1
Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis WEB
Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan J.Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547
ABSTRAK
Sistem pernafasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida. Sistem pernafasan amatlah penting bagi manusia, karena faktor utama manusia adalah bernafas. Terganggunya pernafasan maka manusia akan kesulitan untuk melakukan kegiatan. Anggapan bahwa penyakit yang diawali dengan gejala batuk atau flu biasa tidak akan membahayakan, tetapi orang awam tidak tahu apakah gejala awal tersebut merupakan gejala awal pada penyakit berat lainnya seperti TBC atau kanker paru-paru. Mengacu pada permasalahan diatas, maka dibangun identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia menggunakan metode certainty factor berbasis web. Metode yang digunakan adalah metode System Development Life Cycle (SDLC). Identifikasi penyakit sistem pernafasan ini, terdapat 17 penyakit, 48 gejala beserta pengobatannya. Untuk mengidentifikasi penyakit, seorang user di haruskan memberikan input berupa gejala yang dialami kemudian output yang diberikan berupa hasil diagnosa gejala penyakit yang dialami beserta pengobatannya. Sistem ini dapat dijadikan alternatif solusi bagi user (pengguna) dalam mencari referensi penyakit sistem pernafasan pada manusia.
Kata Kunci : Penyakit sistem pernafasan, Sistem Pakar, Certainty Factor
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Pakar (Expert System) adalah suatu bidang dari ilmu kecerdasan buatan dalam kaitannya dengan sistem pendukung keputusan yang dirancang dengan memasukkan unsur-unsur keahlian dari satu konsep terprogram (Code Base Concept) dalam pengambilan keputusan. Implementasi sistem pakar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan selain sebagai media informasi bagi masyarakat terutama penderita penyakit untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat bantu bagi dokter untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan lebih akurat.
Sistem pernapasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari
udara dan mengeluarkan gas sisa pembakaran (karbondioksida). Oksigen diperlukan untuk membakar makanan dari hasil pencernaan yang diubah menjadi energi. Sistem pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru). Sistem pernapasan amatlah penting bagi manusia, karena faktor utama bagi kehidupan manusia adalah dengan menghirup oksigen dan oksigen didapat dengan bernafas.
Terganggunya sistem pernapasan maka manusia akan kesulitan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan. Penyakit yang terdapat pada sistem pernapasan manusia amatlah komplek. Anggapan bahwa penyakit yang diawali
2 dengan gejala batuk atau flu biasa tidak akan membahayakan, tetapi orang awam tidak tahu apakah gejala awal tersebut merupakan gejala awal pada penyakit berat lainnya seperti TBC atau kanker paru-paru. Mengacu pada permasalahan diatas, untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada sistem pernafasan agar dapat memberikan suatu kemudahan dalam mengidentifikasi penyakit. Oleh karena itu, dalam penyusunan penelitian ini penulis mengambil judul “Identifikasi Penyakit Sitem Pernafasan pada Manusia menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis web”.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem pakar identifikasi penyakit sistem pernapasan pada manusia menggunakan metode certainty factor berbasis web.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup ini mencakup 17 penyakit, menggunakan metode certainty factor, pembuatan sistem pakar ini hanya berdasarkan gejala-gejala spesifik dari ketujuh belas jenis penyakit yang akan dibahas, output yang diberikan berupa hasil diagnosa gejala penyakit yang dialami beserta pengobatannya, perancangan program aplikasi sistem pakar menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai databasenya.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah menjadi media perantara bagi pengguna aplikasi (masyarakat/ user non-expert) untuk membantu mengidentifikasi jenis penyakit sistem pernafasan dan mendapat alternatif solusinya berupa penanganan awal dari penyakit, Referensi dalam mencari jenis penyakit sistem pernafasan dan gejala-gejala yang dialami penderita, Membantu pakar kedokteran terutama
spesialis penyakit sistem pernafasan melestarikan kepakarannya, dan Sebagai dokumentasi kepakaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pakar (Expert System)
Sistem pakar diambil dari istilah knowledge base expert system yang merupakan hasil dari proses knowledge engineering. Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas artificial intelligent pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. (Giarratano dan Rilley, 2004). Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai sebuah program komputer yang mencoba meniru atau mensimulasikan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) dari seorang pakar pada area tertentu. Selanjutnya sistem ini akan mencoba memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan kepakarannya. (Jusak, 2007). Kemampuannya untuk memberikan keputusan seperti seorang pakar didalam bidang tertentu merupakan salah satu hal yang diperlukan oleh manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Certainty Factor (CF)
Awal mula Teori certainty factor (CF) diusulkan oleh Shortlife dan Buchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran seorang pakar. Seorang pakar/ahli dalam hal ini biasanya dokter sering kali menganalisis informasi yang sudah ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini kita menggunakan certainty factor guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.(Sutojo,dkk, 2010).
Ada dua cara dalam mendapatkan Certainty Factor (CF) dari sebuah rule, yaitu:
3 1. Metode “Net Belief” yang diusulkan
oleh E.H Shortlife dan B.G. Buchaman CF (Rule) = MB (H,E)-MD(H,E) MB(H,E) = {max[P(H|E),P(H)]−P(H) max[1,0]−P(H) P(H)=1, lainnya MD(H,E) = {min[P(H|E),P(H)]−P(H) min[1,0]−P(H) P(H)=0, lainnya Dimana :
CF (Rule) = Faktor kepastian
MB(H,E) = Measure of Belief (ukuran kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1) MD(H,E) = Measure of Disbelief (ukuran ketidakpercayaan) terhadap evidence H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1) P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesis H P(H|E) = Probabilitas bahwa H benar karena fakta E
2. Dengan cara mewawancarai seorang pakar/ahli
Nilai CF (Rule) didapat dari interpretasi “term” dari pakar, yang dirubah menjadi nilai CF tertentu. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1, yakni uncertain term dari seorang pakar dikonversi menjadi sebuah nilai CF. Tabel 1. Nilai evidence tingat keyakinan pakar
Uncertain Term CF Pasti Tidak
Hampir pasti Tidak Kemungkinan Besar Tidak Mungkin Tidak Tidak Tahu Mungkin Kemungkinan Besar Hampir Pasti Pasti -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 to 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Sumber : Buku Kecerdasan Buatan (Sutojo, dkk. 2010:195-196)
Pengertian Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernafasan pada umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara kedalam
paru-paru dimana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernafasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernafasan. Organ-organ pernafasan meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, paru-paru, alveolus Sumber:
http://www.gurupendidikan.com/pengertia n-sistem-pernafasan -pada-manusia-lengkap/
Penyakit Sistem Pernafasan
Penyakit (disease) adalah penyimpangan pelaksanaan fungsi normal proses fisiologi yang mengganggu, merusak, atau bahkan menghentikan kegiatan vital makhluk hidup. Pernapasan manusia dapat saja mengalami gangguan karena terjadinya kelainan pada organ atau akibat penyakit tertentu. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman, bakteri, polusi udara, atau faktor keturunan (genetik). Alat-alat pernapasan pada sistem pernapasan ini merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting. Jika alat-alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan, proses akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa macam penyakit yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia, antara lain : Faringitis, Asma, Influenza (Flu), Emfisema, Bronkitis, Asbestosis, Sinusitis, Tuberculosis (TBC), Pneumonia, Dipteri, Renitis, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Kanker paru-paru, SARS, Rinitis, Laringitis, Tonsilitis. Sumber: https://aguskomteu.blogspot.com/2011/10/ kelainan-dan-penyakit-pada-pernafasan.html?m=1 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan System Development Life Cycle (SDLC). Dalam tahapan-tahapan ini dijelaskan proses pembuatan sistem serta
4 langkah-langkah yang sesuai dengan tahapan sistem yang berlaku pada SDLC termasuk pengumpulan data. Tahapan-tahapan tersebut disajikan dalam skema seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
Perencanaan Sistem
Tahap perencanaan merupakan suatu tahap pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dibuat. Dalam mencari informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan referensi dari buku-buku maupun internet, serta observasi.
Tabel 2. Tabel jenis penyakit sistem pernafasan
KODE NAMA PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN SP001 Faringitis SP002 Asma SP003 Influenza (Flu) SP004 Emfisema SP005 Bronkitis SP006 Asbestosis SP007 Sinusitis SP008 Tuberculosis (TBC) SP009 Pneumonia SP010 Dipteri SP011 Renitis
KODE NAMA PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN
SP012 Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) SP013 Kanker Paru-Paru
SP014 SARS SP015 Rinitis SP016 Laringitis SP017 Tonsilitis
Sedangkan pada tabel 3. Berikut ini berisi tentang semua gejala penyakit sistem pernafasan pada manusia.
Tabel 3. Tabel jenis gejala penyakit sistem pernafasan
KODE GEJALA PENYAKIT G001 Tenggorokan sakit saat menelan G002 Kerongkongan terasa kering G003 Sesak nafas
G004 Mudah Lelah
G005 Rasa sesak dan berat di dada
G006 Nafas berbunyi ngiiik…ngiiik (wezink) G007
Kesulitan tidur dengan nyenyak minimal 3 kali dalam seminggu
G008
Batuk setiap hari di malam dan cuaca dingin
G009
Serangan asma yang hebat sehingga tidak dapat berbicara
G010 Hidung tersumbat G011 Bersin-bersin G012 Pilek
G013 Tenggorokan gatal
G014 Nafsu makan dan berat badan menurun G015 Batuk kronis lebih dari 3 bulan G016 Kepala terasa sakit
G017 Batuk berdahak
G018 Flu berkepanjangan selama 1 minggu
G019
Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir G020 Penglihatan kabur
G021 Batuk G022 Hidung gatal
G023 Hidung berair (ingus encer)
G024
Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernafas
G025
Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih/ kekuning-kuningan
G026
Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih
5 KODE GEJALA PENYAKIT
G028
Demam selama 1 bulan terutama siang dan sore
G029
Berkeringat setiap hari dimalam hari tampa melakukan aktivitas
G030 Sakit pada dada G031 Kesulitan bernafas
G032 Bengkak pada leher (bulneck)
G033
Adanya selaput wana putih ke abu-abuan ditenggorokan
G034 Demam tinggi lebih dari 38° celcius G035 Tenggorokan merah
G036 Kulit bercak merah menyerupai campak G037 Telinga sakit
G038 Pernafasan berbunyi berdecit G039 Pembengkakan wajah / leher
G040 Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan G041 Pusing
G042 Muntah-muntah 2-3 kali seminggu
G043
Peradangan pada rongga hidung oleh virus
G044 Produksi lendir/ingus meningkat G045 Serak / parau/ kehilangan suara G046 Demam 38° celcius
G047 Bau tidak sedap pada mulut G048 Nyeri sekitar otot
Pada Tabel 4 berikut ini berisi nilai CF rule dari penyakit sistem pernafasan, yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keyakinan seorang pakar terhadap besarnya kontribusi dari gejala terhadap suatu penyakit sistem pernafasan pada manusia.
Tabel 4. Tabel nilai CF rule penyakit sistem pernafasan No Penyakit Sistem Pernafasan Jenis Gejala CF Rule MB MD 1 Faringitis (SP001) Tenggorokan sakit saat menelan (G001) 0.8 0.2 Tenggorokan terasa kering (G002) 0.8 0.2 2 Asma (SP002) Sesak nafas (G003) 0.8 0.2 Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5 Rasa sesak dan berat
di dada (G005) 0.6 0.4 Nafas berbunyi ngiiik…ngiiik (wezink) (G006) 0.9 0.1 No Penyakit Sistem Pernafasan Jenis Gejala CF Rule MB MD 2 Asma (SP002) Kesulitan tidur dengan nyenyak minimal 3 kali dalam seminggu (G007)
0.6 0.4 Batuk setiap hari di
malam dan cuaca dingin (G008)
0.6 0.3 Serangan asma yang
hebat sehingga tidak dapat berbicara (G009) 0.8 0.1 3 Influenza (Flu) (SP003) Hidung tersumbat (G010) 0.8 0.3 Bersin-bersin (G011) 0.9 0.1 Pilek (G012) 0.9 0.2 Tenggorokan gatal (G013) 0.8 0.3 4 Emfisema (SP004) Mudah Lelah (G004) 0.6 0.4 Rasa sesak dan berat
di dada (G005) 0.8 0.4 Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014)
0.6 0.4 Batuk terus menerus
lebih dari 6 bulan (G015) 0.7 0.4 5 Bronkitis (SP005) Sesak nafas (G003) 0.6 0.4 Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5 Kepala terasa sakit
(G016) 0.6 0.5 Batuk berdahak (G017) 0.9 0.1 Flu berkepanjangan selama 1 minggu (G018) 0.6 0.5 Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir (G019) 0.6 0.3 Penglihatan kabur (G020) 0.6 0.4 6 Asbestosis (SP006) Sesak nafas (G003) 0.9 0.2 Batuk (G021) 0.7 0.3 7 Sinusitis (SP007) Hidung tersumbat (G010) 0.6 0.4 Bersin-bersin (G011) 0.8 0.2
Kepala terasa sakit
(G016) 0.75 0.4
Hidung gatal (G022) 0.6 0.5 Tercium bau tidak
sedap pada hidung ketika bernafas (G024) 0.9 0.1 Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih/ kekuning-kuningan (G025) 0.75 0.3
6 No Penyakit Sistem Pernafasan Jenis Gejala CF Rule MB MD 8 TBC (SP008) Sesak nafas (G003) 0.7 0.3 Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014) 0.8 0.1 Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih (G026) 0.9 0.1 Dalam dahak bercak
darah (G027) 0.9 0.1 Demam selama 1
bulan terutama siang dan sore (G028)
0.7 0.3 Berkeringat setiap
hari dimalam hari tampa melakukan aktivitas (G029) 0.7 0.1 9 Pneomunia (SP009) Batuk (G021) 0.6 0.5 Sakit pada dada
(G030) 0.6 0.4 Kesulitan bernafas (G031) 0.7 0.3 Demam 38° celcius (G046) 0.6 0.3 10 Dipteri (SP010) Tenggorokan sakit saat menelan (G001) 0.6 0.2 Sesak nafas (G003) 0.7 0.2 Bengkak pada leher
(bulneck) (G032) 0.9 0.1 Adanya selaput
wana putih ke abu-abuan ditenggorokan (G033) 0.9 0.1 Demam 38° celcius (G046) 0.6 0.3 11 Renitis (SP011) Hidung tersumbat (G010) 0.8 0.3 Bersin-bersin (G011) 0.8 0.2
Hidung berair (ingus
encer) (G023) 0.7 0.3
12 ISPA (SP012)
Demam tinggi lebih dari 38° celcius (G034)
0.9 0.1 Tenggorokan merah
(G035) 0.7 0.2
Kulit bercak merah menyerupai campak (G036) 0.6 0.4 Telinga sakit (G037) 0.7 0.3 Pernafasan berbunyi berdecit (G038) 0.5 0.5 13 Kanker paru-paru (SP013) Sesak nafas (G003) 0.9 0.1 Mudah Lelah (G004) 0.8 0.1 Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014)
0.7 0.3 Kepala terasa sakit
(G016) 0.7 0.4
Dalam dahak bercak
darah (G027) 0.9 0.2 Pembengkakan wajah / leher (G039) 0.8 0.4 No Penyakit Sistem Pernafasan Jenis Gejala CF Rule MB MD 13 Kanker paru-paru (SP013)
Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan (G040) 0.7 0.3 Serak / parau/ kehilangan suara (G045) 0.7 0.5 14 SARS (SP014) Batuk (G021) 0.7 0.4 Demam tinggi lebih
dari 38° celcius (G034) 0.6 0.3 Pusing (G041) 0.5 0.5 Muntah-muntah 2-3 kali seminggu (G042) 0.7 0.5 15 Rinitis (SP015) Peradangan pada rongga hidung oleh virus (G043) 0.8 0.4 Produksi lendir/ingus meningkat (G044) 0.8 0.3 16 Laringitis (SP016) Tenggorokan sakit saat menelan (G001) 0.7 0.4 Serak / parau/ kehilangan suara (G045) 0.9 0.2 Demam 38° celcius (G046) 0.6 0.5 17 Tonsilitis (SP017) Tenggorokan sakit saat menelan (G001) 0.8 0.2 Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014)
0.7 0.4 Kesulitan bernafas
(G031) 0.6 0.5
Demam tinggi lebih dari 38° celcius (G034) 0.8 0.4 Muntah-muntah 2-3 kali seminggu (G042) 0.5 0.5 Bau tidak sedap
pada mulut (G047) 0.8 0.3 Nyeri sekitar otot
(G048) 0.6 0.5
Analisis Sistem
Tahap analisis sistem merupakan suatu tahap pencarian masalah terhadap suatu hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksakan. Tahap analisis dilakukan dengan melakukan pengamatan pada penelitian terdahulu seperti satu jenis penyakit pada sistem pernafasan saja, sehingga tidak menyeluruh untuk semua jenis penyakit yang terdapat pada sistem pernafasan.
7
Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem adalah tahapan yang meliputi proses pembuatan sistem yang sudah dianalisis sebelumnya.
Perancangan Basis Data
Perancangan ini digunakan untuk mempermudah pada pengolahan data satu dengan data lainnya. Dalam perancangan basis data ini dibuat agar tidak terjadi penggandaan pada data-data yang ada pada saat penginputan data pada sistem yang akan dibuat. Perancangan ini dilakukan dengan menggunakan Entity
Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara obyek data. Model ER-Diagram menjadi salah satu pemodelan data konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional.
Gambar 2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Perancangan Sistem Secara Umum
Perancangan ini dibuat dengan mengunakan Data Flow Diagram (DFD), flowchart. Data Flow Diagram dibuat untuk menggambarkan alur proses informasi dan transformasi pada saat data bergerak dari input ke output. Flowchart dibuat untuk menggambarkan alur sistem yang dibuat kedalam sebuah diagram menggunakan simbol, gambar, dan keterangan untuk menjelaskan informasi tersebut dimulai dari (start) untuk awal hingga selesai (end).
Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan gambaran secara umum mengenai sebuah sistem yang dirancang secara global, yaitu suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara sistem dengan lingkaran luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Sistem ditunjukan dalam satu lingkungan yang mengambarkan keseluruhan proses dalam sistem dan hubungannya dengan entitas. Terdapat dua entitas yang terhubung langsung dengan sistem yaitu pengguna (user) dan pakar (admin). Adapun Diagram konteks pada sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram Konteks
Flowchart
Flowchart dibuat guna mempermudah menentukan alur sistem yang akan dibangun sehingga sistem dapat berjalan secara terstruktur. Berikut Flowchart identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia ini menampilkan hirarki dari sistem pada saat berjalan. Dapat dilihat pada gambar 4.
8
Perancangan Sistem Secara Detail
Perancangan ini dimulai dari perancangan struktur navigasi dari perancangan form-form yang digunakan sebagai media komunikasi sistem dengan pengguna. Perancangan ini dimaksudkan agar sistem dapat mudah dimengerti oleh penggunanya.
Perancangan Halaman Menu Utama User (pengguna)
Gambar 5. Halaman Utama User (Pengguna)
Perancangan Halaman Login User (Pengguna)
Gambar 6. Halaman Login User (Pengguna)
Perancangan Halaman Menu Utama Pakar (Admin)
Gambar 7. Halaman Utama Pakar (Admin)
Implementasi
Tahap implementasi merupakan proses pembuatan sebuah sistem yang telah dirancang sebelumnya. Proses implementasi yang dilakukan dalam perancangan sistem pakar identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia berbasis web dengan menggunakan Adobe Dreamweaver CS5 dengan bahasa pemrograman PHP dan MYSQL sebagai database-nya.
Uji Coba Sistem
Uji coba sistem dilakukan melalui 3 (tiga) tahap uji coba, yakni uji coba struktural, fungsional dan validitas data. a. Uji Coba Struktural
Uji coba struktural adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui apakah struktur atau alur program yang dibuat sudah sesuai dengan rancangannya.
b. Uji Coba Fungsional
Uji coba fungsional adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah dapat berfungsi dengan baik.
c. Uji Coba Validasi
Uji coba validasi adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sesuai dengan benar.
9
Penggunaan
Tahap ini adalah tahapan dimana sistem sudah selesai diimplementasikan dan lulus uji coba serta sistem sudah dapat digunakan. Pemeliharaan sistem juga merupakan salah satu dari tahap penggunaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada tahap ini dilakukan penerapan hasil dari proses analisa, proses perancangan, dan tahap implementasi yang sudah dilakukan. Berikut ini penjelasan hasil dari tampilan beserta uraian mengenai sistem identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia menggunakan metode certainty factor.
Halaman Utama User (Pengguna)
Pada tampilan halaman utama user (pengguna) akan terdapat beberapa menu, yaitu home, data penyakit, konsultasi, dan login admin. Berikut merupakan tampilan halaman utama user, seperti gambar 8.
Gambar 8. Tampilan Halaman Utama User (Pengguna)
Halaman Data Penyakit User
(Pengguna)
Pada tampilan halaman data penyakit user (pengguna) akan menampilkan table data penyakit yang didalamnya terdapat kode penyakit, nama penyakit, gejala dari setiap penyakit, dan pengobatan dari penyakit tersebut. Pada data penyakit seorang user (pengguna) tidak dapat merubah/ memanipulasi data karena tidak diberikan hak akses, apabila
ingin memanipulasi data maka harus melakukan login admin. Berikut tampilan halaman data penyakit user, seperti gambar 9.
Gambar 9. Tampilan Halaman Data Penyakit User (Pengguna)
Halaman Konsultasi
Pada tampilan halaman konsultasi akan menampilkan pertanyaan gejala yang harus dijawab oleh user (pengguna). Berikut tampilan halaman konsultasi, seperti gambar 10.
Gambar 10. Tampilan Halaman Konsultasi
Halaman Hasil Konsultasi
Pada tampilan halaman hasil konsultasi akan menampilkan hasil dari pertanyaan yang sudah dijawab sebelumnya oleh user (pengguna), tabel penyakit yang di indikasikan menjadi penyakit yang diderita dengan persentase keyakinan, nama penyakit yang diderita dan pengobatan penyakit, serta terdapat button untuk kembali melakukan konsultasi dan untuk mencetak hasil konsultasi menjadi laporan.
10 Gambar 11. Tampilan Hasil Konsultasi
Pembahasan
Uji Coba Struktural
Uji coba structural adalah ntuk menguji setiap form atau halam yang telah dirancang untuk memastikan apakah sistem yang dibuat sudah terstruktur dengan baik sesuai dengan yang diharapkan atau tidakdengan cara menjalankan program tersebut. Adapun pengujian struktural dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Tabel Uji Coba Struktural
No Halaman Hasil
1
Halaman utama → data penyakit → detail → halaman detail penyakit
Sesuai
2
Halaman utama → konsultasi → jawab pertanyaan → submit diagnosa → halaman hasil konsultasi
Sesuai
3 Login admin → valid → halaman pakar
Sesuai
4 Login admin → tidak valid → halaman login
Sesuai
5
Halaman data penyakit → tambah data penyakit → simpan → tersimpan di database → data tampil pada halaman data penyakit
Sesuai
6
Halaman data penyakit → ubah data penyakit → simpan → tersimpan di database → data
Sesuai
tampil pada halaman data penyakit
7
Halaman data gejala → tambah data gejala → simpan → tersimpan di database → data tampil pada halaman data gejala
Sesuai
8
Halaman data gejala → ubah data gejala → simpan → tersimpan di database → data tampil pada halaman data gejala
Sesuai
9
Halaman basis pengetahuan → tambah basis pengetahuan → simpan → tersimpan di
database → data tampil pada
halaman basis pengetahuan
Sesuai
10
Halaman basis pengetahuan → ubah basis pengetahuan → simpan → tersimpan di
database → data tampil pada
halaman basis pengetahuan
Sesuai
11
Halaman ubah password → valid → halaman ubah password
Sesuai
12 Halaman ubah password → tidak valid → halaman pakar
Sesuai
13 Logout → ok → halaman utama Sesuai 14 Logout → cancel → halaman
pakar
Sesuai
Uji Coba Fungsional
Uji coba fungsional merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah bagian proses (button, form, fungsi) pada sistem telah berfngsi dengan baik atau tidak. Adapun pengujian fungsional dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Tabel Uji Coba Fungsional
No Proses Halaman Fungsional Hasil
1 Detail Halaman data penyakit user (pengguna ) Button menampilkan detail data penyakit pada halaman utama user (pengguna) Berfungsi 2 Submit diagnosa Halaman konsultasi user (pengguna ) Button menampilkan
hasil konsultasi Berfungsi
3 Cetak Halaman hasil konsultasi user (pengguna ) Button menampilkan laporan konsultasi Berfungsi
11 4 Login Halaman Login Button validasi untuk masuk ke halaman pakar Berfungsi 5 Tambah Halaman pakar Button menambahkan data penyakit, data gejala, dan basis pengetahuan ke database Berfungsi 6 Edit Halaman pakar Button mengubah data penyakit, data gejala, basis pengetahuan, dan data admin ke database Berfungsi 7 Hapus Halaman pakar Button menghapus data penyakit, data gejala, dan basis pengetahuan Berfungsi
Uji Coba Validasi
Uji coba validasi merupakan suatu proses pengujian sistem untuk membandingkan sistem yang dibangun dengan pengujian perhitungan manual dapat bekerja sesuai yang dibuat. Pada menu konsultasi, sistem ini menggunakan perhitungan certainty factor dalam mengidentifikasi penyakit. Berikut merupakan pengujian sistem dengan membandingkan antara perhitungan manual dengan perhitungan yang telah diterapkan pada sistem.
1. Pengujian Manual
Contoh kasus user (pengguna) memilih gejala yang dialami yaitu :
Tabel 7. Tabel gejala yang dipilih user
Id gejala Nama Gejala
3 Sesak nafas 4 Mudah lelah
5 Rasa sesak dan berat di dada 10 Hidung tersumbat
11 Bersin-bersin
Setelah gejala yang yang dialami telah dipilih maka akan muncul beberapa penyakit yang memiliki kesesuaian dengan masukan gejala dari pertanyaan dengan nilai ukuran MB dan MD tiap relasi id penyakit danid gejala yang didapat.
Tabel 8. Tabel relasi dari gejala yang telah dipilih
Kode Penyakit Kode gejala Ukuran MB MD SP002 G003 0.8 0.2 SP002 G004 0.6 0.5 SP002 G005 0.6 0.4 SP003 G010 0.8 0.3 SP003 G011 0.9 0.1 SP004 G004 0.6 0.4 SP004 G005 0.8 0.4 SP005 G003 0.6 0.4 SP005 G004 0.6 0.5 SP006 G003 0.9 0.2 SP007 G010 0.6 0.4 SP007 G011 0.8 0.2 SP008 G003 0.7 0.3 SP010 G003 0.7 0.2 SP011 G010 0.8 0.3 SP011 G011 0.8 0.2 SP013 G003 0.9 0.1 SP013 G004 0.8 0.1
Setelah diketahui daftar penyakit yang memiliki gejala yang dipilih, maka akan duhitung nilai CF dari setiap penyakit. Apabila nilai CF dari setiap penyakit telah diketahui maka akan dicari nilai CF yang paling besar untuk menentukan penyakit mana yang mendekati dan menjadi hasil akhir dari konsultasi. 1. Penyakit Asma a. Ukuran MB MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)] = 0.8+0.6*(1-0.8) = 0.92 MB(B) = MB(3) + MB(A)*[1-MB(3)] = 0.92+0.6*(1-0.92) = 0.968 b. Ukuran MD MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)] = 0.2+0.5*(1-0.2) = 0.6 MD(B) = MD(3) + MD(A)*[1-MD(3)] = 0.6+0.4*(1-0.6) = 0.76 CF = MB - MD = 0.968-0.76 = 0.208
2. Penyakit Influenza (Flu) a. Ukuran MB MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)] = 0.8+0.9*(1-0.8) = 0.98 b. Ukuran MD MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)] = 0.3+0.1*(1-0.3) = 0.37 CF = MB - MD = 0.98-0.37 = 0.61
12 Untuk perhitungan id penyakit yang lain yang terdapat di dalam tabel, dapat dihitung sesuai contoh perhitungan di atas. Dibawah ini adalah hasil nilai CF setelah dihitung berdasarkan id penyakitnya. Dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Tabel Perhitungan Nilai CF Penyakit
Kode
Penyakit Kode Gejala Nilai CF SP002 G003, G004, G005 0.208 SP003 G010, G011 0.61 SP004 G004, G005 0.46 SP005 G003, G004 0.14 SP006 G003 0.7 SP007 G010, G011 0.4 SP008 G003 0.4 SP010 G003 0.5 SP011 G010, G011 0.52 SP013 G003, G004 0.79
Berdasarkan hasil perhitungan CF secara manual, maka nilai yang tertinggi yaitu pada penyakit Kanker paru-paru dengan nilai 0.79 atau 79%. Dari hasil yang diperoleh maka sistem mendiagnosa bahwa user tersebut terkena gejala penyakit Kanker Paru-paru.
2. Pengujian Sistem
Untuk menguji apakah hasil pengujian manual dengan pengujian sistem sesuai atau valid, maka kita masukkan gejala yang dipilih tadi kedalam halaman konsultasi dan lihat hasil identifikasinya. Berikut ini merupakan hasil pengujian sistem.
Gambar 12. Hasil Pengujian Sistem Setelah melihat hasil pengujian secara manual dengan pengujian sistem maka kedua pengujian memiliki kesesuaian dan hasil yang sama. Maka dapat dikatakan bahwa dalam uji coba validasi ini telah sesuai
Uji Coba Akurasi
Uji coba Akurasi merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahuai apakah jawaban dari sistem sama dengan jawaban yang diberikan dokter. Pengujian ini dilakukan dengan 10 sample pertanyaan. Adapun pengujian akurasi dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 10. Tabel Pengujian Akurasi
No Gejala Jawaban Sistem Dokter 1 G001, G007, G013, G016 Tonsilitis Tonsilitis 2 G003, G006, G008, G021, G030 Kanker Paru-paru Asma 3 G008, G013, G028, G033, G041 Dipteri Dipteri 4 G007, G016, G020, Sinusiris Pneumonia
13 G025, G036 5 G009, G016, G026, G038 Tuberculosis (TBC) Tuberculosis (TBC) 6 G018, G022, G023, G041, G046 Renitis Renitis 7 G014, G026, G034, G043, G048 ISPA SARS 8 G016, G028, G040, G041, G044 Rinitis Rinitis 9 G019, G034, G037, G045, G047 Laringitis Laringitis 10 G017, G027, G041, G046 Tuberculosis (TBC) Tuberculosis (TBC)
Dari pengujian diatas, hasil jawaban sistem dengan dokter didapatkan hasil yang baik. Sebanyak 10 sample pertanyaan yang di uji, didapat 7 hasil yang sama. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi sistem ini adalah 70 %.
SIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan sistem identifikasi penyakit sistem pernafasan telah dibangun sesuai dengan analisis dan perancangan sistem. Sistem ini bersifat dinamis sehingga data yang ada dalam sistem ini dapat ditambah, diubah, dan dihapus. Sistem ini telah berjalan sesuai dengan metode certainty factor yang diprogram sebelumnya sehingga dapat
mengidentifikasi penyakit sistem pernafasan yang telah dijawab oleh user (pengguna).
Penyakit sistem pernafasan pada manusia yang diambil hanya 17 penyakit, 48 jenis gejala beserta pengobatannya. Penyakit yang dibahas merupakan penyakit yang biasanya dialami oleh manusia yang menyerang pada saluran pernafasan.
Sistem yang disajikan berbasis website yang dapat diakses dimanapun selama masih terintegrasi dengan jaringan internet sehingga lebih efisien. Hasil identifikasi ini menampilkan nama gejala yang dipilih, penyakit yang diderita, cara pengobatannya. Hasil identifikasi dapat dicetak sebagai laporan identifikasi. Hasil dari pengujian akurasi yang diuji berdasarkan jawaban dokter dan jawaban sistem didapatkan tingkat akurasi 70%. Sistem ini dapat dijadikan alternatif solusi bagi user (pengguna) dalam mencari referensi penyakit sistem pernafasan pada manusia.
Penelitian ini tentu saja masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, mengingat keterbatasan yang dimiliki penulis terutama masalah pemikiran dan waktu. Penulis menyarankan untuk menutupi kekurangan serta meningkatkan kemampuan kepakaran sistem ini yaitu dengan melakukan pengembangan penelitian dimasa yang akan datang. Adapun saran dari penelitian ini adalah perlu adanya perawatan dan penambahan basis pengetahuan data penyakit, gejala penyakit, dan pengobatannya sehingga sistem ini dapat mengidentifikasi jenis penyakit lebih umum lagi dan diperlukan pengembangan kearah aplikasi mobile, karena hampir semua orang menggunakan gadget dan lebih mudah mengoperasikan sistem ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Pakuan Bogor. 2014. Buku
Panduan Skripsi dan Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Komputer FMIPA UNPAK, Bogor.
Giarratano, J. & Riley, G. D. 2004.
Expert System : Priciples and Programming, Fourth Edition 4th, USA.
Jusak. 2007. Sistem Pakar : Buku
Pegangan Kuliah. Surabaya : STIKOM.
Komteu, A. 2011. Kelainan dan penyakit
pada pernafasan.
https://aguskomteu.blogspot.com/2 011/10/kelainan-dan-penyakit-pada-pernafasan.html?m=1 12 Agustus 2015, 19:30 WIB.
Kurniawan, A. 2015. Pengertian Sistem
Pernafasan Pada Manusia Lengkap. http://www.gurupendidikan.com/p engertian-sistem-pernafasan -pada-manusia-lengkap/ 21 Desember 2015, 19:00 WIB.
Perwira, R. I. & A. Aziz. 2013. Sistem
Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi TBC Paru. Tesis. Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” dan Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Putra, Firmansyah. 2011. Perancangan
Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sutojo, T., Mulyanto, E. dan Suhartono, V. 2010. Kecerdasan Buatan. Andi,
Yogyakarta.
Tohir, A. R., A. Sukmaaji & J.
Lemantara. 2012. Rancang
Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Asma dan Gangguan Pernafasan. Skripsi. Jurusan Sistem Informatika STIKOM, Surabaya.
Wiweka, E. P. 2013. Sistem Pakar
Diagnosa Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Menggunakan Logika Fuzzy. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Informatika Universitas Tanjungpura, Pontianak.