LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. NELLY JAYA
PRATAMA KABUPATEN TANA TORAJA
Oleh :
SRI AYU ANDIRA SAFITRI NIM. 070 500 030
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
SAMARINDA 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini di susun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah di laksanakan di PT. Nelly Jaya Pratama sejak tanggal 19 Maret sampai 19 April 2010. Menyetujui Mengesahkan Dosen Pembimbing Ir. Hasanudin, MP Nip. 19630805 198903 1 005 Penguji I Ir. M. Fadjeri, MP Nip. 19610812 198803 1 003 Direktur Politeknik pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP Nip. 19631028 198803 1003 Penguji II Ir. Fathiah, MP Nip. 19590820 199203 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunian-Nya laporan ini dapat selesai tepat pada waktunnya. Laporan ini dapat tersusun berdasarkan pengalaman penulis yang melakukan praktek kegiatan di perusahaan PT. Nelly Jaya Pratama.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Hasanudin,MP, selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan
2. Ibu Ir. Emy Malaysia, MP, selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 3. Bapak Ir.Wartomo,MP, selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda
4. Orang tua yang telah banyak memberikan do’a, dorongan, material sehingga laporan ini dapat ter selasaikan dengan baik
5. Bapak Ir. Haris Paridy, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan di Kabupaten Tana Toraja
6. Bapak Pimpinan PT.Nelly Jaya Pratama beserta seluruh staf dan karyawan 7. Bapak Yunus Taruk selaku pembimbing di lapangan
8. Serta rekan – rekan yang tergabung dalam PKL di PT.Nelly Jaya Pratama.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusuna n laporan ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap semoga apa yang telah di tulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Samarinda Mei 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ……….. v
DAFTAR LAMPIRAN………. vi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1
B. Maksud dan Tujuan ………. 2
C. Hasil yang Diharapkan ……… 2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Umum Perusahaan ………... 3
B. Tinjauan Umum Hutan Rakyat ………... 4
C. Teknik Kegiatan Hutan Rakyat ………... 5
III. METODE KERJA A. Waktu dan Lokasi Kegiatan ……… 10
B. Pelaksanaan Kegiatan PKL ………. 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ……… 14
B. Pembahasan ……… 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 17
B. Saran ……….. 17
DAFTAR PUSTAKA ………. 18
DAFTAR TABEL
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Perincian Waktu, Kegiatan dan Lokasi Praktek………….. 10 2. Hasil Kegiatan PKL di PT. nelly Jaya Pratama …..……… 14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor TUBUH UTAMA Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Nelly Jaya Pratama ………… 20 2. Daftar Nama Karyawan dan Pendidikan ……….. 21
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan sumber kehidupan kita dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tuntutan akan hidup yang lebih baik menyebabkan meningkatnya permintaan akan hasil- hasil hutan dan industri kehutanan, termasuk kayu bangunan, kayu industry dan banyak lainnya. Hutan di Indonesia merupakan salah satu sumber pemasukan devisa Negara dalam pembangunan perekonomian bangsa yang salah satu hasil hutan di antaranya kayu.
Namun saat ini sumber daya hutan diperkirakan semakin menurun, oleh sebab itu dibutuhkan pengelolaan hutan yang baik dan benar agar kelestarian hutan dapat terjaga untuk generasi berikutnya. (Ulfah, 1999).
Tana Toraja adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk 435.231 jiwa dan mempunyai potensi Hutan Rakyat seluas 77.154,22 ha. Hutan Rakyat Kabupaten Tana Toraja tersebar di seluruh Kecamatan Tana Toraja yaitu 15 kecamatan, dimana salah satu adalah Kecamatan Mangkendek dengan jumlah penduduk 47.850 jiwa dan mempunyai potensi luas hutan rakyat seluas 7.722,80 ha, yang terdiri atas hutan bambu murni seluas 143,00 ha, hutan bambu campuran seluas 246,75 ha, hutan pinus murni seluas 2.702,55 ha, dan hutan kebun campuran seluas 4.630,50.
Hutan Rakyat yang ada di Tana Toraja yang dibangun oleh masyarakat Toraja yang terhimpun dalam satu kekerabatan dan di wariskan secara turun-temurun. Hutan rakyat ini terbentuk karena adanya dorongan untuk mencukupi kebutuhannya akan tanaman kayu-kayuan sebagai bahan dalam pembuatan rumah tongkonan, lumbung dan upacara-upacara adat, juga untuk pemenuhan kebutuhan individu anggota tongkonan tersebut. Masuknya indistri pengolahan kayu veneer, yaitu
PT. Nelly Jaya Pratama melakukan pembelian kayu dari hutan rakyat merupakan indikasi terjadinya arrikulasitan rakyat.
Hutan Rakyat yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja mempunyai ciri pengusahaan secara komunal-subsisten untuk keperluan adat juga untuk keperluan individu-komersil pemilik hutan rakyat.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari program Praktek Kerja Lapang adalah agar mahasiswa dapat menjadi Ahli Madya Kehutanan yang benar-benar terampil di bidangnya. Sehingga bila suatu saat akan bekerja pada keadaan sesungguhnya sudah mengenal situasi dan kondisi di lapangan.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang di harapkan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) antara lain :
1. Sebagai langkah awal mempraktekkan ilmu atau teori yang telah di terima di bangku kuliah, agar pada suatu saat melakukan kegiatan sesungguhnya akan menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil di bidangnya.
2. Agar mahasiswa mengetahui, menguasai dan mampu secara teknis melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keadaan Umum Perusahaan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.4625/MENHUT-VI/2002 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu atas nama PT. Nelly Jaya Pratama di Sulawesi Selatan.
1. Letak dan luas
Kecamatan Mangkendek secara administarsi pemerintahan berada dalam wilayah Kabupaten Tana Toraja yang mempunyai luas 19,674 Km2 dengan batas – batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sangalla dan Batualu b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Enrekang d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bonggakaradeng
2. Topografi
Keadaan topografi Kecamatan Mangkendek merupakan daerah pegunungan. Dari 17 lembang / desa yang ada, mempunyai topografi dataran tinggi dengan ketinggian di atas 700 mdpl.
3. Iklim
Keadaan iklim pada suatu daerah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan serta produksi tanaman. Salah satu faktor iklim yang sangat berperan terhadap pertumbuhan tanaman adalah curah hujan. Tipe iklim berdasarkan klasifikasi Scmidt dan Fergusson ( 1992 ) termasuk daerah bertipe iklim B dengan curah hujan berkisar antara 14,3% – 33,3%.
4. Tipe Hutan
Di areal PT. Nelly Jaya Pratama termasuk tipe hutan hujan tropis basah dataran tinggi yang mempunyai komposisi jenis penyusunnya di dominasi pinus (Pinus merkusii), Gmelina (Gmelina arborea), Sengon (Albizia mollucana), Mahoni (Swietenia spp). selain jenis-jenis tersebut jenis lain penyusun tegakan hutan rakyat adalah jenis Cengkeh (Zysygum
aromaticum), Kopi (Coffe robusta). B. Tinjauan Umum Hutan Rakyat
Hutan Tanaman Rakyat merupakan hutan tanaman yang di bangun di kawassan hutan produksi oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan dengan menerapakan sistem slvikultur yang tepat sehingga kelestarian sumber daya hutan menjadi terjamin. Tahapan pembangunan HTR di lakukan melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan,penanaman,pemeliharaan,pemanenan, dan pemasaran.
Hutan rakyat adalah hutan –hutan yang di bangun dan di kelola oleh rakyat,kebanyakan berada di atas tanah milik atau tanah adat meskipun ada pula yang berada di atas tanah Negara atau kawasan hutan Negara. Secara teknik, hutan – hutan rakyat ini pada umumnya berbentuk wanatani yakni : campuran antara pohon – pohonan dengan jenis – jenis tanaman bukan pohon. Baik berupa wanatani sederhana, ataupun wanatani kompleks ( agroforest) yang sangat mirip strukturnya dengan hutan alam.
Menurut Widhiasta (2008), hutan rakyat adalah hutan buatan, melalui penanaman tanaman (tanaman keras) di lahan milik, baik,secara perorangan, marga maupun kelompok. Berdasarkan pengertian yang di kemukakan, hutan rakyat mempunyai ciri khas :
1. Tidak merupakan lahan yang kompak, tapi tepencar - pencar di antara lahan – lahan pedesaan
2. Bentuk usahanya tidak selalu murni berupa kayu – kayuan, tetapi terpadu atau terkombinasikan dengan berbagai tanaman seperti perkebunan, rumput makanan ternak, dan tanaman pangan.
3. Terdiri dari tanaman yang cepat tumbuh dan cepat memberikan hasil bagi pemiliknya.
Pada hutan rakyat di lakukan penanaman dengan
mengkombinasikan tana man perkayuan dengan tanaman pangan / palawija yang biasa di kenal dengan istilah agroforestry. Pola pemanfaatan lahan seperti ini banyak manfaatnya, antara lain : pendapatan persatuan lahan bertambah, erosi dapat di tekan, hama dan penyakit lebih dapat di kendalikan, biaya perawatan tanaman dapat di hemat, waktu petani di lahan lebih lama.
Pemilihan tanaman untuk masing – masing daerah bisa berbeda tergantung pada situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Pembuatan hutan rakyat dapat di laksanakan dengan sisitem tumpangsari, yaitu menanam tanaman kayu – kayuan dicampur dengan tanaman semusim seperti : padi, jagung, kedelai, kacang panjang dan lain – lain. Pemilihan jenis tanaman pokok di sesuaikan dengan jenis tanah, iklim setempat, dan peruntukan kayunya.
C. Teknik Kegiatan Hutan Rakyat 1. Sistem permudaaan
Menurut cara permudaan (tumbuh kembali), hutan dapat di bedakan sebagai hutan dengan permudaan buatan, dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, malainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali
hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya. Di daerah beriklim sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlangsung setiap tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di daerah tropis, perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir setiap tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon – pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera terjadi secara berkala.
Permudaan hutan adalah usaha pembinaan tegakan sisa bekas tebangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hutan. Permudaan alam adalah anakan poho n yang tumbuh secara regeneratif alami yang bijinya jatuh dari pohon induk kemudian tumbuh secara baik dan normal. Permudaan buatan adalah kegiatan penaburan benih dan persemaian untuk mempersiapkan anakan pohon baru menggantikan penanaman bekas tebangan di areal hutan produksi (Zain, 1998).
2. Penebangan
Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon – pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang di tetapkan.
Tujuan dari penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan, berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan.(Anonim, 1993)
Purnawati mengemukakan bahwa, untuk mendapatkan kayu yang
diinginkan, seorang penebang harus memperhatikan teknis –teknis penebangan yang meliputi urutan jenis – jenis pekerjaan, seperti :
1. Membersihkan rintangan yang sangat berkaitan dengan keselamatan kerja sehingga sebelum penebangan dimulai perlu
disiapkan dan ditata posisi kerja agar pekerjaan berikutnya dapat berjalan.
2. Menentukan arah rebah, dengan memperhatikan keadaan pohon, posisi berdirinya, keadaan cabang dan tajuknya, keamana n pekerjaan, keadaan lapangan tebang, keselamatan kayu agar tidak menyangkut pada kayu lain dan untuk memudahkan penyaradan harus sudah ditentuk an pula arah penyaradannya.
3. Membuat takik rebah dengan maksud sisi salah satu bagian menjadi lemah sehingga pohon mulai rebah kearah yang sudah di tentukan. 4. Membuat takik balas yaitu takik yang berlawanan dengan takik
rebah sehingga mempermudah rebah pohon. 5. Membersihkan cabang.
6. Membersihkan batang.
3. Pembagian batang
Pembagian batang (bucking) adalah pekerjaan yang terdiri atas kegiatan memotong pohon yang telah rebah ke tanah (selesai di tebang) kedalam potongan-potongan atau lazimnya yang di sebut log, sehingga siap untuk di sarad (di angkut dalam jarak dekat). Sebagian besar alat yang dipakai dalam pembagian batang sama dengan yang di pakai dalam penebangan (Haryanto,1996).
Dalam melaksanakan pembagian batang perlu diperhatikan keadaan keseluruhan batang yang akan di potong, apakah batang tersebut baik seluruhnya (lurus), bengkok, cacat dan lain sebagainya. Pemotongan batang sebaiknya tegak lurus terhadap sumbu batang tersebut. Batang yang sudah di potong-potong menjadi sortimen-sortimen di beri tanda. Alat yang di pakai untuk memotong adalah gergaji, baik gergaji tangan non mekanis atau mekanis (chain saw).
Menurut Anonim (1996), faktor- faktor yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan pembagian batang adalah :
1. Keadaan pohon/batang
2. Sortimen yang diminta/di pesan oleh konsumen 3. Kapasitas alat sarad/alat angkut
Adapun tahap-tahap dalam pembagian batang (bucking) :
1. Pembersihan cabang (limbing) dan pangkal 2. Pemotongan ujung (topping)
3. Pembagian batang (bucking)
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan :
1. Kapasitas alat sarad
2. Sortimen yang di minta industry/pasar 3. Adanya cacat (bengkok, kena penyakit/hama) 4. Adanya pesanan khusus
5. Pelaksanaan pembagian batang harus memperhatikan posisi batang
4. Penyaradan
Menurut Wackeman (1949), penyaradan adalah pemindahan kayu dari tunggak tempat penebangan ke tempat pemuatan dengan menggunakan alat pengangkutan primer. Jaraknya mencapai satu mil atau biasanya di bawah setengah mil. Metode penyaradan selalu di batasi oleh ketersediaan sumber energi.
Kegiatan yang di lakukan setelah penebangan adalah penyaradan kayu dari tempat pengumpulan kayu (TPN), yaitu tempat pegumpulan kayu bersifat sementara sebelum di angkut ke tempat penimbunan kayu (TPK) atau penyimpan sebelum di olah atau di jual (Anonim, 2000).
Penyaradan kayu glondongan hasil penebangan di lakukan setelah bagian tajuk di potong. Penyaradan kayu glondongan harus di laksanakan melalui jalan sarad yang telah di rencanakan dan dibuat terlebih dahulu.
Dalam kegiatan penyaradan di upayakan sedikit mungkin terjadinya kerusakan pada pohon tinggal lainnya serta kerusakan tanah hutan. Penyaradan di mulai dari pada saat kayu di ikatkan pada rantai penyaradan di tempat penebangan, kemudian di sarad ke tempat tujuan (Tpn, tepi sungai, tepi jalan rel atau tepi jalan mobil) dan berakhir setelah rantai di lepas dari rantai penyarat (Anonim, 1999).
5. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut kayu yang di lakukan setelah seri kegiatan penebangan selesai di lakukan. Kegiatan pengangkutan di lakukan dengan memilih system yang sesuai dengan keadaan hutan dan kondisi lapangan. Pengangkutan dapat di lakukan dengan berbagai alat angkut yang di sesuaikan dengan kondisi alat angkut dan jalan yang akan di lalui (Mulyono, 1993).
Pengangkutan meliputi kegiatan pemuatan dan pembongkaran (muat bongkar) pemuatan merupakan kegiatan menaikkan log di TPN di ke atas loging truck untuk di angkut ke TPK, sedangkan pembongkaran merupakan kegiatan menurunkan kayu dari atas truck ke TPK (Anonim, 1999).
Menurut Anonim (2000), system pengangkutan kayu di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Letak dan topografi lapangan b. Geologi
c. Tanah dan iklim d. Luas areal
e. Volume dan ukuran kayu f. Kondisi jalan
g. Jenis prasarana angkutan h. Jarak dan biaya angkutan.
III. METODA KERJA
A. Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktek
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksakan di PT. Nelly
Jaya Pratama yang di laksanakan pada tanggal 19 Maret - 19 April 2010
dengan rincian waktu, kegiatan dan lokasi dapat di lihat pada table 1 berikut ini :
Table 1. Perincian Waktu, Kegiatan dan Lokasi Praktek
No Tanggal Kegiatan Lokasi
1. 19-23 Maret 2010 Persemaian
- Pengangkutan Bibit Kecamatan Mangkendek
2. 24-27 Maret 2010 Penanaman
- Penanaman Desa Tampo
3. 29- 01 April 2010 Pemeliharaan
- Pembersihan Desa Tampo
4. 03-06 April 2010 07 -10 April 2010 12-16 April 2010 Pemanenan - Penebangan - Pembagian Batang - Pengangkutan Rantedada Rantedada Rantedada 5. 6. 17 April 2010 19 April 2010 Pembebasan - Peneresan Konsultasi Rantedada Kantor NJP
B. Pelaksanaan Kegiatan PKL
1. Persemaian
a. Pengangkutan bibit 1) Alat dan bahan
a) Alat : Parang, Baskom, Ember, Karung, Kantong Plastik, Arco.
b) Bahan : Bibit Pinus merkusii 2) Prosedur Kerja
a) Pembersihan areal persemaian b) Pemilihan bibit yang Sehat
c) Menaruh bibit pada alat yang telah di sediakan d) Pengangkutan bibit ke mobil
2. Penanaman
a. Alat dan Bahan
1) Alat : Cangkul, Parang
2) Bahan : Bibit Pinus merkusii, bambu (ajir) b. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan bibit yang akan ditanam 2) Membersihkan areal penanaman 3) Membuat ajir
4) Membuat lubang untuk tempat penanaman 3. Pemeliharaan
a. Alat dan Bahan
1) Alat : Cangkul, Parang
2) Bahan : Pohon Pinus merkusii b. Prosedur Kerja
1) Pemangkasan ilalang yang tumbuh di sekitar tanaman
2) Pemberantasan terhadap tanaman yang di anggap mengganggu tanaman
3) Mencangkul tanah di sekitar tanaman sehingga pupuk dapat masuk kedalam tanah dengan mudah.
4. Pemanenan a. Penebangan
1) Alat dan Bahan a) Alat : Chain saw b) Bahan : Bensin, Oli 2) Prosedur kerja
a) Membersihkan alat sebelum melakukan penebangan b) Membersihkan areal pohon yang akan ditebang c) Menentukan arah rebah
d) Membuat takik
e) Memotong batang pohon maksimal 1 cm diatas permukaan tanah
b. Pembagian Batang 1) Alat dan Bahan
a) Alat : Chain saw, Meteran, Bilah, Parang
b) Bahan : Batang pohon (log), label (kertas nomor), bahan bakar chain saw.
2) Prosedur kerja
a) Setelah penebangan dilakukan maka dilakukan pembebasan tangkai (cabang)
b) Setelah itu batang (log) diukur dengan panjang 1,25 m. c) Selanjutnya dipotong sesuai panjang yang di tentukan d) Pengupasan log menggunakan bilah (besese)
e) Pemberian label pada log c. Pengangkutan Log
1) Alat dan Bahan
a) Alat : alat angkut (Truck), meteran, alat tulis, rantai. b) Bahan : batang (log), Tally Sheet.
2) Prosedur kerja
a) Batang (log) yang telah di potong di angkut ke TPn b) Setelah di timbun di TPn di angkut kembali ke pabrik
c) Setelah log sampai di pabrik di lakukan pengukuran Diameter dan Jumlah log yang di angkut.
5. Pembebasan a. Peneresan
1) Alat dan Bahan a) Alat : Parang
b) Bahan : Pohon Pinus merkusii 2) Prosedur kerja
a) Mengupas sebagian kulit batang sampai kambium b) Pengupasan kulit batang pohon di lakukan dengan cara
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nelly Jaya Pratama sejak tanggal 19 Maret – 19 April 2010.
Table 2. Hasil Kegiatan PKL di PT. Nelly Jaya Pratama
No Jenis Kegiatan ? 1 Regu
Lama
Kegiatan Prestasi HOK
1 Persemaian
- Pengangkutan Bibit 4 4 Hari 10.000 bibit 625 bibit 2 Penanaman
- Penanaman 15 4 Hari 2000 bibit 33,33 bibit
3 Pemeliharaan - Pembersihan 6 4 Hari - - 4 Pemanenan - Penebangan - Pembagian Batang - Pengangkutan 3 3 5 3 Hari 4 Hari 5 Hari 48 pohon 64 pohon 25 batang 5,33 pohon 5,33 pohon 1 batang 5 Pembebasan
- Peneresan 4 1 Hari 5 Pohon 1,25 Pohon
B. Pembahasan
1. Persemaian
Dalam melakukan kegiatan persemaian ada beberapa kegiatan yaitu pengangkutan bibit yang telah di sapih. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan bibit ialah bibit yang sehat,pengangkutan bibit dengan hati- hati serta memperhatikan adanya tanaman pengganggu yang tumbuh disekitar bib it agar dibersihkan.
2. Penanaman
Dalam melakukan suatu kegiatan penanaman yang perlu diperhatikan adalah menentukan lokasi yang akan ditanam, membuat ajir, membuat lubang untuk tanaman, dan menentukan jarak tanam agar terhindar dari persaingan dan dapat tumbuh dengan leluasa.
3. Pemeliharaan
Kegiatan pemmeliharaan meliputi suatu pekerjaan perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur penanaman, membunuh gulma dan pohon penaung, menebas rumput di sepanjang jalur penanaman, dan menyulam tanaman mati.
4. Penebangan
Kegiatan penebangan di Hutan rakyat adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang sudah cukup umur dan sudah laku di pasaran, yaitu pohon yang memiliki diameter minimal 25 cm sedangkan bentuk dan ukuran kayu di sesuaikan dengan kebutuhan industri.
5. Pembagian batang
Setelah kegiatan penebangan maka diadakan pula pembagian batang. Pembagian batang diawali dengan membersihkan cabang-cabang atau ranting yang tidak bernilai ekonomis dengan menggunakan parang. Kemudian di lanjutkan dengan mengukur panjang batang menggunakan meteran atau sebilah bambu berukuran tertentu. Pembagian batang diusahakan seoptimal mungkin, pembagian batang berdasarkan ukuran
yang diterima oleh pihak perusahaan. Adapun ukuran yang diterima oleh pihak perusahaan ya itu log dengan panjang 1,25m. Setelah itu log di angkut ke perusahaan
6. Pembebasan
Kegiatan pembebasan disini kami hanya melakukan kegiatan penerasan guna mematikan pohon penyaing agar dapat meningkatkan dan memperbesar produktifitas tegakan tinggal yang akan menguntungkan perusahaan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hutan rakyat yang terdapat di kecamatan Mangkendek, Tana Toraja terbagi atas dua pola yaitu monokultur pinus (Pinus merkusii) dan agroforestry pinus (Pinus merkusii), cengkeh (Zysygum aromaticum), dan kopi ( Coffae robusta).
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa system pemanenan yamg di terapkan oleh masyarakat di kecamatan Mangkendek yang meliputi penebangan, pembagian batang, pengupasan, penyaradan, hingga pengangkutan. Pohon yang di tebang adalah pohon yang memiliki diameter minimum 20 cm.
System permudaan hutan rakyat di kecamatan Mangkendek terbagi atas dua, yaitu permudaan alam dan permudaan buatan. Permudaan alam dibantu oleh angin dan lebih banyak di terapkan pada hutan rakyat dengan pola agroforestry. Sedangkan seluruh kegiatan permudaan buatan mulai dari pembibitan, penanaman dan pemeliharaannya di kerjakan oleh PT. Nelly Jaya Pratama.
B. Saran
1. Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) para mahasiswa harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak terjadi hal- hal yang merugikan
2. Kepada pihak perusahaan dimohon menyiapkan sarana dan prasarana untuk dapat memudahkan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL). 3. Sebaiknya para pemilik/pengusaha hutan tetap menjaga kelestarian
hutan Pinus, dengan tidak mempersempit lahan bekas tebangan Pinus menjadi lahan perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia Direktorat
Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan. Jakarta.
Anonim, 1996. Pemungutan Hasil Hutan (jilid II). SKMA, Makassar.
Anonim, 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Koperasi Kehutanan Departemen
Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
Anonim, 2000. Informasi Tentang Pemanenan Hutan Hak. Pusat Bina
Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
Haryanto, 1996. Pemanenan Hasil Hutan. Buku 2 : Penebangan. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas gadjah mada, Yogyakarta.
Mulyono, S, 1993. Biaya Penyaradan Batang dengan Traktor dalam Kaitannya
dengan Jarak antara jalur yang Ekonomis pada eksploitasi Hutan di Lokasi Pembangunan HTI. Indonesia German Forestry Projectat Mulawarman University, Samarinda.
Ulfah, M. 1999. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penga laman Kerja Praktek
Mahasiswa PT. Hutan Mahligai, Samarinda.
Wackerman, A. E.,1949. Harvesting Timber Crops. Mc. Graw – Hill Book
Company, New York.
Widhiasta, P. W., 2008. Hutan Rakyat, Sarana Pelestarian Alam dan
Penambahan Pendapatan. http://sahabatlingkungan.multiply.com
Lampiran 2. Daftar Nama Karyawan dan Pendidikan
DAFTAR KARYAWAN DAN PENDIDIKAN
NO Nama Pendidikan
1 ALBERTHINUS SMA
2 YUNUS TARUK SPMA
3 YUSTINUS DIPLOMA
4 PUTU KERNADI SMK
5 YULI PATULAK STM
6 BARTHOLOMIUS PATIKU STM
7 ALBERTUS PALANNA SMA
8 AMSAL.TR STM 9 YUSTA SANGLIMBO STM 10 YOHANIS B.P STM 11 ANDARIAS LOBO STM 12 ANTON TE’DANGAN STM 13 YULIANUS BONI SD 14 ALIMUDDIN SMA 15 ANTONIUS.T SMA 16 AHMAD JAMAL SMP
17 MARTEN KALAMBE SMA
18 YUNUS TALOLONG SMA
19 PEDI PALLU SMA
20 BASRI SMP
21 RURUK SMP
22 JOUL MANGA SMA
23 AMBO SMA
24 PETRUS SEMBRI SMA
Lampiran 2. (Lanjutan)
No Nama Pendidikan
26 ARNI PALI ALLO SMU
27 DARMAWATI SMU
28 HENDRIK SD
29 ROBIN LAMA SMU
30 SAPRIANUS BIRANA SLTP
31 MEDI MANGOTING SMU
32 DANI EL LATIAANG SMP
33 HERMON BATARA SMP
34 JUMIARTI DEPO SMU
35 HASTUTI PATIKU SMU
36 GERSON SMP
37 SRI MUNEISI SMP
38 YAKUB GOYANG SD
39 RIAN SMP
40 ROBER.T.T SMU
41 YAKOB LEMAN SMU
42 TONO BATO.K SMU
43 TETENG SOSANG SMU
44 MERSIA BANGUN SMU
45 LUKAS BUMBU’.B SMP
46 DARMAN PALENGKA’ SMU
47 JONI TAPPI’ SMU
48 RAJANNA MANGOTING SMU
49 JONATHAN TIDAK ADA
50 IDA SD
51 ROAN SMU
Lampiran 2. (Lanjutan)
No Nama Pendidikan
53 MARINUS BELO.P SMU
54 ROBERTHO SMP
55 ALDIN SMP
56 YOHANES.B.REXI SD
57 HENDRIK PAELONGAN SMU
58 MUHAMMAD KODIR SD
59 ELISABET SMP
60 PARAMITA,P SMU
61 NIKO BATARA SMP
62 ADRIANUS BIRANA SMU
63 KRISDAYANTI SMU
64 ANDARIAS SESA SLTP
65 ALEXANDER PALANNA SD
66 YUSUF RASSAK SMU
67 FANDI MANGA’ SMU
68 DAMARIS SMU 69 CRISWAN S.M SMP 70 SARDEWI BANGA.P SMP 71 YULIANA.M.S SMU 72 TASLIM SMU 73 STEVANUS SMU 74 LOLOK SMU 75 ELMI SMU 76 YUNITA KASI’ SMP 77 IHSA SOSANG SMP 78 ANTONIUS SMP
Lampiran 2. (Lanjutan)
No Nama Pendidikan
80 OKTAVIANUS.R.P SD
81 YUSEP.S.BATARA SD
82 RESDIANTO BATARA SMP
83 YUSUF BATARA SMU
84 AHMAD SMU
85 LUKAS TAPPI SMU
86 MARGARETA BATARA SMP
87 HASRIANTI INES SMP
88 SAMSUL ROMPENA SMP
89 YULIUS BURANNA SMU
90 SAKARIA RANDA SMP
91 RUDIANTO BATARA SMU