• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

438

Pengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan

Desa (LPD)

I Wayan Suwendra1*, I Made Agus Wirawan2

Universitas Pendidikam Ganesha, Singaraja-Bali, Indonesia1* Universitas Pendidikam Ganesha, Singaraja-Bali, Indonesia2 yc9eda@yahoo.co.id1, imade.aguswirawan@undiksha.ac.id2

Abstrak

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan mikro yang berada di desa pakraman. LPD adalah badan usaha milik desa pakraman yang merupakan unit operasional yang berfungsi sebagai wadah kekayaan milik desa pakraman, yang berupa uang atau surat-surat berharga. Seiring dengan perkembangan LPD semakin pesat, menyebabkan aktivitas operasional dan manajerial LPD menjadi semakin kompleks. Volume transaksi semakin besar, kompleksitas pengolahan transaksi semakin tinggi, serta adanya tuntutan untuk menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan akurat, menyebabkan LPD perlu memanfaatkan teknologi informasi.

Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam bentuk sekuensial linier atau model air terjun. Namun untuk tahun pertama tahapan SDLC hanya dilakukan sampai pada tahap analisa, perancangan dan implementasi sistem.

Pada tahun pertama, sistem terintegrasi lembaga perkreditan desa dapat diimplementasikan sesuai dengan analisa kebutuhan LPD. Aplikasi system terintegrasi LPD ini terdiri dari aplikasi berbasis mobile dan web. Aplikasi berbasis web digunakan oleh petugas LPD untuk melakukan pengolahan data nasabah, data tabungan dan kredit serta pengolahan neraca. Sedangkan aplikasi mobile digunakan oleh petugas lapangan untuk mencatat transaksi tabungan dan kredit.

Katakunci: Sistem Terintegrasi, Lembaga Perkreditan Desa, Aplikasi Mobile, Aplikasi

Web, Pengawas Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten

Abstract

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) is a microfinance institution that is in the desa pakraman. LPD is owned the desa pakraman, which is an operating unit that serves as a container belonging the desa pakraman wealth, in the form of money or securities. Along with the increasingly rapid development of LPD, causing operational and managerial activities LPD becoming increasingly complex. The greater the volume of transactions, the higher the complexity of the transaction processing, as well as the demand to provide financial reporting to more quickly and accurately, causing LPD need to use information technology.

The method used this research is using SDLC (System Development Life Cycle). However for the first year, phases of the SDLC are only carried out until the stage of implementation of system.

In the first year, an integrated system of LPD can be implemented in accordance with the LPD requirement analysis. The system consists of mobile and web-based applications. Web-based applications used by LPD officer to perform the processing of customer data, savings, credit and balance processing. While the mobile application used by field workers to record savings and credit transactions.

Keywords: Integrated systems, Lembaga Perkreditan Desa, Mobile Applications, Web Applications, District Supervisor of Lembaga Perkreditan Desa

1. Pengantar

Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

merupakan lembaga keuangan mikro yang berada di desa pakraman. LPD adalah badan usaha milik desa pakraman yang merupakan unit operasional yang berfungsi sebagai wadah kekayaan milik desa pakraman, yang

berupa uang atau surat-surat berharga (Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 2 tahun 1988).Pertumbuhan LPD sejak tahun 1985 sebanyak 8 LPD hingga akhir tahun 2009 menjadi 1.379 LPD. Namun dengan perkembangan LPD yang semakin pesat, menyebabkan aktivitas operasional dan

(2)

439

manajerial LPD menjadi semakin kompleks.

Volume transaksi semakin besar,

kompleksitas pengolahan transaksi semakin

tinggi, serta adanya tuntutan untuk

menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan akurat, menyebabkan LPD perlu memanfaatkan teknologi informasi.

Android merupakan salah satu teknologi mobile yang sedang popular saat ini (Triady,

2013), (Kasman, 2013), (Imran, 2013).

Terdapat beberapa penelitian tentang

pengembangan aplikasi berbasis android,

seperti Arifianto (2012) mengenai

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Pemesanan Makanan Dan Minuman Berbasis Client Server Dengan Platform Android pada Waroeng Steak And Shake. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) mengenai Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan Makanan dan Minuman Pada Ketty Berbasis Client Server dengan Platform Android. Penggunaan teknologi Android pada rumah makan akan memudahkan proses pemesanan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis memandang perlu

untuk mengembangkan sebuah Sistem

Terintegrasi Perkreditan Desa Berbasis

Android‖. Dengan dikembangkannya sistem ini diharapkan dapat menangani permasalahan –

permasalahan LPD. Pada tahun pertama

tujuan dari penelitian ini adalah

mengembangakan sistem terintegrasi LPD.

2. Kajian Teori Lembaga Perkreditan Desa

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan buah pikiran Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra. Gagasan mendirikan LPD

diilhami keberadan Lumbung Pitih

Nagari (LPN) yang merupakan lembaga simpan pinjam untuk masyarakat adat yang sukses di Padang Sumatera Barat. Sebagai langkah awal dibuatlah pilot project satu LPD di tiap-tiap kabupaten. Kala itu, dasar hukum pembentukan LPD hanyalah Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No. 972 tahun 1984, tanggal 19 Nopember 1984. Sebagai Implementasi dari Kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali tersebut di atas, maka secara resmi LPD beroperasi mulai 1 Maret 1985. Di setiap kabupaten didirikan sebuah LPD. Berdasarkan observasi dari beberapa LPD, proses pencatatan masih menggunakan

pencatatan secara manual dengan

menggunakan kertas untuk menginput data transaksi dari nasabah. Berikut alur proses transaksi yang dilakukan petugas kolektor.

Gambar 7 Alur proses transaksi antar kolektor dan nasabah

Namun hal ini dirasa kurang efisien karena selain petugas harus datang ke rumah nasabah untuk mencatat transaksi, setelah itu mereka juga harus kembali datang ke kantor untuk merekap transaksi yang dilakukan pada hari itu kedalam komputer dan proses ini membutuhkan waktu yang lama karena jumlah nasabah yang banyak. Selain petugas kolektor mendatangi rumah-rumah nasabah, para nasabah juga diperbolehkan untuk datang ke kantor LPD untuk melakukan transaksi yang dirasa jumlah nominalnya terlalu besar apabila diproses langsung oleh petugas kolektor.

3. Metode

3.1 Metode Penelitian

Pada tahun pertama, penelitian ini

lebih fokus pada analisa, desain dan

implementasi sistem. Pengembangan Sistem Terintegrasi Perkreditan Desa menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam bentuk sekuensial linier atau model air terjun/waterfall. Sekuensial linier

mengusulkan sebuah pendekatan

pengembangan perangkat lunak yang

(3)

440

tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh

analisis, desain, kode, pengujian, dan

pemeliharaan (Pressman, 2002). Namun pada tahun pertama hanya pada tahap analisa, desain dan implementasi sistem. Untuk tahap

pengujian dan evaluasi sistem akan

dilanjutkan pada tahun kedua. Dalam Model Waterfall, setiap proses harus diselesaikan sebelum bisa masuk ke proses selanjutnya. Jadi alur pengerjaan perangkat lunak akan mengalir dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya menyerupai aliran air terjun. Gambar 2 menggambarkan model sekuensial linier.

Gambar 2 Pengembangan sistem dengan model waterfall menurut pressman(sumber Rekayasa Perangkat Lunak,

2012)

3.2 Keberhasilan Penelitian

Pengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai alat bantu dalam proses manajemen dan transaksi LPD dianggap berhasil jika terdapatnya

rancangan bangun Sistem Terintegrasi

Perkreditan Desa berbasis Android di LPD.

4. HASIL YANG DICAPAI

Pada tahun ke-1 penelitian ini

dilaksanakan selama 8 bulan dimulai dari bulan Maret. Adapun beberapa proses yang telah di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.1 Analisa Perangkat Lunak

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Tahap ini merupakan pengumpulan informasi dan kebutuhan secara lengkap dan intensif. Pengumpulan kebutuhan ini dilakukan agar mampu menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak yang dikembangkan dengan baik.

1. Kebutuhan Perangkat Lunak Pengguna (Client Side)

Aplikasi mobile dirancang agar dapat mengimplementasikan kebutuhan fungsional sebagai berikut.

a. Menampilkan form login petugas.

b. Melakukan scanning QR Code. c. Melakukan transaksi tabungan d. Melakukan transaksi kredit e. Melakukan transaksi deposito

f. Menyediakan menu offline disaat

koneksi internet deactive.

2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Administrator (Server Side)

Aplikasi web dirancang agar dapat mengimplementasikan kebutuhan fungsional sebagai berikut.

a. Melakukan autentifikasi admin. b. Mengelola data petugas. c. Mengelola data nasabah. d. Mengelola data tabungan. e. Mengelola data kredit.

f. Mengelola data deposito.

g. Mengelola data bukti kas masuk. h. Menglola data bukti kas keluar.

i. Mengelola data neraca saldo.

j. Mengelola data laba rugi. k. Menglola data neraca bulanan.

Adapun kebutuhan non-fungsional dari aplikasi yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

(1) Desain aplikasiPengembangan Sistem Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dirancang untuk memudahkan petugas pencatat menggunakannya (user friendly).

(2) Aplikasi mobile memiliki mode offline, apanila tidak terdapat koneksi internet. (3) Mengutamakan validasi koneksi internet

saat input data.

(4) Aplikasi yang dikembangkan minimal dapat berjalan pada sistem operasi Android versi 4.0.

4.1.2 Masukan dan Keluaran Perangkat Lunak

Masukan (input) pada Aplikasi

MobilePengembangan Sistem Terintegrasi

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah

berupa data nomor tabungan melalui

pemindaian barcode,transaksi tabungan,

transaksi kredit, dan transaksi deposito. Keluaran (output) dari aplikasi adalah detail nasabah dan detail transaksi tabungan, kredit dan deposito. Sedangkan masukan (input)

Sistem Web Pengembangan Sistem

Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah berupa data petugas, data nasabah, data tabungan, data kredit, data deposito, data bukti kas masuk, data bukti kas keluar, data neraca dan data laba rugi. Keluarannya (output) berupa informasi data petugas, informasi data mata nasabah, informasi data tabungan, informasi data kredit, informasi data deposito, informasi data bukti kas masuk, informasi data bukti kas keluar, informasi data neraca, informasi data laba rugi.

(4)

441

Data masukan dan informasi keluaran

pada Aplikasi Pengembangan Sistem

Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ini dapat dideskripsikan menggunakan DFD (Data Flow Diagram).

Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus data sistem.

Berikut ini akan dijabarkan mengenai

rancangan Pengembangan Sistem

Terintegrasi Lembaga Perkreditan Desa

(LPD), beserta hubungan entitas luarnya secara detail menggunakan Diagram Konteks.

Secara uraian dapat dikatakan bahwa

diagaram konteks berisi siapa saja yang memberikan data (input) ke sistem serta kepada siapa data informasi yang harus dihasilkan sistem.

Gambar 3 Diagram Konteks

Implementasi antarmuka dilakukan

sesuai dengan rancangan antarmuka yang telah dibuat. Berikut implementasi antar muka untuk aplikasi berbasis mobile.

Gambar 4. Implementasi Login Petugas Gambar 5. Implementasi Beranda Gambar 6. Implementasi Transaksi Tabungan Gambar 7. Implementasi Transaksi Offline

Berikut implementasi antar muka untuk aplikasi berbasis web.

Aplikasi Simpan

Pinjam Perkreditan

Desa

Administrator

Login

Konfirmasi login

Data nasabah

Info data nasabah

Data petugas

Info data petugas

Data tabungan

Info data tabungan

Petugas

Konfirmasi login

Login

Info data tabungan

Data tabungan

Data kredit

Info data kredit

Data deposito

Info data deposito

Data kredit

Info data kredit

Data deposito

Info data deposito

Data bukti kas masuk

Data bukti kas keluar

Data neraca

Info data bukti kas masuk

Info data bukti kas keluar

(5)

442

Gambar 8. Implementasi Beranda Web

Gambar 9. Implementasi Data Nasabah Web

Gambar 10. Implementasi Transaksi Tabungan Web

Gambar 11. Implementasi Transaksi Kredit Web

Gambar 12. Implementasi Neraca Saldo Web

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa sistem terintegrasi

lembaga perkreditan desa berhasil

diimplementasikan. System terintegrasi LPD ini terdiri dari aplikasi berbasis mobile dan web. Aplikasi berbasis web digunakan oleh petugas LPD untuk melakukan pengolahan data nasabah, data tabungan dan kredit serta pengolahan neraca. Sedangkan aplikasi mobile digunakan oleh petugas lapangan untuk mencatat transaksi tabungan dan kredit.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disajikan saran-saran untuk dilanjutkan lagi pada tahun kedua sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan tahap pengujian sistem baik berupa unit testing, integration testing, system testing.

2. Perlu dilakukan tahap pengujian

kesesuaian proses (acceptance testing) ke beberapa LPD di Bali.

6. Ucapan Terima Kasih

Ucapan Terima Kasih kepada pihak LPD Adat Penatahan, LPD Adat Tihingan, dan LPD Adat Pemaron.

7. Daftar Pustaka

Ariefianto, H. (2012). Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Pemesanan Makanan Dan Minuman Berbasis Client Server Dengan Platform Android. STMIK TEKNORAT Lampung. vol. 11, no. 3 Imran, S. (2013). Macam-Macam Perangkat

Komputasi Mobile. Terdapat pada: http://ipankint.com/uncategorized/mobile/m acam-macam-perangkat-komputasi-mobile/ (Diakses pada tanggal 22 Maret 2014).

Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Kasman., Dharma, A. (2013). Kolaborasi Dahsyat Android dengan PHP dan MYSQL. Yogyakarta : Lokomedia

Madra, I.K. (2013). LPD Aset Bali Potensi Bangsa.

Terdapat pada:

http://www.lpdkedonganan.com/2013/02/lp d-aset-bali-potensi-bangsa.html (Diakses pada tanggal 2 Maret 2014).

Roger,S.P, Andi. (2012), Rekayasa Perangkat Lunak – Pendekatan Praktisi. Jogyakarta. Rosa,S.A.,Shalahuddin,M. (2013). Rekayasa

Perangkat Lunak.Bandung : Informatika. Safaat,H.,Nazruddin. (2012). Android. Bandung:

Informatika.

Sari,Y. (2012). Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan Makanan dan Minuman Pada Ketty Berbasis Client Server dengan Platform Android. Jurusan Sistem Informasi: STIMIK MDP Palembang.

Gambar

Gambar 7 Alur proses transaksi antar kolektor dan nasabah
Gambar  2  menggambarkan  model  sekuensial  linier.
Gambar 3 Diagram Konteks  Implementasi  antarmuka  dilakukan
Gambar 8. Implementasi Beranda Web

Referensi

Dokumen terkait

Di akord F minor pada birama 14 menggunakan pendekatan improvisasi dengan modus F Aeolian dan terdapat chromatic approach nada E di motif melodi terakhir yang dimana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, dapat diambil simpulan yaitu kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan tahun

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dengan judul

Dengan memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Sulawesi Utara yang terdiri atas 4 Unsur yaitu, Organisasi Pekerja atau Buruh, Organisasi Pengusaha dan Pemerintah

Dengan arah koefisien positif, dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variabel Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Orientasi Kerja secara

Hasil penelitian untuk variabel ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Parerung (2014) berjudul disiplin, kompensasi,dan pengembangan karir pengaruhnya