• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Kusbani. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Kusbani. Abstrak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 41 PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN DAN

BASKET UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh

Kusbani

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan model modifikasi permainan Bola tangan dan bola basket yang efektif dan dapat diterima untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Pengembangan produk model modifikasi materi permainan Bola tangan dan bola basket dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa Sekolah menengah Kejuruan dilakukan dengan beberapa tahapan: mendesain draf produk awal, validasi ahli, uji coba skala kecil, revisi tahap I, uji coba skala luas, dan revisi tahap II (revisi terakhir). Subjek penelitian adalah siswa kelas XI (sebelas) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Metro, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Metro, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Metro. Subjek penelitian adalah 77 siswa. Validasi ahli dilakukan oleh 1 (satu) orang ahli Pendidikan Jasmani dan 3 (tiga) orang guru.Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Kejuruan. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 16 siswa dan uji coba skala luas dilakukan terhadap 77 siswa. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi dan pengukuran. Data berupa penilaian mengenai kualitas keterterimaan produk, saran untuk produk, dan hasil perhitungan denyut nadi siswa. Teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif persentasi untuk mengugkapkan aspek psikomotor, afektif dan kognitif, serta analisis statistic uji-t dengan taraf signifikan 0,01, untuk mengetahui pengaruh atau perbedaan denyut nadi siswa sebelum dan setelah menggunakan produk.

Hasil penelitian ini menghasilkan produk permainan botabas untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dengan efektifitasnya peningkatan denyut nadi rata-rata 54,48% siswa SMK Negeri 1 Metro, SMK Negeri 2 Metro dan SMK Negeri 3 Metro. Dilihat dari keterterimaan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor maka rata-rata pada aspek tersebut berkisar 82,07%.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka disarankan bagi guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Kejuruan dapat menggunakan produk model modifikasi permainan botabas ini, dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan. Karena permainan botabas dapat mengefektifkan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

(2)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 42 Kata Kunci : Pengembangan Model Permainan Bola tangan dan bola basket Untuk

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Di SMK

A. Pendahuluan

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromaskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertugas mendidik peserta didik atau siswa. Di sini siswa mengalami proses yang disebut belajar. Belajar merupakan proses internal yang komplek. Proses internal tersebut adalah seluruh mental yang memiliki ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Dimyati dan mudjiono, 2002: 6-7). Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara umum sehingga tidak boleh diabaikan dalam program pendidikan secara keseluruhan.

Menurut Suparman (1994: 10) pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Dalam pendidikan jasmani, selain memberikan pengetahuan tentang pendidikan jasmani juga memberikan konstribusi kemampuan keterampilan berupa aktivitas jasmani, baik permainan maupun kegiatan olahraga lainnya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti 21 April 5 Mei 2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Metro, Sekolah Menengah Kejuruan 2 Metro, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Metro, bahwa dalam proses pembelajaran bola basket di sekolah tersebut kurang efektif sebab siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran tersebut. Dalam proses pembelajaran bola basket tersebut kurang adanya modifikasi seorang guru sehingga pembelajaran tersebut kurang menarik. Dalam hal ini akan berpengaruh terhadap kesegaran jasmani siswa.

(3)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 43 Tabel 1 : Rata-rata perhitungan denyut nadi siswa kelas XI sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran permainan bola basket.

No Nama Sekolah Jumlah siswa Rata-rata DN permenit sebelum pembelajaran Rata-rata DN permenit sesudah pembelajaran  % Kenaikan Denyut Nadi 1. SMK N 1 Metro 26 72.16 100.04 39 % 2. SMK N 2 Metro 30 72.26 99.73 38 % 3. SMA N 3 Metro 21 75.38 99.28 32 % Jumlah 77 219.8 299.25 109 %

Rata-rata Denyut Nadi 73.26 99.75 36 %

Salah satu tujuan pembelajaran penjas melalui permainan bola basket adalah untuk pengembangan keterampilan siswa dan peningkatan serta pemeliharaan kesegaran jasmani siswa. Menurut Djoko Pokik Irianto (2004: 23) menyatakan bahwa takaran/intensitas latihan kebugaran adalah 60 % - 90 % dari denyut nadi maksimal, dengan waktu 20-60 menit. Denyut nadi maksimal diperoleh dari 220 – umur. Untuk itu, intensitas latihan bagi siswa kelas XI dalam mengikuti pembelajaran permainan bola basket di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

%

36

Nadi

Denyut

%

100

x

73,26

73,26

-99,75

Nadi

Denyut

%

100

x

min

DN

min

DN

-max

DN

Nadi

Denyut

%

∑ ∑ ∑

(4)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 44 Tabel 2 : Intensitas latihan dalam pembelajaran permainan bola basket bagi

siswa kelas XI . No Kelas Rata-rata Usia Denyut Nadi maksimal

Intensitas latihan yang diajukan

1. Siswa kelas XI 16 204 121 – 184 (DN permenit)

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya yang nyata untuk membuat siswa mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui materi permainan bola basket khususnya di sekolah menengah agar siswa merasa senang, tidak bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran bola basket, serta membuat siswa aktif dalam bergerak sehingga dapat menunjang peningkatan keterampilan serta peningkatan keterampilan jasmani. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan model atau modifikasi pembelajaran permainan bola basket yang sesuai dengan sekolah menengah kelas XI.

B. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Syarifuddin 1987:10). Selain itu menurut suparman (1994:10) pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmnai, olahraga dan kesehatan merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas dan pengembangan jasmani. Pengembangan jasmani meliputi pengembangan mental, sosial, emosional, yang selaras, serasi, dan seimbang sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. 2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(5)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 45 Berdasarkan BNSP (2007: 64) mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. (1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan

dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

(2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik

(3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

(4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

(5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

(6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

(7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

3. Manfaat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani hidup sehat sehari-hari mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi selaras, dan seimbang (Suparman, 1994: 1). Oleh karena itu pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah mempunyai manfaat sebagai berikut : (1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang selaras, serasi, dan

seimbang.

(2) Merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosianal yang selaras, serasi, dan seimbang.

(3) Memahami pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta memenuhi hasrat bergerak.

(4) Memacu perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, dan pernafasan, dan saraf.

(5) Memberikan kemampuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.

Menurut Syarufuddin (1984:15) pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:

(1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. (2) Meningkatkan kesegaran jasmani.

(6)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 46 (4) Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan.

(5) Meningkatkan pengatahuan dan kecerdasan.

(6) Menanamkan kehidupan yang kreatif, rekreatif, dan sosial.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat di disimpulkan bahwa manfaat pendidikan jasmani adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa secara jasmaniah maupun rohaniah.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Berdasarkan BNSP (2007: 64) ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

(1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti,

rounders, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri serta aktivitas lain.

(2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanik sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

(3) Aktivitas senam meliputi: Ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

(4) Aktivitas ritmit meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

(5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keterampilan bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya.

(6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkembang menjelajah, dan mendaki gunung.

(7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera mengatur waktu istrahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani terdiri atas 1) permainan terdiri atas bola basket, bola voli, tenis meja, dan lain-lain 2) pengembangan diri meliputi mekanik sikap tubuh, komponen kebugaran, dan lain-lain 3) senam meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, dan lain-lain 4) pendidikan luar kelas dan kesehatan.

C. Arah Pengembangan Model

Dalam pengembangan model permainan bola basket maka arah pengembangann ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan peningkatan denyut nadi siswa.

(7)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 47 Untuk meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, maka perlu adanya suatu pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah. Pada pengajaran model ini merupakan pengajaran yang efektik yang pada hakikatnya menolak pendekatan secara linier, rutin, dan monoton. Menurut Mutohir (2002:173) modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan, dan sebagainya. Dalam pendekatan modifikasi ini guru harus mampu mamanfaatkan lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat menumbuhkan situasi dan kondisi anak senang untuk belajar.

Menurut Mutohir (2002:174) konsep modifikasi olahraga pada dasarnya berpedoman pada Development Apropriate Practice (DAP) yang mengacu pada pembelajaran individual (Individualize instructional approach). Pembelajaran berpusat pada anak didik dan berusaha menyesuaikan dengan kodisi fisik dan psikis anak.

Dalam hal ini guru menjadi sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa dalam belajar. Alur pemikiran dari modifikasi permainan sebagai berikut:

Gambar 1 : Alur Pemikiran Modifikasi Olahraga (Mutohir, 2002: 174) Tujuan

Kognitif, Psikomotor, Afektif

Subtansi

Pendekatan kecabangan Olahraga

Keterampilan Dasar Umum

Pengayaan Gerak Dasar Dominan

M O D I F I K A S I

(8)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 48 Menurut Siedentop (2004: 60-64), ada beberapa kunci atau strategi untuk memodifikasi sebuah permainan yang menyenangkan dan berpetualang serta membuat anak menjadi sukses dalam mengikuti permainan, diantaranya:

(1) Membuat cara untuk mencetak skor atau angka dengan mudah. Anak-anak akan menyukai suatu bentuk permainan yang bertujuan untuk mencetak skor/angka. Mencetak skor/angka merupakan suatu cara untuk menggambarkan kesuksesan dalam sebuah permainan. Anak-anak akan merasa bosan dan frustasi, apabila dalam melakukan sebuah permainan susah atau sulit mencetak skor/angka. Sebagai contohnya, Anak-anak akan merasa bosan atau tidak senang, ketika bermain bola basket dan bola tangan jarang atau terlalu sulit untuk membuat point. Oleh karena itu, permainan bola basket bisa dimodifikasi dengan mencampurkan atara putra dan putri, sehingga anak-anak akan memiliki frekuensi untuk bergerak lebih banyak. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menambah membuat ukuran ring yang .berbeda (2) Memperlambat pergerakan bola atau obyek. Memperlambat pergerakan bola atau obyek yang digunakan dalam suatu permainan akan membantu anak-anak. Hal ini akan mempermudah anak-anak dalam mengantisipasi bola atau obyek yang digunakan dalam permainan. Sebagai contohnya dalam permainan tenis, anak-anak akan merasa kesulitan dalam mengantisipasi atau memukul bola, apabila bola yang digunakan keras (standard atau ukuran normal). Pergerakan bola ini, bisa diperlambat dengan menggunakan bola yang tidak keras (soft), sehingga anak-anak akan lebih mudah dalam mengantisipasi atau memukul bola. Begitu pula dalam permainan botabas. Anak-anak akan lebih mudah mendrible bola, apabila menggunakan bola yang keras atau menggunakan bola yang mudah memantul dilantai, dari pada menggunakan bola yang tidak keras .

(3) Meningkatkan kesempatan untuk latihan teknik dan taktik. Salah satu kunci strategi dalam memodifikasi permainan adalah berusaha meningkatkan kesempatan latihan teknik dan taktik kepada anak-anak. Usaha ini, dapat dilakukan dengan memperbesar lapangan yang akan digunakan sehingga setiap anak mempunyai kesempatan untuk bermain teknik dan taktik.

(4) Dimungkinkan melakukan permainan secara teratur untuk memunculkan terjadinya mempelajari taktik. Permainan menyerang (invasion games)

menyajikan banyak taktik yang kompleks dan sulit apabila dipelajari oleh siswa pemula. Small-sides games (permainan kecil) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan taktik siswa dengan rasa nyaman, ketika bermain suatu bentuk permainan menyerang

(invansion games). Contoh permainan three on three dalam permainan bola basket bagi anak SMK bisa melalui kompetisi 3 Vs 3 yang dimainkan di lapangan basket yang hanya menggunakan separuh lapangan. Pada permainan

(9)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 49 ini siswa harus melakukan drible dan shooting ketika menyerang dan siswa harus menjaga daerahnya serta berusaha merampas bola ketika bertahan/diserang. Permainan ini dimainkan dalam waktu 3-5 menit. Ukuran dan bentuk lapangan permainan juga akan membantu untuk menentukan bagaimana taktik dipelajari. Bentuk lapangan yang besar memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan shoting yang jauh, sebaliknya apabila menggunakan lapangan yang kecil/pendek memungkinkan siswa untuk sering menggunakan operan pendek.

(5) Mengubah peraturan-peraturan dalam penskoran. Modifikasi permainan dapat dilakukan dengan mengubah peraturan cara penskoran. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena sasaran atau tujuan dalam permainan adalah untuk menghasilkan skor terhadap lawan. Modifikasi penskoran bisa dilakukan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dalam permainan.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan peningkatan denyut nadi terutama komponen tingkat kesegaran jasmani siswa maka memerlukan suatu modifikasi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terutama pembelajaran permainan bola basket dan bola tangan. Dalam pengembangan model ini yang akan menjadi modifikasi adalah pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan, dan sebagainya.

D. Model Pengembangan

Dalam penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan prosedural, karena model ini bersifat diskriptif, yaitu suatu prosedur yang menggambarkan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Model Borg dan Gall dipilih karena prosedur yang dikembangkan menurut Ardhana (2002: 8) lebih lengkap karena memiliki dua tujuan utama yaitu: (1) mengembangkan produk dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Wasis D (2002: 6) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi dan setidaknya memuat prosedur utama dalam penelitian pengembangan yaitu: (1) melakukan analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli, (4) uji coba lapangan, (5) revisi produk. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka terkait dengan penelitian ini hanya diambil tahapan yang sesuai untuk memecahkan masalah pengembangan model modifikasi permainan bola basket yang bertujuan untuk peningkatan kebugaran jasmani dan peningkatan denyut nadi siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di SMK.

Dalam pengembangan produk dengan mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall yang dikutip oleh Ardhana (2002: 9), langkah-langkah yang dapat diikuti secara lengkap adalah sebagai berikut:

(10)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 50 1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi

2) Melakukan perencanaan

3) Mengembangkan bentuk produk awal 4) Melakukan uji lapangan tahap pertama 5) Melakukan revisi terhadap produk utama 6) Melakukan uji lapangan utama

7) Melakukan revisi terhadap produk operasional 8) Melakukan uji lapangan operasional

9) Melakukan revisi produk akhir

10)Mendesiminasi dan mengimplementasi produk awal.

Dalam kontek penelitian ini, model Borg dan Gall tersebut di atas diambil langkah-langkah yang terkait dengan: (1) melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi yaitu upaya menentukan masalah yang perlu dikaji (analisis kebutuhan) dan dianalisis berdasarkan teori yang relevan, (2) mengembangkan bentuk produk awal (draft), (3) Uji coba dan revisi meliputi validasi ahli dan kegiatan uji coba prototipe, analisis hasil uji coba dan implementasi produk awal.

E. Hasil Pengembangan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk yang telah dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang berupa model modifikasi permainan bola tangan dan bola basket yang sesuai bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

PERMAINAN BOTABAS

1) Latar Belakang Botabas

Botabas merupakan suatu permainan bola besar yang memadukan 2 permainan yaitu permainan bola tangan dan bola basket. Perpaduan dua permainan ini didasarkan pada adanya suatu kemiripan cara bermain antara bola tangan dan bola basket

Adanya kesaman bola tangan dan bola basket, seperti: mendribel bola, dan melempar bola. Dalam melakukan permainan bola basket di sekolah siswa sering mengalami kesulitan dalam mendribel bola yang akibatnya sering terjadi pelanggaran, dan mengalami kesulitan dalam memasukkan bola ke dalam ring yang ringnya terlalu tinggi. Permainan ini adalah permainan ”botabas” yang artinya ”bola tangan dan basket”. Pemaduan tersebut mengenai, mendrible bola/memantulkan bola boleh menggunakan 1 (satu) atau 2 (dua) tangan, memasukkan bola yang menggunakan keranjang sebagai ring dengan ketinggian ring yang berbeda dengan yang aslinya, ring yang lebih rendah. Siswa lebih merasa senang bermain botabas karena mudah

(11)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 51 memasukkan bola ke keranjang lebih banyak, juga bisa melakukan gerakan lay up

dengan baik, ada juga sebagian yang melakukan slang dump.

Permainan botabas adalah permainan yang memadukan dua unsur cabang olahraga, antara bola tangan dan bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi seperti mendribel bola, ring basket, ukuran lapangan, jumlah pemain serta keranjang yang lebih pendek dan diameter keranjang yang lebih besar.

2) Maksud dan Tujuan

a) Untuk memasukkan bola ke keranjang teman sendiri yang berada di daerah lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga keranjang lawan agar tidak kemasukan.

b) Menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c) Meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa. 3) LAPANGAN BOTABAS

1. Ukuran Lapangan

a. Lapangan dengan panjang 34 meter dan lebar 14 meter (Menyesuaikan dengan kondisi sekolah)

b. Lingkaran tengah dengan diameter 3,60 M 2. Sarana dan Prasarana

 Bola kaki 2 buah. 14 M

3,60

Gambar 2. Lapangan Permainan Botabas : Merah adalah keranjang regu A : Kuning adalah keranjang regu B

2 M 10 M 2 M 0,5 M 4 M 34M

(12)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 52  Tinggi Ring basket 2.5 meter dengan diameter keranjang 45 Cm

 Peluit  Rafia

 Lapangan Botabas 3. Peraturan Permainan

Waktu permainan : 2 x 20 menit dengan istirahat 5 menit.

Jumlah pemain : 10 -15 siswa masing-masing tim (menyesuaikan).

Wasit : 2 orang wasit yang berada di sudut lapangan dengan berposisi diagonal .

Asisten wasit : Tidak Ada 4. Cara Bermain Botabas

Ada beberapa peraturan dalam permainan botabas, antara lain:

a) Pertandingan dimulai dengan jump ball yang dilakukan ditengah lapangan. b) Dalam satu lapangan dibagi menjadi 2 daerah pemain dengan ukuran yang

berbeda. Panjang lapangan berukuran 34 meter dan lebar lapangan 20 meter. dan setiap daerahnya terbagi dalam 3 bagian. Dua bagian yang berukuran sama yang berada di samping kanan dan kiri berukuran 4 meter dan daerah yang berada ditengah berukuran 10 meter. Daerah ini digunakan untuk membedakan pemain putra dan putri dalam bermain agar tidak bersinggungan. c) Jika pemain putra ditempatkan di daerah 4 meter maka pemain putri tidak

boleh masuk di daerah 4 M tersebut, pemain putri berada disekitar ukuran lapangan 14 meter. Begitu juga sebaliknya pemain putra tidak boleh masuk ke dalam daerah putri yang berukuran 14 meter.

d) Point yang diperoleh pemain jika memasukkan bola ke dalam ringnya sendiri yang berada di daerah lawan maka dihitung 3 point dan bila terjadi gol karena tembakan hukuman, maka hitungan bola yang masuk ke dalam ring dihitung 1 Point.

e) Lemparan ke dalam jika bola yang dikuasai oleh regu A keluar dari lapangan permainan, maka bola dinyatakan keluar dan yang boleh memegang bola untuk melanjutkan permainan ialah regu B.

f) Perpindahan tempat dilakukan bila permainan pada set 1 telah berakhir dengan waktu yang telah ditetapkan selama 20 menit.

g) Jika terjadi bola keluar maka terjadi lemparan ke dalam.

h) Jika terjadi skor sama, maka waktu permainan ditambah 5 menit dan jika skor masih sama maka kemenangan ditentukan dengan koin.

F. Pembahasan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk yang telah dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang berupa model

(13)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 53 modifikasi materi permainan botabas. Penggunaan produk model modifikasi materi permainan botabas telah memberikan dampak atau pengaruh terhadap peningkatan denyut nadi peningkatan denyut nadi siswa di SMK Negeri 1 Kota Metro rata-rata 57,90 %, SMK Negeri 2 Kota Metro rata-rata 56,45%, dan SMK Negeri 3 Kota Metro rata-rata kenaikan denyut nadi sekitar 49,39 %. Dengan rata-rata keseluruhan peningkatan denyut nadi siswa mencapai 54,58 %. Ini berarti peningkatan denyut nadi siswa mengalami peningkatan yang signifikan di atas 40 %.

Respon siswa terhadap aspek psikomotor setelah menggunakan produk model modifikasi materi permainan botabas menunjukkan bahwa dari 77 siswa di Sekolah Menengah Kejuruan, yang termasuk dalam kategori baik faktor psikomotor siswa yang menjawab ”Ya” 90,52 % dan siswa yang menjawab ”Tidak” 9,48 %. Dilihat dari hasil respon siswa pada aspek psikomotor setelah menggunakan model permainan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dapat menggunakan model permainan botabas. Disamping itu siswa terpacu dan termotivasi untuk bergerak dalam bermain botabas. Siswa dapat melakukan berbagai gerakan dalam menendang, menggiring, lemparan ke dalam, sehingga secara otomatis dapat meningkatkan teknik dasar bermain botabas bahwa 77 siswa

Respon siswa terhadap aspek kognitif setelah menggunakan produk model modifikasi materi permainan botabas menunjukkan bahwa 77 siswa di dapatkan siswa yang menjawab ”Ya” 74,29% dan siswa yang menjawab ”Tidak” 25,71%. Dilihat dari hasil respon siswa pada aspek kognitif setelah menggunakan model modifikasi permainan botabas dapat meningkatkan aspek kognitif. Siswa dapat mengetahui dan memahami tentang cara bermain dan peraturan permainan botabas serta manfaat yang diperoleh dari bermain botabas. Disamping itu, siswa dapat memunculkan ide yang kreatif serta berpikir kritis, untuk memecahkan masalah ketika dalam bermain botabas, seperti: Bagaimana cara mengatur taktik dan strategi supaya timnya dapat memasukkan bola ke dalam keranjang.

Respon siswa terhadap aspek afektif setelah menggunakan produk model modifikasi materi permainan botabas menunjukkan bahwa persentasi siswa dari 77 siswa yang menjawab ’Ya” 86,49% dan siswa yang menjawab ”Tidak” 13,51 %. Dilihat dari hasil respon siswa aspek afektif setelah menggunakan model permainan botabas di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menampilkan sikap yang baik. Hal ini dapat dilihat dalam sikap saling kerjasama sesama teman dalam sebuah tim, misalnya kerjasama antara siswa yang menjadi ring dengan siswa yang menjadi penyerang. Sikap sportivitas juga ditunjukkan siswa ketika timnya mengakui keunggulan tim lawan yang memenangkan pertandingan. Disamping itu, siswa juga bertanggung jawab atas posisi yang ditempati ketika bermain botabas dan disipln menjaga pemain lawan ketika menguasai bola.

Untuk keterterimaan siswa secara keseluruhan terhadap permainan botabas dapat disimpulkan bahwa 85,433 % siswa untuk menjawab ”Ya” dan 16,23 % siswa

(14)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 54 menjawab tidak. Ini berarti siswa sangat berantusias serta senang terhadap permainan botabas yang dapat meningkatkan denyut nadi siswa dan meningkatkan pada aspek kognitif, afektif serta psikomotor.

Berdasarkan hasil gambaran responden siswa terhadap aspek psikomotor, kognitif dan afektif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan model modifikasi permainan botabas memberikan pengaruh yang baik terhadap aspek psikomotor, afekif, dan kognitif. Hal ini juga didasarkan pada sedikitnya persentasi jawaban tidak pada aspek psikomotor, afekif, dan kognitif.

G. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1) Penelitian ini menghasilkan suatu produk yang berupa permainan botabas untuk pembelajaran pendidikan jasmnai olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan.

2) Permainan botabas dapat diterima untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan.

3) Permainan botabas efektif untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan dengan rata-rata peningkatan denyut nadi 54,58%.

Saran

Model modifikasi permainan botabas sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian materi permainan bola besar untuk siswa kelas XI (sebelas). Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan keperluan pemanfaatan produk adalah:

1) Bagi Dinas Pendidikan untuk bisa menginstruksikan kepada seluruh sekolah agar dapat menggunakan permainan botabas sebagai salah satu bentuk pembelajaran permainan bola besar yang efektif.

2) Bagi Kepala Sekolah untuk bisa menginstruksikan kepada guru penjas agar dapat menggunakan permainan botabas sebagai salah satu bentuk pembelajaran permainan bola besar.

3) Bagi guru penjas Sekolah Menengah Kejuruan dapat mencoba menggunakan model ini di sekolah, dalam pembelajaran permainan bola basket. Kemudian peneliti mengharap berbagai masukan bagi para pengguna, untuk penyempurnaan model lebih lanjut apabila masih diperlukan perbaikan.

4) Bagi guru penjas baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas diharapkan dapat mengembangkan model-model permainan bola

(15)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 55 basket dan bola tangan yang menarik lainnya untuk digunakan dalam pembelajaran permainan bola besar.

5) Bagi siswa dapat menggunakan permainan botabas ini sebagai salah satu bentuk proses pembelajaran permainan bola besar yang dapat mengembangakan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Sjarifuddin. (1984). Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: CV. Baru. Suparman.

Agus mahendra. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta. Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Luar Bias, bagian proyek pendidikan kesehatan jasmani pendidikan luar biasa.

Brog, Walter R. Dan gall, Meredith, Damien. (1983. Education Research: An Introduction Fourth Edition New York: Longman Inc.

Depdikbud Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1998). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Undang-Undang Pendidikan Nasional Indonesia No. 2 tahun 2003 Bab IV. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbaran.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rinieka Cipta. Djoko Pekik Irianto (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran Dan

Kesehatan. Jogyakarta : Andi Offset

Eddy. (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Angkasa

Eddy Suparman. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: PT. Angkasa Bandung.

Ermawan Susanto. (2005). Metodik Bola Tangan. Jogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Gusril. (2004). Efektivitas Rancangan Modifiaksi Olahrata ke dalam Penjas Jurnal Nasional penjas dan ilmu keolahragaan. Volum 2, n0 3April

(16)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 56 Rusli Lutan. (2002). Menuju Sehat Bugar. Jakarta Pusat. Dirjen Olahraga,

Depdikbud.

Siedentop, Darly, (1994). Introduction to Physical Education, fitness, and sport.

California. Mayfield Publising Company.

Sugiyanto. (1999). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Depdikbud.

Suharsimi, Arikunto. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta. Bina Angkasa.

(1998). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Yogyakarta

Sutrisno, Hadi. (1990). Analisis Butir untuk Instrumen Angket, rest dan Skor Nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.

Tirtahardja, Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Adi Mahasatya.

Toho Cholik Mutakhir. (2002). Gagasan-gagasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Surabaya: UNESA.

Yudha dan Husdarta. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Yunus, Mahmud. (1990). Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.

Biodata Penulis

Nama : Kusbani

Pendidikan : S1 UNY yogyakarta

S2 Pendidikan Olahraga UNNES Semarang 18

(17)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 1 Tahun 2012 57 Pengalaman Pekerjaan : Guru SMK Metro Lampung

Sebagai staf pengajar STKIP Dharma Wacana Metro Lampung

Gambar

Gambar 1  : Alur Pemikiran Modifikasi Olahraga (Mutohir, 2002: 174) Tujuan
Gambar 2. Lapangan Permainan Botabas  : Merah adalah keranjang regu A  : Kuning adalah keranjang regu B

Referensi

Dokumen terkait

In line with the above theoretical framework, in particular the- ories emphasising the importance of civic participation and the democratisation of processes of urban planning and

ORIENTASI & SEMILOKA P2 NAPZA DAN HIV - AIDS BAGI PENGURUS PKK, DW & LINTAS SEKTOR TERKAIT TINGKAT PROV... WORKSHOP PENGEMBANGAN

Selain mengajukan gugatan terhadap kelalaian produsen, ajaran hukum juga memperkenalkan konsumen untuk mengajukan gugatan atas wanprestasi. Tanggung jawab produsen yang dikenal

Manusia estetis membayangkan dirinya sebagai orang yang terhegemoni dalam keadaan yang bercorak sementara (temporal) dan tidak ada jalan lain yang dapat membawanya pada

Proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan yang

Tidak adanya pengaruh dari rugi operasi terhadap koefisien respon laba juga dapat dikarenakan pasar akan mencari informasi lain seperti arus kas, atau laba (rugi)

Gaya bahasa yang digunakan pada perancangan ini adalah gaya bahasa baku yang mudah dipahami dan dimengerti oleh khalayak sasaran yang dipilih, agar pesan yang ingin

Enjo Kōsai adalah kegiatan atau praktek yang dilakukan oleh remaja putri yang dibayar oleh laki-laki tengah umur dengan menemani mereka berkencan ataupun sampai berhubungan