• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SISWA KELAS LAYANAN KHUSUS (KLK) DI SURABAYA UTARA. Oleh : Lina Firdausiyah ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK SISWA KELAS LAYANAN KHUSUS (KLK) DI SURABAYA UTARA. Oleh : Lina Firdausiyah ( )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 KARAKTERISTIK SISWA KELAS LAYANAN KHUSUS (KLK)

DI SURABAYA UTARA

Oleh : Lina Firdausiyah (1306 100 001) Pembimbing :

Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD. dan Wibawati, S.Si., M.Si. ABSTRAK

Kelas Layanan Khusus (KLK) merupakan salah satu dari program pemerintah yang dilaksanakan di beberapa kota, salah satunya di Kota Surabaya yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Waktu persiapan untuk program ini bagi tiap anak berbeda, sesuai dengan kemampuan anak tersebut dalam penyesuaian diri terhadap pelajaran. Ini dibutuhkan waktu antara 3-12 bulan. Sebanyak 65.4% dari siswa KLK yang bisa transfer ke kelas reguler dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan pernah bersekolah sebelumnya. Siswa yang lulus KLK kurang dari 6 bulan mayoritas belajar di rumah selama lebih dari 1 jam sehari, yaitu sebanyak 73% dan ditemani oleh keluarga atau teman dalam proses belajar di rumah. Regresi logistik dapat menghitung peluang seorang siswa KLK untuk lulus kurang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan dengan melihat beberapa variabel prediktor kontinu dan kategorik. Variabel jenis kelamin, lama belajar, perhatian orang tua, dan bekerja tidaknya siswa tersebut di luar sekolah, berpengaruh secara serentak dalam menentukan lama siswa menempuh masa studi di KLK. Secara parsial variabel ada tidaknya saudara yang putus sekolah, lama tinggal di Surabaya, pernah tidaknya sekolah sebelumnya, lama belajar, perhatian orang tua berpengaruh terhadap lama studi siswa KLK di Surabaya Utara.

Kata kunci: Regresi logistik biner, KLK 1. Pendahuluan

Dari 9.779 siswa yang putus sekolah di wilayah Surabaya, proporsi tertinggi berasal dari kawasan Surabaya Utara yaitu sebanyak 35%. Kondisi keluarga yang miskin menyu-litkan siswa melanjutkan pendidikan ke ting-kat yang lebih tinggi. Selain rawan putus se-kolah, ada juga yang tidak mampu menge-nyam bangku pendidikan. Mereka yang tidak sekolah kebanyakan berusia 7-12 tahun dan jumlahnya mencapai 894 anak (Kompas, 2009).

Kelas Layanan Khusus (KLK) meru-pakan salah satu dari program pemerintah yang dilaksanakan di beberapa kota, salah satunya di Kota Surabaya yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak dengan kondisi tersebut di atas. Program kelas layanan khusus SD ini adalah alternatif model pendidikan untuk menjaring anak usia SD yang belum bersekolah atau putus sekolah.

Program KLK ini merupakan program yang mempersiapkan anak yang putus seko-lah atau yang terlambat mengenyam pendidi-kan SD dengan cara memberipendidi-kan bekal agar

anak tersebut siap memperoleh pelajaran di kelas reguler. Waktu persiapan untuk prog-ram ini bagi tiap anak berbeda, sesuai dengan kemampuan anak tersebut dalam penyesuai-an diri terhadap pelajarpenyesuai-an. Ini dibutuhkpenyesuai-an waktu antara 3-12 bulan.

Regresi logistik merupakan suatu metode statistika untuk menggambarkan hu-bungan antara variabel respon yang bersifat kategori dan variabel-variabel prediktor yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Agresti, 1990). Dengan menggunakan reg-resi logistik dapat menghitung peluang seo-rang siswa KLK untuk lulus kuseo-rang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan dengan melihat beberapa variabel prediktor kontinu dan ka-tagorik. Berdasarkan model yang diperoleh dapat ditentukan besarnya peluang siswa KLK dapat lulus setelah menempuh pendidi-kan di KLK selama kurang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan.

Penelitian ini dilakukan untuk me-ngetahui karakteristik siswa KLK di Suraba-ya Utara, mendapatkan faktor-faktor Suraba-yang mempengaruhi lama kelulusan siswa KLK

(2)

2 di Surabaya Utara, serta memodelkannya

ba-ik secara serentak maupun secara individu. Dengan adanya penelitian diharap-kan dapat menggambardiharap-kan keadaan siswa KLK di Surabaya Utara. Dengan demikian dapat memberikan masukan dalam mengam-bil kebijakan dari dinas terkait (guru atau di-nas Pendidikan) dalam rangka penggunaan metode pembelajaran di KLK sehingga sis-wa KLK dapat lebih cepat menyelesaikan program penyesuaian di KLK.

2. Regresi Logistik Biner

Analisis regresi logistik biner adalah suatu regresi logistik antara variabel respon dan variabel prediktor dimana variabel res-ponnya terdiri dari dua kategori yaitu 0 dan 1, sehingga variabel respon tersebut mengi-kuti distribusi bernoulli dengan fungsi pro-babilitas sebagai berikut : (Agresti, 1990)

i i y i y i i x x y f ( ) (1 ( ))1 ; = 0, 1 (1) adalah peluang kejadian yang diakibatkan o-leh variabel prediktor.

Fungsi logistik adalah sebagai beri-kut : x e x f 1 1 , x (2) Bentuk model regresi logistiknya a-dalah : ) x exp( 1 ) x exp( ) x ( π 1 0 1 0 (3)

Persamaan (3) tersebut kemudian di-transformasi yang dikenal dengan transfor-masi logit. Untuk memudahkan dalam me-ngestimasi parameternya maka transformasi logit ini digunakan untuk memperoleh fung-si g(x) yang linier dalam parameternya. g(x) = 0 1x (4) dengan ) ( 1 ) ( ln ) ( x x x g (5)

Model regresi logistik dengan lebih dari satu variabel prediktor disebut juga model berganda. Model regresi logistik de-ngan k variabel prediktor adalah :

) x ... x exp( 1 ) x ... x exp( π(x) k k 1 1 0 k k 1 1 0 (6)

Model pada persamaan (6) ditrans-formasi menggunakan transditrans-formasi logit, menjadi g(x) = 0 1x1 ... kxk,

k = jumlah parameter (7) Suatu model yang memiliki variabel respon biner, dimana antar pengamatan dia-sumsikan independen dan nilai harapan va-riabel responnya tidak linier terhadap para-meter β, maka penduga β dapat diperoleh dengan metode maximum likelihood. Pada dasarnya metode maximum likelihood mem-berikan nilai dugaan β dengan memaksi-mumkan suatu fungsi likelihood. Fungsi li-kelihood yang dimaksimumkan adalah : (Hosmer dan Lemeshow, 2000)

i i i i y 1 y i π x 1 π x x (8)

Karena pengamatan bersifat indepen-den maka likelihood pengamatan merupakan perkalian dari fungsil( )likelihood masing-

masing, misalnya dinyatakan :

n i i x l 1 ) ( ) ( n i y i y i i i x x 1 1 )] ( 1 [ ) ( (9) Apabila dilakukan transformasi logit terha-dap model regresi logistik persamaan (9) maka didapatkan : ) ( l = k j ij j k j ij j n i k j ij j k j ij j i n i k j ij j k j ij j x x x x y x x 0 0 1 1 0 0 1 0 0 exp 1 exp exp 1 exp ln exp exp 1 exp k j j i n i ij i n i k j ij jx y x 0 1 1 1 0 exp exp 1 (10)

Berikut adalah nilai maksimum dari persa-maan (10) yang disebut log likelihood (Agresti, 1990). β β l L ln n i k j j ij k j j n i ij ix x y 1 0 0 1 ) 11 ( exp 1 ln

Nilai  diperoleh melalui turunan parsial pertama L(β) terhadap β sehingga persama-an (11) menjadi : n 1 n 1 x πˆ x x y β i i ij i ij i j L (12)

(3)

3 dengan k 0 k 0 x ˆ exp 1 x ˆ exp x j ij j j ij j i

Sedangkan untuk mengestimasi kovarians diperoleh dari turunan parsial kedua persa-maan (11), diperoleh : u j L β 2 n 1 ij 1 x i i i iu x (13)

Untuk u = j adalah estimasi varians, sehing-ga persamaan (13) dapat ditulis menjadi :

n 1 2 ij 2 2 1 x ) ( ) ( i i i j L (14) dengan i (xi)

Pengujian estimasi parameter dilaku-kan untuk mengetahui apakah variabel yang ada dalam model memiliki hubungan de-ngan variabel responnya. Pengujiannya ada-lah sebagai berikut : (Hosmer dan Leme-show, 2000)

a. Uji Serentak

Uji serentak dilakukan untuk menge-tahui signifikansi parameter β secara kese-luruhan atau serentak. Pengujian yang dila-kukan sebagai berikut :

H0 : β0 = β1 = ... = βk = 0

H1 : paling sedikit ada satu j≠ 0

Statistik uji : (15) x πˆ 1 x πˆ 2 G n 1 y 1 y 0 1 0 1 i i i n n i i n n n n Ln Test Ratio Likelihood dimana : n 1 1 y i i n ; n 1 0 1 y i i n ; n n0 n1

Tolak H0 bila G > 2,v , dengan v yaitu

ba-nyaknya parameter yang ada dalam model (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

b. Uji Parsial

Uji parsial digunakan untuk menge-tahui signifikansi parameter β secara parsial. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : H0 : j= 0 ; j = 1,2,...,k H0 : j≠ 0 ; Statistik uji : ) ˆ ( ˆ (W) Wald j j SE (16) Dimana : SE( ˆj) 2( j) 

Tolak H0 bila W > Zα/2 atau W < -Zα/2

Pengujian kesesuaian model diguna-kan untuk menilai apakah model dengan sa-tu atau lebih variabel prediktor merupakan model yang sesuai atau tidak. Uji kesesuaian model menggunakan Uji Hosmer-Lemeshow test ( ).

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model tanpa variabel-variabel yang signifikan merupakan model yang sesuai atau tidak. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan

anta-ra hasil observasi dengan prediksi) H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan

anta-ra hasil observasi dengan prediksi) Statistik uji yang digunakan :

g l l l l l l l n n o C 1 2 π 1 ' π ' ˆ (17) dimana : ' l

n = Banyaknya subjek pada grup ke-l

k c j j k o 1

y , jumlah nilai variabel respon

pada grup ke-k

Apabila g adalah jumlah grup yang bi-sa dibentuk oleh model yang sedang diuji dan α adalah tingkat kepercayaan maka H0

ditolak jika 2 ) , 2 ( ˆ g

C (Hosmer dan

Leme-show, 2000).

Interpretasi koefisien model regresi logistik menggunakan odd ratio. Odds ratio (ψ) yaitu nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh antara kategori satu dengan kate-gori dua (katekate-gori dua terhadap respon de-ngan kategori pembanding) dalam satu vari-abel tersebut. Jika varivari-abel respon dikatego-rikan dalam 2 kategori dan dinyatakan de-ngan 0 dan 1 dan variabel prediktor juga di-bagi dalam 2 kategori dan dinyatakan de-ngan kode 0 dan 1. Sehingga akan didapat-kan model dengan 2 nilai π(x) dan 2 nilai 1- π(x).

1

(4)

4 Apparent Error Rate (APER)

meru-pakan ukuran yang dipakai untuk menghi-tung proporsi kesalahan klasifikasi (Johnson dan Wichern, 1992). Jika dilakukan peng-klasifikasian untuk dua kelompok, maka pe-nentuan kesalahan klasifikasi ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Hasil Klasifikasi

Aktual Prediksi

y1 y2

y1 n11 n12

y2 n21 n22

dimana :

n11 : Jumlah subjek dari y1 tepat

diklasifi-kasikan sebagai y1

n12 : Jumlah subjek dari y1 tidak tepat

di-klasifikasikan sebagai y2

n21 : Jumlah subjek dari y2 tidak tepat

di-klasifikasikan sebagai y1

n22 : Jumlah subjek dari y2 tepat

diklasifi-kasikan sebagai y2

Nilai APER diperoleh dengan persa-maan berikut : 22 12 11 21 12 n n n n n n APER 21 (19)

3. Program KLK dan Proses

Belajar

Program KLK ini bertujuan untuk mempersiapkan anak usia SD yang putus se-kolah atau belum bersese-kolah karena alasan geografis dan ekonomi agar dapat melanjut-kan atau memperoleh pendidimelanjut-kan formal di SD hingga tamat dan dapat melanjutkan hingga ke jenjang pendidikan SMP. Sasaran-nya anak-anak usia SD yang belum berseko-lah atau putus sekoberseko-lah di Indonesia.

Kriteria peserta didik program KLK antara lain :

a. Anak berusia 8 –14 tahun

b. Belum bersekolah atau telah putus se-kolah minimal 1(satu) tahun karena ala-san ekonomi

c. Memiliki orang tua/wali dan tempat tinggal yang tetap

d. Tergolong anak normal bukan anak ber-kelainan mental

Sekolah yang berhak menyelengga-rakan program KLK adalah SDN yang bera-da di suatu lokasi dengan konsentrasi

anak-anak yang belum bersekolah atau putus se-kolah dan memiliki minimal 3 (tiga) ruang kelas yang dapat dipergunakan untuk pro-ses belajar mengajar KLK, serta memiliki murid KLK minimal 20 orang.

Program KLK merupakan kelas se-mentara bukan kelas permanen dan pembe-lajarannya dilaksanakan di luar jadwal kelas regular. Setiap peserta didik diberi kesem-patan selama 3 (tiga) bulan s/d 1 (satu) tahun duduk di KLK sampai ia memiliki kemam-puan psikologis, sosiologis, dan akademis yang memadai untuk dialihkan ke kelas re-gular berdasarkan hasil tes penempatan (pla-cement test).

Peserta didik dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu kelas rangkap A (KRA) terdiri dari peserta didik dengan tingkat kelas 1 dan 2, kelas rangkap B (KRB) terdiri dari peserta didik dengan tingkat kelas 3 dan 4, dan kelas rangkap C (KRC) terdiri dari peserta didik dengan tingkat kelas 5 dan 6 (Anonim, 2009).

Penelitian pendahulu tentang KLK dilakukan oleh M. Shodiq Abd. Wahid yang meneliti tentang manajemen pengelolaan KLK Penelitian ini menggunakan pende-katan kualitatif dengan rancangan studi mul-tisitus di SDN Kutolimo 10 Mekar dan SDN Tanjungan 5 Mekar.

Winkel (1997) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan se-bagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai si-kap.

Menurut Wahyuningsih (2004), seca-ra garis besar faktor-faktor yang mempenga-ruhi belajar dan prestasi belajar dapat digo-longkan menjadi dua bagian, yaitu faktor in-ternal dan faktor eksin-ternal.

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari da-lam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

(5)

5 Dalam hal ini, faktor fisiologis yang

di-maksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera. - Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah faktor intelegensi, si-kap, dan motivasi. Mustakim (2001) me-nyatakan bahwa perhatian siswa dalam proses belajar menentukan prestasi bela-jar. Makin intensif perhatian belajar ma-ka makin berhasil proses belajar terse-but.

b. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan di-raih, antara lain adalah :

- Faktor lingkungan keluarga, meliputi so-sial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, perhatian orang tua dan suasana hu-bungan antara anggota keluarga

- Faktor lingkungan sekolah, meliputi sa-rana dan prasasa-rana, kompetensi guru dan siswa, kurikulum dan metode mengajar - Faktor lingkungan masyarakat dimana

lingkungan siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pribadi (1987) menyatakan bahwa gejala-gejala kena-kalan anak akibat pengaruh lingkungan-nya seperti sering membolos dan lebih banyak bermain daripada belajar akan mempe-ngaruhi efektifitas belajar siswa tersebut.

4. Metodologi Penelitian

Data yang digunakan dalam peneliti-an ini adalah data primer dpeneliti-an data sekunder. Data sekunder merupakan data siswa yang telah lulus KLK dan masih sekolah di SD penyelenggara KLK sampai tahun 2009. Sedangkan data primer diperoleh dengan cara melakukan survey terhadap populasi siswa yang telah lulus KLK dan masuk di kelas reguler yang saat ini masih sekolah di SD penyelenggara KLK di kawasan Suraba-ya Utara. Jumlah responden sebanSuraba-yak 60 siswa. Penelitian dilakukan di SDN Pegirian I dan SDN Wonokusumo XII yang terletak di kecamatan Semampir.

Variabel-variabel yang digunakan pa-da penelitian ini apa-dalah sebagai berikut. a. Variabel respon, terdiri atas dua kategori

yaitu:

- Siswa KLK yang lulus kurang dari 6 bulan, diberi kode 1

- Siswa KLK yang lulus lebih dari 6 bulan, diberi kode 0

b. Variabel-variabel prediktor

Tabel 2 Variabel Prediktor

Var Keterangan Koding Data X1 Jenis Kelamin 0 : Laki-Laki 1 : Perempuan X2 Umur Kontinyu X3 Adanya Saudara yang Putus Sekolah 0 : tidak ada 1 : Ada X4 Jumlah Saudara Kontinyu

X5 Status Kependudukan Bapak 0 : penduduk asli 1 : pendatang X6 Lama Tinggal di Surabaya 0 : kurang dari 5 tahun 1 : 6-10 tahun 2 : lebih dari 10 tahun X7 Apakah pernah sekolah sebelumnya 0 : tidak pernah 1 : pernah X8 Lama Belajar di rumah 0 : tidak belajar 1 : kurang dari 1 jam sehari 2 : lebih dari 1 jam

sehari X9 Perhatian Orang Tua 0 : tidak ada perhatian 1 : ada perhatian X10 Aktivitas di luar sekolah 0 : bekerja 1 : tidak bekerja Langkah analisis dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

- Untuk mengetahui karakteristik siswa KLK dilakukan analisis deskriptif dan tabulasi silang.

- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lama siswa belajar di KLK dan seberapa besar faktor-faktor

(6)

6 tersebut mempengaruhi variabel respon

dilakukan analisis regresi logistik biner dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan model regresi logistik berganda untuk semua variabel pre-diktor dengan variabel respon. b. Melakukan uji signifikansi parameter

dari setiap model regresi logistik ber-ganda untuk mengetahui variabel-variabel prediktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon.

c. Menentukan model regresi logistik univariat antara variabel respon de-ngan masing-masing variabel predik-tor.

d. Melakukan pengujian secara seren-tak dan parsial terhadap model yang diperoleh.

e. Melakukan uji kesesuaian model (goodness of fit).

f. Menginterpretasikan model regresi logistik berganda dan odds ratio yang diperoleh.

g. Menghitung ketepatan klasifikasi model regresi logistik berganda. 5. Karakteristik Siswa KLK

Siswa KLK di Surabaya Utara seba-nyak 57% berjenis kelamin laki-laki dan 43% siswa berjenis kelamin perempuan. Na-mun perbedaan jumlah tersebut tidak terlalu signifikan. Usia siswa KLK di Surabaya Utara saat pertama kali mengikuti program ini yang ditampilkan pada Gambar 1 menun-jukkan bahwa mayoritas usia siswa pertama kali masuk KLK di Surabaya Utara adalah usia 8 tahun yaitu sebanyak 27%. Terbanyak kedua adalah siswa dengan usia 10 tahun yaitu sebanyak 22%, dan disusul berturut-turut oleh siswa dengan usia 9 tahun, 7 tahun, 11 tahun, 12 tahun, dan 13 tahun.

Gambar 1 Usia Siswa KLK

Di antara siswa yang mengikuti pro-gram KLK tersebut, sebanyak 43% pernah menginjak bangku sekolah sebelumnya dan sisanya sebanyak 57% tidak pernah berse-kolah sebelum mengikuti program KLK ini. Siswa yang pernah sekolah sebelumnya me-ngalami drop out dari sekolah tersebut de-ngan beberapa alasan, antara lain karena ti-dak mempunyai biaya untuk membayar uang sekolah dan membeli buku-buku pela-jaran. Alasan lainnya adalah mengikuti ke-pindahan orang tuanya ke Surabaya serta alasan akibat dikeluarkan sekolah karena ti-dak bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan alasan tidak naik kelas di sekolah asal.

Dilihat dari segi status kependuduk-an bapak, dimkependuduk-ana mayoritas orkependuduk-ang tua siswa KLK di Surabaya Utara merupakan pendu-duk pendatang dari luar Surabaya yaitu se-banyak 82%. Daerah asal penduduk penda-tang di wilayah Surabaya Utara tersebut ma-yoritas berasal dari Pulau Madura. Dalam berkomunikasi sehari-hari, mereka kebanya-kan menggunakebanya-kan bahasa Madura. Sedang-kan yang berkomunikasi menggunaSedang-kan ba-hasa Jawa hanya sebanyak 26.7%.

Hampir separuh dari orang tua siswa yang menempati tempat tinggal di Surabaya di rumah kontrak/sewa yaitu sebesar 53%. Dengan tinggal di rumah kontrak/sewa ter-sebut maka kemungkinan siswa untuk drop out akan besar karena mengikuti kepindahan tempat tinggal orang tuanya.

Tingginya angka putus sekolah di kawasan Surabaya Utara juga disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakatnya yang masih rendah. Hal itu tergambar dari jenis pekerjaan Bapak dari siswa KLK yang dapat dilihat pada Gambar 2.

(7)

7 Pada Gambar 2 di atas terlihat bahwa

mayoritas Bapak dari siswa KLK di Suraba-ya Utara berprofesi sebagai kuli/buruh dan tukang becak yaitu sebesar 32% dan 30%. Untuk kuli/buruh disini adalah kuli bangu-nan, kuli pelabuhan di Tanjung Perak, serta buruh pabrik. Sedangkan yang berprofesi se-bagai wiraswasta sebesar 17% termasuk di dalamnya adalah penjahit, usaha bengkel, tukang parkir, serta usaha jasa penitipan motor di pelabuhan. Orang tua yang berpro-fesi sebagai sopir sebesar 8%. Sopir disini adalah sopir bemo, sopir taksi, dan tukang ojek. Sebesar 5% berprofesi sebagai peda-gang, yaitu pedagang kain serta pedagang barang-barang bekas. Orang tua yang tidak bekerja atau yang sudah meninggal sebesar 8%.

Dari 60 siswa KLK di Surabaya Uta-ra, hanya sebanyak 63% yang ibunya ja sedangkan 37% yang lainnya tidak beker-ja. Masih banyaknya ibu yang tidak bekerja tersebut juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan status ekonomi keluarga juga masih rendah karena kehidupan ekono-mi hanya ditopang oleh orang tua laki-laki saja.

Kesulitan ekonomi keluarga juga se-makin diperparah karena keluarga tersebut menanggung hidup anggota keluarganya di-mana mayoritas siswa KLK di Surabaya Utara mempunyai jumlah saudara 2-4 orang. Sedangkan untuk keluarga dengan jumlah saudara yang lebih dari 5 orang juga relatif banyak. Selengkapnya dapat dilihat di Gam-bar 3.

Gambar 3 Jumlah Saudara Siswa KLK

Dengan anggota keluarga yang besar dimana mayoritas kehidupan ekonomi kelu-arga hanya bergantung pada hasil pekerjaan

bapak dengan jenis pekerjaan seperti pada Gambar 2 maka keluarga tersebut akan ra-wan terhadap adanya kasus anak putus seko-lah.

Hampir separuh (47%) dari siswa KLK di Surabaya Utara memiliki saudara yang putus sekolah. Hal itu menggambarkan bahwa siswa KLK di Surabaya Utara berasal dari keluarga yang masih rendah kesadaran dan minat terhadap dunia pendidikan akibat faktor ekonomi yang masih sulit.

Program KLK ini ditujukan salah sa-tunya untuk anak yang putus sekolah atau drop out dari sekolah sebelumnya. Untuk KLK di Surabaya Utara ini sebanyak 43% siswanya pernah sekolah sebelum mengikuti program KLK.

Karena mayoritas siswa KLK berasal dari keluarga yang tidak mampu secara eko-nomi, maka masih terdapat beberapa siswa yang membantu orang tuanya bekerja agar dapat menambah penghasilan bagi keluarga tersebut. Sebanyak 10% siswa KLK di Sura-baya Utara yang bekerja di luar kegiatan sekolahnya. Mereka bekerja sebagai buruh/ kuli bangunan dan pekerjaan serabutan lain yang dapat menghasilkan uang. Siswa yang bekerja tersebut harus mendapatkan perhati-an lebih dari pihak sekolah karena mereka berpeluang besar untuk berhenti sekolah aki-bat pekerjaannya tersebut.

Dari hasil analisis tabulasi silang di-mana dilihat dari perbedaan proporsi yang cukup besar dalam membedakan anak yang lulus KLK kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Anak yang mempunyai saudara yang putus sekolah, sebelum mengikuti pro-gram KLK ini tidak pernah menempuh pen-didikan formal sebelumya, ketika mengikuti program KLK ini selama di luar jam sekolah mereka tidak belajar atau belajar kurang dari 1 jam setiap harinya, dalam proses belajar di rumah mereka belajar sendiri tanpa ada pen-damping maka akan cenderung lulus dari program KLK ini lebih dari 6 bulan diban-dingkan dengan anak yang tidak mempunyai saudara yang putus sekolah, sebelum masuk KLK pernah bersekolah sebelumnya, setiap harinya belajar di rumah selama lebih dari 1 jam dan selama belajar di rumah mereka

(8)

di-8 temani oleh keluarga atau belajar dengan

temannya maka akan cenderung lulus KLK kurang dari 6 bulan.

6. Analisis Regresi Logitik secara Seren-tak

Untuk memperoleh model yang terbaik dan variabel yang berpengaruh secara signi-fikan secara serentak maka dilakukan elimi-nasi backward wald. Hipotesis yang diguna-kan untuk uji serentak ini adalah :

H0 : β1 = β2 = ... = β10 = 0

H1 : paling sedikit ada satu βj ≠ 0

Hasil analisis secara serentak dapat dili-hat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Analisis Secara Serentak

Variabel B Sig. Exp (B) X1 (1) 1.217 0.166 3.379 X2 -0.004 0.991 0.996 X3 (1) -0.535 0.585 0.586 X4 0.198 0.414 1.219 X5 (1) 0.892 0.377 2.439 X6 (1) 0.94 0.364 2.561 X6 (2) 1.607 0.17 4.988 X7 (1) -0.640 0.449 0.527 X8 (1) -2.746 0.040* 0.064 X8 (2) -1.576 0.054* 0.207 X9 (1) -1.744 0.039* 0.175 X10 (1) -2.250 0.097* 0.105 Constant 1.909 0.002* 6.743 *) signifikan untuk α = 10%

Berdasarkan Tabel 2 maka terlihat bahwa nilai signifikansi variabel yang mem-pengaruhi lama belajar siswa KLK untuk transfer ke kelas reguler yang kurang dari α (α = 10%) adalah variabel lama belajar, te-man belajar, dan bekerja tidaknya siswa tersebut di luar sekolah, maka H0 ditolak

yang berarti bahwa variabel-variabel terse-but berpengaruh secara serentak dalam me-nentukan lama siswa menem-puh masa studi di KLK. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disusun model regresi logistik-nya sebagai berikut :

Untuk menguji kesesuaian model apa-kah model sesuai dalam artian tidak ada per-bedan antara hasil observasi dengan ke-mungkinan hasil prediksi model dilakukan dengan menggunakan hipotesis sebagai beri-kut :

H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan

anta-ra hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model)

H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan

anta-ra hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model)

Statistik uji yang digunakan adalah :

10 1 2 π 1 ' π ' ˆ l l l l l l l n n o C

Berdasarkan Hosmer and Lemeshow Test diperoleh nilai Cˆ 0.808 dan nilai

2 ) 1 . 0 ; 7

( = 12.017 sehingga gagal tolak H0

atau model sudah sesuai artinya tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan ke-mungkinan hasil prediksi model.

Besarnya pengaruh pada masing-ma-sing variabel prediktor yang signifikan dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Lama Belajar (X8)

Siswa KLK di Surabaya Utara yang setiap harinya belajar kurang dari 1 jam me-miliki kecenderungan untuk lulus KLK ku-rang dari 6 bulan 0.064 kali lebih besar jika dibandingkan dengan siswa yang tidak bela-jar di rumahnya. Sedangkan siswa yang be-lajar di rumahnya lebih dari 1 jam tiap hari-nya memiliki kecenderungan untuk lulus KLK kurang dari 6 bulan 0.207 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak belajar. Hal ini berarti semakin berkurang-nya intensitas belajar siswa di rumah maka kecenderungan siswa untuk lulus KLK ku-rang dari 6 bulan akan semakin kecil. b. Perhatian Orang Tua (X9)

Siswa KLK di Surabaya Utara yang diberi perhatian oleh orang tua dalam proses belajar di rumah baik memiliki kecen-derungan untuk lulus KLK kurang dari 6 bu-lan 0.175 kali lebih besar jika dibandingkan dengan siswa yang tidak ada perhatian dari keluarga. Hal ini berarti siswa yang dalam proses belajar di rumah semakin tidak diberi perhatian maka kecenderungan siswa untuk

) (1) 2.25X (1) 1.744X -(2) 1.576X -(1) 2.746X -(1.909 exp 1 ) (1) 2.25X (1) 1.744X -(2) 1.576X -(1) 2.746X -(1.909 exp ) ( 10 9 8 8 10 9 8 8 x

(9)

9 lulus KLK kurang dari 6 bulan akan

se-makin kecil.

c. Kegiatan di Luar Jam Sekolah (X10)

Siswa KLK di Surabaya Utara yang akti-vitas di luar jam sekolah adalah tidak beker-ja memiliki kecenderungan 0.105 kali lebih besar untuk lulus KLK kurang dari 6 bulan jika dibandingkan dengan siswa yang aktivi-tas di luar jam sekolah bekerja.

Regresi logistik secara parsial bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing va-riabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang digunakan adalah : H0 : βj = 0

H1 : βj ≠ 0 , j = 1, 2, ..., 10

Pada Tabel 4 terlihat bahwa dengan α = 10% maka secara parsial variabel ada tidaknya saudara yang putus sekolah, lama tinggal di Surabaya, pernah tidaknya sekolah sebelumnya, lama belajar setiap harinya, dan ada tidaknya pendamping dalam belajar berpengaruh terhadap lama studi siswa KLK di Surabaya Utara karena nilai signifikannya kurang dari α.

Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat dijelaskan hubungan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel Ada Tidaknya Saudara yang

Putus Sekolah (X3)

Variabel ini hanya berpengaruh terhadap lama studi siswa KLK di Surabaya Utara se-cara parsial saja. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai odd ratio sebesar 0.228 arti-nya siswa KLK yang tidak memiliki saudara yang putus sekolah cenderung akan lulus K-LK kurang dari 6 bulan 0.228 kali lebih be-sar dibandingkan siswa yang memiliki sau-dara yang putus sekolah.

2. Lama Tinggal di Surabaya (X6)

Variabel ini secara parsial saja berpe-ngaruh terhadap lama studi siswa KLK di Surabaya Utara. Siswa yang tinggal di Surabaya selama 6-10 tahun memiliki ke-cenderungan untuk lulus KLK kurang dari 6 bulan sebesar 3.75 kali dibandingkan siswa yang tinggal di Surabaya kurang dari 5 ta-hun.

Tabel 4 Hasil Regresi Logistik secara Parsial

Variabel B Sig. Exp (B) X1 (1) 0.203 0.700 1.224 Constant -0.357 0.306 0.700 X2 0.028 0.864 1.028 Constant -0.523 0.729 0.593 X3 (1) 1.478 0.009* 0.228 Constant -1.099 0.012* 0.333 X4 -0.097 0.527 0.908 Constant 0.002 0.996 1.002 X5 (1) 0.554 0.410 1.740 Constant -0.372 0.201 0.69 X6 (1) 1.322 0.048* 3.750 X6 (2) 0.588 0.356 1.800 Constant -0.811 0.056* 0.444 X7 (1) 1.658 0.003* 5.247 Constant -1.022 0.009* 0.360 X8 (1) -4.043 0.000* 0.018 X8 (2) -2.182 0.002* 0.113 Constant 1.335 0.008* 3.800 X9 (1) -2.785 0.000* 0.062 Constant 1.099 0.012* 3.000 X10 (1) 1.461 0.196 4.310 Constant -1.609 0.142 0.200 *) Signifikan dengan α = 10%

3. Pernah Tidaknya Sekolah Sebelum-nya (X7)

Variabel ini hanya berpengaruh terhadap lama studi siswa KLK di Surabaya Utara se-cara parsial saja. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai odd ratio sebesar 0.191 ar-tinya siswa KLK yang pernah bersekolah se-belumnya cenderung akan lulus KLK ku-rang dari 6 bulan 0.191 kali lebih besar di-bandingkan siswa yang tidak pernah sekolah sebelumnya.

4. Lama Belajar (X8)

Siswa KLK di Surabaya Utara yang se-tiap harinya belajar kurang dari 1 jam memi-liki kecenderungan untuk lulus KLK kurang dari 6 bulan 0.018 kali lebih besar jika di-bandingkan dengan siswa yang tidak belajar

(10)

10 di rumahnya. Sedangkan siswa yang belajar

di rumahnya lebih dari 1 jam tiap harinya memiliki kecenderungan untuk lulus KLK kurang dari 6 bulan 0.113 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak bela-jar.

5. Perhatian Orang Tua (X9)

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai odd ratio sebesar 0.062 artinya siswa KLK dimana dalam proses belajar di rumah jika mendapat perhatian orang tua maka siswa tersebut berpotensi 0.062 kali akan lulus K-LK kurang dari 6 bulan.

Setelah diperoleh model regresi lo-gistik sudah layak setelah dilakukan pengu-jian, kemudian dilakukan analisis ketepatan klasifikasi model regresi logistik tersebut. Ketepatan prediksi model yang diperoleh adalah sebesar 83.3% diketahui dengan cara:

% 3 . 83 % 60 22 28 100

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Ketepatan Hasil Prediksi Model Prediksi Persentase kebenaran > 6 bulan ≤ 6 bulan Observasi > 6 bulan 28 6 82.4 ≤ 6 bulan 4 22 84.6 Persentase 83.3

Dari 60 siswa yang diprediksi tidak tepat sebanyak 10 orang, terbagi atas siswa yang lama studi di KLK kurang dari 6 bulan namun hasil prediksi lebih dari 6 bulan se-banyak 4 orang. Sedangkan siswa dengan la-ma studi lebih dari 6 bulan namun hasil pre-diksi kurang dari 6 bulan sebanyak 6 orang. 6. Kesimpulan

Dari hasil analisis data hasil survey terhadap siswa KLK di Surabaya Utara ma-ka diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Karakteristik siswa KLK di Surabaya Utara sebagian besar merupakan pendu-duk pendatang dari luar Surabaya. KLK ini didominasi oleh siswa kelas rangkap A yaitu setara kelas 1 dan 2 yaitu sebesar 70%. Mayoritas siswa KLK yang bisa transfer ke kelas reguler dalam kurun

waktu kurang dari 6 bulan pernah ber-sekolah sebelumnya, rata-rata lama bela-jar di rumah selama lebih dari 1 jam se-hari, dan mendapatkan perhatian orang tua dalam proses belajar di rumah se-dangkan untuk siswa yang lulus KLK lebih dari 6 bulan kebanyakan mereka di rumah tidak belajar atau belajar kurang 1 jam sehari

2. Variabel lama belajar, perhatian orang tua, dan bekerja tidaknya siswa tersebut di luar sekolah, berpengaruh secara se-rentak dalam menentukan lama siswa menempuh masa studi di KLK.

3. Secara parsial variabel ada tidaknya sau-dara yang putus sekolah, lama tinggal di Surabaya, pernah tidaknya sekolah sebe-lumnya, lama belajar, perhatian orang tua berpengaruh terhadap lama studi sis-wa KLK di Surabaya Utara.

7. Daftar Pustaka

Agresti, A. 1990. Categorical Data Analysis. New York : John Wiley and Sons.

Anonim.2009.www.koranpendidikan.com/artikel/391 3/tentang-klk-di-sd.html. Diakses pada tanggal 30 September 2009 pukul 16.09 WIB.

Hosmer, D. W. and Lemeshow, S. 2000. Applied

Lo-gistic Regression Second Edition. USA : John

Wiley and Sons, Inc.

Johnson, R.A. dan Wichern, D.W. 1992. Applied

Multivariate Statistical Analysis. New Jersey :

Prentice Hall.

Kompas (Jakarta). 2009. 23 Agustus. Siswa Miskin

di Surabaya Utara Rawan Putus Sekolah.

Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang : Pustaka Pelajar.

Pribadi, Sikun. 1987. Mutiara-Mutiara Pendidikan. Jakarta : Erlangga.

Wahid, M. Shodiq Abd. 2009. Disertasi : Manajemen

Penyelenggaraan Pendidikan Model Kelas La-yanan Khusus (Studi Multisitus di SDN Kota-limo 10 Mekar dan SDN Tanjungan 5 Mekar).

Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Wahyuningsih, Amalia Sawitri. 2004. Skripsi :

Hubu-ngan Antara Kecerdasan Emosional deHubu-ngan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Universitas Persada

In-donesia Jakarta.

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan

Gambar

Tabel 2 Variabel Prediktor
Gambar 1 Usia Siswa KLK
Gambar 3 Jumlah Saudara Siswa KLK
Tabel 3 Hasil Analisis Secara Serentak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil usability testing dan analisisnya bahwa media pembelajaran online Google Classroom walau dalam penggunaannya mahasiswa mengalami kendala ( ease of

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ”Induksi Mutasi dengan Irradiasi Sinar Gamma pada Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Kultivar Slamet dan Lumut”

Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, pemotretan untuk diumumkan atas seorang Pelaku atau lebih dalam suatu pertunjukan umum walaupun yang bersifat komersial,

Setelah sampel dididihkan lalu dikeringkan pada suhu 80 o C selama 30 menit dan ditimbang, maka dapatlah persentase ikat silang setiap campuran komposit yang masih

Gambar 4 Diagram blok sistem akuisisi suhu Dari plant dicuplik data suhu dan kadar karbondioksida dalam ruangan, yang oleh sensor suhu LM35 dan sensor karbondioksida TGS4161

[r]

[r]

Hasil Penelitian Pada 5 Aras Dekomposisi Pada tugas akhir ini, dekomposisi dapat dilakukan sampai 5 kali, Gambar 7 menunjukkan hasil pemampatan dari citra Flower.bmp dengan