Semarang Book House
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
SEMARANG BOOK HOUSE
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN
PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR
SARJANA TEKNIK
DIAJUKAN OLEH :
ETY SUPRIYATIN
L2B 004 161
PERIODE 110
FEBRUARI – JUNI 2010
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Semarang Book House
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan diberlakukannya kebijaksanaan desentralisasi,
dimana peranan daerah menjadi sangat besar, perkembangan suatu daerah
akan bergantung pada kemampuan daerah itu sendiri dalam memanfaatkan
potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya. ( Revisi RTRW/RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010)
Pendekatan pembangunan melalui otonomisasi yang seluas-luasnya
menghendaki Kota Semarang perlu mendorong pembangunan kota agar
lebih produktif untuk menghasilkan daya guna dan hasil guna yang lebih
besar. Hal ini sesuai dengan prinsip otonomi yang mengharuskan kota lebih
mandiri dalam pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan kota. Dalam
kaitan ini, maka Kota Semarang harus mampu mendorong pembangunannya
sesuai dengan kemampuan atau potensi yang ada berdasarkan keuntungan
komparatif dan kompetitif, serta berkelanjutan. ( Revisi RTRW/RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010)
Implikasi dari perubahan kebijakan tersebut diantaranya adalah
pengembangan sektor ekonomi. Pengembangan di sektor ini hendaknya
memiliki spesialisasi dan diferensiasi agar dapat unggul dari yang sudah ada.
Strategi pengembangan tata ruang wilayah kota Semarang yang
direncanakan untuk bidang perekonomian adalah sektor industri, sektor
perdagangan, sektor jasa, dan sektor lingkungan hidup. ( Revisi RTRW/RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010) Untuk sektor perdagangan dan jasa yang berkembang di Kota Semarang diantaranya perdagangan di bidang
komputer, perbukuan, seluler, tekstil, makanan dan lain – lain.
Perdagangan buku tidak hanya didukung dengan keberadaan toko
buku saja, tetapi juga dengan adanya kegiatan pameran buku, bedah buku,
seminar buku, diskusi buku, dan kegiatan lainnya. Secara tidak langsung
Semarang Book House
buku kepada masyarakat, sehingga perdagangan buku akan lebih
berkembang.
KotaSemarang merupakan kota yang menjadi pasar potensial untuk
penjualan buku. Ini terlihat dari besarnya jumlah penduduk di Semarang yang
didukung tingkat pendidikan masyarakat.’’Sebagai kota yang menjadi Ibukota
Jawa Tengah, Semarang merupakan pasar yang sangat potensial untuk
mengembangkan bisnis penjualan buku di kota ini,’’ kata Ketua
Penyelenggara pameran buku yang bertajuk ’Gebyar Buku Murah 2010’,
Ratna Riadhini, Senin (1/3).Selain itu, katanya, potensi kota ini dalam
penjualan buku, terlihat dari jumlah pengunjung dalam pameran buku yang
diselenggarakan di Gedung Wanita Jalan Sriwijaya, Semarang, itu setiap hari
mencapai 2.000 orang sejak 25 Februari, saat pameran dibuka. (Sumber : http://www.wawasandigital.com, diakses tanggal 19 Maret 2010 )
Akan tetapi, kegiatan pameran buku ini tetap mempunyai kendala
karena keterbatasan fasilitas. Menurut keterangan pengurus Asosiasi
Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jateng David Sitranata, “Bisnis
pameran, terutama di Semarang cukup baik, hanya saja Semarang tidak
memiliki tempat besar untuk menampung kegiatan pameran dengan skala
besar, sehingga pihak penyelenggara kesulitan mencari tempat stand
pameran.” (Sumber : http://bikin.web.id/tag/pameran-komputer, diakses tanggal 22 Maret 2010 )
Selain kegiatan pameran buku yang sedang marak, konsep toko
buku juga berubah fungsi. Kini makin banyak keluarga yang memilih toko
buku untuk bersantai. Di banyak toko buku pada akhir minggu juga sudah
tampak pemandangan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sudah
tidak ada lagi orang datang sendirian ke toko buku dan setelah memilih-milih
langsung pulang. Banyak yang datang sekeluarga. Penampilan mereka pun
santai, ala kadarnya, dengan memakai baju santai seperti kaos oblong.
Bahkan, ada yang hanya bersandal jepit dan celana pendek. Kecenderungan
bersantai sekeluarga di toko buku agaknya ditangkap oleh beberapa
pengusaha sebagai peluang bisnis. Mereka sudah tidak lagi mengkhususkan
Semarang Book House
hanya alat-alat tulis, tapi juga 'barang-barang supermarket'.
Bahkan ada beberapa toko buku yang kini sengaja dikonsep sebagai tempat
rekreasi, atau bersantai. (Sumber : http://ahperpus.multiply.com , diakses 17 februari 2010 )
Dari latar belakang di atas, penyusun menyimpulkan bahwa perlu
adanya sebuah fasilitas publik bersifat komersial yang dapat mewadahi
kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbukuan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, yaitu Semarang Book House. Semarang Book House
ini menggunakan konsep one stop book center, dimana fasilitas – fasilitas
yang mendukung kegiatan perbukuan ini nantinya terintegrasi dalam satu
lokasi. Selain itu, keunggulan Semarang Book House yang lain adalah
kenyamanan bagi pengunjung untuk beraktivitas di dalamnya.
1.2. Tujuan dan sasaran
a. Tujuan
Memperoleh judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu
penekanan desain yang spesifik sesuai dengan originalitas / karakter
judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan.
b. Sasaran
Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan
dan perancangan Semarang Book House berdasarkan atas aspek-aspek
panduan perancangan (design guide lines aspect).
1.3. Manfaat
a. Secara subyektif adalah sebagai salah satu persyaratan untuk
melanjutkan ke studio grafis.
b. Secara obyektif adalah memberi pengetahuan dan manfaat bagi orang
banyak berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Semarang Book
Semarang Book House
1.4. Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Substansial
Perencanaan dan perancangan Semarang Book House, termasuk dalam
kategori bangunan tunggal yang berfungsi sebagai fasilitas publik
komersil berserta dengan perancangan tapak/lansekapnya.
b. Ruang Lingkup Spasial
Secara administratif adalah daerah perencanaan Semarang Book House
yang terletak di Kota Semarang.
1.5. Metode pembahasan
Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain :
1. Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ditempuh dengan cara : studi pustaka / studi
literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber,
observasi lapangan serta browsing internet.
2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini.
1.6. Sistematika Pembahasan
Sistematika penyusunan penulisan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat,
Ruang Lingkup Pembahasan, Metode Pembahasan, Sistematika
Pembahasan dan Alur Pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai tinjauan umum dan pengertian Semarang Book
House dan penjelasan penekanan desain yang dipakai dalam
perancangan Semarang Book House.
BAB III DATA
Membahas mengenai tinjauan Kota Semarang mengenai peraturan dan
Semarang Book House
BAB IV
Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada
bab sebelumnya.
BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN dan PERANCANGAN
Membahas mengenai aspek fungsional (pelaku, jumlah pengelola, jumlah
pengunjung, pendekatan aktivitas, pendekatan kebutuhan ruang,
pendekatan program ruang), aspek kontekstual, kinerja, teknis serta
arsitektural.
BAB VI HASIL
Membahas mengenai program perencanaan yang meliputi program
ruang, lokasi dan tapak terpilih dan konsep perancangan bangunan yang
meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, konsep
Semarang Book House
1.7. ALUR PIKIR
Data Lokasi & Tapak Studi Literatur Studi Banding
Tinjauan Kota Semarang Landasan Teori Hangil Book House Tinjauan Lokasi Tapak Standar Perencanaan Gramedia EXPO RDTRK Kota Semarang dan Perancangan Gramedia Semarang
Rumusan Masalah
Bagaimana menciptakan sebuah wadah yang sesuai yang dapat menampung dan menunjang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan buku dan hiburan dengan konsep one stop book center.
Aktualita
Kota Semarang akan dikembangkan secara desentralisasi dan implikasinya adalah pengembangan di sektor ekonomi, yang menuntut adanya sektor usaha yang memiliki spesialisasi dan diferensiasi. ( Revisi RTRW/RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010)
Sebagai kota yang menjadi Ibukota Jawa Tengah, Semarang merupakan pasar yang sangat potensial untuk mengembangkan bisnis penjualan buku. (Sumber : http://www.wawasandigital.com, diakses tanggal 19 Maret 2010 )
“Bisnis pameran, terutama di Semarang cukup baik, hanya saja Semarang tidak memiliki tempat besar untuk menampung kegiatan pameran dengan skala besar, sehingga pihak penyelenggara kesulitan mencari tempat stand pameran.” (Sumber : http://bikin.web.id/tag/pameran-komputer, diakses tanggal 22 Maret 2010 )
Kini makin banyak keluarga yang memilih toko buku untuk bersantai. (Sumber : http://ahperpus.multiply.com , diakses 17 februari 2010 )
Urgensi
Belum adanya sebuah bangunan book house yang selain memiliki fasilitas toko buku, juga dilengkapi dengan fasilitas auditorium dan exhibition room untuk acara bedah buku atau launching buku serta beberapa fasilitas penunjang lainnya di Semarang.
Originalitas
Perencanaan dan perancangan Semarang Book House konsep one stop book centre (fasilitas terpadu).
Analisa
Penyediaan fasilitas, sarana prasarana, dan perencanaan tapak.
Pendekatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Pendekatan melalui aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur yaitu aspek kontekstual, fungsional, kinerja, teknis, arsitektural, dan penekanan desain.
.
Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur