• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

Identitas Indo Pada Lagu Ricky Risolles

Jurnal Akademik

Hemanda Prasetia 1006702355

Pembimbing

Dr. Lilie Mundalifah Roosman 196409201994032001

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Belanda

Depok Agustus 2014

(2)

Contoh halaman pengesahan untuk makalah:

HALAMAN PENGESAHAN

fa,ya ilmiah ini diajukan oleh Nama

NPM

Program Studi Fakultas Jenis Karya

Nama Mata Kuliah Judul Karya Ilmiah

t(fpr.tApn*

Pl4s,gEnA'

toob?ozjE5

QuEnda

lLuv

P€NGEfAfiu{tN BoD,IYA Makalah Non Seminar

Sosro - alNau{srtK

to€NTlfA<

lropo

?xpt+

UWU

Lprtv

kW

pNOLL.6

Telah

disetujui

oleh dosen pengaJar

mata

kuliah untuk diunggah

di

lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya imiah sivitas akademika Universitas Indonesia

.r1

,'2

C

--'-j'

Dosen Mata

Kutiah

, .L.'.U..e

..U.,..Rc!s3.fr

M,t

...,..t*uno, ,**i1...,..1

Ditetapkan

di

: ..?.*.f.:.h

ranggar

'.?7...!fr..Y.:.fu5 ,$tL{

(3)

Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini.: ftear.rH u

un

P&AS€r1A

toob+orTE\ Buandta. t'A<{x-A

iLMu Pe lir{r€1-Aktt'Ad boqaY A

S kri p s i/Tes i r/o i r..tu, i

(f ilLly'

\---l

demi

pengembangan

ilmu

pengetahuan, menyefujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right)

atas karya ilmiah saya yang berjudul:

tD6JJrrti-.+J

lNoo

PdIDA Lrpr

r

L*6u

KicKY

Ugou-ffi

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan flama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Pada tanggal Depe't :..{},,..19v.s.?,{ nyatakan MAVs-lAh N

on

Jelutna-r

(4)

FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS

menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk (pilih salah satu dengan memberi tanda silang).

Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) sa1a.

Tidak dapat diakses di UIANA karena:

n

Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu yang bersifat konfidensial.

!

Akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak PateniHak Cipta hingga tahun ...

n

Akan dipresentasikan sebagai makaiah pada Seminar Nasionalyaitu: yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan tahun ...

n

Akan ditulis dalam bahasa lnggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar lnternasional yaitu:

yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan tahun ...

!

Akan diterbitkan pada Jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas di Ul yaitu: yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan ...,... tahun

I

Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:

yang diprediksi akan dipublikasikan pada

bulan

tahun ...

n

Akan ditulis dalam bahasa lnggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal lnternasional yaitu: yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan ... iahun

Depok,,lJ:

X.

n

1

Lt(rE

-

144

f/o

oSr'n,+-y/

(5)

Identitas Indo Pada Lagu Ricky Risolles

Hernanda Prasetia

Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

.

Email: hernanda_prasetia@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas kebudayaan seseorang dari karya yang dibuatnya.. Objek dari penelitian ini ialah seorang penyanyi asal Belanda generasi ketiga Indo yang bernama Ricky Risolles. Ia banyak menulis lagu yang bertema Indonesia dengan menggunakan struktur kalimat bahasa Belanda dan dengan beberapa kosa kata Bahasa Indonesia. Melalui teori kedwibahasaan, ditemukan bahwa Ricky merupakan seorang Indo yang tidak melupakan karakteristik kebudayaannya walaupun ia generasi ketiga.

Indo’s Identity in Ricky Risolles’ Songs

Abstract

The purpose of the research is to determine someone culture identity from his or her work. The object of this research is a Dutch singer and song writer, Ricky Risolles, the third generation of Indo. He has written many songs about Indonesia and he made the songs by mixing Dutch sentence structure wiith a Indonesian words. Through bilingual theory it is found that eventhough Ricky is the third generation Indo, he hasn’t forgotten the characteristics of the Indonesian culture.

(6)

2

Pendahuluan

Belanda merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan multikultural. Banyak terdapat berbagai etnis yang tinggal di Belanda. Kelompok-kelompok etnis tersebut telah memberikan sumbangan pada karya-karya seni budaya Belanda, misalnya karya sastra. Banyak penulis terkenal yang muncul dari kelompok migran, contohnya adalah Kader Abdollah yang berasal dari Turki. Kelompok lain misalnya kaum Indo, kelompok yang kini sudah memiliki generasi ketiga. Kelompok Indo ini juga banyak memberikan sumbangan pada karya sastra Belanda melalui penulis-penulisnya seperti Ella S. Hasse, Adrian Van Dis, Marion Bloem, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa kelompok penulis ini merupakan generasi kedua dari kelompok Indo.

Kelompok Indo generasi ketiga tidak banyak dikenal orang. Generasi ini memang tidak terlihat terlalu aktif seperti genersi kedua yang banyak membuat tulisan-tulisan yang bertemakan Indo maupun kenangan akan Hindia – Belanda. Salah satu dari generasi ketiga Indo yang muncul dan menampilkan dirinya kepada publik ialah Ricky Risolles. Ia adalah seorang penyanyi berlatar belakang Indo yang mencoba untuk menampilkan jiwa Indonya lewat lagu yang ia ciptakan. Kebudayaan Indo ini juga memberikan pengaruh terhadap bahasa Belanda lewat beberapa kata pinjaman yang diambil dari bahasa Indonesia atau Melayu.

Artikel ini akan memaparkan bagaimana generasi ketiga Indo, yang diwakili oleh Ricky Risolles, menunjukan identitas dirinya sebagai keturunan Indo. Selanjutnya akan diidentifikasi kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia yang digunakan pada ketiga teks lagu Ricky Risolles (Mijn Soto, Poco-poco Style dan Mijn Indisch Hart(-tje)). Ketiga lagu itu memiliki jumlah penonton (viewed) terbanyak di antara lagu-lagu Ricky Risolles lainnya pada situs youtube.com. Oleh karena itu, ketiga judul lagu Ricky Risolles tersebut dipilih sebagai sumber penelitian artikel ini. Penelitian kecil ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Korpus dan data yang digunakan bersumber dari buku, internet, dan sumber lain, kemudian penulis mendeskripsikan analisis yang sudah diperoleh.

Ricky Risolles

Ricky Risolles lahir pada tanggal 11 November 1978 di sebuah desa di Rotterdam. Ia merupakan generasi ketiga kaum Indo yang dibesarkan dengan didikan Indo. Ricky merasa senang apabila di rumahnya diselenggarakan pesta dengan acara makan-makan. Sewaktu kecil Ricky menganggap kebudayaan Belanda aneh, karena jika orang Belanda mengadakan

(7)

3

pesta, sajian yang disediakan hanya kopi dan kue. Ricky berpendapat bahwa pesta yang sebenarnya adalah dengan sajian berbagai macam jenis makanan. Sama seperti mayoritas orang Indo lainnya, secara perlahan ia mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat

tinggalnya. Ricky hidup dengan dua kebudayaan yakni Belanda dan Indo.1

Dari musik video Ricky Risolles di situs youtube.com, Ricky menunjukkan jiwa Indonya dengan membuat lagu-lagu yang berkaitan dengan Indonesia, negara asal kakek-neneknya. Sebagian besar video-video klipnya, menunjukkan bahwa dia merupakan generasi ketiga Indo. Dalam video klip ‘Mijn Indisch Hart (-tje)’ Ricky mengenakan kostum klub sepak bola

Sriwijaya Fc2 dan pada bagian punggung tertulis ‘Ricky Risolles, 3, generatie’. Lalu pada

lagu ‘Mijn Soto’ Ricky mengenakan sweater putih dan pada bagian depan tertulis ‘generatie 3’.

Sudah banyak lagu yang ia ciptakan dan sebagian besar berkaitan dengan kebudayaan Indo dan Indonesia. Berikut merupakan lagu-lagu yang ia ciptakan:

1. Mijn Indisch Hart(-tje) (bersama Louis Drabe)

2. Goddank, Ik Ben een Indo boy

3. Ik Wil Ricky Risolles (bersama Yasmin)

4. Mijn Soto

5. Poco-Poco Style

6. Zij Is Cantik

Ricky menulis lirik-lirik lagunya dalam bahasa Belanda, namun ia juga menggunakan beberapa kosa kata yang berasal dari bahasa Indonesia. Dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai penggunaan kedua bahasa ini dalam lirik lagu yang diteliti dan keterkaitannya dengan latar belakang sosial penulis lagu yang menjadi objek penelitian ini.

Kebudayaan Indo

Menurut Djoko Soekiman (2000: 8-9) kata Indo berasal dari bahasa Belanda yaitu Nederlandisch Indië atau Hindia-Belanda yang merupakan nama daerah jajahan Belanda di seberang lautan yang secara geografi meliputi jajahan di kepulauan yang disebut

1 Ricky Risolles (http://rickyrisolles.nl/over-ricky-risolles/) diakses pada 23/12/2013 jam 15:31 WIB 2 Sriwijaya Fc merupakan klub sepakbola asal Indonesia yang berasal dari kota Palembang (wikipedia.com)

(8)

4

Nederlandsch Oost – Indië , untuk membedakan dengan satu wilayah jajahan lain yang disebut Nederlandsch West – Indië yang meliputi wilayah Suriname dan Curasao. Perpaduan antara golongan Belanda dan golongan Hindia Belanda inilah yang disebut kebudayaan Indo. Percampuran ini meliputi berbagai unsur kebudayaan.

Kedatangan bangsa Belanda di Hindia-Belanda diawali oleh para pedagang asal Belanda dan para pejabat VOC. Rombongan ini selanjutnya diikuti oleh para rohaniawan katolik dan protestan. Dari sanalah muncul pergesekan kebudayaan atau akulturasi yang menimbulkan kebudayaan campuran, dalam hal ini kebudayaan Indo. Menurut Koentjaraningrat (1996 : 155) akulturasi adalah istilah dalam antropologi yang mencakup konsep mengenai proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan kepada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri.

Di Belanda sendiri, masuknya budaya Indo pertama kali terjadi karena adanya migrasi besar-besaran orang Indo Eropa ke Belanda beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, antara

tahun 1945 – 1965.3 Salah satu latar belakang migrasi besar-besaran tersebut adalah

ketakutan kaum Indo di Indoneia yang seringkali dianggap sebagai pro Belanda. Orang pribumi asli banyak yang mencurigai kaum Indo karena perawakannya dan gaya hidupnya yang menyerupai bangsa Belanda. Atas alasan itu pula terjadi permusuhan antara kedua pihak (kaum pribumi asli dengan kaum Indo/orang Indonesia yang dianggap pro Belanda). Masa itu menjadi titik awal migrasi besar–besaran bagi kaum Indo maupun orang Hindia-Belanda lainnya yang memilih untuk tinggal di Belanda. Amin Mudzakir menyebutkan data mengenai jumlah kaum Indo dan orang Maluku generasi pertama yang ada di Belanda hingga tahun 1970. Jumlah kaum Indo generasi pertama hingga tahun 1970 mencapai 204.000 jiwa dan orang Maluku sebanyak 25.900 jiwa.

Proses akulturasi kebudayaan Belanda dan kebudayaan Indonesia khususnya Jawa, menurut Djoko Soekiman (2000) berkaitan dengan tujuh unsur berikut ini :

1. Bahasa

Masyarakat pendukung kebudayaan Indo memunculkan bahasa Pijin atau campuran yang dipergunakan oleh keturunan Belanda dengan ibu Jawa atau keturunan Cina dan

3 Sidjaja, Calvin Michel (2011). "Who is responsible for ‘Bersiap’?". The Jakarta Post, edisi 22 Oktober 2011.

(9)

5

Timur Asing. Bahasa Pijin ini muncul umumnya karena situasi keadaan kebahasaan yang darurat, seperti kolonialisme dan komunikasi dagang. Banyak terjadi perdagangan antar bangsa pada masa awal kedatangan bangsa asing ke Indonesia. Untuk mempermudah perdagangan tersebut maka masing-masing bangsa mempermudah bahasanya dalam bidang tata bahasa dan kosa-katanya agar dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa Pijin yang digunakan oleh masyarakat Indo ini dinamakan bahasa percakapan Petjoek. Bahasa ini menggunakan kosa kata bahasa Belanda, namun struktur tata bahasanya lebih dekat ke bahasa Jawa.

2. Kelengkapan hidup

Kelengkapan hidup yang dimaksud di sini adalah semua hasil cipta yang digunakan untuk melindungi, melengkapi sarana hidup sehingga memudahkan hidup manusia. Hasil cipta tersebut dapat berupa: rumah tempat tinggal dengan bangunan besar, luas, dan mewah (Indische Landhuizen), kelengkapan rumah tangga (meja, kursi dan peralatan lainnya), pakaian, senjata, dan lain sebagainya. Kelengkapan rumah tangga atau yang lazim disebut perabotan rumah tangga mulai digunakan setelah orang Eropa datang ke Nusantara, awalnya oleh para bangsawan dan prijaji, kemudian disebut dengan mebulair. Penggunaan perabotan rumah tangga semakin berkembang hingga merambah ke kaum Indo. Mebulair yang dibuat di Hindia-Belanda menggunakan kayu dengan kualitas terbaik yang memiliki perpaduan ukiran khas Jawa dan motif Eropa.

Para prijaji, bangsawan, dan kaum Indo menghidangkan makanan keluarga dengan menu campuran Eropa dan Jawa seperti biefstuk, risoles, soep, dan sebagainya.

3. Mata pencaharian

Pada abad ke- 18 dan 19, VOC yang mencapai puncak kejayaannya dan pemerintah Belanda yang memperkokoh kekuasaannya di Nusantara mengutamakan penaklukan wilayah dari tangan bangsa pribumi dan merebut perdagangan rempah-rempah dari bangsa saingannya Portugis dan Inggris. Untuk kepentingan-kepentingan tersebut maka diperlukan perluasan jumlah personel angkatan bersenjata dan pegawai sipil, baik dari Eropa maupun pribumi. Akibatnya muncullah mata pencaharian baru bagi masyarakat pribumi seperti pekerja administrasi, militer, dan swasta seperti prajurit sewaan, pejabat administrasi pemerintahan dan tenaga kasar.

(10)

6

4. Pendidikan dan pengajaran

Salah satu sekolah yang memiliki pengaruh Belanda terhadap Indonesia adalah sekolah yang didirikan di wilayah pabrik gula Gondang Lipuro, Yogyakarta pada tahun 1910-1930. Sistem pendidikannya tidak hanya dilakukan dengan budaya setempat tetapi juga dengan budaya barat. Percampuran kebudayaan ini tidak mengubah sendi-sendi budaya Jawa, misalnya dalam hal berpakaian, bahasa logika, materi bacaan, menulis, dan berhitung, yang pengajarannya dilakukan oleh guru-guru pibumi. Gaya pendidikan barat pada sekolah tersebut terlihat dari cara berpikir dan agama. Van der Deijl (1930: 244–245) menuliskan keterkaitan pendidikan dengan sarana kesehatan. Inti dari tulisan itu adalah peran bangsa Eropa (Belanda) dalam bidang kesehatan di Ganjuran. Belanda mengajarkan para pribumi untuk meningkatkan keselamatan dalam persalinan. Setelah itu munculah poliklinik, pendidikan perawat, dan bidan berdasar ilmu pengetahuan barat.

5. Kesenian

Kemampuan dan kemahiran berkesenian pada suku Jawa sudah sangat tinggi sebelum kehadiran bangsa Eropa, baik seni pertunjukan maupun seni rupa. Bangsa Eropa banyak berperan dalam memajukan kembali usaha kerajinan dengan mengadakan berbagai macam pameran (tentonstelling) di museum-museum. Pemerintah Belanda juga mengembangkan pendidikan seni kerajinan, bahkan mencarikan pasar di Eropa. Salah satu kesenian orang Indo adalah musik tanjidor yang sekarang cenderung memudar. Musik itu dipengaruhi oleh aliran Brass-Band dari Eropa. Bentuk paduan irama musik dengan gerak tari dalam teater melahirkan ciri Indo, yang dikenal sebagai komedi stamboel. Selain itu dari bentuk musik sendiri dalam hal ini orkes keroncong, melahirkan apa yang dinamakan stamboelan.

6. Ilmu pengetahuan dan kemewahan gaya hidup

Orang Belanda merupakan pionir dalam bidang perkebunan di Hindia Belanda. Banyak tempat di Hindia Belanda yang dijadikan sebagai tempat pembudidayaan tanaman, salah satunya adalah budidaya ulat sutera di Tangerang. Budidaya ulat sutera tersebut merupakan yang pertama di Hindia Belanda, yang kemuudian terkenal di Eropa.

(11)

7

Pembangunan rumah pesanggrahan dengan halaman yang sangat luas banyak dilakukan pada jaman Hinda Belanda. Pesanggrahan ini mulanya merupakan tanah hadiah serupa dengan hutan yang kemudian dibangun tempat tinggal dengan ukuran yang sangat besar. Pada masa itu penduduk Batavia dapat menikmati indahnya bangunan pesanggrahan gaya kompeni atau Indo yang mengintip dari balik rimbunan pepohonan.

7. Religi

Agama Kristen dan Katolik yang dipadukan dengan unsur-unsur kebudayaan Jawa merupakan salah satu akibat akulturasi Belanda dan penduduk pribumi. Persebaran agama Nasrani Katolik di Jawa Tengah, khususnya di Yogyakarta, diawali pada tahun 1534 oleh bangsa Portugis di Nusantara. Sedangkan Fransiscus Van Lith, S.J. merupakan tokoh pertama yang menyebarkan agama Katolik yang disesuaikan dengan kepribadian penduduk Jawa. Proses penyebaran agama Katolik itu dilakukan dengan berbagai cara, termasuk sinkretisme dengan kebudayaan dan kesenian setempat. Menurut Robert J. Schreiter, yang dikutip oleh Djoko Soekiman (2000 : 110), sinkretisme merupakan perpaduan antara dua unsur budaya dan agama. Bukti fisik dari perpaduan dua unsur tersebut terlihat pada Gereja Hati Kudus di Ganjuran Yogakarta. Gereja ini bergaya arsitektur Jawa yang dibangun di dalam satu kompleks dengan rumah sakit, asrama putri dan sebuah bangunan yang berbentuk candi kecil tetapi dengan lambang-lambang agama katolik yang disebut monumen Hati Kudus.

Generasi ketiga Indo

Generasi Indo pertama adalah orang-orang Indo yang lahir pada jaman Hindia – Belanda termasuk mereka yang ikut mengalami penjajahan Jepang serta ikut berperang melawan sekutu. Generasi kedua lahir pada saat perang dunia II, sebagian lahir di Hindia – Belanda dan sebagian lagi lahir di Belanda. Biasanya salah satu orang tua mereka pernah tinggal di Hindia – Belanda dan ikut berperang. Orang-orang dari generasi kedua ini masih merasakan adanya ikatan dengan Hindia – Belanda, mereka meluangkan waktu pergi ke Indonesia, membaca literatur Indo dan meneliti sejarah Hindia – Belanda. Akan tetapi sebagian dari mereka sudah acuh tak acuh terhadap latar belakang mereka. Sementara generasi ketiga adalah generasi yang tahu bahwa mereka keturunan Indo hanya dari cerita saja. Akibatnya

(12)

8

karakter Indo hanya mereka peroleh dari proses penceritaan keluarga dan etnisitas. Jika generasi pertama dan kedua sadar mereka keturunan Indo, tidak begitu dengan generasi ketiga. Penampilan generasi ketiga ini sudah seperti orang Belanda, tetapi mereka masih

sedikit memiliki rasa sebagai orang timur. 4

Generasi kedua pernah mengkritik generasi ketiga yang menurut mereka sangat jarang terlihat pada teks literatur. Hal tersebut ditentang oleh Esther Captain melalui essaynya yang berjudul ‘Indo rulez’ (Indische Letteren, 2003). Perlu diketahui bahwa Captain merupakan generasi ketiga indo. Ia melontarkan pertanyaan Waar blijft de derde generatie? (Kemanakah generasi ketiga?). Pertanyaan tersebut memilki maksud mengklarifikasi keberadaan dari generasi ketiga Indo. Captain menjawab kritik dari para generasi kedua dengan mengatakan bahwa para generasi kedua seperti Marion Bloem, Adrian Van Dis, dan Ernst Jansz, melakukan debut yang terlambat dalam menulis. Sebagian dari mereka telah mendekati umur 40 dan sebagian lagi telah melewati umur tersebut ketika memulai debut menulis. Di samping itu para generasi ketiga Indo harus bersaing dengan peuulis-penulis muda yang berasal dari luar Belanda (penulis-penulis migran). Penerbit tentu lebih memilih menerbitkan tulisan dari para orang-orang Belanda baru. Captain menyatakan Het Indische verhaal is toch al verteld? (Cerita Indo sudah pernah diceritakan, bukan?). Captain menuliskan bahwa hasil karya dari generasi ketiga Indo kini sudah berubah bentuknya, sebagai contoh adalah teks lagu rap atau bahasa-bahasa chat yang dapat dilihat sebagai sebuah ungkapan sastra baru. Banyak pemuda-pemuda Indo memiliki profesi sebagai musisi, aktor/ aktris, presentator, penari dan ada juga yang bercerita, tentu dengan cerita yang berbeda-beda pula. Mereka tidak mempublikasikan karya mereka di toko buku, tetapi mereka banyak mempublikasikan karya-karyanya melalui internet. Internet memiliki peran penting pada pembentukan identitas anak muda, begitu pula bagi anak-anak Indo. Para generasi ketiga membentuk identitas Indo mereka dengan cara lain, yakni dengan dunia multimedia (Iburg 2013).

Kedwibahasaan

Musyken (2002) menyatakan bahwa masyarakat dwi bahasa dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yakni tipe I, II dan III. Pada tipe I terdapat dua kelompok masyarakat. Kelompok pertama adalah sekelompok orang yang berbicara bahasa A. Sementara itu, kelompok kedua berbicara bahasa B. Kontak antara kedua kelompok dapat terus dilakukan apabila ada

4 Lihat Tanti Johana, 2003 (http://arsitekturindis.wordpress.com/2003/01/05/masyarakat-indis/) diakses pada

(13)

9

segolongan orang yang memiliki kemampuan kedua bahasa tersebut dan kemungkinan ia berprofesi sebagai penerjemah. Tipe I muncul jika ada pemisahan yang sangat keras terhadap kondisi geografis atau sosial budaya yang terjadi antara kedua kelompok tersebut, contohnya adalah yang terjadi di Belgia, yakni antara wilayah Wallonia dan Flandria. Kemudian pada tipe II hampir semua masyarakat memiliki kemampuan dua bahasa/ dwi-bahasa. Contohnya adalah di negara-negara di Afrika yang sangat multilingual. Pada tipe III satu kelompok berbicara satu bahasa (bahasa A) sedangkan kelompok lainnya berbicara baik bahasa A maupun bahasa B. Contohnya adalah Belanda. Sebagian besar penduduknya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Belanda, namun terdapat kelompok-kelompok penduduk yang menggunakan bahasa lain. Contohnya bahasa Fris dan Turki (Musyken 2002: 346). Orang-orang yang di kehidupan sehari-harinya (harus) menggunakan dua bahasa yang ditukar disebut bilingual/ dwibahasa (tweetallig) (Musyken 2002: 351).

Dari kedwibahasaan tersebut muncul banyak kasus seperti adanya orang-orang yang, dalam percakapan atau bahasa tulisan, menukar satu bahasa ke bahasa lainnya. Ada yang mengganti keseluruhan kalimatnya ke dalam bahasa lain atau hanya mengganti kosa katanya saja. Pengalihan satu bahasa pada bahasa yang lain disebut alih kode. Alih kode dapat terjadi antar kalimat namun juga dapat terjadi dalam kalimat (Musyken. 2002: 354). Sementara campur kode dalam kamus linguistik (Harimurti, 1984: 32) memiliki dua arti, yakni interferensi dan penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya. Juga ada istilah kata pinjaman, yakni kata-kata dalam bahasa lain yang dipakai pada suatu bahasa karena tidak adanya padanan kata yang sejenis. Kata pinjaman muncul pada beberapa bidang, contohnya adalah pada bidang yang berkaitan dengan komputer dan teknologi informasi bahasa Indonesia meminjam kata; website, attachment, delete, shift, keyboard, power point dan lain sebagainya. Dari kata pinjaman ini ada yang telah berubah bentuknya mengikuti bahasa yang meminjam. Contohnya adalah kata ‘pos‘ dalam bahasa Indonesia yang dipinjam dari bahasa Belanda post. Terdapat penghilangan konsonan ‘t’ pada kata ‘post’ (Muysken, 2002 : 355)

Unsur Indo pada ketiga Lagu Ricky Risolles

Sebagai seorang penyanyi keturunan Indo generasi ketiga Ricky Risolles menggunakan jaringan multimedia atau internet untuk menampilkan hasil karya-karyanya. Ia menggunakan

(14)

10

berbagai macam media sosial online seperti youtube, facebook, dan twitter untuk memperlihatkan lagu-lagu yang telah ia buat. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Esther Captain (2003) bahwa generasi ketiga mulai membawa hal-hal baru tanpa menghilangkan keindoannya, Risolles membuat lagu-lagu yang didalamnya hampir selalu ada kata-kata yang berasal dari bahasa Indonesia.

Tema yang ia bawa pada lagu-lagu yang ia buat sebagian besar bertema Indo dan Indonesia. Pada ketiga lagu yang dijadikan objek penelitian ini; Mijn Soto, Poco-poco Style, dan Mijn Indisch Hart (-tje), Risolles bercerita tentang makanan, kebudayaan-kebudayaan Indonesia (tari poco-poco, pijit), dan identitasnya sebagai keturunan Indo. Pada ketiga lagu ini muncul kata-kata yang dipinjam dari bahasa Indonesia. Berikut adalah tabel kata-kata pinjaman tersebut ;

Tabel 1

Penggunaan Kata-kata Pinjaman

Mijn Soto Poco-poco Style Mijn Indisch Hart (-tje)

No.

Kata dalam lirik lagu asli

Bahasa Indonesia

Kata dalam lirik lagu asli

Bahasa Indonsia

Kata dalam lirik lagu asli

Bahasa Indonsia

1. Aduh Aduh Tjendol Cendol Kumpulan Kumpulan

2. Rumah Rumah Sateh Sate Gila Gila

3. Soto ayam Soto Ayam Sarong Sarung Pukulan Pukulan

4. Kamppong Kampung Hitam Hitam Pedis Pedas

5. Cepat Cepat Putih Putih Tjedorr Jedor

6 Rempeyek Rempeyek Tjeplok Ceplok Olèh olèh Oleh-oleh

7. Belanda Belanda Nyonya-nyonya

Nyonya-nyonya Ajam Ayam

8. Bodo Bodoh Krontjong Keroncong Kenapa Kenapa

9. Soe oen So’un Bakar Bakar

10. Tauge Tauge Satéh Sate

11. Sereh Sereh De babi panggang Babi

Panggang

12. Ketoembar Ketumbar Jam karet Jam karet

(15)

11 14. Koenjit Kunyit 15. Pedis Pedas 16. Jowo Jawa 17. Lontong Lontong 18. Gosong Gosong 19. Bolong Bolong 21. Sombong Sombong

Cara Ricky Risolles memperlihatkan keindoannya terlihat pada karyanya, yaitu penggunaan kosa kata Bahasa Indonesia yang sebenarnya memiliki padanan kata dalam bahasa Belanda seperti ‘ketoembar’, ‘djinten’, ‘koenjit’. Ketiga kata tersebut memiliki

padanan bahasa Belanda; coriande, komijn dan kurkuma. Ricky menggunakan kata-kata

yang berasal dari bahasa Indonesia untuk menyebutkan beberapa kata yang berkaitan dengan makanan. Beberapa dari kata tersebut tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Belanda, seperti: ‘soto ayam’, ‘tjendol’ (cendol), ‘sateh’ (sate), ’lontong’,

‘soe’oen’ (so'un), ‘tauge’, ‘sereh’, dan ‘rempeyek’. Ricky menggunakan kosa kata

bahasa Indonesia dengan menggunakan bunyi ejaan bahasa Belanda, misalnya kata

‘djinten’ (jinten), ‘ketoembar’ (ketumbar) dan 'koenjit' (kunyit). Kata-kata Indonesia

lain yang digunakan Ricky Risolles yang memiliki padanan dalam bahasa Belanda

misalnya: ‘kenapa’ Bld. waarom; 'pedis’ Bld. Pittig; 'makan’ Bld. eten; 'gosong’ Bld.

aangebrand; 'cepat' Bld. snel.

Ricky menggunakan kosa kata Bahasa Indonesia untuk menunjukan identitas Indonya yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia. Cara yang berbeda dibanding generasi sebelumnya (generasi kedua) yang lebih banyak terlihat jiwa Indonya pada karya literatur mereka yang banyak menceritakan tentang ingatan pada suasana Hindia-Belanda. Generasi ketiga Indo, seperti Ricky Risolles, barangkali tidak memiliki kenangan akan suasana Hindia-Belanda seperti generasi kedua. Oleh karena itu mereka menunjukkannya dengan cara lain, misalnya Ricky Risolles menggunakan kata-kata berbahasa Indonesia pada lirik-lirik lagu yang ia buat.

Mengacu dengan apa yang dijelaskan oleh Djoko Soekiman, proses akulturasi kebudayaan Belanda dengan Indonesia (Hindia-Belanda) mencakup beberapa hal, salah

(16)

12

satunya adalah bahasa. Unsur bahasa tersebut juga termasuk pada Ricky Risolles dalam karya-karya lagunya. Pada ketiga lagu yang dijadikan bahan analisis, terdapat percampuran bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Belanda. Ia menggunakan beberapa kosa kata bahasa Indonesia pada lagu-lagunya. Namun berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh Djoko Soekiman, Ricky Risolles menggunakan bahasa tidak dalam situasi keadaan kebahasaan yang darurat, seperti kolonialisme dan komunikasi dagang. Ricky menggunakan bahasa campuran ini hanya untuk menunjukkan identitas dirinya pada lingkungan bahwa dia adalah keturunan Indo.

Lirik-lirik lagu yang dibuat oleh Ricky Risolles dapat juga dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Musyken mengenai ke-dwibahasaan. Ricky Risolles mendekati kriteria/ciri-ciri dari masyarakat tipe III. Ricky Risolles hidup dalam masyarakat yang berbicara satu bahasa, bahasa Belanda, sedangkan dalam keluarganya yang Indo bisa jadi Ricky Risolles berbicara baik bahasa Belanda maupun bahasa Indo, campuran bahasa Belanda dan bahasa Indonesia.

Ricky Risolles menggunakan lagu untuk menunjukan bahwa dia adalah keturunan Indo. Berbeda dengan generasi Indo sebelumnya yang muncul ke masyarakat melalui karya sastra atau literatur, Ricky menggunakan media internet seperti situs jejaring sosial facebook, youtube, twitter untuk memperlihatkan karya yang telah dibuatnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Captain (2003) bahwa generasi ketiga Indo, tampil sebagai seorang artis/aktor, pemusik, dan lain sebagainya yang tetap menampilkan karakter Indo pada setiap profesi yang dilakukan. Ricky Risolles selalu mengunggah karya-karyanya (lagu, cerita, dan kehidupan Indonya) pada situs video online youtube.

Kesimpulan

Kebudayaan Indo hingga saat ini masih dapat dirasakan, karena disuarakan oleh generasi ketiga. Pada generasi ini ciri-ciri dari kebudayaan Indo muncul dengan cara yang baru. Generasi ketiga Indo, termasuk Ricky Risolles, menggunakan teknologi modern untuk memperlihatkan karya-karyanya pada masyarakat. Keberadaan jejaring media sosial merupakan faktor penting bagi para generasi ketiga Indo untuk menunjukan ciri/ identitasnya.

(17)

13

Ciri Indo yang diperlihatkan oleh Ricky Risolles pertama-tama adalah tema lirik lagu yang ia ciptakan. Selain dengan sengaja menunjukan bahwa dirinya memiliki darah Indo (Mijn Indisch hartje, Ik ben een Indo boy), Ricky juga menampilkan budaya Indonesia pada beberapa lagunya (Mijn soto, Poco-poco Stijl). Ciri Indo juga tampak dari bahasa yang ia gunakan pada lagunya. Ia menggunakan bahasa Belanda dengan penambahan banyak kosa kata bahasa Indonesia. Kosa kata yang ia gunakan pun tidak seperti bahasa Indonesia pada umumnya yang dikenal saat ini. kosa kata tersebut menggunakan bunyi ejaan bahasa Belanda, misalnya kata ‘djinten’ (jinten) dan ‘ketoembar’ (ketumbar) yang terdapat pada lagunya yang berjudul Mijn Soto. Ciri Indo ini dapat dengan jelas terdengar dari lagu-lagu yang ia

nyanyikan.

Ketiga lagu Ricky Risolles ini dapat dikatakan salah satu bukti bahwa kebudayaan Indo masih ada di Belanda dan masih terus dilestarikan oleh para generasi mudanya dengan cara yang lebih baru/ modern.

Daftar Referensi

Captain, Esther. 2003. "Indo rulez!" Indische Letteren, 18e jaargang, nummer 4. Deijl, Van Den. 1930. Geloof en Wetenschap. Nijmegen: St. Claverbond.

Iburg, Norra. 2013. ‘Waar blijft de derde generatie? We zijn er al!’, (http://www.indisch3.nl /blog-hoezo-waar-blijft-de-derde-generatie-we-zijn-er-al/) diakses pada 25-12-2013. Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi, Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Muysken, Pieter. et al. 2002. Taal en Taalwetenschap. Malden: Blackwell Publishing.

Mudzakkir, Amir. “Di Bekas Negeri Penjajah: Refleksi atas Kajian Sosial tentang Orang Indonesia di Belanda Kontemporer.” (Https://www.academia.edu/5116257/Di_Bekas_ Negeri_Penjajah_Refleksi_atas_Kajian_Sosial_tentang_Orang_Indonesia_di_Belanda_ Kontemporer, diakses pada 3-7-2014)

Risolles, Ricky. Http://rickyrisolles.nl/over-ricky-risolles/, diakses pada 12-12-2013.

Risolles, Ricky. (Video) ‘Poco-poco Style’. (Http://www.youtube.com/watch?v=

MFjT3L3SCL0, diakses pada 10-12-2013.)

Risolles, Ricky. (Video) ‘Mijn Indisch Hart(-tje)’. (Http://www.youtube.com/watch?v= spsqtt5cSJ0, diakses pada 10-12-2013.)

(18)

14

Risolles, Ricky. (Video) ‘Mijn Soto’. (Http://www.youtube.com/watch?v=Nv7VNu9WNgU, diakses 10-12-2013).

Sidjaja, Calvin Michel (2011). "Who is responsible for ‘Bersiap’?". The Jakarta Post, edisi 22 Oktober 2011.

Soekiman, Djoko. 2000. Kebudayaan Indis dan Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII-Medio Abad XX. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Tanti Johana. 2003. "Masyarakat Indis". (Http://arsitekturindis.wordpress.com 2003/01/05/ masyarakat-indis/, diakses pada 25-12-2013 pukul 12.52 WIB.)

Lampiran I Mijn Soto

Aduh Ricky Risolies weer in de rumah En zoals mijn oma altijd zegt

je eet de soto ayam zoals jij hebt samengesteld

Soe oen, tauge, sereh en kip Ketoembar, djinten en koenjit Voor vele Indo’s een begrip Is vloeibare geschiedenis Kėn erg heet of niet pedis Hoor ik alweer bemoeienis Ben geen allesweter,

Maar die van mij die is beter!

Ik kook!

(Ref)

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto!

Iedereen weet het beter! Want als je eet

Mijn soto. Soto, soto (7x)

Iedereen weet het beter! Want als je eet

De één doet dit, de ander dat Iedereen gaat z’n eigen pad Is kamppong anders dan de stad Maar koken beiden niet cepat Stap 1 heb je trek-trek Pak soto met wat rempeyek

Zoek daarna dan een rustige plek-plek Want anders zodalijk weer een vlek-vlek

Dus – pak – so – to

Als die Belanda weer voorkruip Dan zeg je lòh lòh lòh!

Klop op z’n rug en kijk hem aan En zeg dan tol-lol LoL

(19)

15 Pak wat trassi

En je veeg het aan z’n bol bol bol Die vent word dol dol dol

Soe oen, tauge, sereh en kip Ketoembar, djinten en koenjit Voor vele Indo’s een begrip Is vloeibare geschiedenis Kėn erg heet of niet pedis Hoor ik alweer bemoeienis Ben geen allesweter,

Maar die van mij die is beter!

Ik kook!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto!

Iedereen weet het beter! Want als je eet

Lekker wel die soto, Maar anders dan op Jowo Ik heb toch liever lontong

Want die rijst van jou smaak gosong. Ik zeg: ‘En jij bent bolong.”

“dus aduh meis, niet zo sombong” Als niet lekker laat maar staan “ai dan..” zeg zij: “niet zo dan..” Ik vind wel lekker

Maar wil je mijn advies? Je smaak is anders En klopt niet precies

Als je wil mijn recept dan kén! Want jij maak soto

Net zoals jij ben.. Een bodo

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Ik maak het zo!

Mijn soto, mijn soto, mijn soto! Iedereen weet het beter!

Want als je eet

Poco-poco style

Poco poco style

Be je van hier, van Surabaya of van Djokja? Palembang, Ambon, Bali, Sulawesi of toch Djokja

En neem jij heel verlegen van jouw tjendol nog een slokje

...ben ik graag jouw sateh-stokje Nu we zijn samen hier

(20)

16 We eten drinken dansen zingen springen

samen hier

Interrsant die olielamp die breng ons samen hier

Laten masseren en kalmeren dat kén samen hier

Ik zeg : “veel plezier”

Daarom, dit zegt wat! Dat jij hier bent schat Want ja hoezo, ben jij Indo?

Daarom, dit zegt wat! Dat jij hier bent schat Want ja hoezo, ben jij Indo?

En waarom dansen al die Indo’s altijd zo?

Poco poco style Op poco poco style Eeee.. Indo baby! Op poco poco style

Maak mij niet uit als in een sarong of kort rokje

Hitam op jouw huid of ke putih als sneeuwvlokje

Maar maak ik jou heel magisch met mijn Indisch toverstokje

Kom jouw pa, mijn hoofd tjeplok ja Nu we zijn samen hier

De poco poco rock’n rollen dat ken samen hier En lekker Jiven met die wijven als ken samen hier

En paraderen en flaneren dat mag samen hier Dat ken samen hier

Achtergrond, jouw eigen levensbron

Nyonya nyonya, voed jouw geest op weg naar ouderdom

Dus spel mahjong of luister naar krontjong Nyonya-nyonya of pap aan met deze Indo jong Poco poco style

Mijn Indisch hart (-je)

Jij zeg; Flauwekul, dat Indisch 3.0 De Tong Tong Fair en Indisch kumpulan. En dat ik gila ben, want ik zeg altijd "kèn" en waarom ik graag kijk naar pukulan?

En waarom pas een feest, als er makan is geweest?

Waarom gaan die feesten zo lang door? En alles is pedis, zelfs de geschiedenis. En praat ik met geluiden als tjedorr..!!

Kijk naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart

Hij is een beetje indolent

Maar luister naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart,

die maakt en die vertelt mij wie ik ben.

Met cobra op de arm, de kachel altijd warm en waarom olèh olèh altijd mee?

En noem ik Philip "Flip" en ajam nooit eens kip

(21)

17

en vind jij altijd gek, dat de babi panggang spek,

standaard maar moet komen van Fat Kee. zijn Indo's nooit op tijd, wat jij vaak niet begrijp

en zeg ik weer jam karet, leef ermee!

Kijk naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart Hij is een beetje indolent

Maar luister naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart,

die maakt en die vertelt mij wie ik ben.

Kijk naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart Hij is een beetje indolent

Maar luister naar mijn hart, mijn Indisch Indisch hart,

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena (Depkes RI, 2006) :.. 1) Makanan atau minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang pedas atau asam, kopi dan alkohol.

Opsi pengelolaan yang dapat dilakukan untuk perikanan udang windu di perairan Aceh Timur adalah penutupan daerah asuhan dari pemanfaatan bersifat merusak, penutupan penangkapan

Hubungan asosiasi ganda persepsi kinestetik bersama kelincahan dengan hasil ketepatan tembakan bola basket dan besarnya kontribusi persepsi kinestetik dan kelincahan

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.. Banyak kendala yang penulis

tercapai asas keadilan, asas manfaat dan asas kepastian hukum khususnya yang berkaitan dengan tindak pidana penipuan ex Pasal 378 KUHP. Secara yuridis hal ini

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran tipe STAD lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti

Perencanaan, 1) Menyusun Silabus Pembelajaran; 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa; 4) Menyiapkan Soal Tes Tulis; 5)

Semua teknologi desalinasi membutuhkan energi (termal dan/ atau listrik) dan semua tipe reaktor nuklir (PWR, BWR, HWR dan HTGR) dapat menyediakan panas/ listrik yang