• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KEGIATAN BENCHMARKING SEMESTER GENAP 2017/2018 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH UIN WALISONGO SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KEGIATAN BENCHMARKING SEMESTER GENAP 2017/2018 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH UIN WALISONGO SEMARANG"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI KEGIATAN BENCHMARKING SEMESTER GENAP 2017/2018 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH UIN WALISONGO

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strara I (S1)

Manajemen Dakwah

Oleh :

ROIKHATUT THOYIBAH

1501036137

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehdirat Allah SWT,yang telah memberikan segala taufiq dan hidayah serta inayah Nya kepada kita semua khususnya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tersnjungkan kepangkuan Nabi tauladan Nabi Agung Muhammad SAW yang memberi contoh yang baik untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Berkat ridho Allah SWT dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini sebagai persyaratan kelulusan Proga Studi Stara I (SI) di Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo. Dengan segala rendah hati penulisan karya ilmiah yang berjudul “ Evaluasi kegiatan bencmarking Jurusan Manajemen Dakwah tahun 2017/2018 UIN Walisongo Semarang.

Ucapan trimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberi mendukung dan memberi bimbingan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karna itu terimakasih saya sampaikan:

1. Prof. Dr. KH. Imam Taufq M. Ag, selaku Rektor UIN Walisongo Semarang.

2. Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

3. Dra. Siti Prihatiningtyas, M.Pd Selaku Kajur Manajemen Dakwah, serta Dedy Susanto.S.Sos.I.,M.S.I selaku sekjur.

4. Dedy Susanto.S.Sos.I.,M.S.I Selaku Dosen Pembimbing I, serta Dr. Agus Riyadi, M.S.I Selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen, pegawai administrasi dan seluruh karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo yang telah membantu dan melayani dalam proses administrasi.

(6)

vi

6. Pengurus dan Anggota DPD HPI Jawa Tengah yang melaksanakan kegiatan bencmarking yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta banyak dalam membantu penyelesaian dalam skripsi ini. 7. Ayahanda Anwar Fathoni dan Ibunda Nur Wakhidah tercinta yang

sesantiasa mendoakan dan kasih sayangnya selama menempuh pendidikan di UIN Walisongo.

8. Saudaraku semua Adik (Lutfiyah), (Zalikhoh),(Muhammad Adha), (Khoerul Azzam), Senantiasa mendoakan dan memeberi semangat tiada henti.

9. Teman teman seperjuangan Jurusan Manajemen Dakwah angkatn 2015. 10. Sahabat sahabat saya, Choerul Much Rizal, Alfi Mufidah, Lina Tuzahro,

Riski Fidayani serta semua kelas MD D. Yang telah memberikan semangat dan dukungan berharga selama penulisan Skripsi ini.

Kepada mereka semua tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka, selain hanya dapat berdo’a semoga amal baik yang telah diberikan di balas oleh Allah dengan sebaik baiknya balasan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis berharp semoga hasil skripsi ini membawa kemanfaatan bagi keilmuan pengembangan masyarkat islam baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.

Semarang, 03 Juli 2019 Penulis

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang.Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan skripsi ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih

(8)

viii MOTTO                                       

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” Q.S Ar’d : 11, (Mushaf Attashir, 250: 2013).

(9)

ix

ABSTRAK

Roikhatut Thoyibah 1501036137, Skripsi ini berjudul “Evaluasi Kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 2017/2018 UIN Walisongo Semarang” Kegiatan benhcmarking pada Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo yang bekerjasama dengan DPD HPI Jawa Tengah bertujuan untuk mengembangkan potensi Mahasisa Jurusan Manajemen Dakwah sebagai tour gaid dan pokok permasalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang, (2) Bagaimana Evaluasi Kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan bencmarking Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang dan Mengevaluasi Kegiatan benchmaring Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis dari sumberdata yang diperoleh dilapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisa miles dan huberman yang terdiri dari tiga tahap 1. Data redukctional 2. Data display 3. Conclusion drawing dan verification.

Hasil penelitian ini pertama, pelaksanaan kegiatan bencmarking Jurusan Manajemen Dakwah dilaksanakan oleh DPD HPI Jawa Tengah pada tanggal 7 sampai 8 Mei 2018. Pelaksaan kegiatan ini menggunakan metote face to face karana didalam metode ini pemateri dapat memberikan materi langsung dengan peserta dengan bisa tanya jawab anatara pemateri dan peserta. Kemudian menggunakan metode praktik jadi dalam metode ini setelah mahasiswa mendapatkan materi mahasiswa bisa langsung praktik menjadi tour gaid.

Kedua, evaluasi kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah meliputi prosedur pelaksanaan kegiatan benchmarking, karena tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Kemudian menentukan kriteria evaluasi, sebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Selain itu memilih desain evaluasi progam merupakan suatu rencana yang menunjukan bila evaluasi akan diadakan, dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Tinjauan Pustaka ... 5 F. Metode Penelitian... 8 1. Jenis Penelitian ... 8 2. Definisi Konseptual ... 8

3. Sumber dan Jenis Data ... 9

4. Teknik Pengumpulan Data ... 10

5. Teknik Analisis Data ... 11

BAB II LANDASAN TEORI

(11)

xi

1. Definisi Evaluasi ... 15

2. Fungsi Evaluasi ... 16

3. Tujuan Evaluasi ... 17

4. Tahpan Evaluasi ... 18

5. Prinsip pelaksanaan Evaluasi ... 22

6. Menentukan Kriteria Evaluasi... 24

7. Desain Evaluasi ... 24

8. Menyesuaikan tabel Evaluasi ... 25

9. Menentukan Instrumen Evaluasi ... 27

B. PENGERTIAN KEGIATAN ... 28

C. PENGERTIAN KEGIATAN BENCHMARKING 1. Definisi Benchmarking... 29

2. Konsep Benchmarking ... 29

3. Macam macam benchmarking ... 30

4. Tahap benchmarking ... 31

BAB III GAMBARAN BENCHMARKING SEMESTER GENAP 2017/2018 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH UIN WALISONGO A. Gambaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo 1. Sejarah dan perkembangan berdirinya Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo ... 33

2. VISI, MISI, TUJUAN Fakultas Dakwah dan Komunikasi ... 35

3. Sarana dan Prasarana... 35

4. Struktur Organisasi... 37

B. Gambaran Benchmarking semester genap 2017/2018 1. Kerjasama Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan DPD HPI Jawa Tengah ... 37

2. Syarat Syarat Mengikuti kegiatan benchmarking ... 38

C. Pelaksanaan Kegiatan Benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah 1. Waktu Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan... 39

(12)

xii

3. Penggunaan Metode Kegiatan benchmarking ... 47

4. Penggunaan Media Kegiatan benchmarking ... 48

5. Hasil Kegiatan benchmarking ... 48

D. Evaluasi Bencmarking Semester genap 2017/18 Jurusan Manajemen Dakwah 1. Evaluasi Pelaksaan Kegiatan benchmarking ... 49

2. Evaluasi Materi Kegiatan benchmarking ... 54

3. Evaluasi penggunaan Media... 56

4. Evalusi penggunan Metode ... 57

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah... 59

B. Analisis Evaluasi Kegiatn Benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 C. Penutup ... 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 Desain Evaluasi ... 25

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Keberhasilan Evaluasi kegiatan benchmarking ... 25

Tabel 2.2 Perencanaan Evaluasi Kegiatan benchmarking ... 26

Tabel 2.3 Teknik Pengumpulan data dan Instrumen pengumpulan data ... 27

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan benchmarking ... 41

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan benchmarking ... 49

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan dakwah yang berlangsung sejak keberadaan para rosul pada perkembangannya telah memasuki babak baru, yakni menjadi salah satu disiplin keilmuan yang secara khusus dikaji dalam perguruan tinggi. Berbagai kajian dakwah tidak hanya diarahkan pada penguasaan aspek pengetahuan, tetapi juga mencakup sikap dan keterampilan. Seiring dengan dinamika masyarakat dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, upaya pengayaan dan penajaman terhadap profesi dakwah tidak hanya sebatas pada teknik ceramah atau tabligh, tetapi sudah mengarah kepada perumusan berbagai profesi yang memungkinkan diperankan oleh seorang da’i (Awaludin,dkk, 2018: 1).

Pada Jurusan Manajemen Dakwah terdapat satu konsentrasi profesi yaitu pramuwisata Islam atau religi. Berbagai tantangan sosial kemasyarakatan yang menjadi obyek dan bidang garapan dakwah tidak bisa diselesaikan secara teoritis di bangku kuliah, tetapi juga adanya pengalaman lapangan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pengembangan profesi da’i sebagaimana tersebut diatas diarahkan sesuai dengan kompetensi yang di kembangkan oleh lima jurusan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo yaitu jurusan Komunikasi penyiaran Islam (KPI), Bimbingan dan penyuluhan islam (BPI), Pengembangan masyarakat Islam (PMI), Manajemen dakwah (MD), Manajemen Haji Umroh (MHU). Untuk mencapai pengembangan profesi tersebut diperlukan progam penguatan kompetensi dalam bentuk kemampuan pengalaman praktis yang direalisasikan melalui progam praktikum, baik dalam bentuk praktek Mata Kuliah, Praktek Pengalaman Lapangan, dan Kuliah Kerja Lapangan.

(16)

2

Jurusan Manajemen Dakwah memberikan kegiatan Benchmarking sebelum mahasiswa melakukan kuliah kerja lapangan, tujuannya agar mahasiswa mampu memahami profesi yang akan di praktekan di lapangan dengan dibekali prosedur menjadi tour guid. Benchmarking merupakan salah satu kegiatan awal persiapan dalam melakukan kuliah kerja lapangan (KKL). Kegiatan Bencmarking ini merupakan kegiatan yang pertama kali diadakan pada mahasiswa jurusan manajemen dakwah angkatan 2015. Kegiatan ini dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan hard skil dan soft skil yang dimiliki seperti kemampuan menjadi tour leader, kemampuan menjadi tour leader dan kemampuan yang relevan untuk kompetensi serta memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa gambaran kerja sesungguhnya.

Benchmarking merupakan alat pertama dan utama untuk perbaikan yang dicapai melalui perbandingan dengan organisasi lain yang diakui memiliki kinerja terbaik dalam bidangnya penjelasan dari American Productivity and Quality Center (APQC). Filosofi bencmarking yaitu mengenali kekurangan yang kita miliki dan mengakui bahwa seseorang melakukan pekerjaan dengan baik. Selanjutnya mahasiswa belajar bagaimana untuk melakukan dan mengimplementasikannya pada kegiatan tersebut. Dalam benchmarking mahasiswa bisa belajar mengadopsi dan mengadaptasi ide, praktek atau metode dengan seijin dari mitra benchmarking. Benchmarking dapat diterapkan untuk produk, jasa, praktek organisasi, dan secara luas untuk semua area yang kita ingin bandingkan kinerjanya (Stapenhurst, 2009).

Benchmarking yang diterapkan oleh Jurusan Manajemen Dakwah lebih memfokuskan pada bidang pariwisata karena dalam dunia kerja bidang ini memberikan peluang yang luas bagi mahasiswa lulusan Manajemen Dakwah. Pelaksanaan Benchmarking oleh Jurusan Manajaan Dakwah yang dilaksanakan bekerjasama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Tengah dipandu oleh ketua HPI langsung.

(17)

3

Penerapan Benchmarking meliputi bagaimana menjadi tour guid yang baik serta keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata sehingga dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan untuk kembali menikati wisata yang dipromosikan dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Agar mengetahui tujuan progam tesebut berjalan dengan baik maka harus diadakan evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan merupakan langkah terakhir dari proses atau prosedur analisis kebijakan. Evaluasi memiliki tiga arti yang berhubungan masing masing menunjuk pada aplikasi skala nilai terhadap hasil kebijakan atau progam tiga arti evaluasi tersebut adalah penafsiran (apprasial), pemberian angka (rating), dan penilaian (assesment) yang mengandung: Usaha menganalisis hasil kebijakan berupa satuan nilainya, Produksi informasi tentang nilai atau manfaat hasil kebijakan, Hasil konkret (manfaat) yang memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran dari kebijakan, Hasil tersebut di nyatakan dalam kinerja yang bermakna (masalah-masalah sudah di atasi atau telah jelas) (Bernadus, 2007: 93).

Batasan ini melihat evaluasi dari sisi kegiatan (yaitu pengumpulan data) dan penggunaannya (yaitu untuk membuat keputusan yang bersangkutan dengan kegiatan pembelajaran). Batasan itu memerlukan penjelasan lebih lanjut, terutama yang menyangkut pada progam pasca pelatihan.

Evaluasi pasca pelatihan, sebagaimana layaknya melakukan penelitian, karena peneliti ingin mengetahui laporan mengenai kompetensi yang sudah dicapai mahasiswa yang mengikuti kegiatan bencmarking tersebut. sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan, khususnya pada jurusan Manajemen Dakwah sebagai sebuah representasi untuk meningkatkan kegiatan akademik bagi Mahasiswa yang akan mengikuti bencmarking di waktu mendatang. Karena logika berfikir sederhananya, jika suatu progam hanya berjalan terus menerus tanpa adanya evaluasi, maka

(18)

4

yang akan terjadi progam tersebut menjadi usang dan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya dapat dicapai, Oleh sebab itu peneliti akan melakukan penelitian terkait hal ini untuk mengetahui jawaban terkait dengan hal tersebut dengan penilaian bertujuan mengukur perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan setiap partisipan sebagai hasil pelatihan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka penulis menemukan permasalan yang akan di teliti, antara lain: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Benchmarking Jurusan Manajemen

Dakwah UIN Walisongo Semarang?

2. Bagaimana evaluasi kegiatan Benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui proses kegiatan benchmarking bagi mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang.

2. Untuk mengetahui evaluasi kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi pada Fakultas dakwah dan Komuikasi khususnya pada jurusan Manajemen dakwah terkait dengan evaluasi bencmarking pada pelatihan PPL dan kopetensi yang di miliki oleh mahasisawa PPL dengan profesi pramuwista. 2. Manfaat praktis

(19)

5

Penelitian ini berguna sebagai acuan untuk perbaikan perbaikan profesi dan minat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan bencmarking, juga sebagai sarana untuk mengukur keefektifannya karna sebagian dari mahasiswa kurang berminat dalam kegiatan tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu penelitian. Melalui kajian pustaka penelitian ini dapat diketahui diantara penelitian penelitian terdahulu. Berdasarkan pencarian penulis, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai rujukan sebagai tinjauan pustaka dan untuk menghindari adanya anggapan terjadinya plagiasi tertentu. Adapun skripsi yang dimaksud yaitu tentang evaluasi kegiatan dan beberapa capaian kompetensi peneliti temukan diantaranya:

Pertama, Skripsi ditulis oleh Tuatul Mahfud yang berjudul “Evaluasi program praktik kerja lapangan jurusan tataboga politeknik negri balikpapan” 2016. Hasil penelitian ini melibatkan 37 mahasiswa dengan 35% mahasiswa laki laki dan 65% mahasiswa peremuan, berdasarkan data tersebut sebagian besar mahasiswa ditempatkan pada industri perhotelan di balikpapan. Penyelenggaraan pendidikan vokasi sangat menuntut adanya kesesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri. Kesiapan mahasiswa dalam bidang akademisi harus mempunyai korelasi dengan peningkatan kompetensi mahasiswa dalam dunia usaha atau industri. Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisa secara deskriptif, hasil menunjukan bahwa mata kuliah praktik memiliki relevansi dengan progam PKL. Hal tersebutditunjukan dengan rata rata mahasiswa setujubahwa muatan matakuliah praktik memiliki relevansi dengan progam PKL.

Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah bahwa penelitian diatas meneliti evaluasi progam praktik kerja

(20)

6

lapangan jurusan tataboga. Sedangkan penelitian yang saya teliti adalah mengevaluasi kegiatan bencmarking pada jurusan Manajemen Dakwah.

Kedua, Jurnal di tulis oleh Putu Panca Aji yang berjudul “Sistem Evaluasi dan kesiapan pelaksanaan PPL Real di sekolah Mitra” jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek peneitian ini adalah mahasiswa PPL, Kepala Sekolah, Dosen pembimbing, Guru Pamong. Subjek penelitian dilakukan secara purposive. Peneitian ini melibatkan dua variabel deskriptif dengan definisi oprasional sebagai berikut. (1) sistem evaluasi adalah sistem evaluasi yang sesuai dengan validitas dan reabilitas, (2) kesiapan mahasiswa adalah hal hal apa saja yang di persiapkan oleh mahasiswa sebelum meaksanakan PPL Real. Masalah yang di angkat dalam peneitian ini adalah 1. Bagaiana sistem evaluasi kompetensi profesional, sosial dan kepribadian mahasiswa dalam pelaksanaan PPL di sekolah mitra, 2. Bagaimana kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL di sekolah mitra. Hasil dan pembahasan penilaian progam dan pelaksanaan PPL mahasiswa harus dapat sesuai dengan situasi dan kondisi pelatihan. Penyesuaian ini terutama berkenaan dengan prosedur penilaian dan alat penilaian yang digunakan. Dengan demikian proses penilaian dilakukan sebelum PPL di lakukan dan selama PPL berlangsung. Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah bahwa penelitian diatas melakukan evaluasi persiapan pada saat sebelum siswa melakukan PPL, sedangkan penelitian saya melakukan evaluasi pasca mahasiswa mengikuti kegiatan PPL.

Ketiga, Jurnal di tulis oleh Yohana Amelia yang berjudul “Penerapan Evaluasi kegiatan media relation oleh bagian hubungan masyarakat pemerintah daerah kota surabaya” hasil penelitian ini menyebutkan bahwa perencanaan kegiatan media relations yang dilakukan oleh bagian humas Hal ini dikarenakan perencanaan adalah bagian dari proses manajemen humas yang bersifat siklis dengan evaluasi, yaitu setiap bagian saling berkeseimbangan, sehingga dipengaruhi dan mempengaruhi penerapan evaluasi. Peneliti juga mengidentifikasi tujuan

(21)

7

dan sasaran dari kegiatan media relations bagi bagian humas. Hal ini dikarenakan evaluasi adalah pengukuran dari tercapai tidaknya tujuan dan sasaran kegiatan media relation. Peneliti kemudian menguraikan penerapan evaluasi kegiatan Media relations yang dilakukan oleh bagian humas pemkot surabaya, dimulai dengan struktur evaluasi kegiatan media relation dengan mengidentifikasi kriteria-kriteria yang mereka ukur. Peneliti juga mengidentifikasi metode-metode evaluasi yang digunakan Bagian Humas untuk mengukur setiap kriteria tersebut.

Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah bahwa penelitian diatas menerapkan evaluasi pada kegiatan media relation yang dilakukan oleh bagian humas sedangkan penelitian yang akan saya teliti yaitu evaluasi kegiatan bencmarking dengan mengetahui kompetensi mahasiswa

Keempat, Skripsi ditulis oleh Nur Ali dengan judul “Evaluasi Progam Praktik Kerja Lapangan integratif fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Maliki Malang” 2016. dalam skripsi tersebut peneliti menulis bahwa Progam Kerja Lapangan Integratif adalah suatu kegiatan intra kulikuler yang berstatus sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua siswa pendidik / calon guru untuk memenuhi persyaratan profesinya. Adapun tujuannya adalah agar siswa calon guru mendapatkan pengalaman kependidikan secara nyata di lapangan sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan profesional, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap dan perilaku yang diperlukan bagi profesinya serta mampu menerapkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah madrasah maupun di luar sekolah madrasah. Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan, akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa.

Perbedaaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian diatas meneliti evaluasi pada progam praktik kerja

(22)

8

lapangan fakultas ilmu Tarbiyah. Sedangkan penelitian yang saya teliti adalah evaluasi kegiatan PPL pada mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah.

Kelima, Jurnal di tulis oleh Ayu Putu Wita Indrayati yang berjudul “Evaluasi kinerja mahasiswa sekolah tinggi pariwisata nusa dua bali dalam melaksanakn progam praktik kerja nyata” dalam skripsi tersebut peneliti menulis Evaluasi kinerja mahasiswa dalam melaksanakan progam PKN merupakan hal yang esensial dilakuakan untuk melihat pencapaian tujuan dan sasaran dan progam PKN itu sendiri melalui kegiatan evaluasi kinerja. Dapat dilihat perkembangan mahasiswa pada priode tertentu yang meliputi tiga domain utama yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotonik), dan sikap atau perilaku (afektif). Sinergi antara ketiga hal itu dapat membentuk kompetensi.

Perbedaan anatara penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian di atas meneliti evaluasi kinerja mahasiswa sekolah tinggi pariwisata nusa dua bali dalam melaksanakan praktik kerja nyata. Sedangkan penelitian yang akan saya teliti adalah evaluasi kegiatan PPL pada mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah.

Berdasarkan studi perbandingan dari beberapa penelitian terdahulu, diketahui bahwa penelitian yang saya lakukan mempunyai beberapa perbedan, baik fokus pembahasan maupun tema dan lokasinya. Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji tentang Evaluasi dan capaian kompetensi Bencmarking pada jurusan manajemen dakwah.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilaksanakan seorang peneliti untuk mengumpulkan, mengklarifikasi, dan menganalisa fakta yang ada ditempat penelitian dengan menggunakan ukuran ukuran dalam pengetahuan, hal ini dilakukan untuk menemukan kebenaran (Koentjaraningrat, 1981: 13).

(23)

9

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana data yang dikumpulkan umumnya bukan angka angka. Walaupun ada angka angka sifatnya hanyalah sebagai penunjang. Penelitian kualitatif didefenisikan sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap dibentuk dengan kata kata, melaporkan pandangan pandangan informasi secara terinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah (Danim, 2002: 6). Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan seseorang terhadap latar alamiah atau lingkungan sosial yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis dari obyek yang diteliti. Penelitian deskriptif bertujuan mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya (Sudarto, 1997: 62).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Menurut Lexy J. Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain lain (Meleong, 2013: 157).

a. Data primer

Data primer merupakan sumber data utama yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) interview (wawancara) dan dokumentasi (Sugiyono, 2013: 225). Dengan data ini, peneliti memperoleh informasi langsung dari ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD), Pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah yang mengikuti bencmarking.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian.

(24)

10

Sumber data sekunder ini diperlukan untuk memperkuat data primer (Azwar, 1998: 91). Yang terdiri atas: Stuktur organisasi dan kearsipan, dokumen, laporan laporan serta buku buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh peneliti berupa buku dan internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan data yang akan penulis pakai dalam penelitian ini adalah:

a. Obsevasi

Metode observasi adalah sebuah proses penggalian data yang dilakukan oleh peniliti sendiri, dengan cara melakukan pengamatan mendetail terhadap mahasiswa sebagai objek pengamatan dan lingkungannya dalam kancah riset (Herdiansyah, 2013: 131).

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya (Sugiyono, 2013: 227). Kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada saat kegiatan bencmarking. Dan nantinya data yang diperoleh tersebut akan dianalisis kembali. Tahap observasi tersebut bertujuan untuk mengetahui capaian kempetensi yang telah dicapai mahasiswa dalam mengikuti bencmarking, usaha usaha yang dijalankan jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan pengurus Himpunan pramuwisata Indonesia (HPI).

b. Wawancara

Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi (Effendi, 2012: 207). Untuk

(25)

11

mendapatkan data tentang proses kegiatan bencmarking dan evaluasi kegiatan, peneliti melakukan wawancara kepada kajur MD, pengurus HPI, dan mahasiswa yang mengikuri kegiatan bencmarking.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, gambar gambar dan lain sebagainya (Arikunto, 2002: 231). Peneliti menggunakan data dokumentasi adalah untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kegiatan bencmarking . dokumentasi tersebut adalah penggunaan foto sebagai pelengkap data yang diperoleh melalui wawancara arsip.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yaitu dengan cara mengelompokan data kedalam kategori-kategori dan menjabarkan kedalam urutan-urutan dasar, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011: 402). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan proses analisis dan menurut Meles dan Huberman, yang terdiri dari tiga hal utama, yaitu reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi Data

Reduksi atau penyederhanaan data yaitu suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, dan tranformasi data dari data yang kasar yang muncul dari catatan-catatan yang ada dilapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal penelitian sampai akhir penelitian (Basrowi, 2008: 204). Peniliti dalam menganalisis data ini dengan mengumpulkan data-data lapangan selama penelitian berlangsung.

(26)

12

Kemudian peneliti memutuskan perhatian, menggolongkan, dan melakukan pemilihan-pemilihan data sehingga dapat ditarik kesimpulan.

2) Penyajian Data

Penyajian data adalah kumpulan informasi yang terkumpul dan memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan serta pengambilan tindakan. Bentuk penyajian berupa teks naratif, matriks, jaringan, table. Tujuannya adalah kemudahan dalam membaca kesimpulan(Barowi, 2008: 209).

3) Penarikan kesimpulan

Dalam Penelitian ini peneliti membuat rumusan proposisi yang berhubungan dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji berulang-ulang terhadap data yang ada , terhadap pengklompokan data yang telah terbentuk dan proposisi yang telah ditemukan (Sugiyono, 2012: 233). Selanjutnya untuk memecahkan masalah penelitian, dari data yang dikumpulkan kemudian peneliti menganalisa dan mengkritisinya. Dimana peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian disimpulkan. Secara teknis peneliti melakukan upaya-upaya:

a) Data data dan informasi yang didapatkan melalui observasi atau pengamatan langsung, peneliti mencatat mengenai proses kegiatan bencmarking. b) Data data dan informasi yang diperoleh melalui

(27)

13

kesimpulan sesuai dengan permasalahan penelitian ini.

c) Data data dan informasi yang berbentuk dokumentasi digunakan untuk melengkapi uraian pembahasan penelitian.

Sedangkan data data yang berbentuk dokumentasi yang digunakan adalah content analisis yang berupa teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam material yang bersifat simbolis seperti dalam buku, surat kabar dan internet. Dalam teknik ini peneliti menghubungkan teori-teori yang ada dengan menghubungkan kegiatan bencmarking yang terdapat dalam sumber yang ada.

5. Sistematika Penulisan

Penulisan ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan, memuat: latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, definisi konseptual dan sistematika penulisan

Bab dua landasan teori yang berisi tentang prosedur pelaksanaan evluasi yang terdiri dari menetukan tujuana evaluasi, menentukan kriteria evaluasi, memilih desain evaluasi, fungsi evaluasi, tahapan evaluasi, pengertian bencmarking, konsep bencmarking.

Bab tiga gambaran umum obyek penilitian, memuat: profil fakultas dakwah dan komunikasi UIN walisongo, MoU fakultas dakwah dan komunikasi dengan DPD HPI Jawa tengah, evaluasi proses kegiatan bencmarking.

(28)

14

Bab keempat: analisis data, yang memuat: Analisis pelaksanaan kegiatan bencmarking, analisis evaluasi proses kegiatan bencmarking.

Bab kelima penutup, memuat: kesimpulan, saran, penutup.

(29)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN EVALUASI 1. Definisi Evaluasi

Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditunjukan pada orang yang lebih tinggi atau orang yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah keahliannya. Ada banyak pengertian evaluasi menurut para ahli: Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978: 45)

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan didepan (Yusuf, 2000: 3). Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa ingris yaitu evaluation yang bearti penilaian atau penaksiran (Echols dan shadily, 2000 : 220).

Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (yunanda : 2009). Pengertian evaluasi dapat berdbeda beda oleh pakar evaluasi sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif. Menurut stufflebem dalam lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delinaiting, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives” artinya evaluasi merupakan proses penggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan sebagai usaha untuk mencari

(30)

16

sesuatu yang berharga (tague 1996 : 1,3). Selain itu menurut jones evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat progam dalam spesifikasi 24 kreteria, teknik pengukuran, metode analisis dan bentuk rekomendasi (jones, 1994 : 357) selanjutnya weiss dalam (joness, 1994 : 355) mengemukakan evaluasi adalah kata 24riteri yang meliputi segala macam pertimbangan, penggunaan kata tersebut dalam arti umum adalah suatu istilah untuk menimbang manfaat. Evaluasi mempunyai tiga arti yang berhubungan masing masing menunjuk pada aplikasi skala nilai terhadap hasil kebijakan atau progam; tiga arti evaluasi tersebut adalah penafsiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assesment); yang mengandung :

1. Usaha menganalisis hasil kebijakan berupa satuan nilainya. 2. Produksi informasi tentang nilai atau manfaat hasil kebijakan. 3. Hasil kontrek (manfaat) yang memberi sumbangan pada pada

tujuan atau sasaran dari kebijakan.

4. Hasil tersebut dinyatakan dalam kinerja yang bermakna “masalah masalah sudah diatasi atau telah jelas”(Bernadus, 2007: 93).

Dari berbagai definisi evaluasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui pencapaian suatu hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan dipelajari untuk menjadi acuan dimasa mendatang.

2. Fungsi Evaluasi

Adapun fungsi evaluasi progam menurut Scriven (1967: 225) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Formatif yaitu evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (progam, orang, produk, dsb).

2. Fungsi sumatif yaitu evaluasi dipakai untuk pertanggung jawaban, keterangan, seleksi, atau

(31)

17

lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu progam, perbaikan progam, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.

3. Fungsi diagnostik yaitu untuk mendiagnostik sebuah progam.

Sedangkan stuffebem menyebutkan 2(dua) fungsi evaluasi progam yaitu:

1. Proactive Evaluation yaitu evaluasi progam yang dilakukan untuk melayani pemegang keputusan.

2. Retroative evalution yaitu evaluasi progam yang dilakukan untuk keprluan pertanggung jawaban (Chaerudin, 2019: 261).

3. Tujuan evaluasi

Secara luas evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap faktor faktor penting suatu progam termasuk situasi, kemampuan, pengetahuan dan perkembangan tujuan. Minimal terdapat enam tujuan evaluasi. Keenam tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menilai ketercapain (accomplishment) tujuan. Ada keterkaitan anatara tujuan, metode evaluasi, dan cara belajar.

2. Mengukur macam macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar dikatagorikan sebagai kognitif, psikomotor, dan efektif. Batasan tersebut umumnya dieksplisitkan sebagai penetahuan, ketrampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proposisi yang tepat.

(32)

18

3. Sebagai sarana (mean) untuk mengetahui apa yang ingin seorang ketahui. karna Setiap orang mempunyai pengalaman masing masing.

4. Memotivasi belajar, evaluasi juga dapat memotivasi belajar siswa. Hasil evaluasi akan mengstimulasi tindakan. Raiting hasil evaluasi yang baik akan dapat menimbulkan semangat atau dorongan mahasiswa. 5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan

konseling. Informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, dan skor hasil belajar. Informasi juga diperlukan untuk bimbingan karier yang efektif.

6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan akademik. Keterkaitan evaluasi dengan intruksional adalah sangat erat hal ini karena evaluasi merupakan salah satu bagian dari intruksional (Rukajat, 2018: 13-16).

4. Tahapan evaluasi

Untuk dapat melakukan evaluasi progam ada beberapa tahap atau langkah yang perlu dilakukan oleh tim evaluator yaitu:

(1) Menentukan tujuan evaluasi. (2) Menentukan fokus evaluasi. (3) Menentukan responden.

(4) Menentukan metode yang akan digunakan. (5) Melaksanakan pengumpulan data.

(6) Melakukan analisis data. (7) Menarik kesimpulan.

(33)

19

Diantara model evaluasi progam yang dapat digunakan untuk menilai kualitas sebuah progam pelatihan. Model evaluasi progam yang digunakan yaitu model evaluasi progam yang dikemukakan oleh Donald Kirkpatrik. Model ini dilakukan untuk menilai progam pelatihan secara bertahap (Pribadi, 2016: 167).

Evaluasi progam empat tahap dikemukakan oleh Donald kirkpatrik seorang profesor (emeritus) dari The Winsconsin university, Amerika Serikat. Sesuai dengan namanya model evaluasi formatif ini terdiri dari empat tahap yaitu:

1. Reaksi/ reactions

Pada tahap pertama ini evaluasi terhadap progam pelatihan difokuskan pada upaya untuk memperoleh data dan informasi tentang rasa suka dan rasa tidak suka peserta terhadap penyelenggaraan progam pelatihan. Apakah peserta senang mengikuti progam pelatihan yang telah diselenggarakan? Pertanyaan pertanyaan spesifik yang perlu diajukan untuk memperoleh data dan informasi tentang reaksi peserta terhadap progam pelatihan antara lain 1. Apakah peserta senang dan menyukai progam

pelatihan?

2. Apakah progam pelatihan yang telah diselenggarakan relevan dengan kebutuhan belajar peserta?

3. Apakah peserta merasa rugi untuk meluangkan dalam mengikuti progam pelatihan?

4. Apakah pelaksanaan progam pelatihan mampu membuat peserta merasa senang?

(34)

20

5. Apakah peserta selalu berpartisipasi secara aktif dalam semua aktivitas pada progam pelatihan? 6. Apakah aktivitas belajar pada progam pelatihan

dipandang sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi peserta?

7. Apakah peserta merasa gembira selama mengikuti semua aktivitas belajar pada progam pelatihan?

8. Apakah peserta menganggap keterampilan yang telah dilatihkan sangat bermanfaat bagi tugas dan pekerjaan mereka?

9. Apakah peserta memiliki pandangan bahwa kompetensi yang telah dilatihkan mudah untuk diaplikasikan ditempat kerja mereka?

2. Belajar/ learning

Tahap kedua dari model evaluasi progam yang dikemukakan oleh Krikpatrick difokuskan untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan hasil belajar siswa atau peserta progam. Seberapa jauh peserta progam mampu mempelajari kelmpuan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah diajarkan dalam progam pelatihan?

Pada tahap ini hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah mencari informasi tentang hasil pelatihan yang telah dicapai oleh peserta setelah mengikuti progam pelatihan. Pertanyaan yang perlu diajukan untuk mengetahui dampak progam pelatihan terhadap hasil belajar peserta progam pelatihan adalah:

1. Apakah peserta telah mempelajari kemampuan kompetensi yang telah diajarkan?

(35)

21

2. Apakah aktivitas belajar yang dilakukan dalam progam pelatihan mudah diikuti oleh peserta progam?

3. Apakah terdapat perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam diri peserta setelah mengikuti progam pelatihan?

3. Perilaku / Behavior

Perilaku atau bahavior merupakan tahap evaluasi ketiga dalam model evaluasi progam empat tahap yang dikemukakan oleh Kirkpatrick. Pada tahap evaluasi progam ini pengumpulan data dan informasi ditunjukan untuk mengetahui apakah terjadi proses transfer of learning dalam diri peserta setelah mengikuti progam pelatihan. Konsep tranfer of learning dalam hal ini terkait dengan kemampuan peserta progam pelatihan dalam mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dipelajari kedalam dunia kerja nyata.

Apakah peserta mau dan mampu menerapkan kompetensi yang dilatihkan ditempat mereka bekerja. Pertanyaan pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui apakah terjadi proses transfer of learning setelah peserta mengikuti progam pelatihan adalah:

1. Apakah peserta menerapkan kemampuan ditempat mereka kerja?

2. Apakah pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari digunakan dalam melakukan tugas dan pekerjaan?

3. Apakah terdapat perilaku kearah yang lebih positif sebelum dan sesudah peserta mengikuti progam pelatihan?

(36)

22

4. Apakah terdapat perbedaan perilaku setelah dan sesudah peserta mengikuti progam pelatihan? 5. Apakah peserta menyadari adanya perubahan dalam

hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap?

6. Apakah peserta mampu mengerjakan kemampuan yang telah dipelajari kepada sejawat?

4. Hasil/ Result

Evaluasi terhadap hasi atau result merupakan evaluasi progam pelatihan tahap keempat. Pada tahap ini evaluasi progam pelatihan dilakukan untuk mengukur kontribusi progam secara keseluruhan terhadap kinerja perusahaan. Seberapa jauh progam pelatihan yang telah diselenggarakan dapat memberi manfaat atau benefit terhadap akademi.

Banyak indikator yang dapat digunakan untuk melihat apakah progam pelatiahan dapat memberikan dampak positif terhadap akademi (Pribadi, 2016: 162 165). 5. Prinsip pelaksanaan Evaluasi

Salah satu karasteristik dalam desain penilaian proses adalah menggunakan cakupan kompetensi dan indikator kinerja yang sama. Prinsip prinsip utama dalam pelaksanaan penilaian proses adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan ketentuan penilaian proses harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.

b. Berdasarkan kinerja aspek yang dinilai dalam penilaian proses adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau.

c. Berdasarkan dokumen penilaian proses. Unsur yang terlibat dalam proses penilaian kinerja harus memahami semua dokumen yang terkaait dengan sistem penilaian proses.

(37)

23 6. Menentukan kriteria Evaluasi

Sebuah progam akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan sebagai patokan evaluasi tidak akan terlepas membahas standar dan indikator. Makna ketiga konsep tersebut tentunya tidak sama, akan tetapi memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Kriteria merupakan kerasteristik progam yang dianggap basis penting untuk melakukan riset evaluasi pada progam tersebut( Umam, 2018:36).

Kriteria merupakan karasteristik progam yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi. Pemberian nilai pada kriteria didasarkan pada keyakinan, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan hasil kajian teoritis berdasarkan pendapat diatas, maka kriteria yang digunakan untuk menentukan efektivitas progam dalam ases proses sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kriteria keberhasilan evaluasi kegiatan Bencmarking

Komponen Indikator Kriteria

Kegiatan Keterlaksanaan kegiatan

Kegiatan terlaksana

Waktu pelaksanaan Sesuai rencana Pemberian materi oleh pemateri Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Bencmarking merasa puas dengan materi yang disampaikan

(38)

24

oleh pemateri mengikuti kegiatan bencmarking merasa tertarik dengan media yang dipilih oleh pemateri Penggunaan metode oleh pemateri Mahasiswa aktif dalam kegiatan bencmarking Ketercapaian kegiatan Bencmarking Mahasiswa memahami materi yang disampaikan 7. Desain Evaluasi

Desaian evaluasi progam merupakan suatu rencana yang menunjukan waktu evaluasi akan dilakukan, dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain ini menunjukan bila evaluasi akan dilakukan, dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain ini di buat untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut organisasi yang diatur dan menurut aturan evaluasi yang baik (Badrujama, 2010:88). Adapun diagram desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(39)

25

Gambar 2.1 Desain Evaluasi:

Keterlaksanaan Progam Pemberian materi oleh pemateri Penggunaan Metode oleh pemateri Penerapan Media Ketercapaian Materi Waktu Pelaksanaan EVALUASI KEGIATAN BENCMARKING Kelebihan dan Kelemahan Progam Perbaikan

(40)

26

8. Menyusun tabel perencanaan Evaluasi

Sesuai tujuan evaluasi yang sudah ditetapkan, maka menyusun tabel perencanaan evaluasi. Tabel perencanaan evaluasi terdiri atas empat kolom yang terdiri atas kolom komponen, kolom indikator, kolom sumber data, kolom teknik pengumpulan data. Berdasarkan empat komponen tersebut maka dapat menjabarkan indikator indikator. Kemudian berdasarkan indikator tersebut maka kita dapat menentukan sumber datanya dan cara pengumpulkan data. Berikut bentuk tabelnya:

Tabel 2.2

Perencanaan evaluasi kegiatan bencmarking

Komponen Indikator

Kegiatan Keterlaksanaan progam

Waktu pelaksanaan sesuai pelaksanaan Pemberian materi oleh pemateri

Penggunaan media oleh pemateri Penggunaan metode bimbingan Ketercapaian materi

9. Menentukan Instrumen Evaluasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini mengenai teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan.

(41)

27

Teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data

Komponen Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan

Kegiatan Catatan Pengurus Observasi, pedoman studi dokumentasi, pedoman wawancara

Catatan pengurus Observasi, pedoman wawancara

Wawancara Observasi, pedoman

wawancara Observasi atau wawancara Observasi, pedoman wawancara Observasi, wawancara dan dokumentasi Observasi, pedoman wawancara

Ketercapaian materi Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Bencmarking

B. Kegiatan

Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara kaitan itu sendiri bisa merupakan badan, instasi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah. Dalam kamus besar bahasa indonesia kegiatan

(42)

28

adalah aktifitas, usaha, pekerjaan, atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

Kegiatan menurut para ahli:

1. Abdul halim

Kegiatan merupakan bagian dari progam yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu progam yang terdiri atas kumpulan tindakan.

2. Ramlan S

Kegiatan adalah bagian dari progam yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu progam.

3. Istimawan Dipohusodo

Kegiatan merupakan sebuah oprasi individu yang kegunaannya untuk penjadwalan yang dapat dipandang sebagai satuan kegiatan terkecil yang tidak dirinci lagi.

Mnurut UU RI NO 15 THN 2006: kegiatan adalah sekumpulan tindakan pengarahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebutsebagai masukan (Input) untuk menghasilkan keluaran (out put) dalam bentuk barang atau jasa.

C. Pengertian Benchmarking 1. Definisi benchmarking

Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan

(43)

29

serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil bencmarking suatu organisasi dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang di inginkan (Shahindra, 2008:1).

2. Konsep benchmarking

Pada awalnya penggunaan istilah bencmarking dikenal didunia bisnis, namun demikian saat ini istilah bencmarking telah banyak diadopsi oleh berbagai lembaga pendidikan diluar negri sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Definisi bencmarking baik di bidang bisnis maupun pendidikan pada hakekatnya adalah sama (Mudin, 2005:80).

Pengertian bencmarking dalam dunia pendidikan sebagaimana yang telah dikutip oleh Hasibuan dalam Karcheval dan Newbill menyebutkan (Karcheval dkk, 2000). “ Benchmarking is an activity where organications continously engage in self study and campare themselves with the leaders in their fild, so they can indentify, adapt,and apply significantly better practices. “

Sedangkan pendapat yangkedua disampaikan oleh Saltrick dan sehiller yang enyatakan” bencmarking involves first examining and understanding your own internal work procedures, then searching for best practice in other organizations that match those you indentified and finally, adapting those sisrematicway of learning from others and changing what you do.”

Dari dua definisi tersebut dapat dipahami bahwa benchmarking adalah suatu aktifitas dimana suatu organisasi

(44)

30

mengadakan evaluasi diri secara kontinyu dan membandingkan dirinya dengan organisasi yangbaik pada bidang yang sama sehingga organisasi tersebut dapat mengidentifikasi, mengadopsi dan mengaplikasikan praktek yang lebih baik secara signifikan. Dengan kata lain hal hal yang dilakukan organisasi yang baik tersebut digunakan sebagai patokan (bencmarking) atau standar kerja noratif oleh organisasi yang ingin memperbaiki kinerjanya.

Kegiatan bencmarking tidak harus dilakukan dalam waktu sekali, namun bisa juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi terbaik untuk mereka.

3. Macam macam bencmarking 1. Bencmarking internal

Pendekatan ini dilakukan dengn membandingkan suatu bagian dari lembaga dengan bagian internal lainnya dalam suatuorgnisasi lembaga.

2. Benchmarking kompetitif

Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan pesaing lembaga yang lebih unggul dari lembaga yang dimiliki.

3. Benchmarking fungsional

Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan fungsi atau proses dari lembaga lembaga yang berada diwilayah.

(45)

31 1. Riset in hous

Melakukan penilaian terhadap informasi dalamlembaga sendiri maupun informasi yang ada dipublik

2. Riset pihak ketiga

Membiayai kegiatan bencmarking yang akan dilakukan oleh lembaga surveyor

3. Pertukaran langsung

Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner surve melalui telepon, dll

4. Kunjungan langsung

Melakukan kunjungan kelokasi mitra bencmarking (cara ini dianggap yang paling efektif)

5. Tahap benchmarking

dalam proses benchmarking yang dikemukakan oleh Andersen dan Pettersen (1996) yaitu ada lima tahap:

1. Plan , pada tahap ini adalah keputusan atau rencana mengenai apa yang akan di bencmarking. Dengan demikian Jurusan Manajemen dakwah menerapkan pada mahasiswa jueusan manajemen dakwah pada PPL ( praktek pengalaman lapangan).

2. Search, pada tahapan ini adalah mencari perusahaan yang potensial sebagai patner untuk melakukan bencmark dalam katalain yaitu mengidentifikasi mitra benchmarking. Dalam hal ini jurusan manajemen dakwah bekerja sama dengan DPD HPI jawa tengah.

3. Observe, pada tahapan ketiga ini, aktivitas aktivitas yang dilakukan antara lain adalah mengupulkan informasi mengenai faktorfaktor kunci sukses dari mitra bencmarking.

(46)

32

4. Analyze, pada tahapan keempat ini adalah menganalisis informasi yang telah dikumpulkan dari mitra benchmarking.

5. Adapt, pada tahapan ini, aktivitas aktivitas yang dilakukan antara lain adalah menyusun dan mengimplementasikan progam tersebut dengan benar (Indarto, 2012: 59 56).

(47)

33

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN DAN PAPARAN DATA

A. Profil Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang

1. Sejarah dan perkembangan berdirinya fakultas dakwah dan komunikasi UIN Walisongo

Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo telah melewati sejarah yang panjang. Kelahirannya tidak dapat dilepaskan dari pendirian IAIN Walisongo. Keberadaan IAIN walisongo berkait erat dengan berdirinya sekolah tinggi agama islam di Kudus pada 1963.

Pada awal 1969, tepatnya 12 maret 1969, kuliah perdana sebagai tanda dibukanya fakultas dakwah terlaksana. Kuliah dilaksanakan digedung yayasan pendidikan Diponegoro, Jl. Mugas No. 1 semarang.IAIN walisongo diresmikan penegriannya pada 6 April 1970, termasuk didalamnya fakultas dakwah berdasarkan KMA No. 30 tahun 1970. Pada saat yang sama pula, diresmikan pembukaan IAIN se Indonesia dan menjadi fakultas tertua di IAIN Walisongo.

Pada tahun akademik 1971, tempat kuliah berpindah kegedung yayasan Al jamiah di Jl. Mangunsarkono 17 Semarang. Ketika IAIN Walisongo selesai membangun kampus baru di jalan Raya kendal , maka pada tahun 1976, perkuliahan berpindah dan dilaksanankan di kampus baru tersebut. Sedangkan untuk perogam doctoral kuliah tetap dilaksanakan di Jl. Ki Mangunsarkono 17 Semarang. Pada akhir 1977, seluruh perkuliahan baik sarjana muda maupun doktoral dilaksanakan di kampus jrakah.

(48)

34

Pada pertengahan 1994, tepatnya pada Agustus 1994, Fakultas Dakwah IAIN walisongo menempati gedung baru di kampus III, kelurahan tambak aji ngaliyan. Pada kampus baru ini sampai dengan tahun 2000 Fakultas Dakwah menempati empat unit gedung bertingkat. Dua gedung untuk perkuliahan, satu gedung kantor dan satu laboratorium dakwah. Jalan panjang sudah dilalui oleh Fakultas Dakwah IAIN walisongo, sejak kelahirannya hingga sekarang . pada 2013, fakultas dakwah berubah menjadi fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Walisongo, berdasarkan PMA No 17 tahun 2013 tentang organisasi dan tata kerja IAIN walisongo. Selang tahun kemudian IAIN walisongo berubah menjadi Universitas Islam Negri Walisongo dan diresmikan pada 19 Desember2014. (arb).

2. Visi, Misi dan tujuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo

Visi

Fakultas terdepan dalam pendidikan, penelitian, peneraopan dan pengembangan ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk kemanusiaan dan peradaban berbasis kesatuan ilmu pengetahuan di Asia tenggara tahun 2038.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu dakwah dan komunikasi berbasis kesatuan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berakhlakul karimah

2. Mengembangkan ilmu dakwah dan komunikasi berbasis riset.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada Masyarakat berbasis riset.

(49)

35

4. Menggali dan menerapkan kearifan lokal dalam bidang ilmu dakwah dan komunikasi.

5. Menggalang dan me gembangkan kerjasama dalam pengemban tridarma perguruan tinggi. 6. Mewujudkan tata kelola kelembagaan yang

profesional berbasis ISO.

Tujuan

1. Menghasilkan lulusan yang unggul, interdisipliner, kompetitif dan berakhlak al karimah berbasis kesatuan ilmu pengetahuan. 2. Menghasilkan penelitian dakwah dan

komunikasi yang inovatif

3. Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat yang integratif dan bermanfaat 4. Mengakluitasi nilai nilai kearifan lokal dalam

pengembangan ilmu dakwah dan komunikasi 5. Terwujudnya hasil kerjasama dalam bidang

tridarma perguruan tinggi secara berkelanjutan 6. Terimplementasikannya tata kelola fakultas

secara profesional berstandar ISO 3. Sarana dan prasarana

Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Walisongo menempati Kampus III yang cukup nyaman, asri dan luas. Dikampus III terdapat fasilitas gedung serba guna (GSG) , auditorium II, perpustakaan pusat dan American Corner, pusat bahasa, lapangan sepak bola, lapangan bola voli dan masjid. Selain fakultas dakwah dan komunikasi, di kampus III juga didapati fakultas syariah dan fakultas ekonomi. Pada masa depan

(50)

36

dikampus III juga akan dibangun gedung rektorat, fakultas sosial dan Humaniora dan fakultas sain dan teknologi.

Fakultas dakwah dan komunikasi menempati lima gedung bertingkat . dua gedung digunakan untuk perkuliahan, satu gedung perkantoran, satu gedung untuk jurusan atau ruang dosen dan pusat kegiatan mahasiswa (PKM)dn satu gedung laboratorium dakwah. fakultas dakwhdan komunikasi dilengkapi dengan ruang kelas yang representatif, perpustakaan fkultas yang nyaman dan lokasi buku yang relative lengkap, ruang terbuka hijau dan taman yang rindang. Fakultas dakwah dan komunikasi sudah dilengkapi wifi yang dapat di akses secara luas diarea kampus.

Laboratorium dakwah menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan praktikum mahasiswa, seperti ruang konseling, dan berbagai peralatannya, radio, tv, seperangkat alat gamelan, kemera dan sebagainya. Di laboratorium dakwah juga terdapat miniatur kabah dan jamarat untuk praktik manasik haji. Untuk pengembangan potensi mahasiswa, fakultas dakwah dan komunikasi berbagai macam fasilitas dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) bermacam macam, antara lain: UKM Musik, teater Wadas, Kordais, MISSI, dan lain lain, segala peralatan yang dibutuhkan sudah dimiliki oleh masing masing UKM. Ke depan, masih terus diusahakan berbagai tambahan fasilitas yang dapat mendukung dan melejitkan potensi dan kreatifitas mahasiswa( Jurnal Fakdakom).

(51)

37 4. Struktur organisasi

STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PRIODE TAHUN 2015 2019

Dekan :Dr. H. Awaluddin Pimay, Lc, M.Ag. Wakil dekan I

(Akademik dan pengembangan lembaga) : Dr. H. Najahan Musyafak, M.A

Wakil Dekan II

(Keuangan dan kepegawaian): HM. Alfandi,M.Ag. Wakil Dekan III

(Kemahasiswaan dan Alumni ) : Drs. H. Fachrur Rozi, M.Ag Kabag Tata Usaha: H. M.Yasin, S.Ag

Kasubag Adm. Umum dan Keuangan: Retno Sulistiowati, S.Ag.,MM.

Kasubag Adm. Akademik, Kemahasiswaan : Alimul Huda, S.Pd.i., M.Si.

Kasubag Umum dan kepegawaian : Muhammadun, S.Ag,MM Ketua Jurusan Manajemen Dakwah : Saerozi, S.Ag., M.Pd Wakil Ketua Jurusan Manajemen Dakwah: Dedy Susanto. S.Sos.I., M.S.I

B. Gambaran Kegiatan benchmarking Jurusan Manajemen Dakwah Semester genap 2017/2018 UIN Walisongo

1. Kerjasama Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan DPD HPI Jawa Tengah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN walisongo Semarang memiliki lima jurusan yaitu jurusan komunikasi penyiaran islam (KPI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Haji Umroh

(52)

38

(MHU) dan Manajemen Dakwah (MD). Pada Jurusan Manajemen Dakwah terdapat satu konsentrasi profesi yaitu pramuwisata religi, untuk mencapai pengembangan profesi tersebut diperlukan progam penguatan kompetensi dalam bentuk praktek, oleh karna itu fakultas dakwah dan komunikasi khususnya pada jurusan manajemen dakwah memberikan kegiatan benchmarking. kegiatan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan DPD HPI Jawa Tengah.

DPD HPI Jawa Tengah yang diketuai oleh R. Pandu Setyabrata berkedudukan dijalan pemuda Nomor 136 semarang dalam hal ini sebagai pihak kesatu kemudian dari dekan fakultas dakwah dan komunikasi oleh Dr. H. Awaludin Pimay, Lc.,M.Ag sebagai pihak kedua selanjutnya secara bersama sama para pihak sepakat untuk melakukan kerja sama tentang peningkatan mutu pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pendidikan dan pelatihan pemandu wisata dengan ketentuan yang sudah disepakati. Pesyaratan persyaratan peserta pelatihan sebagai berikut:

2. Syarat syarat mengikuti kegiatan Bencmarking

a. Persyaratan peserta pelatihan: rekomendasi dari kampus, fc, KTP, pas foto 3 kali 4 4 lembar

b. Peserta pelatihan wajib mengikuti tata tertib dan jadwal pelatihan

c. Peserta pelatihan mendapat rekomendasi dari kampus d. Sertifikat pelatihan sebagai salah satu persyaratan

mengikuti sertifikasi pemandu wisata

e. Syarat syarat sebagai pemandu wisata: mengikuti pelatihan pemandu wisata sesuai SKKNI minimal 130 jam perjalanan, menjadi anggota HPI di jateng sesuai KTP, mengikuti sertifikasi pemandu wisata dan dinyatakan

(53)

39

kompeten, mengajukan permohonan kepada gubernur jateng melalui kepala dinas PORAPAR jateng untuk dibuatkan lisensi / kartu tanda pengenal pramuwisarta) dengan melampirkan rekomendasi ketua DPD HPI Jateng f. Pelatihan tahap selanjutnya dilaksanakan sesuai

kesepakatan para pihak sampai dengan tercapainya jumlah minimal jam pelatihan pemandu wisata sesuai SKKNI. C. Pelaksanaan Kegiatan bechmarking Jurusan Manajemen

Dakwah

1. Tahap Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan benchmarking yang dilaksanakan oleh DPD HPI Jawa Tengah pada tanggal 7 sampai 9 mei 2018 yang berlokasi di Semarang dan Brebes dengan diikuti 62 mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah dan 4 dosen pembimbing dengan biaya Rp. 700.000/ orang sesuai fasilitas penawaran, pelaksanaan kegiatan dimulai dari berkumpulnya mahasiswa dikampus dengan membawa kendaran sendiri, kemudian menuju lokasi tepatnya disemarang yaitu gedung dinas kepemudaan olahraga dan pariwisata lantai dua jl pemuda no 136 semarang, sesudah sampai ditempat mahasiswa di tempatkan ruangan dan langsung mulai kegiatan yaitu pada tanggal 7 Mei 2019.

Kegiatan pertama dimulai dari Regristrasi atau pendaftaran, kemudian dilanjut dengan pembukaan upacara dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang diwakili oleh bapak Dekan II , sesi yang pertama perkenalan HPI dan Organisasinya yang diisi oleh bapak Herry selaku pengurus pelaksana Kegiatan. Sesi yang kedua pemberian materi oleh DPD HPI Jawa Tengah yaitu tentang pelayanan priama, sesi yang ke tiga pemberian materi tentang pengembangan sadar

(54)

40

wisata, sesi yang ke empat pemberian materi oleh DPD HPI Jawa Tengah yaitu tentang Sapta Pesona, dilanjut sesi yang kelima PUBLIC SPEKING disis oleh DPD HPI Jawa Tengah , dan Istirahat pada pukul 15.30 sampai 15.45, setelah istirahat masuk lagi keruangan. Lanjut sesi ke 6 peberian materi yaitu tentang Standar Operating Prosedur dan selesai pada pukul 17.00, Tepat pada Pukul 17.00 penutupan acara pada hari pertama. Mahasiswa diperbolehkn Istirahat dan pada hari pertama menginap di karantina BLK Semarang 1.

Kegitan benchmarking pada hari ke dua yaitu pada tanggal 8 Mei 2018 dimulai pada pukul 08.00 sesi pertma pemberian materi terkait dengan memberikan pelaynan untuk penjemputan dan memberikan pelayanan untuk pengantaran, sesi pertama selesai pada pukul 09.30. lanjut sesi yang ke dua yaitu guiding teknik (Individul test) pada sesi yang kedua ini mahasiswa diberikan sedikit simulasi untuk menjadi tour gaid dan selesai pada Pukul 10.30. lanjut sesi yang ketiga pemberian materi tentang bekerja dalam lingkungan yang berdeda selesai pada Pukul 12.00, kemudian istirahata sampai Pukul 13.00 , mulai lagi kegiatan sesi yang ke empat pemberian materi tentang melakukan interprestasi dalam pemanduan wisata selesai pada pukul 14.30. sesi yang kelima pemberian materi tentang SKKNI dan BIMTEK SERTIFIKASI pada materi ini mahasiswa diberitahukan tentang sertifikasi dan selasai pada Pukul 16.00. tepat pada pukul 16.00 yaitu penutupan Kegiatan. Mahasiswa di perbolehkan pulang untuk persiapan kegiatan hari ketiga yaitu di Brebes Jawa Tengah.

Kegiatan Benchmarking pada Tanggal 9 Mei 2018 dimulai pada Pukul 06.00 berkumpul dikampus III UIN Walisongo tepatnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Gambar

Gambar 2.1 Desain Evaluasi:
Tabel 2.2  Perencanaan evaluasi kegiatan bencmarking  Komponen  Indikator
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan benchmarking

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula hanya ketika satker menyusun laporan keuangan tahunan, data setoran bagian pemerintah baru diterima sampai dengan periode bulan September. Untuk periode

Penari dalam sebuah pertunjukan tari tidaklah sekedar sebagai pelaku yang membawakan sebuah tarian karya seorang penyusun tari (koreografer), tetapi harus mampu

Lokasi Kota Pedas ini yang berada di simpang pertemuan Sungai Pedas dan Sungai Rembau ini telah mengiyakan data-data yang diperolehi oleh pengkaji dari pihak Lembaga Muzium Negeri

Pengaruh interaksi antara entri dan lokasi nyata pada peubah hasil, tinggi tanaman, tinggi tongkol, dan skor penutupan kelobot jagung QPM.. Beberapa genotipe QPM prospektif untuk

seperangkat peralatan tambahan pada komputer, misal printer dan mouse semua program yang dapat menjalankan komputer karakteristik gambar yang biasanya berupa titik angka

dkk tentang fibrinogen sebagai suatu prediktor perforasi pada pasien apendisitis anak di Cina tahun 2014, penelitian ini dilakukan pemeriksaan serum fibrinogen

Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keduanya hampir sama pada periode sebelum, saat, dan setelah krisis keuangan global baik diukur dengan Independent-Samples T test