• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

“PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG

BARU KABUPATEN SIJUNJUNG” Baiti1, Gusnetti2, Hidayati Azkiya2. 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2

Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta E-mail : betyalfistha@yahoo.com

ABSTRACT

This research is motivated by the fact that the low activity of learning to read grade II in SD Negeri 3 Kecamatan Kamang Baru Sijunjung. In the Indonesian language learning, especially in learning to read, often used the lecture method so that learning is not considered challenging. The research objective was to determine the planning, execution, observation and student learning outcomes in teaching and learning in class II SD N 3 District of Kamang New Sijunjung theory used is the model Talking Stick according Istarani (2011), while a reading using theory dikemukkan by Farida Rahim (2011). This research is a classroom action research conducted in this study was conducted in two cycles, each cycle consisting of 2 meetings (including one meeting for a retrial). The subject of this research was grade II SD N 3 Kecamatan Kamang Baru Sijunjung. Amounting to 22 people. Research instrument used in this study is the observation sheet teacher activity, student activity sheets and student worksheet. Based on the results of research carried out showed that the results of the analysis of teacher activity observation sheet in the first cycle is 70%, on the second cycle increased to 82.5%. Student activity observation sheet obtained percentage of 68.9%, while in the second cycle increased to 78.03%. From the results obtained it can be concluded that learning Indonesian talking stick through the learning model can improve the activity and results of students of class II SD N 3 Kecamatan Kamang Baru Sijunjung.

Keywords: activity, learning outcomes, the model talking stick

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia, dengan adanya pendidikan maka kualitas hidup manusia juga akan menjadi lebih bermakana. Pendidikan berperan penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan sistem pendidikan nasional yang berfokus kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang

berkualitas akan melahirkan manusia-manusia yang berkualitas juga.

Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantarkan peserta didik kearah perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Pendidikan dapat menentukan kemajuan suatu bangsa. sebagaimana yang dinyatakan (Hamalik, 2005:4)

(2)

Menurut Hamalik (2005:18), kurikulum adalah “seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.” Berdasarkan panduan pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhanya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, adanya program kurikuler tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang.

Keterampilan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keterampilan berbahasa ada yang bersifat reseptif dan ada yang bersifat produktif. Keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif meliputi keterampilan membaca dan menyimak, sedangkan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif meliputi keterampilan berbicara dan menulis. Kedua keterampilan berbahasa ini saling melengkapi dalam keseluruhan aktivitas komunikasi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran tematik di kelas II masih mengalami kendala di antaranya adalah aktivitas dan hasil belajar membaca siswa masih rendah. Nilai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) bahasa Indonesia yang ditetapkan di kelas II adalah 70,00. Berdasarkan nilai ujian mid pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ≤ 70, jumlah semua siswa 22 orang, ada 16 orang siswa yang nilainya dibawah KKM (50, 65, 50,56, 52, 55, 62, 69, 61, 59, 66, 69, 63,65, 68, 54). Dan ada 6 orang siswa yang nilainya di atas KKM (85). Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, serta nilai rata-ratanya 67,5.

Melihat permasalah yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yaitu dengan mengunakan model talking stick yang mana model ini merupakan untuk mendorong peserta didik berani mengemukakan pendapat.

Melihat dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul „‟ peningkatan aktivitas dan hasil belajar membaca siswa kelas II melalui model talking stick Di SD Negeri 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung‟‟.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas

belajar, pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II melalui model talking stick Di SD Negeri 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar, pembelajaran Bahasa Indonesia

(3)

kelas II melalui model talking stick Di SD Negeri 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan mengabungakan batasan pengertian ada tiga kata inti yaitu: (1) penelitian (2) tindakan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakkan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Sekolah ini berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari keramaian. Lingkungannya sejuk dan masih banyak ditumbuhi oleh tumbuhan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II di SD Negeri 3 Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, sebanyak 22 orang siswa yang terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Peneliti dan guru kelas berperan aktif dalam penelitian, sehingga upaya yang dilakukan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagian yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang

lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan persentase proses belajar siswa dan kriteria ketuntasan minimum (KKM). Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yaitu data yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang diungkapkan melalui bahasa atau kata-kata. Data kualitatif dan kuantitatif ini diperoleh dari proses pembelajaran sumber data adalah siswa kelas II SD yang menjadi responden penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu :

1. Lembar observasi aktivitas membaca siswa dilakukan untuk mendapatkan informasi sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan model talking stick.

2. Lembar observasi aktivitas guru yang diamati adalah cara guru menfasilitasi siswa mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3. Tes hasil belajar siswa digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi pelajaran siswa.

(4)

4. Dokumentasi berupa foto-foto pada saat meneliti sebagai data visual dan dalam proses pembelajaran berlansung.

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah diredukasi, baik data perencanaan, pelaksanaan maupun data evaluasi. Hasil analisis dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat 70% dari hasil belajar sebelumnya. Jika hal tersebut tercapai, maka penggunaan model pembelajaran Talking Stick dapat dikatakan meningkat dalam pembelajaran tematik di kelas II SDN 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Siklus I

1) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pada pertemuan pertama ini pengamatan dilakukan oleh observer terhadap guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model Talking Stick. mendapatkan persentase 70%, berarti guru mendapatkan kriteria nilai cukup baik.

Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1. Persentase Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I

No Kegiatan pembelajaran Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Kegiatan awal 4 4 2 Kegiatan inti 7 8 3 Kegiatan penutup 2 3 Jumlah 13 15 Persentase 65% 75%

Kriteria Cukup Cukup

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui persentase aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran memiliki rata-rata persentase 70%, tergolong dalam kategori cukup baik, tetap belum sampai pada kategori baik. Hal ini menandakan bahwa guru belum mampu menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat, terutama dalam pembagian alokasi waktu dari masing langkah pembelajaran.

2) Analisis Data Hasil Observasi

Aktivitas Siswa

Untuk melihat meningkatnya keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia peneliti dapat mengukur aspek kemampuan membaca nyaring siswa pada siklus I menggunakan model Talking Stick dalam bentuk aktivitas siswa dalam membaca nyaring.

Pada siklus I persentase aktivitas membaca adalah 77,3%, persentase Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 70,45%, sedangkan

(5)

persentase aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 59,5%. Jadi rata-rata persentase 3 indikator 68,9%. Dapat disimpulkan pada siklus I ini aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Tabel 2 . Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan model Talking Stick

Uraian Jumlah Persentase

Siswa yang mengikuti tes

22 100%

Siswa yang tuntas belajar

14 63,6%

Siswa yang tidak tuntas 8 36,3% Persentase ketuntasan 63,6% Rata-rata hasil belajar 69,77

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, karena siswa yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 14 orang (63,6 %) dengan rata-rata 69,77 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Siklus

II

1) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pada pertemun pertama ini pengamatan dilakukan oleh observer terhadap guru pda kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Talking Stick mendapatkan persentase 80%, bearti guru mendapatkan kriteria nili baik. Sedangkan pada pertemuan ke dua guru mendapatkan persentase 85%, berarti guru mendapatkan kriteria nilai baik.

Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Tabel

Tabel 3. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Kegiatan pembelajaran Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Kegiatan awal 6 12 2 Kegiatan inti 8 3 3 Kegiatan penutup 2 2 Jumlah 16 17 Persentase 80% 85%

Kriteria Baik Baik

Berdasarkan Tabel tersebut, maka diperoleh fakta dalam penerapan menggunakan model Talking Stick dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tes Siklus II memperoleh pertemuan pertama 82,5% dan persentase pertemuan ke dua 85%, artinya berdasarkan kriteria yang ditetapkan skor tersebut berada dalam rentangan skor 71% - 90% sehingga penerapan menggunakan model Talking Stick pada siklus II ini termasuk ke dalam kriteria baik.

2) Analisis Data Hasil Observasi Aktitas Siswa

Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kondisi ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas II yang berpedoman pada lembaran pengamatan siswa.

(6)

Pada siklus I, persentase aktivitas membaca adalah 84,1%, persentase siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 77,25%, sedangkan persentase aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 72,75%. Jadi rata-rata 3 indikator 78,03%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini aktivitas belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

3) Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Talking Stick

Keberhasilan siswa dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus I. Hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus II Pembelajaran membaca teks cerita melalui model Talking Stick. Secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus II

Uraian Jumlah Persentase

Siswa yang mengikuti tes 22 100% Siswa yang tuntas belajar 18 81,2% Siswa yang tidak tuntas 4 18,1% Persentase ketuntasan 81,8% Rata-rata hasil belajar 77,04

Disimpulkan bahwa apabila dibandingkan dengan siklus I, maka pada silkus II ini hasil belajar siswa jauh lebih baik. Hal ini terlihat pada persentase ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I terdapat 63,6% siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata 69,77, sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 81,2% dengan rata-rata 77,04. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Pembahasan

1. Pembahasan Siklus I

Pembahasan siklus I ini terbagi ke dalam tiga tahap yaitu: a) tahap pracabaca, tahap saat membaca, dan tahap pascabaca. Berikut peneliti uraikan pembahasan siklus I berdasarkan hasil penelitian penggunaan model Talking Stick dalam pembajaran kemampuan membaca, tergambar bahwa rencana pembelajaran dengan guru Kelas II SD telah mencakup hal-hal yang menjadi dasar penyusunan rencana pembelajaran.

Sebelum melaksanakan penilaian, guru perlu menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran penting bagi guru. Perencanaan pembe-lajaran harus disusun sistematis dan memuat komponen-komponen pembelaja-ran yang saling berkaitan. Perencanaan pembelajaran yang baik harus meng-gambarkan indikator yang akan dicapai dan kegiatan atau tugas-tugas secara rinci. Perencanaan yang baik dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan antara proses dan hasil yang telah dicapai. Dalam

(7)

penelitian ini dilakukan penilaian proses dan penilaian hasil. Pada penilaian proses pembelajaran dilakukan penilaian pada tiga tahap, yaitu pada tahap pracabaca, tahap saat membaca, dan pada tahap pascabaca, kemudian penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Implikasi hasil penilaian terhadap penelitian adalah bahwa penilaian dalam pembelajaran kemampuan membaca melalui model Talking Stick dilakukan terhadap penilaian hasil dan proses. Hal ini berarti dalam kemampuan membaca guru harus secara menyeluruh melakukan penilaian dan memantau siswa, baik dalam proses informal maupun penilaian yang dilakukan setelah membaca.

Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektifitas kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Untuk melihat suatu KBM efektif atau tidak, dapat dikembalikan pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya sewaktu pembelajaran berlangsung. Dalam lembar observasi dicantumkan butui-butir yang akan dinilai dalam proses pembelajaran. Sedangkan wawancara alat bantu memberikan garis besar atau pokok-pokok permasalahan.

a. Tahap Pracabaca

Pada tahap ini, siswa dan guru Tanya jawab tentang materi yang akan di bahas, Guru menjelaskan materi tentang teks cerita di depan kelas dan siswa memperhatikan guru kedepan, Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Talking Stick.

b. Tahap saat Membaca

Pada tahap ini uru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari, Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut, Setelah selesai membaca, guru meminta kepada peserta didik untuk menutup bukunya, Setelah itu, guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelunya, Dan guru memberikan tongkat kepada salah satu peserta didik, Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru, demikian seterusnya. c. Tahap Pascabaca

Pada tahap ini uru meminta siswa menyimpulkan materi pelajaran dan menuliskannya di buku, Guru memberi penguatan dan meluruskan kesalahpahaman Siswa dengan bimbingan guru melakukan membaca dengan mengunakan bermain peran dengan tongkat, Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis.

(8)

2. Pembahasan Siklus II

Pembahasan siklus II ini juga terbagi ke dalam dua tiga tahap yaitu: a) tahap pracabaca, saat membaca, dan pascabaca. a. Tahap Prabaca

Pada tahap pracabaca ini guru dan siswa tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan, menjelaskan materi tentang teks cerita di depan kelas diminta membaca bacaan dalam hati, meminta siswa untuk menutup bukunya. Hasil penelitian bahwa model Talking Stick yang digunakan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca.

b. Tahap Saat Membaca

Pada tahap saat Membaca, guru memberikan tongkat kepada siswa, meminta siswa yang memegang tongkat untuk menjawab pertanyaan guru.

c. Tahap Pascabaca

Tahap Pascabaca dilaksanakan dengan cara menguji kembali ingatan siswa tentang cerita dengan menjawab pertanyaan dan menyebutkan tokoh dalam teks cerita.

Pada tahap pascabaca, guru sudah melaksanakannya dengan baik, dan siswa mampu menjawab pertanyaan serta menyebutkan tokoh yang ada dalam cerita, dan mampu memahami isi cerita ke dengan benar.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa hasil pembelajaran siswa pada

siklus II lebih baik dibandingkan hasil pembelajaran siklus I, berarti ada peningkatan pada siklus II. Siswa sudah mampu membuat menjawab dan mneyebutkan tokoh serta memahami teks cerita dengan benar. Siswa yang pada siklus I tergolong sedang dan cukup, bisa meningkatkan kemampuannya dengan nilai baik. Berdasarkan kenyataan ini jelaslah bahwa kemampuan membaca melalui model Talking Stick dapat ditingkatkan.

2. Kemampuan Aktivitas Membaca Nyaring Siswa

Persentase rata-rata kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dengan menggunakan model Talking Stick. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel. 5 Persentase Aktivitas Kemampuan Membaca Nyaring dalam Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Talking Stick Pada SiklusI dan II

Siklus Persentase

I 68,9%

II 78,03%

Rata-rata 73,4%

Berdasarkan Tabel tersebut, terlihat bahwa adanya peningktan persentase kegiatan siswa antara siklus I dan II. 3. Hasil Belajar siswa

Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir siklus untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Dalam hal ini terlihat

(9)

peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II pada tabel berikut

Tabel. 6 Presentase ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Siswa Tidak Tuntas Nilai ≤ Siswa Nilai Tuntas ≥ Rata-rata I 8 orang = 36,6% 14 orang = 63,6% 69,77 II 4 orang = 18,8% 18 orang = 81,2% 77,04

Berdasarkan tabel di atas, tentang hasil belajar siswa dalam 2 siklus di atas, terlihat bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 14 orang (63,6%) dan yang belum tuntas belajar hanya 8 orang (36,6%) dengan rata-rata 69,77. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 18 orang (81,2%) dan yang belum tuntas belajar hanya 4 orang (18,8%) dengan rata-rata 77,04. Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke II mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat adanya peningkatan baik dari kegiatan pembelajaran guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas II SDN Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung melalui model talking stick telah terlaksana dengan baik dan guru dikatakan telah berhasil dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Putri Rida dan Sistavia, bahwa dengan mengunakan model talking stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar membaca siswa kelas II SD Negeri 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

Hal ini berarti melalui model talking stick dapat digunakan oleh guru sebagai suatu model yang baik digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman dan ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebagai berikut : (1) Penggunaan model Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada tahap prabaca, saat membaca, pascamembaca meliputi: bertanya jawab tentang isi cerita, dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa hasil analisis lembar observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 70%, pada siklus II meningkat menjadi 82,5%. Lembar observasi aktivitas siswa diperolah persentase 68,9%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 78,03%.

(10)

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa indonesia melalui model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD N 3 Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

.

Dalman . 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Wali Pers.

Hamalik, Oemar.2006. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Rahim, Farida. 2009. Pengajaran

Membaca Di Sekolah Dasar, Jakarta. Bumi Aksara.

Resmini, Novi. dan Juanda, Dadan. 2008. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Bandung :Upi Press.

Sadirman.2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soehendro, Bambang. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Dharma Bhakti. Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca

Sebagai Salah Satu

Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 1. Persentase Observasi Aktivitas  Guru pada Siklus I
Tabel 2 . Hasil Belajar Bahasa Indonesia  dengan model Talking Stick  Uraian   Jumlah   Persentase   Siswa yang
Tabel 4. Hasil tes yang dilakukan pada  akhir siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Comments: This idea came to mind when looking to create 'simple features' data for some of the INSPIRE Application Schemas, which don't declare themselves as simple (in some

berbantuan foklor dalam pembentukan karakter Ke-Indonesiaan siswa memberikan sebuah pembelajaran yang dapat terasa dengan jelas kebermaknaannya dimana siswa dapat menentukan

Jenis penilitian yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran

[r]

Hasil penelitian mengenai; (1) bentuk pelayanan ketatausahaan peserta didik menunjukkan hasil berupa pelayanan data, pelayanan persuratan, pelayanan dokumentasi,

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan ditetapkan

KARAKTERISASI DAN STUDI SIFAT KEASAMAN ZEOLIT DARI FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADSORPSI NH

Pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam- anoksik 31,5 jam dapat dilihat bahwa nilai pH selalu mengalami kenaikan pada fase aerobik dan nilai DO