• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TES KEMAMPUAN JASMANI CALON ANGGOTA POLRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TES KEMAMPUAN JASMANI CALON ANGGOTA POLRI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR

BIRO SUMBER DAYA MANUSIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TES KEMAMPUAN JASMANI CALON ANGGOTA POLRI

I .

PENDAHULUAN a. Umum

Tugas pokok Polri adalah sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka mewujudkan tugas pokok tersebut perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki postur dan stamina yang prima dalam melaksanakan tugas. Untuk mendapatkan SDM tersebut salah satunya melalui tahap awal pembinaan siklus SDM yaitu tahap penerimaan (recruitmen). Proses penyaringan SDM melalui ujian kemampuan jasmani dan pemeriksaan anthropometric secara bersih, transparan, akuntabel dan humanis diharapkan memperoleh SDM yang berkualitas dari aspek postur dan stamina prima serta siap untuk mengikuti pendidikan pembentukan sebagai pegawai negeri pada Polri.

Untuk menjamin keseragaman dalam pelaksanaannya serta untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan maka perlu dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP).

b. Dasar

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

3. Keputusan Kapolri Nomor : Kep/698/XII/2011 tanggal 28 Desember 2011 tentang Pedoman Administrasi Ujian Kemampuan Jasmani dan dan Pemeriksaan Anthropometrik untuk penerimaan Pegawai Negeri pada Polri.

c. Maksud dan tujuan 1. Maksud

Pedoman administrasi ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada para petugas panitia ujian dan penguji jasmani Polri dalam melaksanakan ujian kemampuan jasmani dan pemeriksaan anthropometrik bagi calon Pegawai Negeri pada Polri.

2. Tujuan

Untuk keseragaman pelaksanaan ujian, terutama dalam menentukan norma/standar nilai hasil ujian kemampuan jasmani dan pemeriksaan anthropometrik bagi calon Pegawai Negeri pada Polri.

d. Ruang Lingkup

Standar Operasional Prosedur Tes Kemampuan Jasmani meliputi beberapa item Tes sebagai berikut :

1. Tes Kesamaptaan jasmani terdiri dari : a) Tes A : Lari 12 menit;

b) Tes B : Pull Up/Chinning, Sit Up (modifikasi Sit Up), Push Up (modifikasi Push Up) dan Shuttle Run;

2. Tes Anthropometrik (calon Peg Neg Polri / calon Ba, Ta, Akpol dan SIPSS); 3. Tes Renang (calon Peg Neg pada Polri / calon Ba, Ta, Akpol dan SIPSS).

(2)

2

e. Tata Urut

Sistematika Standar Operasional Prosedur Tes Kemampuan Jasmani disusun sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

II. TES KESAMAPTAAN JASMANI III. TES ANTHROPOMETRI

IV. TES RENANG

V. EVALUASI AKHIR HASIL TES VI. KESIMPULAN

VII. PENUTUP

S I TES KESAMAPTAAN JASMANI 1. n o m o r d a d a , p a l a n g a. Tahap Persiapan :

1. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan administratif.

2. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan sarana (lapangan, ruang evaluasi) dan peralatan tes (form tes, ATK, scoringboard, meja kursi, stopwatch, tonggak batas lari, peluit, megaphone, papan alat tulis,

3. Menginventarisir dan menyiapkan peralatan kesehatan yang berkoordinasi dengan Biddokkes Polda Jatim untuk mendukung protokoler kesehatan selama pelaksanaan tes (masker, thermogun, APD, handsanitizer, desinfektan, sabun tangan, bilik antiseptic, sarung tangan).

4. Komunikasi dan koordinasi intensif dengan fungsi dan personel terkait. 5. Menyiapkan dan melaksanakan Rapat Koordinasi Panitia Penguji.

6. Menyiapkan konteks pedoman bagi calon peserta seleksi pada saat pengumuman hasil tes sebelumnya sebagai persiapan Tes Kesamaptaan Jasmani.

7. Melaksanakan cek dan kesiapan akhir terhadap perangkat penguji dan peralatan tes yang diperlukan.

8. Menyiapkan proposal yang meliputi konsep perencanaan, pelaksanaan (dengan memperhatikan protokoler kesehatan dalam masa pandemic covid-19) dan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan :

1. Seluruh panitia penguji telah tiba 30 menit sebelum tes dimulai untuk diberikan arahan dan petunjuk pelaksanaan Tes sesuai dengan tugasnya masing-masing, termasuk arahan untuk tetap memakai masker, cuci tangan dan melaksanakan social distancing baik panitia maupun peserta.

2. Pelaksanaan absensi dan pembagian ID Card bagi panitia penguji. 3. Selain panitia penguji dan pengawas tes dilarang memasuki lapangan.

4. Mengumpulkan seluruh peserta untuk diberikan pengarahan tentang pelaksanaan tes Kesamaptaan Jasmani secara menyeluruh dengan memperhatikan social distancing. 5. Pelaksanaan absensi & pembagian peserta dalam kelompok tes (1 kel tdr dr 10-20 org). 6. Apabila peserta tidak hadir setelah dilaksanakan absensi sampai dengan pelaksanaan

tes, maka peserta dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS).

7. Kelompok pertama dan selanjutnya mengikuti kegiatan Tes sebagai berikut : a) Peserta mengisi identitas diri pada beberapa form tes

b) Pembagian Nomor Dada

c) Pelaksanaan Tes A (Lari 12 menit)

II

(3)

3

1) Seluruh petugas Tes Lari telah siap ditempatnya masing-masing 2) Cek ulang peserta tes

3) Arahan teknis pelaksanaan tes (saat melaksanakan gerakan tes, masker boleh dilepas, dan dipakai lagi setelah selesai)

4) Pemanasan secukupnya

5) Peserta siap dibelakang garis start

6) Starter merangkap Timer memberikan aba-aba “Bersedia – Siap – Ya” dan langsung menghidupkan stopwatch

7) Setelah aba-aba peserta lari mengelilingi lapangan dengan arah berlawanan jarum jam mengikuti garis lintasan selama 12 menit

8) Petugas pencatat hasil keliling, mengawasi dan mencatat peserta sesuai dengan perolehannya.

9) Petugas putaran lari memberikan informasi (melalui papan informasi) kepada masing-masing peserta perolehan putaran/keliling lari yang telah ditempuh. 10) pemberi informasi Starter merangkap timer mengumumkan melalui megaphone

berjalannya menit ke 5, 10, 11 dan pada saat 10 detik terakhir serta diakhiri dengan tanda peluit panjang.

11) Selanjutnya peserta berhenti dan berjalan ditempat untuk dicatat jaraknya oleh petugas lintasan sesuai dengan tempat berhentinya.

12) Petugas dan pencatat lintasan menyerahkan hasilnya kepada pencatat dan pengawas keliling untuk diperhitungkan hasilnya.

13) Peserta istirahat sejenak ( ± 10 menit ) sambil menunggu hasil rekap perhitungan jarak yang ditempuh oleh masing-masing peserta.

14) Hasil lari 12 menit dituangkan dalam form lari yang ditanda tangani oleh ketua tim lari, ditulis di scoringboard serta langsung dilaksanakan entry data hasil tes lari oleh operator.

15) Secara berurutan masing-masing peserta menandatangani form hasil lari 12 menit sesuai dengan perolehannya.

16) Apabila terjadi protes oleh peserta, maka akan dilaksanakan krosscek antara petugas pencatat keliling utama dan cadangan, petugas keliling lintasan serta video maupun saksi dari peserta lainnya.

d) Pelaksanaan tes B (Pull Up (pria)/ chinning (wanita) )

1) Seluruh petugas penguji tes Pull Up telah siap ditempatnya masing-masing. 2) Cek ulang peserta tes.

3) Arahan teknis pelaksanaan tes (saat melaksanakan gerakan tes, masker boleh dilepas, dan dipakai lagi setelah selesai)..

4) Pemberian contoh gerakan yang benar dan yang salah.

5) Peserta secara berurutan siap melaksanakan tes Pull Up selama 1 menit

6) Starter merangkap timer memberikan aba-aba “persiapan” (menggantung) - “ Siap – Ya” dan langsung menghidupkan stopwatch selama 1 menit.

7) Setelah aba-aba, peserta melaksanakan gerakan Pull Up sesuai dengan contoh gerakan yang benar.

8) Petugas pencatat hasil gerakan, mengawasi dan menghitung gerakan yang sesuai dengan perolehannya dan melaporkan kepada ketua tim untuk dicatat pada form yang telah disiapkan, serta langsung dilaksanakan entry data hasil tes pull up/chinning oleh operator.

(4)

menandatangani hasilnya pada form yang tersedia. 4

10) Hasil tes Pull Up dicatat pada papan scoringboard serta proses pelaksanaannya didokumentasikan kedalam video.

11) Peserta tes diberi kesempatan istirahat 5 menit sebelum melaksanakan tes berikutnya.

e) Pelaksanaan Tes Sit Up

1) Seluruh petugas penguji tes Sit Up telah siap ditempatnya masing-masing. 2) Cek ulang peserta tes.

3) Arahan teknis pelaksanaan tes (saat melaksanakan gerakan tes, masker boleh dilepas, dan dipakai lagi setelah selesai).

4) Pemberian contoh gerakan yang benar dan yang salah.

5) Peserta secara berurutan siap melaksanakan tes sit up selama 1 menit.

6) Starter merangkap timer memberikan aba-aba “Siap – Ya” dan langsung menghidupkan stopwacht selama 1 menit.

7) Setelah aba-aba, peserta melaksanakan gerakan sit up sesuai dengan contoh gerakan yang benar.

8) Petugas pencatat hasil gerakan, mengawasi dan menghitung gerakan sesuai dengan perolehannya dan melaporkan kepada Ketua Tim untuk dicatat pada form yang telah disiapkan.

9) Setelah seluruh peserta melaksanakan tes sit up, Ketua Tim dan peserta tes menandatangani pada form yang tersedia serta langsung dilaksanakan entry data hasil tes sit up oleh operator.

10) Hasil tes sit up dicatat pada scoringboard serta proses pelaksanaannya didokumentasikan kedalam video.

11) Peserta tes diberikan kesempatan istirahat 5 menit sebelum melaksanakan tes berikutnya.

f) Pelaksanaan tes Push Up

1) Seluruh petugas penguji tes push up telah siap di tempatnya masing-masing. 2) Cek ulang peserta tes.

3) Arahan teknis pelaksanaan tes (saat melaksanakan gerakan tes, masker boleh dilepas, dan dipakai lagi setelah selesai).

4) Pemberian contoh gerakan yang benar dan yang salah.

5) Peserta secara berurutan siap melaksanakan tes push up selama 1 menit. 6) Starter merangkap timer memberikan aba-aba “Siap – Ya” dan langsung

menghidupkan stopwacht selama 1 menit.

7) Setelah aba-aba, peserta melaksanakan gerakan push up sesuai dengan contoh gerakan yang benar.

8) Petugas pencatat hasil gerakan, mengawasi dan menghitung gerakan sesuai dengan perolehannya dan melaporkan kepada Ketua Tim untuk dicatat pada form yang telah disiapkan, .

9) Setelah seluruh peserta melaksanakan tes push up, Ketua Tim dan peserta tes menandatangani pada form yang tersedia, serta langsung dilaksanakan entry data hasil tes push up oleh operator.

10) Hasil tes push up dicatat pada scoringboard serta proses pelaksanaannya didokumentasikan kedalam video.

(5)

berikutnya.

5

g) Pelaksanaan tes Shuttle Run

1) Seluruh petugas penguji tes shuttle run telah siap ditempatnya masing-masing. 2) Cek ulang peserta tes.

3) Arahan teknis pelaksanaan tes (saat melaksanakan gerakan tes, masker boleh dilepas, dan dipakai lagi setelah selesai.

4) Pemberian contoh gerakan yang benar dan yang salah. 5) Peserta secara berurutan siap melaksanakan tes shuttle run.

6) Starter merangkap timer memberikan aba-aba “Siap – Ya” dan langsung menghidupkan stopwatch

7) Setelah aba-aba, peserta melaksanakan gerakan shuttle run sesuai dengan contoh gerakan yang benar.

8) Petugas pencatat hasil gerakan, mengawasi dan mencatat waktu sesuai dengan perolehannya dan melaporkan kepada Ketua Tim untuk dicatat pada form yang telah disiapkan.

9) Setelah seluruh peserta melaksanakan tes shuttle run, Ketua Tim dan peserta tes menandatangani pada form yang tersedia, serta langsung dilaksanakan entry data hasil tes shuttle run oleh operator.

10) Hasil tes shuttle run dicatat pada scoringboard, serta proses pelaksanaannya didokumentasikan kedalam video.

11) Peserta tes diberi kesempatan untuk beristirahat (ishoma) dan akan berkumpul kembali pukul 14.00 wib untuk melaksanakan Tes Beladiri Polri.

TES ANTHROPOMETRIK / POSTUR TUBUH a. Tahap Persiapan :

1. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan administrativ.

2. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan fasilitas (ruangan, kamera, computer, kursi dan meja, kalkulator, lakban.) dan alat ukur/observasi (ukuran tinggi dan berat badan, simetrigraph, conformateur, penggaris, busur dan jangka).

3. Menyusun jadwal persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil tes 4. Komunikasi dan koordinasi intensif dengan fungsi dan personel terkait 5. Menyiapkan dan melaksanakan Rapat Koordinasi Panitia Penguji

6. Menyiapkan konteks pengumuman bagi calon anggota Polri pada saat pengumuman hasil tes sebelumnya sebagai persiapan Tes Kesamaptaan Jasmani

7. Melaksanakan cek dan kesiapan akhir terhadap perangkat penguji dan peralatan Tes yang diperlukan

b. Tahap Pelaksanaan

1. Seluruh panitia penguji telah tiba 30 menit sebelum Tes dimulai untuk diberikan arahan dan petunjuk pelaksanaan Tes sesuai dengan tugasnya masing-masing. 2. Pelaksanaan absensi dan pembagian ID Card bagi panitia penguji.

3. Selain panitia penguji dan pengawas tes dilarang memasuki lapangan.

4. Mengumpulkan seluruh peserta untuk diberikan pengarahan tentang pelaksanaan pemeriksaan anthropometri secara menyeluruh termasuk wajib menjalankan protokoler kesehatan masa pandemic covid-19 (pakai masker, jaga jarak, cuci tangan) 5. Pelaksanaan absensi dan pembagian peserta dalam kelompok tes

6. Persiapan pelaksanaan :

III

(6)

6

a) Pembagian kelompok peserta dalam kelompok kelompok kecil (10 orang)

b) Untuk persiapan pemeriksaan peserta pria menggunakan celana dalam dan peserta wanita menggunakan pakaian renang dengan tetap memakai tanda peserta

c) Pembagian kelompok pemeriksa

(1) Petugas pengelompokkan peserta 2 orang (2) Petugas pemandu peserta 5 orang

(3) Petugas pemeriksa kelainan tubuh 15 orang (4) Petugas sekretariat 5 orang

(5) Petugas Photo postur 6 orang (3 laki dan 3 perempuan) (6) Petugas pencatat scoringboard 2 orang

7. urutan pelaksanaan pemeriksaan

a) Peserta melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan pengelompokkan dan sesuai nomor urut ujian

b) Kemudian peserta berbaris menuju tempat pemeriksaan kelainan tubuh sebanyak 10 orang tiap kelompok

c) Setelah dilaksanakan pemeriksaan kelainan tubuh, petugas operator masing-masing tim melaksanakan entry data sehingga nilai kelainan tubuh langsung dapat didapatkan.

8. pemeriksaan untuk menentukan tipe tubuh (somatotype)

a) Mengukur tinggi dan Berat Badan (data didapatkan dari pengukuran awal oleh tim terpadu)

b) Hasilnya dicocokkan dengan tabel nilai somatotype untuk mencari rasio indek, dengan langkah langkah sebagai berikut :

(1) Tinggi badan dalam meter dirubah dalam ukuran inchi

(2) Berat badan dalam gram dipindahkan dalam ukuran meter kubik

(3) Tinggi badan dalam inchi dibagi berat badan dalam meter kubik akan menghasilkan angka Ratio Indeks.

c) Menentukan nilai tipe tubuh (somatotype) dengan mencari nilai tipe tubuh yang terdapat dalam tabel somatotype yang berdasarkan angka Ratio Indeks

d) Menentukan Kategori tipe tubuh (Endomorph, Mesomorph, Ectomorph).

e) Prosedur penilaian tersebut dilaksanakan secara aplikatif, sehingga dengan memasukkan data TB/BB nilai somatotype telah didapatkan.

9. Pemeriksaan kelainan tubuh dengan urutan sebagai berikut : a) Kepala Miring

b) Leher menjulur kedepan (Head Posture) c) Bahu Rendah (Shoulder Drop)

d) Bahu kedepan (Shoulder Thrust)

e) Lekuk tulang punggung kedepan (lordosis) f) Lekuk tulang punggung ke belakang (Kyposis) g) Tulang Belakang berbentuk S (Scoliosis) h) Dada pipih/ceking

(7)

j) Perut menonjol (Abdomina ptosis) 7

k) Tipe tubuh (gemuk/kurus) l) Pinggul (Hip Thrust) m) Keseimbangan panggul

n) Lulut maju kedepan (Knee Thrust) o) Kaki (X)

p) Kaki (O)

q) Arah telapak kaki

r) Telapak kaki datar (foot flat) s) Sikap

t) Cara berjalan

u) Kelainan lain ( mata juling, telinga lebar sebelah, gigi tongos, kulit, muka hitam/bercak bercak, tangan bengkok, jari tangan/kaki tidak dapat ditekuk, dll)

10. Cara penilaian kelainan tubuh

a) Untuk menentukan Nilai Kelainan bagian bagian tubuh dalam pengamatan berpedoman pada materi yang tertuang dalam formulir penilaian

b) Masing masing item mempunyai nilai yang bersifat mutlak, tetapi nilai dengan kategori terkecil yang dijumlahkan dan dirata rata adalah nilai akhir

c) Pemberian nilai dengan kategori kurang (0-40) haris dikoordinasikan sehingga terdapat kesepakatan bersama untuk menentukan nilai akhir.

d) Pelaksanaan Photo Postur diberlakukan terhadap seluruh peserta, yang dipergunakan sebagai perbandingan dengan penilaian melalui pengamatan kelainan tubuh oleh tim penguji.

11. Penilaian Akhir Anthropometri a) Kategori Penilaian (1) Baik Sekali (BS) = 81-100 (2) Baik (B) = 61-80 (3) Cukup (C) = 41-60 (4) Kurang (K1) = 21-40 (5) Kurang Sekali (K2) = 0-20

i. Nilai Akhir Anthropometri (NA) adalah gabungan Nilai Tipe Tubuh (NTT) dan Nilai Kelainan (NK) postur tubuh yang dijumlahkan dengan menggunakan rumus nilai akhir anthropometri (NA) pemeriksaan postur tubuh atau dengan rumus sebagai berikut :

(1) Bila NK dan NTT, keduanya atau salah satu memiliki nilai terkecil berada antara nilai 81-100, dengan rumus :

NK + NTT - 81 2

NA = --- + 81 2

(8)

8

(2) Bila NK dan NTT, keduanya atau salah satu memiliki nilai terkecil berada antara nilai 61-80, dengan rumus :

NK + NTT - 61 2

NA = --- + 61 2

(3) Bila NK dan NTT, keduanya atau salah satu memiliki nilai terkecil berada antara nilai 41-60, dengan rumus :

NK + NTT - 41 2

NA = --- + 41 2

(4) Bila NK dan NTT, keduanya atau salah satu memiliki nilai terkecil berada antara nilai 0-40, dengan rumus :

NK + NTT - 21 2 NA = --- + 21 2 TES RENANG a. Tahap Persiapan

1. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan administrativ.

2. Menginventarisir dan menyiapkan kelengkapan fasilitas (kolam renang, tenda, kamera, computer dan software, kursi dan meja, kalkulator, lakban, scoringboard) . 3. Menginventarisir dan menyiapkan peralatan kesehatan yang berkoordinasi

dengan Biddokkes Polda Jatim untuk mendukung protokoler kesehatan selama pelaksanaan tes (masker, thermogun, APD, handsanitizer, desinfektan, sabun tangan, bilik antiseptic, sarung tangan).

4. Menyusun jadwal persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil tes 5. Komunikasi dan koordinasi intensif dengan fungsi dan personel terkait 6. Menyiapkan dan melaksanakan rapat koordinasi panitia penguji

7. Menyiapkan konteks pengumuman bagi calon anggota Polri pada saat pengumuman hasil tes sebelumnya sebagai persiapan Tes Kesamaptaan Jasmani

8. Melaksanakan cek dan kesiapan akhir terhadap perangkat penguji dan peralatan Tes yang diperlukan

(9)

9

b. Tahap Pelaksanaan

1. Seluruh panitia penguji telah tiba 30 menit sebelum Tes dimulai untuk diberikan arahan dan petunjuk pelaksanaan Tes sesuai dengan tugasnya masing-masing. 2. Pelaksanaan absensi dan pembagian ID Card bagi panitia penguji.

3. Selain panitia penguji dan pengawas tes dilarang memasuki lapangan.

4. Mengumpulkan seluruh peserta untuk diberikan pengarahan tentang pelaksanaan tes renang secara menyeluruh dengan memperhatikan jaga jarak antar peserta.

5. Pelaksanaan absensi dan pembagian peserta dalam kelompok tes

6. Pembagian kelompok sesuai dengan urutan nomor ujian dengan lebih memperhatikan peserta yang ragu ragu dan tidak bisa, (tiap kelompok terdiri dari 5 orang).

7. Peserta secara berurutan melaksanakan tes renang sepanjang 25 meter dengan posisi start di kedalaman 1,5 M sampai finish.

8. Starter memberikan aba-aba “Bersedia - Siap - Ya” dan timer langsung menghidupkan stopwatch/free stopwatch untuk mencatat waktu / jarak yang berhasil ditempuh oleh peserta tes.

9. Setelah aba-aba, peserta melaksanakan gerakan sesuai dengan gaya yang dikuasainya dan diikuti oleh regu penyelamat sejumlah peserta yang berenang, sedangkan juri kedatangan bertugas menentukan kedatangan peserta sesuai dengan urutannya.

10. Para timer mencatat dan melaporkan hasilnya pada ketua tim untuk dituangkan pada form yang telah disiapkan,.

11. Setelah seluruh peserta melaksanakan tes renang, ketua tim dan peseta tes menandatangani hasilnya pada form yang tersedia dan disaksikan oleh pengawas internal dan eksternal.

12. Hasil tes renang dicatat pada papan scoringboard, selanjutnya berkas form tes renang dibungkus rapi, disegel dan ditandatangani Ketua Tim Jasmani, pengawas internal dan eksternal.

13. Peserta dikumpulkan untuk diberikan pengarahan tentang proses evaluasi dan pengumuman hasilnya.

EVALUASI AKHIR HASIL TES

Tahap Evaluasi Akhir hasil tes dari jenis dan strata pendidikan dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :

1) Koordinasi dan komunikasi intensif dengan fungsi dan personel terkait untuk kesiapan pelaksanaan evaluasi secara terbuka yang dihadiri oleh pengawas internal.

2) Menyiapkan kelengkapan administrativ (form berita acara hasil pelaksanaan tes, hasil evaluasi dan form laporan) software dan peralatan lainnya.

3) Pelaksanaan evaluasi oleh tim teknis jasmani yang disaksikan dan diawasi oleh pengawas internal dan petugas lainnya yang ditunjuk.

4) Pengajuan konsep hasil Tes Kemampuan Jasmani kepada Sekretaris Panda Jatim untuk dilaporkan dan disahkan dalam Keputusan Kapolda Jatim.

5) Laporan Hasil ke Panpus / Mabes Polri.

VI.

(10)

Surabaya, Februari 2013 10

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian prosedur tes masing masing item, maka pelaksanaan maupun penilaian tes kemampuan jasmani calon Pegawai Negeri pada Polri, sebagai berikut :

Calon Pegawai Negeri pada Polri

Calon Bintara, Tamtama, Akpol dan PPSS a) Jenis Tes :

(1) Tes Kesamaptaan Jasmani meliputi : (a) Tes A : Lari 12 menit;

(b) Tes B : Pull up / chinning; Sit up / modifikasi sit up; Push up / modifikasi push up; Shuttle run;

(2) Pemeriksaan Anthropometri / Postur Tubuh : (a) Pengukuran somatotype;

(b) Penilaian kelainan tubuh. (3) Tes Renang;

b) Rumus perhitungan penilaian : (1) Nilai Akhir Jasmani (NAJ) adalah :

NA = (Nilai Tes A)+(Rata rata Tes B) 2

(2) Nilai Anthropometri adalah nilai gabungan dari pengukuran somatotype dan kelainan tubuh dan diformulasikan sesuai dengan rumus (sesuai penjelasan di atas);

(3) Nilai Renang dihitung berdasarkan waktu tempuh 25 m dan hasilnya dicocokkan dengan nilai pada tabel.

(4) Rumus pehitungan Nilai Akhir adalah :

NA = (Nilai jasmani x70) + (Nilai anthro x20) + (Nilai renang x10) 100

PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) Tes Kemampuan Jasmani bagi Pegawai Negeri pada Polri maupun Calon Pegawai Negeri pada Polri dalam masa pandemic covid-19 disusun untuk dijadikan pedoman pelaksanaan seleksi maupun Tes Jasmani dalam rangka memilih peserta yang memiliki kemampuan jasmani sesuai standar yang telah ditentukan.

VII.

Surabaya, Juni 2020

KABAG WATPERS RO SDM POLDA JATIM

BUDI SANTOSA, S.I.K., M.H..

(11)

Referensi

Dokumen terkait