• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal ... (Hartosujono)

BATASAN WAKTU PENYAJIAN TES BINET PADA ANAK NORMAL

Hartosujono

Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jalan Kusumanegara 157, Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji batasan waktu tes Binet pada anak normal. Waktu yang dibutuhkan anak pada setiap butir soal Tes Binet, menyebabkan waktu penyajian tes secara keseluruhan berkepanjangan, kelelahan pada anak dan jawaban yang tidak maksimal. Subjek penelitian ini adalah 178 anak (usia 3-12 tahun), terdiri dari 99 anak perempuan dan 77 anak laki-laki. Data penelitian didapatkan melalui hasil tes Binet yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah mahasiswa dapat menyajikan dan menunggu jawaban anak dalam kisaran waktu 2,65 menit. Anak diasumsikan dapat menjawab 39 item dalam waktu 1 jam 43 menit. Pada manual Tes Binet, pelaksanaannya secara keseluruhan membutuhkan waktu 1 hingga 1,5 jam. Hal ini menunjukkan kedua batasan waktu diatas tidak berbeda terlalu jauh.

(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to study the time limit in the Binet test for normal children. The time spend needed by the child for every single item in Binet test causes the lenghty presentation, tiredness leads no optimal answers. The subject of this research was of 178 children (3-12 years of age), 99 girls and 77 boys. Data collection was obtained through the Binet 's test carried out by the students. The results showed that the student could deliver and waiting for the answer for averagely 2, 65 minutes. The children were assumed able to answer for 39 items for 1 hour and 43 minutes. In the Binet test manual, it takes for 1 hour to 1 hour and 30 minutes. This shows there is no significant different between those two time limit of the test.

(3)

Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal ... (Hartosujono)

PENDAHULUAN

Penggunaan tes Intelligensi Standford-Binet menjadi tes yang sangat dikenal di sejumlah fakultas psikologi di Indonesia. Tes intelligensi ini dikenal dengan sebutan tes Binet, tes ini mengesankan sejumlah mahasiswa. Kesan utama dari tes ini adalah, mahasiswa diminta membawa anak dengan rentang usia tertentu untuk praktikum. Interaksi mahasiswa pada anak harus terjadi, agar kelancaran tes dapat terwujud. Prosesnya adalah sebagai berikut: anak yang dibawa ke laboratorium inteligensi dapat berkisar antara tiga tahun hingga dua belas tahun. Jumlah anak yang dibawa ke laboratorium inteligensi bervariasi, bergantung dari kebijakan fakultas psikologi masing-masing.

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini, sebelum melaksanakan tes Binet dilatih secara teori dan praktik. Teori ini dikemukakan di kelas, berkaitan dengan sejarah dan revisi tes Binet. Praktik tes Binet adalah menggunakan secara langsung alat tes Binet ini. Alat tes Binet memiliki standarisasi pelaksanaan secara tertulis. Standarisasi pelaksanaan cukup jelas, hanya saja mahasiswa harus membaca dan memahami pelaksanaan tes tersebut secara runtut. Tahapan pelaksanaan praktikum tes Binet telah diarahkan sedemikian rupa pada buku manual Tes Binet.

Salah satu kendala yang terjadi adalah lamanya waktu penyajian tes. Lamanya penyajian Tes Binet diharapkan berkisar antara 60 menit hingga 90 menit (Buku Pegangan Tes Standford Binet, 1989, h. 12). Batasan waktu dilakukan agar anak yang dites tidak terlalu lelah dan jawaban anak memiliki kualitas yang sesuai dengan jawaban yang telah distandarisasi.

Kenyataannya banyak mahasiswa melewati batas waktu tersebut. Tidak jarang para mahasiswa yang masih pertama kali praktek dengan alat tes Binet, menghabiskan waktu antara 150 menit hingga 180 menit atau bahkan lebih. Latihan-latihan bertukar peran (role playing) dengan rekan mahasiswa telah dilakukan oleh para mahasiswa tersebut, sebelum membawa anak untuk praktikum. Kesenjangan waktu saat bertukar peran antar mahasiswa, dengan saat melakukan tes pada anak tetap terjadi. Penggunaan waktu untuk pengetesan telah disinggung pada Buku Pegangan Tes Standford Binet (1989, h. 51), bahwa tester

(4)

yang telah berpengalaman melakukan penyajian tes akan lebih singkat waktunya dibandingkan yang pengalamannya belum banyak.

Mahasiswa yang masih pemula dan belum mendalami tes inteligensi Binet, kesulitan dalam menentukan durasi waktu pengetesan tes Binet. Mahasiswa terjebak antara halo effect yang dimiliki anak dan konsep rapport mahasiswa. Halo effect adalah kesan mahasiswa yang terbentuk saat bertemu dengan anak pertamakali. Kejadian yang sering terjadi, anggapan mahasiswa bila anak yang dites adalah anak orang yang terpandang, maka anak itu pasti pandai.

Istilah rapport mengacu pada pembawaan kesan diri yang baik, 'agar dapat diterima oleh anak. Rapport mahasiswa mengesankan bahwa dirinya sabar menunggu jawaban anak, ramah, baik dan mau menunggu. Halo effect ini dapat mempengaruhi rapport, menyebabkan mahasiswa bersabar menunggu untuk jawaban anak. Toleransi tanpa batasan waktu yang jelas dan sebagai alasan sebagai bentuk rapport, menyebabkan pelaksaan Tes Binet menjadi berkepanjangan.

Mengapa lama waktu pengetesan Tes Binet perlu dipermasalahkan? Hal ini penting sekali, sebab pengetesan tes Binet ditujukan pada anak-anak. Calon tester atau mahasiswa yang belum terbiasa melakukan tes dengan anak-anak, terkadang tidak menyadari kelelahan, kejenuhan dan rasa bosan yang dihadapi anak. Waktu yang berlalu bagi tester terkadang tidak begitu melelahkan, karena posisinya sebagai penguji. Bagi anak yang posisinya diuji, waktu yang dilewatinya benar-benar membutuhkan konsentrasi dan stamina yang baik.

Tujuan pengujian ini untuk mendapatkan hubungan, antara banyaknya butir tes yang diajukan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan Tes Binet. Tujuan kedua untuk mengetahui batas 'waktu standar’, agar dapat memberikan gambaran waktu bagi calon tester atau mahasiswa yang mendalami tes Binet.

Suatu penyelenggaraan psikodiagnostik memiliki banyak aspek dan fungsinya (Sumintardja, 1991, h. 10). Penyelenggaraan psikodiagnostik untuk mengetahui kecerdasan harus didukung sejumlah kondisi yang memadai. Anak yang mengalami kekurangan waktu untuk menjawab, yaitu: berpengaruh pada

(5)

Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal ... (Hartosujono)

kualitas jawaban tes, ketidaktepatan hasil IQ, dan anak merasa tidak perlu menjawab soal dengan maksimal. Sisi lain yang dapat terjadi, anak yang sudah tidak bisa menjawab, tapi masih ditunggu oleh tester untuk menjawab; menyebabkan tertundanya akhir tes, anak merasa harus selalu menjawab, dan anak cenderung asal menjawab. Tes kecerdasan Binet memiliki sejumlah aspek dan fungsi, namun penyelenggaraan tes itu sendiri harus didukung kondisi yang memadai; karena yang di tes adalah anak-anak, kondisi yang menunjang penyelenggaraan tes sangatlah diperlukan.

A. Kondisi persiapan mahasiswa untuk pelaksanaan tes Binet

Tes Binet digunakan untuk pengukuran kecerdasan pada anak. Tes Binet ini termasuk klasifikasi tes yang bersifat individual. Interaksi pengetes dan anak harus memperhatikan kondisi anak, disebabkan posisi anak yang dites. Prioritas pada anak merupakan kelancaran penggalian penyelenggaraan tes Binet. Anak yang normal, tetapi mengalami hambatan pengetesan secara internal atau eksternal tidak memberikan hasil yang maksimal. Hambatan internal dapat berupa, yaitu: kelelahan, ketakutan, rasa jenuh atau bosan (Sukadji, 1981, h. 29). Hambatan eksternal, anak mengalami kesulitan berupa suara yang terlalu bising, penerangan yang terlalu gelap atau terlalu terang, ketidaksiapan tester, dan kehilangan konsentrasi karena lingkungan yang tidak mendukung (Sukadji, 1981, h. 30). Pelaksanaan Tes Binet, bila dilakukan secara bersamaan pada anak biasanya dilakukan pada ruangan yang relatif besar dengan atau tanpa penyekat, hal ini karena terbatasanya tempat. Apabila pelaksanaan tes Binet itu dilakukan secara bersama, terdapat sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan tes tersebut seperti: para anak dan calon testernya dapat saling melihat, suara para calon tester dan jawaban anak yang saling bersaing, dan anak yang sudah menjawab suatu pertanyaan dapat dijadikan model jawaban oleh anak yang duduk berdekatan.

Para calon tester atau mahasiswa yang telah membawa anak untuk praktikum, biasanya telah melewati sejumlah latihan. Latihan pertama berbentuk pengarahan secara teori, apa yang dilarang, diperbolehkan, dan dianjurkan. Latihan kedua adalah latihan bertukar peran (role playing). Latihan bertukar

(6)

peran ini berbentuk, mahasiswa berpura-pura menjadi anak atau sering disebut dengan testee dan mahasiswa B menjadi tester-nya (pengetesnya). Setelah semua usia tes dilalui, maka peran mahasiswa tadi diputar, mahasiswa B menjadi teste dan mahasiswa A menjadi tester.

B. Waktu penyelenggaraan tes

Lama penyelenggaraan tes, bagi sejumlah mahasiswa yang pertama kali melakukan praktikum tes Binet, terkadang tidak sadar bahwa penyelenggaraan waktu tes menjadi sangat berkepanjangan. Tidak jarang pelaksanaan tes Binet bagi yang seharusnya bagi anak normal berkisar antara 1 hingga 1,5 jam (Buku Pegangan Tes Standford Binet, 1989, h. 14). Bagi mahasiswa yang belum pengalaman waktu penyelenggaraan tes ini menjadi 2,5 hingga 3 jam atau bahkan lebih.

Secara teoritis jumlah seluruh Tes Binet berjumlah 122 soal, dengan rentang usia 2 tahun hingga dewasa superior III. Setiap tahapan usia memiliki jumlah 6 butir tes, kecuali pada tahap dewasa rata-rata memiliki jumlah 8 butir tes. Seluruh tes bila diujikan pada anak dengan maksimal waktu 120 menit, tanpa menggunakan waktu istirahat dan soal cadangan; maka setiap butir tes disajikan hingga dijawab, rentang waktunya kurang lebih 1 menit. Kenyataannya Tes Binet dibatasi oleh umur basal dan ceilling, sehingga butir tes yang harus dijawab jelas kurang dari 122 butir tes. Umur basal adalah di mana anak mampu menjawab semua soal dengan benar. Umur ceiling adalah anak tidak mampu menjawab satu soal pun dengan benar atau dengan kata lain soal yang dijawab salah semua (Wulan, 1995, h. 49). Dengan kata lain waktu yang diperlukan mahasiswa untuk praktikum pada anak normal adalah kurang dari 2 jam.

Tes Binet memiliki soal 122 butir yang dapat berkurang, karena dibatasi oleh umur basal dan ceiling. Pada anak yang telah diketahui umur basal, maka rentang tes sebelum usia basal tidak perlu diujikan, misalnya anak yang telah ditemukan usia basalnya adalah 8 tahun, maka usia 7, 6, 5 dan tingkat usia yang lebih rendah tidak perlu diujikan. Diasumsikan bahwa anak tersebut, tentunya dapat menjawab semua soal yang diajukan.

(7)

Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal ... (Hartosujono)

C. Efek bias rapport mahasiswa yang dipengaruhi halo effect anak

Calon tester dan Mahasiswa sewaktu pengarahan teori dan latihan bertukar peran (role playing), telah dibekali kondisi-kondisi yang akan terjadi pada praktik tes sesungguhnya. Para mahasiswa yang telah berlatih praktik antar mahasiswa, dengan praktik pada anak, telah terjadi gap yang besar. Para mahasiswa harus mengatasi masalah-masalah yang harus segera diselesaikan. Misalnya kondisi mahasiswa yang harus menyesuaikan halo effect dan rapport. Halo effect memiliki arti berikut, penurunan obyektifitas penilaian (Sitanggang, 1994, h. 174). Contoh paling sederhana, halo effect pada para tester menyebabkan perbedaan sikap pada anak. Anak yang dianggap pandai atau aktif, oleh mahasiswa dapat ditunggu untuk menjawab karena dianggap akan mampu menjawab, dibandingkan anak yang dianggap biasa atau rata-rata.

Sitanggang (1994, h. 371) menyatakan bahwa rapport berarti adanya suatu interaksi yang saling menerima dan terjadi kehangatan. Dengan kata lain rapport berarti situasi yang mendukung kelancaran tes, sesuai yang dipersyaratkan. Mahasiswa sebagai tester terkadang mengalami bias terhadap arti rapport. Arti rapport bagi mahasiswa dalam konteks tes Binet, dapat diartikan bahwa anak boleh diberi kesempatan waktu lebih lama menjawab. Kaitannya dengan hallo effect, mahasiswa dapat mengalami bias pada anak yang kelihatan lebih aktif, lebih pandai, lebih rapi, lebih terampil atau latar belakang orang tua yang berpendidikan tinggi. Efek yang dapat terjadi adalah, rapport pada anak itu akan bersifat positif. Anak yang secara fisik terlihat lebih aktif namun tidak mampu menjawab, akan diberi waktu menjawab lebih panjang daripada anak yang terlihat biasa-biasa saja. Mahasiswa yang mengalami halo effect dan mengalami bias rapport, dapat mengakhiri tes Binet di luar batas waktu yang ditentukan.

METODOLOGI

Subjek anak-anak dalam penelitian adalah 178 orang yang terdiri dari 99 perempuan dan 77 laki-laki. Rentang usia subjek antara 3 hingga berusia 12 tahun. Data penelitian berupa dikumpulkan dari protokol laporan hasil praktikum mahasiswa. Waktu lamanya tes diperoleh dari catatan waktu peminjaman alat tes

(8)

Binet. Banyaknya butir yang diajukan pada anak, data ini diperoleh dari lembar jawaban anak.

HASIL PENELITIAN

Sebelum dilakukan analisa data, maka dilakukan uji asumsi dari variabel penelitian. Hasil uji normalitas menunjukkan lamanya penyajian tes anak koefisiensi hasil 1,658 dengan probabilitas 0,008. Hasil uji normalitas untuk banyaknya butir yang diajukan pada anak memiliki koefisiensi hasil 2,330 dengan probabilitas 0,000. Semua variabel memiliki penyebaran skor yang normal. Uji linearitas antar masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung tergolong linear. Lamanya waktu pengetesan memiliki koefisiensi Mean 193,679 menit dengan Simpangan Baku 25,6667. Banyaknya butir soal pads Tes Binet yang diajukan tanpa memperhatikan jawaban anak benar atau salah, memiliki Mean 39,06 butir dengan Simpangan Baku 8,691.

Hasil analisa data antara koefisiensi korelasi Pearson antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan lamanya waktu pengetesan (R = 0,471; p = 0,000). Artinya, ada hubungan yang sangat signifikan antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan lamanya waktu pengetesan.

Sumbangan efektif banyaknya butir Tes binet terhadap lamanya waktu pengetesan tes Binet sebanyak 22%. Koefisien sumbangan efektif (rxy)2 sebesar

0,222. Proporsi variasi variabel dependen terhadap independen dijelaskan melalui koefisien determinasi tersebut. Ini berarti lamanya waktu pengetesan dapat dijelaskan oleh banyaknya butir yang diajukan untuk koefisiensi sumbangan efektif adalah sebesar 0,222 atau 22%;

DISKUSI

Dari hasil analisa data secara keseluruhan ada hubungan yang sangat signifikan antara banyaknya butir jawaban pada tes Binet dengan waktu pengetesan. Koefisien rxysebesar 0,471, sedangkan untuk sumbangan efektif yang

diberikan banyaknya butir jawaban terhadap lama waktu adalah 22%. Berarti lamanya waktu pengujian tes Binet berkaitan dengan banyaknya butir soal. Hanya

(9)

Batasan Waktu Penyajian Tes Binet pada Anak Normal ... (Hartosujono)

saja lama waktu pengujian tes Binet tidak hanya berkait semata-mata pada banyaknya butir yang diajukan. Beberapa hal yang masih harus dipertimbangkan berkaitan dengan korelasi antara kualitas jawaban yang diberikan anak, tinggi atau rendahnya IQ anak, kemampuan tester menyajikan tes Binet dan mungkin lingkungan tempat tes yang berpengaruh.

Mean waktu penyajian tes diperoleh koefisiensi 103,679 menit. Banyaknya butir soal yang diajukan untuk Nilai Tengah adalah 39,06 atau dapat dibulatkan 39 butir soal. Total waktu tunggu jawaban (total time respons) untuk soal dan jawaban yang diajukan tanpa memperhatikan jawabannya benar atau salah; berkisar 103,679 menit yang kemudian dibagi dengan 39 butir soal, maka setiap butir tes entah dijawab dengan benar atau salah membutuhkan penyajian waktu sekitar 2,65 menit. Penyajian dengan jumlah soal untuk 39 butir soal dengan penyajian setiap butir membutuhkan waktu 2,65 menit, maka menghabiskan waktu kurang lebih berkisar 1 jam 43 menit (103 menit). Para calon tester atau para mahasiswa yang melakukan praktikum pada sejumlah anak, ternyata waktu penyajian tes secara ideal tidak terlalu menyimpang. Tertulis di buku manual Tes Binet bagi anak normal berkisar antara 1 jam hingga 1 jam 30 menit, untuk pelaksanaan waktu secara nyata berkisar 1 jam 43 menit, tidak menyimpang secara signifikan. Perbedaan waktu yang terjadi pada buku manual Tes Binet dengan tes yang nyata, justru menyiratkan waktu jawaban (total time respons) di buku manual lebih sedikit.

Nilai tengah atau rata-rata yang diperoleh untuk mahasiswa atau calon tester adalah 1 jam 43 menit. Asumsi yang digunakan bahwa anak menyelesaikan banyaknya soal dengan kisaran 39 butir soal. Setiap penyajian per butir soal dan waktu tunggu jawaban (total time respons) yang diberikan pada anak, dibatasi waktunya 2,65 menit.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini mencoba meninjau lamanya penyajian tes Binet untuk anak normal dengan banyaknya butir tes yang diajukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang amat signifikan terhadap banyaknya

(10)

butir tes yang diajukan dengan lamanya penyelenggaraan tes.

Tujuan berikutnya adanya penyajian butir soal yang dibatasi berkisar 2,65 menit. Bila anak yang di tes telah . ditemukan tahun basalnya, dan kemungkinan anak mengerjakan 39 butir soal; maka kisaran waktu penyajian dan penyelesaian butir soal membutuhkan 2,65 menit. Waktu penyajian dan jawaban soal akan berkurang, bila anak menjawab butir soal dengan cepat sehingga waktu tunggu dapat makin bertambah. Waktu tunggu jawaban (total time respons) anak akan makin pendek, bila respon jawab anak makin cepat. Adapun kelemahan pada penelitian Tes Binet ini, kemampuan calon tester dan mahasiswa belum disertakan. Kemampuan calon tester dan mahasiswa yang memiliki jam terbang makin tinggi, tentunya akan makin lebih pendek menggunakan lamanya proses tes Binet.

Saran untuk penelitian selanjutnya dapat disertakan pembedaan antara pengalaman tester yang terbiasa melakukan Tes Binet. Pembedaan ini berkemungkinan memberi realitas yang nyata bahwa kemampuan mahasiswa yang makin banyak melakukan praktikum pads anak, akan mampu mengatur waktu penyajian tes Binet dengan lebih singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pegangan Tes Standford Binet adaptasi UGM, 1989.

Sumintardja, E.N. (1991). Pengantar Psikodiagnostik, Cetakan kedua, Bandung: Universitas Padjajaran.

Sukadji, S. (1981). Mengenal Skala Binet. Universitas Gadjah Mada: Fakultas Psikologi.

Sitanggang, H.A.R. (1994) Kamus Psikologi. Bandung: Armico.

Wulan, R. (1995). Evaluasi Penggunaan Tes Binet Buletin Psikologi. Tabun III, No. 2., Desember. Universitas Gadjah Mada: Fakultas Psikologi

Referensi

Dokumen terkait