• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOTIPE DAN PENGEMBANGAN DESAIN SEPEDA LISTRIK UNTUK SISWI SEKOLAH MENENGAH DENGAN KONSEP FEMININE BIKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROTOTIPE DAN PENGEMBANGAN DESAIN SEPEDA LISTRIK UNTUK SISWI SEKOLAH MENENGAH DENGAN KONSEP FEMININE BIKE"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROPOSAL

PENELITIAN PROTOTIPE

DANA ITS TAHUN 2020

P

ROTOTIPE DAN

P

ENGEMBANGAN

D

ESAIN

S

EPEDA

L

ISTRIK

U

NTUK

S

ISWI

S

EKOLAH

M

ENENGAH

D

ENGAN

K

ONSEP

F

EMININE

B

IKE

Tim Peneliti:

Ketua: Bambang Tristiyono, ST. MSi. (Desain Produk/ F-DKBD/ ITS) Anggota: Dr.Ir. Bambang Iskandriawan, M.Eng. (Desain Produk/ F-DKBD / ITS)

Anggota: Andhika Estiyono, ST., MT (Desain Produk/ F-DKBD / ITS) Anggota: Arie Kurniawan, ST., MDs (Desain Produk/ F-DKBD / ITS)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2020

(2)

ii

HALAMAN JUDUL...i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I. RINGKASAN ... 1

BAB II. LATAR BELAKANG ... 2

2.1. Latar Belakang ... 2

2.2. Permasalahan ... 7

2.3. Tujuan Penelitian ... 9

2.4. Urgensi Penelitian... 9

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

3.1. Peta Jalan (road map) Penelitian ... 10

3.2. Tinjauan Syarat-Syarat Keselamatan Desain Sepeda Berdasarkan BSN (Badan Standardisasi Nasional Sepeda). ... 12

3.3. Tinjauan Sistem Sepeda Listrik ... 14

2.3. Tinjauan Variasi Letak Motor pada Sepeda Listrik... 16

3.4. Tinjauan Komponen Kelistrikan pada Sepeda Listrik ... 18

3.5. Tinjauan Desain Sepeda Listrik yang ada di pasaran Indonesia ... 21

BAB IV. METODE ... 23

4.1. Metode Penelitian ... 23

4.2. Organisasi Tim dan Bidang Keahlian ... 27

BAB V. JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA ... 28

5.1. Jadwal Penelitian ... 28

5.2. Rancangan Anggaran Biaya ... 28

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA ... 30

BAB VII. LAMPIRAN... 31 DAFTAR ISI

(3)

iii

Tabel 1. Pilihan sepeda yang bisa digunakan remaja saat ini ... 3

Tabel 2. Road Map Penelitian Sepeda Listrik ... 12

Tabel 3. Tinjauan desain sepeda listrik yang ada di pasaran Indonesia. ... 21

Tabel 4. Perencanaan Kegiatan Penelitian ... 24

Gambar 1. Fenomena anak sekolah menggunakan sepeda motor dan pelanggaran yang dilakukan. ... 6

Gambar 2. Foto karya dan suasana workshop mitra UKM. ... 7

Gambar 3. Hasil Rendering Alternatif Desain ... 10

Gambar 4. Hasil Prototipe Desain ... 11

Gambar 5. Hasil Prototipe Desain ... 11

Gambar 6. Ilustrasi Sistem Pedal Assist dan perbandingan human power vs speed ... 15

Gambar 7. Anatomi Sepeda listrik dengan Sistem Pedal Assist ... 15

Gambar 8. Ilustrasi Sepeda Listrik Dengan Sistem Power on Demand ... 15

Gambar 9. Anatomi Sepeda Listrik dengan Sistem Power on Demand ... 16

Gambar 10. Hub motor di roda belakang (kiri) di roda depan (tengah) bagian dalam hub(kanan) ... 16

Gambar 11. Sepeda listrik dengan mid drive motor ... 17

Gambar 12. penempatan Friction drive pada sepeda ... 17

Gambar 13. Contoh penempatan motor yang dihubungkan lansung dengan roda belakang ... 18

Gambar 14. Motor listrik dan Diagram tipe sambungan baterai ... 18

Gambar 15. Aki kering dan baterai lithium ... 19

Gambar 16. Controller Unit (sumber: endless-sphere.com) ... 20

Gambar 17. Charger / Pengisi daya ... 20

Gambar 18. Alat monitoring batere dan kecepatan ... 20

Gambar 19. Skema Tahapan-Tahapan Dalam Proses Penelitian ... 26

Lampiran 1. Biodata Tim Peneliti ... 31

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra Industri/Instansi ... 31 DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

(4)

1

Bersepeda membuat energi terkuras dan lelah, terutama bila jarak ke sekolah cukup jauh kurang lebih ±7-10 km, permasalahan ini menjadi penting karena seharusnya siswa butuh energi yang prima dalam mengikuti proses belajar di sekolah. Hal tersebut sering menjadi alasan mengapa siswa enggan bersepeda ke sekolah dan pihak orang tua juga sering tidak tega mengijinkan anaknya bersepeda dengan jarak jauh, terutama siswa putri (siswi). Di sisi lain life style menjadi permasalahan juga bagi remaja. Masa remaja adalah masa transisi mencari jati diri dan penuh gaya dalam setiap penampilan, setiap aksesoris yang dipakai hendaknya dapat menunjang penampilanya, termasuk sepeda yang dipakai ke sekolah. Namun belum ada jenis sepeda yang spesial cocok dengan karakter remaja SMP dan SMA sampai saat ini, apalagi mampu dipakai multifungsi, bisa untuk bergaya, aman dan nyaman dipakai bersekolah (bebas dari resiko kotor, memudahkan membawa barang bawaan dan tidak lelah).

Dari sisi peluang bisnis, usia remaja sekolah menengah merupakan pasar yang besar dan potensial bagi industri sepeda nasional. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyebutkan bahwa saat ini jumlah pelajar (diluar mahasiswa perguruan tinggi) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai lebih dari 58 juta orang/siswa. Fenomena tersebut menjadikan rancang bangun tentang sepeda listrik dengan target remaja siswi sekolah menengah sangat potensial menjadi peluang usaha yang menjanjikan pada saat ini dan ke depannya, terutama bagi UKM sepeda lokal, mengingat persaingan industri sepeda nasional masih terbuka. Riset ini bertujuan untuk menghasilkan prototype produk generasi pertama “Feminine E-bike”, yaitu Sepeda berkarakter feminim untuk remaja siswi sekolah menengah yang dapat diproduksi dengan teknologi UKM sepeda lokal. Disamping itu juga bertujuan untuk memberdayakan UKM sepeda lokal untuk bergairah dalam usaha melalui inovasi desain baru dalam rangka memenuhi permintaan pasar terhadap kebutuhan sepeda yang sangat besar. Dalam riset ini juga dilakukan pengembangan desain untuk menghasilkan sepeda yang sesuai dengan karakter remaja siswi sekolah menengah serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi menjadi daya tarik desain sebagai keunggulan bersaing.

Dalam penelitian ini terfokus pada ekplorasi desain untuk memenuhi kebutuhan remaja siswi dalam bersepeda (gaya, aktualisasi diri, safety dan praktis), memecahkan permasalahan-permasalahan yang nyata selama ini (menaiki sepeda dengan mudah, cara membawa barang kebutuhan sekolah yang banyak, aman tidak mengotori pakaian, tidak melelahkan, bisa menjadi pengganti sepeda motor) dan harga yang bersaing dipasaran. Hasil ekplorasi diharapkan dapat menentukan kriteria desain yang cocok dengan karakter remaja siswi, mempunyai tempat storage yang cukup untuk membawa barang kebutuhan sekolah yang berkonsep modular (bisa dilepas pasang dengan mudah, sehingga tidak menggangu tampilan sepeda bila tidak digunakan), mempunyai ‘slebor’ dan pelindung rantai yang aman terhadap resiko kotoran dan terjepit, mengurangi resiko kelelahan (sebagai pengganti sepeda motor) namun karakter Feminine pada desain sepeda tetap terjaga bila ingin menaiki sepeda menggunakan rok (mudah dinaiki untuk berkendara).

Keunggulan penelitian ini adalah pengembangan produk melalui pembuatan prototype, sehingga tes produk akan dilakukan secara real untuk mengetahui sejauh mana konsep desain bisa diterapkan. Uji coba produk nantinya akan dilakukan langsung pada siswi SMP dan SMA, untuk melakukan test produk dan simulasi langsung guna mengetahui sejauh mana kesesuaian desain bisa menyelesaikan permasalahan konsumen. Hasil uji coba nantinya akan menjadi bahan evaluasi desain untuk menyempurnakan pembuatan prototype akhir. Untuk menjamin terlaksananya prototype, kami bekerja sama dengan mitra UKM sepeda: Langlanglow Garage yang bertempat di Pagesangan 2 No. 67 Surabaya.

Keyword: Sepeda Listrik, Siswi Sekolah Menengah, Feminim, UKM Sepeda Lokal.

(5)

2 2.1. Latar Belakang

Bersepeda merupakan sarana transportasi yang ideal bagi anak usia remaja (12-17 tahun). Sarana transportasi ini tak hanya efektif digunakan untuk bersekolah, namun juga untuk kebutuhan lain, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan belajar, bermain, bersepeda santai, atau berolahraga sepeda. Usia remaja sekolah SMP dan SMA merupakan pasar yang besar dan potensial bagi industri sepeda nasional. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menyebutkan bahwa saat ini jumlah pelajar (diluar mahasiswa perguruan tinggi) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai lebih dari 58 juta orang/siswa. Perwakilan Kemendikbud RI Mukhlis Catio M,Md dalam acara Seminar Nasional Membangun Pendidikan Berkualitas dan Berkarakter di Aula Kantor Walikota Pekanbaru, Riau, mengatakan, bahwa dari sebanyak 58 juta pelajar itu, sekitar atau lebih dari delapan juta orang merupakan siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan setingkatnya, Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selebihnya atau sekitar 50 juta orang lainnya merupakan kalangan siswa dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). [1]

Pada saat sekarang ini permintaan sepeda di Indonesia mengalami peningkatan yang besar. Ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, kebiasaan, dan selera masyarakat, yaitu; gaya hidup go green. Kampanye bike to work dan adanya regulasi pemerintah mengenai car free day, makin mendukung perubahan gaya hidup dan selera masyarakat terhadap sepeda. Acara car free day membuat fenomena baru bagi dunia industri sepeda yang kini menjadi booming kembali. Permintaan sepeda di dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir, telah mendorong pesat pertumbuhan industri sepeda. Menurut data Asosiasi Industri Pesepedaan Indonesia (AIPI), kebutuhan sepeda di pasar lokal tahun 2011 sekitar 6 juta unit. Angka ini naik hampir 10% ketimbang tahun sebelumnya yang sekitar 5,5 juta unit. Dampaknya, pengguna sepeda meningkat, yang berimplikasi pada naiknya permintaan sepeda. Sementara itu industri sepeda nasional baru ada tiga, yaitu: PT Insera Sena (produsen sepeda merek Polygon), PT Terang Dunia Internusa (produsen sepeda merek United Bike), PT. Wijaya Indonesia Makmur (produsen sepeda merek Wim Cycle). Kapasitas produksi ketiga industri tersebut diperkirakan sekitar 2,8 juta unit/ tahun (polygon=800.000 unit, united bike=1 juta unit, wim cycle= 1 juta unit).

Melihat gambaran tersebut sangat jelas pasar untuk industri sepeda masih sangat terbuka, terutama bagi UKM sepeda untuk bersaing memenuhi tingginya permintaan pasar tersebut. Pasar sepeda nasional menyebar mulai usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua dengan beragam kebutuhan dan fungsi kegunaan masing-masing. Saat ini, setiap tahunnya diperkirakan penjualan sepeda di dalam negeri sekitar 5 juta unit sampai 7 juta unit per tahun. Saat ini, setiap tahunnya diperkirakan penjualan sepeda di dalam negeri sekitar 5 juta unit sampai 7 juta unit per tahun. Eko Wibowo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), mengatakan "Tahun ini optimistis dapat naik. Pasar (sepeda) ini sebenarnya perlu inovasi dengan desain yang unik dan fungsional agar tercipta pasar baru,". Sebab, desain suatu produk sepeda biasanya tidak berumur panjang, sehingga konsep yang unik akan mampu merangsang pembelian unit baru oleh konsumen. Adapun dari kebutuhan sepeda nasional saat ini, menurut Apsindo, sekitar 40% dipenuhi oleh industri lokal, sisanya sebagian besar masih impor. Keterbatasan komponen menyebabkan pemenuhan kebutuhan dari lokal belum mendominasi pasar. Namun demikian, beberapa pabrikan lokal sudah mulai berencana menambah kapasitasnya dalam waktu dekat.

(6)

3

Tabel 1. Pilihan sepeda yang bisa digunakan remaja saat ini

Jenis Sepeda Deskripsi Permasalahannya

 Jenis BMX

 Harga terendah ± 800.000

Storage tidak ada, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Slebor tidak ada (baju kotor terutama musim hujan)

 Penutup rantai kurang aman (celana/rok rawan terjepit atau kotor)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain hanya cocok untuk pria (wanita enggan untuk memakai)

 Jenis folding bike  Harga terendah ± 1.500.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

 Penutup rantai kurang aman (celana/rok rawan terjepit atau kotor)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain biasa/ terkesan sangat kaku, kurang menarik bagi remaja.

Jenis city

bike  Harga

terendah ± 1.200.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain biasa/ terkesan sangat kaku, kurang menarik bagi remaja.

 Bentuk desain hanya cocok untuk wanita (pria enggan untuk memakai)

 Jenis MTB

 Harga terendah ± 1.400.000

Storage tidak ada, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Slebor tidak ada (baju kotor terutama musim hujan)

 Penutup rantai kurang aman (celana/rok rawan terjepit atau kotor)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain hanya cocok untuk pria (wanita enggan untuk memakai)

(7)

4  Jenis MTB downhill  Harga terendah ± 1.600.000

Storage tidak ada, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Slebor tidak ada (baju kotor terutama musim hujan)

 Penutup rantai kurang aman (celana/rok rawan terjepit atau kotor)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain hanya cocok untuk pria (wanita enggan untuk memakai)

 Jenis race/road bike  Harga terendah ± 4.600.000

Storage tidak ada, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Slebor tidak ada (baju kotor terutama musim hujan)

 Penutup rantai kurang aman (celana/rok rawan terjepit atau kotor)

Operasi hanya manual/pedal (tidak cocok untuk jarak jauh 5-10 km, melelahkan)

 Bentuk desain hanya cocok untuk pria (wanita enggan untuk memakai)

 Harga mahal  Jenis sepeda listrik Electric (pedal electric)  Harga terendah ± 1.300.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Desain storage mengganggu tampilan sepeda secara keseluruhan, tidak cocok untuk remaja yang suka gaya.

 Bentuk desain hanya cocok untuk wanita-style feminim (pria enggan untuk memakai)

 Desain secara keseluruhan terlalu formal dan umum, sehingga kurang cocok untuk remaja  Jenis sepeda listrik Electric (pedal electric)  Harga terendah ± 1.900.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Desain storage mengganggu tampilan sepeda secara keseluruhan, tidak cocok untuk remaja yang suka gaya.

 Bentuk desain hanya cocok untuk wanita-style feminim (pria enggan untuk memakai)

 Desain secara keseluruhan terlalu formal dan umum, sehingga kurang cocok untuk remaja

(8)

5  Jenis sepeda listrik Electric (pedal electric)  Harga terendah ± 3.950.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Desain storage mengganggu tampilan sepeda secara keseluruhan, tidak cocok untuk remaja yang suka gaya.

 Bentuk desain hanya cocok untuk wanita-style feminim (pria enggan untuk memakai)

 Desain secara keseluruhan terlalu formal dan umum, sehingga kurang cocok untuk remaja  Harga mahal  Jenis sepeda listrik scooter  Harga terendah ± 3.500.000

Storage minimal, sehingga susah membawa barang yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan)

Desain storage mengganggu tampilan sepeda secara keseluruhan, tidak cocok untuk remaja yang suka gaya.

 Bentuk desain hanya cocok untuk wanita-style feminim (pria enggan untuk memakai)

 Desain secara keseluruhan terlalu formal dan umum (mirip motor matic), sehingga kurang cocok untuk remaja

 Hanya digerakkan oleh listrik, bila terjadi masalah dijalan menyusahkan (tidak bisa dikayuh manual)

 Harga mahal

Namun demikian, remaja kurang berminat menggunakan sepeda ke sekolah, beberapa alasannya adalah tidak nyaman karena barang bawaan ke sekolah banyak (susah membawanya), baju menjadi kotor terutama musim hujan (banyak sepeda yang tidak dilengkapi ‘slebor’ dengan aman), desain sepeda yang ada tidak membuat mereka bangga memakainya, membuat energi terkuras di jalanan (hal ini patut dimaklumi karena seharusnya remaja butuh energi yang prima dalam mengikuti proses belajar di sekolah). Beberapa opsi yang biasanya disediakan orang tua yaitu: mengjemput sendiri/ memakai jasa antar-jemput anak dan menyediakan sepeda motor untuk anak (meskipun belum waktunya karena belum cukup umur untuk memiliki SIM). Opsi sepeda motor untuk transportasi remaja ke sekolah ini seakan menjadi fenomena yang merakyat meskipun jelas melanggar aturan mengemudi di jalan raya. Menurut UU No.22 Tahun 2009 pasal 77 & 81, dinyatakan bahwa pengemudi sepeda motor harus memiliki surat izin mengemudi (SIM C) yang dapat diperoleh pada usia minimum 17 tahun. Namun maraknya penindakan aparat jalan raya rupanya tak membuat jumlah pengendara anak menyusut, kata Kepala Bidang Penegakan Hukum Korlantas Polri Komisaris Besar Polisi Indrajit. "Kita sudah menindak 290.068 kasus, itu baru enam bulan, sementara tahun lalu kita tindak 607 anak per 90 ribu pelajar" seru Indrajit. Itu berarti sepanjang tahun ini saja setiap hari terdapat lebih dari 1600 siswa sekolah, setingkat SD hingga SMA, yang dikenai sanksi polisi karena berkendara tanpa mengantongi SIM. [2]

(9)

6

Gambar 1. Fenomena anak sekolah menggunakan sepeda motor dan pelanggaran yang dilakukan. (sumber : http://www.republika.co.id)

Dari gambaran dan fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa peluang bisnis untuk desain sepeda dengan target pasar remaja SMP dan SMA masih sangat terbuka dan potensial untuk dikembangkan, karena pangsa pasar yang besar, masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan menjadi peluang, saat ini belum ada desain yang bisa mengakomodir style dan kebutuhan remaja dengan harga yang ekonomis. Alasan lain yang sangat menarik adalah membuat kreatifitas desain yang mampu menjadi solusi bagi remaja agar meninggalkan sepeda motor sebagai alat transportasi ke sekolah, karena jelas melanggar UU No.22 Tahun 2009 pasal 77 & 81.

Dalam penelitian ini akan dilakukan ekplorasi desain untuk memenuhi kebutuhan remaja dalam bersepeda (gaya, aktualisasi diri, praktis dan hemat), memecahkan permasalahan- permasalahan yang ada selama ini (cara membawa barang kebutuhan sekolah yang banyak, aman tidak mengotori pakaian, tidak melelahkan, bisa menjadi pengganti sepeda motor) dan harga yang bersaing dipasaran. Hasil ekplorasi diharapkan dapat menentukan kriteria desain yang cocok dengan karakter remaja, mempunyai tempat storage yang cukup untuk membawa barang kebutuhan sekolah yang berkonsep modular (bisa dilepas pasang dengan mudah, sehingga tidak menggangu tampilan sepeda bila tidak digunakan), mempunyai ‘slebor’ dan pelindung rantai yang aman terhadap resiko kotoran dan terjepit, bertenaga electric sehingga mampu menempuh jarak cukup jauh (± 40 km) dan mengurangi resiko kelelahan (sebagai pengganti sepeda motor) namun fungsi klasik bersepeda tetap terjaga bila ingin mengayuh dengan pedal (tetap bisa digunakan untuk berolahraga sepeda dan untuk menghemat baterai).

Sepeda listrik merupakan salah satu solusi kendaraan alternatif yang dapat mengurangi membengkaknya jumlah sepeda motor dan mengurangi penyebabnya pemanasan global di perkotaan. Selain itu, menurut Mark Khan, CEO Electric Extreme

Mechine, sepeda listrik akan memudahkan seseorang dalam berpergian, gabungan dari energy saat berjalan dengan bersepeda dapat ditemukan pada saat bersepeda dengan sepeda

listrik, sehingga tetap bisa membakar kalori sesuai dengan keinginan. Kebutuhan energy saat menggunakan sepeda listrik lebih rendah daripada sepeda konvensional (Brian, 2016). Pendapat Khan lainya mangatakan di beberapa Negara termasuk Indonesia menggunakan sepeda listrik tidak memerlukan lisensi, registrasi ataupun asuransi khusus. Oleh karena itu, biaya investasi dan operasional sepeda listrik tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan sepeda motor maupun mobil yang memiliki lisensi khusus.

Disamping kegiatan ekplorasi desain, penelitian ini juga terfokus pada pembuatan

prototype produk, sehingga tes produk akan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

konsep desain bisa diterapkan. Uji coba produk nantinya akan dilakukan langsung pada siswa SMP dan SMA, untuk melakukan test produk dan simulasi langsung guna mengetahui sejauh mana kesesuaian desain bisa menyelesaikan permasalahan konsumen. Hasil uji coba nantinya akan menjadi bahan evaluasi desain untuk menyempurnakan pembuatan prototype akhir. Untuk menjamin terlaksananya prototype, kami bekerja sama dengan mitra UKM

(10)

7

Langlanglow Garage yang bertempat di Pagesangan 2 No. 67 Surabaya. UKM ini telah menjalankan bisnis sepeda dengan membuat sepeda-sepeda custom sesuai pesanan pelanggan dan produk-produknya sudah dikenal dikalangan komunitas sepeda custom dan

low rider di Surabaya.

Berikut adalah foto-foto dokumentasi karya dan suasana workshop mitra UKM sepeda.

Gambar 2. Foto karya dan suasana workshop mitra UKM. 2.2. Permasalahan

Dari penjelasan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diselesaikan menjadi solusi bisnis sepeda ke depan dengan target remaja SMP dan SMA adalah sebagai berikut:

 Permasalahan storage sepeda; storage sepeda yang ada sekarang tidak memadai untuk membawa barang kebutuhan sekolah yang banyak (sepatu olah raga, baju ganti, bekal makanan, buku-buku tambahan, dan lain-lain) sehingga sepeda tidak mampu

(11)

8

mengakomodir barang bawaan siswa SMP dan SMA yang begitu banyak, sementara desain sepeda yang ada (BMX, MTB, City Bike, Race Bike, PIXY, Folding Bike) tidak spesifik untuk kebutuhan tersebut. Biasanya siswa memaksa membawa barang tersebut dengan tas kresek yang di kaitkan di stang kemudi, namun hal tersebut akan mengganggu tampilan sepeda, sehingga siswa menjadi enggan bersepeda. Dalam riset ini akan dikembangkan desain sepeda yang mempunyai tempat storage yang cukup untuk membawa barang kebutuhan sekolah, serasi dengan tampilan sepeda secara keseluruhan dan berkonsep modular (bisa dilepas pasang dengan mudah, sehingga tidak menggangu tampilan sepeda bila tidak digunakan).

 Permasalahan keamanan dari resiko baju menjadi kotor terutama musim hujan (banyak sepeda yang tidak dilengkapi ‘slebor’ dengan aman) dan pakaian yang terjepit dirantai sehingga menjadi kotor karena pelindung rantai tidak memadai. Permasalahan ini sangat mengganggu siswa SMP dan SMA, karena membuat mereka malu disekolah dengan baju yang kotor, hal ini juga menjadi penyebab siswa enggan bersepeda ke sekolah. Dari beberapa jenis sepeda yang dipakai siswa ke sekolah, hanya city bike dan folding bike yang mempunyai slebor dan pelindung rantai cukup memadai, namun karakter desain yang feminim dan standar (lebih cocok untuk orang dewasa), membuat siswa enggan memakainya, terutama siswa laki-laki.

 Bersepeda membuat energi terkuras dan lelah, terutama bila jarak ke sekolah cukup jauh (±7-10 km), permasalahan ini menjadi penting karena seharusnya siswa butuh energi yang prima dalam mengikuti proses belajar di sekolah. Hal tersebut sering menjadi alasan mengapa siswa enggan bersepeda ke sekolah dan pihak orang tua juga sering tidak tega mengijinkan anaknya bersepeda dengan jarak jauh. Fenomena tersebut cenderung menjadi tren dan tetap terjadi sampai saat ini, yaitu; orang tua mengijinkan anaknya ke sekolah dengan sepeda motor meskipun tidak punya SIM C (melanggar UU No.22 Tahun 2009 pasal 77 & 81), dengan alasan tidak tega bersepeda jarak yang jauh ke sekolah. Dalam hal ini akan dikembangkan sepeda dengan power electric (pedal-manual dan elektrik), yaitu konsep sepeda listrik dengan pedal assist dengan harga yang ekonomis, mampu menempuh jarak cukup jauh full charge (± 40 km) sehingga mampu mengurangi resiko kelelahan (sebagai pengganti sepeda motor) namun fungsi klasik bersepeda tetap terjaga bila ingin mengayuh dengan pedal (tetap bisa digunakan untuk berolahraga sepeda dan untuk menghemat baterai).

 Permasalahan life style remaja dalam bersepeda. Masalah ini ternyata sangat penting di era jaman modern saat ini, banyak remaja yang tidak mau bersepeda ke sekolah karena jenis sepeda yang ada tidak cocok dengan mood dan taste-nya. Masa remaja adalah masa transisi mencari jati diri dan penuh gaya dalam setiap penampilan, setiap aksesoris yang dipakai hendaknya dapat menunjang penampilanya, termasuk sepeda yang dipakai ke sekolah. Namun belum ada jenis sepeda yang spesial cocok dengan karakter remaja SMP dan SMA sampai saat ini, apalagi mampu dipakai multifungsi, bisa untuk bergaya (jalan-jalan car free day, berolahraga, main bersama teman) dan bisa aman dan nyaman dipakai bersekolah (bebas dari resiko kotor, memudahkan membawa barang bawaan dan tidak lelah). Sepeda yang dipakai ke sekolah sekarang, sebenarnya memang bukan ditargetkan untuk sepeda bersekolah, seperti; MTB, BMX dan Race Bike adalah sepeda untuk sport,

City bike dan e-bike adalah sepeda untuk menunjang aktifitas berbelanja wanita

perkotaan, Folding bike adalah sepeda lipat untuk pengguna yang mobile sehingga memudahkan dalam membawa dan menyimpan. Desain sepeda yang ada tidak membuat mereka bangga memakainya. Dalam riset ini akan dilakukan ekplorasi desain untuk memenuhi kebutuhan remaja dalam bersepeda (gaya, aktualisasi diri, praktis dan hemat), sehinggga mereka bisa merasa bangga bersepeda ke sekolah.

(12)

9

 Permasalahan lain yang sangat menarik dan potensial untuk bisnis ke depan adalah peluang pasar yang sangat besar untuk mengembangakan desain sepeda dengan target remaja SMP dan SMA, mengingat jumlah segmen pasar sangat besar (±58 juta pelajar tidak termasuk mahasiswa saat ini), namun industri sepeda nasional masih sedikit sehingga menjadi peluang bisnis yang menarik dan terbuka bagi UKM sepeda lokal untuk bersaing dan meramaikan bisnis sepeda nasional. Fakta lain yang mendukung adalah gairah bersepeda yang meningkat saat ini, karena adanya perubahan gaya hidup, kebiasaan, dan selera masyarakat, yaitu; gaya hidup go green. Kampanye bike to work dan adanya regulasi pemerintah mengenai car free day, makin mendukung perubahan gaya hidup dan selera masyarakat terhadap sepeda.

2.3. Tujuan Penelitian

1. Menghasilkan prototype produk generasi pertama “E-Rikat Feminine Bike”. 2. Menghasilkan desain sepeda feminim untuk siswi sekolah menengah yang mampu

diproduksi dengan teknologi UKM sepeda lokal.

3. Memberdayakan UKM sepeda lokal untuk bergairah dalam usaha dengan inovasi desain baru dalam rangka memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan sepeda yang sangat besar.

4. Melakukan ekplorasi desain untuk menghasilkan sepeda yang sesuai dengan karakter siswi sekolah menengah serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi menjadi daya tarik desain sebagai keunggulan bersaing.

2.4. Urgensi Penelitian

1. Teknologi Rancang Bangun:

 Menghasilkan blue print desain sepeda feminis, agar kesalahan pembuatan

prototype dapat minimalkan.

 Penguasaan teknologi rancang bangun yang bersifat generik yang dapat diterapkan pada berbagai produk sepeda lainnya.

 Menghasilkan prototype “Feminine urban bike” generasi pertama (E-Rikat

Feminine Bike) sebagai bahan evaluasi generasi berikutnya.

2. Sebagai produk subsitusi untuk transportasi sepeda motor bagi remaja SMP dan SMA yang terbukti melanggar undang-undang.

 Menghasilkan prototype sepeda menggunakan motor listrik jenis Brushless hub sehingga mampu menempuh jarak cukup jauh (± 40 km) dan mengurangi resiko kelelahan (sebagai pengganti sepeda motor) namun fungsi klasik bersepeda tetap terjaga bila ingin mengayuh dengan pedal (tetap bisa digunakan untuk berolahraga sepeda dan untuk menghemat baterai).

 Turut mengurangi resiko pelanggaran terhadap UU No.22 Tahun 2009 pasal 77 & 81, bahwa pengemudi sepeda motor harus memiliki surat izin mengemudi (SIM C) yang dapat diperoleh pada usia minimum 17 tahun.

3. Pemasaran:

 Meningkatkan daya saing dan kemandirian UKM sepeda lokal.

 Membuka peluang bisnis yang potensial UKM sepeda lokal dengan target remaja SMP dan SMA melalui inovasi design yang spesial.

 Menghasilkan design dan prototype produk yang dapat digunakan sebagai

(13)

10 3.1. Peta Jalan (road map) Penelitian

Beberapa hasil penelitian pendahuluan tentang sepeda yang menjadi road map dan telah dilakukan tim peneliti yaitu:

1. Bambang Tristiyono dan Albertus Putra A., “Desain Sepeda Listrik Untuk Remaja di

Daerah Perkotaan Yang Mendukung Trend Urban Life Style”, Studio Perancangan-4

Departemen Desain Produk, (2013).

Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan desain sepeda listrik yang mampu mengakomodir kebutuhan remaja, mulai dari bersekolah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan belajar, sampai bermain dengan teman sebaya, mampu menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang yang diperlukan dalam aktivitas remaja sehari-hari, nyaman dioperasionalkan untuk usia remaja awal dengan variasi ukuran dan jenis kelamin (baik pria atau wanita) dengan image desain yang bisa mewakili keduanya. Disamping itu perancangan juga dimaksudkan untuk menghasilkan desain sepeda listrik yang ekonomis, dapat dijual dengan harga bersaing di pasaran [3]. Perancangan ini masih bersifat konsep dan belum diaplikasikan atau di buat prototype-nya, masih perlu banyak penyempurnaan dan detil desain untuk sampai tahap aplikasi nyata.

Gambar 3. Hasil Rendering Alternatif Desain

2. Bambang Tristiyono dan Fajar Sodiq, “Desain Sepeda Listrik Untuk Ibu Rumah Tangga

Sebagai Sarana Transportasi Sehari-Hari Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal”,

Perancangan Tugas Akhir Departemen Desain Produk, (2015).

Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan desain sepeda listrik untuk ibu rumah tangga dalam rangka membantu mengakomodasi kebutuhan ibu rumah tangga dalam hal transportasi yang aman dan nyaman. Sepeda ini digunakan di area komplek perumahan yang padat penduduk. Sepeda listrik ini diberi nama Bie yang berasal dari kata Bicycle Electric. Perancangan ini juga dimaksudkan untuk membantu mengurangi polusi udara yang saat ini semakin besar terutama dari asap kendaraan bermotor dan pemberdayaan UKM sepeda lokal untuk meningkatkan daya saingnya [4].

(14)

11

Gambar 4. Hasil Prototipe Desain

3. Bambang Tristiyono dan M. Huda, “Prototype dan Pengembangan Desain City Bike

Dengan Mesin Elektrik Sebagai Sarana Penunjang Aktivitas Remaja Di Perkotaan Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal”, Perancangan Tugas Akhir Departemen Desain Produk,

(2015).

Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan desain sepeda listrik yang mampu mengakomodir kebutuhan remaja, mulai dari bersekolah, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan belajar, bermain, dengan bentuk dan karakter sesuai dengan karakter remaja. Perancangan ini juga dimaksudkan menghasilkan desain sepeda listrik yang ekonomis, dapat dijual dengan harga terjangkau [5]. Sepeda ini diharapkan dapat menjadi alternatif sarana transportasi jarak dekat tanpa menggunakan bahan bakar minyak.

Dalam perancangan ini, sepeda listrik diarahkan ke segmen remaja, untuk menunjang aktifitas remaja yang ada diperkotaan dengan tujuan remaja tidak lagi menggunakan sepeda motor dan mengubah mindset remaja agar tidak bergantung pada alat transportasi bahan bakar minyak. Gaya remaja dipenuhi dengan mengambil bentuk – bentuk sepeda motor, dengan konsep urban – sporty. Penambahan modular storage untuk menunjang aktifitas remaja dan bentuk tempat baterai dan storage yang harmonis dengan frame. Konsep baterai rebuild with easy, agar user dapat leluasa memperbaiki dan menambah kapasitas baterai dengan mudah.

(15)

12

Tabel 2. Road Map Penelitian Sepeda Listrik Topik

Riset

Road Map Penelitian Sepeda Listrik

2013 2014 2015 2016

Sepeda Listrik

Desain Sepeda Listrik Untuk Remaja di Daerah Perkotaan Yang Mendukung Trend Urban Life Style

Desain City Bike Dengan Mesin Elektrik Sebagai Sarana Penunjang Aktivitas Remaja Di Perkotaan Desain Sepeda Listrik Untuk Ibu Rumah Tangga Sebagai Sarana Transportasi Sehari-Hari Prototype dan Pengembangan Desain Sepeda hi-CUB (Hybrid Commuter Urban Bike) Untuk Remaja SMP dan SMA Yang Bisa

Diproduksi UKM Sepeda Lokal

2020 2021 2022 2023

Prototipe Dan Pengembangan Desain Sepeda Listrik Untuk Siswi Sekolah Menengah Dengan Konsep Feminine Bike

Riset Terapan dan Pengembangan

Uji Produk dan sertifikasi

Hilirisasi dan komersialisasi

3.2. Tinjauan Syarat-Syarat Keselamatan Desain Sepeda Berdasarkan BSN (Badan Standardisasi Nasional Sepeda).

Standar Nasional Indonesia (SNI) Sepeda - Syarat Keselamatan, merupakan revisi dari SNI 09-1049-1989 [6], Sepeda, Syarat keselamatan. Revisi ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

 Untuk menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi  Untuk meningkatkan mutu produk yang beredar

 Untuk menunjang perkembangan industri komponen otomotif dalam negeri  Untuk memberikan jaminan perlindungan pada konsumen dan produsen Syarat-Syarat Keselamatan

1. Tonjolan Tajam pada Sepeda

Sepeda harus bebas dari ujung-ujung tajam, titik-titik tajam, bram hasil proses permesinan yang tidak sempurna atau apapun yang berpotensi melukai orang (pengendara) selama mengendarai sepeda tersebut, kecuali untuk bagian-bagian berikut:

 Gir depan dan gir belakang

 Mekanisme pemindah gigi pada gir depan dan belakang  Mekanisme rem depan dan rem belakang

 Cagak tempat pemasangan lampu  Reflector

 Toe clips dan Toe straps  Tempat botol minum

Baut pada sepeda tidak boleh menonjol lebih dari 0,5 diameter luar baut, bila lebih dari itu harus ada tutup pelindungnya.

2. Rangka (frame) dan Garpu Depan (fork)

Uji rangka dilakukan dengan uji lelah rangka dan uji kejut rangka. Uji garpu depan dilakukan dengan uji lelah garpu depan dan uji kejut garpu depan.

3. Sistem Kemudi

(16)

13

Batang kemudi harus mempunyai panjang keseluruhan antara 350 mm-1000 mm. Ujung dari batang kemudi harus dipasang grip atau penutup yang merupakan komponen tersendiri, bukan bagian dari batang kemudi.

b. Stang Kemudi (stem)

Stang kemudi yang dirakit dengan cara dimasukkan pada garpu depan harus memiliki tanda minimum insertion yang permanen. Tanda ini mengidentifikasikan batas penempatan kedalaman dari stang kemudi ke dalam fork stem. Tanda kedalaman harus tidak kurang dari 2,5 kali diameter luar stang kemudi diukur dari ujung stang kemudi.

c. Ruang Gerak Bebas Kemudi

Kemudi harus dapat bergerak bebas setidaknya 60o ke arah sisi kiri maupun sisi kanan tanpa terasa berat atau kaku.

4. Rem (Brake) Pengoperasian Rem

Sepeda harus dilengkapi minimal 2 rem, yaitu rem belakang yang dioperasikan oleh tuas rem sebelah kiri dan rem depan yang dioperasikan oleh tuas rem sebelah kanan. Rem belakang juga boleh dioperasikan oleh pedal pada sistem rem pedal (coaster brake).

5. Roda

a. Eksentrisitas (run out)

 Eksentrisitas lateral, pergerakan ke atas dan ke bawah total tidak boleh lebih dari 4mm, diukur pada posisi terluar dari roda termasuk bannya.

 Eksentrisitas axial, pergerakan roda kesamping kanan dan kiri total tidak boleh lebih dari 4mm, diukur pada posisi terluar dari roda termasuk bannya.

b. Ruang bebas roda (clearance)

Ruang bebas antara roda dan dengan rangka atau garpu depan harus tidak kurang dari 2mm, diukur dari jarak terdekat ban bagian luar dengan bagian rangka atau garpu depan terdekat.

6. Ban Dalam dan Ban Luar

Pada dinding ban luar harus tertulis dengan jelas tekanan minimum dan tekanan maksimum ban tersebut sesuai dengan ketentuan pabrik. Ban luar dan ban dalam dirakit sesuai dengan desain velg yang akan digunakan. Ban luar dan ban dalam dipompa dengan tekanan 110% dari tekanan maksimum yang tercantum pada dinding ban. Tekanan itu dipertahankan selama minimum 5 menit dan ban harus tetap menyatu dengan baik pada velg. 7. Pedal

a. Ulir pedal

Arah ulir pedal harus berlawanan dengan arah mengayuh pedal saat sepeda dikendarai

b. Jarak pedal dengan lantai

Dengan pedal pada posisi terendah, sepeda harus dapat dimiringkan minimum 25o. Keadaan ini harus berlaku untuk kedua sisi. Untuk sepeda dengan suspensi, pengukuran harus diambil pada posisi seperti ketika dikendarai oleh pengendara dengan berat 80 kg.

c. Jarak pedal dengan roda depan

Jarak minimum pedal dengan roda depan atau fender/mudguard ialah 89 mm. Jarak ini diukur dari titik tengah sumbu pedal pada posisi sejajar lantai ke busur dari roda atau fender.

(17)

14 8. Sadel

Uji sadel dilakukan sesuai dengan SNI 09-0671-1989, mutu dan cara uji sadel sepeda. 9. Grip

Grip harus merupakan bagian tersendiri, bukan satu kesatuan dengan batang kemudi. Grip haris dirakit dengan aman pada batang kemudi. Secara visual permukaan grip tidak boleh cacat atau tajam.

10. Boncengan

Pada boncengan harus tercantum secara jelas kapasitas beban dalam kg. Bagian dari boncengan tidak boleh ada yang mempunyai ujung tajam, dan harus diberi radius pada bagian ujungnya. Lebar boncengan antara 120 mm-175 mm. Boncengan secara visual harus bebas dari retakan setelah diuji.

 Klasifikasi Boncengan

Boncengan yang dipakai dibedakan menjadi 4 kelas beban, yaitu:

 Kelas beban 10: yaitu boncengan dengan kapasitas beban 10 kg, untuk mengangkut barang (tidak untuk anak-anak).

 Kelas beban 18: yaitu boncengan dengan kapasitas beban 18 kg, untuk mengangkut barang pada perjalanan menengah atau sebagai tempat duduk anak-anak dengan berat dibawah 15 kg.

 Kelas beban 25: yaitu boncengan dengan kapasitas beban 25 kg, untuk mengangkut barang pada perjalanan jauh atau sebagai tempat duduk anak-anak dengan berat tidak lebih dari 22 kg.

 Kelas beban S: yaitu boncengan yang mempunyai kapasitas beban diatas kapasitas beban rata-rata, kapasitas beban direkomendasikan oleh perusahaan pembuat sepeda. 11. Lampu dan Reflektor

a. Reflektor belakang

Sepeda tanpa lampu belakang harus dilengkapi dengan reflektor belakang bersudut lebar yang berwarna merah.

b. Reflektor roda

Sepeda harus dilengkapi reflektor roda yang bisa terlihat dari kedua sisi sepeda. Reflektor roda harus bersudut lebar, berwarna putih atau kuning, serta dipasang minimal satu pada masing-masing roda.

c. Reflektor depan

Sepeda tanpa reflektor depan harus dilengkapi dengan reflektor depan yang bersudut lebar dan berwarna putih.

d. Reflektor pedal

Masing-masing pedal harus mempunyai reflektor pada permukaan pedal bagian depan dan belakang. Reflektor pedal harus berwarna kuning.

3.3. Tinjauan Sistem Sepeda Listrik

Sepeda listrik memiliki dua jenis sistem [7], yaitu: o Electric atau pembantu pedal

o Pedal on demand atau berbasis tuas gas 1. Pembantu kayuhan pedal (Pedal Assist)

Sepeda listrik dengan motor sebagai pembantu kayuhan pedal. Motor ditempatkan pada poros roda, baik depan atau belakang. Motor dapat menyala otomatis dengan mengayuh

pedal terlebih dahulu, dengan dipasangkan sebuah sensor maka ketika pedal mulai dikayuh

(18)

15

tertentu. Sistem pemakaian sepeda listriknya sangat simpel karena user tidak perlu gas, atau menyalakan apapun. Sehingga sistem sepeda tetap seperti aslinya hanya berat kayuhnya dibantu dengan menggunakan motor.

Gambar 6. Ilustrasi Sistem Pedal Assist dan perbandingan human power vs speed

Sepeda dengan sistem ini biasanya memiliki pengaturan seberapa besar level pembantu kayuhan, besarnya level diatur dalam sebuah konsol. Besarnya mulai dari tanpa dibantu sampai dibantu penuh oleh motor saat mengayuh pedal. Jadi dengan bantuan motor ini pengguna dapat mencapai kecepatan tinggi tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.

Gambar 7. Anatomi Sepeda listrik dengan Sistem Pedal Assist

2. Pedal on demand atau berbasis tuas gas

Sangat berbeda dengan Electric, tipe sepeda listrik ini tanpa perlu mengayuh pedal untuk menyalakan motor, bisa langsung menggunakan motor atau dikayuh terlebih dahulu sampai kecepatan tertentu kemudian dibantu motor, bisa fleksible dalam mengatur tenaga.

(19)

16

Dengan menggunakan sepeda listrik sistem ini maka pengguna memiliki dua pilihan yakni:

o Bersepeda tanpa menggunakan pedal, menggunakan kekuatan motor penuh o Bersepeda dengan mengayuh dan dibantu dengan tenaga motor listrik

Gambar 9. Anatomi Sepeda Listrik dengan Sistem Power on Demand 2.3. Tinjauan Variasi Letak Motor pada Sepeda Listrik

a. Hub Motor

Motor ditempatkan di tengah roda/ pada bagian Hub, dapat pada roda depan atau roda

belakang.

Gambar 10. Hub motor di roda belakang (kiri) di roda depan (tengah) bagian dalam hub(kanan) Keuntungan menggunakan hub motor adalah:

 Part sepeda listrik yang simpel, baik segi instalasi dan variasi bentuk, tidak berisik seperti mid drive motor, perawatannya mudah.

(20)

17

 Motor selalu terpakai terus menerus, sehingga user tidak leluasa untuk mengatur sendiri pemakaian motor, sangat bergantung dengan kapasitas baterai, jika baterai habis, mengayuh pedal jadi sangat berat.

b. Mid Drive Motor [8]

Menempatkan motor listrik di tengah sepeda. Motor dihubungkan langsung dengan gigi depan sebuah rantai.

Gambar 11. Sepeda listrik dengan mid drive motor Keuntungannya dibandingkan hub motor:

 Lebih bertenaga dan akselerasinya tinggi, lebih efisien, dapat dikayuh saja atau kombinasi keduanya.

Kekurangan menggunakan hub motor:

 Lebih rumit, membutuhkan tempat tersendiri c. Friction Drive Motor [9]

Menggunakan roller yang ditekan langsung dengan ban, sistem ini sudah ditemukan sejak 100 tahun lalu.

Gambar 12. penempatan Friction drive pada sepeda Kelebihan:

 Simpel dan ringan, tidak membutuhkan part banyak Kekurangan:

 Bermasalah saat cuaca hujan / roda basah, roda akan cepat aus d. Non hub rear drive

Menghubungkan motor langsung, dengan roda belakang menggunakan rantai atau sabuk, penempatan motor bervariatif. Berbeda dengan mid drive yang dihubungkan dengan gigi depan terlebih dahulu baru dihubungkan dengan roda belakang. Keuntungan dan kerugian hampir sama dengan mid drive motor.

(21)

18

Gambar 13. Contoh penempatan motor yang dihubungkan lansung dengan roda belakang 3.4. Tinjauan Komponen Kelistrikan pada Sepeda Listrik

Sepeda listrik memiliki 4 komponen utama untuk dapat menjalankannya, komponen-komponen tersebut adalah: aki kering (baterai), dinamo, distributor (pembagi) arus listrik, dan charger (pengisi daya) baterai, selain tersebut ada satu alat yang penting lagi yaitu alat monitoring.

1. Motor Listrik

Motor listrik berupa brushless DC (BLDC) motor. Tersedia berbagai variasi jenis

motor, tergantung penempatannya di sepeda, besar tegangan (volt), ataupun besar daya

listrik yang digunakan (watt). Besar tegangan tersedia mulai dari 24 sampai 48 volt, sedangkan untuk besar daya listrik tersedia dari 250 sampai 1200 watt. Hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan motor pada sepeda listrik adalah perbedaan arus pada baterai dengan motor. Jika terpasang terbalik, sepeda akan berjalan mundur, berikut ilustrasinya:

(22)

19 2. Baterai / Aki

Baterai pada sepeda listrik adalah komponen yang sangat dominan dalam menjaga lajunya sepeda, baterai yang baru dicharge dalam kondisi penuh akan membuat sepeda terasa ringan dan bertenaga. Sebaliknya jika

power di baterai kurang

atau lampu di indikator telah menunjukan seperempat atau hanya satu lampu yang hidup, dinamo (BLDC) akan hidup mati, pengendara akan merasakan sentakan yang hidup mati pada penggerak roda. Sistem baterai yang digunakan termasuk timbal-asam , NiCd , NiMH dan Li-ion baterai.

Tabel berikut adalah data perbandingan baterai menurut Golden Motor [10]:

Penggunaan baterai Lithiun-Ion semakin umum pada produksi maupun perakitan sepeda listrik, karena dapat dicharge lebih cepat, lebih aman dipakai, dan lebih bertenaga. Namun baterai jenis ini cenderung lebih mahal, karena keunggulan dan tampilannya yang lebih baik dibanding baterai jenis lain.

Gambar 15. Aki kering dan baterai lithium 3. Pengatur Motor (Controller)

Merupakan otak dari sebuah sepeda listrik. Berfungsi untuk mengatur penyaluran arus dan voltase dari baterai ke motor. Diatur oleh chip mosfet yang disesuaikan dengan supply voltase oleh baterai. Baterai yang memiliki rating 48 volt harus menggunakan kontroler minimum untuk baterai 48 volt. Beberapa kontroler memiliki fungsi pemrograman sehingga besarnya arus ke motor dapat diatur sesuai keperluan.

(23)

20

Gambar 16. Controller Unit (sumber: endless-sphere.com) 4. Pengisi Daya (Charger)

Pengisi daya digunakan untuk mengisi daya baterai yang telah habis. Sehingga dapat dipakai kembali.

Gambar 17. Charger / Pengisi daya

5. Alat monitoring

Merupakan tools tambahan yang penting ada di sepeda listrik. Berfungsi sebagai info status kondisi sepeda listrik. Mulai dari kecepatan, jarak, hingga besarnya arus dan voltase secara realtime dan kapasitas baterai yang telah digunakan. Alat monitoring tools juga dapat meng-overide kontroler sehingga setting max ampere, kecepatan, dan voltase dari sepeda dapat dilakukan secara langsung dan mudah [11]. Beberapa model bahkan mampu terhubung dengan ponsel android dalam melakukan setting sepeda listrik secara wireless.

Gambar 18. Alat monitoring batere dan kecepatan

(24)

21

3.5. Tinjauan Desain Sepeda Listrik yang ada di pasaran Indonesia

Tabel 3. Tinjauan desain sepeda listrik yang ada di pasaran Indonesia.

No. Sepeda Listrik Kelebihan Kekurangan

1. AZURE, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Dapat dilipat sehingga memudahkan penyimpanan.

 Baterai tidak terlalu besar sehingga kesan sepeda masih menonjol.

 Tidak ada bagasi.

 Harga relatif mahal.

Memiliki sistem Electric, kayuhan

pedal membantu motor listrik, pedal relatif berat.

2. SALVO, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Baterai tidak terlalu besar sehingga kesan sepeda masih menonjol.

 Tidak ada bagasi.

 Kurang cocok untuk dinaiki perempuan yang memakai rok karena top tube yang terlalu tinggi.

 Harga relatif mahal.

Memiliki sistem Electric, kayuhan

pedal membantu motor listrik, pedal relatif berat.

3. SCAMPER, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Baterai tidak terlalu besar sehingga kesan sepeda masih menonjol.

 Tidak ada bagasi.

 Kurang cocok untuk dinaiki perempuan yang memakai rok karena top tube yang terlalu tinggi.

 Harga relatif mahal.

Memiliki sistem Electric, kayuhan

pedal membantu motor listrik, pedal relatif berat.

4. THE ICE, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Bentuk frame cocok digunakan untuk pria maupun wanita

 Tidak ada bagasi.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

5. PORTIA, Produsen: Betrix - Indonesia

 Memiliki ruang penyimpanan berupa keranjang di bagian depan.

 Bentuk frame cocok digunakan untuk pria maupun wanita

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

6. COMPACT, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan futuristik dengan bentuk frame yang unik.

 Tidak ada bagasi.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

 Kurang cocok untuk dinaiki perempuan yang memakai rok karena top tube yang terlalu tinggi.

(25)

22 7. SQUAD-R, Produsen: Betrix -

Indonesia

 Memiliki ruang penyimpanan berupa keranjang di bagian depan.

 Desain terkesan futuristik dengan bentuk frame yang unik.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

8. SQUAD, Produsen: Betrix - Indonesia

 Desain terkesan futuristik dengan bentuk frame yang unik.

 Tidak ada bagasi.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

 Kurang cocok untuk dinaiki perempuan yang memakai rok karena top tube yang terlalu tinggi.

9. MAGNETO, Produsen: Xelimo - Indonesia

 Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Baterai tidak terlalu besar sehingga kesan sepeda masih menonjol.

 Tidak ada bagasi.

10. SEPEDA LISTRIK UNS  Desain terkesan modern dengan bentuk frame sederhana.

 Tidak ada bagasi.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

 Kurang cocok untuk dinaiki perempuan yang memakai rok karena top tube yang terlalu tinggi. 11. SPEDTRIK V6, Produsen: Tiger -

Cina

 Memiliki ruang penyimpanan berupa keranjang di bagian depan.

Desain unisex, dapat dinaiki oleh laki-laki maupun perempuan.

 Baterai masih terlalu besar sehingga mengurangi nilai estetik dari tampilan sepeda.

(26)

23 4.1. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini: 1. Metode Observasi Lapangan 2. Metode Kuisioner

3. Metode Integrated Digital Design 4. Metode Product Prototyping Metode Observasi Lapangan:

• Melakukan observasi lapangan pada mitra penelitian terkait. Hal ini sangat penting untuk memahami situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan, terkait permasalahan-permasalahan yang terjadi, kebutuhan-kebutuhan yang penting untuk dikembangkan, serta trend-trend yang berkembang saat ini untuk perencanaan kedepanya.

• Memudahkan dan mempercepat proses planning pada tahap konsep,

pra-planning, pengembangan sampai tahap akhir, yang secara signifikan mengurangi lead time pada proses perencanaan secara keseluruhan. Dimana metode ini juga

meningkatkan kualitas hasil dan resiko kegagalan. Metode Kuisioner:

• Metode ini sangat cocok dilakukan apabila responden sulit dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan karena kesibukan masing-masing, waktu penelitian yang terbatas, keterbatasan tenaga peneliti sementara data yang diperlukan sangat banyak.

• Hasil penilaian responden juga obyektif, karena disamping pertanyaan yang sudah terarah ada juga opini terbuka, sehingga responden bisa menyampaikan gagasan, keluhan, kritik dan sebagainya secara bebas.

Metode Integrated Digital Design [12]:

• Metode Digital Desain diaplikasikan pada perancangan produk dengan presisi tinggi berbasis teknologi digital untuk meningkatkan kualitas melalui proses dan simulasi digital yang akurat dalam hal ukuran, bahan, dan tampilan/rendering yang photorealistic.

• Memudahkan dan mempercepat proses desain pada tahap konsep, desain awal, pengembangan desain sampai tahap digital prototyping, yang secara signifikan mengurangi lead time pada tahap produksi. Dimana metode ini juga meningkatkan kualitas produk dan optimasi proses manufaktur.

• Hasil yang didapat bisa digunakan sebagai media marketing komunikasi produk dalam bentuk barang cetak, virtual showcase, content website, e-catalog, dan lain sebagainya, sehingga memperluas aksesibilitas pemasaran produk.

Metode Product Prototyping:

• Pembuatan sample produk seperti aslinya (prototype), yang memungkinkan dibuat simulasi secara real untuk menilai kualitas produk berdasarkan respon konsumen. • Hasil penilaian konsumen sebagai bahan penyempurnaan desain untuk prototype akhir agar validitas produk meningkat sehingga resiko kegagalan menjadi minimal.

(27)

24

• Lebih real dan akurat karena konsumen bisa mencoba langsung dan merasakan kondisi yang sebenarnya.

Sedangkan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: a. Pengumpulan data dan Studi pendahuluan

(case observation, produk eksisting, spesifikasi produk, ciri khas produk, kuisioner responden, benchmark

competitor).

b. Studi pustaka (penelitian terdahulu yang relevan, teori penunjang).

c. Konsep desain & Sketsa idea (brainstorming, idea image board,

objective tree, sketsa)

d. Kriteria desain (studi dan analisa)

e. Alterbatif desain

f. Pengembangan desain (Detil part, Assembly dan sub-assemby)

g. Digital Mock-up (fit & proper 3D solidmodel)

h. Prototype awal (drawing &

mock-up)

i. Simulasi produk j. Prototype akhir

k. Publikasi & Laporan Akhir Secara lengkap rencana kegiatan penelitian disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Perencanaan Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Luaran Indikator Capaian (KPI)

1 Data Collecting

 Matrik QFD

 Terdefinisinya Prioritas Kebutuhan Desain Sepeda.

2 Studi Eksisting, Kuisioner Responden & Benchmark

Competitor

3 Studi Kebutuhan

4 Brainstorming Idea  Konsep Desain

dan Sketsa idea

 Terdefinisinya Konsep dan Sketsa Awal. 5 Image Board

6 Objective Tree

7 Analisa storage dan muatannya

 Kriteria

Desain  Terdefinisinya DR&O Desain Sepeda. 8 Analisa resiko kotoran dari

putaran roda dan rantai 9 Analisa image bentuk,

konfigurasi penempatan motor listrik dan baterai

10 Analisa ergonomi dan posture aktifitas bersepeda

11 Analisa material dan struktur frame

12 Analisa sistem kemudi 13 Analisa sistem transmisi,

pemilihan motor listrik dan baterai

14 Ekplorasi detil sketsa akhir  Alternatif Desain

 Terdefinisinya Alternatif Desain.

(28)

25 16 Analisa matrik pemilihan

alternative desain 17 Detil part storage

 Pengembangan Desain

 Adanya Gambar Detil Produk dan simpulan analisa.

18 Detil part slebor & chain cover 19 Detil part mounting motor listrik

& batterai

20 Assembly dan sub-assemby 21 Color scheme & branding

22 3D model  Digital

Mock-up

 Adanya Digital Mock-up berbasis 3D solidmodel. 23 Structure analysis

24 Space & fitting analysis 25 Kinematics simulator

26 Product Rendering & Animation 27 Digital drawing

 Prototype awal  Adanya Blue Print dan

Prototype Awal.

28 Pembuatan Mock-up/ Prototype awal

29 Tes produk pada siswa SMP/SMA

 Hasil Simulasi & Evaluasi

 Adanya Penilaian Hasil Simulasi.

30 Pembuatan Prototype akhir  Prototype

Akhir  Adanya Prototype Akhir 31 Report & Presentation

 Publikasi & Laporan Akhir

 Adanya Publikasi pada Jurnal

internasional/Nasional atau Seminar

Internasional/Nasional  Adanya logbook yang terstruktur dan lengkap.

(29)

26

Berikut adalah gambar bagan skema tahapan-tahapan dalam proses penelitian yang direncanakan:

Gambar 19. Skema Tahapan-Tahapan Dalam Proses Penelitian start

studi pendahuluan

pengumpulan data, survey, observasi, &

pengolahannya  studi kebutuhan  QFD  brief ide image board objective tree  DR&O  sketsa desain

analisa storage & muatan

 analisa resiko kotor

 analisa konfigurasi motor dan baterai

 analisa image bentuk

 analisa material & struktur

 analisa ergonomi

 analisa system transmisi

 analisa system kemudi

konsep desain dan ideation  tehnical drawing Mock-up/ prototype awal  Simulasi produk  Prototyping presentation Kriteria desain, studi &

analisa

alternatif desain

Ekplorasi detil sketsa akhir

trade- off alternative design Analisa matrik pemilihan alternative desain 3D model Structure analysis

Space & fitting analysis

Kinematics simulator

Product Rendering & Animation digital mock-up  studi makro  kajian teori  kajian teknis  spesifikasi teknis  aplikasi software material

motor & baterai

 studi eksisting

 MSCA

 kuisioner

deep interview

 obsevasi & dokumentasi

desain akhir dan prototype penyusunan dokumen end final report log-book  Seminar  publikasi  HAKI pengembangan desain

Detil part storage

Detil part slebor & chain cover

Detil part mounting motor listrik & batterai

asembly & sub-assembly

(30)

27 4.2. Organisasi Tim dan Bidang Keahlian

a. Ketua Program

 Nama Lengkap : Bambang Tristiyono, ST., MSi.

 Bidang Keahlian : Product Design, Research Design, Management

Design, Product Development, Integrated Digital Design.

b. Anggota

No Nama dan

Gelar

Keahlian / Institusi Tanggung Jawab

1. Dr.Ir. Bambang Iskandriawan, M.Eng.

Product Development, Ergonomic, Industrial Design, Business Model.

MSCA, Analisis Kebutuhan Ideasi, Konsep Desain, Studi Dan Analisis, Detil Design

ITS, Surabaya 2. Andhika

Estiyono, ST., MT.

Product Design, Protomodel, Concept Design, CAD-CAM-CAE.

3D Model, CAD-CAM-CAE, Detil Desain, Part Design, Prototype Produk. ITS, Surabaya

3. Arie Kurniawan, ST., MDs

Product Design, Product Development, System Design, Product Planing.

Konsep Desain, Product Planing, Alternatif Desain, Prototype, Publikasi ITS, Surabaya

Mahasiswa yang dilibatkan

No. Nama / NRP Program Yang

Diikuti Rencana Judul Tugas Akhir

1 Muhammad Dzilal 0831164000103

S1 Desain Produk Industri

Desain Sepeda Listrik Lipat Untuk

Apartemen Konsep Minimalis, Foldable dan Modular.

2 Satria Eddy Wibawa 08311540000064

S1 Desain Produk Industri

Sepeda Listrik Sebagai Penunjang Mobilitas Instansi Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur Berkonsep Belanegara Eco Campus.

(31)

28 5.1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:

No Jenis

Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Penetapan jadwal & langkah riset

2 Persiapan bahan dan peralatan 3 Studi pendahuluan

4 Survey & observasi kasus 5 Pengolahan dan digitalisasi data 6 Studi konsep & kebutuhan 7 Eksplorasi ide & sketsa 8 Studi & analisa 9 Kriteria desain 10 Alternatif desain 13 Pengembangan desain 14 Part design

15 Asembly & sub-assembly 16 Detil design

17 Pemodelan digital 18 Space & fitting analysis 19 Structure analysis 21 Desain akhir

22 Rendering presentation 23 Blue print drawing 24 Prototype product 25 Publikasi & haki 26 Final report & Presentasi

5.2. Rancangan Anggaran Biaya

REKAPITULASI BIAYA

NO URAIAN JUMLAH

1 GAJI/HONOR PENELITI

-2 BELANJA BAHAN PENELITIAN 23,450,000

3 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 12,200,000

4 BELANJA PERJALANAN LAINNYA 15,000,000

5 LAIN-LAIN: LAPORAN, PELATIHAN, PUBLIKASI dan HAKI 9,350,000 60,000,000

Terbilang: Enam Puluh Juta Rupiah JUMLAH TOTAL

(32)

29

BELANJA BAHAN PENELITIAN

No. Item Belanja Satuan (Unit) Harga Volume Jumlah

1 Biaya ATK Penelitian Per Kegiatan 550,000 8 4,400,000

2 Biaya bahan habis pakai Per Kegiatan 500,000 8 4,000,000

3 Biaya bahan purwa rupa Per Kegiatan 800,000 4 3,200,000

4 Biaya foto copi & cetak gambar Per Kegiatan 650,000 3 1,950,000

5 Biaya isi tinta toner dan cartride Per Kegiatan 900,000 3 2,700,000

6 Pembelian bahan prototype Per Kegiatan 1,200,000 6 7,200,000

23,450,000

Jumlah BELANJA BARANG NON OPERASIONAL

No. Item Belanja Satuan (Unit) Harga Volume Jumlah

1 Biaya Sewa Printer Per Kegiatan 200,000 4 800,000

2 Biaya Sewa Scanner Per Kegiatan 200,000 4 800,000

3 Biaya Sewa Kamera Per Kegiatan 200,000 4 800,000

4 Biaya Konsumsi rapat koordinasi Per Kegiatan 400,000 8 3,200,000

5 Pembelian Air Minum dkk Per Kegiatan 850,000 4 3,400,000

6 Pembelian keperluan sehari-hari Per Kegiatan 800,000 4 3,200,000

12,200,000

Jumlah BELANJA PERJALANAN LAINNYA

No. Kegiatan Satuan (Unit) Harga Volume Jumlah

1 Perjalanan, survei dan akomodasi Per Kegiatan 5,000,000 3 15,000,000

15,000,000

Jumlah LAIN-LAIN: LAPORAN, PELATIHAN, PUBLIKASI dan HAKI

No. Kegiatan Satuan (Unit) Harga Volume Jumlah

1 Pembuatan laporan Per Kegiatan 1,350,000 1 1,350,000

3 Publikasi Per Kegiatan 4,000,000 1 4,000,000

4 Pendaftaran HAKI Per Kegiatan 4,000,000 1 4,000,000

9,350,000

(33)

30

[1] antarasumbar.com, "Jumlah pelajar Indonesia capai 58 juta," 2020, Available: http://www.antarasumbar.com/berita/seputar-sekolah/j/17/222417/jumlah-pelajar-indonesia-capai-58-juta.html, diakses; 27 Pebruari 2020, 16:41 WIB.

[2] bbc.co.uk, 2020, Available:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130911_underagebiker.shtml, diakses; 26 Pebruari 2020, 19:41 WIB..

[3] B. Tristiyono and A. Putra, "Desain Sepeda Listrik Untuk Remaja di Daerah Perkotaan Yang Mendukung Trend Urban Life Style," Studio Perancangan-4 Departemen Desain Produk-ITS, Surabaya, 2013.

[4] B. Tristiyono and F. Sodiq, "Desain Sepeda Listrik Untuk Ibu Rumah Tangga Sebagai Sarana Transportasi Sehari-Hari Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal," Studio

Perancangan Tugas Akhir Departemen Desain Produk-ITS, Surabaya, 2015.

[5] B. Tristiyono and M. Huda, "Prototype dan Pengembangan Desain City Bike Dengan Mesin Elektrik Sebagai Sarana Penunjang Aktivitas Remaja Di Perkotaan Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal," Studio Perancangan Tugas Akhir Departemen Desain Produk-ITS, Surabaya, 2015.

[6] isni.bsn.go.id, 2018. [Online]. Available:

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/9500. [Accessed 25 Pebruari 2020].

[7] electric-bicycle-guide.com. [Online]. Available: http://www.electric-bicycle-guide.com/pedelec.html .

[8] electricbike.com. [Online]. Available: http://www.electricbike.com/mid-drive/. [9] electricbike.com. [Online]. Available: http://www.electricbike.com/friction-drive/. [10] goldenmotor.com. [Online]. Available: http://www.goldenmotor.com/ .

[11] bikehub.co.uk. [Online]. Available: www.bikehub.co.uk .

[12] A. Windharto, "Integrated Digital Design Methode," Laporan RAPID I, Surabaya, 2004. BAB VI. DAFTAR PUSTAKA

(34)

31 Lampiran 1. Biodata Tim Peneliti

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra Industri/Instansi BAB VII. LAMPIRAN

(35)

Lampiran-I

Biodata Tim Peneliti

1. Ketua

a. Nama Lengkap : Bambang Tristiyono, ST., MSi.

b. Jenis Kelamin : Pria

c. NIP : 197007031997021001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor /Penata Tk.1/IIId

e. Jabatan Struktural : Ka. Departemen, Anggota Lab. Strategi Desain Manajemen. f. Bidang Keahlian : Product Design, Product Development, Design Research. g. Departemen/Fakultas : Desain Produk/FDKBD/ ITS.

a. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perum Sukolilo Park Regency Blok K-24, RT.06, RW.02, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Telp/HP: 081226453692. h. Riwayat Penelitian/Pengabdian :

a. (2019), “Desain Sepeda yang Mendukung Aktivitas dan Gaya Hidup Masyarakat Kota Metropolitan dengan Konsep Mudah Dibawa dan Ringan”, Studio Riset Desain, ITS, 2019.

b. (2016), “Prototype dan Pengembangan Desain Sepeda hi-CUB (Hybrid Commuter Urban Bike) Untuk Remaja SMP dan SMA Yang Bisa Diproduksi UKM Sepeda Lokal”, Penelitian Pengembangan Prototipe, ITS, 2016.

c. (2014), “Pengembangan Metode CAD CAM Dalam Produksi Miniatur Yang Akurat Untuk Kebutuhan Pasar Global”, Penelitian Laboratorium-DP2M, 2014.

i. Publikasi:

a. Jurnal Nasional (2019), “Desain Sepeda yang Mendukung Aktivitas dan Gaya Hidup Masyarakat Kota Metropolitan dengan Konsep Mudah Dibawa dan Ringan”, Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 8, No. 2 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print). DOI: 10.12962/j23373520.v8i2.49681

b. Seminar Internasional (2016), “Feliz- Electric Urban Bike for Middle and High School Student with Unisex Concept”, Proceeding International Conference of Industrial Design "Nation in design culture-design in nation's culture", Bandung-Jawa Barat, 2016.

c. Seminar Internasional (2015), “Prototype Design and Development of Bicycle Hi-CUB (Hybrid-Commuter Urban Bike) for Middle and High School Student Which is could be Produced by SMEs Local Bike”, Proceeding of the 3rd ICCI International Conference on Creative Industry, Denpasar-Bali, 2015.

d. Jurnal Nasional (2015), “Desain Sepeda Listrik Untuk Ibu Rumah Tangga Sebagai Sarana Transportasi Sehari-hari Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal”, Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print), DOI:

10.12962/j23373520.v4i2.14013 j. Paten:

a. Desain Industri (2017), “Kap Lampu Gantung”, Desain Industri, No. Pendaftaran: IDD000050785, LPPM-ITS, 2017.

(36)

Lampiran-I

k. Tugas Akhir:

a. Pembimbing Utama Tugas Akhir (2018), “Sistem Desain Bike-Share Generasi Ke-4 Untuk Kawasan Kampus Universitas Indonesia Dengan Konsep User Friendly”, Tugas Akhir Melvina Pengestika Putri-08311340000018, Semester Genap 2017/2018,

Departemen Desain Produk-ITS.

b. Pembimbing Utama Tugas Akhir (2017), “Desain Skuter Listrik Sebagai Sarana Transportasi Rekreatif Di Batu Secret Zoo”, Tugas Akhir Adhitya Dwi Putro M.-3411100100, Semester Genap 2016/2017, Departemen Desain Produk-ITS. c. Pembimbing Utama Tugas Akhir (2017), “Desain Ride On Toys Dengan Sistem

Transformable Guna Menunjang Kompleksitas Gerak Motorik Anak Balita”, Tugas Akhir Irna Arlianti-3412100093, Semester Genap 2016/2017, Departemen Desain Produk-ITS.

d. Pembimbing Utama Tugas Akhir (2016), “Desain Personal Urban Bike Untuk

Menunjang Mobilitas Aktifitas Masyarakat Kota Metropolitan Yang Dapat Diproduksi UKM Lokal,” Tugas Akhir Rifki Wijaya-3410100040, Semester Genap 2015/2016, Departemen Desain Produk-ITS.

Gambar

Tabel 1. Pilihan sepeda yang bisa digunakan remaja saat ini
Gambar 1. Fenomena anak sekolah menggunakan sepeda motor dan pelanggaran yang dilakukan
Gambar 2. Foto karya dan suasana workshop mitra UKM.
Gambar 3. Hasil Rendering Alternatif Desain
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait