Yth.
1. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Para Kepala/Direktur Rumah Sakit
4. Para Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Para Pimpinan Klinik
6. Para Pimpinan Balai Kesehatan
di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR HK.02.01/MENKES/660/2020
TENTANG
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM MELAKUKAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN KASUS TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ lainnya. Tuberkulosis sampai
dengan saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena menimbulkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi dan menimbulkan dampak besar
terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan. Dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis khususnya untuk
penemuan dan pengobatan kasus Tuberkulosis, sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis, setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan terhadap setiap kejadian penyakit Tuberkulosis
.
Namun demikian,
berdasarkan hasil inventory study yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2016-2017
menunjukkan bahwa kasus penyakit Tuberkulosis yang belum dilaporkan
(under-reporting) di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 41% kasus dan khusus di
rumah sakit adalah 62% kasus. Sementara berdasarkan laporan rutin program
Tuberkulosis pada tahun 2019, jumlah kasus yang ditemukan dan diobati sebanyak
568.987 kasus (67% dari estimasi insiden Tuberkulosis tahun 2019).
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan dan kerja sama
pemerintah daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam melakukan pencatatan
dan pelaporan terhadap setiap kejadian penyakit Tuberkulosis agar upaya
penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia dapat dilakasanakan secara efektif, efisien
dan berkesinambungan.
2
-Mengingat ketentuan :
1.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
2.
Undang-Undang Nomor Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942);
7.
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
8.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 122).
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan kepada seluruh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Pimpinan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sebagai berikut:
1.
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, tempat praktik mandiri dokter,
klinik, balai kesehatan, dan rumah sakit) wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan semua kasus Tuberkulosis yang ditemukan dan diobati di fasilitas
pelayanan kesehatan masing-masing.
2.
Pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis menggunakan Sistem Informasi
Tuberkulosis (SITB) berbasis online http://www.sitb.id/sitb/app, atau melalui
integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) dengan SITT/SITB bagi rumah
sakit. Petunjuk teknis integrasi SIMRS dengan SITB sebagaimana terlampir.
3.
Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan variabel yang wajib diisi di SITB
dan menjadi kode unik pasien, mulai dari awal ditemukan kasus Tuberkulosis
hingga hasil pengobatan pasien. NIK ini akan menjadi jembatan untuk integrasi
dengan sistem informasi kesehatan lainnya.
3
-4.
Hasil pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis menjadi bahan pertimbangan
dalam pelaksanaaan pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK).
5.
Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi dan kepatuhan pelaksananaan
pencatatan dan pelaporan semua kasus Tuberkulosis di wilayahnya
masing-masing.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 September 2020
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
TERAWAN AGUS PUTRANTO
Tembusan:
1. Menteri Dalam Negeri.
2. Gubernur di seluruh Indonesia.
3. Bupati/Wali kota di seluruh Indonesia.
4. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).
5. Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES).
6. Ketua Perhimpunan Klinin dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia (PKFI).
7. Ketua Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN).
PETUNJUK TEKNIS
INTEGRASI DATA TB
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
3
DAFTAR ISI
A. MODEL PELAPORAN DATA TB ... 4
B. KETENTUAN INTEGRASI ... 4
C. ALUR INTEGRASI DATA ... 5
D. MONITORING KELENGKAPAN DAN VALIDASI DATA TB OLEH RS………7
E. CONTOH FORMAT JSON PENGIRIMAN DATA TB
1. Data TB Baru ... 7
2. Update Atau Edit Data ... 7
F. LIST KODE
1. List Variabel Data TB… ... ………8
2. Keterangan Isian 23 Variabel Yang Dikirimkan ke SITB ………..13
3. List Kode ICD X untuk Pasien TB………..14
4. List Kode Faskes……….17
Contents
PETUNJUK TEKNIS ... 1
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN ... 1
DAFTAR ISI ... 3
A.
MODEL PELAPORAN DATA TB ... 4
B.
KETENTUAN INTEGRASI ... 4
C.
ALUR INTEGRASI DATA ... 5
D.
MONITORING KELENGKAPAN DAN VALIDASI DATA TB OLEH RS ... 7
1.
Petugas Poli DOTS RS atau Petugas Rekam Medis memastikan data SIMRS
yang akan diintegrasikan dengan SITB sudah lengkap dan benar pasien TB. ... 7
2.
IT RS mengirimkan data 23 variabel yang diintegrasikan sesuai dengan Juknis. .. 7
3.
IT RS memastikan tidak ada duplikasi data SIMRS yang dikirimkan ke SITB. ... 7
4.
Petugas Poli DOTS RS melengkapi data pasien TB dari integrasi SIMRS-SITB
sampai hasil akhir pengobatan pasien. ... 7
5.
Petugas Poli DOTS memvalidasi duplikasi antara data SIMRS yang masuk ke
SITB dengan data yang diinput manual ke SITB ... 7
(catatan : SITB akan otomatis mengecek duplikasi data SIMRS, petugas hanya klik
tombol valid jika data SIMRS yang masuk ke SITB tidak duplikasi dengan data yang
diinput manual ke SITB) ... 7
E. CONTOH FORMAT JSON PENGIRIMAN DATA TB ... 7
1.
Data TB Baru ... 7
4
A. MODEL PELAPORAN DATA TB
Secara garis besar, terdapat 2 prosedur/alur proses dalam mengirimkan data
tuberkulosis (TB) dari Rumah Sakit ke Kemenkes, yaitu :
1. Manual
Data tuberkulosis (TB) dikirimkan ke Kemenkes dengan cara manual yaitu RS
melakukan entry data ke dalam aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
Petunjuk teknis aplikasi SITB di http://sitb.id/sitb/manual/
2. Terintegrasi dengan SIMRS
Data tuberkulosis (TB) dikirimkan ke Kemenkes dengan cara integrasi langsung
antara SIMRS dengan SITB. Integrasi SIMRS-SITB bertujuan untuk meningkatkan
pelaporan missing cases TB di RS dan tidak menggantikan pencatatan dan pelaporan
kasus TB di SITB secara manual. Integrasi data TB SIMRS-SITB sesuai dengan alur dan
format data yang telah ditentukan melalui web service.
B. KETENTUAN INTEGRASI
1. Data TB yang dikirimkan berdasarkan kode ICD 10 (sesuai kode ICD 10 dalam
INACBG) berdasarkan List Kode ICD 10 untuk Pasien TB
2. Pengiriman data TB dari RS ke Kemenkes adalah setiap ada pasien TB yang
masuk di instalasi rawat jalan, sedangan untuk pasien TB di instalasi rawat inap
baru dikirimkan setelah pasien keluar (data lengkap)
3. Format pengiriman data TB dari SIMRS sesuai dengan list varibel integrasi data
TB yang sudah ditentukan
4. Data TB tersebut diikirimkan ke server pusat secara realtime (setiap hari)
dengan metode POST data (metode pengiriman data secara IT) yaitu Rumah
Sakit mengirimkan data ke server SITB sesuai dengan kasus yang ada di RS
melalui Web Service Yankes menggunakan username dan password yang
diberikan.
5. Data yang dikirimkan menggunakan format JSON
6. Menambahkan informasi Variabel yang dibutuhkan ataupun untuk proses validasi
yang dikirim pada HTTP Header, antara lain: Request Header
7. Header yang harus disertakan untuk mengakses web service :
Nama Header Nilai Header Keterangan
X-rs-id {xxxxxx} Kode yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
X-pass {Password Yang Diberikan Untuk
Mengakses Web service} Password Di Encrypt dengan Format MD5
X-Timestamp UTC (TimeStamp) Format tanggal dan waktu
Content-Type application/JSON atau application/x-www- form-urlencoded
Content Type Pola Kirim Data ke WebService Jika Menggunakan Method POST
5
S
I
T
B
S
I
R
S
S
I
M
R
S
C. ALUR INTEGRASI DATA
1. RS mengirimkan data TB ke server Ditjen Pelayanan Kesehatan melalui web
service http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sirsservice/sitb/sitb/senddata
2. Server Ditjen Pelayanan Kesehatan mengirimkan langsung ke server aplikasi SITB
melalui web service http://www.sitb.id/sitb/api/simrs
3. Periode pengiriman data dari Server Ditjen Yankes ke server aplikasi SITB adalah
setiap hari (realtime).
4. Format data yang dikirim dalam bentuk JSON sesuai contoh format JSON
pengiriman data TB, dengan catatan variable id_tb_03":"" = dikosongkan
5. Apabila data sukses dikirimkan, server aplikasi SITB akan memberikan respon
{"status":"sukses","id_tb_03":"3171012/BUDI/20180320/28"} yang kemudian
dijadikan sebagai alternative kunci dan NIK akan menjadi primary key.
6. Data id_tb_03 (contoh : 3171012/BUDI/20180320/28) diberikan secara otomatis
dari server aplikasi SITB dengan format sebagai berikut:
• 3171012
= 7 digit kode fasyankes
• BUDI
= 4 digit nama pasien
• 20180320
= 8 digit tanggal lahir
6
• 28
= urutan data
7. Update data dikirimkan dengan menyertakan data id_tb_03, apabila data id_tb_03
kosong akan menambah data baru
8. Pengisian id_tb_03 secara otomatis terisi sebelum melaporkan data kiriman
yang kedua untuk menghindari duplikasi data pasien yang sama
9. Apabila update data sukses dikirimkan, maka server akan memberikan respon
{"status":"update sukses"}
10. Untuk melengkapi isian data yang telah dikirimkan sesuai dengan kebutuhan SITB
akan dilakukan oleh petugas Pecatatan & Pelaporan SITT/SITB di RS secara
online.
CATATAN :
1. Untuk testing data dummy ke server training SITB melalui web service
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sirsservice/sitbtraining/sitb/senddata
2. Untuk header yang disertakan sama dengan point B nomor 7
3. Apabila ingin melihat data testing yang sudah masuk ke dalam SITB dapat login ke
alamat URL SITB Training pada menu SIMRS :
7
D. MONITORING KELENGKAPAN DAN VALIDASI DATA TB OLEH RS
1. Petugas Poli DOTS RS atau Petugas Rekam Medis memastikan data SIMRS
yang akan diintegrasikan dengan SITB sudah lengkap dan benar pasien TB.
2. IT RS mengirimkan data 23 variabel yang diintegrasikan sesuai dengan Juknis.
3. IT RS memastikan tidak ada duplikasi data SIMRS yang dikirimkan ke SITB.
4. Petugas Poli DOTS RS melengkapi data pasien TB dari integrasi SIMRS-SITB
sampai hasil akhir pengobatan pasien di SITB pada modul SIMRS.
5. Petugas Poli DOTS memvalidasi duplikasi antara data integrasi SIMRS yang
masuk ke SITB dengan data yang diinput manual ke SITB
(catatan : SITB akan otomatis mengecek duplikasi data integrasi SIMRS, petugas
hanya klik tombol valid jika data SIMRS yang masuk ke SITB tidak duplikasi
dengan data yang diinput manual ke SITB)
E. CONTOH FORMAT JSON PENGIRIMAN DATA TB
1. Data TB Baru
{
"id_tb_03": "",
"kd_pasien": "BUDIMAN Syamaun",
"nik":"3265890345783902",
"jenis_kelamin": "L",
"alamat_lengkap": "Blang Krueng",
"id_propinsi_faskes": "32",
"kd_kabupaten_faskes": "3273",
"id_propinsi_pasien": "32",
"kd_kabupaten_pasien": "3273",
"kd_fasyankes": "3273173",
"kode_icd_x": "A15.1",
"tipe_diagnosis": "1",
"klasifikasi_lokasi_anatomi": "1",
"klasifikasi_riwayat_pengobatan": "1",
"tanggal_mulai_pengobatan": "20200101",
"paduan_oat": "
Rifampicin",
"sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis": "Positif",
"sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat": "Tidak dilakukan",
"sebelum_pengobatan_hasil_biakan": "Tidak dilakukan",
"hasil_mikroskopis_bulan_2": "Negatif",
"hasil_mikroskopis_bulan_3": "",
"hasil_mikroskopis_bulan_5": "",
"akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis": "",
"tanggal_hasil_akhir_pengobatan": "20201201",
"hasil_akhir_pengobatan": "",
"tgl_lahir": "20180320",
"foto_toraks": "negatif"
}
2. Update Atau Edit Data TB
{
"id_tb_03": "3171012/BUDI/20180320/28",
"kd_pasien": "BUDIMAN Syamaun",
"nik":”3265890345783902”,
"jenis_kelamin": "L",
8
"alamat_lengkap": "Blang Krueng",
"id_propinsi_faskes": "32",
"kd_kabupaten_faskes": "3273",
"id_propinsi_pasien": "32",
"kd_kabupaten_pasien": "3273",
"kd_fasyankes": "3273173",
"kode_icd_x": "A15.1",
"tipe_diagnosis": "1",
"klasifikasi_lokasi_anatomi": "1",
"klasifikasi_riwayat_pengobatan": "1",
"tanggal_mulai_pengobatan": "20200101",
"paduan_oat": "
Rifampicin",
"sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis": "Positif",
"sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat": "Tidak dilakukan",
"sebelum_pengobatan_hasil_biakan": "Tidak dilakukan",
"hasil_mikroskopis_bulan_2": "Negatif",
"hasil_mikroskopis_bulan_3": "",
"hasil_mikroskopis_bulan_5":””,
"akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis": "",
"tanggal_hasil_akhir_pengobatan": "20201201",
"hasil_akhir_pengobatan": "",
"tgl_lahir": "20180320",
"foto_toraks": "negatif"
}
F. LIST KODE
Pengkodean dimaksudkan agar adanya keseragaman dalam pengiriman informasi
untuk semua Rumah Sakit yang akan mengirimkan data TB ke aplikasi SITB melalui
web service. List pengkodean dalam integrasi SIMRS dengan SITB adalah sebagai
berikut :
1. List Variabel Data TB
NO VARIABLE DATA KETERANGAN
1 id_tb_03
kod_faskes/4digit_nama_pasien/tanggal_lahir/urutan data dikeluarkan oleh SITB sebagai feedback ketika data berhasil dikirimkan
Wajib pada saat update data 2 id_periode_laporan kuarter pelaporan 1,2,3,4 1=Januari - Maret 2=April - Juni 3=Juli - September 4=Oktober - Desember
3 tanggal_buat_laporan tanggal pengiriman data ke SITB 4 tahun_buat_laporan tahun pengiriman data ke SITB 5 kd_wasor kode kab/kota untuk faskes 6 Noregkab urutan pasien ditingkat kab 7 kd_pasien input nama pasien
kode dikeluarkan oleh SITB
8 Nik NIK
9 jenis_kelamin L / P
9
11 id_propinsi_faskes Id Propinsi *faskes 12 kd_kabupaten_faskes Kd Kabupaten *faskes 13 id_propinsi_pasien Id Propinsi*pasien 14 kd_kabupaten_pasien Kd Kabupaten*pasien 15 id_kecamatan_pasien id kcamatan*pasien 16 id_kelurahan id Kelurahan*pasien 17 kd_fasyankes Kode rumah sakit
18 nama_rujukan
Pasien datang dirujuk/dikirim oleh siapa, pilihan: 1. Kader/Komunitas
2. Fasyankes lain 3. Lain-lain
19 sebutkan1 memperjelas keterangan variabel no 18
20 tipe_diagnosis
Pilihan: (hanya input nomor) 1. Terkonfirmasi bakteriologis 2. Terdiagnosis klinis
21 klasifikasi_lokasi_anatomi
Pilihan: (hanya input nomor) 1. Paru
2. Ekstraparu
22 klasifikasi_riwayat_pengobatan
Pilih salah satu: (hanya input nomor) 1. Baru
2. Kambuh
3. Diobati Setelah Gagal 4. Diobati Setelah Putus Berobat 5. Lain-lain
10
NO VARIABLE DATA KETERANGAN WAJIB
ISI
23
klasifikasi_status_hiv
Pilih salah satu: Positif Negatif Tidak Diketahui 24 total_skoring_anak Angka 0-13 Tidak Dilakukan (Permenkes 67 th 2016 ttg Penanggulangan TB) 25 konfirmasiSkoring5
pilihan jika total_skoring_anak adalah 5, pilihan: uji tuberkulin positif dan atau ada kontak TB paru/ uji tuberkulin negatif dan atau tidak ada
kontak TB paru
26
konfirmasiSkoring6
pilihan jika total_skoring_anak adalah tidak dilakukan, pilihan:
- Ada kontak TB Paru
- Tidak ada/ tidak jelas kontak TB Paru 27 tanggal_mulai_pengobatan tanggal mulai pengobatan TB (yyyymmdd) pasien yang pasti diobati 28
paduan_oat
Obat TB yang diberikan
TB Sensitif Obat:
Kategori 1
• Tahap intensif : Isoniazid, Rifampicin, Pyranizanimid, dan Etambutol • Tahap lanjutan : Isoniazid dan
Rifampicin Kategori 2
1. Tahap intensif : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin
2. Tahap lanjutan : Rifampicin, Isoniazid, dan Etambutol
Kategori Anak (untuk usia <15 tahun)
• Tahap Intensif : (Rifampicin, Isoniazid, dan Pyrazinamid) atau (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin)
• Tahap lanjutan : Rifampicin dan Isoniazid
Lepasan
• Salah satu obat atau paduan obat yang tidak sesuai dengan paduan obat TB dari program.
TB Resistan Obat:
Paduan Jangka Pendek Non Injeksi:
• Bedaquiline, Levofloxacin, Etionamid, Clofazimine, Etambutol, Pyrazinamid, dan Isoniazid dosis tinggi
• Levofloxacin, Clofazimine, Etambutol, dan Pyrazinamid
Paduan Jangka Panjang Non Injeksi: • Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid,
Clofazimine, Sikloserin
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
11
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Moxifloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin, Delamanid, Etambutol
• Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin, Etambutol
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Delamanid, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Levofloxacin, Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Pyrazinamid, Etambutol 29
sumber_obat
sumber pengobatan TB, pilihannya: Program TB
Bayar Sendiri Asuransi Lain-lain
30 sebutkan isian jika sumber obat lain-lain, free text
31 sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis (awal), pilihan isian:
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan 32
sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat
hasil pemeriksaan tes cepat untuk diagnosis (awal), pilihan:
Neg/Rif Sen/Rif Res/Rif
Indet/INVALID/ERROR/NO RESULT/Tidak Dilakukan
33
sebelum_pengobatan_hasil_biakan
hasil pemeriksaan biakan untuk diagnosis (awal), pilihan: Negatif/1-19
BTA/1+/2+/3+/4+/NTM/Kontaminasi/ Tidak Dilakukan
34
noreglab_bulan_2
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
kedua, isian angka 35
hasil_mikroskopis_bulan_2
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kedua, pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 2)
36
noreglab_bulan_3
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
12
37
hasil_mikroskopis_bulan_3
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan ketiga, pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 3)
38
noreglab_bulan_5
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
kelima, isian angka
39 hasil_mikroskopis_bulan_5
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kelima, pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 5)
40 akhir_pengobatan_noreglab nomor registrasi pemeriksaan laboratorium akhir pengobatan (bulan ke-6-9), isian angka
41
akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis akhir pengobatan
(bulan ke 6-9), pilihan: :
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 6)
13
NO VARIABLE DATA KETERANGAN WAJIB
ISI
43
hasil_akhir_pengobatan
hasil akhir pengobatan TB, pilihan: sembuh/ pengobatan lengkap/ lost to follow up/ meninggal/ gagal/ tidak dievaluasi
44 tanggal_dianjurkan_tes tanggal pasien TB dianjurkan untuk tes HIV 45 tanggal_tes_hiv tanggal pasien TB dilakukan tes HIV
46 hasil_tes_hiv hasil pemeriksaan tes HIV, pilihan: Reaktif/ non reaktif/indeterminated 47 Ppk jika pasien koinfeksi TB HIV diberikan PPK, pilihan: ya/tidak
48 Art jika pasien koinfeksi TB HIV mendapatkan ART, pilihan: ya/tidak
49 tb_dm
jika pasien TB juga diabetes mellitus, pilihan: ya/tidak
50 terapi_dm terapi yang diterima pasien TB DM, pilihan: OHO/ Inj. Insulin 51 pindah_ro
jika pasien TB selama pengobatan terkonfirmasi menjadi TB resistan obat, pilihan ya/tidak 52 Umur umur pasien dalam tahun
53
status_pengobatan
status pengobatan TB berdasarkan pedoman nasional pengobatan TB, pilihan:
-sesuai standar -tidak sesuai standar 54 foto_toraks
hasil pemeriksaan rontgen paru, pilihan: positif/negatif/tidak dilakukan
55
toraks_tdk_dilakukan
jika foto_toraks tidak dilakukan, pilihan: - tidak dilakukan
- setelah terapi antibioka non OAT: tidak ada perbaikan Klinis, ada faktor resiko TB, dan atas pertimbangan dokter
- setelah terapi antibioka non OAT: ada Perbaikan Klinis
56 keterangan kode ICD diagnosa penyakit TB (sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB) 57 Tahun tahun pasien mulai pengobatan TB 58 nourut_pasien nomor urut pasien terdaftar di rumah sakit 59 no_bpjs nomor kartu bpjs untuk paien JKN 60 tgl_lahir Tanggal lahir pasien (yyyymmdd) 61 kode_icd_x
kode ICD diagnosa penyakit pasien TB (sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB) 62 Asal_poli
14
2. Keterangan Isian 23 Variabel Yang Dikirimkan ke SITB
Jika 23 variabel di bawah ini terdapat dalam SIMRS, maka harus diintegrasikan
ke SITB. Sebelum 23 variabel di bawah ini dikirimkan ke SITB, variabel nama
pasien, jenis kelamin, kode ICD, tanggal mulai pengobatan, tanggal lahir,
dan hasil laboratorium sebelum pengobatan (untuk kasus TB terkonfirmasi
bakteriologis) harus terisi terlebih dahulu, jika tidak terisi maka tidak akan masuk
ke SITB dan akan ada notifikasi untuk dilengkapi di SIMRS.
NO VARIABLE DATA KETERANGAN
ISIAN
Keterangan
1 id_tb_03
kod_faskes/4digit_nama_pasien/tanggal_lahir/urutan data dikeluarkan oleh SITB sebagai feedback ketika
data berhasil dikirimkan
Wajib pada saat update
data
2 kd_pasien kode dikeluarkan oleh SITB input nama pasien
3 Nik NIK
4 jenis_kelamin L / P
5 alamat_lengkap Alamat tempat tinggal pasien 6 id_propinsi_faskes Id Propinsi *Faskes
7 kd_kabupaten_faskes Kd Kabupaten *Faskes 8 Id_propinsi_pasien Id Propinsi*pasien Provinsi domisili pasien 9 Kd_kabupaten_pasien Kd Kabupaten*pasien Kab/kota domisili pasien 10 kd_fasyankes Kode rumah sakit
11
kode_icd_x kode ICD diagnosa penyakit pasien TB (sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB)
tipe_diagnosis
Pilihan: (hanya input nomor) ,Di ambil dari
validasi kode_icd_x
1. Terkonfirmasi bakteriologis 2. Terdiagnosis klinis
klasifikasi_lokasi_anatomi
Pilihan: (hanya input nomor), Di ambil dari
validasi kode_icd_x
1. Paru 2. Ekstraparu
12 klasifikasi_riwayat_pengobatan
Pilih salah satu: (hanya input nomor) 1. Baru
2. Kambuh
3. Diobati Setelah Gagal 4. Diobati Setelah Putus Berobat 5. Lain-lain
6. Riwayat Pengobatan Sebelumnya Tidak Diketahui
13 tanggal_mulai_pengobatan tanggal mulai pengobatan TB (yyyymmdd) pasien yang pasti diobati dengan obat TB 14 paduan_oat Obat TB yang diberikan
TB Sensitif Obat:
Kategori 1
• Tahap intensif : Isoniazid, Rifampicin, Pyranizanimid, dan Etambutol
• Tahap lanjutan : Isoniazid dan Rifampicin Kategori 2
• Tahap intensif : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin • Tahap lanjutan : Rifampicin, Isoniazid, dan
Etambutol
Kategori Anak (untuk usia <15 tahun)
• Tahap Intensif : (Rifampicin, Isoniazid, dan Pyrazinamid) atau (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin) • Tahap lanjutan : Rifampicin dan Isoniazid Lepasan
15
tidak termasuk kategori 1, kategori 2,dan kategori anak.
TB Resistan Obat:
Paduan Jangka Pendek Non Injeksi:
• (Bedaquiline, Levofloxacin, Etionamid, Clofazimine, Etambutol, Pyrazinamid, dan Isoniazid dosis tinggi)
• Levofloxacin, Clofazimine, Etambutol, dan Pyrazinamid)
Paduan Jangka Panjang Non Injeksi: • Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid,
Clofazimine, Sikloserin
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol • Bedaquiline, Levofloxacin, Clofazimine,
Sikloserin, Etambutol
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Moxifloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin, Delamanid, Etambutol
• Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin, Etambutol
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Delamanid, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid, Etambutol
• Moxifloxacin, Linezolid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Levofloxacin, Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Pyrazinamid, Etambutol
sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis (awal), pilihan isian:
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan
Poin 15 diisi salah satu
16
15
sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat
hasil pemeriksaan tes cepat untuk diagnosis (awal), pilihan:
Neg/Rif Sen/Rif Res/Rif Indet/INVALID/ERROR/NO RESULT/Tidak Dilakukan
pemeriksaan diagnosis di
RS
sebelum_pengobatan_hasil_biakan
hasil pemeriksaan biakan untuk diagnosis (awal), pilihan:
Negatif/1-19
BTA/1+/2+/3+/4+/NTM/Kontaminasi/ Tidak Dilakukan
16 hasil_mikroskopis_bulan_2 hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kedua, Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 2)
17 hasil_mikroskopis_bulan_3
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan ketiga, Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 3)
18 hasil_mikroskopis_bulan_5
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kelima, Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 5)
19 akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis akhir pengobatan (bulan ke 6-9), pilihan:
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke6)
20 tanggal_hasil_akhir_pengobatan
tanggal hasil akhir pengobatan/berhenti berobat/selesai pengobatan
21 hasil_akhir_pengobatan
hasil akhir pengobatan TB, pilihan: sembuh/ pengobatan lengkap/ lost to follow up/ meninggal/ gagal
22 tgl_lahir Tanggal lahir pasien (yyyymmdd) 23 foto_toraks hasil pemeriksaan rontgen paru, pilihan:
positif/negatif/tidak dilakukan
3.
List Kode ICD X untuk Pasien TB
NO KODE PENYAKIT PENYAKIT LOKASI ANATOMI TIPE DIAGNOSIS
1 A15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and histological
2 A15.0 Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with or without culture Paru
Terkonfirmasi bakteriologis
3 A15.1 Tuberculosis of lung, confirmed by culture
only Paru
Terkonfirmasi bakteriologis
4 A15.2 Tuberculosis of lung, confirmed histologically Paru Terdiagnosis Klinis
5 A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by
unspecified means Paru
Terdiagnosis Klinis
6 A15.4 Tuberculosis of intrathoracic lymph nodes,
confirmed bacteriologically and histologically Ekstraparu
Terkonfirmasi bakteriologis
7 A15.5 Tuberculosis of larynx, trachea and bronchus,
confirmed bacteriologically and histologically Ekstraparu
Terkonfirmasi bakteriologis
8 A15.6 Tuberculous pleurisy, confirmed
bacteriologically and histologically Ekstraparu
Terkonfirmasi bakteriologis
17
9 A15.7 Primary respiratory tuberculosis, confirmed bacteriologically and histologically Paru
Terkonfirmasi bakteriologis
10 A15.8 Other respiratory tuberculosis, confirmed
bacteriologically and histologically Ekstraparu
Terkonfirmasi bakteriologis
11 A15.9 Respiratory tuberculosis unspecified,
confirmed bacteriologically and histologically Ekstraparu
Terkonfirmasi bakteriologis
12 A16 Respiratory tuberculosis, not confirmed bacteriologically or histologically
13 A16.0 TBC Klinis Paru Terdiagnosis Klinis
14 A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological and
histological examination not done Paru
Terdiagnosis Klinis
15 A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of
bacteriological or histological confirmation Paru
Terdiagnosis Klinis
18
NO KODE PENYAKIT PENYAKIT LOKASI ANATOMI TIPE DIAGNOSIS 16 A16.3Tuberculosis of intrathoracic lymph nodes, w ithout mention of bacteriological or histological confirmation
Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
17 A16.4
Tuberculosis of larynx, trachea and bronchus, w ithout mention of bacteriological or
histological confirmation
Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
18 A16.5 Tuberculous pleurisy, without mention of
bacteriological or histological confirmation Ekstraparu
Terdiagnosis Klinis
19 A16.7
Primary respiratory tuberculosis w ithout mention of bacteriological or histological confirmation
Paru Terdiagnosis Klinis
20 A16.8
Other respiratory tuberculosis, without mention of bacteriological or histological confirmation
Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
21 A16.9
Respiratory tuberculosis unspecified, without mention of bacteriological or histological Confirmation
Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
22 A17+ Tuberculosis of nervous system Ekstraparu Klinis Terdiagnosis
23 A17.0+ Meningitis Tuberkulosis Ekstraparu Terdiagnosis Klinis 24 A17.1+ Meningeal tuberculoma (G07*) Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 25 A17.8+ Other tuberculosis of nervous system Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
26 A17.9+ Tuberculosis of nervous system, unspecified
(G99.8*) Ekstraparu
Terdiagnosis Klinis
27 A18 Tuberkulosis organ lainnya Ekstraparu Terdiagnosis Klinis 28 A18.0+ Tuberculosis of bones and joints Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 29 A18.1+ Tuberculosis of genitourinary system Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 30 A18.2 Tuberculous peripheral lymphadenopathy Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
31 A18.3 Tuberculosis of intestines, peritoneum and
mesenteric glands Ekstraparu
Terdiagnosis Klinis
32 A18.4 Tuberculosis of skin and subcutaneous tissue Ekstraparu Terdiagnosis Klinis 33 A18.5+ Tuberculosis of eye Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 34 A18.6+ Tuberculosis of ear Ekstraparu Terdiagnosis
19
NO KODE PENYAKIT PENYAKIT LOKASI ANATOMI TIPE DIAGNOSIS35 A18.7+ Tuberculosis of adrenal glands (E35.1*) Ekstraparu Terdiagnosis Klinis 36 A18.8+ Tuberculosis of other specified organs Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 37
A19 Tuberkulosis miliaris Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
38 A19.0 Acute miliary tuberculosis of a single specified
site Ekstraparu
Terdiagnosis Klinis
39 A19.1 Acute miliary tuberculosis of multiple sites Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
40 A19.2 Acute miliary tuberculosis, unspecified Ekstraparu Terdiagnosis Klinis 41 A19.8 Other miliary tuberculosis Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis 42 A19.9 Miliary tuberculosis, unspecified Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis