• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA (RENJA) Dinas Kesehatan DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA (RENJA) Dinas Kesehatan DIY"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

2019

(2)
(3)
(4)

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 4

1.4. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN DIY TAHUN 2017 ... 5

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2017 dan Capaian Renstra Dinas Kesehatan DIY ... 5

2.2. Analis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan DIY... 17

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan DIY ... 32

2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD ... 33

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ... 33

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN ... 35

3.1. Telaahan Terhadap K ebijakan Nasional dan Daerah ... 35

3.3. Program dan Kegiatan ... 37 BAB IV PENUTUP

(5)

dasar rakyat, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menetapkan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan, terutama diarahkan pada meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawatdarutan dan rujukan khusus masyarakat miskin, menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan, meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penanggulangan air minum, meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik.

Pembangunan kesehatan DIY sebagai bagian integral dari pembangunan regional dan nasional, pada hakekatnya merupakan suatu proses bersifat integratif baik dalam tatanan perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, namun harus dilakukan dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Arah pembangunan kesehatan DIY telah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022. Sedangkan secara teknis, arah pembangunan kesehatan 2019 teknis didasarkan pada rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2019.

Derajat kesehatan sebagai indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM) DIY tergantung kepada perkembangan angka kematian dan kesakitan. Dalam konteks kesehatan, kematian yang menjadi perhatian utama adalah kematian yang disebabkan oleh berbagai permasalahan kesehatan yang dalam hal ini dapat dibagi menjadi kematian umum dan kematian spesifik (kematian ibu, bayi dan balita). Kematian spesifik yang menjadi perhatian prioritas memiliki pengaruh besar terhadap umur harapan hidup dikaitkan dengan besaran yang dihasilkannya.

(6)

permasalahan kesehatan, tersusun oleh beberapa program yang pada prinsipnya merupakan penggambaran dari upaya pelayanan komprehensif (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif). Upaya tersebut khususnya diberikan penekanan kepada upaya penanganan permasalahan pokok tanpa mengabaikan upaya-upaya lainnya. Permasalahan pokok dimaksud adalah kesehatan ibu, bayi, anak, penyakit tidak menular dan menular, gizi, perilaku sehat, lingkungan sehat dan mutu pelayanan kesehatan.

Upaya memberikan pelayanan yang optimal maka perlu didukung oleh penyediaan sumberdaya memadai yang terdiri sarana prasarana, sediaan farmasi, dan pembiayaan kesehatan yang memadai khususnya bagi kelompok masyarakat miskin. Keseluruhan upaya pelayanan dan penyediaan pelayanan perlu dikelola dan didukung kebijakan, manajemen dan administrasi yang memadai pula. Guna menyelaraskan hal-hal tersebut di atas, maka perlu disusun Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (RENJA-OPD), khususnya untuk tahun 2019.

Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan DIY merupakan salah satu dokumen perencanaan resmi daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan program dan kegiatan pelayanan Dinas Kesehatan DIY khususnya dan pembangunan kesehatan daerah pada umumnya untuk periode 1 tahun. Dokumen Renja Dinas Kesehatan DIY memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran, program, kegiatan, dan kelompok indicator kinerja beserta rencana capaiannya. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. Adapun indikator rencana kinerja meliputi sasaran, program dan kegiatan. Dalam proses penyusunan rancangan Renja mengacu pada kerangka arahan yang dirumuskan dalam rancangan awal RKPD.

1.2. Landasan Hukum

Sebagai dasar hukum yang mendasari penyusunan renja Dinas Kesehatan Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1.2.1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;

1.2.2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(7)

1.2.8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

1.2.9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah

1.2.10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

1.2.11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

1.2.12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pela yanan Minimal Bidang Kesehatan

1.2.13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 1.2.1. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007

tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY

1.2.2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2009 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Provinsi DIY 2005-2025

1.2.3. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yog yakarta Nomor 57 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan;

1.2.4. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah DIY tahun 2018 Nomor 3, tambahan Lembaran Daerah DIY Nomor 3)

1.2.5. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahunan Tahun 201 9;

1.2.6. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017 -2022;

(8)

dokumen resmi yang dipergunakan untuk mengarahkan program dan kegiatan pelayanan Dinas Kesehatan DIY tahun 2019. Renja Dinas Kesehatan DIY tahun 2019 ini adalah sebagai terjemahan dari Renstra Dinas Kesehatan DIY 2017-2022, yang selanjutnya disusun tahunan, khususnya untuk periode tahun 2019. Penyusunan Renja Dinas Kesehatan 2019 juga menyelaraskan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2019.

Adapun tujuan penyusunan renja Dinas Kesehatan DIY tahun 2019 ini adalah agar perencanaan pembangunan kesehatan di DIY tahun 2019, lebih terarah untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

1.4. Sistematika Penulisan

Dokumen Rencana Kerja Dinas Kesehatan DIY tahun 2019 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. EVALUASI PELAKSANANAAN RENJA OPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD dan Capaian Renstra OPD 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas Fungsi OPD 2.4. Review terhadap Rancangan Awal OPD

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan terhadap Kebijkan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD 3.3. Program dan Kegiatan

(9)

Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Sedangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah mengamantkan untuk Oleh karena itu dalam Rencana Kerja SKPD Dinas Kesehatan DIY Tahun 2018 juga harus dilak ukan evaluasi terhadap dokumen Rencana Kerja Tahun 2015.

Rencana Kerja Dinas Kesehatan DIY Tahun 2017 didukung dengan anggaran yang bersumber dari APBD maupun APBN. Tingkat keberhasilan instansi Dinas Kesehatan DIY Tahun 2017 dapat diukur dari pencapaian Indikator Kinerja Utama yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan DIY 2012 – 2017. Renstra Dinas Kesehatan DIY dalam perjalanannya, mengalami 2 kali perubahan, baik perubahan indikator maupun target. Untuk program dan kegiatan tahun 2012 sampai tahun 2014, acuan indikator dan target yang digunakan adalah yang tertuang pada Renstra awal. Untuk tahun 2015 dan 2016, indikator dan target yang digunakan adalah seperti yang tercantum pada dokumen Renstra Perubahan Pertama, sedangkan untuk periode tahun 2017, indikator dan target adalah seperti yang tercantum pada Renstra Perubahan Kedua. Oleh karena itu, evaluasi pelaksanaan Renja juga disesuaikan dengan dokumen Renstra yang digunakan sesuai acuan. Evaluasi Renja 2016 menggunakan indikator dan target yang tertuang dalam Renstra Perubahan Pertama dan evaluasi Renja 2017 (tahun berjalan) menggunakan indikator dan target yang tercantum pada Renstra Perubahan Kedua. Adanya perubahan sebanyak 2 kali pada Renstra Dinas Kesehatan DIY ini, berdampak pada kerancuan dalam menghitung evaluasi serta kerancuan untuk menghitung progres capaian kinerja setiap tahunnya. Selain itu, pergantian periode Renstra Dinas Kesehatan DIY, dari semula adalah periode 2012-2017, menjadi periode 2017-2022, menyebabkan perubahan program, indikator, dan target, sehingga juga berdampak pada kerancuan untuk menghitung progres capaian kinerja tahunan, terutama pada tahun peralihan antara Renstra 2012-2017 dan Renstra 2017-2022.

(10)
(11)

Daerah Dan Program/Kegiat an Renstra SKPD Tahun 2017 (akhir periode Renstra SKPD) program dan keluaran kegiatan s/d tahun 2016 (tahun n-3) Renja SKPD tahun berjalan (tahun n-1) (2018) tahun 2018 (tahun berjalan/n-1) Target Realisasi Tingkat

Realisasi (%) realisasi capaian Tingkat capaian (%) 1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 1 Wajib 1.02 Kesehatan 1.02. 01 Dinas Kesehatan 1.02. 1.02. 01.19 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih sehat (PHBS)

60,00% 40,42% 54% 40,20% 103,08% 60,00% 60,00 100 Renstra

Awal

Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih sehat (PHBS)

40,00% 40,42% 39% 40,20% 103,08% 40,00% 40,20 100,5 Renstra

Perubahan Pertama Persentase desa dan

kelurahan siaga aktif dengan predikat purnama dan mandiri

46,80% N/A* 46,80% 47,72% N/A* N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Desa Sehat Mandiri

20,53% N/A** N/A** N/A** N/A** 25,91% N/A** N/A** Renstra

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 1.02. 1.02. 01.20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Prevalensi Balita kurang gizi

8,5% 8,04% N/A N/A N/A 8,5% 8,04 105,4 Renstra

Awal Persentase Balita kurang

gizi

6,50% 8,04% 6,80% 8,80% 129,41% 6,50% 7,78 80,30 Renstra

Perubahan Pertama Prevalensi ibu hamil

KEK

8,91% 8,04% 8,91% 10,94% 122,78% 8,91% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Balita Sehat 38,44% N/A** N/A** N/A** N/A** 38,94% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.21 Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase kabupaten/kota menyelenggarakan program kabupaten/kota sehat

100% 93,58% 100% N/A N/A 100% 93,58% 93,58% Renstra

Awal Persentase kecamatan yang menyelenggarakan kecamatan sehat 89,74% 93,58% 82,05% 100% 121,88% 89,74% 94,44 105,23 Renstra Perubahan Pertama Persentase Kabupaten/Kota sehat dengan predikat wistara

100% 93,58%* 100% 100% 100% 100% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Balita Sehat 38,44% N/A** N/A** N/A** N/A** 38,94% N/A** N/A** Renstra

(13)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 1.02. 1.02. 01.33 Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan Persentase ketersediaan obat esensial generic di fasyankes dasar

97% 69,05% 97% N/A N/A 97% 69,05% 71,18% Renstra

Awal Persentase mutu pelayanan kefarmasian, perbekalan kesehatan, dan makanan 71,9% 69,05% 71,9% 72,19% 102,54% 71,9% 71.04% 98,80% Renstra Perubahan Pertama Persentase mutu pelayanan kefarmasian, perbekalan kesehatan dan makanan

71,96% 69,05%* 71,96% 100% 138,7% 71,96% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase kefarmasian, perbekes dan makanan sesuai standar

59,25% N/A** N/A** N/A** N/A** 66,92% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.48 Program Pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan Persentase pelayanan kesehatan yang bermutu

63,8% 57,40% 63,8% N/A N/A 63,8% 57,40% 89,96% Renstra

Awal Persentase pelayanan

kesehatan yang bermutu

72,80% 57,40% 72,80% 71,50% 113,49% 72,80% 67,23% 92,34% Renstra Perubahan Pertama Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama memenuhi standar

57,02% 57,40%* 57,02% 62,12% 108,94% 57,02% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Fasilitas kesehatan tingkat

100% 57,40%* 100% 100% 100% 100% N/A* N/A* Renstra

(14)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 lanjutan tipe B memenuhi standar Kedua Persentase pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan Pelayanan Kesehatan lainnya sesuai standar pelayanan

40,09% N/A** N/A** N/A** N/A** 38,37% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.58 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada B L U D Bapelkes Persentase mutu pelatihan kesehatan dan institusi diklat kesehatan

94% 84,77% 86% N/A N/A 94% 84,77% 90,18% Renstra

Awal

Persentase mutu pelatihan kesehatan dan institusi diklat kesehatan

87% 84,77% 84% 75,10% 89,40% 87,00% 82,29% 94,58% Renstra

Perubahan Pertama Persentase mutu

pelatihan kesehatan dan institusi diklat kesehatan

87% 84,77% 87% 96,42% 110,83% 87% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase Mantan

linatih yang meningkat kompetensinya

0 N/A** N/A** N/A** N/A** 60% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.50 Program Pembinaan Kesehatan Lansia Jumlah Puskesmas mampu memberikan layanan pada usila (PSU)

74,38% 82,64% 70,25% N/A N/A 74,38% 82,64% 111,10% Renstra

Awal

Jumlah Puskesmas mampu memberikan

80,00% 82,64% 74,38% 85,95% 115,56% 80,00% 82,86 103,57 Renstra

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12

layanan pada lansia (PSL) Pertama 1.02. 1.02. 01.51 Program Pembinaan Kesehatan Ibu Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (PN)

99,7% 99,81% 99% N/A N/A 99,7% 99,81% 100,11% Renstra

Awal Persentase cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) 99,00% 99,81% 98% 99,77% 101,81% 99,00% 99,52% 100,52% Renstra Perubahan Pertama 1.02. 1.02. 01.52 Program Pembinaan Kesehatan Anak dan Remaja Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 99,64% 100% 99,65% 99,65% 100% 99,64% 100% Renstra

Awal

Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 99,64% 100% 99,65% 99,65% 100% 99,76% 99,76% Renstra Perubahan Pertama 1.02. 1.02. 01.49 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD Persentase cakupan kepesertaan program jaminan kesehatan semesta yang dikelola oleh Bapel Jamkesos

77,38% 90% 72,57% N/A N/A 77,38% 90% 116,30% Renstra

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 Bapel Jamkessos Persentase mutu pelayanan penjaminan pembiayaan kesehatan oleh Bapel Jamkessos

94,00% 90% 91% 98,5% 108,24% 94,00% 94,16 100,17 Renstra

Perubahan Pertama

Jumlah jenis pelayanan Bapel Jamkesos

8 Layanan 90%* 8

Layanan

10 Layanan

120 % 8 Layanan N/A N/A Renstra

Perubahan Kedua Persentase penduduk

miskin mendapatkan jaminan kesehatan

100% N/A** N/A** N/A** N/A** 100% N/A** N/A** Renstra

2017-2022

Jenis layanan jaminan kesehatan Komplemen dan Suplemen kesehatan

18 Layanan N/A** N/A** N/A** N/A** 20 N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.55 Program Pembinaan Kesehatan Bayi dan Balita Persentase cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) 99% 99,61% 98,75% 99,18% 99,18% 99% 99,61% 100,61% Renstra Awal Persentase cakupan kunjungan neonates pertama (KN1) 100% 99,61% 100% 99,18% 99,18% 100% 99,59% 99,59% Renstra Perubahan Pertama Program Pembinaan Kesehatan Keluarga Persentase cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

99,5% N/A* 99,5% 93,85% 94,32% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase pelayanan pemeriksaan kehamilan

94% N/A* 94% 89,58% 95,30% N/A* N/A* N/A* Renstra

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 lengkap (K4) Kedua Persentase cakupan Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)

99,8% N/A* 99,8% 89,91% 90,09% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase cakupan

pelayanan kesehatan bayi

92,5% N/A* 92,5% 87,18% 94,25% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase cakupan

pelayanan kesehatan balita

90% N/A* 90% 81,17% 90,19% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase cakupan penjaringan Kesehatan Siswa SD, SMP, SMA dan setingkat

82,47% N/A* 82,47% 95,07% 115,28% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Puskesmas Mampu memberilakan layanan pada lansia (PSL)

80% N/A* 80% 87,6% 109,50% N/A* N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Balita Sehat 38,44% N/A** N/A** N/A** N/A** 38,94% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.56 Program Pembiayaan kesehatan Persentase cakupan kepesertaan jaminan kesehatan bersubsidi dan mandiri

47,50% 81,08% 44% N/A N/A 47,50% 81,08% 170,69% Renstra

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12

Persentase rumah sakit bekerja sama dengan BPJS kesehatan

86,30 81,08% 79,45% 82,67% 104,05% 86,30 83,35% 96,5% Renstra

Perubahan Pertama Persentase rumah sakit

bekerja sama dengan BPJS kesehatan

86,3% 81,08* 86,3%* 88* 101,97* 86,3% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase Fasyankes kesehatan memenuhi standar sarpras perijinan, SDMK dan pembiayaan

40,09% N/A** N/A** N/A** N/A** 40,58% N/A** N/A** Renstra

2017-2022 1.02. 1.02. 01.52 Pencegahan dan Penanggulang -an Penyakit Persentase pencegahan dan pengendalian penyakit

73,44% 72,02% 73,44% N/A N/A 73,44% 72,02% 100% Renstra

Awal Persentase pencegahan dan pengendalian penyakit 73,44% 72,02% 73,44% 81,62% 124,26% 73,44% 75,69% 103,06% Renstra Perubahan Pertama Persentase jumlah desa/kelurahan yang memiliki Posbindu (Pos Pembianaan Terpadu untuk deteksi dini penyakit tidak menular)

100% 72,02%* 100% 100% 100* 100% N/A* N/A* Perubahan

kedua

Persentase Puskesmas mampu melaksanakan deteksi dini kanker leher

61,15% 72,02%* 61,15% 71,26% 116,53* 61,15% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12

rahum menggunakan metode IVA

Persentase keberhasilan pengobatan HIV / AIDS

100% 72,02%* 100% 91,26% 91,26% 100% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase keberhasilan

pengobatan TB

85% 72,02%* 85% 84,9% 99,88* 85% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase CFR DBD 0,8% 72,02%* 0,8% 0,43% 53,75* 0,8% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Annual Parasite

Incidence (API) Malaria

0,00243% 72,02%* 0,00243% 0,02% 823,05* 0,00243% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

100% 72,02%* 100% 100% 100* 100% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua

Persentase Universal Child Imunization (UCI)

100% 72,02%* 100% 100% 100* 100% N/A* N/A* Renstra

Perubahan Kedua Persentase keberhasilan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak menular

52,25% 53,58% Renstra

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)/3 11=(10/4) 12 1.02. 1.02. 01.59 Program Pengadaan, Peningkatan dan pemeliharaan Sarana Dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-Paru/ RS Mata Terwujudnya pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana di UPT, RS dan

jaringannya

100% 100% 100% Renstra

Awal

Terwujudnya

pemeliharaan sarana dan prasarana di UPT, RS, dan jaringannya 100% 85,7% 100% 100% Renstra Awal Persentase pemenuhan standar RS dan laboratorium sesuai dengan standar 82,00% 85,7% 81,00% 85% 104,94% 82,00% 84,23% 102,71% Renstra Perubahan Pertama Persentase pemenuhan standar laboratorium timpe utama 90% 85,7% 90% 96,83% 90% Renstra Perubahan Kedua Jumlah layanan pengembangan laboratorium untuk mendukung program, rujukan dan kebutuhan masyarakat

8 layanan 9 layanan Renstra

(21)

1. Penyusunan program dan pengendalian di bidang kesehatan;

2. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

3. Pengendalian penyakit, pengelolaan survailan dan kejadian luar biasa, imunisasi serta pelaksanaan penyehatan lingkungan;

4. Pengelolaan kesehatan dasar, rujukan khusus; 5. Penyelenggaraan pelayanan informasi kesehatan;

6. Pengelolaan kesehatan keluarga, gizi, promosi kesehatan dan kemitraan; 7. Pengelolaan pembiayaan dan jaminan kesehatan;

8. Pembinaan tenaga dan sarana kesehatan, farmasi, makanan, minuman dan alat kesehatan;

9. Pengembangan obat dan upaya kesehatan tradisional;

10. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan urusan kesehatan Kabupaten/Kota; 11. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan;

12. Pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja urusan kesehatan; 13. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

14. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas;

15. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan DIY memiliki 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang diatur berdasakan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 tahun 2015 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan. UPT tersebut adalah Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos), dan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes).

Dari tugas dan fungsi tersebut, pelayanan Dinas Kesehatan DIY ditujukan terutama kepada fasilitasi penyelenggaraan kesehatan masyarakat di kabupaten kota yang dievaluasi capaian SPMnya. Untuk 2016, evaluasi SPM yang diberlakukan adalah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI: No.741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota. Mulai tahun 2017, Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota di bidang kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehata n. Analisis kinerja pelayanan Dinkes DIY dapat dilihat di tabel 2.2. berikut:

(22)

I Renstra 2012-2017 Renstra Awal

Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (PN)

99% 99,75%

Persentase cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1)

98,75% 99% Persen-tase cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat

98% 98%

Jumlah puskesmas mampu memberikan layanan pada usila (PSU)

70,25% 74,38% Persentase rumah tangga yang berperilaku

hidup bersih sehat (PHBS)

54% 60%

Prevalensi balita kurang gizi 8,6% 8,5%

Persentase pencegahan dan pengendalian penyakit

65,6% 73,44% Persen-tase kabupaten/kota yang

menyelenggarakan program kabupaten/kota sehat

100% 100%

Persentase cakupan kepesertaan jaminan kesehatan bersubsidi dan mandiri

44,00% 47,50% Persentase cakupan kepesertaan program

jaminan kesehatan semesta yang dikelola oleh Bapel Jamkesos

(23)

Persentase pelayanan kesehatan yang

bermutu

60,4% 63,8% Terwujudnya pengadaan, peningkatan

sarana dan prasarana di UPT, RS, dan jaringanya

100% 100%

Terwujudnya pemeliharaan sarana dan prasarana di UPT, RS, dan jaringanya

100% 100%

Terwujudnya administrasi perkantoran yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

Terwu-judnya peningkatan manajemen program SDM aparatur untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

Terwujudnya penatausahaan keuangan dan manajemen pencapaian kinerja program yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

Renstra Perubahan Pertama

Persentase cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

98% 99% 99,77%

Persentase cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1)

100% 100% 99,65%

Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

(24)

Persentase balita kurang gizi 6,8% 6,5% 8,80%

Persentase pencegahan dan pengendalian penyakit

65,59% 73,44% 81,62%

Persentase kecamatan yang

menyelenggarakan kecamatan sehat

82,05% 89,74% 100%

Persentase pelayanan kesehatan yang bermutu

63,00% 72,80% 71,50%

Persentase Rumah sakit bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

79,45% 86,30% 82,67%

Persentase mutu pelayanan penjaminan pembiayaan kesehatan oleh Bapeljamkesos

91% 94% 98,5%

Persentase Mutu Pelayanan Kefarmasian, Perbekalan Kesehatan dan Makanan

70,40% 71,96% 72,19%

Persentase mutu pelatihan kesehatan dan institusi diklat kesehatan

84% 87% 75,10%

Persentase Pemenuhan Standar Rumah Sakit dan Laboratorium Kesehatan sesuai Tipenya

81% 82% 85%

Terwujudnya administrasi perkantoran yang mendu-kung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100% 100%

Meningkatnya sarana dan prasarana

aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

(25)

dan manajemen pencapaian kinerja

program yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

Renstra Perubahan Kedua

Persentase cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

99% 99,50% 99,87%

Persentase pelayanan pemeriksaan kehamilan lengkap (K4)

94% 94,00% 91,85%

Persentase cakupan Kunjungan neonatus pertama

99,75% 99,80% 94,88%

Persentase Cakupan pelayanan kesehatan bayi

90,6% 92,50% 94,80%

Persentase Cakupan pelayanan kesehatan balita

89% 90% 91,31%

Persentase cakupan penjaringan Kesehatan Siswa SD, SMP, SMA dan Setingkat

82,22% 82,47% 95,11%

Persentase Puskesmas mampu memberikan layanan pada lansia (PSL)

74,38% 80% 87,60%

Persentase desa dan kelurahan siaga aktif dengan predikat purnama dan mandiri

45,66% 46,80% 47,72%

Prevalensi ibu hamil KEK 9% 8,91% 10,94%

Persentase jumlah desa/ kelurahan yang memiliki posbindu (pos pembinaan terpadu untuk deteksi dini penyakit tidak menular)

(26)

HIV/AIDS

Persentase keberhasilan pengobatan TB 85% 85% 84,90%

Persentase CFR DBD 0,8% 0,8% 0,43%

Annual Parasite Incidence (API) Malaria 0,003

0,0024 ‰

0,02‰ Persentase Penanggulangan Kejadian Luar

Biasa (KLB)

100% 100% 100%

Persentase Universal Child Imunization (UCI)

100% 100% 100%

Persentase Kabupaten/ Kota Sehat dengan Predikat Wistara

80% 100% 100%

Persentase Rumah sakit bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

79,45% 86,3% 88,00%

Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan Bapel Jamkesos

8 Layana n 8 Layana n 10 layanan Meningkatnya Mutu Pelayanan

Kefarmasian, Perbekalan Kesehatan dan Makanan

70,39% 71,96% 72,46%

Persentase mutu pelatihan kesehatan dan institusi diklat kesehatan

84% 87% 90,67%

Persentase Fasilitas kesehatan tingkat pertama memenuhi standar

40,5% 57,02% 60,91%

(27)

yang mendukung kelancaran tugas dan

fungsi SKPD

Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

Terwujudnya penatausahaan keuangan dan pencapaian kinerja program yang

mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% 100%

II Renstra 2017-2022

Persentase Balita Sehat 38,94% 39,48%

Persentase Desa Sehat Mandiri 25,91% 52,83%

Persentase keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak menular

53,58% 56,33%

Persentase pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan Pelayanan Kesehatan lainnya sesuai standar pelayanan

38,37% 41,08%

Jumlah FKTP, FKTL dan Fasyankes lainnya yang memenuhi standar

(28)

rujukan dan kebutuhan masyarakat

Persentase Mantan linatih yang meningkat kompetensinya

60% 62%

Persentase penduduk miskin mendapatkan jaminan kesehatan

100% 100%

Persentase penduduk miskin mendapatkan jaminan kesehatan

20% 22%

II I SPM

Permenkes RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2018

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 92,58% 91,85%

b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

80% 101,71

%

94,54% c. Cakupan pertolongan oleh nakes

yang memiliki kompetensi kebidanan

90% 98,10% 99,97%

d. Cakupan pelayanan nifas 90% 93,42% 95,79%

e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

80% 96,51% 100%

f. Cakupan kunjungan bayi 90% 92,78% 94,25%

g. Cakupan desa UCI 100% 100% 100%

h. Cakupan pelayanan anak Balita 90% 83,70% 90,19%

(29)

k. Cakupan penjaringan siswa SD dan

setingkat (%)

100% 99,65% 115,28

%

l. Cakupan peserta KB aktif (%) 100% 77,55% 77,81%

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (%)

m. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun (%)

100% 5,56% 3,88%

n. Penemuan Penderita Pnemonia Balita (%)

100% 32,47% 26,82%

o. Penemuan pasien baru TB BTA positif (%)

100% 54,70% 59,50%

p. Penderita DBD yang ditangani (%) 100% 100% 100%

q. Penemuan penderita diare (%) 100% 62,80% 54,7%

r. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin (%)

100% 107,59

%

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan

a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100% 27,18%

b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin

100% 100% 100%

c. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota

100% 100% 100%

(30)

D. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Cakupan desa siaga aktif 80% 100% 100%

Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2016

a. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil

100% b. Cakupan pelayanan kesehatan ibu

bersalin

100% c. Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru

lahir

100% d. Cakupan pelayanan kesehatan Balita 100% e. Cakupan pelayanan kesehatan pada usia

pendidikan dasar

100% f. Cakupan pelayanan kesehatan pada usia

produktif

100% g. Cakupan pelayanan kesehatan pada usia

lanjut

100% h. Cakupan pelayanan kesehatan penderita

hipertensi

100% i. Cakupan pelayanan kesehatan penderita

Diabetes Mellitus (DM)

100% j. Cakupan pelayanan kesehatan orang

dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat

100% k. Cakupan pelayanan kesehatan orang 100%

(31)

A Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1 Kesejahteraan Sosial 1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

(AKB) 17 6 per 1000 kelahira n hidup Kemati an bayi dibagi kelahira n hidup dikali seribu

2. Angka usia harapan hidup (tahun) 74,3 74,71

3. Persentase balita gizi buruk 0,83 0,57 0.56

B Aspek Pelayanan Umum

1 Pelayanan Dasar

1. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu, per satuan penduduk

115,25 1/30.75

1

1/30 751

2. Rasio dokter per satuan penduduk 1383 43/100.

000

39/100. 000

(32)

o Strategis 1 2 3 4 5 6 7 1 Terwujudnya perilaku sadar sehat 1 Persentase rumah tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) % 40 43,24 108,10 2 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu 2 Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama terfasilitasi untuk akreditasi % 57,02 60,91 106,82 3 Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan tipe B terakreditasi % 100 100 100

Pencapaian sasaran Terwujudnya perilaku sadar sehat diukur dengan indikator Persentase rumah tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga, ditetapkan sebagai salah satu dari dua Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan DIY disamping indikator pelayanan kesehatan yang bermutu. Indikator PHBS merupakan indikator komposit yang terdiri dari 10 indikator mencakup gambaran kesehatan individu dan rumah tangga, yaitu

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi bayi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 3) Menimbang Balita setiap bulan

4) Menggunakan air bersih

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6) Menggunakan jamban sehat

7) Memberantas jentik dirumah seminggu sekali 8) Makan sayur dan buah setiap hari

9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah

Untuk capaian rumah tangga ber-PHBS di DIY dan sebaran kabupaten/kota, adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4. Capaian Rumah Tangga ber -PHBS Kab/Kota se DIY 2017

Kab/Kota Rumah Tangga yang ber-PHBS

Sasaran Rumah

Tangga % PHBS

(33)

Jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 616.996, ada 266.784 rumah tangga ber PHBS atau sebesar 43,24 rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Hasil pencermatan terhadap pencapaian masing-masing indikator dari 10 indikator Rumah Tangga ber-PHBS di DIY, pencapaian indikator tertinggi pada rumah tangga yang menggunakan air bersih (97,41%), persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan (96,16%) dan terendah adalah tidak merokok di dalam rumah (55,04%) dan melakukan aktivitas fisik (83,71%). Pencapaian tertinggi pada penggunaan air bersih karena adanya program pemerintah (PAMSIMAS), gerakan “100,0,100” dimana pada tahun 2019 ada pencapaian akses air minum 100% untuk mengurangi kawasan kumuh hingga 0% dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat.

Faktor keberhasilan pencapaian indikator kinerja ersentase rumah tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain :

1. Penetapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan DIY Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan DIPA Satker 03 Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat.

2. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan di daerah baik dari lintas program maupun lintas sektor.

3. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional PKM, dan jabatan fungsional umum di Dinas Kesehatan DIY.

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa. Dana untuk bidang pembangunan desa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat adalah :

1. Budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah program milik bersama antara pusat, daerah, lintas program, lintas sektor, dunia usaha dan masyarakat. Tetapi program PHBS belum didukung optimal dengan kebijakan/regulasi dari daerah dan dukungan anggaran dari lintas sektor dan dunia usaha.

(34)

indikator kinerja untuk sasaran Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut tipe B terakreditasi ditargetkan sebesar 100% realisasi sebesar 100% atau 100%. Dua indikator Sasaran tersebut tahun 2017 masuk kriteria sangat baik. Hasil capaian indikator selama 2012-2016 tidak dapat dilihat karena merupakan indikator baru dari renstra perubahan kedua.

Penghitungan persentase jumlah puskesmas terakreditasi adalah jumlah puskesmas terakreditasi dibagi jumah seluruh puskesmas di DIY di kali 100%. Pada tahun 2016 capaian Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 80 Puskesmas atau 66,12% dari total 121 Puskesmas. Untuk tahun 2017, di DIY sudah ada 113 Puskesmas terakreditas atau 93,39%,

Tabel 2.5. FKTP yang terakreditasi tahun 2015-2017

Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehtan Tingkat Pertama

(FKTP) Jumlah FKTP Jumlah FKTP yang terdampingi akreditasi % yang terakreditasi Puskesmas 121 121 100 Klinik Pratama 129 0 0

Dokter Praktek Mandiri 80 80 100

Total 330 201 60,91

Beberapa factor yang mendorong tercapaiya indikator kinerja Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama terfasilitasi untuk akreditasi adalah

1. Regulasi Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi. Regulasi tersebut diikuti dengan pembuatan petunjuk teknis akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi, pelatihan pendampingan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pelatihan akreditasi puskesmas, bimbingan teknis dan pendampingan oleh Dinas Kesehatan DIY dan kabupaten/kota.

2. Regulasi Permenkes Nomor 99 tahun 2015 tentang Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Pasal 41 ayat (1) dan (2) pada tahun 2022, seluruh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus terakreditasi.

(35)

5. Adanya tambahan jumlah linatih pendamping akreditasi dan mutu FKTP melalui

pelatihan pendamping akreditasi yang diselenggarakan Bapelkes

6. Adanya monitoring evaluasi Dinas Kesehatan DIY ke Dinas kesehatan Kab/Kota terkait mutu Puskesmas

7. Pertemuan Forum Kepala Puskesmas dan penanggung jawab Kesehatan Dasar

8. Penyediaan sistem pencatatan pelaporan pelaksanaan akreditasi FKTP yang real time berbasis internet melalui website SIAF https://siaf.kemkes.go.id

Permasalahan yang dihadapi dalam upaya mencapai indikator kinerja ini adalah : 1. Keterbatasan jumlah tenaga pendamping akreditasi di provinsi/kab/kota yang sudah

terlatih dan tenaga surveyor.

2. Permasalahan yang ada dalam proses pencapaian kinerja adalah komitmen akreditasi puskesmas sebagian masih pada level manajemen puskesmas, keterbatasan anggaran untuk memenuhi persyaratan standar Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas serta dukungan data sarana prasarana Puskesmas yang mendukung akreditasi belum tervalidasi.

3. Pendampingan akreditasi terhadap FKTP non pemerintah (klinik swasta dan dokter praktek mandiri) masih belum optimal

Pencapaian indikator kinerja untuk sasaran Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut tipe B terakreditasi ditargetkan sebesar 100% realisasi sebesar 100%. Indikator sasaran tersebut tahun 2017 masuk kriteria sangat baik. Hasil capaian indikator selama 2012-2016 tidak dapat dilihat karena merupakan indikator baru dari renstra perubahan kedua.

Rumah sakit yang dijadikan indikator adalah Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) kelas B terakreditasi. Pada tahun 2017, semua rumah sakit tipe B (11 ) sudah terakreditasi. Sehingga tahun 2017, indikator sasaran ini sudah mencapai target (100%). Adapun rumah sakit yang dimaksud adalah sebagai berikut; Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman, RSUD Kota Yogyaka rta, RSUD Wates, RSUD Panembahan Senopati, RS JIH, RS Bethesda, RS Panti Rapih, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta , Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) Hardjolukito, RS Akademik UGM, Rumah Sakit Khusus (RSK) YAP .

(36)

rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus terakreditasi.

Sedangkan permasalahan yang ditemui dalam pencapaian indikator ini antara lain :

1. Rumah sakit belum optimal melibatkan regulator (Dinas Kesehatan DIY) dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit terutama pada tahap persiapan.

2. Proses akreditasi merupakan proses yang perlu perhatian cukup besar dan memakan waktu yang lama, mulai dari pelatihan yang mendukung akreditasi sampai terakreditasi.

3. Diperlukan perubahan mindset pelayanan dari seluruh karyawan rumah sakit bahwa pelayanan yang bermutu itu tidak harus menunggu akreditasi sehingga akreditasi bukan dianggap sebagai proses yang berat dan panjang.

4. Masih ada pegawai memiliki komitmen yang kurang sehingga tidak terlibat aktif dalam kegiatan persiapan akreditasi dan kurang mendukung kegiatan akreditasi. 5. Masih terdapat 48,72% rumah sakit kelas C dan D yang belum terakreditasi

2.3. Isu-isu Penting dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan DIY

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan DIY, tidak dapat terlepas dari berbagai isu penting dan strategis yang berkembang baik pada tatanan Pemerintah Pusat maupun tatanan Daerah.

Isu-isu pokok dan atau stategis tersebut yang menjadi masalah prioritas adalah:

a. Pelayanan kesehatan, yang meliputi implementasi PIS-PK, ketersediaan dan pemerataan fasyankes, kendali mutu dan biaya, serta system rujukan berdasarkan klasifikasi fasyankes

b. Pelayanan kesehatan tradisional, terutama terkait pelayanan klinis dan program, serta Galeri Djamoe

c. Gizi dan kesehatan ibu dan anak, yang meliputi Stunting, WUS KEK (Wanita Usia Subur Kekurangan Energi Kronik), Kematian Ibu, dan Kematian Anak.

d. Pelaksanaan JKN terutama kepesertaan PBI, keterlambatan pembayaran klaim BPJS, dan ketersediaan obat pendukung BPJS di sarana fasyankes

e. Kurangnya pengetahuan masyarakat, serta kurangnya pemenuhan persyaratan cara produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang baik. Belum semua aspek standar pelayanan kefarmasian diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan f. Cemaran bahan berbahaya dan mikrobiologi pada makanan

(37)

sporadik. Beban penyakit infeksi emerging dan new emerging, berupa infeksi zoonotic, potensi penularan influenza tipe A. Penyakit tidak menular, terdiri dari penyakit jantung dan pembuluh darah, Diabetes Melitus, kanker, PPOK, dan cedera.

Selanjutnya Dinas Kesehatan DIY memandang perlu untuk melakukan langkah-langkah responsif terhadap isu-isu tersebut, selain memperhatikan arah kebijakan pembangunan secara umum. Implementasi dari langkah responsif tersebut selanjutnya dituangkan dalam usulan program/kegiatan Dinas Kesehatan DIY tahun 2019.

2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Review terhadap Rancangan awal RKPD dapat dilihat pada Tabel 2.3. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa program dan kegiatan yang tertuang dalam rancangan awal RKPD telah sesuai dengan kebutuhan, tetapi dari segi anggaran yang direncanakan, masih perlu dilakukan perubahan. Perubahan rencana anggaran ini dibutuhkan karena terdapat perubahan kebutuhan menyesuaikan kondisi masyarakat sasaran serta kebijkan.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, khususnya pada bagian lampiran, memuat Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014, maka sebagian besar program dan kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi adalah memfasilitasi penyelenggaraan kesehatan Kabupaten/ Kota, disamping program dan kegiatan yang langsung ditujukan ke masyarakat. Dinas Kesehatan juga mengampu usulan program dari pemangku kepentingan yaitu Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, yang ditujukan untuk mendukung kesekretariatan (operasional). Sejak diberlakukannya Pergub No Tahun 2012 Tentang Tata Cara Hibah dan Bantuan Sosial, Dinkes DIY juga mengakomodir dana hibah dan memfasilitasi bantuan keuangan khusus dari usulan kabupaten/ kota.

Adapun perkembangan besaran anggaran KPAD dan PMI dari tahun ke t ahun dapat dilihat di Tabel 2.6.

(38)

PMI 389.342.200 2013 KPAD 286.000.000 PMI 243.662.800 2014 KPAD 292.398.000 PMI 239.801.000 2015 KPAD 400.000.000 PMI 400.000.000 2016 KPAD 463.229.000 PMI 620.000.000 2017 KPAD 564.818.000 PMI 443.156.000 2018 KPAD 500.000.000 PMI 420.000.000 BKK Jambanisasi 1.036.000.000

BKK Pembangunan RSUD Wates 70.000.000.000

2019

KPAD 500.000.000

PMI 420.000.000

BKK Jambanisasi 2.000.000.000

(39)

melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa Cita, yaitu

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan deqngan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

(40)

peningkatanketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing,

2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomi masyarakat,serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal (keunikan teritoriekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomiyang berkeadilan,

3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup masyarakatmaupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan, dankebersamaan,

4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, dan 5. Terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara

pemerintahanatas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tinggi kejujuran, nurani rasamalu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan penyimpanganpenyimpanganyang berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Agenda pembangunan di DIY tahun 2019 terkait dengan prioritas pembangunan diharapkan dapat memberikan trigger penurunan angka kemiskinan di DIY. Upaya pencapaian tema pembangunan tahun 2019 dilaksanakan melalui skema tematik pembangunan yang didukung lintas sektor, lintas perangkat daerah, dan lintas kabupaten/kota. Skema upaya pencapaian tema pembangunan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

(41)

disamping kegiatan rutin yang memang harus dilaksanakan Dinas Kesehatan DIY. Namun untuk pembangunan 2019, kegiatan Dinas Kesehatan hanya mendukung 3 kebijakan pembangunan kesehatan, yaitu :

1. Isu pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport, yaitu melalui pembangunan RSUD Wates dan pengembangan kesehatan tradisional.

2. Isu penanggulangan kemiskinan, yaitu melalui upaya penjaminan kesehatan oleh Bapel Jamkesos dan Bantuan keuangan khusus untuk sanitasi, khususnya jamban. 3. Isu pembiayaan pembangunan, untuk 2019 dilakukan dengan penemuan penderita dan

pendampingan pengobatan TB-HIV, pelayanan jamkesus disabilitas, dan melalui kepesertaan mandiri jamkesos.

3.2. Program dan Kegiatan

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan, sesuai dengan arah pembangunan kesehatan baik pusat maupun daerah serta memperhatikan hal hal / isu strategis maka akan ditempuh melalui berbagai program/kegiatan yang terinci dalam usulan Dinas Kesehatan DIY tahun 2019. Secara rinci, rencana kerja yang dituangkan dalam usulan tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut:

(42)

1 Wajib 1.02 KESEHATAN 1.02.1.02.01.0 0 Dinas Kesehatan 1.02.1.02.01.0 0.01 PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN Rp 2,184,111,000 Rp 3,200,000,000 1.02.1.02.01.0 0.01.001 Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran Dinas Kesehatan Terwujudnya Administrasi Perkantoran yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % 01) 3 jenis belanja benda pos; Administrasi perkantoran yang sesuai dengan kebutuhan 100% Dukungan 66,58% terhadap administrasi perkantoran yang mendukung

kelancaran tugas dan fungsi SKPD 100% Rp 1,424,139,000 Rp 2,000,000,000 02) 1 paket pengiriman surat; 03) 12 bulan belanja

telepon, air, listrik,dan fax;

04) 1 paket pulsa aduan

masyarakat;

05) 1 tahun pembayaran

PBB ;

06) 2 kali KIR R4 (mobil

pick up);

07) 1 tahun STNK R4;

(43)

09) 12 bulan retribusi sampah;

10) 1 paket jasa

kebersihan kantor Dinkes dan Instalasi Farmasi;

11) 5 jenis pemeliharaan

alat-alat kantor;

12) 57 jenis belanja ATK; 13) 12 jenis belanja cetakan; 14) 68000 lembar belanja penggandaan; 15)11 jenis belanja alat

listrik;

16) 8 jenis belanja alat

kebersihan; 17) 3 eksemplar Surat Kabar; 18) 1 paket pengelola arsip (non PNS); 19) 2 jasa non PNS;

(44)

penilai arsip; 21) 23 unit pengisian tabung pemadam kebakaran; 22) 1 pkt logis k coldroom 1.02.1.02.01.0 0.01.002 Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran Dinas Kesehatan Terwujudnya Administrasi Perkantoran yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % 1) 12 bln honor pengelola keuangan; 2) 12 bln honorarium pengadministrasi kepeg; 3) 13 bln Honorarium PTT ; 4) 1 thn Jasa Keamanan Kantor; 5) 12 ob BPJS Kesehatan PTT; Tersedianya pelayanan perkantoran yang prima 100% Dukungan 19,38% terhadap administrasi perkantoran yang mendukung

kelancaran tugas dan fungsi SKPD

100% Rp 441,683,000 Rp 800,000,000 1.02.1.02.01.0

0.01.003

Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi Dinas Kesehatan Terwujudnya Administrasi Perkantoran yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % 1) belanja makan minum rapat;

2) perjalanan dinas dalam daerah; 3) perjalanan dinas luar daerah Kelancaran koordinasi dengan pihak terkait 100% Dukungan 14,03% terhadap administrasi perkantoran yang mendukung

kelancaran tugas dan fungsi SKPD 32 % Rp 318,289,000 Rp 400,000,000 1.02.1.02.01.0 0.02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Rp 567,004,000 Rp 640,000,000

(45)

0.02.002 dan Perlengkapan Kesehatan Prasarana Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD laptop 1 buah; 2) Belanja pengadaan lcd 2 buah; 3) Belanja pengadaan mimbar 1 buah peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan 100% terhadap sarana prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

1.02.1.02.01.0 0.02.003

Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor

Dinas Kesehatan

Meningkatnya Sarana Prasarana Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % 1) 1 paket Belanja pemeliharaan Bangunan Gedung tempat Kerja; 2) 1 paket pembelian penutup kaca gedung instalasi farmasi Terpelihara rumah dan gedung kantor 100% Dukungan 1,14% terhadap sarana prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD 100% Rp 80,500,000 Rp 100,000,000 1.02.1.02.01.0 0.02.004 Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional Dinas Kesehatan Meningkatnya Sarana Prasarana Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % Kendaraan dinas/operasional terpelihara (kendaraan roda 4 sebanyak 23 unit dan roda 2 sebanyak 35 unit) terpelihara kendaraan dinas operasional 100% Dukungan 73,80% terhadap sarana prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD 100% Rp 375,880,000 Rp 400,000,000 1.02.1.02.01.0 0.02.005 Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Dinas Kesehatan Meningkatnya Sarana Prasarana Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD 100 % 1) 3 jenis Belanja Pemeliharaan alat-alat kantor; 2) 5 jenis Belanja pemeliharaan perlengkapan kantor; 3) 2 jenis Belanja pemeliharaan mebelair terpeliharany a peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan 100% Dukungan 12,06% terhadap sarana prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD

(46)

0.03 PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR 1.02.1.02.01.0 0.03.001 Pengembangan I S O Dinas Kesehatan Terwujudnya Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD 100 % 1) 2 Laporan audit internal 2) 1 Dokumen surveilans audit 3) 2 Laporan survei kepuasan pelanggan 4) 1 laporan kajian manajemen Kualitas manajemen pelayanan sesuai standar mutu 100% Dukungan terhadap peningkatan kapasitas Sumber daya aparatur sebesar 29,49% 100% Rp 32,935,000 Rp 35,000,000 1.02.1.02.01.0 0.03.003 Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi Dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu Dinas Kesehatan Terwujudnya Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD 100 % 1) peningkatan pemahaman tentang jabatan fungsional sebanyak 165 OB; 2) 1 dokumen angka kredit jabatan fungsional; 3) 1 kesepakatan penilaian angka kredit dan 2 dokumen rekomendasi ukom kelancaran jenjang karir jabatan fungsional 100% Dukungan peningkatan Kapasitas Sumber daya aparatur 29,49% 100% Rp 26,900,000 Rp 30,000,000 1.02.1.02.01.0 0.04 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN PELAPORAN KEUANGAN Rp 439,035,000 Rp 560,000,000

(47)

0.04.002 Keuangan SKPD Kesehatan Usaha Keuangan dan Pencapaian Kinerja Program yang

Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

Keuangan keuangan SKPD dengan deviasi 1% penatausahaan keuangan dan terselesaikannya Laporan Keuangan 100% 1.02.1.02.01.0 0.04.003 Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi Dinas Kesehatan Terwujudnya Penata Usaha Keuangan dan Pencapaian Kinerja Program yang

Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

100 % 1) dokumen perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan sinkron antara PA dan KPA;

2) dokumen Renja yang sesuai dengan Renstra 2017 - 2022;

3) pengembangan aplikasi/so ware pendukung kinerja Dinas Kesehatan DIY;

4) 200 Materi informasi tentang kesehatan yang lengkap, akurat, dan terkini; 5) 1 rekomendasi hasil Survei kesehatan 6) Penyelenggaraan Forum OPD tersusunnya dokumen perencanaan dinas kesehatan DIY dan informasi pendukung 100% Dukungan 84,07 % terhadap penatausahaan keuangan dan pencapaian kinerja program yang mendukung

kelancaran tugas dan fungsi SKPD, kelancaran pelaksanaan penyusunan laporan kinerja SKPD 100% Rp 402,907,000 Rp 500,000,000

(48)

0.04.004 Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD

Kesehatan Usaha Keuangan dan Pencapaian Kinerja Program yang

Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi SKPD

dana sesuai anggaran kas yang telah ditetapkan 11 program 23 kegiatan kinerja pelaksanaan kegiatan sesuai dengan alokasi anggaran kas 100% terhadap penatausahaan keuangan dna pencapaian kinerja program yang mendukung

kelancaran tugas dan fungsi SKPD 1.02.1.02.01.0 0.15 PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT Rp 3,290,946,000 Rp 4,000,000,000 1.02.1.02.01.0 0.15.001 Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat

DIY Persentase Balita Sehat 39.48 % 1) Jumlah Petugas gizi yang memiliki kompetensi dasar (54 faskes) op malnya pembinaan kesehatan dan gizi masyarakat Penurunan Persentase Balita Kurus (0,1 %) 100% Rp 923,719,000 Rp 1,000,000,000 Persentase Desa Sehat

Mandiri 52.83 % 2) Persentase kualitas surveilans gizi di kabupaten/kota (40 % =2 KABUPATEN) Penurunan Persentase Ibu Hami; Kurang Energi Kronik (KEK) (0,25 %)

100% 3) Jumlah fasilitas

kesehatan yang memiliki fasilitas gizi yang memenuhi standar (69 faskes)

Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan antenata minimal 4x (K4) (74 %)

100% 4) Jumlah ibu hamil yang

didampingi oleh tenaga terla h 4,24% (2000

Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 86%

(49)

5) Jumlah petugas kesehatan yang mendapat bimtek pendampingan bumil (80 orang) 6) Jumlah sarana penunjang pendampingan (39.175 eksemplar) 7) Jumlah Kabupaten/Kota yang melaporkan PWS KIA Lengkap dan tepat waktu (2 kab/kota) 1.02.1.02.01.0 0.15.002 Kegiatan Penyehatan Lingkungan dan Peningkatan Pola Hidup Sehat Masyarakat

DIY Persentase Balita Sehat 39.48 % 1) Jumlah

Desa/Kelurahan yang dilakukan verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (60 desa) lingkungan sehat dan pola hidup sehat

Jumlah Desa yang telah mengimplementasikan 5 pilar STBM 13,7 % Rp 2,367,227,000 Rp 3,000,000,000 Persentase Desa Sehat

Mandiri

52.83 % 2) Jumlah hotel dilakukan IKL (222 sarana)

Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Ak f Strata Purnama dan Mandiri 48,86 % 3) Jumlah Kab/Kota dilakukan pembinaan Kab/Kota Sehat (KKS) (5 sarana)

Persentase Jumlah TTU yang memenuhi syarat

(50)

dilakukan IKL (60 sarana) melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD 5) Jumlah Puskesmas dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) (48 sarana) Persentase

terbentuknya Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas (29,75 %) 100% 6) Jumlah RS dilakukan IKL (30 sarana) 7) Jumlah SD, SMP, SLTA

yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) (1182 sarana)

8) Kab/kota yang

mendapat fasilitas kajian pemanfaatan media dan pembuatan media promosi kesehatan (2 kab/kota)

9) Kabupaten Kota yang

melaksanakan kampanye GERMAS (5 kab/kota)

jamban sehat untuk

masyarakat miskin (5 kab/kota di DIY) 1.02.1.02.01.0 0.16 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Rp 3,701,147,000 Rp 4,000,000,000

(51)

0.16.001 yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan Surveilans Penyakit Potensial Wabah

Keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular mendapatkan imunisasi dasar lengkap (93,5 % = 39.300 anak) ) penyelenggar aan imunisasi dan pencegahan penyakit serta surveilan penyakit imunisasi anak dibawah 1 tahun mendapat imunisasi dasar lengkap (97,7 %) 1,000,000,000 2) Anak Baduta memperoleh imunisasi lanjutan (booster) (80,5 %= 34.485 anak) persentase penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

100 % 3) Persentase

Penyelidikan

Epidemiologi (PE) kurang dari 24 jam (100 %)

1.02.1.02.01.0

0.16.002

Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

DIY Persentase Keberhasilan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

56.33 % 9) persentase fasyankes yang melaksanakan strategi DOTS (96,95 %= 191 (RS dan Pusk) dari total 197) op malnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak menular Annual Parasite Insidence 100% 100 % Rp 2,731,077,000 Rp 3,000,000,000 Jumlah fasilitas kesehatan yang melakukan pengobatan ARV (50% =14 faskes)

Jumlah Kasus kema an DBD di Fasyankes dilakukan audit klinis <1 per 100.000

(52)

jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan audit kema an DBD sesuai standar (5 kab/kota) Persentase Cakupan penemuan TB sebesar 34 % 100% Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan pengendalian kasus Malaria (5 kab/kota) persentase DM diketemukan sebesar 10 % 100% Jumlah puskesmas yang

melakukan pendampingan pengobatan dan perawatan penderita kanker (50 faskes) Persentase kab/kota yang cakupan penemuan pneumoni lebih dari 60% sebesar 40%

100% Jumlah puskesmas yang

melakukan skrining dan faktor risiko hipertensi pada usia >15 tahun (30 %=30 puskesmas)

Persentase Kanker diketemukan sebesar 3 %

Jumlah puskesmas yang

melakukan skrining dan faktor risiko kesehatan jiwa (60 %= 60 puskesmas)

persentase kasus jiwa diketemukan sebesar 10 %

100% jumlah puskesmas yang

melakukan skrining DM pada usia >15 tahun (50

Persentase penderita HIV yang menerima pengobatan ARV

(53)

Persentase fasyankes yang mampu tata laksana kasus pneumoni ( 75,12 % = 148 (RS dan Puskesmas dari total 197)

persentase PJPD ditemukan sebesar 10 %

100% persentase klinik yang

melaksanakan strategi DOTS (50%= 50 klinik) Persentasi DPS yang melaksanakan strategi DOTS (40%= 40 DPS (Dokter Praktek Swasta))

1.02.1.02.01.0 0.17 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN Rp 71,863,988,000 Rp 1,600,000,000 1.02.1.02.01.0 0.17.004 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan, dan Pelayanan Kesehatan Lain

DIY Persentase Pelayanan Kesehatan Primer, Kesehatan Rujukan, dan Pelayanan Kesehatan Lainnya Sesuai Standar Pelayanan 41.08 % BKK pembangunan RSUD Wates tahap ke 2 (70 Miliyar) terselenggara nya pelayanan kesehatan primer, rujukan dan kesehatan lainnya secara op mal FKTP (puskesmas, klinik pratama), FKTL (RS) dan fasyankes lain (labkesda) yang memenuhi standar pelayanan (141 faskes) 100% Rp 71,560,811,000 Rp 1,200,000,000

(54)

kesehatan yang melaksanakan pembinaan kesehatan tradisional diwilayah kerjanya (15 Puskesmas) yang mampu melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah kerjanya (15 faskes)

Jumlah faskes yang terintegrasi dengan sistem SPGDT (40 % = 30 faskes )

jumlah klinik pratama

yang mendapatkan pembinaan pelayanan (20 % = 30 klinik) Jumlah laboratorium kesehatan yang mendapatkan pembinaan wilayah (1 % = 1 laboratorium) Jumlah Puskesmas yang

mendapatkan pembinaan haji (121 Puskesmas)

Jumlah puskesmas yang

mendapatkan pembinaan pelayanan (80 %= 100 puskesmas) jumlah RS yang mendapatkan pembinaan pelayanan

(55)

1.02.1.02.01.0 0.17.005 Peningkatan Mutu dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain

DIY Persentase Pelayanan Kesehatan Primer, Kesehatan Rujukan, dan Pelayanan Kesehatan Lainnya Sesuai Standar Pelayanan

41.08 % jumlah klinik pratama yang mendapatkan pembinaan mutu (10 klinik pratama) FKTP dan FKTL serta pelayanan kesehatan lain yang menerapkan standar mutu FKTP dan FKTL serta pelayanan kesehatan lain yang menerapkan standar mutu (172 faskes) 100% Rp 303,177,000 Rp 400,000,000 jumlah laboratorium yang mendapatkan pembinaan (1 labkesda) jumlah puskesmas yang

mendapatkan pembinaan mutu (121 Puskesmas) jumlah RS yang mendapatkan pembinaan mutu (40 RS) 1.02.1.02.01.0 0.18 PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN Rp 945,522,000 Rp 1,100,000,000

Gambar

Tabel 2.4. Capaian Rumah Tangga ber -PHBS Kab/Kota se DIY 2017  Kab/Kota  Rumah Tangga
Tabel 2.5. FKTP yang terakreditasi tahun 2015-2017  Jenis Fasilitas Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi rancangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan