• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian

III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance

PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) dan sewa (leasing). Perusahaan didirikan pada tanggal 5 April 1994 dan mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 10 November 1994 dengan KEPMENKEU NO. 562/KMK/017/1994 serta mulai beroperasi sejak tanggal 15 Januari 1995.

Terbatasnya permodalan, segmen pasar serta situasi perekonomian membuat PT FMA Finance dalam kurun waktu satu tahun berjalan sampai dengan akhir tahun 1995 belum dapat menjual semua produknya dipasaran. Namun demikian dengan dapat diperolehnya dana jangka pendek (Money Market) dari beberapa Bank Swasta Nasional, PT FMA Finance mulai tahun 1996 mampu merealisasikan transaksi berjangka pendek (1 sampai dengan 6 bulan).

Karena memburuknya situasi perekonomian didalam negeri yang juga melanda sektor perbankan pada pertengahan tahun 1997 bisnis factoring PT. FMA Finance mulai mengalami kesulitan bahkan terhenti. Hal ini berlangsung terus hingga akhirnya pada tahun 2000 PT. FMA Finance menyatakan sebagai perusahaan non aktif yang dikukuhkan dalam akta notaris tanggal 22 Juni 2000.

(2)

Selama ± 1,5 tahun PT. FMA Finance tidak aktif, sampai akhirnya mulai terbentuk pengurus dan direksi baru pada tanggal 11 Januari 2002 dan perusahaan mulai beroperasi kembali secara profesional dan mengalihkan kegiatan utamanya dari kegiatan anjak piutang (factoring) ke kegiatan pembiayaan konsumen (Consumer Finance) khususnya jenis pembiayaan kendaraan bermotor. Dan sekitar pertengahan 2005, perusahaan mulai melakukan diversifikasi pembiayaan dengan melakukan pembiayaan sewa terutama untuk alat-alat berat.

Dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha pembiayaan khususnya pembiayaan konsumen (Consumer Finance) maka pada pertengahan bulan Juni 2001 perusahaan mulai memberikan pembiayaan terhadap mobil bekas (Used Car) dan sepeda motor besar seperti Honda Sport CBR 150 dana Kawasaki Ninja 150 RR serta Kawasaki Ninja 250 R.

III.1.2 Visi dan Misi PT. FMA Finance

a. Visi

Menjadi perusahaan pembiayaan yang maju dan terpercaya di Indonesia.

b. Misi

1. Menjadikan PT. FMA Finance sebagai perusahaan pembiayaan yang tangguh dalam persaingan dengan berbagai inovasi dan mutu pelayanan kepada konsumen dengan terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan asset paling berharga bagi perusahaan.

(3)

2. Meningkatkan kualitas serta produktifitas perusahaan dalam rangka menghasilkan keuntungan yang optimal, yang pada gilirannya akan membawa dampak yang positif terhadap konsumen, karyawan dan para pemegang saham.

III.1.3 Struktur Organisasi PT. FMA Finance

Setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi dengan ciri khas dan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan dan bidang usaha perusahaan tersebut. Hal ini tentunya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Oleh karena didasari akan kebutuhan dan bidang usaha masing-masing perusahaan, tentunya diharapkan struktur organisasi tersebut mampu mendukung jalannya kegiatan operasional perusahaan demi mencapai tujuan akhir perusahaan serta mampu mengarahkan SDM di dalamnya dalam hal tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam bekerja.

(4)
(5)

III.1.4 Prospek Usaha PT. FMA Finance

1. Permintaan Kendaraan Bermotor

Dengan melihat perkembangan penjualan mobil di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun baik dari segi model maupun dari segi harga dan diikuti oleh kecenderungan orang untuk mengganti kendaraan setiap tahun, hal ini secara otomatis memperbesar peluang pasar terhadap permintaan kendaraan mobil bekas (used car). Oleh sebab itu, peluang ini oleh PT. FMA Finance akan dijadikan sebagai fokus pembiayaan.

2. Portofolio Pembiayaan

Penyaluran kredit untuk tahun 2010 lebih fokus kepada pembiayaan mobil bekas (used car) dimana terlihat pada portofolio pembiayaannya mencapai 99% dari total pembiayaan.

3. Menjaga hubungan Baik dengan Dealer-Dealer

Dalam menjaga hubungan baik dengan dealer-dealer, perusahaan menggunakan 4 pendekatan yaitu :

a. menitikberatkan pada kecepatan pelayanan dengan melakukan pencairan dana dalam waktu 1x24 jam setelah permohonan kredt disetujui.

b. Tidak membatasi pembiayaan pada dealer atau area tertentu.

(6)

d. Mendorong surveyor untuk membangun ikatan yang kuat dengan dealer.

4. Sumber Pendanaan

PT. FMA Finance telah menjalin kerjasama dengan beberapa Bank Swasta Nasional untuk mendapat funding guna menopang kegiatan pembiayaan konsumen terutama untuk pembiayaan kendaraan roda 4.

III.1.5 Rencana Usaha pada PT. FMA Finance

1. Rencana Jangka Pendek

a. Pembukaan Cabang

Dalam rangka meningkat pendapatan perusahaan dengan mempertimbangkan peluang yang masih cukup besar disektor pembiayaan khususnya mobil bekas (used car), maka perusahaan merencanakan untuk beberapa cabang lagi dengan lokasi yang cukup potensial. Dimana sampai saat ini perusahaan telah memiliki 9 cabang yakni Cabang Jakarta, Cabang Jambi, Cabang depok, Cabang Pekanbaru, Cabang Bengkulu, Cabang Karawang, Cabang Tangerang, Cabang Padang dan Cabang Makassar.

2. Penyempurnaan Sistem dan Prosedur Operasional

Perusahaan terus menerus melakukan penyempurnaan atas sistem dan prosedur operasional yang telah ada agar tercapai efisiensi dan efektifitas kerja yang lebih baik dimasa yang akan datang.

(7)

3. Pengembangan Teknologi

Sejalan dengan strategi perusahaan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumen, perusahaan juga melakukan perubahan sistem teknologi informasi yang menyeluruh meliputi software dan hardware untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

4. Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia

Perusahaan menyadari bahwa kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Karena itu perusahaan menyadari arti penting sumber daya manusia sebagai asset yang berharga dan sebagai penggerak operasional perusahaan, maka sudah menjadi komitmen perusahaan secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan kualitas karyawan melalui program pelatihan dan peningkatan kesejahteraan karyawan.

III.1.6 Kebijakan Akuntansi

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) dan peraturan BAPEPAM-LK.

Dasar pengukuran laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk agunan yang diambil alih dan instrumen derivatif

(8)

yang masing-masing dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih dan nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas.

Laporan arus kas menyediakan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusutan laporan keuangan ini adalah mata uang rupiah yang merupakan mata uang fungsional

b. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito, jika ada, yang digunakan sebagai jaminan diklasifikasikan sebagai “Deposito Berjangka”.

c. Akuntansi untuk pembiayaan konsumen dan penyisihan piutang ragu-ragu

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi kerjasama penerusan pinjaman, kerjasama pembiayaan bersama serta pengambilalihan piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

(9)

Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without resourse), perusahaan hanya menyajikan porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai perusahaan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with resoure), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran dari pelanggan sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai hutang (pendekatan bruto).

Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban bunga.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan konsumen, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.

Selisih bersih antara pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan

(10)

sebagai bagian dari pemdapatan pembiayaan konsumen bersih pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Piutang yang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakn tidak tertagih oleh manajemen perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapus bukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.

d. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka, termasuk provisi bank, dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan. Pengeluaran untuk renovasi kantor dengan jangka waktu sewa yang relatif pendek, umumnya kurang dari 4 (empat) tahun, disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Dibayar Dimuka”dan diamortisasi sepanjang masa manfaat sewa. Pembelian barang-barang yang ditujukan untuk berbagai program promosi selama masa pembiayaan konsumen, disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Dibayar Dimuka” dan diamortisasi selama masa manfaatnya.

e. Agunan yang diambil alih

Pada saat diambil alih, agunan yang diambil alih dicatat sebesar saldo piutang pembiayaan konsumen yang tidak tertagih. Pada tanggal neraca, mobil yang diambil alih tersebut dicatat berdasarkan nilai realisasi bersih. Selisih antara nilai realisasi atas agunan yang diambil alih dengan saldo piutang pembiayaan konsumen yang tidak tertagih dibukukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai penyisihan penurunan nilai pasar agunan yang diambil alih – beban lain-lain. Pada

(11)

saat agunan yang diambil alih tersebut dijual, nilai tercatatnya dikeluarkan dari akun yang bersangkutan. Laba atau rugi yang timbul, termasuk biaya-biaya yang timbul setelah pengambilalihan agunan tersebut, dicatat dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambilalihan agunan, dikapitalisasi dalam akun agunan yang diambil alih yang bersangkutan.

f. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar pendapatan bersih seteah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank-bank sehubungan dengan transaksi-transaksi kerjasama penerusan pinjaman, kerjasama pembiayaan bersama dan pengambilalihan piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.

Perusahaan tidak mengakui pendapatan bunga pembiayaan konsumen yang piutangnya telah lewat waktu lebih dari 3 (tiga) bulan dan akun diakui sebagai pendapatan pada saat pembayaran piutang diterima.

Pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan konsumen diakui pada saat realisasi.

Pelunasan sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir dianggap sebagai suatu pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul, diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

(12)

Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi ke konsumen daripada tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank-bank sehubungan denga transaksi kerjasama penerusan pinjaman, kerjasama pembiayaan bersama dan pengambilalihan piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang. Selisihnya merupakan pendapatan dari transaksi-transaksi tersebut bagi perusahaan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen” pada laporan laba rugi tahun berjalan.

g. Penggunaan Estimasi oleh Manajemen

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum mewajibkan pihak manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selam tahun pelaporan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan jumlah yang diperkirakan sebelumnya.

III.2 Desain Penelitian

III.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data-data yang diperoleh dari pihak perusahaan dengan melakukan obsevasi langsung ke perusahaan yang berisikan mengenai informasi-informasi tentang kebijakan akuntansi dan perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena Sasol dan anak perusahaannya tidak dapat mengantisipasi atau mengontrol semua kondisi di mana produk mungkin ditangani, digunakan dan diterima di tempat kerja, maka

Berdasarkan pernyataan dari Thalassemia Support Foundation (2005), diasumsikan bahwa harapan merupakan faktor yang penting bagi penderita Thalassaemia Mayor yang merupakan

Salah satu perbedaan yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan signifikan kemampuan mengontrol halusinasi : menghardik sebelum dan sesudah diberikan Terapi

UMKM Tas Tajur mengakui pendapatan dengan menggunakan basis kas, dimana pendapatan diakui pada saat barang diberikan kepada konsumen dan harga pokok diakui

Nilai wajar piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan, piutang karyawan dan pinjaman yang diterima dengan tingkat suku bunga tetap dan akan jatuh tempo lebih dari

Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang bunga, piutang lain-lain yang diklasifikasikan

Hutan mangrove di Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku dalam kurun waktu 2 tahun (2003 – 2005) telah mengalami penyusutan lahan sebesar 174 Ha atau sekitar 7,4 %, hal

Jumlah pengguna internet di Asia Tenggara, terutama pada 6 negara ASEAN terbesar ini berpotensi untuk menghasilkan pasar besar yang sekarang belum optimal..