MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION
RECIPROCAL
Angga Herdiana, Dadang Jaenudin, Triasianingrum Afrikani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor
2012
ABSTRACT
This research is Classroom Action Research, which is applied with collaborative between researcher, observer, and objects of the research. The main purpose of this research is to know the improvement of learning score in Biology subject through Group Investigation (GI) Reciprocal in the 10th Grade Students of SMA 1 Tamansari. The research was conducted in 10th grade students of SMAN 1 Tamansari by the number of students were 34 people that are heterogeneous. This research had been started from March until May 2012. The research process was conducted in two cycles. In every cycle there are 4 stages, such as: Action Planning, Implementation Practices, Observations and Reflections. At the end of each cycle of tests carried out with instruments which tested validity, reliability, distinguishing ability, and effortless power ability. Before conducted research, the average score result of X-2 students were 47.06, after that at the end of the first cycle students’ score were 71.40, and in the second cycle the students’ score were 77.50. Based on the research, there is an improvement of students’ score between before and after research. Based on the result, the writer conclude that the applying of cooperative learning method with Group Investigation (GI) Reciprocal techniques are able to improve students’ biology score in X-2 class SMAN 1 Tamansari.
Keyword: Classroom Action Research, Group Investigation, Reciprocal
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti, observer, dan objek yang diteliti. Tujuan yang diutamakan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas X-2 SMAN 1 Tamansari dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang yang bersifat heterogen. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret-Mei 2012. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan, antara lain: Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Di akhir setiap siklus dilaksanakan tes dengan instrument yang telah diuji validitas, reliabilitasnya, daya pembeda, dan daya kesukaran. Hasil rata-rata kelas X-2 sebelum dilakukan penelitian adalah 47.06 dan pada akhir siklus pertama adalah 71.40 dan siklus kedua adalah 77.50. Berdasarkan hal tersebut, terdapat
peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah dilakukannya penelitian. Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation (GI)Reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa di kelas X-2 SMAN 1 Tamansari.
Kata Kunci: Penelitian tindakan kelas, Group Investigation, Reciprocal
A. Pendahuluam
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi berkembang sangat pesat dan menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia perlu ditingkatkan
untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup dan
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dimana iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi kehidupan segala bidang.
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sampai mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial
yang memuaskan. Pendidikan yang baik sangat di pengaruhi oleh kualitas pendidikan yang baik. Sehingga jika kualitas pendidikan itu baik maka akan menghasilkan siswa yang berkualitas.
Kondisi kualitas pendidikan Bangsa Indonesia tengah berada dalam tingkat yang masih rendah. Menurut data UNESCO dalam Ichreza (2011), tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia, yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala yang
menunjukkan bahwa indeks
pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari ke-12 negara di Asia (Ichreza, 2011).
Sekolah perlu untuk
mempersiapkan diri guna
mengoptimalkan peran guru dan siswa dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Najamudin, 2011), hal ini terkait diperolehnya data kelulusan siswa khususnya di Kabupaten Bogor mencapai 95 persen, dari segi kualitas meningkat jika dilihat rata-rata nilai siswa, namun dari segi kuantitas jumlahnya menurun.
Rendahnya kualitas pendidikan bukan hanya dapat terlihat pada rendahnya prestasi belajar para siswanya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain. Menurut Abdurrahman (2003) Prestasi belajar
siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, internal, dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang kurang baik, pengolahan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah, dimana guru sangat berperan membantu, memotivasi dan membimbing siswa selama proses pembelajaran. Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan, misalnya pengembangan dan perbaikan kurikulum, penataan guru, pengadaan buku penunjang, pembenahan metode pembelajaran, pelatihan dan peningkatan kualifikasi dan kualitas guru, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan kinerja dan manajemen sekolah. Beberapa indikator tersebut namun belum menghasilkan mutu pendidikan yang memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi diketahui permasalahan pada siswa kelas X-2 di SMA Negeri 1 Kabupaten Bogor yaitu masih rendahnya pencapaian hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi pada tahun ajaran 2011/2012, hal ini dinyatakan oleh guru Biologi kelas X-2, hanya sekitar 52% dari 34 jumlah siswa yang dapat mencapai
KKM. Adapun yang menyebabkan masih rendahnya pencapaian hasil belajar adalah pembelajaran yang hanya berpusat pada guru, tidak adanya media pembelajaran, tidak ada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menanamkan pemahaman atau tidak pernah praktikum, banyaknya materi pelajaran yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa. Beberapa penyebab di atas merupakan faktor penentu keberhasilan belajar, dan dapat menyebabkan siswa menjadi tidak semangat untuk belajar. Hal ini tentunya berdampak terhadap rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa pada saat dilakukan tes.
Rendahnya hasil belajar dikarenakan guru masih melakukan proses belajar mengajar, bukan membelajarkan siswa, karena mengajar tidak memikirkan bagaimana cara menyampaikan materi ajar yang benar dan baik, tetapi membelajarkan siswa tidak hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki, lebih pada memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru seharusnya menguasai model pembelajaran yang dapat membangun kebiasaan mengembangkan keterampilan berpikir yaitu berpikir rasional, berpikir kritis, dan problem solving
dalam pembelajaran akan
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan
berpikir siswa salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif investigasi atau disebut Group Investigation (GI). Pada model pembelajaran Group Investigasi, siswa bekerjasama dalam kelompok
kecil, saling membantu memahami materi pelajaran, belajar
menginvestigasi, belajar
memecahkan masalah bersama dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
Uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan Reciprocal di kelas X SMA Negeri 1 Tamansari Kabupaten Bogor.
B. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tamansari Kabupaten Bogor. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah Kelas X yang berjumlah sebanyak 34 orang siswa dengan karakteristik berbeda baik dilihat dari segi kemampuan, prestasi, serta ekonominya. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan semester II pada bulan Mei 2012. Materi yang akan disampaikan pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah tentang
Kingdom Animalia. Dalam
penelitian ini melibatkan peneliti, observer (pengamat). Guru bertindak sebagai pelaksana strategi dan siswa sebagai subjek serta objek yang diteliti. Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) Reciprocal.
Penelititian Tindakan Kelas ini digunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal
yaitu penggabungan model
pembelajaran yang didahului model pembelajaran Reciprocal dan
dilanjutkan dengan model
pembelajaran Group Investigation (GI). Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dibagi menjadi 4 (empat) kegiatan, yaitu :
Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap Analisis dan Refleksi Teknik pengumpulan data dilakukan dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan dari setiap siklus. Pengumpulan data ini digunakan untuk menentukan apakah perbaikan yang diinginkan terjadi atau tidak.
Data tentang aktivitas belajar siswa, interaksi dalam proses pembelajaran dan persepsi siswa terhadap proses pembelajaran. Semua yang terjadi baik yang direncanakan, maupun yang tidak direncanakan dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan kearah perbaikan dari segala aspek pembelajaran. Tahap pengolahan data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
a. Lembar pengamatan guru b. Lembar pengamatan
antusias siswa 2. Kuesioner
3. Wawancara 4. Dokumentasi
5. Tes Hasil Belajar Biologi
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2 terlihat dengan jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat kembali peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada
grafik di bawah. Berdasarkan grafik hasil evaluasi yang dapat dilihat pada gambar 1, bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, bahkan pada siklus ke-2 nilai rata-rata siswa sudah di atas 75.
Gambar 1. Grafik evaluasi hasil belajar siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sebesar 47,06. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,4, Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata 77.5, nilai rata-rata siswa ini telah melewati nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70 mengalami kenaikan, yaitu dicapai oleh 28 orang dan 6 orang lainnya mendapat nilai kurang dari 75.
Pada siklus II hasil belajar siswa mencapai rata-rata 77.5, nilai rata-rata siswa ini sudah mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 75. Dengan adanya respon siswa yang telah baik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Group
Investigation (GI) Reciprocal
menimbulkan peran aktif siswa dalam kegiatan diskusi kelompok dan peningkatan hasil belajar yang sesuai dengan kriteria keberhasilan.
Hal ini dapat terlihat dalam buku Sardiman (2006) yang berpendapat bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar.
Keunggulan model
pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal merupakan model
pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan siswa
untuk memiliki kemampuan
mempresentasikan ide/gagasan kepada rekan/teman sebaya dalam pembelajaran di kelas dan melatih siswa menjadi lebih mandiri dan memberikan kemudahan untuk dapat berkomunikasi dengan teman lainnya dalam proses belajar mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang komunikatif.
Selain perolehan peningkatan hasil belajar dapat dilihat kembali perbandingan hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru siklus I dan siklus II selama proses pembelajaran pada gambar di bawah ini : 47,06 71,4 77,5 0 50 100 Nilai Rata-rata Pra Siklus Penelitian Siklus I Penelitian Siklus II 59,80% 40,10% 71,60% 28,10% 82,26% 18,02% 89,24% 10,75% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
on task off task on task off task Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 2. Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa (On-Task Off-Task) Setiap Siklus dalam Pembelajaran
Gambar 3. Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Gambar 3 Menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I tindakan I, on task mencapai 59.8% dan off task mencapai 40.1%, pada tindakan II aktivitas On task siswa 71.6% dan off task 28.1%, sedangkan pada siklus II tindakan I mengalami peningkatan pada aktivitas on task yang mencapai 82.6% dan off task 18.2%, kemudian meningkat lagi pada tindakan II aktivitas on task siswa mencapai 89.2% dan off task 10.7%. Persentase off task turun sebesar 12% di siklus I dan menjadi lebih rendah 7.27% di siklus II, sedangkan persentase on task naik hingga mencapai 89.2% di pertemuan ke II. Aktivitas on task dan off task siswa, didukung pula oleh aktivitas siswa secara individu dan aktivitas kelompok setiap
tindakan yang memperoleh
peningkatan lebih baik.
Berdasarkan gambar 3 aktivitas guru, langkah kegiatan berdasarkan lembar observasi (pada lampiran) setiap pertemuan di siklus I sampai siklus II terdapat peningkatan yang
cukup memuaskan. Adanya
peningkatan aktivitas guru di siklus I,
yang terlihat sangat memuaskan bertambah dari 67 menjadi 70 yaitu pertemuan 1 ke 2. Hingga siklus II aktivitas guru sangat memuaskan dari sebelumnya 76 meningkat menjadi 79.
D. Pembahasan
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2, juga terjadi peningkatan aktivitas siswa maupun aktivitas guru dengan digunakannya model pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal.
Kegiatan belajar yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) Reciprocal membuat siswa dapat lebih aktif dan kreatif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar mengajar juga menjadi lebih atraktif, karena alokasi waktu yang tersedia dapat digunakan dengan seoptimal mungkin sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar biologi siswa.
Model pembelajaran Group
Investigation (GI) Reciprocal
mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X-1 SMAN 1 Tamansari. Hal ini dapat terlihat selama dilakukan penelitian pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 71.40 dan pada siklus II mencapai 77.5. Hasil yang diperoleh dari siklus II telah melebihi batas KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Aktivitas yang terlihat ketika menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal lebih dominan seperti : bertanya kepada guru, berdiskusi dengan teman, memberikan pendapat dan mempresentasikan hasil diskusi.
60 65 70 75 80 Siklus I Siklus II pertemuan 1 pertemuan 2 67,13 70,47 76,2 79,67
Aktivitas guru juga meningkat seperti mengorganisasikan siswa, pemberian reward, memberikan informasi dan membimbing siswa pada saat diskusi.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2006) pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif
membutuhkan faktor-faktor
pendukung untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Tujuan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) Reciprocal ini agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan orang
lain untuk mengemukakan
gagasannya dengan menyampaikan secara berkelompok.
E. Kesimpulan
Penggunaan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) Reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X-1 SMAN 1 Tamansari. Hal tersebut terlihat dari pencapaian indikator melalui tes hasil belajar yang didapat siswa mengalami peningkatan yang terjadi dalam setiap siklusnya.
F. Daftar Pustaka
Abdurrahman, M. 2003. ”Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ichreza. 2011. ”Kualita Pendidikan Indonesia”.
http:/www.indowebster.w eb.id 25 januari 2011
Najamudin. 2011. ”DPRD kota
bogor minta sekolah
tingkatkan kualitas pendidikan”. http:/koran bogor.com/nusantara/10/0 1/2011/dprd-bogor-minta- sekolah-tingkatkan- kualitas-pendidikan.html.10 januari 2011.
Sardiman, A.M. 2004. ”Interaksi dan
Motivasi Belajar
Mengajar”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
G. Biodata Penulis
Angga Herdiana, lahir di Bogor 17 Mei 1989, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor.