• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 04, No. 06, Oktober 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 04, No. 06, Oktober 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Vol. 04, No. 06, Oktober 2016

Table of Contents

Articles

PERLINDUNGAN PENGUNGSI SURIAH KORBAN GERAKAN NEGARA ISLAM IRAK AN SURIAH DI NEGARA-NEGARA EROPA

PDF

NandiaAmitaria, I Made PasekDiantha, I Made Budi Arsika

DAMPAK PENGENAAN PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP WAJIB PAJAK (KHUSUSNYA DI PROVINSI BALI)

PDF

GedeWiriyaKusuma, DesakPutuDewiKasih

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

PDF

DewiIrmayantiZanivah, I GustiNgurahWairocana, I KetutSudiarta

PELAKSANAAN INTERVENSI HAK ASASI MANUSIA DALAM KONFLIK BERSENJATA NON INTERNASIONAL DI DARFUR

PDF

EliniaRejaPurba, I GedePasekEkaWisanajaya, I Made Budi Arsika

PENGATURAN TINDAK PIDANA TERORISME DALAM DUNIA MAYA (CYBER-TERRORISM) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

Ari Mahartha, Made Mahartayasa

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A PADA TOKO PENGECER DI KABUPATEN BADUNG

PDF

Komang Arya MuktiMaruti, I Made Arya Utama, I KetutSuardita

PELAKSANAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN DI PROVINSI BALI

PDF

I Gst.Ngr.Gd.Ag. Mariswara, PutuGede Arya Sumerthayasa, KadekSarna

KEWENANGAN BEBAS (FREIES ERMESSEN) DALAM KEBIJAKAN KARTU INDONESIA SEHAT DITINJAU DARI SISTEM ADMINISTRASI DI INDONESIA

PDF

I Made Surya Dharma, Ni NyomanSukerti

FUNGSI PENGAWASAN OLEH MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Untitled

I Made AdiSuryawan, Dewa Made Suartha

TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN BRISTISH PETROLEUM (BP) TERHADAP DAMPAK DARI KASUS GULF OF MEXICO

Untitled

Ni Made IkkraMeiningsari, I KetutSudantra

PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK BERDASARKAN PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMER 16 TAHUN 2013 DI KABUPATEN JEMBRANA

Untitled

(3)

PENGATURAN JARAK PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN BADUNG

Untitled

Made HendraPranata, I GustiAgungAyu Dike Widhiyaastuti

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PDF

I PutuAntoniGiri, I KetutSudiarta, CokordaDalemDahana

PERLINDUNGAN PENGUNGSI SURIAH KORBAN GERAKAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SURIAH DI NEGARA-NEGARA EROPA

PDF

NandiaAmitaria, I Made PasekDiantha, I Made Budi Arsika

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU

PDF

GedeAgungSutrisna, I KetutSuardita, CokordaDalemDhana

PENERAPAN SURAT EDARAN MENTRI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 186/MPN/KU/2008 MENGENAI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG

PDF

I Nyoman Edi PramanaWijaya

SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI

PDF

Ni WayanPradnyaDewiWidyantari Putra, I NyomanSuyatna, Made GdeSubha Karma Resen

UPAYA PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN UMUM TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS

DewaAyuJnaniEaswaramba, I NyomanSuyatna, Ni GustiAyuDyahSatyawati

PENGATURAN PENYUSUNAN DATABASE PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

PDF

Ni WayanSintiaDarmaPutri, CokordaDalemDahana

PENGATURAN TINDAK PIDANA TERORISME DALAM DUNIA MAYA (CYBER-TERRORISM) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

PDF

Ari Mahartha, Made Mahartayasa

EKSISTENSI KOMISI PENYIARAN INDONESIA SEBAGAI LEMBAGA NEGARA BANTU (STATE AUXILIARY BODIES) DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

PDF

LuhPutu Ade Suandewi, GedeMarhaendraWijaAtmaja

HARMONISASI PENGATURAN PERSYARATAN TENAGA KERJA ASING DALAM SKEMA REGULASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

PDF

Ida BagusGedeSatyaWibawaAntara, Ida BagusWyasa Putra, Ida Bagus Erwin Ranawijaya

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PDF

(4)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK TERLANTAR TERKAIT PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN DI KOTA DENPASAR

Untitled

(5)

1

PENGATURAN JARAK PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL,

PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

DI KABUPATEN BADUNG

Oleh:

Made Hendra Pranata D.P.P.

I Gusti Agung Ayu Dike Widhiyaastuti

Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRACT

This paper describes the distance of the development of the traditional markets, shopping centers, and modern shops in the Badung district. The method used in this paper is a normative legal research methods. The legal basis of development distance traditional market, shopping centers, and modern shops in the district Badung be regulated in article 9 Badung local regulations number 7 in 2012 and clarified with article 7 regulation regent Badung number 10 in 2014 and the reason for the distance differences in the three areas of development within the Badung district is differentiated by the population density of each region of Badung district.

Key word : distance development, Traditional markets shopping centers and modern shops, Badung district.

ABSTRAK

Makalah ini menjelaskan tentang Pengaturan Jarak Pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Badung. Metode yang dipergunakan dalam makalah ini adalah Metode Penelitian Hukum Normatif. Dasar hukum pengaturan jarak pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Badung diatur pada Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 dan diperjelas dengan Pasal 7 Peraturan Bupati Badung Nomor 10 Tahun 2014 dan yang menjadi alasan perbedaan jarak pembangunan di tiga kawasan Kabupaten Badung adalah dibedakan berdasarkan tingkat kepadatan penduduk masing-masing kawasan Kabupaten Badung.

Kata Kunci : Jarak pembangunan ,Pasar tradisional pusat perbelanjaan dan toko modern, Kabupaten Badung

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kabupaten Badung adalah satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Provinsi Bali. Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang dianggap istimewa dan dipandang oleh kabupaten lainnya di Indonesia karena aset pariwisata yang sangat indah dan

(6)

2

beragam sehingga menjadikan Kabupaten Badung sebagai salah satu kabupaten dengan pendapatan terbesar di Indonesia. Ada tiga sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Badung, yaitu pariwisata, pertanian dalam arti luas, dan kerajinan. Dari ketiga sumber PAD itu, jumlah APBD Badung 2014 dan 2015 sekitar Rp 3,5 triliun. Sebanyak 66% di antaranya dialokasikan untuk belanja publik (pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur) dan sisanya untuk belanja rutin pegawai.1 Dengan pendapatan daerah yang begitu besar menuntut Kabupaten Badung harus bisa meningkatkan perekonomian di setiap lini dan pelosok daerahnya.

Perputaran roda ekonomi yang begitu pesat di Badung menyebabkan setiap masyarakat maupun investor berlomba membuat usaha, baik di bidang perdagangan maupun jasa. Salah satu bidang usaha yang sangat ramai dan diminati dewasa ini adalah usaha menjual sembako dan kebutuhan pokok sehari hari yang melahirkan adanya banyak pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Sehingga agar terciptanya ketertiban dalam pembangunan, perlu dibuat suatu rencana tata ruang wilayah yang mengatur pembangunan agar terciptanya keseimbangan dan kemanfaatan dari pembangunan tersebut. Perencanaan pembangunan disusun oleh pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).2 Pada tanggal 30 Desember 2013 diundangkanlah Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung. Dalam Pasal 46 dijelaskan tentang kawasan peruntukan perdagangan dan jasa sehingga memungkinkan untuk mengatur dan membatasi pasar tradisonal, pusat perbelanjaan dan toko modern yang semakin bertambah setiap tahunnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya tulisan ini adalah untuk menjelaskan tentang pengaturan jarak pembangunan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Badung.

II. ISI MAKALAH

1

Gabriela Ika, 2015, Anak Agung Gde Agung 10 Tahun Sejahterakan Masyarakat, Serat Ismaya, Bali, h. 55.

2

Siswanto Sunarno, 2014, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 86.

(7)

3

2.1 Metode

Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Menggunakan bahan hukum primer maupun sekunder yang tertulis di dalam peraturan perundang-undang.

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan Undang-Undang (the statute approach). Pendekatan Undang-Undang dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani3.

2.2 Hasil dan Pembahasan

2.2.1 Dasar Hukum Pengaturan Jarak Pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Pasar Modern di Kabupaten Badung.

Pengaturan jarak pembangunan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan pasar modern di Kabupaten Badung diatur pada Pasal 7 Peraturan Bupati Badung Nomor 10 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dimana dalam pasal tersebut menyatakan bahwa persyaratan penentuan jarak pendirian Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern harus mempertimbangkan lokasi pendirian pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan toko modern dengan yang sudah ada sebelumnya, iklim usaha yang sehat, aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas), dukungan/ ketersediaan infrastruktur, dan perkembangan pemukiman baru. Pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern tidak diperkenankan pada satu sisi dalam ruas jalan yang sama. Jarak pembangunan antara pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern dengan yang sudah ada yang diatur/diukur dengan alat ukur adalah untuk kawasan Badung Utara sejauh 1.000 Meter, untuk kawasan Badung Tengah sejauh 700 Meter, dan untuk kawasan Badung Selatan sejauh 500 Meter. Aturan tersebut mengacu pada Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

3

Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Kencana Predana Media Group, Jakarta, h. 93.

(8)

4

2.2.2 Perbedaan Jarak Pembangunan Antara Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern di Tiga Wilayah Kabupaten Badung.

Terdapat perbedaan jarak pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di tiga kawasan Kabupaten Badung yaitu di kawasan Badung Utara 1.000 Meter, Kawasan Badung Tengah 700 Meter, dan Kawasan Badung Selatan 500 Meter. Berdasarkan wawancara dengan bapak Made Sutama pada tanggal 15 Agustus 2015 selaku Kepala Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung mengenai alasan perbedaan jarak pembangunan di tiga kawasan Kabupaten Badung tersebut ialah dibedakan berdasarkan tingkat kepadatan penduduknya dimana di kawasan Badung selatan tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi sehingga dimungkinkan dan diperbolehkan membangun pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern dengan jarak 500 meter dengan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern lainnya, begitu pula dengan kawasan Badung lainnya mengikuti tingkat kepadatan penduduknya

III. SIMPULAN

Dasar hukum pengaturan jarak pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Badung diatur pada Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 dan diperjelas dengan Pasal 7 Peraturan Bupati Badung Nomor 10 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Terdapat perbedaan jarak pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di tiga kawasan Kabupaten Badung yaitu di kawasan Badung Utara 1.000 Meter, Kawasan Badung Tengah 700 Meter, dan Kawasan Badung Selatan 500 Meter. Alasan perbedaan jarak pembangunan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern di tiga kawasan Kabupaten Badung lainnya ialah dibedakan berdasarkan tingkat kepadatan penduduk masing-masing kawasan Kabupaten Badung.

(9)

5

DAFTAR PUSTAKA Buku

Gabriela Ika, 2015, Anak Agung Gde Agung 10 Tahun Sejahterakan Masyarakat, Serat Ismaya, Bali.

Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Siswanto Sunarno, 2014, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Lembaran Daerah Kabupaten Badung tahun 2012 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 7.

Peraturan Bupati Badung Nomor 10 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Referensi

Dokumen terkait

shuujoshi zo memiliki fungsi untuk mempertegas pendapat atau pertimbangan seseorang, bergumam atau berbicara sendiri tentang sesuatu yang dirasakan atau dilihat,

Hasil uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa disiplin berlalu lintas pada remaja pengendara sepeda motor di Samarinda termasuk dalam kategori tinggi, yaitu berjumlah

Mempunyai rongga udara minimum 33%. Hal ini berarti mempunyai rasio luas pennukaan volume keeil sehingga memerJukan pasta semen yang sedikit untuk menghasilkan

Adiknya 4 (empat) orang dan masih mertjadi tanggungan orang­ tuanya. Dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, ketika Purwanto meng­ irtjak usia 18 tahun, ia memutuskan

Hasil pengujiian hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel budaya organisasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kinerja karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu

Sentralisasi adalah sistem pengelolaan arsip yang dilakukan secara terpusat dalam suatu organisasi, dengan kata lain penyimpanan arsip dipusatkan di suatu unit kerja

Menurut kitab Senjata Mukmin karya tulisan Al-Allamah Sheikh Haji Husin Qadri, barangsiapa beramal dengan membaca ayat-ayat 33 ini pada siang atau malam hari, adalah dia dalam aman

Petunjuk B dipergunakan untuk menjawab soal nomor 23 sampai dengan nomor 26.. Protalium tumbuhan paku mempunyai