• Tidak ada hasil yang ditemukan

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 04 Agustus Indeks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 04 Agustus Indeks"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P P A T K

AML

NEWS

Clipping Service

Anti Money Laundering

04

Agustus

2011

Indeks

1. Korupsi Wisma Atlet

Biaya lobi mengalir ke pejabat

2. Korupsi Pembangunan Jalan

Majelis hakim tipikor tolak eksepsi Bupati Tegal

3. Korupsi Wisma Alet

Saksi : cek Rp 3,2 M Atas Desakan Rosa

4. Ditanya Soal Hambalang, Rosa Menggeleng

5. PT DGI Siapkan Rp 650 Juta untuk Alex Nurdin

Cetak.kompas.com

Kamis, 4 Agustus 2011 KORUPSI WISMA ATLET

Biaya Lobi Mengalir ke Pejabat

Jakarta, Kompas - Direktur Utama PT Duta Graha Indah Dudung Purwadi mengakui ada biaya lobi (entertain fee) sebesar 20 persen dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang. Sebagian fee dalam proyek senilai sekitar Rp 191 miliar itu mengalir ke sejumlah pejabat.

(2)

Dudung mengatakan hal itu saat bersaksi untuk terdakwa Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu (3/8), di Jakarta.

”Iya, itu dari Pak Idris,” kata Dudung saat dikonfirmasi jaksa penuntut umum Agus Salim terkait pembicaraan Dudung dengan Direktur Keuangan PT DGI Laurentius bahwa total biaya lobi untuk pembangunan wisma atlet sebanyak 20 persen.

Dudung juga membenarkan, 5 persen biaya lobi dijatahkan ke daerah. Sebanyak 2,5 persen untuk Komite Pembangunan Wisma Atlet dan 2,5 persen untuk Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Biaya lobi tersebut juga dijatahkan sebesar 2 persen untuk Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam dan 13 persen lainnya untuk Mindo Rosalina Manulang dan Muhammad Nazaruddin dari pihak Senayan (DPR).

Lebih lanjut, Dudung mengatakan, dari pembagian jatah tersebut, sebagian sudah direalisasikan. ”Yang saya tahu setelah kejadian, untuk Nazaruddin Rp 4,3 miliar. Saya tahu setelah dilapori Pak Idris,” paparnya.

Dudung mengatakan, dana untuk Wafid tidak jadi dikucurkan karena yang bersangkutan telah tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Dudung juga mengakui peran Mindo Rosalina dan Nazaruddin dalam membantu perusahaannya mendapatkan proyek wisma atlet. Ia mengakui ada komitmen success fee. ”Success fee ini yang dinegosiasikan antara Pak Idris dan Rosa (Mindo Rosalina),” katanya. Dudung juga membenarkan telah menyiapkan uang tunai senilai Rp 650 juta untuk diserahkan ke Alex Noerdin. Namun, uang itu tidak jadi diserahkan karena Alex tidak meminta uang. Uang itu kemudian disita KPK.

Selain soal wisma atlet, terungkap fakta, PT DGI juga menyiapkan cek terkait pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Ponorogo, Jawa Timur. Saat bersaksi, Laurentius mengatakan, pada 21 April 2011, PT DGI mempersiapkan enam lembar cek atas permintaan El Idris.

Tiga lembar cek senilai Rp 3,2 miliar terkait proyek pembangunan wisma atlet, sementara tiga cek lagi bernilai sekitar Rp 2 miliar untuk proyek RSUD. Namun, menurut Laurentius, El Idris hanya membawa tiga cek senilai Rp 3,2 miliar yang bersama Rosalina ia serahkan ke Wafid.

Pada sidang terpisah dengan terdakwa Mindo Rosalina Manulang, majelis hakim menolak eksepsi terdakwa. Hakim memerintahkan jaksa melanjutkan persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. (RAY)

(3)

Suarakarya-onlinecom Kamis, 4 Agustus 2011

KORUPSI PEMBANGUNAN JALAN

Majelis Hakim Tipikor Tolak Eksepsi Bupati Tegal

SEMARANG (Suara Karya): Majelis hakim perkara korupsi proyek pembangunan Jalan Lingkar Kota Slawi dengan terdakwa Bupati Tegal, Agus Riyanto, menolak eksepsi atau keberatan yang diajukan terdakwa atas dakwaan jaksa penuntut umum.

Hal tersebut disampaikan hakim ketua Noor Ediyono didampingi dua hakim anggota yakni Sinintha Sibarani dan Lazuardi Tobing dalam sidang pembacaan putusan sela di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Semarang, Rabu.

Selain menolak eksepsi terdakwa, dalam sidang yang sempat tertunda selama lima jam dari jadwal semula yakni pukul 09.00 WIB, majelis hakim menyatakan bahwa dakwaan jaksa penuntut umum sah menurut hukum dan memenuhi syarat formil dan syarat materiil.

"Untuk itu majelis hakim memerintahkan agar proses persidangan kasus Jalingkos dengan terdakwa Agus Riyanto, dilanjutkan sampai selesai," kata Noor Ediyono. Pada sidang sebelumnya, terdakwa melalui penasihat hukumnya menganggap bahwa dakwaan jaksa penuntut umum tidak jelas dan tidak cermat serta tidak memenuhi syarat sesuai dengan Pasal 143 ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Sementara itu Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid dan Wakilnya Syarifuddin, terdakwa korupsi Rp 220 miliar meminta majelis hakim membatalkan jeratan hukum terhadap mereka karena dakwaan jaksa dinilai kabur. Hal itu disampaikan kedua terdakwa melalui penasihat hukum, Sayuti Abubakar dan Jafaruddin pada sidang di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Rabu.

"Dakwaan yang disampaikan jaksa penuntut umum kabur, tidak jelas tindak pidana yang dilakun terdakwa. Karena itu, kami memohon majelis hakim membatalkan surat dakwaan jaksa penuntut umum," kata Sayuti seperti dikutip Antara.

Menurut Sayuti, kerugian negara yang ditimbulkan dalam dakwaan JPU tidak jelas. Uang Rp 220 miliar yang didakwakan kepada para terdakwa juga sedang dalam gugatan perdata. "Uang Rp 220 miliar milik Pemkab Aceh Utara didepositokan di bank. Namun, deposito tersebut dibobol orang lain, sehingga terdakwa Ilyas A Hamid selaku bupati mengajukan gugatan perdata ke bank tersebut," katanya.

(4)

Sayuti mengatakan, perkara gugatan ini juga masih dalam proses persidangan. Seharusnya, jika ada perkara pidana yang ditimbulkan, maka harus ditangguhkan hingga perkara perdatanya memiliki kekuatan hukum tetap.

Selain itu, katanya, kerugian negara yang ditimbulkan Rp 220 miliar seperti dakwaan jaksa juga tidak beralasan. Sebab, dari total uang tersebut, sebanyak Rp 197 miliar disita Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. (Lerman S)

Vivanews.com

Rabu, 3 Agustus 2011 Korupsi Wisma Atlet

Saksi: Cek Rp3,2 M Atas Desakan Rosa

"Tiga cek lainnya saya sobek-sobek. Nilainya Rp2 miliar."

VIVAnews- Direktur Keuangan PT Duta Graha Indah (DGI) Laurencius Teguh Khasanto menuturkan pemberian cek kepada Mindo Rosalina Manulang adalah atas

permintaan Manajer Marketing PT DGI Muhammad el Idris. Permintaan itu disebabkan desakan Rosa sebelumnya, yang meminta uang kepada DGI.

"Dia (El Idris) mengatakan, tolong siapin dana. Saya didesak Rosa," ujar Laurencius menirukan El Idris saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2011.

Lauren menjadi saksi dalam perkara dengan terdakwa Muhammad El Idris terkait kasus dugaan korupsi proyek pembangunan wisma atlet SEA Games. Menurut Laurencius, saat meminta cek Idris menunjukkan wajah bingung. "Beliau datang dengan tampang seperti terdesak, seperti orang bingung," katanya.

Lauren mengatakan dia diminta Idris untuk menyiapkan enam cek yang akan

diberikan kepada Rosa. Lantas, pada tanggal 21 April 2011 dia langsung menyiapkan enam cek dan lalu dititipkan kepada Claudia Angelina, Sekretaris Dirut PT DGI

Dudung Purwadi.

Dari enam cek, Idris hanya mengambil tiga cek terbitan BCA dan Bank Mega total senilai Rp3,2 miliar dan lalu diberikan ke Rosa. "Tiga cek lainnya saya sobek-sobek. Nilainya Rp2 miliar," kata Lauren.

Lauren membantah menghancurkan cek yang tersisa setelah muncul berita

(5)

saya kembali lagi (ke kantor PT DGI), handphone saya tertinggal. Itu cek cash. Karena Pak Idris nggak bawa, jadi saya sobek-sobek, saya buang," ungkapnya.

Tiga lembar cek terbitan BCA diperoleh dari sub kontraktor PT DGI, PT Bina Bangun Abadi. Sedangkan tiga lembar cek keluaran Bank Mega diterima PT DGI dari sub kontraktor lainnya yakni PT Hasta Tunggal.

Saat dikonfirmasi majelis hakim, Claudia mengakui dirinya dititipi enam cek oleh Laurencius untuk diberikan kepada El Idris. "Pak Lauren hanya menitipkan enam cek itu. Saya hitung di depan mata Pak Lauren juga. Pesannya, tolong kasihkan Pak Idris," ujar Claudia saat memberi kesaksian.

Claudia juga mengatakan El Idris hanya mengambil tiga cek. "Pak Idris mengatakan, Claudia tolong ini yang tiga kembalikan lagi ke Pak Lauren," imbuhnya.

Saat dikonfirmasi, Idris membenarkan keterangan Laurencius. Ia menambahkan jika pada tanggal tersebut, sekitar pukul 15.30 WIB, Rosa sempat menghubungi Idris. Saat itu Rosa kembali mendesak soal pemberian jatah 2 persen, dan menekankan jangan sampai nilainya berkurang.

"Jangan kurang dari 2 persen, jangan bikin malu saya," Idris menirukan perkataan Rosa. (kd)

Tempointeraktif.com Rabu, 3 Agustus 2011

Ditanya Soal Hambalang, Rosa Menggeleng

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang mengaku tidak tahu soal kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sarana olah raga Hambalang, Bogor. "Tidak tahu saya," kata Rosa sambil menggelengkan kepala, usai sidang putusan sela kasus Wisma Atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu 3 Agustus 2011.

Adanya dugaan korupsi dalam pembangunan pusat pelatihan atlet di Hambalang terungkap saat Komisi Pemberantasan Korupsi menggeledah kantor milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin di Jalan Pejaten Barat Nomor 7 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, April lalu. Dari data itu terungkap kemana saja dana bancakan proyek Hambalang mengalir.

Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin juga berkali-kali menyebutkan uang yang membanjiri Kongres Demokrat tahun lalu berasal dari anggaran pendapatan

(6)

dan belanja negara. Duit mengalir lewat sejumlah perusahaan yang memenangi tender proyek pemerintah.

Sekitar Rp 50 miliar dari uang itu, menurut Nazar, bersumber dari PT Adhi Karya, yang memenangi proyek pembangunan kompleks pendidikan dan latihan olahraga Hambalang. Proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga itu bernilai Rp 1,52 triliun. Anggaran proyek tersebut dialokasikan sebesar Rp 1,2 triliun. Proyek dikerjakan oleh PT Adhi Karya dan ditargetkan pembangunannya terealisasi sampai 80 persen. Vivanews.com

Rabu, 3 Agustus 2011

PT DGI Siapkan Rp650 Juta untuk Alex Noerdin

"Itu hanya untuk jaga-jaga, jangan-jangan gubernur minta"

VIVAnews- PT Duta Graha Indah telah menyiapkan uang Rp650 juta untuk Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin. Namun uang itu tidak diberikan kepada Alex Noerdin.

Hal ini diungkapkan Dirut PT DGI Dudung Purwadi saat bersaksi untuk Manajer Marketing PT DGI, M El Idris di Pengadilan Tipikor, Rabu 3 Agustus 2011. "Itu hanya untuk jaga-jaga, jangan-jangan gubernur minta. Jadi uangnya tidak diberikan. Uangnya disimpan, jadi tidak teralisasi. Saya tidak pernah menjanjikan uang terhadap Gubernur," Dudung saat bersaksi.

Dudung mengaku pernah dihubungi oleh Alex untuk ikut membantu pembangunan proyek Sea Games. "Saya bilang, saat itu kami (PT DGI) sedang sibuk-sibuknya," jelas Dudung.

Dudung kemudian memerintahkan Direktur Keuangan PT Duta Graha Indah, Laurencius Teguh Khasanto agar segera mempersiapkan uang sebesar Rp 650 juta untuk Alex. "Untuk jaga-jaga diberikan ke Pak Gubernur," kata Dudung.

Dudung sendiri membantah dirinya melakukan deal dengan Alex dalam perkara tersebut. Uang itu pun hingga saat ini tidak pernah diserahkan kepada Alex. Uang itu pun sudah disita oleh KPK.

Sementara, Laurencius mengatakan, dirinya diminta Dudung untuk menyiapkan dana untuk Alex Noerdin. "Untuk gubernur. Ngomongnya ke saya seperti itu. Tolong

(7)

siapkan untuk Pak Gubernur sekitar Rp650 juta. Saya cairkan ceknya terus saya serahkan lewat sekretarisnya," tuturnya.

Dalam dakwaan Idris, ada beberapa nama yang sudah mendapat jatah fee dari proyek senilai Rp 191 miliar. Muhammad Nazaruddin (Anggota DPR -Rl) sejumlah 13 persen, Gubernur Sumatera Selatan sejumlah 2,5 persen, Komite Pembangunan Wisma Atlet sejumlah 2,5 persen, Panitia Pengadaan sejumlah 0,5 persen, Sesmenpora (Wafid Muharam) sejumlah 2 persen. (eh)

Humas PPATK

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC)

(P) +62-21-3850455/3853922

(F) +62-21-3856809/3856826

(E)

humas-ppatk@ppatk.go.id

DISCLAIMER:

Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya

dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang

memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan

pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media

massa.

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai inovasi dan terobosan terus dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi salah satunya dalam penjaminan mutu penyelenggaraan pelatihan

baik dan buruknya suatu perbuatan, terdakwa juga dapat mengetahui dan dapat membedakan suatu perbuatan yang termasuk perbuatan malawan hukum dan perbuatan mana yang tidak

Dengan ditemukann- ya sejumlah sampel ikan telah terpapar logam berat Hg, As, dan senyawa Sianida (CN) yang relatif tinggi maka dapat diduga hewan laut di Perairan

Sub Judul : Pemanfaatan Beda Temperatur terhadap Hasil Daya Keluaran pada Termoelektrik Generator Sebagai Sumber Energi untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) berbasis

Bukankah dalam kehidupan ini banyak orang yang mengabaikan hal-hal yang kecil atau sederhana?. Di masa pandemi ini bukan hal yang mudah untuk membuat masyarakat hidup dalam

• Abraham dan Sara menyambut tamu mereka dengan ramah, mereka melayani tamu mereka dengan baik, dan mereka memberikan yang terbaik pada tamu mereka, ternyata kedatangan tamu

Adapun tahapan-tahapan antara lain menganalisa permalasahan dan mengumpulkan requirement dengan membandingkan analisa sistem eksisting dengan rancangan sistem yang