• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG MELALUI PENDEKATAN PTT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG MELALUI PENDEKATAN PTT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

93

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG MELALUI PENDEKATAN PTT

Oleh : Cut Maisyura

PENDAHULUAN

Dalam upaya menciptakan ketahanan Pangan dan kemandirian pangan sebagai bagian dari program revitalisasi pertanian, pemerintah telah memprogramkan tercapainya swasembada dengan prioritas komoditi yang salah satunya adalah jagung. Mengingat makin beragamnya kendala dan masalah yang dihadapi dalam usaha tani, upaya peningkatan produksi dimasa yang akan datang memerlukan perencanaan yang lebih konprehensif. Salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah melalui pengelolaan tanaman dan sumber daya lahan secara terpadu (PTT).

Provinsi Aceh memiliki sumberdaya yang cukup potensial dalam pengembangan jagung, baik perluasan areal (ekstensifikasi) maupun peningkatan produksi (intensifikasi), mengingat hampir semua daerah (kabupaten/kota) merupakan daerah penghasil jagung,akan tetapi produksi jagung di Provinsi Aceh masih tergolong rendah yaitu antara 5 ton/ha. Oleh karena itu usaha peningkatan produksi harus terus dilakukan dengan cara pengelalaan tanaman yang baik

Teknologi pengelolaan tanaman yang diunggulkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yaitu suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.

Tujuan PTT

Tujuan dilaksanakannya PTT adalah : 1. Meningkatkan produktivitas

2. Peningkatan nilai ekonomi/keuntungan usahatani melalui efiseinsi penggunaan input.

3. Melestarikan sumberdaya untuk menjaga keberlanjutan system produksi. Pengertian PTT

(2)

94

Pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) merupakan alternatif pengelolaan tanaman secara intensif sesuai dengn potensi dan daya dukung lingkungan setempat. Pendekatan tersebut digunakan untuk menyusun suatu alternative teknologi produksi sesuai dengan kondisi lingkungan setempat agar diterima dan diterapkan pengguna secara efektif dan efisien. Oleh karena itu teknologi produksi suatu tanaman pangan misalnya jagung dapat berbeda antar lokasi akibat adanya perbedaan kondisi sumberdaya lahan (iklim, kesuburan tanah, ketersedian air, dan OPT), dan kondisi social masyarakat. Dengan kata lain PTT merupakan upaya untuk mempertahankan atau bahkan mengkatkan produksi secara berkelanjutan dengan memperhatikan sumberdaya yang tersedia serta kemauan dan kemampuan petani.

Prinsip Dasar PTT

Prinsip PTT mencakup empat unsur yaitu : a. Integrasi

Dalam implementasinya di lapangan, PTT mengintergrasikan sumberdaya lahan, air, tanaman, OPT, dam iklim untuk mampu meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pagi petani. b. Interaksi

PTT berlandaskan pada hubungan sinergis atau interaksi antara dua atau lebih komponen teknologi produksi.

c. Dinamis

PTT teknologi dan penerapannya disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani. Oleh karena itu, PTT selalu bercirikan spesifikasi lokasi. Teknologi yang dikembangkan melalui pendekatan PTT senantiasa mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial ekonomi petani setempat.

d. Partisipatif

PTT juga bersifat partisipatif, membuka ruang bagi petani untuk memilih, mempraktekkan, dan bahkan member saran kepada penyuluh dan peneliti untuk menyempurnakan PTT, serta menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain. Bersifat dinamis karena selalu mengikuti perkembangan

(3)

95 Komponen PTT Jagung

Pengelolaan tanaman secara terpadu pada komiditi jagung pada prinsipnya dikelompokkan kedalam komponenteknilogi dasar dan dan komponen teknologi pilihan yang dapat disususn sesuai dengan kondisi setempat.

1. Komponen Teknologi Dasar a. Varietas Unggul

Varietas unggul baru (VUB) Baik Hibrida maupun komposit umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan deraan lingkungan setempat atau memiliki sifat khusus tertentu. VUB Hibrida antara lain adalah Bima -4, Bima -5,Bima-6, sedangkan VUB komposit antara lain Lamuru, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1 dan Srikandi Putih-penggunaan varietas unggul akan memberikan hasil yang lebih tinggi, pemilihan varietas berdasarkan kesesuaian lokasi, ketahanan terhadap OPT, dan keinginan petani.

b. Benih Bermutu dan Sehat

Benih bermutu dan sehat (perlakuan benih). Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>95%) dan berlabel. Di perlukan Perlakuan benih dengan metalaksil untuk mencegah penyakit bulai.

c. Jarak Tanam dan Populasi Tanaman

Populasi tanaman berkisar 66.000 – 75.000 tanaman /ha. Populasi ini dapat dicapai dengan jarak tanam 70 – 75 cm x 20 cm (1 biji/lubang tanaman) atau 70 – 75 cm x 40 cm (2 biji/lubang tanaman) dengan benih yang mempunyai daya tumbuh >95 %.

d. Pemupukan

Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.pemupukan berimbang, pupuk N diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan

(4)

96

menggunakan bagan warna daun (BWD) untuk menentukan waktu dan takaran pemupukan.

Rekomendasi pemupukan N, P, dan K tanaman jagung adalah :

o Uji petak omisi (minus 1 unsur untuk N, P dan K)

o Takaran dan waktu pemberian pupuk N berdasarkan kebutuhan tanaman

(diberikan 2 kali : 7 – 10 HST dan 30 35 HST

o BWD (bagan warna daun) digunakan pada 40 – 45 HST untuk mendeteksi

kecukupan N bagi tanaman.

o Pada lahan kering, pemberian pupuk P dan K mengacu pada PUTK (perangkat uji

tanah lahan kering)

o Pemupukan P dan K pda lahan sawah berdasar peta status hara P dan K skala 1

: 50.000

2. Komponen Teknologi Pilihan Komponen Teknologi Pilihan :

a. Penyiapan lahan

Penyiapan lahan dengan teknologi tanpa olah tanah (TOT) atau teknologi pengolahan tanah, bergantung pada tekstur tanah setempat. Untuk menekan biaya produksi pada usaha tani jagung, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah penyiapan lahan secara Tanpa Olah Tanah (TOT) atau Tanam dengan Olah Tanah Minimum (TOM).

b. Pengolahan lahan 1. Pembersihan gulma

Pembersihan gulma di tujukan agar tanaman tidak berbagi unsur hara yang ada dengan tanaman (gulma) lain. Pembersihan dapat di lakukan dengan cara pembakaran , namun ada juga yang harus di berantas sampai akar-akarnya misalnya rumput teki dan alang-alang.

(5)

97

Dibutuhkan untuk menyeimbangi unsur hara bagian atas dan bawah. Hal ini juga di lakukan untuk menggemburkan tanah. Pencangkulan tanah di lakukan sedalam 15-20 cm. atau bekas penanaman, sedangkan tanah yang berat di lakukan sebanyak 2 kali dan setelah itu di garu pakai garpu .

3. Pembuatan bedengan

Di lakukan untuk tanah yang rawan terkena air yang berlebihan. Agar jagung dapat tumbuh dengan baik maka pembuatan bedengan perlu di lakukan, bedengan di buat selebar 70-100 cm dan dengan tinggi 10-20 cm. Kemudian di antara bedengan di buat parit selebar 10-30 cm untuk sirkulasi air, agar akar jagung tidak terendam.

4. Pemupukan

Di tujukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara tanah, pupuk yang di gunakan adalah pupuk kandang yang sudah jadi, jika pupuk pupuk belum jadi maka benih akan mati, karena pupuk kandang teksturnya panas. Waktu pemberian pupuk yang efektif adalah saat pembajakan lahan, sehingga pupuk dapat tercampur dengan rata. Sebagai patokan, pupuk kandang di berikan sebenyak 20-40 ton/hektar.

5. Pembuatan saluran drainase

Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air,terutama pada musim hujan, karena tanaman jagung juga peka terhadap kelebihan air dan saluran drainase dibuat pada saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur.

6. Pemberian bahan organik

Pupuk organik terdiri atas organic sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus), yang telah mengalami proses pelapukan, berbentuk padat atau cair persyaratan teknis pupuk organic mengacu kepada permentan No 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri, pupuk organik dapat di aplikasikan sebagai penutup lubang tanam benih dengan takaran 2-3 t/ha.

7. Pembumbunan

o Pembumbunan bertujuan untuk memberikan lingkungan akar yang lebih baik, agar

(6)

98

o Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran

atau setelah pemupukan kedua (35 HST), bersamaan dengan penyiangan kedua secara mekanis. Pembumbunan dapat menggunakan mesin pembuat alur atau cangkul.

C. Pengendalian OPT

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya. Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Secara tradisional

Secara mekanisme atau penanganan secara langsung yaitu Ulat langsung diambil dan dibasmi, Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai, Burung dengan diketapel, Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung dan dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhindar dari hama dan penyakit.

2. Secara Modern

Secara modern yaitu Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue, pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.

Hama pada tanaman jagung a)Hama Lalat bibit (Atherigona sp.)

(7)

99

o Tanaman inang : jagung, padi gogo, sorgum, gandum, dan rumput Cynodon

dactylon, panicum rapenserta

o Penyebabnya : lalat Atherigona sp.

Imago aktif pada siang hari pukul 16.00 periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu antara 5-11 hari. Stadium imago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman, namun kadang-kadang dalam tanaman.

o Pengendalian :

 Pergiliran tanaman

 Aplikasi insektisida : tiodicarb 75 WP,15 g/kg benih; karbosulvan 2,5 g/kg benih; karbofuran 10 g/kg melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%.

 Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung. b) Hama Ulat grayak (Spodepter sp., Mythimna sp.)

o Tanaman inang : jagung, teki, kedelai, dan kacang-kacangan lain o Gejala : Daun berlubang-lubang atau tinggal tulang daunnya.

o Penyebabnya : Spodoptera sp. Ngengat berwarna coklat, aktif di malam hari.

(8)

100

bertelur 400 butir, periode telur 5 hari. Larva aktif dimalam hari,umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.

Penyakit pada tanaman jagung

a. Penyakit Karat Daun oleh cendawan (puccinia sorghi)  Tanaman inang : jagung

Gejalanya :

Terjadinya bisul-bisul atau benjolan-benjolan pada kedua permukaan helaian daun jagung. Bagian bawah dan atas berwarna coklat kemerahan. Daun yang terserangang berat akan mengering.

Penyebabnya :

Tiga spesies penyebab penyakit karat pada jagung; dua spesies dari Genus Puccinia yaitu P. polysora dan P. sorghi dan satu spesies dari Genus Physopella yaitu P.zeae.

Pengendalian :

Komponen pengendalian untuk PHT meliputi :

-Varietas tahan karat : Arjuna, kalingga, wiasa, Pioneer -Sanitasi kebun dari gulma inang

-Fungisida manconeb (Dithane M45), triadomefon atau dithiokarbonat. c) Penyakit busuk tongkol

(9)

101

 Gejala yang terlihat tongkol jagung berwarna merah atau merah kecoklatan dan busuk. Pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, membakar bagian tanaman yang terserang dan menanam varietas yang tahan.

PANEN TEPAT WAKTU DAN PENGERINGAN

 Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.  Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggi menyebabkan biji keriput,

warna kusam, dan bobot biji lebih ringan.

 Terlambat panen, apalagi pada musim hujan, menyebabkan tumbuhnya jamur,bahkan biji berkecambah.

 Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur, atau diangin-anginkan jika kondisi hujan.

 Tidak menyimpan tongkol dalam keadaan basah karena dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.

 Pemipilan biji setelah tongkol kering (kadar air biji + 20%) dengan alat pemipil.  Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air biji mencapai sekitar 14%.

 Jika cuaca hujan, pengeringan menggunakan mesin pengering, tidak dianjurkan menyimpan jagung pada kadar air biji > 14% dalam karung untuk waktu lebih dari satu bulan.

(10)

102

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan dan D. jamin. 1994 System Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk kandang pada Tanaman Jagung, p. 60-66. Dalam : Risalah Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukaramai. Vol. V.

Inovasi teknologi Jagung. Menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. Balai penelitian Tanaman serealia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.20p.

Saenong, S dan Subandi, 2002. Konsep PTT pada Tanaman Jagung. Kumpulan Makalah Pembinaan Teknis dan Manajemen pengelolaan Tanaman Terpadu Palawija. Di Malang tgl 21-22 Desember. Puslitbang Tanaman Pangan. 17 hal.

Subandi dan I. Manwan, 1990. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 67p.

Utomo, M. Teknologi Terapan yang Efektif dan Efisien melalui Systim Olah Tanah Berkelanjutan Untuk Tanaman Jagung di Lahan Kering. Paper disampaikan pada pertemuan Upaya Khusus Pengembangan Jagung Hibrida, 7-9 Juli 1997 di Ujung Pandang.

Hama dan Penyakit Tanaman Jagung dan Pengendalian nya, 2016, http://www.petanihebat.com/2013/10/hama-dan-penyakit-tanaman-jagung-dan.html acces pukul 2:43, tgl 02 Maret 2016

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan informan dilakukan dengan sengaja (purposif) yakni meliputi individu-individupada kedua kelompok teman sebaya dalam hal ini kelompok punk, juga orang tua dan

Hasil studi menunjukkan tidak adanya konversi dari kolesterol maupun koprostanol menjadi senyawa steroid lain, sehingga komposisi senyawa steroid dalam suatu sampel akan

Ini tentunya berdampak pada resiko mengalami gangguan kesehatan salah satunya penyakit yang sering dijumpai pada lansia yaitu hipertensi dengan alasan inilah

Melalui pembelajaran matematika, secara implisit maupun eksplisit, dapat dibelajarkan kepada siswa berbagai karakter positif, seperti kemampuan berpikir kritis,

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

[r]

Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2006.. menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan jasa BMT sebesar 23 % atau 23 responden dan sisanya sebesar 77 % atau 77 responden memilih