• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negara Tahun Anggaran 2014, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna. Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Negara Tahun Anggaran 2014, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna. Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kav. H 1 - 2

Jl. Raya Syekh Nawawi Al Bantani, Telp/Fax (0254) 267027 / 267026

E-mail :

bps3600@mailhost.bps.go.id

(2)

Keuangan Negara, dan Undang-Undang Rl Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

20'13

tentang Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

Tahun

Anggaran 2014,

Menteri/Pimpinan Lembaga

sebagai

Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara

lain

menyusun

dan

menyampaikan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang dipimpinnya.

BPS Provinsi Banten adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Kementerian

Negara/Lembaga

yang

berkewajiban

menyelenggarakan

akuntansi

dan

laporan

pertanggungjawaban

atas

pelaksanaan

Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten mengacu pada Peraturan

Menteri Keuangan

Nomor

171lPMK.6 512007

sebagaimana

telah

diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.0512011 tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan

Direktur

Jenderal Perbendaharaan

Nomor

PER-57/P812013

tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. lnformasi

yang

disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Keuangan

ini

diharapkan

dapat

memberikan informasi

yang

berguna

kepada

paru

pemakai laporan khususnya sebagai

sarana

untuk

meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada

BPS

Provinsi Banten. Disamping

itu,

laporan keuangan

ini juga

dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam penganibilan,keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

,_r

imi. S.E. M.Si. 108 198703 1 002

(3)

ii

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Lampiran Daftar Singkatan

Ringkasan Laporan Keuangan Pernyataan Tanggung Jawab

I. Laporan Realisasi Anggaran II. Neraca

III. Catatan atas Laporan Keuangan A. Penjelasan Umum

A.1. Dasar Hukum

A.2. Kebijakan Teknis BPS Provinsi Banten A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.4. Kebijakan Akuntansi

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Pendapatan Negara dan Hibah

B.2. Belanja Negara

B.3. Catatan Penting Lainnya C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca C.1. Aset Lancar

C.2. Aset Tetap

C.3. Piutang Jangka Panjang C.4. Aset Lainnya

C.5. Kewajiban Jangka Pendek C.6. Ekuitas Dana Lancar C.7. Ekuitas Dana Investasi D. Pengungkapan Penting Lainnya

D.1. Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca D.2. Pengungkapan Lain-lain

Lampiran : A1. Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap

A2. Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual

Laporan-Laporan Pendukung

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja

LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan

i ii iv vi vii viii 1 4 5 6 8 8 8 10 14 15 22 22 23 29 32 32 37 42 43 45 48 49 50 50 50 51 52

(4)

iii

Neraca

Neraca Percobaan

Laporan Barang Pengguna

Laporan Posisi Barang MIlik Negara di Neraca Laporan Persediaan

Berita Acara Opname Fhisik Laporan Kondisi Barang Laporan Terkait Penyusutan Laporan CRBMN

Berita Acara Rekonsiliasi SAK

Berita Acara Rekonsiliasi BMN (BPS - KPKNL) Berita Acara Rekonsiliasi Internal (BPS)

Surat Pernyataan Rekening Bendaharawan dan Daftar Rekening Rekening Koran

Monitoring Uang Persediaan (UP) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) LPJ Bulan Desember 2014

Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual Rekap Kerjasama dan Pendukungnya

(5)

iv

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman

Catatan B.1 Pendapatan Negara dan Hibah 22

Catatan B.2 Belanja Negara 23

Catatan B.2.1 Belanja Pegawai 26

Catatan B.2.2 Belanja Barang 27

Catatan B.2.3 Belanja Modal 28

B.3 Catatan Penting Lainnya 29

NERACA

C.1 Aset Lancar 32

Catatan C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 32

Catatan C.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan 32

Catatan C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 33

Catatan C.1.4 Belanja Dibayar Di Muka 33

Catatan C.1.5 Piutang Bukan Pajak 34

Catatan C.1.6 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak 34 Catatan C.1.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi (TP/TGR) 34 Catatan C.1.8 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 35 Catatan C.1.9 Persediaan 35

C.2 Aset Tetap 37

Catatan C.2.1 Tanah 37

Catatan C.2.2 Peralatan dan Mesin 38

Catatan C.2.3 Gedung dan Bangunan 39

Catatan C.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 40

Catatan C.2.5 Aset Tetap Lainnya 40

Catatan C.2.6 Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) 41

(6)

v

C.3 Piutang Jangka Panjang 42

Catatan C.3.1 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 42

Catatan C.3.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih- Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 43

C.4 Aset Lainnya 43

Catatan C.4.1 Aset Tak Berwujud 43

Catatan C.4.2 Aset Lain-Lain 44 KEWAJIBAN C.5 Kewajiban Jangka Pendek 45

Catatan C.5.1 Utang kepada Pihak Ketiga 46

Catatan C.5.2 Uang Muka dari KPPN 46

Catatan C.5.3 Pendapatan yang Ditangguhkan 47

Catatan C.5.4 Pendapatan Diterima di Muka 47

EKUITAS C.6 Ekuitas Dana Lancar 48

Catatan C.6.1 Cadangan Piutang 48 Catatan C.6.2 Cadangan Persediaan 48 Catatan C.6.3 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 48

Catatan C.6.4 Ekuitas Dana Lancar Lainnya 49

Catatan C.6.5 Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima 49

Catatan C.6.6 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan 49

C.7 Ekuitas Dana Investasi 49

Catatan C.7.1 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 49 Catatan C.7.2 P Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 49 P D Pengungkapan Penting Lainnya ... T 50

D.1 Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 50

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013 1 Tabel 2 : Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013 2

Tabel 3 : Penggolongan Kualitas Piutang 20

Tabel 4 : Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap 21

Tabel 5 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 22

Tabel 6 : Perbandingan Realisasi PNBP TA 2014 dan TA 2013 23 Tabel 7 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014 23 Tabel 8 : Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja TA 2014 24 Tabel 9 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Program PPIS TA 2014 24 Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2014 dan TA 2013 26 Tabel 11 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2014 dan TA 2013 27 Tabel 12 : Perbandingan Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013 28 Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2014 dan TA 2013 28 Tabel 14 : Rincian Aset Lancar Per 31 Desember 2014 dan 2013 32

Tabel 15 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 32

Tabel 16 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 33

Tabel 17 : Rincian Belanja Dibayar di Muka 34

Tabel 18 : Rincian Piutang Bukan Pajak 34

Tabel 19 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak 34 Tabel 20 : Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 35

Tabel 21 : Rincian Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 35

Tabel 22 : Rincian Persediaan 36

Tabel 23 : Rincian Aset Tetap 37

Tabel 24 : Rincian Saldo Tanah 37

Tabel 25 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 42

Tabel 26 : Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 42 Tabel 27 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 43

Tabel 28 : Rincian Aset Lainnya 43

Tabel 29 : Rincian Aset Tak Terwujud 44

Tabel 30 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek 46

Tabel 31 : Rincian Hutang Kepada Pihak Ketiga 46

Tabel 32 : Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan 47

Tabel 33 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 47

(8)

vii

1.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2.

LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja

3.

LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan

4.

Neraca

5.

Neraca Percobaan

6.

Laporan Barang Pengguna

7.

Laporan Posisi Barang MIlik Negara di Neraca

8.

Laporan Persediaan

9.

Berita Acara Opname Fhisik

10.

Laporan Kondisi Barang

11.

Laporan Terkait Penyusutan

12.

Laporan CRBMN

13.

Berita Acara Rekonsiliasi SAK

14.

Berita Acara Rekonsiliasi BMN (BPS - KPKNL)

15.

Berita Acara Rekonsiliasi Internal (BPS)

16.

Surat Pernyataan Rekening Bendaharawan dan Daftar Rekening

17.

Rekening Koran

18.

Monitoring Uang Persediaan (UP)

19.

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

20.

Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)

21.

LPJ Bulan Desember 2014

22.

Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual

23.

Rekap Kerjasama dan Pendukungnya

(9)

viii

APBN

:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BPS

BPK

:

:

Badan Pusat Statistik

Badan Pemeriksa Keuangan

DIPA

: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

SKPA

: Surat Kuasa Pengguna Anggaran

CaLK

: Catatan Atas Laporan Keuangan

SAP

: Standar Akuntansi Pemerintahan

SAI

: Sistem Akuntansi Instansi

SAK

: Sistem Akuntansi Keuangan

SIMAK-BMN

: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

LRA

: Laporan Realisasi Anggaran

PNBP

: Penerimaan Negara Bukan Pajak

TP

: Tuntutan Perbendaharaan

TGR

: Tuntutan Ganti Rugi

KDP

: Konstruksi Dalam Pengerjaan

UP

: Uang Persediaan

SSBP

: Surat Setoran Bukan Pajak

KPPN

: Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara

(10)

Ringkasan Laporan Keuangan 1

-RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten Tahun 2014 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan

realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014.

Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun 2014 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp393.115.052,00 dari estimasi pendapatan sebesar Rp0,00.

Realisasi Belanja Negara pada Tahun 2014 adalah sebesar Rp16.288.210.762,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp17.190.780.000,00.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013

(dalam Rupiah) Uraian

2014 2013

Anggaran Realisasi % Real. thd

Anggaran Realisasi

Pendapatan Negara 0 393.115.052 - 146.409.365

(11)

Ringkasan Laporan Keuangan 2

-2. NERACA

Neraca m enggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2014 dan 2013.

Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Nilai Aset per 31 Desember 2014 dicatat dan disajikan sebesar Rp8.900.043.325,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp148.040.046,00; Aset Tetap (bersih) sebesar Rp7.437.109.114,00; Piutang Jangka Panjang (bersih) sebesar Rp0,00; dan Aset Lainnya sebesar Rp1.314.894.165,00.

Nilai Kewajiban seluruhnya tersaji sebesar Rp208.464.238,00 yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek.

Nilai Ekuitas Dana disajikan sebesar Rp8.691.579.087,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp(60.424.192,00) dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp8.752.003.279.00

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013

(dalam Rupiah) Uraian 31 Desember 2014 31 Des 2013

Kenaikan/ (Penurunan)

(Rp) %

ASET

Aset Lancar 148.040.046 152.654.198 145.488.932 95,30

Aset Tetap 7.437.109.114 8.272.853.514 (835.744.400) (10,10)

Piutang Jangka Panjang 0 0

0.00

0 -

Aset Lainnya 1.314.894.165 1.332.487.970 (17.593.805) (1,32)

Jumlah Aset 8.900.043.325 9.757.995.682 (249.623.908) (2,55) KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek 208.464.238 19.043.418 252.748.995 1.327,22 Jumlah Kewajiban 208.464.238 19.043.418 252.748.995 1.327,22 EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar (60.424.192) 133.610.780 (107.260.063) (80,27) Ekuitas Dana Investasi 8.752.003.279 9.605.341.484 (395.112.840) (4,11) Jumlah Ekuitas Dana 8.691.579.087 9.738.952.264 (502.372.903) (5,15) Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.900.043.325 9.757.995.682 (249.623.908) (2,55)

(12)

Ringkasan Laporan Keuangan 3

-3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

Dalam penyajian Neraca untuk periode per tanggal 31 Desember 2014, nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

(13)

I_tu

BADAN

PUSAT

SIATISTIK

(tr'

PRovrNs,

BANTEN

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

KEPALA BPS

PROPINSI BANTEN

Laporan Keuangan

BPS

Propinsi Banten yang

terdiri dari:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut

telah

disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

22 April2015

llll. U.L. tYl-Ul.t ^

ffir

(14)

Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten Tahun 2014 (Audited)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 5

-I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah) Uraian Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 Anggaran Realisasi % Realisasi terhadap Anggaran Realisasi PENDAPATAN B.1.

1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1. 0 393.115.052 - 146.409.365

Jumlah Pendapatan 0 393.115.052 - 146.409.365

BELANJA B.2.

1. Belanja Pegawai B.2.1. 5.749.898.000 5.546.170.409 96,46 3.055.445.983 2. Belanja Barang B.2.2. 10.641.273.000 9.946.545.153 93,47 8.276.997.360 3. Belanja Modal B.2.3. 799.609.000 795.495.200 99,49 351.843.600

(15)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini - 6 -

II. NERACA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

( dalam Rupiah )

Uraian Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013

ASET

ASET LANCAR C.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 0 0

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 0 29.512

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 0 0

Belanja Dibayar di Muka (prepaid) C.1.4 0 0

Piutang Bukan Pajak C.1.5 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.6 0 0

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.1.7 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bag Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.1.8 0 0

Bag Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.9 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bag Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.10 0 0

Persediaan C.1.11 148.040.046 152.624.686

Jumlah Aset Lancar 148.040.046 152.654.198

ASET TETAP C.2

Tanah C.2.1 270.000.000 270.000.000

Peralatan dan Mesin C.2.2 8.616.247.534 8.691.792.085

Gedung dan Bangunan C.2.3 5.042.396.800 4.844.591.600

Jalan Irigasi dan Jaringan C.2.4 74.412.000 74.412.000

Aset Tetap Lainnya C.2.5 240.439.383 190.906.752

Konstruksi dalam Pengerjaan C.2.6 0 0

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7 (6.806.386.603) (5.798.848.923)

Jumlah Aset Tetap 7.437.109.114 8.272.853.514

PIUTANG JANGKA PANJANG C.3

Tagihan Penjualan Angsuran C.3.1 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih –Tagihan Penjualan Angsuran C.3.2 0 0

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.3.3 0 0

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - TP/TGR C.3.4 0 0

Jumlah Piutang Jangka Panjang 0 0

ASET LAINNYA C.4

Aset Tak Berwujud C.4.1 1.299.220.119 1.299.220.119

Aset Lain-lain C.4.2 579.220.636 603.672.399

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.2 (563.546.590) (570.404.548)

Jumlah Aset Lainnya 1.314.894.165 1.332.487.970

JUMLAH ASET 8.900.043.325 9.757.995.682

(16)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini - 7 -

Uraian Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5

Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 208.464.238 19.013.906

Uang Muka dari KPPN C.5.2 0 0

Pendapatan yang Ditangguhkan C.5.3 0 29.512

Pendapatan Diterima di Muka C.5.4 0 0

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 208.464.238 19.043.418

JUMLAH KEWAJIBAN 208.464.238 19.043.418

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR C.6

Cadangan Piutang C.6.1 0 0

Cadangan Persediaan C.6.2 148.040.046 152.624.686

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jk Pendek C.6.3 (208.464.238) (19.013.906)

Ekuitas Dana Lancar Lainnya C.6.4 0 0

Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima C.6.5 0 0

Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan C.6.6 0 0

Jumlah Ekuitas Dana Lancar (60.424.192) 133.610.780

EKUITAS DANA INVESTASI C.7

Diinvestasikan dalam Aset Tetap C.7.1 7.439.372.952 8.272.853.514

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya C.7.2 1.312.630.327 1.332.487.970

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 8.752.003.279 9.605.341.484

JUMLAH EKUITAS DANA 8.691.579.087 9.738.952.264

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 8.900.043.325 9.757.995.682

(17)

Catatan atas Laporan Keuangan - 8 - A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.

9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. 11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.

13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.

14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(18)

Catatan atas Laporan Keuangan - 9 - 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.

22. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

23. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.

25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

26. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja

(19)

Catatan atas Laporan Keuangan - 10 - Secara Akrual pada Laporan Keuangan.

28. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.

30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.

31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis

A.2. KEBIJAKAN TEKNIS BPS PROPINSI BANTEN

RENCANA STRATEGIS 2010-2014

TUJUAN PEMBANGUNAN STATISTIK

Sebagai pengelola kebijakan perstatistikan nasional serta mengacu pada visi dan misi BPS, maka tujuan utama dalam pembangunan nasional di bidang statistik lima tahun ke depan adalah meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas serta pelayanan prima dalam rangka mewujudkan SSN yang andal, efektif, dan efisien. Untuk itu, BPS perlu meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, integrasi, sinkronisasi, dan standardisasi kegiatan statistik.

VISI BPS

BPS Provinsi Banten Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua

MISI BPS

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi Badan Pusat Statistik Provinsi Banten yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

1.

Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien;

2.

Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan di Provinsi Banten;

(20)

Catatan atas Laporan Keuangan - 11 -

3.

Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,

pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik;

4.

Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak;dan

5.

Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik

yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STATISTIK

Strategi pembangunan bidang statistik untuk periode 2010-2014 meliputi peningkatan penyediaan dan pelayanan data dan informasi statistik di berbagai tingkat wilayah pemerintahan dengan meningkatkan ketersediaan ragam dan kualitas data dan informasi statistik melalui:

1.

Peningkatan kualitas data;

2.

Peningkatan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK); dan

3.

Peningkatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia (SDM)

serta penataan kelembagaan.

Merujuk kepada Visi dan Misi, Tujuan serta Sasaran yang sudah ditetapkan, BPS menentukan arah kebijakan Pembangunan Statistik Nasional sebagai berikut :

a.

Melakukan Review terhadap UU No 16 Tahun 1997 tentang Statistik berikut peraturan perundangan pelaksanaannya. UU No 16 tahun 1997 perlu ditinjau kembali, terutama terkait struktur organisasi BPS di pusat dan daerah, penegasan peran BPS dalam koordinasi dengan penyelenggara kegiatan statistik sektoral dalam kerangka penyusunan statistik sektoral yang andal dan efektif dan pemanfaatan produk administrasi instansi sebagai sumber penyusunan statistik dasar. Koordinasi dengan instansi sektoral seharusnya seiring dengan amanat PP No 39 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah (Pusat), Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Implementasi pelaksanaan PP No 41 tahun 2007 tentang rumpun kegiatan perangkat daerah juga perlu ditindaklanjuti dengan asas vertikalitas BPS daerah agar terhindar kesimpangsiuran interpretasi dan implementasi PP No 39 Tahun 2007. Amanat PP No 39/2009 antara lain menegaskan bahwa urusan statistik merupakan urusan

(21)

Catatan atas Laporan Keuangan - 12 - wajib di setiap tingkat pemerintahan, sementara unsur statistik berada serumpun dengan perencanaan pembangunan sesuai PP No 41/2007.

b.

Mempelopori terselenggaranya kegiatan statistik yang efisien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang andal dan prima dengan berlandaskan kepada asas keterpaduan, keakurasian, dan pemutakhiran. Keterpaduan mempunyai makna bahwa penyelenggaraan kegiatan statistik yang dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat harus saling mengisi dan saling memperkuat dalam memenuhi kebutuhan data dan statistik, serta menghindari terjadinya duplikasi kegiatan. Prinsip keakurasian mengandung makna bahwa semua kegiatan statistik harus diupayakan untuk menghasilkan data statistik yang seksama, cermat, tepat, dan benar. Sedangkan kemutakhiran berarti bahwa data statistik yang disajikan atau yang tersedia harus dapat menggambarkan fenomena atau perubahannya menurut keadaan yang terkini. Oleh karena itu, pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis serta diseminasi data statistik harus senantiasa diupayakan secara terus menerus, berkesinambungan, dan runtun waktu.

c.

Mewujudkan kondisi yang mendukung penerapan atas Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). NSPK akan mempermudah pengguna dalam menganalisis data statistik dan dapat melakukan perbandingan antara data yang satu dengan lainnya, baik perbandingan dalam skala regional, nasional, maupun internasional.

d.

Memfasilitasi peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, khususnya ilmu statistik, melalui

penelitian-penelitian maupun studi. Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan ini terutama ditujukan untuk mencapai penyelenggaraan

kegiatan statistik yang lebih efektif dengan kualitas hasil yang mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap data statistik yang disajikan.

e.

Mengupayakan terwujudnya sistem informasi statistik yang andal dan efisien dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang tepat guna dan berhasil guna. Hasil kegiatan statistik akan sia-sia bila tidak dimanfaatkan para pengguna. Sistem informasi statistik merupakan sarana untuk menyebarluaskan hasil kegiatan statistik, baik kepada pemerintah maupun masyarakat luas.

(22)

Catatan atas Laporan Keuangan - 13 -

f.

Mengupayakan pembinaan dalam pengembangan sistem informasi statistik

terhadap seluruh penyelenggara kegiatan statistik nasional. Penguasaan teknologi informasi masih belum merata pada penyelenggara kegiatan statistik. Kesetaraan pengetahuan tentang teknologi informasi akan menunjang pengembangan Sistem Statistik Nasional yang terpadu.

g.

Mempelopori peningkatan kemampuan para palaksana kegiatan statistik dalam menyelenggarakan dan menyajikan data statistik. Kualitas SDM pelaksana kegiatan statistik sangat berpengaruh terhadap kualitas data statistik yang dihasilkan dan disajikan. Tingginya kualitas SDM palaksana akan menghasilkan data statistik yang bermutu tinggi.

h.

Mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat akan arti penting dan kegunaan statistik. Selain tergantung kepada kualitas pelaksana, mutu data statistik juga dipengaruhi oleh sumber data. Masyarakat sebagai sumber data akan ikut menentukan kualitas data yang dihasilkan, mengingat data yang diperoleh sangat tergantung kepada mutu jawaban yang diberikan masyarakat sebagai sumber data.

i.

Mengupayakan pembinaan untuk pendayagunaan satuan kerja bidang statistik di semua lembaga pemerintah maupun swasta. Satuan kerja bidang statistik di berbagai lembaga tersebut belum mempunyai pengetahuan yang merata di bidang statistik, penyetaraan pengetahuan tentang statistik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembangunan statistik. Salah satu upaya BPS mencakup fasilitasi terhadap terhadap tenaga-tenaga fungsional statistisi maupun pranata computer pada instansi-instasi sektoral, baik di tingkat instansi pusat maupun perangkat daerah.

j.

Mengupayakan penyediaan kelengkapan peralatan teknologi informasi seperti notebook/laptop untuk petugas Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dalam rangka pengembangan teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui sistem elektronik survei.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

Badan Pusat Statistik sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di

(23)

Catatan atas Laporan Keuangan - 14 - Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.

Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Provinsi

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun 2014 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Provinsi Banten. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

(24)

Catatan atas Laporan Keuangan - 15 - A.4 KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2014 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten adalah sebagai berikut: Kebijakan

Akuntansi atas Pendapatan

(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Kebijakan Akuntansi atas Belanja

(2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja. Kebijakan

Akuntansi atas Aset

(3) Kebijakan Akuntansi atas Aset

(25)

Catatan atas Laporan Keuangan - 16 - pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

(26)

Catatan atas Laporan Keuangan - 17 -

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;  harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya. Aset Tetap Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

(27)

Catatan atas Laporan Keuangan - 18 - yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.

TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah.

Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

(28)

Catatan atas Laporan Keuangan - 19 - Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

(5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan

kewajiban jangka pendek.

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak Tertagih

(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

(29)

Catatan atas Laporan Keuangan - 20 -

Tabel 3

Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh

tempo 0.5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10% Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50% Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat

dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012. Sedangkan Untuk Aset

(30)

Catatan atas Laporan Keuangan - 21 - Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode

garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum Tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4

Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

(31)

Catatan atas Laporan Keuangan 22 -B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp393.115.052

B.1 Pendapatan Negara dan Hibah

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp393.115.052,00 dari estimasi pendapatan yang

ditetapkan sebesar Rp0,00. Pendapatan Negara lingkup BPS Provinsi Banten adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak.

Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi pendapatan per tanggal pelaporan dapat dilihat dalam Tabel berikut ini :

Tabel 5

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Anggaran Realisasi % Real Angg. 1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0 181.972.600

-2 Pendapatan Jasa 0 200.614.512 -

3 Pendapatan Iuran dan Denda 0 - -

4 Pendapatan Lain-Lain 0 10.527.940 -

Jumlah 0 393.115.052

-Berdasarkan Tabel 6 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2014 dan TA 2013 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan dari PNBP pada TA 2014 mengalami kenaikan sebesar 168,50 persen dari realisasi pendapatan dari PNBP TA 2013. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Meningkatnya pendapatan penjualan informasi, penerbitan, film, survey, pemetaan dan hasil cetakan lainnya dibandingkan tahun 2013.

2. Adanya penghapusan kendaraan dengan sistem lelang sebanyak 60 kendaraan yang terdiri dari kendaraan roda empat sebanyak 4 buah dan kendaraan roda dua sebanyak 56 buah dengan nilai hasil lelang sebesar Rp170.675.000,00.

3. Adanya pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN untuk pembiayaan kegiatan Survei Khusus Konsumen (SKK) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan Tahun 2014 berdasarkan kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dengan BPS Provinsi Banten. Pendapatan negara tersebut sebesar Rp200.585.000,00 dan masuk dalam DIPA BPS Provinsi Banten. 4. Adanya pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Yang Lalu serta adanya

pendapatan dari pelunasan hutang.

Perbandingan realisasi pendapatan TA 2014 dan TA 2013 disajikan dalam tabel berikut :

(32)

Catatan atas Laporan Keuangan 23 2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014

Anggaran Realisasi

Tabel 6

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2014 dan TA 2013

Uraian Realisasi TA 2014 Realisasi TA 2013 Naik/Turun %

1. Pendapatan dari pengelolaan BMN 181.972.600 16.143.600 1.027,21

2. Pendapatan Jasa 200.614.512 128.345.088 56,31

3. Pendapatan Iuran dan Denda - - -

4. Pendapatan Lain-Lain 10.527.940 1.920.677 448,14 Jumlah 393.115.052 146.409.365 168,50 B.2. Belanja Negara Realisasi Belanja Negara Rp. 16.288.210.762

Realisasi belanja BPS Provinsi Banten pada TA 2014 adalah sebesar Rp16.288.210.762,00 atau sebesar 94,75 persen dari anggarannya setelah dikurangi pengembalian belanja. Anggaran belanja BPS Provinsi Banten TA 2014 adalah sebesar Rp17.190.780.000,00.

Anggaran dan realisasi belanja TA 2014 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 7

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014

Uraian Anggaran Realisasi Belanja (%)

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 5.749.898.000 10.641.273.000 799.609.000 5.628.635.932 9.948.385.153 795.495.200 97,89 93,49 99,49

Total Belanja Kotor 17.190.780.000 16.372.516.285 95,24 Pengembalian Belanja - (84.305.523)

-Belanja Bersih 17.190.780.000 16.288.210.762 94,75

(33)

Catatan atas Laporan Keuangan 24 -Anggaran dan realisasi belanja TA 2014 berdasarkan program dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8

Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja TA 2014

Program Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen

DMPTL 1. Belanja Pegawai (51) 5.749.898.000 5.628.635.932 97,89 2. Belanja Barang (52) 1.401.472.000 1.269.586.106 90,59 3. Belanja Modal (53) - - Jumlah 7.151.370.000 6.898.222.038 96,46 PPIS 1. Belanja Pegawai (51) - - 2. Belanja Barang (52) 9.239.801.000 8.678.799.047 93,93 3. Belanja Modal (53) 190.000.000 186.340.000 98,07 Jumlah 9.429.801.000 8.865.139.047 94,01 PSPA 1. Belanja Modal (53) 609.609.000 609.155.200 99,93

Jumlah 609.609.000 609.155.200 99,93

Jumlah Bruto 17.190.780.000 16.372.516.285 95,24

Pengembalian Belanja - 84.305.523

Jumlah Netto 17.190.780.000 16.288.210.762 94,75

Penyerapan terbesar berdasarkan program dan jenis belanja adalah pada program PPIS dan jenis belanja barang dan barang modal yang mencapai 54,15 persen dari total penyerapan anggaran dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 9

(34)
(35)

Catatan atas Laporan Keuangan 26 -Berdasarkan Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2014 dan TA 2013 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2014 mengalami kenaikan sebesar 39,44 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2013. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Terdapatnya anggaran tunjangan kinerja pada DIPA BPS Provinsi Banten serta adanya penambahan pegawai.

2. Belanja barang serta belanja modal meningkat disebabkan adanya akun serta adanya komponen baru dibandingkan tahun 2013.

Perbandingan realisasi belanja TA 2014 dan TA 2013 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2014 dan TA 2013

Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2014 Realisasi TA 2013 Naik/ (Turun) % Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 5.546.170.409 9.946.545.153 795.495.200 3.055.445.983 8.273.997.360 351.843.600 2.490.724.426 1.672.547.793 443.651.600 81,52 20,21 126,09 Jumlah 16.288.210.762 11.681.286.943 4.606.923.819 39,44 Belanja Pegawai Rp5.546.170.409 B.2.1 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai pada TA 2014 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi.

Realisasi belanja pegawai TA 2014 dan TA 2013 adalah masing-masing sebesar Rp5.546.170.409,00 dan Rp3.055.445.983,00 setelah dikurangi pengembalian belanja pegawai. Berdasarkan Tabel 11 Perbandingan Belanja Pegawai TA 2014 dan TA 2013, realisasi belanja TA 2014 mengalami kenaikan sebesar 81,52 persen dari realisasi belanja TA 2013. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Tahun 2014 anggaran tunjangan kinerja masuk pada DIPA BPS Provinsi Banten sedangkan tahun 2013 anggaran tunjangan kinerja ini terdapat pada DIPA BPS RI/Pusat sehingga belanja pegawai mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 81,52 persen dibandingkan tahun 2013.

2. Adanya kenaikan gaji pegawai sebesar 6 persen serta penambahan pegawai pindahan dari BPS Kabupaten/Kota dan BPS di luar provinsi lain.

(36)

Catatan atas Laporan Keuangan 27 -Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 11

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2014 dan TA 2013

Uraian Jenis Belanja Realisasi

T.A. 2014

Realisasi

T.A. 2013 Naik/ (Turun) %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 5.628.635.932 3.060.144.357 2.568.491.575 83,93

Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 0 0 0 0

Belanja Honorarium 0 0 0 0

Belanja Lembur 0 0 0 0

Belanja Vakasi 0 0 0 0

Realisasi Belanja Kotor 5.628.635.932 3.060.144.357 2.568.491.575 83,93

Pengembalian Belanja Pegawai (82.465.523) (4.698.374) (77.767.149) 1.655,93

Realisasi Belanja Bersih 5.546.170.409 3.055.445.983 2.490.724.426 81,52

Belanja Barang Rp9.946.545.153

B.2.2 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013 masing-masing sebesar Rp9.946.545.153,00 dan Rp8.273.997.360,00.

Berdasarkan Tabel 12 Perbandingan Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013, realisasi belanja barang TA 2014 mengalami kenaikan 20,21 persen dari realisasi belanja barang TA 2013.

Hal ini disebabkan antara lain:

1. Pada Belanja Barang Non Operasional terjadi peningkatan Belanja Bahan, Belanja Honor Output Kegiatan, dan Belanja Barang Non Operasional Lainnya yang disebabkan antara lain adanya PNBP dan hibah kerjasama antara BPS Provinsi Banten dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Banten.

2. Pada Belanja Perjalanan Dalam Negeri terdapat penambahan akun baru : - Akun 524111 (Belanja Perjalanan Biasa)

- Akun 524113 (Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota)

- Akun 524114 (Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota) - Akun 524119 (Belanja Perjalanan Transport Luar Kota)

3. Pelaksanaan kegiatan lanjutan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) sebagai kegiatan prioritas nasional yaitu pemutakhiran dan pencacahan ST2013 sub sektor yang mencakup pelatihan petugas, pelaksanaan lapangan dan pengolahan data.

4. Pelaksanaan kegiatan Potensi Desa Tahun 2014 yang mencakup pelatihan petugas, pelaksanaan lapangan dan pengolahan data serta kegiatan Susenas Tahun 2014 yang mencakup pelatihan petugas lapangan.

(37)

Catatan atas Laporan Keuangan 28 -5. Diselenggarakannya Rapat Teknis Pimpinan BPS Kabupaten/Kota se-Provinsi

Banten serta Rapat Teknis Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) BPS Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten pada awal tahun 2014.

Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 12

Perbandingan Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013

Uraian Jenis Belanja Realisasi

T.A. 2014

Realisasi

T.A. 2013 Naik/Turun %

Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Jasa

Belanja Pemeliharaan

Belanja Perjalanan Dalam Negeri

428.508.264 2.398.099.547 348.695.550 500.785.792 6.272.296.000 345.695.603 3.436.412.565 355.535.769 311.712.923 3.824.640.500 82.812.661 (1.038.313.018) (6.840.219) 189.072.869 2.447.655.500 23,96 (30,22) (1,92) 60,66 64,00

Realisasi Belanja Kotor 9.948.385.153 8.273.997.360 1.674.387.793 20,24

Pengembalian Belanja (1.840.000) 0 (1.840.000)

-Realisasi Belanja Bersih 9.946.545.153 8.273.997.360 1.672.547.793 20,21

Belanja Modal Rp795.495.200

B.2.3 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2014 dan TA 2013 masing-masing sebesar Rp795.495.200,00 dan Rp351.843.600,00. Realisasi Belanja Modal pada TA 2014 meningkat 126,09 persen dibandingkan TA 2013 terutama disebabkan oleh meningkatnya belanja modal dan peralatan dan mesin dengan adanya pembelian meubelair, kendaraan roda dua untuk operasional lapangan serta pembelian laptop. Rincian Belanja Modal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 13

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2014 dan 2013

Uraian Jenis Belanja Realisasi

T.A. 2014

Realisasi

T.A. 2013 Naik/Turun %

Belanja Modal Tanah 0 0 0 -

- Belanja Modal Peralatan dan Mesin 609.155.200 93.838.000

0

515.317.200 93.838.000

549,16 - Belanja Modal Gedung dan Bangunan 186.340.000 258.005.600

0

(71.665.600)

258.005.600

(27,78) -

Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0 -

Realisasi Belanja Kotor 795.495.200 351.843.600 443.651.600 126,09

Pengembalian Belanja 0 0 0 -

(38)

Catatan atas Laporan Keuangan 29

-Catatan Penting Lainnya

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. BPS Provinsi Banten melakukan 6 (enam) kali revisi DIPA selama bulan Januari-Desember 2014 dengan rincian sebagai berikut :

a. Revisi anggaran ke-1 tanggal 3 Maret 2014 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap pada akun perjalanan dinas sehingga merubah halaman IV DIPA dan ralat rencana penarikan dana dalam halaman III DIPA. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 1462-4404-0997-4065 dan total nilai pagu sebesar Rp 20.162.018.000 (dua puluh milyar seratus enam puluh dua juta delapan belas ribu rupiah)

b. Revisi anggaran ke-2 tanggal 7 April 2014 merupakan revisi kewenangan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka penambahan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggaran belanjanya untuk pelaksanaan Survei Konsumsi 11 Bahan Pokok. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 1924-2424-0263-1043 dan total nilai pagu sebesar Rp 20.209.921.000 (dua puluh milyar dua ratus sembilan juta sembilan ratus dua puluh satu ribu rupiah).

c. Revisi anggaran ke-3 tanggal 21 April 2014 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka realokasi/pergeseran anggaran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar satker BPS se-Provinsi Banten untuk memenuhi kekurangan anggaran pelaksanaan kegiatan ST2013 Subsektor. Revisi anggaran mengakibatkan pengurangan pagu anggaran belanja satker BPS Provinsi Banten dan menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 0209-0212-5071-8020 dengan total nilai pagu sebesar Rp 17.458.110.000 (tujuh belas milyar empat ratus lima puluh delapan juta seratus sepuluh ribu rupiah).

d. Revisi anggaran ke-4 tanggal 15 Juli 2014 merupakan revisi kewenangan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penghematan/Pemotongan Anggaran K/L dalam APBN-P Tahun Anggaran 2014. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 0934-3548-6081-8519 dan total nilai pagu sebesar Rp 16.363.686.000 (enam belas milyar tiga ratus enam puluh tiga juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah).

e. Revisi anggaran ke-5 tanggal 19 Agustus 2014 merupakan revisi kewenangan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka

(39)

Catatan atas Laporan Keuangan 30 -penerimaan PNBP kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten untuk pelaksanaan Survei Konsumen (SK) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) sebesar Rp 197.094.000 (seratus sembilan puluh tujuh juta sembilan puluh empat ribu rupiah). Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 0403-2859-6079-5500 dengan total nilai pagu sebesar Rp 16.560.780.000 (enam belas milyar lima ratus enam puluh juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah). f. Revisi anggaran ke-6 tanggal 10 Desember 2014 merupakan revisi kewenangan Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi Banten. Revisi anggaran dilakukan dalam rangka penerimaan hibah langsung dalam bentuk uang dari Pemerintah Provinsi Banten sebesar Rp 630.000.000. Menghasilkan DIPA Petikan baru dengan nomor Digital Stamp (DS): 5075-8615-9810-8016 dengan total nilai pagu sebesar Rp 17.190.780.000 (tujuh belas milyar seratus sembilan puluh juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah).

2. Berdasarkan Kerja Sama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dengan BPS Provinsi Banten nomor 16/1/DSta/GSD/Sr atau 36000.006.1 adendum 16/7/DSta/GSD/Sr atau 36000.078 dan 16/2/DSta/GSD/Sr atau 36000.008.1 adendum 16/6/DSta/GSD/Sr atau 36000.079 tanggal 7 Januari 2014 adendum 20 Maret 2014, BPS Provinsi menerima pendapatan negara (PNBP) dalam rangka pelaksanaan APBN sebesar Rp200.585.000,00 untuk pembiayaan kegiatan Pelaksanaan Survei Konsumen Tahun 2014 Provinsi Banten dan Survei Khusus Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan Tahun 2014 Provinsi Banten.

Untuk keperluan tersebut menggunakan rekening penerimaan pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Serang dengan nomor rekening: 0084-01-002207-30-3 atas nama Bendahara Penerimaan BPS Provinsi Banten. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 tentang Persetujuan Penggunaan Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Pusat Statistik, dana yang masuk ke DIPA BPS Provinsi Banten sebesar 98,26 persen atau Rp197.094.000,00. Dari jumlah tersebut, sampai dengan 31 Desember 2014 dana yang terealisasi sebesar Rp192.890.000,00 atau sebesar 97,87 persen.

3. Berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor: 978.3/0359-Data-Bapp/2014 tanggal 19 Maret 2014 tentang Pemberian Hibah Uang kepada Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014 dan sesuai Perjanjian Hibah antara Pemerintah Provinsi Banten dengan BPS Provinsi Banten tentang Pemberian Hibah Uang kepada BPS Provinsi Tahun 2014 Nomor: 978.3/18-Huk/2014 atau 36000.154 tanggal 6 Juni 2014,

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Provinsi
Tabel 22  Rincian Persediaan
Tabel 23  Rincian Aset Tetap

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada penjelasan diatas bahwa dalam pelaksanaan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan Kota Baubau sesuai dengan hasil penelitian dan wawancara

Berdasarkan temuan pada penelitian ini yaitu paparan sinar matahari orang yang bekerja di dalam ruangan masih kurang, maka disarankan untuk lebih meningkatkan aktivitas

Data dianalisis menggunakan analisis inferensial yang dimaksudkan untuk membandingkanpendapatan pedagang kaki lima sebelum dan sesudah adanya relokasi di Kawasan Simpang

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perancangan Service Design pada Pemerintah Kota Bandung dengan menggunakan framework ITIL versi 3 dimana

Rekod semua dokumen berkaitan dengan sungutan atau aduan atau rayuan itu serta proses dan keputusannya akan dicatatkan secara lengkap dalam fail pelajar dan dalam fail sungutan

Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan pengukuran debit limbah Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan pengukuran debit limbah secara periodik

5 Tegangan supply diatur sampai mencapai I nominal dari trafo yang dipakai Lakukan  pengukuran dengan ampere meter, AVO meter, Watt meter di titik pengukuran sesuai

Variabel-variabel yang akan dilibatkan dalam diagram alir ini meliputi: unemployment rate, money supply, income nasional harga konstan, income nasional, pengeluaran