STRATEGI TINDAK TUTUR BERTERIMA KASIH OLEH PARA
TOKOH DALAM DRAMA JEPANG
“HAMMER SESSION”
Citra Pratiwi1, Diana Kartika2, Anwar Nasihin2 1Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: Chitakurniawan10@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
Abstract
In this study the author analyzes the speech act strategy of thanking by the characters in the drama Japan Hammer Session as a source of research data. The method used in this research is descriptive method and theories that I use to analyze the data in this study is the theory Aijmer in Rizky Putri in classifying speech act strategy of thanking and also connecting links with the theory of the relationship of Roger Brown and Albert Giman and Scollon in the Milky Anggreni. Based on the results of the study, the authors classify strategy speech act of thanking into five situations, the first high power situations and solidarity are not familiar, the second low power situation and solidarity familiar, the third high power situations and solidarity familiar, the fourth low power situations and solidarity are not familiar, the fifth same power and solidarity situation familiar. From the results of research that the author found in the drama Japan strategy hammer session thanking expression most used by the characters is strategy thanks to someone explicitly or thanking somebody explicity which is the most direct speech. This strategy is usually used by people who have a lower power to have higher power and also has a close relationship between speakers and the hearer when doing the thanking expression. It also depends on the situation at the time of speech is thanking.
Keywords: pragmatics, strategy speech act of thanking, power and solidarity.
Pendahuluan
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat abitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan untuk mengidentifikasi diri (Abdul Chaer, 1998:1). Karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, maksud, dan tujuan kepada orang lain.
Tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan penutur dalam berbicara. Tindak tutur memusatkan perhatian pada cara
penggunaan bahasa, dengan
mengomunikasikan maksud dan tujuan pembicara dan juga maksud penggunaaan bahasa yang dilaksanakan (Tarigan, 1987:41). Salah satu tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur berterima kasih. Terima kasih terdiri atas dua kata satu makna. Terima berarti kita mendapatkan sesuatu yang bernilai bagi kita, dan kasih berarti memberikan sesuatu terhadap orang yang sudah memberi kita. Terima kasih adalah mengucap syukur atas kebaikan seseorang kepada kita, dan rasa syukur itu
2 kita bagi pada orang lain
(Asrulnazar.blogspot.com/2013/03/tindak-tutur.html).
Tindak tutur dalam drama Jepang
Hammer Session ini, banyak terdapat tindak
tutur berterima kasih dalam berbagai situasi.
Ada dua hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai bahan perbandingan bagi peneliti, yang dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Rizky Putri Mayunda (2009) menulis skripsi berjudul “Analisis penggunaan orei
no hyougen melalui strategies of thanking
dalam drama serial televisi bara no nai hanya episode 1-5 kajian pragmatik”. Masalah penelitian tersebut adalah orei no hyogen yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Jepang. Hasil penelitiannya ialah bahwa dalam mengungkapkan terima kasih, orang Jepang tidak hanya menggunakan kata-kata yang mengungkapkan terima kasih atau rasa syukur, tetapi juga menggunakan ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan permintaan maaf karena ungkapan terima kasih dalam bahasa Jepang merupakan perwujudan dari pembayaran kembali “hutang budi” penutur kepada orang yang telah memberi kebaikan kepadanya. Contohnya ialah sumimasen. Selain itu, pengungkapan terima kasih tidak hanya menggunakan kandoushi (kata seru) yang menunjukkan emosi penutur ketika mengujarkannya.
2. Jumatri (2006) menulis skripsi berjudul “Ungkapan terima kasih dalam drama shota no sushi : kajian semantik”. Masalah penelitian tersebut adalah fungsi ungkapan terima kasih dalam film shota no
sushi. Hasil penelitiannya adalah ditemukan
tujuh buah fungsi yang ada di dalam drama
shota no sushi. Fungsi yang paling banyak
ditemukan ialah membalas kebaikan seseorang dalam bahasa Jepang Arigatou atau Arigatou Gozaimasu.
Berdasarkan hal di atas, ada beberapa perbedaan dengan penelitian penulis. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Rizky Putri Mayunda dan Jumatri adalah terdapat pada masalah penelitian. Rizky Putri Mayunda meneliti apa saja macam-macam Orei No Hyougen yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Jepang. Sementara itu, Jumatri meneliti fungsi ungkapan terima kasih dalam film
Shota No Shusi. Hal itu berbeda dengan
penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis meneliti strategi tindak tutur berterima kasih oleh para tokoh dalam drama Jepang
Hammer Session.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi tindak tutur berterima kasih yang digunakan oleh para tokoh dalam drama Jepang Hammer Session berdasarkan konteksnya.
3
Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (1990: 194), penelitian deskriptif tidak bermaksud untuk menguji suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul berupa kata-kata dan bukan dalam bentuk angka. Karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan ciri (1) penyajian hasil penelitian ini berupa penjabaran langsung tentang objek, (2) pengumpulan data dengan latar alamiah, (3) peneliti menjadi instrumen utama.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah film drama Jepang berjudul Hammer Session. Data penelitian ini ialah tindak tutur berterima kasih yang diujarkan para tokoh dalam film drama Jepang.
Teknik pengumpulan data, metode yang digunakan adalah metode observasi nonpartisipan. Menurut Margono (2005:161-162), observasi nonpartisipan merupakan suatu “proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Peneliti mengamati setiap ungkapan terima kasih yang dipakai oleh para tokoh dalam film. Setelah itu, peneliti
mencatatnya, mengklasifikasi ungkapan tersebut, dan menganalisisnya.
Teknik analisis data dalam penelitian ini berdasar konsep Miles dan Huberman (1992), yang mencakupi tahapan analisis data sebagai berikut.
1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi. 2. Reduksi data
Reduksi data ialah memilih hal- hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Pengambilan keputusan dan
verifikasi
Setelah data disajikan, dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Pada tindak tutur berterima kasih penulis menemukan 34 data dengan strategi dan hubungan P (kekuasaan) dan S (solidaritas) yang berbeda-beda.
4
1. Situasi + P (power/kekuasaan) dan –S (solidarity/keakraban)
Penulis menemukan lima data. Dari lima data tersebut terdapat dua penggunaan strategi, yaitu strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit (thanking
somebody explicity) dan strategi
menyatakan penghargaan atas perbuatan atau berupa tindakan yang dilakukan orang lain (expressing
appreciation of the act).
2. Situasi –P (power/kekuasaan) dan +S (solidarity/keakraban)
Penulis menemukan 11 data. Dari 11 data tersebut terdapat empat penggunaan strategi, yaitu strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit (thanking
somebody explicity), strategi
mengungkapkan rasa terima kasih (expressing gratitude), strategi menyatakan penghargaan atas perbuatan atau berupa tindakan yang dilakukan orang lain (expressing
appreciation of the act), dan strategi
mengakui “utang” rasa terima kasih (acknowledging a debt of gratitude).
3. Situasi +P (power/kekuasaan) dan +S (solidarity/keakraban)
Penulis menemukan sembilan data. Dari sembilan data tersebut terdapat tiga
penggunaan strategi, yaitu strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit (thanking somebody explicity), strategi menyatakan penghargaan atas perbuatan atau berupa tindakan yang dilakukan orang lain (expressing
appreciation of the act), dan strategi
mengungkapkan rasa terima kasih (expressing gratitude).
4. Situasi –P (power/kekuasaan) dan – S (solidarity/keakraban)
Penulis menemukan dua data. Dari dua data tersebut hanya terdapat satu penggunaan strategi, yaitu strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit (thanking somebody explicity).
5. Situasi =P (power/kekuasaan) dan +S (solidarity/keakraban)
Penulis menemukan delapan data. Dari delapan data tersebut terdapat dua penggunaan strategi, yaitu strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit (thanking somebody explicity) dan strategi menyatakan penghargaan atas perbuatan atau berupa tindakan yang dilakukan orang lain (expressing
appreciation of the act).
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah ditemukan, peneliti menemukan strategi berdasarkan power dan solidarity
5 1. Strategi yang paling banyak
ditemukan dalam berbagai situasi adalah strategi ungkapan terima kasih kepada seseorang secara eksplisit. Data yang ditemukan 24 data.
2. Strategi yang paling sedikit ditemukan dalam situasi adalah strategi mengakui “utang” rasa terima kasih (acknowledging a
debt of gratitude). Data yang
ditemukan hanya 1 data.
3. Dari 8 strategi yang muncul dalam sumber data hanya 4 strategi :
1. Thanking somebody explicity 2. Expressing gratitude
3. Expressing appreciation of the act
4. Acknowledging a debt of gratitude
4. Strategi yang tidak ditemukan dalam sumber data yakni :
1 Expressing appreciation of the addressee
2 Stressing one’s gratitude 3 Expressing emotion
4 Commenting on one’s own role by suppressing one’s own importance (self denigration) 5. Berdasarkan situasi power dan
solidarity yang paling sering
muncul dalam sumber data adalah situasi (-p) dan (+s), kekuasaan
yang rendah dan adanya keakraban diantara penutur dan petutur.
Ucapan Terima Kasih
1. Ibu Dr. Diana Kartika, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Timur dan selaku pembimbing I.
2. Bapak Drs. Anwar Nasihin, M.Hum., selaku pembimbing II.
3. Bapak Syahrial, S.S., M.Hum., sebagai dosen penguji.
4. Ibu Nurr Sumie Ali, S.Pd., selaku
pembimbing ronbun.
5. Teristimewa untuk kedua orang tuaku mami dan papi, adik – adik (Dio, Teguh dan Adis) dan seluruh keluarga tercinta.
6. Teman-teman Sastra Jepang 09.
Daftar pustaka
Anggareni, Bima. 2008. "Analisis Urutan Strategi Penolakan dalam Bahasa Jepang oleh Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat 3 S1 FIB UI". Skripsi. Depok: Universitas Indonesia
6 Brown, R., & Gilman, A. 1960. Pronouns of
power and solidarity. Cambridge:
Cambridge University Press.
Chaer, Abdul dan Leony. 2004.
Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta : Rineka cipta
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka cipta.
--- 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia. Jakarta : Rineka cipta
Jumatri. 2006. “Ungkapan Terima Kasih dalam Drama Shota No Sushi”. Skripsi. Padang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.
Nababan. 1984. Sosiolinguistik: Suatu
Pengantar. Jakarta : PT Gramedia.
Margono. 2005. Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data
Kualitatif. Jakarta:UI-press.
Putri, Rizky Mayunda. 2009. “Analisis Penggunaan Orei No Hyougen Melalui Startegies Of Thanking Dalam Drama Serial Televisi Bara
No Nai Hanaya Episode 1-5 Kajian
Pragmatik”. Skripsi. Jakarta : Universitas Bina Nusantara.
Tarigan,G. 1987. Pengajaran Pragmatik. Bandung:Angkasa
Yule, george. 1996. Pragmatik.
Diterjrmaahkan oleh Indah Fajar Wahyuni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://www.brainyquote.com/quotes/keyword s/thank_you.html (22.20 Wib 12 januari 2014)