PEMETAAN TOPOGRAFI AREA PERUMAHAN BUMI RINDANG
LUHUR DI KEL. HARAPAN BARU KEC. LOA JANAN ILIR
Oleh:
BAYU PUTRA ABTHAL
NIM. 090 500 143
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2012
PEMETAAN TOPOGRAFI AREA PERUMAHAN BUMI RINDANG LUHUR DI
KEL. HARAPAN BARU KEC. LOA JANAN ILIR
Oleh:
BAYU PUTRA ABTHAL
NIM. 090 500 143
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Memperoleh Sebutan Ahli
Madyapada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: PemetaanTopografi Area Perumahan BumiRindang
Luhur Di Kel. Harapan Baru Kec. Loa Janan Ilir
Nama
: Bayu Putra Abthal
N I M
: 090500143
Program Studi
: Geoinformatika
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Suparjo, MP DwinitaAquastini, S.Hut, MP
NIP 197101031997032001 NIP 196208171989031003 NIP 197002141997032002
Menyetujui,
Mengesahkan,
Ketua Program Studi GeoInformatika
Ketua Jurusan Manajemen Hutan
Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP
NIP 197101031997032001
NIP. 196308051989031005
ABSTRAK
Bayu Putra Abthal. Pemetaan perumahan Bumi Rindang Luhur di Kel. Harapan
Baru Kec. Loa Janan Ilir (dibawah bimbingan Dyah Widyasasi)
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya banyak kegunaan pada peta
topografi, antara lain untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, proyek
reklamasi dan banyak kegunaan lain.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui luas areal perumahan Bumii
Rindang Luhur dan membuat peta topografi perumahan Bumi Rindang Luhur.
Pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan
alat Theodolite.Metode yang digunakan adalah metode polygon tertutup dan
metode polygon terbuka.Data yang diambil di lapangan dalam kegiatan
penelitian ini adalah mengambil jarak langsung/jarak lapang, tinggi alat, sudut
vertikal, sudut horizontal, pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang
bawahnya. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan MS
Exel kemudian dianalisis kesalahan penutup sudut dan kesalahan penutup jarak.
Data hasilnya diolah melalui Autocad Land Development 2006 untuk pembuatan
peta topografi.
Hasil penelitian menujukan bahwa Perumahan Bumi Rindang Luhur
memiliki luas area seluas 5,3 ha, dengan nilai kontur tertinggi 86 meter di atas
permukaan laut, dan nilai terendah 38 meter di atas permukaan laut dengan
interval 0.5 meter.
RIWAYAT HIDUP
Bayu Putra Abthal, lahir pada tanggal 25 Oktober 1991
di Kota Samarinda, Provinsi kalimantan Timur. Merupakan
anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Jito
dan ibu Suharlipah.
Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 001
Samarinda, pada tahun 1997 dan lulus pada tahun 2003,
kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 35 Samarinda pada tahun 2003 dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun yang sama melanjutkan ke SMK TI Air langga
Jurusan Multimedia dan berijazah pada tahun 2009.
Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2009 di Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geo Informatika.
Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
tergabung dalam Himpunan Mahasiswa (HIMA) GI, aktif pada ekstra kurikuler
kegiatan futsal. Tanggal 1 Maret 2012 s/d 1 Mei 2012 mengikuti program PKL
(Praktek Kerja Lapang) di Perusahan Anugrah Bara Kaltim (ABK) sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Geo Informatika pada Program
Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen
Pertanian.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu
persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III
(A.Md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran
dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan
dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua tercinta dan kakak yang telah banyak memberikan dukungan, baik
dari segi moril maupun materil,
2. Dyah Widyasasi, S.Hut, MPselaku dosen pembimbing, juga sebagai Ketua
Program Studi Gioinformatika,
3. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku dosen penguji I, juga sebagai Kepala
Laboratorium Inderaja dan SIG PS Geoinformatika Politeknik Pertanian
Negeri Samarinda,
4. Ibu Dwinita Aquastini, S.Hut, MP selaku dosen dan penguji II,
5. Bapak Ibu Dosen, Seluruh staf dan teknisiProgram Studi Geoinformatika,
6. Ketua RT Perumahan Bumi Rindang Luhur,
7. Seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Ilmiah
ini,
Semoga amal baikdan keikhlasanyaakan mendapat balasan yang
setimpal dari ALLAH SWT. Amin. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya
Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah
ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis
khususnya.
Penulis
Sei Keledang, Agustus 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
ABSTRAK ...iii
RIWAYAT HIDUP ...iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 4
A. Gambaran Umum Tentang Peta... 4
B. Sekilas Tentang Peta Topografi ... 11
C. Theodolite... 15
BAB III. METODE PENELITIAN ... 17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
B. Alat dan Bahan ... 17
C. Prosedur Penelitian ... 19
D. Pengolahan Data... 21
E. Analisa Data ... 27
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil ... 29
B. Pembahasan ... 34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1.
Tally Sheet PengukuranPoligonTertutup ………... 20
2.
Tally Sheet PengukuranPoligon Terbuka ………. 21
3.
Tally Sheet Pengukuran Detail ……… 21
4.
Analisis DataPoligonTertutupPengukuran Tata BatasPerumahan
BumiRindangLuhur……….………...29
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1.
Theodolite Horizon ET-1002 No. Serinya 3911 ………...16
2. LokasiPenelitianPerumahanBumiRindangLuhur ………...17
3.
PetaTopografiPerumahanBumiRindangLuhur ………... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1.
Data PengukuranPoligonTertutup (Boundary) ……….. 41
2.
Data PengukuranPoligon Terbuka Detail PerumahanBumi
RindangLuhur ……….. 44
3.
Data Detail PoligonPerumahanBumiRindangLuhur ………... 48
4.
GambarAwalPengukuranPerumahanBumiRindangLuhur ………....…71
5.
GambarPengukuran Batas PerumahanBumiRindangLuhur ………... 71
6.
GambarPengukuranPadaPengambilanTitik Detail ………... 71
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya peta adalah sarana untuk memperoleh gambaran data
ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan
berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan
dimengerti. Jadi, peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan
ilmiah. Peta disini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa jenis sesuai kebutuhan
dan tujuan yang diinginkannya (Suryadi, 2010).
Menurut Fransiskus(2007) kata topografi berasal dari bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat dan grapik yang berarti menggambar. Jadi peta
topografi berarti memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur,
dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian peta topografi mengacu pada
semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diindentifikasi. Oleh sebab itu, dua
unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan
ukuran plani metrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta Topografi
menyediakan data yang diperlukant entang sudut kemiringan, elevasi, daerah
aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta Topografi juga
menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu
dalam batas-batas skala.
Selanjutnya dinyatakan bahwa peta topografi banyak sekali kegunaanya
diantaranya untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, proyek reklamasi, dan
masih banyak lagi kegunaanl ainya. Adanya peta topografi juga akan mempermudah bagi
pihak perencana bangunan sebagai pertimbangan untuk merencanakan sebuah
bangunan rumah, jalan, dan sistem drainase pada sebuah perumahan (Fransiskus,
2007).
Pentingnya peta topografi dapat memperlancar suatu pekerjaan, khususnya
pekerjaan merencanakan sebuah perumahan yang baik dan teratur. Hal ini yang melatar
belakangi untuk membuat sebuah peta topografi, dengan mengambil lokasi
perumahan Bumi Rindang Luhur (BRL) sebagai objek yang akan dikaji. Lokasi ini
sangat cocok karena bentuk profil beda tinggi wilayah tersebut sangat mencolok.
Dengan adanya peta topografi di wilayah perumahan BRL, diharapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat yang ada didalamnya yaitu memberikan informasi
topografi perumahan Bumi Rindang Luhur. Selain itu masyarakat bermukim di
perumahan tersebut jika akan menambahkan bangunan baru atau memperluas
bangunanya akan lebih teratur dan tidak sembarangan.
Tujuan dari kegiatan penelitian ini untuk mengetahui keadaan wilayah
perumahan Bumi Rindang Luhur diantaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui luas areal perumahan Bumi Rindang Luhur.
2. Membuat peta topografi perumahan Bumi Rindang Luhur.
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui luas area daerah perumahan Bumi Rindang Luhur
yang ditempatinya.
2. Memberikan informasi kepada pihak pengembang (developer) tentang
topografi daerah sebagai bahan pertimbangan dalam merancang
bangunan/tata-tata letak dalam mendirikan suatu bangunan.
3. Memberikan bahan pertimbangan dalam pembuatan saluran drainase
pada perumahan tersebut.
4. Memberikan informasi tentang topografi wilayah perumahan Bumi
Rindang Luhur, sehingga masyarakat yang bermukim di perumahan
tersebut
dapat
menyesuaikan
kontur
jika
ingin
melakukan
pengembangan rumahnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Tentang Peta
1. Pengertian Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi
yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan
dilengkapi simbol sebagai penjelas (Andika, 2009
).
Selanjutnya dinyatakan bahwa dengan sistem proyeksi peta pada awal
abad ke 2 (87 m – 150 m), Claudius ptolomaeus mengemukakan mengenai
pentingnya peta.Kumpulan dari peta–peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan
dan diberi nama “atlas Ptolomaeus” ilmu yang membahas mengenai peta adalah
kartografi, Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
2. Macam-macam Peta
Berdasarkan kegunaanya peta dibagi menjadi 5 yaitu: peta umum, peta
topografi, peta chorografi, peta tematik, dan peta khusus.
a. Peta umum
Menurut Hartono(2010)peta umum adalah peta yang menggambarkan
permukaan bumi secara umum.peta umum ini memuat semua kenampakan yang
terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan
sosial budaya.Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan
lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api,
pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu: peta topografi dan
peta chorografi.
b. Peta Teknis
Menurut Fransiskus(2007)peta ini menyajikan informasi umum tentang
keadaan permukaan bumi yang mencakup wilayah yang tidak luas. Peta teknis
dibuat untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaan teknik sipil antara lain
pembuatan gedung, jalan raya, saluran irigrasi, jalan kereta api, dan jembatan.
c. Peta Chorografi
Menurut Sulistyo(2010)peta chorografi adalah peta yang menggambarkan
seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni
antara 1:250.000 sampai 1:1000.000 atau bahkan lebih.Perbedaan chorografi
dengan topografi terletak pada penggunaan garis-garis kontur, karena peta
topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya)
permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar.Peta
chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua
bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang
ada pada suatu wilayah diantaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan
raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.
d. PetaTematik
Menurut Diki(2009)peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun
peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus.Tujuan utamanya adalah untuk
secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang
biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan),
peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta
kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta
produktivitas pertanian, Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta
tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data
dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu
banyak, maka petanya akan menjadi ruwet dan sukar dibaca, sedangkan kalau
informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.
d. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi
khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi.Contohnya adalah
peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan,
peta iklim, dan lain sebagainya.disebut Peta khusus atau tematik kerena peta
tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan
bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan
tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan
kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kepadatan penduduk, peta
penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur
penerbangan atau pelayaran) (Anonim, 2009).
3. Jenis Peta Berdasarkan Skala
Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar
dan ada peta yang berukuran kecil.Besar-kecilnya peta ditentukan oleh
besar-kecilnya skala yang digunakan.Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua
titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan)(Hidayat,
2010).
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100
sampai 1:5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah
atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di
Departemen Dalam Negeri, pada Dinas agraria (Badan Pertahanan
Nasional).
b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5.000 sampai
1:250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan
wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara
1:250.000 sampai 1:500.000. Peta skala sedang digunakan untuk
menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa
Tengah, peta propinsi Maluku.
d. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1:500.000 sampai
1:1000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk
menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara,
benua bahkan dunia.
4. Proyeksi Peta
Untuk mengindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran
(luas dan jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan
peta digunakan proyeksi peta.Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk
permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar. Uraian mengenai
proyeksi peta akan dibahas lebih rinci (Suryadi, 2010).
Menurut Suryadi(2010)proyeksi peta adalah suatu aturan dalam
menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan rumus-rumus
matematik.atau ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari atas
permukaan bumi ke atas permukaan peta, sehingga bentuk dan perubahan
besaran data tersebut dapat dirumuskan dengan formula tertentu. Karena
perbedaan di atas, maka diperlukan pembahasan yang mendasar, sehingga
untuk dapat memindahkan data di permukaan bumi ke atas bidang proyeksi peta
diperlukan beberapa ilmu pengetahuan yang menunjang, antara lain:
Matematika, Fisika, Geodei, Astronomi, Kartografi, Geografi, Fotogrametri, dll.
Selanjutnya dinyatakan bahwa terdapat berbagai jenis bidang proyeksi
peta, yaitu:
a. Proyeksi bidang datar (azimuthal/zenithal) merupakan jenis proyeksi
peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
b. Proyeksi kerucut merupakan jenis proyeksi peta yang mengunakan
bidang kerucut sebagai bidang proyeksinya. Bidang kerucut ini
merupakan bidang, lengkung yang dapat didatarkan tanpa perubahan
lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan besaran data yang
disajikan di atas.
c. Proyeksi silinder merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan
bidang silinder sebagai bidang proyeksinya. Bidang silinder ini
merupakan bidang lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada
perubahan lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan besaran
data yang disajikan di atasnya.
5. Fungsi-fungsi Peta
Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu objek kepada
pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka
cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta
adalah sismbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna,
notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi antara pembuat peta dengan
pembaca peta.Pokok permasalahanya adalah bagaimana membuat
simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat
membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar (Suryadi,
2010).
Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu
kejelasan, mana informasinya utama dan mana informasi tambahan agar peta
mudah dipahami isinya. Dalam hal ini, informasinya dapat dikelompokan menjadi
tiga kelompok:
a. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau
tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan
generalasi).
b. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik.
Apakah hutan perlu diklasifikasikan atau distratifikasi. Apakah batas
fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan.
c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat
melengkapi informasi pokok dan nada relevasinya untuk dicantumkan
dalam peta.
6. Komponen-komponen atau Kelengkapan Peta
Menurut Kusnedi(2010)komponen-komponen peta atau kelengkapan peta
ada 4 yang harus di utamakan yaitu:
a. Judul Peta
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting.Biasanya, sebelum
pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang
dibacanya.Judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada
peta.Judul peta biasanya diletakan di bagian tengah atas peta.Tetapi judul peta
dapat juga diletakan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan dari keseluruhan peta.Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta
kita dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta
tersebut contoh:
1) Peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
2) Peta bentuk muka bumi Asia.
3) Peta Indonesia.
b. Skala Peta
Selain judul kita juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan
ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat
kaitanya dengan data yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta
sangat erat kaitanya dengan data yang disajikan dengan secara rinci.
c. Legenda atau Keterangan Peta
Legenda merupakan komponen penting pada peta.Peta tanpa legenda,
keterangan petanya, sulit untuk dibaca.Agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta
harus dilengkapi dengan legenda atau keterangan.Legenda menerangkan arti
dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta, legenda biasanya diletakan di
pojok kiri bawah peta.Selain itu legenda peta dapat juga diletakan pada bagian
lain peta, sepanjang tidak menggangu kenampakan peta secara keseluruhan.
d. Petunjuk Arah atau Tanda Orientasi
Petunjuk arah juga penting artinya pada peta.Gunanya untuk menunjukan
arah utara, selatan, timur dan barat.Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta
untuk menghindari kekeliruhan.Petunjuk arah pada biasanya berbentuk tanda
panah yang menunjuk kearah utara.Petunjuk ini diletakan di bagian mana saja
dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan peta.
B. Sekilas Tentang Peta Topografi
Peta ada beberapa macam sesuai kegunaanya, salah satu dari
macam-macam peta tersebut adalah peta topografi, peta ini memberikan informasi
berupa keaadan topografi (profil wilayah).Biasanya peta topografi digunakan
sebagai data yang tersimpan sebagai pertimbangan oleh pihak-pihak perencana
pembangunan jalan, perumahan, dan drainase.
Menurut Bagoes(2011) Peta topogarafi adalah peta yang menyajikan
informasi umum tentang keadaan permukaan bumi atau wilayah.
1. Sejarah Tentang Topografi
Topografi (dari topos yunani,”tempat”, dan grapo,”menulis”) adalah studi
tentang bentuk permukaan bumi dan fitur atau orang-orang dari planet, bulan,
dan asteroid.Hal ini juga gambaran bentuk permukaan tersebut dan fitur
(terutama penggambaran mereka di peta) (Bagoes, 2011).
Lebih lanjut dikatan bahwa dalam arti luas topografi yang bersangkutan
dengan detail lokal pada umumnya, termasuk tidak hanya bantuan tapi juga fitur
vegetative dan buatan manusia, dan bahkan sejarah dan kebudayaan lokal.
Makna ini kurang umum di amerika, dimana peta topografi dengan kontur elevasi
telah membuat “topografi” identik dengan lega.
Pada abad ke-20, topografi istilah mulai digunakan untuk menggambarkan
deskripsi permukaan dalam bidang lain di mana pemetaan dalam arti yang jelas
luas digunakan, khususnya dalam bidang medis seperti neurologi.
2. Pengukuran Detail
Detail adalah segala objek yang ada di lapangan, baik yang bersifat almiah
seperti sungai, lembah, bukit, alur, dan rawa, maupun hasil budaya manusia
seperti jalan, jembatan, gedung, lapangan, stasiun, selokan, dan batas-batas
pemilikan tanah yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat.
Pemilihan detail, distribusi dan teknik pengukuranya dalam pemetaan
sangat tergantung dari skala dan tujuan peta itu dibuat. Misal untuk peta
kadaster atau pendaftaran hak atas tanah, yang diperlukan adalah unsur
batas-batas pemilikan tanah, sedang beda tinggi atau topografi tidak diperlukan.
Sedang untuk peta teknik, yang diperlukan unsur-unsur topografi, detail almiah
serta hasil budaya manusia yang konkrit ada di lapangan.
Penentuan posisi dari titik-titik detail, dikatakan pada titik-titik kerangka
pemetaan yang terdekat yang telah diukur sebelumnya, atau mungkin juga
ditentukan dari garis ukur, yang merupakan sisi-sisi dari kerangka peta ataupun
garis yang dibuat khusus untuk itu (Basuki, 2006).
Ada beberapa metode atau cara pengukuran (penetuan posisi) tititk detail
antara lain:
a. Metode offset
b. Metode polar atau koordinat kutup
c. Metode pemotongan (kemuka)
3. Metode Koordinat Kutub
Metode ini memerlukan peralatan pengukur sudut di lapangan seperti
teodolite atau BTM serta rambu ukur. Cara ini juga disebut Takhimetri, dimana
jarak detail ditentukan dengan cara optis, beda tinggi ditentukan dengan sudut
vertical atau sudut miring dan arah ditentukan dengan sudut horizontal. Dalam
hal ini, arah dapat ditentukan denagn azimuth dan dengan sudut horizontal dari
sisi poligon tertentu (arah) (C Russell, Brinker Paul R, Wolf, Djoko
Ada beberapa metode penetuan arah yaitu:
a. Penentuan Arah dengan Azimut
Cara ini mengunakan peralatan yang dapat menunjukan
azimuth-kompas seprti BTM, to atau teodolit offset boussole. Pada detail yang
akan ditentukan posisinya didirikan rambu ukur, kemudian arah bidikan
atau azimuth dibaca pada kompas dan pada rambu di baca BA, BT, dan
BB, serta sudut kemiringan teropongnya.
b. Penentuan Arah dengan Sudut
Cara ini paling banyak digunakan dalam hal pemetaan topografi atau
peta teknis. Pada prinsipnya sama, tetapi karena alat tidak ada kompas
atau boussolenya, maka arah detail ditentukan dengan menambahkan
atau mengurangkan azimuth sisi poligon yang di acu dengan sudut
mendatar antara sisi poligon dan detail yang di ukur (
? ?, yang diperoleh
dari selisih bacaan lingkaran horizontal ke titik acuan (poligon) dan
titik-titik detail.
4. Kontur
a. Pengertian Kontur
Menurut Eko (2010)Kontur adalah bentuk penyajian unsur ketinggian yang
dapat mengambarkan topografi medan adalah garis kontur yaitu garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang sama tinggi.
Peta kontur dapat dihasilkan dari sebuah data tabel koordinat yang
memiliki data ketinggian.Sebuah data tabular koordinat ini harus memiliki data
elevasi yang digunakan sebagai ploting ketinggian titik. Berikut akan diuraikan
tentang pembuatan peta kontur berdasarkan data elevasi. Data awal dari
pembuatan peta kontur dapat diperoleh dari sebuah survei terrestrial ataupun
turunan dari berbagai data lain. Data awal dari surveiterrestrial biasanya
berbentuk data tabular yang mencatat koordinat serta elevasi.Data tersebut
selanjutnya diinterpolasikan menjadi peta kontur (Eko, 2010).
Ada beberapa sifat garis kontur antara lain:
1. Tidak berpotongan
2. Tidak bercabang
3. Tidak bersilang
4. Semakin jarang menujukan daerah semakin datar
5. Semakin rapat menujukan daerah semakin curam
6. Tidak berhenti di dalam peta.
b. Interval Kontur
Menurut Basuki(2006)Interval kontur yaitu selisih tinggi antara dua garis
kontur yang berurutan. Besar interval kontur biasanya tergantung dari kebutuhan
atau tujuan peta tersebut dibuat, namun pada umumnya adalah
?????
X Skala peta
(dalam meter). Misal besar interval kontur =
?????
X 1000 m = 0,5 m.
Karena angka ketinggian detail bermacam-macam sedangkan angka
ketinggian garis-garis kontur sudah tertentu, maka perlu dicari tempat-tempat
yang mempunyai ketinggian yang sesuai dengan kelipatan interval kontur dari
titik-titik yang terdekat yang telah diketahui angka ketinggiannya.
Untuk itu dikenal beberapa metode penarikan garis kontur antara lain:
a. Metode langsung
b. Metode tak langsung ada beberapa cara metode yang dapat dilakukan:
1) Metode matematis
2) Metode semi matematis
3) Metode grafis.
c. Arti Penting Garis Kontur
Garis kontur mempunyai arti yang sangat penting bagi perencanaan
rekayasa, karena dari peta kontur dapat direncanakan antara lain:
1) Penentuan rute jalan atau saluran irigrasi
2) Bentuk irisan atau tampang pada arah yang dihendaki
3) Gambar isometric dari galian atau timbunan
4) Besar volume galian atau timbunan tanah
5) Penentuan batas genangan pada waduk
6) Arah drainase.
C. Theodolite
1. Pengertian Theodolite
Alat yang didesain untuk mengukur sudut, dalam bidang geodesi dan
pengukuran tanah dikenal dengan nama transit atau theodolite.Theodolite adalah
salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar
dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon
(detik).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Theodolite dibawah ini
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di perumahan Bumi Rindang Luhur
(BRL) Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir dan di olah di Lab
Inderaja dan SIG.Program Studi Geoinformatika.
Sumber: Peta Samarinda Seberang (Ahmad, 2002)
Gambar 2. Lokasi Penelitian Perumahan Bumi Rindang Luhur
2. Waktu
Penelitian ini memerlukan waktu selama 7 bulan dari 5 Desember 2011
hingga 30 Juli 2012 mulai dari pembuatan proposal, penelitian dan penyusunan
laporan karya ilmiah.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Theodolite Horizon ET-1002 no seri 3911, digunakan sebagai alat ukur
yang utama dalam mengambil data dilapangan yaitu mengambil jarak
miring, sudut vertikal dan sudut horizontal.
b. Tripod, digunakan sebagai tempat berdirinya alat theodolite agar tetap
sentering.
c. Rambu ukur, digunakan sebagai media target yang biasa dibaca oleh
alat ukur theodolite.
d. Rol meter 50 meter, digunakan untuk mengambil jarak secara
langsung agar arah pengukuranya dapat teratur.
e. Rol meter 5 meter, digunakan untuk mengukur tinggi berdiri alat
theodolite dari kaki tripod yang paling bawah sampai batas lensa
theodolite.
f.
GPS navigasi, digunakan untuk mengambil angka koordinat pada titik
pertamakali berdiri alat.
g. Payung, digunakan sebagai pelindung alat theodolite dari panas
matahari dan air hujan.
h. Kalkulator, digunakan untuk mengecek kesalahan pada pengukuran di
lapangan.
i.
Parang, digunakan untuk membersihkan ilalang atau sesuatu yang
mengganggu dalam proses pengukuran.
j.
Alat tulis, digunakan untuk mencatat data di lapangan.
k. Papan LJK, digunakan sebagai alas untuk tally sheet agar data tidak
rusak atau sobek.
2. Bahan
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Paku payung, yang nantinya akan ditancapkan pada patok yang sudah
dibuat guna memudahkan untuk sentring alat.
b. Pita, sebagai tanda pada patok-patok yang sudah ditancapkan supaya
tidak membingungkan dalam pengukuran.
c. Tally sheet, digunakan untuk mencatat data-data lapangan sebelum
diolah agar data-data lapangan tersebut tidak hilang atau lupa.
d. Patok, berguna untuk menandai titik-titik dilapangan yang sudah
ditentukan, sekalian tempat berdirinya alat untuk saling mengikat
antara titik yang satu dengan titik yang lain.
e. Lahan Perumahan BRL, digunakan sebagai media yang akan diukur.
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian ada beberapa
tahapan yang meliputi:
a. Persiapan di Laboratorium
Mempersiapkan alat-alat laboratorium SIG yang diperlukan seperti
komputer/laptop dengan spesifikasi sebagai berikut: tipe Acer 4750G
processor intel inside CORE i5 dilengkapi memory 2 GB DDR3, HDD
500 GB dan VGA Nvidia 1 GB, beserta aplikasi software didalamnya
yaitu menggunakan aplikasi AutoCad Land Development 2006.
b. Persiapan di Lapangan
Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan
persiapan-persiapan untuk kelancaran pelaksanaan pengukuran,adapun
urut-urutan langkah kerjanya sebagai berikut:
1) Memeriksa lokasi dimana pengukuran akan dilaksanakan.
2) Mencari letak BM yang ada di sekitar daerah yang akan diukur.
3) Perencanaan pemilihan alat yang akan digunakan yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.
4) Membuat patok-patok, dibuat runcing pada salah satu ujungnya
agar lebih mudah menancapkannya, kemudian menancapkan paku
payung pada salah satu ujung yang lain sebagai titik pusat dari
patok.
5) Menyiapkan Tally sheet perhitungan data.
2. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan
alat theodolite.Metode yang digunakan adalah metode poligon tertutup dan
metode poligon terbuka.Data yang diambil di lapangan dalam kegiatan penelitian
ini adalah mengambil jarak langsung/jarak lapang, tinggi alat, sudut vertikal,
sudut horizontal, pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang
bawahnya.
Untuk mengecek kesalahan di lapangan dapat menggunakan alat
kalkulator.Selain itu sebagai perbandingan data juga mengambil titik-titik
koordinat disetiap titik berdiri alat dengan menggunakan alat GPS navigasi,
dengan mencatat arah azimuth (easting, northing dan elevasi). Keseluruhan
data yang diambil di atas dicatat dalam tally sheet seperti pada Tabel 1 di bawah
ini.
Tabel 1. Tally Sheet Pengukuran Poligon Tertutup
Titik Target TinggiAlat
Sdt. Vertikal Sdt. Horizontal Bacaan Benang (?) (‘) (‘’) (?) (‘) (‘’) Atas Tengah Bawah BS P1 P2 P1 P2 P3 P2 P3
Tabel 2. Tally Sheet Pengukuran Poligon Terbuka.
Titik Target TinggiAlat
Sdt. Vertikal
Sdt. Horizontal Bacaan Benang (?) (‘) (‘’) (?) (‘) (‘’) Atas Tengah Bawah BS P1 P2 P1 P2 P3 P2 P3 P4 P3 P4 P5 P4 P5 P6
Tabel 3. Tally Sheet Pengukuran Detail.
Titik Target TinggiAlat
Sdt. V ertikal Sdt. Horizontal Bacaan Benang (?) (‘) (‘’) (?) (‘) (‘’) Atas Tengah Bawah P1 D1 D2 D3 D4 D5 P2 D1 D2 D3
D. Pengolahan Data
Data mentah dari lapangan tidak bisa langsung dicopy ke AutoCad
LandDevelopment 2006, tetapi harus diinput kedalam komputer menggunakan
aplikasi MS. Excel untuk dihitung menggunakan rumus-rumus dalam
microsoftexcel yang ada didalamnya sebagai berikut:
1. Rumus-rumus Microsofft Exel
Jarak Miring : (BA-BB)/10
Jarak_datar : JM*SIN((s. vertikal)*PI()/180)? 2
Sudut Azimuth :
IF((T15+S16-180)>720,(T15+S16-180)-720,IF((T15+S16-
180)>360,(T15+S16-180)-360,IF((T15+S16-
180)<=0,(T15+S16-180)>360,(T15+S16-180)-
360,IF((T15+S16-180)<=0,(T15+S16-180)+360,(T15+S16-180))))
Azimuth dirubah menjadi:
Derajat : TRUNC(U16)
Menit : TRUNC(V16)
Detik : 3600*(U16-TRUNC(U16))-60*F16
? X : P6*SIN((AC6)*PI()/180)
? Y : P7*COS((AC7)*PI()/180)
Easting : W5+U6
Northing: X5+V6
Elevation : Y5+T6
Jika menggunakan perhitungan manual (kalkulator) adalah sebagai berikut:
Rumus sudut luar:
? ?? ? ?
?• ? ??????? ? ?????
•
Ket:
?????: Jumlah sudut horizontal
???: Koreksi sudut horizontal
N : Jumlah titik polygon
Rumus sudut dalam:
? ?? ? ? ?? ? ?? ? ???? ? ???? ?
•
Ket:
?????: Jumlah sudut horizontal
???: Koreksi sudut horizontal
N : Jumlah titik polygon
Rumus menentukan azimuth suatu
titik:
? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ?? ?? ? ????
Ket:
? : Azimuth
? : Sudut horizontal
???: Koreksi sudut horizontal
Rumus jarak miring:
J.M = (Ba-Bb)
? 100? SinVA
Ket:
J.M : Jarak miring
Ba : Benang atas
Bb : Benang bawah
Sin VA : Sinus sudut vertical
J.D : Jarak datar
Rumus jarak datar:
J.D = J.M
? SinVA
Ket:
J.M : Jarak miring
Ba : Benang atas
Bb : Benang bawah
Sin VA : Sinus sudut vertical
J.D : Jarak datar
Untuk mengetahui
? ? , digunakan
rumus:
? ? = Dd ? Sin ?
Ket:
Dd : Jarak datar
? ? : Koreksi X
sin
? ???? ???? ???
Untuk mengetahui
? ? , digunakan
rumus:
? ? = Dd ? Cos ?
Ket:
Dd : Jarak datar
? ? : Koreksi Y
Cos
? ? ??? ???? ???
Untuk mencari F (
? ) = Koreksi ? dengan
rumus:
? ??? ? ?? ? ? ? ? ? ?
? ?
Ket:
? ? : Koreksi X
Dd : Jarak datar
?Dd : Jumlah Jarak datar
?? ? : Jumlah ? X
Untuk mencari F (
?) = Koreksi ?
dengan rumus:
? ??? ? ?? ? ? ? ? ? ?
? ?
Ket:
? ? : Koreksi Y
Dd : Jarak datar
?Dd : Jumlah Jarak datar
?? : Jumlah ? Y
Untuk mengetahui rumus beda tinggi:
? ?
? ? ?? ? ? ? ?
?•
Ket:
? : Beda tinggi
TA : Tinggi alat
Bt : Benang Tengah
Dd : Jarak datar
Tan VA : Tangen sudut vertical
Untuk mengetahui koreksi tinggi
digunakan rumus:
???? ?
? ? ?? ?? ?
? ?
Ket:
F(h) : Koreksi tinggi
Ddi : Jarak datar ke 1
?? ? : Jumlah beda tinggi
?Dd : Jumlah Jarak datar
koordinat X1 :
X1 = Titik Koordinat Awal
? ? +
? ? ? ???
Ket:
X1 : Titik koordinat awal
? ? : Koreksi X
(x) : Easting
Koordinat Y1:
Y1= Titik Koordinat Awal Y
Elevasi (Z1):
+
? ? ? ? ???
Ket:
Y : Titik koordinat awal
? ? : Koreksi Y
???? : Koreksi Y
Ket:
Z1 : Elevasi awal
? : Beda tinggi
F(h) : Koreksi tinggi
Untuk mengihitung Azimuth titik
detail menggunakan rumus:
A Dn=
? ? ? ? ? ? ? ? ????
Ket:
? ? ? : Azimuth titik detail
? ? ? : Azimuth titik polygon
? Dn : Sudut horizontal titik detail
Koordinat X1:
X1 : Titik Koordinat X polygon yang
dipakai +
? ?
Ket:
X1 : Titik Koordinat
? ? : Koreksi X
Setelah data sudah dihitung dan mendapatkan data X, Y, dan Z disimpan
untuk di import kedalam AutoCad Land Development 2006. Selanjutnya di
aplikasi inilah dilakukan pengolahan pada tahapan kedua.
2. Pengolahan Data Menggunakan AutoCad Land Devlopment 2006
Pada tahapan ini, untuk memasukan data titik (X, Y, Z), langkah pertama
membuka program AutoCad Land Devlopment2006. Kemudian klik–point pada
menu bar, klik–Import point, dan pilih dengan cara klik – Import point.
Selanjutnya tampak pada layer untuk memasukan (import) data titik ukur
dari File Notepadyang ada. Cara yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Istilah format dengan cara memilih fasilitas yang tersedia, misalnya :
PNEZD
2) Istilah source file nya dengan cara klik pada ikon untuk memilih folder
yang data ukur, klik OK
4) Setelah muncul kembali, klik kotak kecil di sebelah kanan kotak
kosong, untuk mengisikan kelompok data ukur (point group). Untuk
mengisi nama kelompok, misalnya : Kelompok 1, Klik OK
Akhirnya titik ukur telah muncul, lengkap dengan angka evaluasi (setelah
layer zoom extent agar sebaran titik ukur kelihatan lebih jelas maka harus
dibuatkan surface baru).
3. Membuat Surface Baru
Pembuatan surface dimaksudkan untuk memasukan data gambar muka
tanah yang baru, sehingga perlu diberi nama sebagai file surface dengan cara
sebagai berikut :
1) Klik menu Terain Pada menu Bar
2) Klik Terain Model Explorer
3) Klik kanan pada Terain dan klik pada Create New Surface, sehingga
muncul surface pada kolom surface Name di bagian kanan.
4) Klik kanan pada surface dan klik rename.
5) Memberi nama baru (New surface name) pada kotak kecil, misalnya
Topo 1 dan klik OK untuk memasukan nama tersebut sebagai file.
4. Memasukkan Data Titik Ukur
Langkah selanjutnya untuk memasukkan titik ukur yang sudah tertera di
layer ALD, dilakukan tahapan berikut :
1) Membuat Layer titik ukur apa itu poligon atau detail dengan format
Yang telah diubah menjadi txt.
2) Klik terrain
3) Klik tanda [+] di sebelah kiri terrain dan klik tanda [+] sebelah kiri Topo
New (nama surface baru).
4) Klik kanan Pada Point file.
5) Klik Add Point From Auto CAD object dan klik point yang merupakan
selebaran titik ukur yang di masukan.
6) Pada perintah (Command), ketik E – Enter, dan ketik ALL – Enter 2x,
7) Sebagai konfirmasi bahwa titik ukur sudah masuk, klik Point file
sehingga Muncul nama surface file pada kolom nama dan tanggal
pembuatan pada kolom Modified.
5. Pembuatan Surface
Memasukkan data kontur pada istilah ALD ini disebut membangun kontur.
Setelah data ukur mesuk sebagai basis data maka langkah berikutnya dapat
dilakukan seperti di bawah ini :
1) Klik kanan pada Topo New lalu klik build.
2) Klik kotak kecil pada usai point file data sedangkan kotak yang lainnya
di kosongkan.
3) Klik apply dan klik OK.
4) Akan muncul done building surface klik Ok, sebagai konfirmasi bahwa
data kontur sudah masuk (lihat aneka elevasi dan koordinat pada
kotak sebelah kanan sudah terisi).
5) Menutup kotak dialog dengan klik pada tanda silang pojok kanan atas
(x) atau close.
6. Membuat Garis Kontur
Proses selanjutnya adalah membuat garis kontur dengan menggunakan
fasilitas yang ada di ALD.
Langkah–langkah membuat garis kontur adalah sebagai berikut :
1) Klik terrain pada menu bar dan klik create kontur,
2) Pilih surface name yang telah dibuat sebelumnya pada kotak samping
kanan surface, misalnya: pilih topografi,
3) Klik OK, maka akan muncul kembali layar ALD yang berupa sebaran
4) Titik ukur,
5) Kemudian klik enter dan akhirnya akan terlihat sebaran titik ukur yang
sudah terlukis garis konturnya.
6) Setelah itu tinggal menambah apa-apa yang dibutuhkan dalam peta
topografi, misalnya: Grid, jalan, bangunan, selokan, skala dan lain–
lainnya.
E. Analisis Data
Data-data pengukuran diatas tidak bisa langsung dijadikan data yang
sudah siap digunakan, tetapi harus dianalisis terlebih dahulu hingga
mendapatkan data yang benar-benar sudah teruji keakuratanya.Untuk itu ada
beberapa analisis yang harus dilakukan yaitu: analisis kesalahan penutup sudut,
analisis dan kesalahan penutup jarak(Basuki, 2006).
1. Analisis Kesalahan Penutup Sudut
Dalam pengukuran poligon tertutup bahwa besarnya salah penutup sudut
(
?? ) pada pengukuran ini yaitu sebesar 0
00’59” kesalahan sebesar ini dibagi
pada titik dengan masing-masing 18 titik mendapatkan koreksi sebesar
0
04`10.32”. Dalam pengukuran ini besarnya toleransi kesalahan sudut adalah
I
? ?‘ ‘, di mana:
I = Ketelitian alat
N = Jumlah titik
Sehingga I, berarti ‘ ‘,= 0
?0’59’’? 18=0?4’10.32’’, berati dalam pengukuran ini
tidak masuk dalam tolenrasi pengukuran sudut.
2. Analisis Kesalahan Penutup Jarak
a. D Sin
? (? ? )
Dalam pengukuran poligon tertutup bahwa besarnya penutup jarak (
? ? )
pada pengukuran ini yaitu sebesar 12.77753 m kesalahan penutup jarak ini
di masukan ke dalam perhitungan koreksi X, dengan masing-masing titik
dikalikan dengan 0.63 m terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi X
adalah (
? ? ) = (dI / ?? ? x fx, di mana:
dI
= jarak dalam poligon
?? = jumlah jarak
? = kesalahan penutup absis
Contoh,
?? ? ) pada P1 = ( dI/ ??) x fx = (21.984 / 857.46) x (12.77753)
= 0.3275 m
b. D Cos
? (? ?)
Dalam pengukuran polygon tertutup bahwa besarnya salah penutup jarak
?? ?) pada pengukuran ini yaitu sebesar -69.033 kesalahan penutup jarak
ini dimasukan ke dalam perhitungan koreksi y, dengan masing-masing titik
dikalikan dengan -69.033 terhadap jaraknya dengan perhitungan koreksi y
adalah
?? ?) = (dI / ?? ) x fy, di mana:
dI
= jarak dalam poligon
??
= jumlah jarak
?
= kesalahan penutup absis
Contoh,
?? ?) pada P1 = ( dI/ ?? ) x fy = (21.984 / 857.46) x (-69.033)
= - 1.7699 m
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Perumahan Bumi Rindang Luhur
berupa pengambilan data tata batas dan data topografi. Keseluruhan data yang
diperoleh tersebut secara lengkap disajikan dalam tabel pada Lampiran 1.
Selanjutnya hasilnya diuraikan satu per satu seperti di bawah ini.
1. Luas Areal Perumahan Bumi Rindang Luhur
Sebelum melakukan pengukuran untuk memperoleh data topografi daerah
Perumahan Bumi Rindang Luhur terlebih dahulu dilakukan pengukuran tata
batas (boundary) yang bertujuan untuk membatasi daerah penelitian. Data
pengukuran tata batas areal tersebut (boundary) berupa poligon tertutup
disajikan pada Tabel5padaLampirandanTabel4 berikutmerupakanhasilanalisis
data poligontertutup.
Tabel4. Analisis DataPoligonTertutupPengukuran Tata Batas
PerumahanBumiRindangLuhur.
MacamAnalisis
HasilPengukuran
Azimuth awal
0
0
0
Azimuth akhir
0
0
0
Jumlah titik
18
N-2 x 180 (sudut dalam)
2880°
Jumlah koreksi sudut
31,81944444°
Ketelitian relatif poligon
7,49991498°
Jumlah jarak
857,460 m
Luas Area
5,32 ha
Koordinatawal
513209,0000
9939043
Koordinatakhir
513221,7753
9938974
Dx
12,7753 m
Dy
-69,0333 m
Koreksiabsis
1,000 m
Koreksioordinat
1,000 m
Kesalahan linear
12,419657 m
(boundary) diperoleh nilai azimuth awal sama dengan azimuth akhir, yaitu 0.
Persamaan dari nilai azimuth awal dan akhir dalam pengukuran poligon tertutup
merupakan syarat mutlak karena sebuah poligon tertutup haruslah nilai azimuth
awalnya sama dengan azimuth akhir.
Selaindari itupoligon di atasmempunyai jumlah titik 18 dikarenakan jumlah
titik STN (tempat berdiri alat)sama dengan 18 titik.Jumlah koreksi sudut dalam
adalah 2.880 º, nilai tersebut diperoleh dari rumus dari perhitungan sudut dalam
dimana rumus perhitungan sudut dalam adalah n (jumlah titik) – 2 *180 º.
Nilai dari jumlah koreksi data di atas adalah 31,819 º nilai tersebut
diperoleh dari jumlah sudut horizontal ± jumlah sudut dalam.Dari nilai jumlah
koreksi sudut diperoleh nilai ketelitian relativ sebesar 7,49 º dimana nilai tersebut
diperoleh dari jumlah koreksi sudut dibagi jumlah titik
Pengukuran boundary di area perumahan bumi rindang luhur diperoleh
jumlah jarak atau keliling 857,46 meter dan luas area 5,32 Ha.Koordinat awal dari
pengukuran batas Easting (Timur) 513209 dan Northing (Utara) 9939043. Nilai
ini sama dengan nilai koordinat akhir sesuai dengan syarat pokok poligon
tertutup.
Nilai dari dx dan dy dalam Tabel 4 adalah 12,7753. -69.0333 nilai dx dan
dy diperoleh dari selisih dari koordinat awal dan akhir.Nilai dari koreksi absis
1,0000 meter nilai ini diperoleh dari nilai dx dibagi Jumlah absis (x), sedangkan
nilai koreksi koordinat adalah 1,000 meter nilai ini diperoleh dari nilai dy.
nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah jarak di bagi akar koreksi absis kuadrat
di tambah koreksi ordinat kuadrat.
2. Peme taan Topografi Perumahan Bumi Rindang Luhur
Berdasarkan dari data detail poligon Perumahan Bumi Rindang Luhur yang
sudah diolah dengan Microsoft Excel kemudian di proses menggunakan
AutoCad Land Development 2006 diperoleh hasil berupa peta topografi
Perumahan Bumi Rindang Luhur yang memakai interval kontur 0,5 meter dengan
Luas 5,3 Ha, yang di sajikan pada gambar di bawah ini.
B. Pembahasan
1. Luas Area Perumahan Bumi Rindang Luhur
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan tidak langsung diperoleh
luas area perumahan bumi rindang luhur tetapi diperoleh keliling areal tersebut.
Luas secara keseluruhan diperoleh melalui pembuatan peta topografi
berdasarkan data dari Tabel 5 padalampiran,yang diolah menggunakan program
AutoCad Land Developmentyaitu seluas ± 5,32 Ha. Namun menurut ketua RT
perumahan tersebut, luas yang ada adalah ± 5,40 Ha. Perbedaan luas area ini
disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik batas perumahan bumi
rindang luhur di lapangan sebenarnya, karena dalam mengukur tidak didampingi
oleh developer yang mengetahui batas-batas perumahan Bumi Rindang Luhur.
Di lapangan tidak dijumpai patok ataupun tanda batas dari perumahan tersebut,
karena itu pengambilan data untuk penelitian ini batas areal ditentukan sendiri.
Batas areal dilakukan dengan menentukan Bench Mark (BM) terlebih dahulu
pada batas atas perumahan dari pintu gerbang (Gambar 5 pada lampiran).
Selanjutnya batas-batas polygon tertutup untuk tata batas perumahan dilakukan
dengan mengambil pengukuran di belakang rumah-rumah paling tepi dari
perumahan tersebut (Gambar 6 pada lampiran). Titik-titik detail diambil dengan
membuat polaradial mengikuti badan jalan setiap 20 m (Gambar 7 pada
lampiran)
Batas perumahan Bumi Rindang Luhur diperoleh dengan menghubungkan
titik-titik detail dan titik ikat yang ada di lapangan hingga disesuaikan bentuk
sketsa yang ada dilapangan.
Pengukuran batas sudah dilakukan koreksi sudut, jarak, koordinat dan
ketelitian minimal alat ukur theodolite. Jumlah koreksi sudut adalah 31,81º,
angka ini diperoleh dari penjumlahan hasil dari azimuth awal dikurangi dengan
azimuth akhir dengan hasil sudut horizontal dikurangi dengan sudut luar
seluruhnya. ketelitian relatif adalah 7,49991498ºyang diperoleh dari penjumlahan
jumlah koreksi sudut dibagi hasil dari akar jumlah titik.
Menurut Iskandar (2011) kesalahan pada theodolitemerupakan proses
yang mencakup tiga hal atau bagian yaitu benda ukur, alat ukur dan pengukur
atau pengamat. Karena ketidak sempurnaan masing-masing bagian ini ditambah
dengan pengaruh lingkungan maka bisa dinyatakan bahwa tidak ada satu pun
pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut.Ketelitian bersifat relatif
yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga hasil pengukuran dengan harga
yang dianggap benar, karena yang absolut benar tidak diketahui. Setiap
pengukuran, dengan kecermatan yang memadai, mempunyai ketidaktelitian yaitu
adanya kesalahan yang berbeda - beda, tergantung pada kondisi alat ukur,
benda ukur, metode pengukuran dan kecakapan si pengukur.
2. Pemetaan Topografi Perumahan Bumi Rindang Luhur
Berdasarkan pengukuran telah diperoleh data detail dengan beda tinggi
yang berbeda-beda. Titik-titik ini akan disambungkan dengan garis kontur
ketinggian yang sama sehingga memperoleh peta kontur seperti data gambar di
atas. Seperti yang dinyatakan oleh Fransiskus(2007) peta topografi
mengambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta
ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Lebih lanjut dinyatakan bentuk
relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur.
Peta topografi yang dihasilkan pada penelitian ini memperlihatkan
garis-garis terhubung seperti pada Gambar3 di atas. Garis-garis-garis tersebut merupakan
garis ketinggian yang berbeda-beda dengan selisih interval yang sama, garis
tersebut dinamakan garis kontur.
Menurut Basuki (2006)danEko (2010) Kontur adalah bentuk penyajian
unsur ketinggian yang dapat mengambarkan topografi medan adalah garis
kontur yaitu garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang sama tinggi.
Berdasarkan peta di atas menunjukan bahwa titik ketinggian paling tinggi di
daerah perumahan bumi rindang luhur menunjukkan ketinggian 86 meter diatas
permukan laut sedangkan titik terendah adalah 38 meter di atas permukaan laut.
Peta topografi perumahan Bumi Rindang Luhur memakai interval satu
meter sehingga memudahkan pembacaan kontur pada peta. Data-data diatas
merupakan suatu hasil pengukuran penelitian yang dilakukan di perumahan
Bumi Rindang Luhur, data tersebut salah satunya adalahdata pengukuran area
(boundary) yang dilakukan untuk mengetahui luas area perumahan tersebut dan
akan dipergunakan untuk patokan atau batas pengukuran topografi tersebut hal
ini.
Pengukuran yang dilakukan memberikan hasil sesuai dengan bentuk
lokasi, luas area, keliling area, dan topografinya lokasi hampir menyerupai
keadaan yang sebenarnya. Data ukur tersebut tidak bisa serta merta dijadikan
sebagai acuan mengingat masih banyak kekurangan dalam pengukuran dan
perhitungan. Walaupun demikian hasil pengukuran ini dapat dijadikan sebagai
informasi untuk masyarakat agar lebih mengetahui tentang gambaran lapangan
topografi perumahan bumi rindang luhur di Kecamatan Loa Janan Ilir.
Dinyatakanoleh Basuki (2006) bahwa memetakan atau memindahkan
bentuk muka bumi tiga dimensi ke dalam peta kecil dengan skala tertentu pada
bidang dua dimensi atau datar, pasti mengalami banyak sekali distorsi atau
pergeseran titik. Namun kesalahan tersebut dapat diminimalisir dengan
kecanggihan alat teknologi yang ada sekarang serta keterampilan personil dalam
proses pengukuran di lapangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perumahan Bumi Rindang Luhur memiliki luas areal sebesar ± 5,3 Ha.
2. Pada peta topografi Perumahan Bumi Rindang luhur mempunyai titik
tertinggi 86 meter di atas permukaan laut dan titik terendah adalah 38
meter.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka disarankan antara lain adalah:
1. Sebaiknya batas pada perumahan bumi rindang luhur mempunyai
patok yang permanen sehingga memudahkan untuk pemetaan areal
perumahan tersebut.
2. Pada setiap pengukuran perlu dilakukan persiapan yang matang untuk
meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan pada lokasi yang sama dengan alat
yang berbeda dan lebih canggih sehingga data dan hasil peta lebih
akurat.
DaftarPustaka
Ahmad. 2002. Peta Sman 10
Samarinda.http://sman10samarinda.sch.id/html/index.php?id=profil&kode
=27&profil=Kontak%20Sekolah. ( diunduhpadatanggal 18 Agustus 2012)
Anonim. 2009. Peta khusus.
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/14/pengetahuan-peta/. (di
unduhpadatanggal 14 Desember 2011)
Andika, Anggy. 2009. Makala Peta.
Http://www.scribd.com/doc/23426194/makala-peta-edit,
(diunduhpadatanggal 29 November 20011).
Anonim.2001.Sistem Informasi Geografi dengan AutoCAD MAP.Wahana
Komputer dan Andi, Semarang dan Yogyakarta.248 hal.
Basuki S. 2006. IlmuUkur Tanah, Penerbit Gajah Mada University Prees,
Yogyakarta
Bagoes.2011.Pengertian peta topografi. (
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-topografi/). (diunduh pada
tanggal29 Desember 20011)
Diky, 2009.Peta Tematik.
http://nationalinks.blogspot.com/2009/03/peta-tematik.html, (diunduh pada tanggal 1 Desember 2011).
EkoB . 2010. System Informasi Geografis dengan ArcView. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Fransiskus, Rudy. 2007. Pengertian peta teknis
http://id.answers.yahoo.com/question/indexqid=20071108182436AAwijo,
(diunduh pada tanggal 29 November 2011).
Hartono, Rudy. 2010. Kartografi Dasar.
http://fis.um.ac.id/rudygeografi/2010/11/18/kartografi-dasar, (diunduh
tanggal 29 November 2011).
HidayatAndi. 2010. Jenis-jenis Peta.
http://andimanwo.wordpress.com/2010/06/03jenis-jenis peta, (diunduh
pada tanggal 1 desember 2011).
Iskandar2011.Teori Kesalahan. Http:/www.Crayonpedia.org/mw/BAB2. Teori
Kesalahan %ISKANDAR%29, (diunduh tanggal 24 July 2012)
Paryono,P. 1994. Sistem Informasi Geografi. Andi Offset, Yogyakarta. 88 hal
Prahasta, E. 2001.Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
KusnediRahmat. 2010. Pengertian peta.
http://rahmatkusnedi6.blogspot.com/2010/7/pengertian-peta.html,
(diunduh pada tanggal 4 Desember 2011).
SulistyoDwi. 2010. Pengertian Chorgrafi,
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/07/peta/pengertian-peta.html, (diunduh pada
tanggal30 November 2011)
Suryadi.2010. Fungsi-fungsi Peta.
http://pejelajah.babelred.com/categoria.asp?idcat=21, (diunduh pada
tanggal 4 Desember 2011).
No Titik Horizontal Sudut Sudut Azimuth Bacaan Benang Vertikal Jarak lapang
Jarak datar
?X ?Y ?H X Y Z
titik Target (º) (') (") (º) (') (") Atas Tengah Bawah (º) (') (")
P0 P17 0 0 0 0 0 0 220 110 0 94 9 15 22 513209 9939043 38.000 952 P1 119 11 55 297 25 51 622 500 378 102 23 0 24.4 23.687 -21.024 10.912 1.465 513187.98 9939053.9 39.465 P1 P0 0 0 0 0 0 0 318 200 88 81 26 50 23 1340 P2 222 17 55 337 57 42 1210 1000 790 104 7 35 42 41.998 -15.759 38.930 1.346 513172.22 9939092.8 40.812 P2 P1 0 0 0 0 0 0 910 700 490 76 53 50 42 1340 P3 91 39 35 247 51 13 300 150 0 95 45 40 30 28.996 -26.857 -10.931 2.198 513145.36 9939081.9 43.010 P3 P2 0 0 0 0 0 0 1640 1500 1360 86 2 45 28 1468 P4 194 3 30 260 8 39 910 500 90 92 18 25 82 81.994 -80.784 -14.035 1.975 513064.58 9939067.9 44.985 P4 P3 0 0 0 0 0 0 910 500 90 89 2 30 82 1335 P5 248 23 45 326 46 20 550 300 50 86 52 5 50 50.993 -27.942 42.655 2.044 513036.63 9939110.5 47.029 P5 P4 0 0 0 0 0 0 760 500 240 95 4 10 52 1160 P6 119 3 50 264 4 6 190 100 10 85 44 10 18 17.979 -17.882 -1.858 2.078 513018.75 9939108.7 49.107
P7 P6 0 0 0 0 0 0 690 400 110 91 31 5 58 1225 P8 168 50 15 181 24 58 1210 100 790 85 21 40 42 41.999 -1.038 -41.986 2.131 513003.28 9939010.3 53.116 P8 P7 0 0 0 0 0 0 1110 900 690 95 29 50 42 1830 P9 222 22 55 222 1 50 290 200 10 82 58 55 28 27.979 -18.732 -20.782 2.645 512984.55 9938989.5 55.761 P9 P8 0 0 0 0 0 0 290 150 10 101 29 40 28 1220 P10 133 28 0 173 43 46 460 300 140 85 22 55 32 31.993 3.494 -31.801 1.930 512988.04 9938957.7 57.691 P10 P9 0 0 0 0 0 0 960 800 640 97 2 45 32 1210 P11 170 7 40 162 5 22 1205 900 595 87 43 30 61 61.500 18.913 -58.519 1.315 513006.96 9938899.2 59.005 P11 P10 0 0 0 0 0 0 1410 1100 790 92 34 25 62 1150 P12 170 7 40 150 26 58 890 450 50 95 25 10 84 80.999 39.948 -70.463 1.705 513046.9 9938828.7 60.711 P12 P11 0 0 0 0 0 0 1390 1000 610 85 9 45 78 1045 P13 124 19 55 93 0 49 765 400 35 97 23 40 73 72.497 72.397 -3.812 1.652 513119.3 9938824.9 62.362 P13 P12 0 0 0 0 0 0 760 400 40 83 39 10 72 1170 P14 179 15 20 90 30 5 480 250 25 85 53 15 45.5 45.490 45.488 -0.398 1.930 513164.79 9938824.5 64.292 P14 P13 0 0 0 0 0 0 480 250 25 96 29 35 45.5 1240 P15 177 30 15 86 14 16 610 400 190 81 41 0 42 41.992 41.901 2.755 1.850 513206.69 9938827.2 66.142 P15 P14 0 0 0 0 0 0 710 500 290 100 36 35 42 1290 P16 108 36 55 13 5 7 920 500 80 89 29 5 84 84.648 19.165 82.450 1.796 513225.86 9938909.7 67.938 P16 P15 0 0 0 0 0 0 1125 700 272 91 18 25 85.3
1110 P17 163 10 20 354 29 23 510 300 90 91 54 50 42 42.489 -4.080 42.293 1.820 513221.78 9938952 69.758
P17 P16 0 0 0 0 0 0 465 250 35 90 40 35 43
1405 P0 187 16 40 0 0 0 710 600 490 90 10 15 22 21.984 0.000 21.984 1.820 513221.78 9938974 71.578