• Tidak ada hasil yang ditemukan

instrumentsi lngkap.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "instrumentsi lngkap.doc"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM I - ALAT-ALAT GELAS

Assalamualaikum Wr.Wbr..

Good Night my Vrienden. Di bawah ini merupakan hasil laporan praktek aku di salah satu kampus. Jadi, prakteknya mengenai “ALAT-ALAT GELAS”. kalian penasaran, penasaran yuk disimak.

Semoga bermanfaat yah guys…:D mongooo!!!

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN 1. Hari atau Tanggal : Senin, 9 Desember 2013

Judul praktikum : Alat-Alat Gelas

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengidentifikasi alat-alat gelas yang ada di laboratorium

2. Dasar Teori a. Pipet Ukur 1) Terbuat dari

dari gelas jenis soda jernih,

2) Kapasitas atau Ukuran : 0,01 – 50 mL dilengkapi dengan pembagian skala pada

dinding pipet 0,001 – 0,5 mL. Pada ujung pipet ukur terdapat cincin kode warna

untuk menunjukkan kapasitasnya.

3) Prinsip Kerja : memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.

Pipet ukur ada yang dilengkapi dengan pengaman dan ada juga yang diberi garis Schellbach untuk memudahkan pembacaan meniskus.

4) Fungsi : digunakan untuk mengambil, atau memindahkan sejumlah volume cairan secara kurang tepat dan tidak masuk dalam perhitungan penetapan kadar.

5) K3 :

a) Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada

pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.

b) Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

c) Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada

dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

6) Cara Pemakaian :

a) Jika pipet ukur telah dicuci dan kering, maka kita bilas dengan aquades 3 kali

b) Penghisapan cairan sampel dilakukan sampai 1 – 2 cm diatas garis tanda dan ujung atas ditutup dengan ujung telunjuk yang kering

c) Pipet harus dipegang vertikal sedemikan rupa sehingga tanda graduasi sama tingginya dengan mata dan ujung pipet tidak boleh tercelup didalam cairan

d) Kemudian cairan dipaskan dengan mengeluarkan cairan secara hati-hati dengan cara sedikit dengan mengendorkan telunjuk hingga dasar meniskus tepat mencapai tanda graduasi.

e) Kemudian alirkan isi dengan posisi pipet tegak lurus terhadap wadah yang akan digunakan dengan ujung pipet menempel pada bagian dalam dari wadah.

f) Waktu pengosongan pipet tidak boleh terlalu cepat dan harus konstan

g) Ketika pengosongan yang konstan teleh berhenti, ujung pipet yang menempel pada wadah dibiarkan selama 15 detik (waktu kuras)

h) Pada akhir waktu kuras, ujung pipet dilepaskan dari sentuhan dengan dinding wadah, cairan yang tersisa dalam ujung pipet dibiarkan saja

i) Setelah sekesai pemakaian pipet ukut dicuci dengan air kran dan kita bilas dengan aquades.

(2)

7) Beberapa hal yang harus dipehatikan dalam pemakaian pipet ukur : a) Pipet yang digunakan baik dan bersih

b) Pipet yang akan digunakan tidak terlalu besar/kecil dibandingakan dengan volume yang harus diambil

c) Pada waktu memipet meniskusnya harus diperhatikan

b. PIPET VOLUME= PIPET GONDOK = VOLUMETRIS PIPETTES

1) Terbuat dari :

Pipet Volume (Volumentric Pipettes) terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai 2) kapasitas atau Ukuran :0,5 – 100 mL.

3) Prinsip Kerja : yaitu memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau

seksama.

4) Fungsi : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.

5) K3 :

a) Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada

pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.

b) Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

c) Menghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada

pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet. 6) Cara pemakaian :

a) Jika pipet gondok telah dicuci dan kering, maka kita bilas dengan aquades 3 kali. b) Kemudian kita bilas dengan cairan sampel 1 kali

c) Penghisapan cairan sampel dilakukan sampai 1 – 2 cm diatas garis tanda dan ujung atas ditutup dengan ujung telunjuk yang kering

d) Kemudian diangkat dan cairan yang menempel pada dinding luar bagian bawah dari pipet dibersihkan/dikeringkan dengan menggunakan kertas saring penghisap. e) Pipet harus dipegang vertikal sedemikisn rupa sehingga tanda graduasi sama

tingginya dengan mata dan ujung pipet tidak boleh tercelup didalam cairan.

f) Kemudian cairan dipaskan dengan mengeluarkan cairan secara hati-hati dengan cara sedikit mengendorkan telunjuk hingga dasar meniskus tepat mencapai tanda graduasi.

g) Kemudian alirkan isi dengan posisi pipet tegak lurus terhadap dan yang akan digunakan dengan ujung pipet menempel pada bagian dalam dari wadah dengan tempo yang konstan

h) Jika w aktu pengosongan yang terlalu cepat maka suatu pipet tidak akan menghantarkan cairan dengan volume yang konstan.

Waktu pengosongan untuk :

- Pipet gondok 10 ml adalah kira-kira 20 detik : - Pipet gondok 25 ml adalah kira-kira 25 detik : - Pipet gondok 50 ml adalah kira-kira 35 detik :

i) Ketika pengosongan yang konstan telah terhenti, ujung pipet dibiarkan kontak dengan dinding wadah selama 15 detik ( waktu kuras )

j) Pada akhir waktu kuras, ujung pipet dilepaskan dari sentuhan dengan dinding wadah, cairan yang tersisa dalam ujung pipet tidak boleh dikeluarkan dengan cara meniupnya atau dengan cara lain ( supaya bergabung ke dalam wadah penerima ) k) Setelah selesai pemakaian, pipet ukur dicuci dengan air kran dan kita bilas dengan

aquadest.

7) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian pipet volume : a) Pipet yang akan digunakan baik dan bersih

(3)

b) Pipet yang akan digunakan sesuai dengan volume yang harus diambil c) Pada waktu memipet meniskusnya harus diperhatikan.

c. PIPET WESTEGREN 1) Kapasitas atau ukuran :

Pipet ini mempunyai panjang kira-kira 300 mm dan diameter dalamnya 2 ½ mm. pada pipet ini mempunyai garis millimeter dari 0 sampai 200, garis 200 ada di pucuk bawah pipet.

2) Fungsi :

Dibutuhkan dalam uji pengendap darah 3) Hal yang harus di perhatikan :

Pada saat melakukan pemeriksaan posisi pipet harus benar-benar tegak, jika tidak maka hasilnya akan tidak akurat karena jika miring darah akan lebih cepat mengendap.

d. PIPET TETES (Dropping Pipettes)

1) Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.

2) Fungsi : memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainny, Meneteskan pereaksi, dan Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume.

3) K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak

menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.

4) Tipe :

Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya.

e. BURET DAN STAN BURET 1) Terbuat dari :

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber.

2) Bentuk, ukuran, dan Kapasitas :

Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.

3) Prinsip Kerja :

Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.

4) Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang

diketahui dengan teliti pada proses titrasi. Serta menghantarkan volume yang

diketahui dengan tepat tetapi dapat diubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi ( membersihkan tetes demi tetes sejumlah volume titran yang diketahui dengan teliti pada proses titrasi ).

5) K3 :

a) Letakkan pada keranjang plastik.

b) Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret

dan mencegah kebocoran.

6) Tipe ujung kran :

a) ujung kran lurus ( burettes with straight stopcock )

b) ujung kran menyamping/bengkok (burettes with lateral stopcock).

7) Kapasaitas/ukuran : dari 1 hingga 100 ml, dengan pembagian skala 0,01 hingga 0,2 ml.

8) Kran buret dapat terbuat dari :

a) Gelas asah (memerlukan sedikit pelumas untuk memudahkan putaran kran dan mencegah kebocoran).

(4)

b) Teflon ( tidak memerlukan pelumas ) 9) Cara Pemakaian :

a) Juka buret telah dicuci dan kering, maka kita bilas dengan aquadest 3 kali.

b) Buret ibilas secara merata dengan titran 1 kali sambil diperiksa apakah buret bocor atau tidak

c) Letakkan buret dalam posisi tegak lurus dengan menggunakan statif dan penjepitnya

d) Isi buret dengan titran sampai pada bagian bawah ujungnya e) Keluarkan udara/gelembung udara pada bagian bawah buret

f) Bersihkan bagian dalam pada ujung atas buret dengan kertas saring/tissue. Dijaga jangan sampai kertas saring/tissue menyentuh titran.

g) Tepatkan meniskus titran. Hindari kesalahan paralaks.

h) Catat volume awal buret sampai dengan 2 angka dibelakang koma

i) Lakukan titrasi dengan tangan kiri memegang ujung bawah buret ( lihat gambar ) dimana ibu jari & jari telunjuk dilebungkan tangkai kran penutup pada lubangnya. Sedangkan 2 jari yang lainnya mendorong pada ujung buret untuk mengimbangi tekanan ke dalam tersebut. Tangan kanan memegang labu Erlenmeyer dan menggoyang-goyangkannya.

j) Keluarkan titran tetes demi tetes secara konstan sambil labu Erlenmeyer digoyang-goyang sampai terjadi t.a.t.

k) Secepat mungkin kran ditutup segera t.a.t. tercapai

l) Baca volume akhir buret sampai dengan 2 angka dibelakang koma

m) Setelah selesai pemakaian, buret dicuci dengan kran dan dibilas dengan aquadest. 10) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian buret :

a) Buret yang akan digunakan baik, bersih dan bebas lemak

b) Pada waktu membaca volume buret meniskusnya harus diperhatikan

c) Sebelum titrasi dimulai pastikan tidak terdapat gelembung-gelembung udara dibawah kran

d) Sebelum titrasi dimulai pastikan tidak terdapat titik-titik zat cair yang menempel pada dinding bagian dalam buret diatas garis meniskus

e) Tidak boleh meninggalkan titran dalam buret untuk waktu yang lama. Titran harus segera dipindahkan/disimpan dalam tempatnya.

f) Buret yang telah digunakan harus dicuci bersih dan dikeringkan terutama jika digunakan larutan titran alkali, karena mudah terjadi kerak pada kran yang akhirnya menyebabkan tersumbatnya bagian jet atau lubang pengalir/pancaran.

g) Hindari kesalahan paralaks

Pembacaan meniskus cairan yang tidak sejajr dengan mata akan menyebabkan kesalahan paralak.

Meniskus adalah : larutan dalam buret ( titran ) membentuk suatu permukaaan cekung.

h) Untuk membantu memudahkan pembacaan meniskus : Dengan kertas hitam

(5)

Kertas hitam ini dipegang tepat dibelakang buret dan sedikit dibawah meniskus sehingga akan tampak bayangan pada bagian bawah meniskus ( untuk titran yang jernih )

Jika meniskus ada didekat suatu skala yang membentang sampai melingkari buret, maka ketinggian mata yang benar/tepat adalah dengan mencari suatu kedudukan sedemikian rupa sehingga skala yang terlihat pada sebelah belakang buret menjadi satu dengan garis yang sama pada sebelah depan.

i) Dengan buret yang dilengkapi dengan latar belakang warna putih dengan pita garis biru dibalik dari pembagian skala buret, garis ini disebut garis Schellbach atau kadang-kadang disebut pula sebagai Buret Schellbach.

j) Pembacaan pada buret dengan volume 50 ml berskala dengan interval 0,1 ml harus dibaca sampai 2 angka dibelakang koma ( seperatus ml )

k) Pelumasan pada kran penutup

Pelumasan yang terlalu tebal pada kran penutup akan menyebabkan kebocoran dan bagian dari pelumas tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada ujung buret. l) Teknik yang benar pada titrasi, tangan kiri mengatur kran buret dan tangan kanan

memegang labu erlenmeyer sambil digoyangkan. Tetes akhir dari buret disentuhkan pada dinding dalam dari labu.

11) Tipe buret : a) Makro b) Semi mikro c) Mikro buret

Di laboratorium dikenal pula buret otomatik ( Automatic burettes ) yang dilengkapi dengan botol reservior larutan standar, katub penyumbat yang dapat dirubah kedudukannya ( katub berfungsi untuk mengalirkan larutan dari botol reservoir atau menutup aliran ).

f. ERLENMEYER (Erlenmeyer Flask)

1) Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan

tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah.

2) Kapasitas atau ukuran : Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari

25 – 2000 mL.

3) Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran

reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

4) Fungsi :

a) Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan

kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.

b) Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan

lemah hingga sedang.

5) K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik. g. LABU UKUR = labu takar (Volumetrik Flask)

1) Terbuat dari :

jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau teflon.

(6)

2) Ukuran atau Kapasitas : Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 mL.

3) Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan

untuk mengukur larutan secara teliti.

4) Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan, membuat larutan dengan volume yang tepat/teliti, tempat mengencerkan larutan dengan teliti. Didalam laboratorium pengenceran /pengukuran volume dengan kata-kata misalnya Larutan dengan seksama hingga 25 ml, atau Larutan dengan teliti hingga 25 ml, atau Larutan tepat 25,0 ml, Ini berarti harus digunakan alat pengukur teliti, dalam hal ini adalah labu takar.

5) K3 :

a) Tidak boleh dipanaskan.

b) Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

h. BUNSEN

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas.

Fungsi : fungsinya untuk menciptakan suasana steril

i. BATANG PENGADUK (Strirring Rod)

1) Terbuat dari : gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen.

2) Ukuran atau kapasitas :

Batang pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.

3) Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.

4) Fungsi :

a) Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada

gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.

b) Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke

bejana lain.

5) K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.

6) Tipe :

a) Garis tengah 2 – 4 mm

b) Panjang 6 – 30 cm (panjang pengaduk disesuaikan dengan keperluan) j. GELAS UKUR (Measuring Cylinders)

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat. Kapasitas volume gelas ukur 5 – 2000 mL.

1) Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam

perhitungan. 2) Fungsi :

a) Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci

b) Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat

hingga volume tertentu.

c) Mengukur volume cairan dengan tidak tepat/teliti ( tidak masuk dalam perhitungan )

3) K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada

tepi gelas ukur. 4) Tipe :

(7)

b) Dengan tutup asah, digunakan untuk melarutkan zat dengan volume tertentu (tidak teliti)

k. CORONG (Funnels)

1) Terbuat dari : jenis boroksiliat atau plastic.

2) Ukuran atau Kapasitas : Corong mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.

3) Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.

4) Fungsi : digunakan untuk menyaring serta memindahkan zat cair atau sampel padat.

5) K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

6) Tipe :

a) Tangkai panjang b) Tangkai sedang c) Tangkai pendek

Tangkai corong ada yang berlubang lebar, ini digunakan untuk mengalirkan zat cair yang kental. Pemilihan corong tergantung dari kegunaan.

7) Pemasangan kertas saring pada corong, Untuk analisa Kuantitatif : a) Kertas saring dilipat

b) Sobeklah pada salah satu ujung sudutnya

c) Pasanglah diatas corong, seluruh permukaan kertas saring harus menempel dengan baik pada dinding corong, tepi kertas saring tidak boleh melebihi bibir atas corong ( kira-kira 1 cm dibawah bibir atas corong ).

d) Basahilah kertas saring dengan aqua, tekan tekanlah dengan ibu jari untuk meratakan kertas saring sehingga kertas saring menempel dengan baik pada dinding dan tidak ada rongga udara dibalik kertas saring tersebut.

8) Pemasangan kertas saring pada corong, Untuk Analisa Kualitatif a) Kertas saring dilipat

b) Setelah selesai dilipat bukalah lipatan sehingga diperoleh bentuk corong dengan lipatan-lipatan

c) Pasanglah dengan baik pada dinding corong, tepi kertas saring tidak boleh melebihi bibir atas corong ( kira-kira 1 cm dibawah bibir corong ).

d) Basahilah kertas saring dengan aqua. l. TABUNG REAKSI (Test Tube)

1) Terbuat dari :

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan.

Tabung reaksi yang terbuat dari bahan teflon atau polypropylene sangat kuat, dan tahan panas hingga 135 oc ( polypropylene ), 275 oc ( teflon ). Tabung reaksi ada yang mempunyai bibir atau pelek yang berguna unutk menaana tang pada pemanasan, ada pula tabung reaksi yang dilengkapi dengan tutup berulir atau sekrup alumunium/plastik.

(8)

tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung. Diameter dalam antara 8 hingga 30 mm dan Panjang tabung antara 70 hingga 200 mm

3) Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah).

4) Fungsi :

a)

Mereaksikan larutan.

b)

Untuk memanaskan sampel atau cairan.

5) K3:

a)

Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.

b)

Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

m. GELAS KIMIA

1) Terbuat dari : Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat.

2) Tipe : Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan pendek.

3) Kapasitas atau Ukuran : Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 5 – 6000 mL.

4) Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.

5) Fungsi :

a)

Sebagai tempat melarutkan zat.

b)

Tempat memanaskan.

c)

Menguapkan larutan / air.

d)

Bejana titrasi dengan pengaduk magnetik dsb

e)

Wadah larutan yang masih memerlukan pekerjaan lain 6) K3 :

a)

Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.

b)

Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.

n. Cawan Porselin

1) Terbuat dari : gelas borosilikat

2) Kapasitas : Cawan porselin mempunyai kapasitas 4 – 2900 mL. Sebagian cawan

petri tidak tahan pada suhu di atas 300o.

3) Fungsi : untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven, di

atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).

4) K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan. o. Corong Pisah (Separatory Funnels)

1)

Terbuat dari : gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah

per) bulaat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon.

2)

Kapasitas atau ukuran : Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL.

3)

Tipe tangkai : Corong pisah mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.

4)

Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

5)

Fungsi : digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.

6)

K3 :

a)

Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah

(9)

b)

Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong

berikut kerannya, kocok dengan cara memutar kearah tubuh kita.

c)

Jika mengguanakan cairan yang mudah menguap sebagi cairan penyarian (solvent) keluarkan tekanan udara didalam corong pisah agar tidak terjadi tekanan yang kuat dan dapat melemparkan tutup corong berikut isinya.

p. Deksikator atau Eksikator

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat

dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup

desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.

1) Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.

2) Fungsi :

a) Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin,

botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.

b) Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi

terhadap pengaruh kelembapan udara.

3) K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk

membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya

3. Hasil Pengamatan a. Pipet Ukur

(10)

c. Pipet Westegren

d. Pipet Penetes

(11)

f. Erlenmeyer

g. Labu Ukur

(12)

i. Batang Pengaduk

j. Gelas Ukur

(13)

l. Tabung reaksi

m. Gelas Kimia

(14)

o. Corong Pisah

p. Deksikator atau Eksikator

4. Penutup (Kesimpulan)

Dari Praktek yang sudah di lalui, maka dapat disimpulkan bahwa alat-alat gelas sebagian besar terbuat dari boroksilikat. Terdiri dari bermacam-macam jenis dari alat-alat gelas sesuai fungsinya, antara lain. Pipet Ukur, PIPET VOLUME= PIPET GONDOK = VOLUMETRIS PIPETTES, PIPET WESTEGREN, PIPET TETES

(Dropping Pipettes), BURET DAN STAN BURET, ERLENMEYER (Erlenmeyer

Flask), LABU UKUR = labu takar (Volumetrik Flask), BUNSEN, BATANG

PENGADUK (Strirring Rod), GELAS UKUR (Measuring Cylinders),

CORONG (Funnels), TABUNG REAKSI (Test Tube), GELAS KIMIA, Cawan Porselin, Corong Pisah (Separatory Funnels), Deksikator atau Eksikator, dll

Referensi

Dokumen terkait

Saran untuk perbaikan penyelenggaran UASBN diantaranya: (1) Menurut para guru, upaya mengatasi kesulitan tersebut di antaranya adalah: (a) Memperbanyak latihan; (b) SKL

Roti manis P1 dengan substitusi tepung spirulina sebesar 10% merupakan roti manis terbaik dengan kandungan zat gizi (kecuali lemak) yangsesuai dengan anjuran komposisi makanan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan akadnya dalam praktik jual beli tanpa pencantuman harga makanan ini menurut fiqh muamalah sebagian besar

Aspek penting dari manajemen administrasi tersebut diantaranya adalah prasyarat bahwa mahasiswa yang dapat mengakses sistem informasi tersebut adalah mahasiswa yang

Muatan Rencana Tata Ruang Tujuan, Kebijakan dan Strategi Konsep Pengembangan Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pengelolaan Kawasan

Sedangkan dalam hasil analisis kecenderungan perilaku kenakalan remaja pada subjek juga memiliki kategorisasi yang tergolong tinggi juga.maka dalam hal ini subjek memiliki

spesies Hoya yang diamati memiliki epidermis bertipe satu lapis sel (uniseriat) seperti yang umumnya ditemukan pada tumbuhan dengan tipe.. daun non sukulen (Fahn,

Dalam system pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok dengan kurikullum yang sama, media seperti film dan televisi dapat di gunakan untuk menyajikan