesehatan, olah raga dan peribadatan yang layak, serta

mengikutsertakan seluruh karyawan , kecuali karyawan harian lepas, pada program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

B VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1.1. Areal unit manajemen hutan

terletak dikawasan hutan produksi

1.1.1 a. PT. Telagabakti Persada memperoleh IUPHHK-HA melalui SK Menteri Kehutanan No. SK 372/Menhut-II/2009 tanggal 23 Juni 2009 tentang Perpanjangan Ijin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam, seluas + 63.405 ha dengan pejabat pengesah Menteri Kehutanan, H. M.S. Kaban. Dokumen ini dilengkapi dengan peta lampiran SK IUPHHK sesuai dengan luas areal dan tanggal penerbitan.

b. PT. Telagabakti Persada sudah memenuhi kewajiban membayar IHPH (IIUPHHK) sesuai dengan SPP yang sudah diterbitkan oleh

Kementeian Kehutanan. Pembayaran dilakukan secara berangsur sebanyak lima kali pembayaran.

c. Sesuai informasi dari semua level manajemen di PT. TBP dan telaah dokumen diperoleh informasi bahwa di dalam areal PT. TBP ada Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produksi yang sah yang sah sesuai SK Menteri Kehutanan.

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

2.1. Pemegang izin memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

2.1.1 a. PT. TBP sudah memiliki RKUPHHK berbasis Inventarisasi Hutan

Menyeluruh Berkala (IHMB) periode tahun 2010-2019 yang telah disahkan oleh pejabat berwenang dan sudah dilengkapi dengan peta lampiran

(25)

RKUPHHK-HA. PT. TBP sudah

memiliki dokumen RKTUPHHK tahun 2015 dan 2016 yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

b. PT. TBP sudah memiliki peta lokasi yang tidak boleh ditebang yang dibuat dengan prosedur yang benar dan terbukti keberadaannya di lapangan.

c. PT. TBP sudah membuat peta yang menyebutkan batas blok dan petak tebangan, sudah disahkan (dicap), posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan.

Memenuhi

Memenuhi

2.2. Adanya rencana kerja yang

sah 2.2.1 a. PT. TBP sudah memiliki dokumenRKUPHHK yang disahkan oleh pejabat berwenang dan lengkap. b. Izin yang diberikan oleh Kementerian

Kehutanan kepada Unit Manajemen PT. TBP adalah untuk pengelolaan hutan alam bukan untuk hutan tanaman industri.

Memenuhi

Memenuhi

3.1. Pemegang izin menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan (IPHH)/pasar, mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1 Semua dokumen LHP PT. TBP untuk RKT 2015 telah disahkan oleh Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan (P2LHP); LHP dengan fisik kayu sesuai; dan Nomor batang di LHP dapat ditemukan di lapangan.

Memenuhi

3.1.2 Kayu yang diangkut dari TPK Hutan ke TPK Antara serta ke tujuan pengiriman kayu lainnya dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan sesuai ketentuan.

Memenuhi

3.1.3 a. Tanda-tanda PUHH atau barcode atau legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan dokumen.

b. PT. TBP sudah menerapkan secara konsisten pembuatan identitas kayu (seperti: no. petak, no. pohon, diameter, panjang, jenis, dan no. produksi) untuk setiap kayu yang diproduksi.

Memenuhi

(26)

3.1.4 PT. TBP memiliki dokumen SKSKB yang lengkap dan dilampiri dengan DKB yang diterbitkan oleh pejabat berwenang. Semua kayu yang keluar dari hutan selalu memiliki dokumen SKSKB, DKB dan ada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat (P2SKSKB)

Memenuhi

3.2. Pemegang izin telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu

3.2.1 a. Dokumen SPP DR dan atau PSDH PT. TBP telah diterbitkan dan sesuai dengan LHP yang disahkan untuk RKT 2015 – 2016.

b. PT. TBP sudah melunasi seluruh kewajiban pembayaran PSDH dan DR sesuai SPP untuk RKT tahun 2015 dan 2016.

c. PT. TBP sudah menggunakan tarif PSDH dan DR sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tariff atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementeriaan Kehutanan dan sudah dibayarkan sesuai dengan tarif yang berlaku.

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

3.3. Pengangkutan dan

perdagangan antar pulau 3.3.1 PT. TBP sudah memiliki dokumenPKAPT a.n. PT. TBP dengan No. Nomor Nomor Pengakuan sebagai PKAPT No. : 450/UPP/PKAPT/ Perpanjanngan-2/5/2013 dan Nomor PKAPT : 27.03.1.00538, tanggal 4 Juni 2013. Dokumen PKAPT atas nama PT. TBP berlaku sampai dengan tanggal 1 Juni 2018.

Memenuhi

3.3.2 Kapal Pengangkut kayu dari TPK

Logpond PT. TBP merupakan kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki dokumen yang lengkap.

Memenuhi

3.4. Pemenuhan penggunaan Tanda V-Legal

3.4.1 Seluruh log pada PT. TBP sudah dipasang tanda V-Legal untuk setiap kayu yang akan diangkut keluar dari logpond. Pemasangan V- Legal

(27)

dilakukan pada logpond oleh bagian TUK.

4.1. Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan

(AMDAL)/Dokumen

Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan (DPPL)/Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan

Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) dan melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1 PT. TBP sudah memiliki dokumen ANDAL, RKL, dan RPL yang lengkap, telah disahkan oleh pejabat yang berwenang dan proses penyusunannya telah sesuai ketentuan sehingga disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL Dephut.

Memenuhi

4.1.2 a. PT. TBP sudah memiliki dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen ANDAL yang telah

disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL Dephut No. 102/DJ-VI / AMDAL/95 tanggal 24 Mei 1995.

b. PT. TBP sudah melaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang meliputi dampak penting aspek fisik-kimia, biologi dan sosial sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di lapangan.

Memenuhi

Memenuhi

5.1. Prosedur dan implementasi

K3 5.1.1 a. PT. TBP sudah memiliki danmengimplementasikan K3 di lapangan. Prosedur K3 sudah

didokumentasikan disahkan tanggal 1 April 2015 oleh Edi Pramudja, GM Operasi.

b. PT. TBP sudah memiliki peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik.

c. PT. TBP sudah memiliki catatan kejadian kecelakaan kerja secara lengkap dan upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga

kerja 5.2.1 PT. TBP sudah tidak memiliki serikatpekerja, namun Unit Manajamen mengeluarkan Surat Edaran No: 031/HRP-SE/CHR-TBP/V/2015 tentang kebebasan karyawan untuk

(28)

membentuk atau bergabung dengan Serikat Pekerja / Serikat Buruh. 5.2.2 PT. TBP sudah memiliki Peraturan

Perusahaan (selanjutnya disebut PP) berdasarkan SK Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Halmahera Selatan, Tanggal 28 Mei 2015 dan berlaku selama 3 tahun.

Memenuhi

5.2.3 PT. TBP sudah memiliki kebijakan tidak mempekerjakan karyawan dibawah umur. Berdasarkan dokumen Daftar Karyawan PT. TBP tanggal 25 Mei 2015 yang ditandatangani oleh Camp Manajer disebutkan jumlah karyawan sebanyak 88 orang dan tidak

ditemukan adanya karyawan yang berada di bawah umur.

Referensi

Dokumen terkait

Sedang Dari hasil verifikasi menunjukkan bahwa potensi gangguan terhadap spesies fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat

Sesuai dengan hasil verifikasi dokumen diatas, maka diketahui bahwa masih terdapat wilayah Desa yang belum dilakukan sosialisasi terkait keberadaan Kawasan lindung di areal

PT GCL telah memiliki tenaga profesional (sarjana kehutanan) dan tenaga teknis (Ganis) PHPL yang belum mencukupi kebutuhan dalam kegiatan pengelolaan hutan tanaman

Justifikasi : Rencana pengelolaan dampak terhadap tanah dan air PT Sumalindo Hutani Jaya Unit I tertuang dalam Dokumen RKL Tahun 1995 dan Dokumen RKUPHHK-HTI PT Sumalindo Hutani

3.6.1 Hasil verifikasi pada kegiatan penilikan II tidak terdapat perubahan/revisi prosedur pengelolaan fauna mencakup penjelasan jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

Memenuhi Tersedia bukti kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana dalam dokumen UKL-UPL dan telah memperhitungkan dampak penting yang

Sedang Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang