• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR MODUL 1 KERANGKA PEMIKIRAN REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR MODUL 1 KERANGKA PEMIKIRAN REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DAN PENDEKATAN

KONSEP DAN PENDEKATAN

KONSEP DAN PENDEKATAN 

KONSEP DAN PENDEKATAN 

RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN KEGIATAN 

RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN KEGIATAN 

D

DALAM RANGKA PENYUSUNAN 

ALAM RANGKA PENYUSUNAN 

RPJMN 2010

RPJMN 2010‐‐2014 DAN RENSTRA K/L 2010

2014 DAN RENSTRA K/L 2010‐‐2014

2014

Jakarta 14 Juli 2009

Jakarta, 14 Juli 2009

DEPUTI

DEPUTI PENDANAAN PEMBANGUNAN

PENDANAAN PEMBANGUNAN

BAPPENAS

BAPPENAS

DEPUTI

DEPUTI PENDANAAN PEMBANGUNAN  

PENDANAAN PEMBANGUNAN  ‐‐

‐‐ BAPPENAS

BAPPENAS

(2)

STRUKTUR MODUL 1

KERANGKA PEMIKIRAN REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

A. Reformasi Perencanaan Dan

Penganggaran

F. Penerapan Perencanaan dan

Penganggaran berbasis kinerja

B. Konsep Dasar Pengelolaan

Keuangan Publik (Public

Expenditure Management)

a)

Aggregate Fiscal Discipline

G. Pencapaian dan Permasalahan

yang Dihadapi Saat Ini

a) Aggregate Fiscal Discipline

b) Allocative Efficiency

a)

Aggregate Fiscal Discipline

b)

Allocative Efficiency

c)

Operational efficiency

C. Tujuan, Sasaran dan Tantangan

b) Allocative Efficiency

c) Operational Efficiency

H. Permasalahan Desain Program

I. Pendekatan Penyempurnaan Desain

Penerapan Perencanaan dan

Penganggaran Berjangka Menengah

dan Berbasis Kinerja

D. Prasyarat dan Syarat Penerapan

Program dan Kegiatan

Kementerian/Lembaga

(Restrukturisasi program dan

kegiatan)

D. Prasyarat dan Syarat Penerapan

Perencanaan dan Penganggaran

Berbasis Kinerja dan Berjangka

Menengah

E P

P

d

kegiatan)

a) Prinsip Restrukturisai Program

dan Kegiatan

b) Desain Arsitektur Program

) P d k t

P

Ki

j

E. Penerapan Perencanaan dan

Penganggaran Berjangka Menengah

(3)

OUTLINE BAHASAN

ƒ

KERANGKA REFORMASI PERENCANAAN DAN

KERANGKA REFORMASI PERENCANAAN DAN

PENGANGGARAN

PENERAPAN DALAM RPJMN 2010 2014

ƒ

PENERAPAN DALAM RPJMN 2010-2014

ƒ

PENERAPAN ROLLING PLAN DALAM RKP

ƒ

PROGRESS TO DATE

ƒ

ARSITEKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN

ƒ

BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN

ƒ

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI PROGRAM DAN

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI PROGRAM DAN

KEGIATAN

(4)

KERANGKA REFORMASI PERENCANAAN DAN 

PENGANGGARAN

PENGANGGARAN

‰

UU 25/2004 : SPPN

‰

UU 25/2004 : SPPN

ƒ

KERANGKA REGULASI

ƒ

KERANGKA PENDANAAN

‰

UU 17/2003 : KEUANGAN NEGARA

ƒ

ANGGARAN TERPADU

ƒ

ANGGARAN BERBASIS KINERJA

ƒ

KERANGKA PENGELUARAN BERJANGKA

(5)

KONSEP KERANGKA PENDANAAN

(PUBLIC EXPENDITURE MANAGEMENT)

Aggregate Fiscal Discipline (Ketersediaan Anggaran) ‐ Rasio pajak

2010   2011   2012

MTFF: Medium Term Fiscal Framework Rasio pajak ‐ Rasio defisit ‐ Rasio utang Allocative Efficiencyff y KPJM: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah  (Alokasi pada Prioritas) Alokasi pada Prioritas ‐ Program Æ outcomes ‐ Kegiatan Æ output (MTEF: Medium Term Expenditure Framework) Prakiraan Maju   (Forward Estimates)

‐ Kegiatan Æ output Anggaran Berbasis Kinerja 

(PBB: Performance Based Budgeting) Anggaran Terpadu (Unified Budget) Catatan: Anggaran Berbasis Kinerja juga meliputi pembagian kewenangan pemerintah‐ / t i t i / t d h Operational Efficiency (Efisiensi Belanja) ‐ External Control Budaya: ‐ Budaya Kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja) ‐ Efisiensi melalui harga pasar (Robust Market) masy./antar instansi pem./pusat‐daerah 5 External Control ‐ Internal Control ‐ Management Accountability ­ Lelang (bidding)  ­ Perjalanan Dinas (at cost)

(6)

OPERASIONALISASI :

RPJMN DAN RENSTRA K/L (MTEF BASELINE 5 TAHUNAN)

(

)

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

Contingency  Reserves (1­2% Total  Anggaran)

MTFF

Contingency  Planning (mengamankan baseline) baseline) Resources  Envelope Total  Anggaran Baseline

MTEF

6 p

(7)

RKP DAN RENJA K/L (ROLLING PLAN 3 TAHUNAN)

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 *)  Pencapaian Kinerja akan 

k d menentukan pendanaan  Inisiatif Baru (New  Initiative) Ruang Gerak  Fiskal bagi  Inisiatif Baru Tambahan  anggaran PERUBAHAN BASELINE : Sumber Pendanaan Penghematan Baseline Baru Sumber Pendanaan 1. Penghematan dari pelaksanaan Program 2. Cadangan (contingency planning) yang tidak terpakai 3. Peningkatan penerimaan/ketersediaan anggaran (+ defisit) Pemanfaatan Dana 1 ( l k fl l b h ) Baseline Awal 7 1. Penyesuaian unit cost (misal krn inflasi lebih tinggi) 2. Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan kebijakan (juml. pend. miskin lebih rendah atau tinggi dari perkiraan awal) 3. Pemanfaatan untuk inisiatif baru *)

(8)

AGGREGATE FISCAL DISCIPLINE

´

RPJMN 2005‐2009 SUDAH MEMUAT 

ARAH 

KEBIJAKAN FISKAL YANG JELAS (MTFF)

2004

2009

PAJAK/PDB (% PDB)

12,1

13,6

SURPLUS/DEFISIT (% PDB)

‐1,1

0,3

STOK UTANG PEMERINTAH(% PDB)

53,9

31,8

• LUAR NEGERI 1)

UAR N G RI )

25,3

5,3

12,6

,6

• DALAM NEGERI 2)

28,6

19,2

Sumber RPJMN 2005-2009

´

Diperkenalkan sebagai resource constraint dalam penyusunan

RKP dan APBN (dimulai dengan SEB Pagu Indikatif, di update 

dengan Pagu Sementara dan Pagu Definitif)

g

g

g

)

(9)

ALLOCATIVE EFFICIENCY

KELEMAHAN

ƒ

Belum jadi constraint penyusunan (MTEF) – belum 

d k

k

d

b

f

d k

f

ada kerangka pendanaan yang bersifat indikatif 

untuk RPJMN 2004 – 2009

Kebutuhan 2005‐2009 (Dephub) Rp. 112 T. Alokasi

Kebutuhan 2005 2009 (Dephub) Rp. 112 T. Alokasi 

2005‐2009 sebesar Rp. 58,1 T (52% dari 

kebutuhan).

Mi i

i l f

(D

h

)

100 T/T h

Minimum essential force (Dephan)  > 100 T/Tahun, 

alokasi = Rp 34 T di 2009 ( < 34% dari kebutuhan).

Kebutuhan Kesehatan, dll juga jauh lebih besar dari

Kebutuhan Kesehatan, dll juga jauh lebih besar dari 

ketersediaan anggaran.

(10)

ALLOCATIVE EFFICIENCY

KELEMAHAN

ANGGARAN TERPADU 

Baru mencakup anggaran KL, belum diintegrasikan anggaran diluar KL sebagai satu 

kebijakan yang menyeluruh

Anggaran non KL Pusat (subsidi/PSO, Belanja Lain‐lain) 

Transfer belanja daerah (DAK, OTSUS, Dana Penyesuaian)

ANGGARAN BERBASIS KINERJA

ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Program dan kegiatan tidak jelas akuntabilitas kinerjanya (“keroyokan” antar K/L 

maupun antar unit dalam satu K/L)

Level program dan kegiatan yang tidak terstruktur dengan baik (terlalu besar/kecil)

Indikator kinerja belum terstruktur dengan baik – urutan outcome dan output

(bahkan sebagian masih input‐based) 

Belum memiliki perhitungan output cost  yang jelas (menyulitkan dalam 

menetapkan jumlah pembiayaan yang tepat untuk mencapai output tertentu)

menetapkan jumlah pembiayaan yang tepat untuk mencapai output tertentu)

FORWARD ESTIMATE

Masih “on‐paper”, belum dipergunakan sesuai dengan konsep MTEF (hanya 

berubah jika ada : (i) perubahan inflasi, (ii) parameter di luar jangkauan pemerintah 

t k

t i

(iii)

b h

k bij k

i t h)

untuk mengatasinya, (iii) perubahan kebijakan pemerintah).

(11)

OPERATIONAL EFFICIENCY

PROGRESS TO DATE

Telah diperkenalkan Satuan Biaya Umum (SBU) 

dan Satuan Biaya Khusus (SBK) yang 

mengakomodasi kekhasan (kebutuhan khusus) 

masing‐masing lembaga.

g

g

g

Satuan Biaya diupdate setiap tahun untuk

mencerminkan perubahan harga (inflasi)

KELEMAHAN

Sekitar 60% KL belum menyampaikan SBK

Sekitar 60% KL belum menyampaikan SBK

SBK belum dapat digunakan sebagai instrumen

pengukuran efisiensi

(12)

BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM

UNTUK DEPARTEMEN

12

(13)

BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM 

UNTUK LEMBAGA TINGGI NEGARA

13

(14)

BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM

UNTUK KEMENNEG/KEMENKO

14

*) Disarankan menggunakan 1 Program Teknis untuk seluruh Eselon 1 dengan catatan, Indikator

masing-masing Eselon 1 tercermin dalam indikator Programnya

(15)

BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM

UNTUK LPND

15

(16)

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI PROGRAM

Program Teknis: merupakan program‐program yang 

menghasilkan pelayanan kepada kelompok

menghasilkan pelayanan kepada kelompok 

sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). CONTOH 

: Program Pendidikan Tinggi

g

gg

Program 

Generik

: merupakan program‐program 

yang digunakan oleh beberapa organisasi Eselon 1A 

yang memiliki karakteristik sejenis

untuk

mendukung pelayanan aparatur dan/atau

administrasi pemerintahan (pelayanan internal)

administrasi pemerintahan (pelayanan internal). 

CONTOH: Program Pengawasan Dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Departemen Pertanian

p

p

(17)

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI KEGIATAN

Kegiatan prioritas nasional, yaitu kegiatan‐kegiatan dengan

output spesifik dalam rangka pencapaian sasaran nasional

output spesifik dalam rangka pencapaian sasaran nasional

Kegiatan prioritas K/L, yaitu kegiatan‐kegiatan dengan

output spesifik dalam rangka pencapaian kinerja K/L.

Kegiatan teknis non‐prioritas, merupakan kegiatan‐

kegiatan dengan output spesifik dan mencerminkan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Tupoksi Satuan Kerja

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Tupoksi Satuan Kerja

(Satker) namun bukan termasuk dalam kategori prioritas.

Kegiatan generik

, merupakan kegiatan yang digunakan

oleh

beberapa unit eselon 2 yang memiliki karakteristik

sejenis.

(18)

REKAPITULASI JUMLAH PROGRAM DAN

KEGIATAN 6 K/L PILOT PROJECT

KEGIATAN 6 K/L PILOT PROJECT

/

JUMLAH PROGRAM DAN 

JUMLAH USULAN PROGRAM 

K/L

KEGIATAN 2005‐2009

DAN KEGIATAN 2010‐2014

PROGRAM

KEGIATAN

PROGRAM

KEGIATAN

DEPKEU

13

166

13

106

DEPTAN

5

138

13

71

DPU

32

373

9

44

DEPKES

14

106

9

41

DEPKES

14

106

9

41

DEPDIKNAS

14

288

8

32

BAPPENAS

5

18

4

47

5

18

4

47

18

(19)

DEPARTEMEN KEUANGAN

Unit Program Eksistingg g Hasil Restrukturisasi Programg

Sekjen ´ Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Peningkatan Penerimaan Dan Pengamanan Keuangan

Negara

´ Dukungan Manajemen Dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Departemen Keuangan

´ Peningkatan Sarana Dan ´ Pengembangan Kelembagaan Keuangan

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ´ Peningkatan Efektivitas Pengeluaran Negara

Prasarana Aparatur Departemen Keuangan

DJA ´ Peningkatan Penerimaan `Dan Pengamanan Keuangan Perumusan Serta Pelaksanaan

Negara

´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ´ Peningkatan Efektivitas Pengeluaran Negara ´ Pemantapan Pelaksanaan Sistem Penganggaran

Kebijakan Dan Standardisasi Teknis Dibidang Penganggaran

´ Pemantapan Pelaksanaan Sistem Penganggaran

DJP ´ Peningkatan Sarana Dan Prasaran Aparatur Negara ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Peningkatan Penerimaan Dan Pengamanan Keuangan

Negara

Peningkatan Dan Pengamanan Penerimaan Pajak

g DJ BEA

DAN CUKAI

´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik ´ Penerimaan Dan Pengamanan Keuangan

´ Peningkatan Sarana Dan Prasaran Aparatur Negara

Pengawasan, Pelayanan Dan Penerimaan Di Bidang

Kepabeanan Dan Cukai DJPK ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Peningkatan Pengelolaan

DJPK ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ´ Peningkatan Efektivitas Pengeluaran Negara

Peningkatan Pengelolaan

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah

(20)

DEPARTEMEN KEUANGAN

Unit Program Eksistingg g Hasil Restrukturisasi Programg

DJ

PENGELOL AAN

UTANG

´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

´ Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara ´ Pengelolaan Dan Pembiayaan Hutan

Pengelolaan Utang Dan Hibah

DJPB ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur ´ Pembinaan Akuntansi Keuangan Negara ´ Pembinaan Akuntansi Keuangan Negara

Penyelenggaraan Perbendaharaan Negara

´ Efektivitas Pengeluaran Negara

DJKN ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik ´ Penerimaan Dan Pengamanan Keuangan

´ Peningkatan Efektivitas Pengeloaan Kekayaan Negara

Pengelolaan S mber Da a Man sia Aparat r

Pengelolaan Kekayaan Negara, Piutang Negara Dan Lelang

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

´ Peningkatan Sarana Dan Prasaran Aparatur Negara

IRJEN ´ Penerapan Kepemerintahan Yang Baik

´ Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

´ Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur

Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Departemen Keuangan

´ Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur

Negara

(21)

RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA TINDAK LANJUT

´

Penyusunan program dan kegiatan oleh K/L

y

p g

g

/

Juli – Agustus 2009.

´

Sosialisasi/Pelatihan Penyusunan Program dan

´

Sosialisasi/Pelatihan Penyusunan Program dan

Kegiatan

«

Sosialisasi I : 21 24 Juli 2009

[slide 25]

«

Sosialisasi I : 21-24 Juli 2009,

[slide 25]

«

Sosialisasi II : 18-21 Agustus 2009

[slide 26]

P

i h il

t kt i

i

g

d

´

Penyampaian hasil restrukturisasi program dan

kegiatan ke Bappenas dan Dep.Keu Akhir

Ag t 2009

Agustus 2009.

(22)

TERIMA KASIH

(23)

INFORMASI KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN (LOGIC 

MODEL THEORY)

MO

TH ORY)

Hasil pembangunan yang diperoleh  dari  pencapaian outcome Apa yang ingin dirubah DAMPAK Manfaat yang diperoleh dalam jangka  menengah untuk beneficieries tertentu  sebagai hasil dari output Apa yang ingin dicapai OUTCOME sebagai hasil dari output Produk/barang/jasa akhir yang  dihasilkan Apa yang dihasilkan  (barang) atau dilayani  (j ) OUTPUT de Pen yusun an (jasa) Proses/kegiatan  menggunakan input   menghasilkan output yang diinginkan Apa yang dikerjakan KEGIATAN Meto d menghasilkan output yang diinginkan Sumberdaya yang memberikan 

kontribusi dalam menghasilkan  Apa yang digunakan dalam bekerja

INPUT Metode Pelaksanaan 23 Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007 g output dalam bekerja

(24)

CONTOH STRUKTUR PERENCANAAN KEBIJAKAN

ALOKASI PADA PRIORITAS RKP TAHUN 2010

PAGU K/L SUBSIDI/ PSO BELANJA LAIN-LAIN TOTAL 27.137,5 8.918,4 6,0 36.061,9

PRIORIT AS NASIONAL

PRIORIT AS 1 :

PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT , SERT A PENAT AAN KELEMBAGAAN DAN PELAKSANAAN SIST EM PERLINDUNGAN

51.161,4 0,0 0,0 51.161,4

PRIORIT AS 2 :

PENINGKAT AN KUALIT AS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

PRIORIT AS 3 :

KELEMBAGAAN DAN PELAKSANAAN SIST EM PERLINDUNGAN SOSIAL

15.214,7 0,0 0,0 15.214,7

45.319,1 18.943,6 2.850,0 67.112,7

PEMANTAPAN REFORMASI BIROKRASI DAN HUKUM, SERTA PEMANTAPAN DEMOKRASI DAN KEAMANAN NASIONAL

PRIORIT AS 4 :

PEMULIHAN EKONOMI YANG DIDUKUNG OLEH PEMBANGUNAN PERT ANIAN, INFRAST RUKTUR, DAN ENERGI

4.260,4 0,0 0,0 4.260,4

143.093,2 27.862,0 2.856,0 173.811,2

, ,

PRIORIT AS 5 :

PENINGKAT AN KUALIT AS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN KAPASITAS PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

(25)

PAGU K/L SUBSIDI/ PSO

BELANJA LAIN-LAIN

TOTAL

PRIORIT AS 1 : PEM ELIHARAAN KESEJAHT ERAAN RAKYAT , SERT A PENAT AAN KELEM BAGAAN DAN PELAKSANAAN SIST EM PERLINDUNGAN SOSIAL

PENGURANGAN KEMISKINAN 27.137,5 8.918,4 0,0 36.055,9

Fokus 1. Pe rlua san akse s pelaya nan dasar masyara kat miskin dan

penyandang ma salah ke sejahteraa n sosial (PMKS); 10.025,0 8.918,4 0,0 18.943,4

Fokus 2. Pe ningka ta n kebe rdaya an da n kemandiria n masyarakat; 15.724,5 0,0 0,0 15.724,5

Fokus 3. Pe ningka ta n efektivitas pe la ksana an da n koordina si

penanggulangan ke miskinan; 123,5 0,0 0,0 123,5

penanggulangan ke miskinan;

Fokus 4. Pe ningka ta n kapa sitas usa ha skala mikro dan kecil melalui

pengua ta n kelemba gaa n; 1.264,6 0,0 0,0 1.264,6

SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL 0,0 0,0 6,0 6,0

Fokus 5. Pe nataa n kelemba gaa n pelaksa naa n sistem jaminan sosial 0,0 0,0 6,0 6,0

27 137 5 8 918 4 6 0 36 061 9

JUMLAH 27.137,5 8.918,4 6,0 36.061,9

(26)

Rincian Fokus Prioritas (Program Lintas KL) :

MAK, Kegiatan Prioritas, Program, Institusi

Penanggungjawab dan Alokasi Dana

Fokus 1. Perluasan Akses Pelayanan Dasar Masyarakat Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

a)

7232 Penyelenggaraan program keluarga

harapan (PKH)

720.000 RTSM di 13 provinsi, 70

kabupaten

Program Bantuan dan

Jaminan Kesos

Depsos

1.100,00

harapan (PKH)

kabupaten.

Jaminan Kesos

h)

3470 Beasiswa untuk Siswa Miskin MI

640.000 Siswa

Program Wajar Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun

Depag

230,40

j)

2585 Beasiswa untuk siswa miskin SMA

248.124 Siswa

Prog Pend. Menengah

Depdiknas

193,54

o)

2812 Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk

Miskin di kelas III Rumah sakit

Persentase RS yang melayani pasien

masyarakat miskin peserta program

Upaya Kshtn Perorangan

Depkes

4.584,00

Miskin di kelas III Rumah sakit

masyarakat miskin peserta program

r)

SUBS

I DI

Penyediaan Subsidi Beras untuk

Masyarakat Miskin (RASKIN)

Penyediaan beras untuk 18,5 juta RTS,

15 kg per RTS selama 12 bulan

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

Perum Bulog/

Kemenko Kesra

8.918,40

26

(27)

DAFTAR K/L SOSIALISASI I

TANGGAL 21 JULI TANGGAL 22 JULI TANGGAL 23 JULI TANGGAL 24 JULI

LPND LPND LTN KEMENEG/KEMENKO DEPARTEMEN

BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKN BAPETEN DPR MENKO EKUIN DEPDIKNAS PPATK BATAN DPD MENEG PAN DEPKES BNP2TKI BPLS MK MENEG POLKAM DEPKUMHAM KPK BMG MA MENEG LH DEPNAKERTRANS BSN BAKORNAS PB KY MENEG RISTEK DEPSOS

BSN BAKORNAS PB KY MENEG RISTEK DEPSOS BPN KOMNASHAM MENEG PORA POLRI BAKOSURTANAL WANTANAS MENEG PP KEJAGUNG

BPPT LAN MENEG PERA DEPHAN

BPK ANRI MENEG UKM DEPAG

BNN LAPAN MENKO KESRA DEPKOMINFO BNN LAPAN MENKO KESRA DEPKOMINFO BKPM LEMHANAS MENEG BUMN DEPPU

BADAN POM LSN MENEG PDT DEPTAN BIN PERPUSNAS MENSESNEG DEPHUB

BPS LIPI DEPDAGRI BASARNAS LKPP DEPHUT BASARNAS LKPP DEPHUT BPKP DEPDAG DEPLU DEP ESDM DEPERIN DKP 27 DKP BUDPAR

(28)

DAFTAR K/L SOSIALISASI II

TANGGAL 18 AGUSTUS TANGGAL 19 AGUSTUS TANGGAL 20 AGUSTUS TANGGAL 21 AGUSTUS

LPND LPND LTN KEMENEG/KEMENKO DEPARTEMEN

BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKN BAPETEN DPR MENKO EKUIN DEPDIKNAS PPATK BATAN DPD MENEG PAN DEPKES BNP2TKI BPLS MK MENEG POLKAM DEPKUMHAM KPK BMG MA MENEG LH DEPNAKERTRANS BSN BAKORNAS PB KY MENEG RISTEK DEPSOS

BSN BAKORNAS PB KY MENEG RISTEK DEPSOS BPN KOMNASHAM MENEG PORA POLRI BAKOSURTANAL WANTANAS MENEG PP KEJAGUNG

BPPT LAN MENEG PERA DEPHAN

BPK ANRI MENEG UKM DEPAG

BNN LAPAN MENKO KESRA DEPKOMINFO BNN LAPAN MENKO KESRA DEPKOMINFO BKPM LEMHANAS MENEG BUMN DEPPU

BADAN POM LSN MENEG PDT DEPTAN BIN PERPUSNAS MENSESNEG DEPHUB

BPS LIPI DEPDAGRI BASARNAS LKPP DEPHUT BASARNAS LKPP DEPHUT BPKP DEPDAG DEPLU DEP ESDM DEPERIN DKP 28 DKP BUDPAR

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM SEMESTER BIMBINGAN TIK TAHUN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Think-Talk-Write dalam pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki proses pembelajaran

[r]

Kemudia user dapat mengekstrak citra dengan men-touch “Mengesktrak” pada menu utama, setelah itu user menginput key yang dihasilkan dari hasil proses menyisipkan pada Gambar

Pada program pengabdian kepada masyarakat ini, pengusul akan mengimplementasikan sebuah sistem yang yang dapat memperluas jangkauan sinyal jaringan WiFi pada

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan decision making skill melalui materi isu-isu kontroversial dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS SMAN 5

Merujuk pada keprihatinan terhadap perkembangan kewirausahaan di Indonesia yang di warnai dengan kecurangan dan hanya memikikiran profit semata, maka diperlukan sebuah konsep

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio , Net Interest Margin , Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Beban