• Tidak ada hasil yang ditemukan

V.1. Potensi Pendanaan APBD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V.1. Potensi Pendanaan APBD"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

V-1

V.1. Potensi Pendanaan APBD

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten Pringsewu selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen realiasasi apbd dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format permendagri no. 13 tahun 2006 adalah sebagai berikut :

1. Belanja daerah yang meliputi: belanja langsung dan belanja tak langsung.

2. Pendapatan daerah yang meliputi: pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan lain yang sah.

3. Pembiayaan daerah meliputi: pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran.

V.1.1. Komponen Penerimaan Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Pringsewu terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Pringsewu adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pringsewu terdiri dari:  Pajak Daerah;

(2)

V-2

 Retribusi Daerah;  Lain-lain PAD yang Sah. 2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan Kabupaten Pringsewu terdiri dari:  Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;

 Dana Alokasi Umum (DAU);  Dana Alokasi Khusus (DAK); 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari:

 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;  Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;

 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

Tabel V-1. Rencana Anggaran Pendapatan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

No. Sumber Pendapatan Jumlah (Rp.)

1. Prediksi PADS Kabupaten Pringsewu :

- Pajak Daerah 10.345.000.000,-

- Retribusi Daerah 3.02.250.000,- - Lain-Lain PAD yang sah 22.320.000.000,- 2. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 32.675.445.862,- 3. Dana Alokasi Umum (DAU) 547.622.366.000,- 4. Dana Alokasi Khusus (DAK) 47.232.130.000,- 5. Dana Bagi Hasil Prov. Dan Pemda lain 28.000.000.000,- 6. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 128.998.035.000,- 7. Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten

Kota Lainnya 20.000.000.000,-

(3)

V-3 Tabel V-2. Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

PENDAPATAN DAERAH Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pendapatan Asli Daerah 4.826.347.500 1,27 17.412.200.000 2,95 21.916.000.000 2,99 24.983.400.000 3,21 35.693.250.000 4,25

Pajak Daerah 1.923.000.000 39,84 3.260.000.000 18,72 6.000.000.000 27,38 7.580.000.000 30,34 10.345.000.000 28,98 Retribusi Daerah 2.903.347.500 60,16 3.136.700.000 18,01 2.547.000.000 11,62 2.693.400.000 10,78 3.028.250.000 8,48

Hasil Pengelolaan - - - - -

Kekayaan Daerah yang dipisahkan - - - - -

Lain-lain PAD - 11.015.500.000 63,26 13.369.000.000 61,00 14.710.000.000 58,88 22.320.000.000 62,53

Dana Perimbangan 314.821.019.000 82,73 501.955.978.000 85,15 562.744.925.784 76,88 589.047.184.573 75,68 627.529.941.862 74,69

Dana Bagi Hasil 10.000.000.000 3,18 32.800.000.000 6,53 27.298.705.784 4,85 32.083.536.573 5,45 32.675.445.862 5,21 Dana Alokasi Umum 268.312.419.000 85,23 409.774.778.000 81,64 443.529.040.000 78,82 499.454.898.000 84,79 547.622.366.000 87,27 Dana Alokasi Khusus 36.508.600.000 11,60 59.381.200.000 11,83 91.917.180.000 16,33 57.508.750.000 9,76 47.232.130.000 7,53

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 60.886.822.000 16,00 70.128.416.000 11,90 147.325.687.763 20,13 164.290.687.763 21,11 176.998.035.000 21,07

Pendapatan Hibah 29.586.822.000 48,59 13.000.000.000 18,54 - 0,00 - 0,00 - 0,00

Dana Darurat - - -

DBH Pajak dari Pemda lainnya 14.500.000.000 23,81 17.500.000.000 24,95 19.400.000.000 13,17 28.000.000.000 17,04 28.000.000.000 15,82 Dana Penyesuaiannya & Otonomi Khusus - 27.728.416.000 39,54 112.925.687.763 76,65 116.290.687.763 70,78 128.998.035.000 72,88 Bantuan Keuangan Provinsi/ Pemda Lain 10.000.000.000 16,42 - 0,00 15.000.000.000 10,18 20.000.000.000 12,17 20.000.000.000 11,30 Pendapatan Lainnya 6.800.000.000 11,17 11.900.000.000 16,97 - 0,00 - 0,00 - 0,00

(4)

V-4

V.1.2. Komponen Pengeluaran Belanja

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.

Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai; b. Belanja Hibah;

c. Belanja Bantuan Sosial;

d. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota/Pemerintah Daerah dan Partai Politik.; e. Bantuan Tidak Terduga.

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai;

b. Belanja Barang dan Jasa; c. Belanja Modal.

Tabel V-3. Rencana Belanja Tidak Langsung Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

No. Belanja Tidak Langsung Jumlah (Rp.)

1. Belanja Pegawai (Gaji) 493.068.048.252,-

2. Belanja Hibah 14.250.000.000,-

3. Belanja Bantuan Sosial 4.822.380.000,- 4. Belanja Bantuan Keuangan 9.539.283.000,-

5. Belanja Tidak Terduga 500.000.000,-

(5)

V-5 Tabel V-4. Rencana Belanja Langsung Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

No. Belanja Langsung Jumlah (Rp.)

1. Belanja Pegawai 37.133.875.000,-

2. Belanja Barang dan Jasa 129.727.814.452,- 3. Belanja Modal 169.679.826.158,-

(6)

V-6 Tabel V-5. Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

BELANJA DAERAH

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Belanja Tidak Langsung 291.683.914.012 76,49 365.788.010.000 62,90 456.978.797.023 61,28 470.456.609.836 58,97 518.186.213.362 60,34 Belanja Pegawai 271.058.861.811 92,93 331.786.333.600 90,70 438.712.117.023 96,00 449.601.395.836 95,57 493.186.213.362 95,18 Belanja Bunga - - 1.722.500.000 0,47 - - - - Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 17.610.000.000 6,04 22.488.162.000 6,15 9.415.000.000 2,06 7.330.000.000 1,56 14.000.000.000 2,70 Belanja Bantuan Sosial 2.715.052.201 0,93 6.271.600.000 1,71 4.870.000.000 1,07 4.027.500.000 0,86 1.500.000.000 0,29 Bantuan Pemda Lain - - 3.019.414.400 0,83 3.481.680.000 0,76 8.997.714.000 1,91 9.000.000.000 1,74 Belanja Tidak Terduga 300.000.000 0,10 500.000.000 0,14 500.000.000 0,11 500.000.000 0,11 500.000.000 0,10 Belanja Langsung 89.673.243.774 23,51 215.706.104.600 37,10 288.757.218.020 38,72 327.364.662.500 41,03 340.535.013.500 39,66 Belanja Pegawai 8.653.200.500 9,65 19.481.571.150 9,03 28.194.769.040 9,76 33.708.917.100 10,30 39.102.534.000 11,48 Belanja Barang &

Jasa 28.555.689.024 31,84 88.626.326.650 41,09 85.275.265.850 29,53 118.222.296.135 36,11 136.584.035.278 40,11 Belanja Modal 52.464.354.250 58,51 107.598.206.800 49,88 175.287.183.130 60,70 175.433.449.265 53,59 164.848.444.222 48,41

Total Belanja 381.357.157.786 100 581.494.114.600 100 745.736.015.043 100 797.821.272.336 100 858.721.226.862 100

Dengan rencana target total Pendapatan sebesar Rp. 840.221.226.862,- dan rencana Pembelanjaan total sebesar Rp. 858.721.226.862,-, tahun 2014 Kabupaten Pringsewu dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahannya mengalami perkiraan defisit sementara atau mengalami kekurangan pendanaan sebesar Rp. 18.500.000.000,-.

(7)

V-7 Tabel V-6. Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAAN DAERAH Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Penerimaan Pembiayaan 1.072.969.286 81,10 4.997.520.600 27,77 17.968.320.400 80,98 20.000.000.000 97,56 27.000.000.000 76,06

Pengguna SiLPA 1.072.969.286 4.997.520.600 17.968.320.400 20.000.000.000 27.000.000.000

Pencairan Dana Cadangan - - - - -

Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah - - - - -

Penerimaan Pinjaman dan

Obligasi Daerah - - - - -

Penerimaan Kembali Pinjaman - - - - -

Piutang Daerah - - - - -

Pengeluaran Pembiayaan 250.000.000 18,90 13.000.000.000 72,23 4.218.900.904 19,02 500.000.000 2,44 8.500.000.000 23,94

Pembentukan Dana Cadangan - - - - -

Penyertaan Modal 250.000.000 - - 500.000.000 -

Pembayaran Modal - - - - -

Pembayaran Pokok Pinjaman - 13.000.000.000 4.218.900.904 - 8.500.000.000

Pemberian Pinjaman Daerah - - - - -

(8)

V-8 Gambar V-1. Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam APBD

(9)

V-9

V.1.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD Dalam 5 Tahun

Terakhir

Pemerintah Kabupaten Pringsewu memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang cipta karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan cipta karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja cipta karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Tabel V-7. Perkembangan Alokasi APBD Untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2010-2014 (Rp. 000) ALOKASI TAHUN 2010 ALOKASI TAHUN 20101 ALOKASI TAHUN 2012 ALOKASI TAHUN 2013 ALOKASI TAHUN 2014 9.473.560 16.334.410 39.409.735 47.252.766 44.111.139

Gambar V-2. Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD

Pelaksanaan pembangunan bidang cipta karya di Kabupaten Pringsewu dari tahun 2010-2014 secara rata-rata per sektor masih besar, hal ini juga terkait dengan kapasitas fiskal Kabupaten Pringsewu yang rendah. Pada tahun 2011 kegiatan di sektor cipta karya di Kabupaten Pringsewu sangat tinggi, hal ini terkait dengan pembangunan dibidang infrastruktur jalan baik itu berupa rehabilitasi maupun peningkatan kualitas jalan.

(10)

V-10

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel V-8. Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor Tahun - 2010 Tahun - 2011 Tahun - 2012

Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB

Pengembangan Air Minum - - 3.171.616.000 - 1.010.000.000 1.191.933.000

Pengembangan PLP - - - -

Pengembangan Permukiman - - - - 2.153.180.000 200.000.000 Penataan Bangunan dan Lingkungan - - - -

Total Belanja APBD - - 3.171.616.000 - 3.163.180.000 1.391.933.000

Sektor Tahun - 2013 Tahun - 2014

Alokasi APBN DDUB Alokasi APBN DDUB

Pengembangan Air Minum 7.550.500.000 630.000.000 1.291.969.000 1.800.000.000 Pengembangan PLP - - 12.887.033.000 1.200.941.000 Pengembangan Permukiman 2.953.000.000 300.000.000 1.305.700.000 2.140.000.000 Penataan Bangunan dan

Lingkungan - - - -

Total Belanja APBD 10.503.500.000 930.000.000 15.484.702.000 5.140.941.000

V.1.4. Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM), maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis.

(11)

V-11 Tabel V-9. Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

PENDAPATAN DAERAH Realisasi Persetase Proyeksi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Pertumbuhan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Pendapatan Asli Daerah 21.916.000.000 24.983.400.000 35.693.250.000 27,62% 45.551.060.752 58.131.415.202 74.186.229.202 94.675.083.759 120.822.578.275

Pajak Daerah 6.000.000.000 7.580.000.000 10.345.000.000 31,31% 13.583.763.676 17.836.504.167 23.420.672.538 30.753.105.934 40.381.142.901 Retribusi Daerah 2.547.000.000 2.693.400.000 3.028.250.000 9,04% 3.301.969.948 3.600.431.120 3.925.869.845 4.280.724.593 4.667.654.244

Hasil Pengelolaan - - - 0,00% - - - - -

Kekayaan Daerah yang

dipisahkan - - - 0,00% - - - - -

Lain-lain PAD 13.369.000.000 14.710.000.000 22.320.000.000 29,21% 28.839.772.074 37.263.998.803 48.148.979.931 62.213.512.850 80.386.358.894

Dana Perimbangan 562.744.925.784 589.047.184.573 627.529.941.862 5,60% 662.667.825.647 699.773.218.541 738.956.289.162 780.333.374.905 824.027.327.355

Dana Bagi Hasil 27.298.705.784 32.083.536.573 32.675.445.862 9,41% 35.748.782.414 39.111.186.103 42.789.845.557 46.814.506.673 51.217.713.140 Dana Alokasi Umum 443.529.040.000 499.454.898.000 547.622.366.000 11,12% 608.500.214.551 676.145.705.687 751.311.181.798 834.832.621.352 927.638.936.513 Dana Alokasi Khusus 91.917.180.000 57.508.750.000 47.232.130.000 -28,32% 33.857.738.844 24.270.480.277 17.397.978.513 12.471.514.897 8.940.043.448

Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah 147.325.687.763 164.290.687.763 176.998.035.000 9,61% 194.005.225.972 212.646.585.056 233.079.134.387 255.474.983.867 280.022.780.904

Pendapatan Hibah - - - 0,00% - - - - -

Dana Darurat - - - 0,00% - - - - -

DBH Pajak dari Pemda

lainnya 19.400.000.000 28.000.000.000 28.000.000.000 20,14% 33.638.465.954 40.412.371.134 48.550.363.233 58.327.133.595 70.072.689.202 Dana Penyesuaiannya &

Otonomi Khusus 112.925.687.763 116.290.687.763 128.998.035.000 6,88% 137.872.696.676 147.357.907.342 157.495.670.858 168.330.880.824 179.911.519.374 Bantuan Keuangan

Provinsi/ Pemda Lain 15.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 15,47% 23.094.010.768 26.666.666.667 30.792.014.357 35.555.555.556 41.056.019.142

Pendapatan Lainnya - - - 0,00% - - - - -

(12)

V-12

Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)

1. Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta kayra. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib

NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)

 Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .

 Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

 Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

 Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.

 Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

(13)

V-13

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut:

PAD = Pendapatan Asli daerah DBH = Dana Bagi Hasil DAU = Dana Alokasi Umum DBHDR = DBH Dana Reboisasi

V.1.5. Rencana Pembiayaan

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Pringsewu didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten Pringsewu menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

Secara keseluruhan rencana pembiayaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Pringsewu sebesar Rp. 123.260.909.000,- dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN sebesar Rp. 79.560.909.000,- (64,55%), sumber pembiayaan dari APBD I sebesar Rp. 18.310.000.000,- (14,85%), sumber pembiayaan dari APBD II sebesar Rp. 25.390.000.000,- (20,60%).

(14)

V-14

V.1.6. Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 – 2018 direncanakan didukung dari sumber, Pemerintah Pusat (APBN) dan Provinsi (APBD-I), serta Pemerintah Kabupaten Pringsewu (APBD II), swasta dan masyarakat bila memungkinkan.

Besar pembiayaan masing-masing sektor dalam RPIJM bidang PU/Cipta Karya adalah sebagai berikut : Tabel V-10. Rencana Pembiayaan per Sektor dalam RPIJM bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Pringsewu

No Sektor/Sub Sektor Jumlah (Rp) %

1 Pengembangan Permukiman 10.040.000.000,- 8,15 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 20.440.159.000,- 16,58 3 Pengelolaan Air Limbah 4.515.000.000,- 3,66 4 Pengelolaan Drainase 15.560.000.000,- 12,62 5 Pengelolaan Persampahan 25.795.000.000,- 20,93 6 Sistem Penyediaan Air Minum 46.910.750.000,- 38,06

Jumlah 123.260.909.000,- 100,00

Gambar V-4. Proporsi Tiap-Tiap Sektor Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Pringsewu

Pola pemberdayaan masyarakat juga diterapkan dalam pembangunan di Kabupaten Pringsewu sehingga kepedulian dan rasa memiliki setiap kegiatan pembangunan dirasakan karena masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Diharapkan dengan adanya kesepakatan pelaksanaan program (project memorandum) di dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pringsewu, program / kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dan mendapat dukungan dari semua pihak. Dukungan ini selain dukungan pembiayaan, juga dalam pelaksanaan dan pengawasan di lapangan sehingga setiap program/kegiatan tetap sesuai dengan perencanaan awal.

(15)

V-15

V.2. Potensi Pendanaan APBN

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT).

Untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu tahun anggaran 2010-2014 dapat dilihat dalam tabel berikut .

Tabel V-11. Alokasi Dana APBN Cipta Karya di Kabupaten Pringsewu Tahun 2010-2014

Sektor Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Pengembangan Air Minum - 3.171.616.000 1.010.000.000 7.550.500.000 1.291.969.000

Pengembangan PLP - - - - 12.887.033.000

Pengembangan

Permukiman - - 2.153.180.000 2.953.000.000 -

Penataan Bangunan dan

Lingkungan - - - 1.305.700.000

Total APBN - 3.171.616.000 3.163.180.000 10.503.500.000 15.484.702.000

Dari gambaran diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan alokasi dana pembangunan bidang cipta karya di Kabupaten Pringsewu yang bersumber dari dana APBN mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Sektor yang mengalami pertumbuhan cukup baik adalah pada sektor air minum, dari tahun 2011 hingga tahun 2012 mengalami penurunan dan kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Sedangkan untuk sektor PLP mendapatkan alokasi yang sangat besar pada tahun 2014, dimana dialokasikan kepada pembangunan infrastruktur di kawasan rawan sanitasi baik perkotaan maupun perdesaan. Untuk sektor Bangkim, Kabupaten Pringsewu hanya mendapatkan alokasi anggaran pembangunan bidang cipta karya yang bersumber dari APBN pada tahun 2012 dan 2013. Sedangkan untuk sektor PBL hanya mendapatkan alokasi anggaran pembangunan bidang cipta karya yang bersumber dari APBN pada tahun 2014.

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat

(16)

V-16

berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.

Perkembangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kabupaten Pringsewu pada 2010-2014 untuk pembangunan disektor air minum dan sanitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel V-12. Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Pringsewu Tahun 2010-2014

Jenis DAK Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

DAK Air Minum 696.400.000 974.902.000 1.315.000.000 1.200.232.000 1.184.880.000

DAK Sanitasi 618.000.000 900.000.000 3.300.000.000 1.116.190.000 1.301.610.000

Total APBN 1.314.400.000 1.874.902.000 4.615.000.000 2.316.422.000 2.486.490.000

Perkembangan jumlah alokasi untuk DAK di Kabupaten Pringsewu sangat baik, hal ini terlihat bahwa anggaran yang terealisasi dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Khususnya pada sektor air minum dimana anggaran yang terealisasi lebih besar jika dibandingkan dengan DAK pada sektor sanitasi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan sektor air minum di Kabupaten Pringsewu, terkait dengan desa rawan air dan penduduk yang berpenghasilan rendah (MBR). Dukungan dari pemerintah sangat berarti bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum yang layak dikonsumsi.

V.3. Alternatif Sumber Pendanaan

V.3.1. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang cipta karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas Pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur cipta karya.

(17)

V-17

V.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Bersumber dari Swasta dalam

5 Tahun Terakhir

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur cipta karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS Adalah Perpres No. 67 tahun 2005 tentang kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 tentang panduan umum pelaksanaan kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.

Tabel V-13. Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Kegiatan Tahun Komponen KPS Volume Satuan Nilai (Rp.) Skema KPS Ket

Pengembangan Air Minum 2010 2011 2012 2013 2014 Pengembangan PLP 2010 2011 2012 2013 2014 Pengembangan Permukiman 2010 2011 2012 2013 2014 Penataan Bangunan dan Lingkungan 2010 2011 2012 2013 2014

(18)

V-18

V.3.3. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.

Tabel V-14. Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun ke Depan

Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan Kelayakan Finansial Keterangan

V.4. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, Pemerintah Kabupaten Pringsewu telah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi beberapa aspek antara lain :

1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

 Meningkatkan PAD terurtama pajak daerah potensial dan retribusi daertah potensial  Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga terdapat SilPA

 Mengusulkan DDUB kepada Pemerintah Provinsi.

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:  Meningkatkan penerimaan Pajak daerah potensial dan retribusi derah potensial  Meningkatkan efisiensi penggunaan dana anggaran berbasis kinerja

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

 Meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan daerah untuk meningkatkan pelayanan  Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah

 Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif dan efisien sehingga memperoleh kauntungan

(19)

V-19

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya

 Melakukan kerjasama dengan masyarakat di dalam pemeliharaan prasarana dan sarana pembangunan infrastruktur yang dibangun.

 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan prasarana dan sarana infrastruktur bidang Cipka Karya.

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada

 Biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman yuang terbangun didanai dari masyarakat pengguna/sewa yang dipungut kepada penghuni

 Untuk biaya perbaikan / renovasi didanai dari APBD.

Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Pringsewu untuk mendukung pembangunan didasarkan pada skala prioritas pembangunan yang mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dukungan dana melalui berbagai sumber pendanaan, seperti: DAU dan DAK masih sangat dibutuhkan Kabupaten Pringsewu Selain itu peningkatan PAD perlu ditingkatkan melalui optimalisasi pendapatan yang ada selama ini dan pengawasan, seperti: retribusi parkir, kebersihan dll serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Untuk mendukung kemampuan keuangan daerah, setiap kegiatan pembangunan dapat melibatkan partisipasi dan swadaya masyarakat, swasta. Para investor yang akan masuk ke Kabupaten Pringsewu perlu didukung dengan memberikan insentif seperti kemudahan perizinan yang tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Penggunaan tabungan masyarakat (public saving) juga dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kemampuan keuangan Kabupaten Pringsewu atau bahkan melalui pinjaman bila mendesak perlu dilakukan. Diharapkan dengan keterlibatan semua komponen masyarakat dan dukungan dalam pembiayaan akan meningkatkan kemampuan pendanaan pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di lapangan.

Sementara itu salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat penerimaan PAD adalah intensitas pemungutan pajak dan retribusi daerah yang sangat ditentukan oleh daya pungut institusi yang berkompeten dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah serta dukungan perangkat hukum yang mendasari pemungutan pajak dan retribusi daerah. Daya pungut institusi yang berkompeten sangat berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia pemungut serta sistem dan mekanisme pemungutan yang terkait dengan struktur dan tata kerja institusi. Sedang dukungan perangkat hukum terutama terkait dengan jumlah dan jenis pungutan, obyek dan subyek pungutan, serta besarnya tarip pajak dan retribusi. Upaya intensifikasi melalui peningkatan intensitas pemungutan pajak dan retribusi daerahnya antara lain melalui :

1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang terkait dengan pemungutan pajak dan retribusi daerah. 2. Pembenahan terhadap sistem dan mekanisme pemungutan antara lain melalui penataan kelembagaan. 3. Pembenahan terhadap perangkat hukum yang menjadi dasar pemungutan pajak dan retribusi daerah.

(20)

V-20

Pembenahan terhadap perangkat hukum yang menjadi dasar pemungutan pajak dan retribusi antara lain melalui revisi terhadap Peraturan Daerah (Perda) tentang pajak dan retribusi daerah. Ketentuan yang termuat dalam Perda baik yang berkaitan dengan subyek dan obyek pajak atau retribusi maupun yang berkaitan dengan tarif dalam waktu tertentu juga perlu direvisi. Besaran tarif pajak dan retribusi idealnya terus dilakukan penyesuaian seiring dengan laju inflasi.

Upaya ekstensifikasi penerimaan PAD dilakukan melalui penggalian sumber-sumber PAD yang baru, antara lain melalui penerbitan Perda bagi beberapa potensi pajak dan retribusi yang belum ada landasan hukum pemungutannya. Meskipun demikian, penerbitan Perda baru tentang pajak dan retribusi daerah harus diperhitungkan sedemikian rupa agar tidak terlalu membebani dan menghambat perekonomian rakyat karena akan bersifat kontraproduktif. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka upaya ekstensifikasi terutama akan dilakukan melalui penggalian penerimaan PAD yang tidak langsung membebani masyarakat.

V.5. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPIJM bidang Cipta Karya dilakukan dengan melakukan analisa ketersediaan dana yang ada. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan kegiatan pembangunan infrastruktur di bidang cipta karya dalam wilayah administrasi Kabupaten Pringsewu dapat dilakukan dengan APBD Kabupaten Pringsewu. Namun dalam skala pembiayaan yang luas dan anggaran yang besar maka keberadaan sumber-sumber dana lainnya yang mampu menopang pembangunan di bidang cipta karya sangat dibutuhkan khususnya sumber dana dari APBN dan APBD-I. Proporsi sektor pembangunan infrastuktur terbesar tetap berada di sektor air minum, hal ini tentunya terkait dengan desa-desa yang masuk dalam kategori desa rawan air bersih dan penduduknya yang bermukim masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Gambar

Tabel V-1. Rencana Anggaran Pendapatan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014
Tabel V-2. Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tabel V-3. Rencana Belanja Tidak Langsung Kabupaten Pringsewu Tahun 2014
Tabel V-5. Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

persen beban hidup lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiran terbuka, serta beban penyimpanan yang tidak melebihi 5 persen dari berat seismik efektif

Secara lebih spesifik, seorang manajer yang netral terhadap risiko adalah obyektif untuk mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai sekarang yang diharapkan dari

Saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk berbagi Koneksi, tapi rata-rata pengguna setidaknya menguasai teknik pemrogaraman/konfigurasi yang pada orang

Analisis yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian menunjukan penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa,dalam

Ternyata hasil pemeriksaan serologik menunjukkan bahwa 10 dari 56 pasien (17,86%) menunjukkan seropositif dengan titer tinggi, sehingga sangat bermakna untuk menegakkan

Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa ulat bulu memiliki inang yang beragam sehingga satu spesies ulat bulu dapat ditemukan lebih dari satu spesies inang serta keberadaan

Penelitian lain menggunakan metode fuzzy dan metode AHP untuk menyelesaikan permasalahan penerimaan beasiswa pada Universitas Pendidikan Indonesia (Muhammad Nur Prayogo,

Pengoperasian oven surya sangat simpel dan mudah, tetapi waktu yang diperlukan untuk memasak nasi sekitar 3-5 jam, meskipun suhu di dalam oven surya tidak