• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buah Yang Tinggal Tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buah Yang Tinggal Tetap"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Bulan Juni 2012 ini kita diingatkan kembali tentang kehidupan baru yang telah kita miliki di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kehidupan baru tersebut digambarkan sebagai tanaman dan pepohonan yang harus terus bertumbuh, berkembang, berbunga, dan menghasilkan buah. Kekristenan bukan kehidupan yang pasif dan mengalami kemandegan (stagnasi), melainkan aktif, dinamis, dan terus produktif. Produktivitas hidup kristiani bersifat konstruktif, membangun dan menjadi berkat bagi banyak orang. Itu pun bukan karena kemampuan dirinya sendiri, melainkan merupakan karya Roh Kudus dalam hidupnya. Orang yang seperti ini akan terus menghasilkan buah. Makin tua malah makin menjadi berkat … hingga Tuhan menjemput kita pulang ke rumah Bapa yang kekal di sorga. Selamat bertumbuh dan menghasilkan buah yang tinggal tetap. 

Buah Yang Tinggal Tetap

Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut,

Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih, Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP

Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara

dengan berkat-Nya yang melimpah.

Semarang, 1 Juni 2012

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo 

Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati  Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito  Sekretaris : Bibit Gunawan  Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Rony Chandra (RC), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Teng Yoe Hong (YH) 

Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda  Pengganti ongkos

email : renungan _sk@yaho o.com webs ite : www .sinarkas ih.net Ruang T anya J awab :

sinarkasihsm ash@gma il.com Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861

(2)

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa dan Bali : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 65.000,-Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp

71.000,-Pembayaran dapat melalui:

Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH

Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135

Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos. Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah

bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________ Alamat : _____________________________________________ _____________________________________________ Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP : _____________________________________________

Pertobatan sejati menghasilkan buah yang

baik. Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosaku.

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a

Keranjang yang satu berisi buah ara yang sangat baik seperti buah ara bungaran, tetapi keranjang yang lain berisi buah ara yang jelek, yang tak dapat dimakan karena jeleknya. Yeremia 24:2

Dua Macam Buah

Yeremia 24:1-10

Di beberapa kota besar dapat dijumpai orang-orang yang berjualan buah-buahan di pinggir jalan. Harganya bisa lebih murah daripada beli di toko buah atau di mal. Untuk membeli buah dibutuhkan kejelian. Selalu dijumpai dua macam buah segar dan baik atau layu dan busuk. Sekilas tampak sama. Namun setelah dikupas baru kelihatan jelas mana yang baik dan mana yang busuk. Jelas buah yang busuk akan dibuang.

Di kitab Yeremia tersebut, Tuhan memperlihatkan dua macam buah ara. Yang baik dan yang busuk. Buah ara tersebut melambangkan umat Yehuda. Buah ara yang baik merupakan orang-orang Yehuda yang berkenan di hati Tuhan. Sedangkan buah ara yang busuk adalah orang-orang Yehuda yang tidak berkenan di hati Tuhan. Yang satu dipulihkan oleh Tuhan, namun yang satu lagi, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dibinasakan.

Dalam kehidupan manusia akan selalu dijumpai baik dan jahat. Ada orang-orang yang baik hatinya tapi ada juga yang jahat. Misalnya kisah Mordekhai dan Haman di kitab Ester – tampak betapa jahatnya Haman. Mordekhai, Ester dan semua orang Yahudi akan dibunuh mati. Bahkan sejak awal kehidupan manusia sudah ada yang baik dan jahat. Kain yang tidak baik, membunuh Habil, adiknya. Demikianlah dari generasi ke generasi akan selalu muncul orang yang baik dan orang yang jahat.

Agar kita mampu menjadi orang baik, khususnya orang yang berkenan di hati Tuhan, kita perlu bertobat. Pertobatan merupakan langkah awal pembaruan hati dan pikiran kita. Tuhan yang memberi hati yang baru (Yeremia 24:7) untuk kita mengenal Tuhan. Hidup kita dipulihkan. Segala yang busuk, jahat dan kotor diubah oleh Tuhan menjadi baik, berkenan dan bersih. Hidup di dalam Tuhan menghasilkan buah kehidupan yang manis, segar, bersih, yang memberkati umat manusia. Sebab itu, mari kita hasilkan buah yang baik dalam kehidupan sehari-hari. (IE)

Ayub 41 - Mazmur 7

Bacaan Alkitab Setahun jumat, 1 juni 2012

(3)

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa dan Bali : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 65.000,-Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp

71.000,-Pembayaran dapat melalui:

Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH

Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135

Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos. Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah

bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________ Alamat : _____________________________________________ _____________________________________________ Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP : _____________________________________________

Pertobatan sejati menghasilkan buah yang

baik. Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosaku.

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a

Keranjang yang satu berisi buah ara yang sangat baik seperti buah ara bungaran, tetapi keranjang yang lain berisi buah ara yang jelek, yang tak dapat dimakan karena jeleknya. Yeremia 24:2

Dua Macam Buah

Yeremia 24:1-10

Di beberapa kota besar dapat dijumpai orang-orang yang berjualan buah-buahan di pinggir jalan. Harganya bisa lebih murah daripada beli di toko buah atau di mal. Untuk membeli buah dibutuhkan kejelian. Selalu dijumpai dua macam buah segar dan baik atau layu dan busuk. Sekilas tampak sama. Namun setelah dikupas baru kelihatan jelas mana yang baik dan mana yang busuk. Jelas buah yang busuk akan dibuang.

Di kitab Yeremia tersebut, Tuhan memperlihatkan dua macam buah ara. Yang baik dan yang busuk. Buah ara tersebut melambangkan umat Yehuda. Buah ara yang baik merupakan orang-orang Yehuda yang berkenan di hati Tuhan. Sedangkan buah ara yang busuk adalah orang-orang Yehuda yang tidak berkenan di hati Tuhan. Yang satu dipulihkan oleh Tuhan, namun yang satu lagi, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dibinasakan.

Dalam kehidupan manusia akan selalu dijumpai baik dan jahat. Ada orang-orang yang baik hatinya tapi ada juga yang jahat. Misalnya kisah Mordekhai dan Haman di kitab Ester – tampak betapa jahatnya Haman. Mordekhai, Ester dan semua orang Yahudi akan dibunuh mati. Bahkan sejak awal kehidupan manusia sudah ada yang baik dan jahat. Kain yang tidak baik, membunuh Habil, adiknya. Demikianlah dari generasi ke generasi akan selalu muncul orang yang baik dan orang yang jahat.

Agar kita mampu menjadi orang baik, khususnya orang yang berkenan di hati Tuhan, kita perlu bertobat. Pertobatan merupakan langkah awal pembaruan hati dan pikiran kita. Tuhan yang memberi hati yang baru (Yeremia 24:7) untuk kita mengenal Tuhan. Hidup kita dipulihkan. Segala yang busuk, jahat dan kotor diubah oleh Tuhan menjadi baik, berkenan dan bersih. Hidup di dalam Tuhan menghasilkan buah kehidupan yang manis, segar, bersih, yang memberkati umat manusia. Sebab itu, mari kita hasilkan buah yang baik dalam kehidupan sehari-hari. (IE)

Ayub 41 - Mazmur 7

Bacaan Alkitab Setahun jumat, 1 juni 2012

(4)

Sebuah pokok pada tanaman yang baik menghasilkan sari buah yang baik dan mengirimkan sari makanan ke setiap ranting-rantingnya, baik yang besar maupun yang kecil. Semua makanan yang diterima oleh setiap ranting dan carang berasal dari batang utama, atau pokok tersebut yang keluar dari tanah. Dari pokok inilah setiap bagian tanaman mendapatkan kehidupan.

Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus memperkenalkan diri kepada murid-murid-Nya dan orang orang yang ada di sekitar-Nya. Ia mengatakan, “Akulah pokok anggur yang benar.” Hal ini tentu tidak lepas dari pengalaman Yesus tentang pohon anggur yang mudah dijumpai dalam perjalanan pelayanan-Nya sehingga Ia memakai pokok anggur sebagai perumpamaan tentang diri-Nya. Maksud perumpamaan ini adalah pertama, bahwaYesus adalah sumber kehidupan yang memberikan anugerah Allah bagi para murid-Nya dan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dia adalah pemimpin yang siap memberikan jaminan pemeliharaan atas hidup manusia. Kedua, Di dalam Tuhan Yesus setiap orang percaya memperoleh kekuatan untuk menghasilkan buah kebenaran dan kekudusan, yaitu melalui firman Tuhan dan perbuatan iman. Ketiga, ketika kita melekat kepada-Nya, maka kita akan dimampukan memiliki hidup yang memuliakan Allah dan berguna bagi sesama.

Oleh sebab itu kita harus menghargai Bapa sebagai pengusaha kebun anggur yang sangat mengasihi kita melalui kerelaan kita untuk selalu tinggal di dalam Tuhan Yesus Kristus lewat pimpinan-Nya dan ketaatan kita. (ADL)

Di luar Tuhan, maka kehidupan kita akan

menjadi sia-sia.

Nikmatilah keindahan berada di dalam hadirat

Tuhan. Orang-orang percaya

supaya siap untuk dibersihkan agar semakin

berbuah lebat.

Anak-anak muda dijauhkan dari dunia gemerlap. Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! …. Mazmur 65:5

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.”

Yohanes 15:1

Pelataran Tuhan

Pokok Kehidupan

Mazmur 65:1-9 Yohanes 15:1-8

Umat Israel memiliki sebuah Kemah Suci yang mereka bangun atas

perintah Allah sendiri melalui Musa. Tujuannya adalah agar Allah diam di tengah-tengah umat-Nya (Keluaran 25:8). Kemah itu terbagi dalam tiga ruang yaitu pelataran, ruang kudus dan ruang maha kudus. Di pelataran itu terdapat dua perabot yaitu bejana pembasuhan yang di dalamnya diisi air dan mezbah korban bakaran.

Saat umat Israel masuk ke Kemah Suci untuk menghampiri Allah di ruang kudus, mereka harus berhenti di pelataran. Apa yang harus mereka lakukan di pelataran? Mereka harus membersihkan kaki dan tangan dengan air yang terdapat di dalam bejana pembasuhan sebagai tanda kekudusan. Selanjutnya mereka memberikan korban bakaran yang diletakkan di atas mezbah sebagai persembahan kudus bagi Tuhan. Jadi jelaslah bahwa orang yang akan menghadap Tuhan harus kudus, tidak ada noda dan tidak dengan tangan kosong seperti dikatakan dalam Keluaran 23:15, “Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa” untuk menyenangkan hati Tuhan.

Daud menghampiri Allah dengan memberikan persembahan puji-pujian karena kepedulian-Nya yang mau mendengarkan dan menjawab doa; yang menghapuskan pelanggaran-pelanggaran; yang memberikan keadilan dan menyelamatkan; yang menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Mahakuasa atas segala ciptaan-Nya.

Berbahagialah kita yang dipilih Allah dan boleh berada di dekat-Nya. Kita dapat menyaksikan perbuatan-perbuatan-Nya yang dahsyat. Tidak ada tempat yang lebih indah selain berada di dalam hadirat-Nya. Itu sebabnya pemazmur mengatakan, “Lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain(Mazmur 84:11). (LL)

Mazmur 15-18

Mazmur 8-14 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun sabtu, 2 juni 2012 minggu, 3 juni 2012

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

(5)

Sebuah pokok pada tanaman yang baik menghasilkan sari buah yang baik dan mengirimkan sari makanan ke setiap ranting-rantingnya, baik yang besar maupun yang kecil. Semua makanan yang diterima oleh setiap ranting dan carang berasal dari batang utama, atau pokok tersebut yang keluar dari tanah. Dari pokok inilah setiap bagian tanaman mendapatkan kehidupan.

Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus memperkenalkan diri kepada murid-murid-Nya dan orang orang yang ada di sekitar-Nya. Ia mengatakan, “Akulah pokok anggur yang benar.” Hal ini tentu tidak lepas dari pengalaman Yesus tentang pohon anggur yang mudah dijumpai dalam perjalanan pelayanan-Nya sehingga Ia memakai pokok anggur sebagai perumpamaan tentang diri-Nya. Maksud perumpamaan ini adalah pertama, bahwaYesus adalah sumber kehidupan yang memberikan anugerah Allah bagi para murid-Nya dan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dia adalah pemimpin yang siap memberikan jaminan pemeliharaan atas hidup manusia. Kedua, Di dalam Tuhan Yesus setiap orang percaya memperoleh kekuatan untuk menghasilkan buah kebenaran dan kekudusan, yaitu melalui firman Tuhan dan perbuatan iman. Ketiga, ketika kita melekat kepada-Nya, maka kita akan dimampukan memiliki hidup yang memuliakan Allah dan berguna bagi sesama.

Oleh sebab itu kita harus menghargai Bapa sebagai pengusaha kebun anggur yang sangat mengasihi kita melalui kerelaan kita untuk selalu tinggal di dalam Tuhan Yesus Kristus lewat pimpinan-Nya dan ketaatan kita. (ADL)

Di luar Tuhan, maka kehidupan kita akan

menjadi sia-sia.

Nikmatilah keindahan berada di dalam hadirat

Tuhan. Orang-orang percaya

supaya siap untuk dibersihkan agar semakin

berbuah lebat.

Anak-anak muda dijauhkan dari dunia gemerlap. Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! …. Mazmur 65:5

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.”

Yohanes 15:1

Pelataran Tuhan

Pokok Kehidupan

Mazmur 65:1-9 Yohanes 15:1-8

Umat Israel memiliki sebuah Kemah Suci yang mereka bangun atas

perintah Allah sendiri melalui Musa. Tujuannya adalah agar Allah diam di tengah-tengah umat-Nya (Keluaran 25:8). Kemah itu terbagi dalam tiga ruang yaitu pelataran, ruang kudus dan ruang maha kudus. Di pelataran itu terdapat dua perabot yaitu bejana pembasuhan yang di dalamnya diisi air dan mezbah korban bakaran.

Saat umat Israel masuk ke Kemah Suci untuk menghampiri Allah di ruang kudus, mereka harus berhenti di pelataran. Apa yang harus mereka lakukan di pelataran? Mereka harus membersihkan kaki dan tangan dengan air yang terdapat di dalam bejana pembasuhan sebagai tanda kekudusan. Selanjutnya mereka memberikan korban bakaran yang diletakkan di atas mezbah sebagai persembahan kudus bagi Tuhan. Jadi jelaslah bahwa orang yang akan menghadap Tuhan harus kudus, tidak ada noda dan tidak dengan tangan kosong seperti dikatakan dalam Keluaran 23:15, “Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa” untuk menyenangkan hati Tuhan.

Daud menghampiri Allah dengan memberikan persembahan puji-pujian karena kepedulian-Nya yang mau mendengarkan dan menjawab doa; yang menghapuskan pelanggaran-pelanggaran; yang memberikan keadilan dan menyelamatkan; yang menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Mahakuasa atas segala ciptaan-Nya.

Berbahagialah kita yang dipilih Allah dan boleh berada di dekat-Nya. Kita dapat menyaksikan perbuatan-perbuatan-Nya yang dahsyat. Tidak ada tempat yang lebih indah selain berada di dalam hadirat-Nya. Itu sebabnya pemazmur mengatakan, “Lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain(Mazmur 84:11). (LL)

Mazmur 15-18

Mazmur 8-14 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun sabtu, 2 juni 2012 minggu, 3 juni 2012

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

(6)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Air adalah kebutuhan mutlak bagi kehidupan di muka bumi.

Kelangkaan air mengancam kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya air yang cukup akan menopang kehidupan, memberi kesegaran dan menyebabkan tumbuh-tumbuhan bisa menghasilkan buah-buahan. Para pengusaha kebun dan pertanian memahami pentingnya ketersediaan air yang cukup guna mengairi sawah dan kebun mereka. Apa pun diupayakan agar kebun mereka mendapatkan aliran air. Air menjamin tumbuh-tumbuhan yang ditanam tidak kering atau mati, sebaliknya justru menghasilkan banyak buah.

Mazmur pasal satu ini mengungkapkan kesamaan orang yang suka firman Tuhan dan merenungkannya siang malam dengan gambaran pohon yang selalu mendapat air dari tepi aliran air. Orang percaya diingatkan agar tidak seperti orang fasik yang kering seperti sekam. Ia perlu memperhatikan cara hidupnya agar terus menerus segar dan menghasilkan hal-hal yang baik serta berkenan kepada Tuhan.

Sebagian orang Kristen masa kini hari-hari dalam hidupnya disibukkan dengan banyak hal sejak membuka mata pagi hari hingga larut malam. Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu miliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Merenungkan firman Tuhan butuh ketenangan dan tidak bisa dilakukan sambil lalu. Seperti tumbuh-tumbuhan melalui akarnya, menyerap air sedikit demi sedikit tetapi terus menerus. Kesetiaan dan ketekunan dalam merenungkan firman Tuhan membuat hidup Saudara menghasilkan buah yang bermutu baik.(LB)

Iman yang kuat ditentukan oleh ketekunan bersekutu

dengan firman Tuhan.

Tanggung jawab orang tua untuk membangun mezbah

keluarga mereka. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1 : 3

Di Tepi Aliran Air

Mazmur 1: 1-6

selasa, 5 juni 2012

senin, 4 juni 2012 Mazmur 25-29

Mazmur 19-24 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

Waspadalah terhadap setiap “hama” kehidupan

yang dapat membinasakan!

Agar setiap anak Tuhan dapat menguasai diri

dalam segala hal. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Galatia 5:16

Hama-hama Kehidupan

Galatia 5:16-26

Pada suatu hari, saya menanam sebuah tanaman bunga mawar. Beberapa bulan kemudian tanaman tersebut berbunga bagus. Tetapi lama-kelamaan, tanaman menjadi tidak subur lagi. Ternyata ditemukan hama di batangnya berupa jamur. Hama merupakan penyakit tanaman yang tidak dapat dibasmi kecuali dengan disemprot anti hama. Bagaimana dengan “hama” kehidupan? Dosa-dosa yang nampaknya “kecil” dan “tak berarti” dapat mengelincirkan iman kita karena secara diam-diam dosa-dosa tersebut bekerja di dalam diri kita yang akhirnya menguasai dan menghancurkan hidup kita.

Berikut ini beberapa contoh “hama” yang merusak. Anak-anak yang kecanduan bermain game di komputer, walau hanya coba-coba pada akhirnya terikat dengan berbagai permainan yang mengasyikkan. Seorang pecandu narkoba, biasanya dimulai dengan coba-coba mengkonsumsi obat terlarang dalam dosis ringan, lama-kalamaan menjadi ketagihan. seorang yang melakukan perselingkuhan dimulai dengan memberi perhatian-perhatian yang sepele kepada teman lawan jenisnya dan kemudian berkembang menjadi perhatian yang berlebihan. Begitu pula dengan kekerasan dalam rumah tangga, dimulai dengan pertengkaran kemudian tamparan dan seterusnya.

Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh Roh supaya apabila nafsu kedagingan muncul dalam kehidupan kita, maka kita dapat melawannya. Oleh karena itu, setiap kali hama-hama kehidupan yaitu segala jenis godaan dosa yang nampaknya “kecil” dan “tak berarti” muncul, kita perlu segera membasminya. Adakah Saudara tergoda melakukan dosa yang kelihatannya begitu menarik dan tidak berbahaya namun ternyata mematikan? Bersama Yesus, matikanlah dengan segera sebelum dosa itu membinasakan Saudara! (AS)

(7)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Air adalah kebutuhan mutlak bagi kehidupan di muka bumi.

Kelangkaan air mengancam kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya air yang cukup akan menopang kehidupan, memberi kesegaran dan menyebabkan tumbuh-tumbuhan bisa menghasilkan buah-buahan. Para pengusaha kebun dan pertanian memahami pentingnya ketersediaan air yang cukup guna mengairi sawah dan kebun mereka. Apa pun diupayakan agar kebun mereka mendapatkan aliran air. Air menjamin tumbuh-tumbuhan yang ditanam tidak kering atau mati, sebaliknya justru menghasilkan banyak buah.

Mazmur pasal satu ini mengungkapkan kesamaan orang yang suka firman Tuhan dan merenungkannya siang malam dengan gambaran pohon yang selalu mendapat air dari tepi aliran air. Orang percaya diingatkan agar tidak seperti orang fasik yang kering seperti sekam. Ia perlu memperhatikan cara hidupnya agar terus menerus segar dan menghasilkan hal-hal yang baik serta berkenan kepada Tuhan.

Sebagian orang Kristen masa kini hari-hari dalam hidupnya disibukkan dengan banyak hal sejak membuka mata pagi hari hingga larut malam. Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu miliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Merenungkan firman Tuhan butuh ketenangan dan tidak bisa dilakukan sambil lalu. Seperti tumbuh-tumbuhan melalui akarnya, menyerap air sedikit demi sedikit tetapi terus menerus. Kesetiaan dan ketekunan dalam merenungkan firman Tuhan membuat hidup Saudara menghasilkan buah yang bermutu baik.(LB)

Iman yang kuat ditentukan oleh ketekunan bersekutu

dengan firman Tuhan.

Tanggung jawab orang tua untuk membangun mezbah

keluarga mereka. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1 : 3

Di Tepi Aliran Air

Mazmur 1: 1-6

selasa, 5 juni 2012

senin, 4 juni 2012 Mazmur 25-29

Mazmur 19-24 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

Waspadalah terhadap setiap “hama” kehidupan

yang dapat membinasakan!

Agar setiap anak Tuhan dapat menguasai diri

dalam segala hal. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Galatia 5:16

Hama-hama Kehidupan

Galatia 5:16-26

Pada suatu hari, saya menanam sebuah tanaman bunga mawar. Beberapa bulan kemudian tanaman tersebut berbunga bagus. Tetapi lama-kelamaan, tanaman menjadi tidak subur lagi. Ternyata ditemukan hama di batangnya berupa jamur. Hama merupakan penyakit tanaman yang tidak dapat dibasmi kecuali dengan disemprot anti hama. Bagaimana dengan “hama” kehidupan? Dosa-dosa yang nampaknya “kecil” dan “tak berarti” dapat mengelincirkan iman kita karena secara diam-diam dosa-dosa tersebut bekerja di dalam diri kita yang akhirnya menguasai dan menghancurkan hidup kita.

Berikut ini beberapa contoh “hama” yang merusak. Anak-anak yang kecanduan bermain game di komputer, walau hanya coba-coba pada akhirnya terikat dengan berbagai permainan yang mengasyikkan. Seorang pecandu narkoba, biasanya dimulai dengan coba-coba mengkonsumsi obat terlarang dalam dosis ringan, lama-kalamaan menjadi ketagihan. seorang yang melakukan perselingkuhan dimulai dengan memberi perhatian-perhatian yang sepele kepada teman lawan jenisnya dan kemudian berkembang menjadi perhatian yang berlebihan. Begitu pula dengan kekerasan dalam rumah tangga, dimulai dengan pertengkaran kemudian tamparan dan seterusnya.

Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh Roh supaya apabila nafsu kedagingan muncul dalam kehidupan kita, maka kita dapat melawannya. Oleh karena itu, setiap kali hama-hama kehidupan yaitu segala jenis godaan dosa yang nampaknya “kecil” dan “tak berarti” muncul, kita perlu segera membasminya. Adakah Saudara tergoda melakukan dosa yang kelihatannya begitu menarik dan tidak berbahaya namun ternyata mematikan? Bersama Yesus, matikanlah dengan segera sebelum dosa itu membinasakan Saudara! (AS)

(8)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Berlibur di kota Batu, Malang sungguh menyenangkan. Selain

menikmati udaranya yang sejuk, banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah agrowisata kebun apel seluas 10 hektar. Para wisatawan bisa memetik buah apel sendiri dan menikmati juice apel yang segar. Sejumlah petani dipekerjakan untuk mengelola kebun apel tersebut. Mereka memelihara kebun apel dengan memberi pupuk pilihan agar tanaman apel itu produktif, menguntungkan dan tidak mengecewakan para wisatawan.

Sebuah perumpamaan menarik disampaikan Yesus kepada orang-orang yang mengikuti-Nya yaitu tentang pohon ara yang tumbuh di kebun anggur. Sudah tiga tahun pemilik kebun menunggu untuk menikmati buah dari pohon ara, namun tidak didapati satu buah pun. Dengan nada marah disuruhlah pengurus kebun itu menebang pohon ara karena dianggap percuma hidup jika tidak menghasilkan buah. Tetapi pengurus kebun minta waktu kurang lebih satu tahun lagi. Dia berjanji akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk agar tahun depan berbuah.

Jika tanaman perlu dicangkul dan diberi pupuk supaya menghasilkan buah, begitu juga dengan rohani kita. Pupuk apakah itu? Pupuk iman. Yang pertama, percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kedua, percaya akan firman-Nya yang kekal. Ketiga, percaya akan kuasa-Nya yang besar dan ajaib. Mari kita pelihara rohani kita dengan pupuk iman, agar terus bertumbuh dan tetap teguh sampai akhirnya menghasilkan banyak buah. (LL)

Pupuk iman membuat rohani bertumbuh

Orang Kristen wajib menghasilkan buah yang

lebat. Ya Tuhan, kuatkan imanku

dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Engkaulah ya Tuhan yang membentuk aku untuk

berbuah lebat. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,

yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Yohanes 15:8

“Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk

kepadanya.” Lukas 13:8

Berbuah Lebat

Pupuk Iman

Yohanes 15:1-8 Lukas 13:6-9

Betapa senangnya hati kita melihat pohon yang kita tanam berbuah lebat. Bagi petani buah-buahan, hasil buah yang banyak berarti pemasukan uang yang banyak pula. Agar memperoleh buah yang banyak, petani perlu memperhatikan kondisi pohon yang ditanam. Dibutuhkan tanah yang baik, air yang cukup, sinar matahari yang cukup dan lain-lain kebutuhan. Jelas semua kebutuhan penunjang merupakan proses alam. Tanah, air, udara, sinar matahari merupakan penunjang sumber daya alam yang sangat penting. Kita tahu sumber daya alam tersebut bukan ciptaan manusia tapi Tuhan Yang Mahakuasa.

Apabila petani buah-buahan mengharapkan pohon yang ditanam berbuah banyak, demikian juga Tuhan. Manusia dicipta oleh Tuhan dan ditempatkan di bumi. Tuhan mengharapkan manusia menghasilkan buah. Sebagaimana nas bacaan kita, Bapa di sorga dipermuliakan manakala kita berbuah banyak dan kita disebut sebagai murid-murid-Nya. Sebagai orang Kristen, kita perlu melakukan dua hal utama yaitu memuliakan Tuhan yang adalah Bapa yang kekal dan menjadi murid-Nya. Bukankah Kristen berarti murid? Namun kita perlu merenung dalam-dalam arti Kristen bukanlah sebatas pengetahuan intelek kita. Begitu kita menyebut diri kita Kristen, kita perlu bertanya pada diri kita, “Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah?” Sebagai orang Kristen kita diminta memuliakan Tuhan. Pertanyaannya, apakah hidup kita sudah berbuah banyak untuk memuliakan Tuhan?”

Agar berbuah banyak, kita perlu hidup bersatu atau menyatu dengan Tuhan Yesus Kristus. Di luar Tuhan, kehidupan kita tidak akan menghasilkan buah. Selanjutnya, kita selalu siap dibersihkan oleh Tuhan. Pembersihan Tuhan atas kehidupan kita akan menghasilkan banyak buah. Dan firman Tuhan harus tinggal di dalam kehidupan kita. Hal-hal penting inilah yang akan menghasilkan kehidupan kita berbuah banyak. (IE)

kamis, 7 juni 2012

rabu, 6 juni 2012 Mazmur 34-36

Mazmur 30-33 Bacaan Alkitab Setahun

(9)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Berlibur di kota Batu, Malang sungguh menyenangkan. Selain

menikmati udaranya yang sejuk, banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah agrowisata kebun apel seluas 10 hektar. Para wisatawan bisa memetik buah apel sendiri dan menikmati juice apel yang segar. Sejumlah petani dipekerjakan untuk mengelola kebun apel tersebut. Mereka memelihara kebun apel dengan memberi pupuk pilihan agar tanaman apel itu produktif, menguntungkan dan tidak mengecewakan para wisatawan.

Sebuah perumpamaan menarik disampaikan Yesus kepada orang-orang yang mengikuti-Nya yaitu tentang pohon ara yang tumbuh di kebun anggur. Sudah tiga tahun pemilik kebun menunggu untuk menikmati buah dari pohon ara, namun tidak didapati satu buah pun. Dengan nada marah disuruhlah pengurus kebun itu menebang pohon ara karena dianggap percuma hidup jika tidak menghasilkan buah. Tetapi pengurus kebun minta waktu kurang lebih satu tahun lagi. Dia berjanji akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk agar tahun depan berbuah.

Jika tanaman perlu dicangkul dan diberi pupuk supaya menghasilkan buah, begitu juga dengan rohani kita. Pupuk apakah itu? Pupuk iman. Yang pertama, percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kedua, percaya akan firman-Nya yang kekal. Ketiga, percaya akan kuasa-Nya yang besar dan ajaib. Mari kita pelihara rohani kita dengan pupuk iman, agar terus bertumbuh dan tetap teguh sampai akhirnya menghasilkan banyak buah. (LL)

Pupuk iman membuat rohani bertumbuh

Orang Kristen wajib menghasilkan buah yang

lebat. Ya Tuhan, kuatkan imanku

dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Engkaulah ya Tuhan yang membentuk aku untuk

berbuah lebat. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,

yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Yohanes 15:8

“Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk

kepadanya.” Lukas 13:8

Berbuah Lebat

Pupuk Iman

Yohanes 15:1-8 Lukas 13:6-9

Betapa senangnya hati kita melihat pohon yang kita tanam berbuah lebat. Bagi petani buah-buahan, hasil buah yang banyak berarti pemasukan uang yang banyak pula. Agar memperoleh buah yang banyak, petani perlu memperhatikan kondisi pohon yang ditanam. Dibutuhkan tanah yang baik, air yang cukup, sinar matahari yang cukup dan lain-lain kebutuhan. Jelas semua kebutuhan penunjang merupakan proses alam. Tanah, air, udara, sinar matahari merupakan penunjang sumber daya alam yang sangat penting. Kita tahu sumber daya alam tersebut bukan ciptaan manusia tapi Tuhan Yang Mahakuasa.

Apabila petani buah-buahan mengharapkan pohon yang ditanam berbuah banyak, demikian juga Tuhan. Manusia dicipta oleh Tuhan dan ditempatkan di bumi. Tuhan mengharapkan manusia menghasilkan buah. Sebagaimana nas bacaan kita, Bapa di sorga dipermuliakan manakala kita berbuah banyak dan kita disebut sebagai murid-murid-Nya. Sebagai orang Kristen, kita perlu melakukan dua hal utama yaitu memuliakan Tuhan yang adalah Bapa yang kekal dan menjadi murid-Nya. Bukankah Kristen berarti murid? Namun kita perlu merenung dalam-dalam arti Kristen bukanlah sebatas pengetahuan intelek kita. Begitu kita menyebut diri kita Kristen, kita perlu bertanya pada diri kita, “Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah?” Sebagai orang Kristen kita diminta memuliakan Tuhan. Pertanyaannya, apakah hidup kita sudah berbuah banyak untuk memuliakan Tuhan?”

Agar berbuah banyak, kita perlu hidup bersatu atau menyatu dengan Tuhan Yesus Kristus. Di luar Tuhan, kehidupan kita tidak akan menghasilkan buah. Selanjutnya, kita selalu siap dibersihkan oleh Tuhan. Pembersihan Tuhan atas kehidupan kita akan menghasilkan banyak buah. Dan firman Tuhan harus tinggal di dalam kehidupan kita. Hal-hal penting inilah yang akan menghasilkan kehidupan kita berbuah banyak. (IE)

kamis, 7 juni 2012

rabu, 6 juni 2012 Mazmur 34-36

Mazmur 30-33 Bacaan Alkitab Setahun

(10)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Saya mempunyai seorang teman yang bekerja sebagai TKW di

Taiwan. Pekerjaannya adalah menjaga dan merawat seorang nenek yang sakit. Dia menceritakan pengalamannya kepada saya, betapa beratnya pekerjaan yang dia lakukan. Selama dua puluh empat jam dia harus selalu siaga untuk menolong dan merawat sang nenek agar terpenuhi semua kebutuhannya. Tengah malam harus sering bangun karena sang nenek minta minum atau keperluan lainnya. Setiap hari dia hanya tidur maksimal tiga jam, itu pun tidak terlalu nyenyak karena ketika sang nenek bangun sewaktu-waktu, dia harus siap. Rasa lelah dan mengantuk dialaminya setiap hari demi menekuni pekerjaannya.

Kita semua punya keterbatasan. Tubuh dan jiwa kita bisa merasa lelah karena kesibukan dan masalah atau pergumulan hidup yang kita hadapi setiap hari. Tetapi kita bersyukur, kita punya Tuhan yang selalu menjaga kita nonstop dua puluh empat jam setiap hari. Dia tidak pernah merasa lelah atau pun terlelap, “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel(Mazmur 121:4).

Penjagaan Tuhan terhadap hidup kita mencakup tiga hal,

pertama, pertolongan-Nya (Mazmur 121:2). Tuhan selalu menyediakan diri-Nya untuk menolong kita yang percaya kepada-Nya. Kedua,

penyertaan-Nya. Tuhan berjanji selalu menyertai kita baik siang atau pun malam (Mazmur 121:6) karena Dia adalah Allah, Sang Imanuel.

Ketiga, perlindungan dan kasih setia-Nya. Tuhan melindungi kita dari segala marabahaya yang mengancam diri kita (Mazmur 121:7-8).

Bahkan perlindungan Tuhan disertai dengan jaminan kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang bahkan sampai selama-lamanya. Penjagaan Tuhan atas hidup kita begitu sempurna. (DI)

Masihkah kita mencari penjaga yang lain jika ada

Allah yang menjadi penjaga kita?

Ajarlah aku menyerahkan hidup ini hanya kepada

Tuhan saja.

Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Mazmur 121:3

Mazmur 121:1-8

sabtu, 9 juni 2012

jumat, 8 juni 2012 Mazmur 41-45

Mazmur 37-40 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

Semakin luas kita memberi tempat bagi kasih karunia

Allah semakin besarlah berkat itu diberikan-Nya.

Semakin banyak orang mengenal kasih karunia

Allah.

… bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. 2 Korintus 8:9

2 Korintus 8:1-15

Tak ada satu pun orang kaya yang mau menjadi miskin agar orang yang miskin diperkaya olehnya, sebalikmya banyak orang miskin yang ingin menjadi kaya. Dan lebih banyak lagi orang kaya ingin menjadi lebih kaya lagi walau dengan jalan yang haram seperti korupsi atau hal-hal lain yang merugikan orang lain. Yang penting akal-akalan untuk meraup keuntungan besar bisa berjalan lancar dan tak ada yang tahu.

Jadi bila ada orang kaya mau dengan rela menjadi miskin supaya yang miskin menjadi kaya sudah pasti orang akan berkata “ini sebuah hal yang tak masuk akal.” Ya, sesuatu yang tidak mungkin. Akan tetapi segala yang tidak mungkin bagi manusia sangat mungkin bagi Allah, karena memang tidak ada hal yang tidak mungkin tidak dapat dilakukan Allah. Dan tidak ada kemiskinan paling berbahaya yang melanda manusia selain miskin iman, miskin perbuatan baik, dan miskin kasih. Kemiskinan rohani ini menyemarakkan dunia kejahatan di jagat raya ini. Tetapi syukur karena ada seorang bernama Yesus yang rela menderita di kayu salib. Kematian dan kebangkitan-Nya memberi jalan bagi kita yang miskin rohani untuk diperkaya dalam iman. Inilah kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.

Penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuat kita menjadi kaya dalam iman. Bagi kita yang percaya dan menerima kebenaran bahwa orang yang kaya dalam iman, akan mengalami tanda-tanda ajaib dalam kuasa nama Tuhan Yesus Kristus. Yang miskin menjadi kaya, yang terbelenggu oleh ikatan dosa dan ikatan yang memiskinkan hidup seseorang akan dilepaskan dan dimuliakan dengan kasih karunia-Nya. Dengan demikian kita menjadi kaya dalam segala kebajikan dan kesejahteraan. (SM)

Diperkaya Oleh Penderitaan

Selalu Dijaga-Nya

(11)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Saya mempunyai seorang teman yang bekerja sebagai TKW di

Taiwan. Pekerjaannya adalah menjaga dan merawat seorang nenek yang sakit. Dia menceritakan pengalamannya kepada saya, betapa beratnya pekerjaan yang dia lakukan. Selama dua puluh empat jam dia harus selalu siaga untuk menolong dan merawat sang nenek agar terpenuhi semua kebutuhannya. Tengah malam harus sering bangun karena sang nenek minta minum atau keperluan lainnya. Setiap hari dia hanya tidur maksimal tiga jam, itu pun tidak terlalu nyenyak karena ketika sang nenek bangun sewaktu-waktu, dia harus siap. Rasa lelah dan mengantuk dialaminya setiap hari demi menekuni pekerjaannya.

Kita semua punya keterbatasan. Tubuh dan jiwa kita bisa merasa lelah karena kesibukan dan masalah atau pergumulan hidup yang kita hadapi setiap hari. Tetapi kita bersyukur, kita punya Tuhan yang selalu menjaga kita nonstop dua puluh empat jam setiap hari. Dia tidak pernah merasa lelah atau pun terlelap, “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel(Mazmur 121:4).

Penjagaan Tuhan terhadap hidup kita mencakup tiga hal,

pertama, pertolongan-Nya (Mazmur 121:2). Tuhan selalu menyediakan diri-Nya untuk menolong kita yang percaya kepada-Nya. Kedua,

penyertaan-Nya. Tuhan berjanji selalu menyertai kita baik siang atau pun malam (Mazmur 121:6) karena Dia adalah Allah, Sang Imanuel.

Ketiga, perlindungan dan kasih setia-Nya. Tuhan melindungi kita dari segala marabahaya yang mengancam diri kita (Mazmur 121:7-8).

Bahkan perlindungan Tuhan disertai dengan jaminan kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang bahkan sampai selama-lamanya. Penjagaan Tuhan atas hidup kita begitu sempurna. (DI)

Masihkah kita mencari penjaga yang lain jika ada

Allah yang menjadi penjaga kita?

Ajarlah aku menyerahkan hidup ini hanya kepada

Tuhan saja.

Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Mazmur 121:3

Mazmur 121:1-8

sabtu, 9 juni 2012

jumat, 8 juni 2012 Mazmur 41-45

Mazmur 37-40 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

Semakin luas kita memberi tempat bagi kasih karunia Allah semakin besarlah berkat itu diberikan-Nya.

Semakin banyak orang mengenal kasih karunia

Allah.

… bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. 2 Korintus 8:9

2 Korintus 8:1-15

Tak ada satu pun orang kaya yang mau menjadi miskin agar orang yang miskin diperkaya olehnya, sebalikmya banyak orang miskin yang ingin menjadi kaya. Dan lebih banyak lagi orang kaya ingin menjadi lebih kaya lagi walau dengan jalan yang haram seperti korupsi atau hal-hal lain yang merugikan orang lain. Yang penting akal-akalan untuk meraup keuntungan besar bisa berjalan lancar dan tak ada yang tahu.

Jadi bila ada orang kaya mau dengan rela menjadi miskin supaya yang miskin menjadi kaya sudah pasti orang akan berkata “ini sebuah hal yang tak masuk akal.” Ya, sesuatu yang tidak mungkin. Akan tetapi segala yang tidak mungkin bagi manusia sangat mungkin bagi Allah, karena memang tidak ada hal yang tidak mungkin tidak dapat dilakukan Allah. Dan tidak ada kemiskinan paling berbahaya yang melanda manusia selain miskin iman, miskin perbuatan baik, dan miskin kasih. Kemiskinan rohani ini menyemarakkan dunia kejahatan di jagat raya ini. Tetapi syukur karena ada seorang bernama Yesus yang rela menderita di kayu salib. Kematian dan kebangkitan-Nya memberi jalan bagi kita yang miskin rohani untuk diperkaya dalam iman. Inilah kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.

Penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuat kita menjadi kaya dalam iman. Bagi kita yang percaya dan menerima kebenaran bahwa orang yang kaya dalam iman, akan mengalami tanda-tanda ajaib dalam kuasa nama Tuhan Yesus Kristus. Yang miskin menjadi kaya, yang terbelenggu oleh ikatan dosa dan ikatan yang memiskinkan hidup seseorang akan dilepaskan dan dimuliakan dengan kasih karunia-Nya. Dengan demikian kita menjadi kaya dalam segala kebajikan dan kesejahteraan. (SM)

Diperkaya Oleh Penderitaan

Selalu Dijaga-Nya

(12)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Ada sebuah peribahasa mengatakan, ”Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.” Ini berarti bahwa manusia harus hidup baik dengan sesamanya selama dia masih bernafas agar meninggalkan nama baik dan kenangan yang baik pula. Bukan sebaliknya, saat hidup di dunia hanya menjadi cemoohan banyak orang, bahkan kehadirannya justru membuat resah karena melakukan banyak kejahatan. Paulus melukiskan orang yang telah ditebus oleh darah Kristus laksana minyak wangi yang menyebarkan bau harum kepada semua orang. Mengapa demikian? Karena orang yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan sedang dipromosikan kepada dunia untuk menjadi teladan bagi mereka yang belum mengenal Tuhan. Dengan demikian orang lain bisa melihat Kristus di dalam hidupnya, sehingga keharuman Kristus senantiasa terpancar. Namun sebaliknya, jika cara hidup buruk yang orang lain lihat dalam hidupnya, maka yang ada hanya bau busuk. Akibatnya nama Kristus tidak dipermuliakan, seperti yang tertulis dalam ayat 17, para hamba Tuhan mencari keuntungan dari firman Allah yang disampaikan. Mereka berbakat dan fasih dalam menyampaikan firman Allah bahkan dalam meyakinkan sesamanya. Namun secara diam-diam ternyata mereka berbuat tidak jujur dengan cara mencari keuntungan dari jemaat yang dilayani. Mereka tamak akan uang, ingin disanjung dan dihormati seperti orang Farisi.

Paulus mengatakan dengan tegas, bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita harus menyebarkan bau harum yang artinya kita berbuat sesuai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga orang yang melihat perbuatan kita terberkati dan memuliakan Bapa di sorga. (LP)

Keharuman Kristus terpancar melalui teladan

hidup kita yang benar.

Melanggar apa saja pasti akan mencelakakan diri

sendiri. Integritas anak-anak Tuhan

agar mampu menjadi saksi bagi sesamanya.

Tuntun aku selalu di jalan lurus, ya Tuhan. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan

yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. Kejadian 2:17

Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2 Korintus 2:14

Buah Terlarang

Menyebarkan

Keharuman Kristus

Kejadian 3:1-6 2 Korintus 2:14-17

Dalam realita kehidupan, manusia diperhadapkan pada dua macam hukum. Manusia dilarang melanggar hukum-hukum tersebut. Pelanggaran berakibat hukuman. Dua macam hukum tersebut adalah hukum alam dan hukum manusia. Artinya dalam dunia di mana kita hidup dijumpai aturan yang sudah tercipta di alam raya dan aturan manusia.

Gravitasi merupakan hukum alam. Manusia dilarang melanggarnya. Misalnya, manusia yang sedang berdiri di selasar gedung lantai 30 berpikir akan melawan hukum alam. Caranya? Dia melompat dari ketinggian lantai 30 tersebut. Jelas dia melanggar hukum gravitasi. Mengapa? Karena dia berpikir hukum gravitasi tidak akan berpengaruh apa-apa. Kalau dia bisa menjejakkan kaki di tanah tanpa cedera apa-apa berarti dia mampu menciptakan sesuatu record yang gemilang. Dia mampu mengalahkan hukum gravitasi. Namun apa yang terjadi? Dia terkapar di lantai dan mati seketika. Jelas pelanggaran terhadap hukum alam tersebut berakibat kematian.

Sehari-hari banyak manusia lalu lalang dalam perjalanan ke tempat sekolah atau pekerjaan. Peraturan lalu lintas dibuat. Tampak penempatan lampu pengatur lalu lintas di sejumlah tempat. Misalnya, saat lampu merah menyala yang berarti semua kendaraan harus berhenti, namun ada orang yang melanggarnya. Saat lampu sudah merah kendaraannya tetap bergerak. Apa yang terjadi? Dia bisa mengalami kecelakaan dan ditangkap polisi.

Masih ada satu hukum lagi yaitu hukum Tuhan. Sebagaimana nas bacaan kita di mana Tuhan melarang manusia untuk tidak mengambil dan memakan satu jenis buah dari satu jenis pohon. Melanggarnya berarti kematian. Mencermati larangan-larangan tersebut, mari kita belajar taat terhadap hukum alam, hukum manusia dan hukum Tuhan. Ingat, pelanggaran berakibat hukuman! (IE)

senin, 11 juni 2012

minggu, 10 juni 2012 Mazmur 57-62

Mazmur 46-50 Bacaan Alkitab Setahun

(13)

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Ada sebuah peribahasa mengatakan, ”Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.” Ini berarti bahwa manusia harus hidup baik dengan sesamanya selama dia masih bernafas agar meninggalkan nama baik dan kenangan yang baik pula. Bukan sebaliknya, saat hidup di dunia hanya menjadi cemoohan banyak orang, bahkan kehadirannya justru membuat resah karena melakukan banyak kejahatan. Paulus melukiskan orang yang telah ditebus oleh darah Kristus laksana minyak wangi yang menyebarkan bau harum kepada semua orang. Mengapa demikian? Karena orang yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan sedang dipromosikan kepada dunia untuk menjadi teladan bagi mereka yang belum mengenal Tuhan. Dengan demikian orang lain bisa melihat Kristus di dalam hidupnya, sehingga keharuman Kristus senantiasa terpancar. Namun sebaliknya, jika cara hidup buruk yang orang lain lihat dalam hidupnya, maka yang ada hanya bau busuk. Akibatnya nama Kristus tidak dipermuliakan, seperti yang tertulis dalam ayat 17, para hamba Tuhan mencari keuntungan dari firman Allah yang disampaikan. Mereka berbakat dan fasih dalam menyampaikan firman Allah bahkan dalam meyakinkan sesamanya. Namun secara diam-diam ternyata mereka berbuat tidak jujur dengan cara mencari keuntungan dari jemaat yang dilayani. Mereka tamak akan uang, ingin disanjung dan dihormati seperti orang Farisi.

Paulus mengatakan dengan tegas, bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita harus menyebarkan bau harum yang artinya kita berbuat sesuai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga orang yang melihat perbuatan kita terberkati dan memuliakan Bapa di sorga. (LP)

Keharuman Kristus terpancar melalui teladan

hidup kita yang benar.

Melanggar apa saja pasti akan mencelakakan diri

sendiri. Integritas anak-anak Tuhan

agar mampu menjadi saksi bagi sesamanya.

Tuntun aku selalu di jalan lurus, ya Tuhan. Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan

yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. Kejadian 2:17

Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2 Korintus 2:14

Buah Terlarang

Menyebarkan

Keharuman Kristus

Kejadian 3:1-6 2 Korintus 2:14-17

Dalam realita kehidupan, manusia diperhadapkan pada dua macam hukum. Manusia dilarang melanggar hukum-hukum tersebut. Pelanggaran berakibat hukuman. Dua macam hukum tersebut adalah hukum alam dan hukum manusia. Artinya dalam dunia di mana kita hidup dijumpai aturan yang sudah tercipta di alam raya dan aturan manusia.

Gravitasi merupakan hukum alam. Manusia dilarang melanggarnya. Misalnya, manusia yang sedang berdiri di selasar gedung lantai 30 berpikir akan melawan hukum alam. Caranya? Dia melompat dari ketinggian lantai 30 tersebut. Jelas dia melanggar hukum gravitasi. Mengapa? Karena dia berpikir hukum gravitasi tidak akan berpengaruh apa-apa. Kalau dia bisa menjejakkan kaki di tanah tanpa cedera apa-apa berarti dia mampu menciptakan sesuatu record yang gemilang. Dia mampu mengalahkan hukum gravitasi. Namun apa yang terjadi? Dia terkapar di lantai dan mati seketika. Jelas pelanggaran terhadap hukum alam tersebut berakibat kematian.

Sehari-hari banyak manusia lalu lalang dalam perjalanan ke tempat sekolah atau pekerjaan. Peraturan lalu lintas dibuat. Tampak penempatan lampu pengatur lalu lintas di sejumlah tempat. Misalnya, saat lampu merah menyala yang berarti semua kendaraan harus berhenti, namun ada orang yang melanggarnya. Saat lampu sudah merah kendaraannya tetap bergerak. Apa yang terjadi? Dia bisa mengalami kecelakaan dan ditangkap polisi.

Masih ada satu hukum lagi yaitu hukum Tuhan. Sebagaimana nas bacaan kita di mana Tuhan melarang manusia untuk tidak mengambil dan memakan satu jenis buah dari satu jenis pohon. Melanggarnya berarti kematian. Mencermati larangan-larangan tersebut, mari kita belajar taat terhadap hukum alam, hukum manusia dan hukum Tuhan. Ingat, pelanggaran berakibat hukuman! (IE)

senin, 11 juni 2012

minggu, 10 juni 2012 Mazmur 57-62

Mazmur 46-50 Bacaan Alkitab Setahun

(14)

Ilmu pengetahuan tentang tanaman atau botani yang diajarkan kepada siswa-siswi sekolah dasar dan menengah akan mudah dicerna apabila kepada mereka ditunjukkan secara visual jenis-jenis tanaman dan pepohonan yang ada di sekitar mereka. Pohon mangga menghasilkan buah mangga, pohon jambu menghasilkan buah jambu. Dari buahnya kita mengenal pohonnya. Buah dapat dirasakan keberadaannya. Setiap jenis pohon menghasilkan buah yang khas. Ini hal yang alamiah bukan?

Hal seperti itulah yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Ia menyampaikan sesuatu yang sebenarnya sangat alamiah, walaupun dengan nada yang tegas. Orang yang menyatakan diri sudah bertobat pasti menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Sebagai pengajar kebenaran Taurat, seharusnya orang Farisi menghasilkan buah pertobatan seperti yang diajarkannya. Pertama, kejujuran bukan kemunafikan. Orang Farisi suka berdoa hanya untuk dilihat orang banyak, padahal hati mereka jauh dari Tuhan. Kedua, kepedulian membebaskan yang tertindas bukan membebani orang dengan peraturan hidup agamawi. Ketiga, kerendahan hati untuk belajar kebenaran bukan selalu menyalahkan. Orang Farisi merasa dirinya benar dan suka menyalahkan orang lain.

Sudahkah kita menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan selagi ada kesempatan? Sudahkah kita jujur di hadapan Allah dan semua orang? Sudahkah kita menolong orang lain yang terbelenggu oleh ikatan dosa? Bersediakah kita terus belajar dan melakukan kebenaran firman Tuhan? Ingatlah bahwa kapak sudah tersedia pada akar pohon …

gunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. (PF)

Orang yang bertobat hidupnya menjadi berkat.

Tuhan sangat mengasihi orang yang mengasihi-Nya

dengan setia. Para petobat baru agar

bertumbuh dalam iman.

Agar setiap anak Tuhan mengasihi Tuhan dengan

setia. “….Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu,

kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, …”

Yeremia 2:2

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Matius 3:8

Kasih dan Setia

Buah Pertobatan

Yeremia 2:1-8 Matius 3:1-12

Kasih adalah perasaan sayang atau cinta, sedangkan setia adalah sikap seseorang tetap teguh hati terhadap sesuatu hal yang dilakukan dengan ketaatan dan kepatuhan. Gambaran tentang kasih dan setia nampak dalam sebuah janji penikahan saat pengantin saling mengucapkan janji untuk saling mengasihi dan saling setia. Pembuktian janji-janji tersebut tidak dapat dilepaskan dari kasih dan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Bilamana dalam perjalanan hidup pernikahan, seorang suami atau isteri melanggar janji, pasti merasakan sakitnya dikhianati oleh pasangannya, seakan janji-janji pernikahan yang pernah diungkapkan hanya sebatas kata-kata saja.

Kehidupan pernikahan menjadi gambaran hubungan antara Allah dengan umat-Nya, bangsa Israel. Kasih setia Tuhan sangat besar bagi mereka. Pada awalnya mereka mengasihi Tuhan. Namun dengan berjalannya waktu, kasih dan kesetiaan mereka mulai luntur. Mereka mulai menjauh dari Tuhan dan murtad kepada Tuhan. Umat yang dulunya dikuduskan, berubah menjadi tidak setia. Mereka menyembah ilah-ilah yang sia-sia. Tuhan masih ingat bagaimana umat-Nya memiliki kemauan untuk menyenangkan hati-Nya seperti seorang pengantin yang masih muda, kudus dan setia. Namun setelah mengalami kasih dan pertolongan Tuhan, mereka yaitu umat Israel, para imam dan para nabi malah meninggalkan Tuhan. Mereka tidak mengenal Tuhan lagi bahkan lupa bagaimana Tuhan telah menolong.

Bagaimana dengan kasih dan kesetiaan Saudara kepada Tuhan? Apakah Saudara tergoda untuk menjauh dari Tuhan? Ingatlah selalu akan kesetiaan Tuhan yang didasari oleh kasih-Nya yang begitu besar. Tetaplah setia mengiring Dia sampai akhir hidup ini. (AS)

rabu, 13 juni 2012

selasa, 12 juni 2012 Mazmur 63-67

Mazmur 57-62 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

(15)

Ilmu pengetahuan tentang tanaman atau botani yang diajarkan kepada siswa-siswi sekolah dasar dan menengah akan mudah dicerna apabila kepada mereka ditunjukkan secara visual jenis-jenis tanaman dan pepohonan yang ada di sekitar mereka. Pohon mangga menghasilkan buah mangga, pohon jambu menghasilkan buah jambu. Dari buahnya kita mengenal pohonnya. Buah dapat dirasakan keberadaannya. Setiap jenis pohon menghasilkan buah yang khas. Ini hal yang alamiah bukan?

Hal seperti itulah yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Ia menyampaikan sesuatu yang sebenarnya sangat alamiah, walaupun dengan nada yang tegas. Orang yang menyatakan diri sudah bertobat pasti menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Sebagai pengajar kebenaran Taurat, seharusnya orang Farisi menghasilkan buah pertobatan seperti yang diajarkannya. Pertama, kejujuran bukan kemunafikan. Orang Farisi suka berdoa hanya untuk dilihat orang banyak, padahal hati mereka jauh dari Tuhan. Kedua, kepedulian membebaskan yang tertindas bukan membebani orang dengan peraturan hidup agamawi. Ketiga, kerendahan hati untuk belajar kebenaran bukan selalu menyalahkan. Orang Farisi merasa dirinya benar dan suka menyalahkan orang lain.

Sudahkah kita menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan selagi ada kesempatan? Sudahkah kita jujur di hadapan Allah dan semua orang? Sudahkah kita menolong orang lain yang terbelenggu oleh ikatan dosa? Bersediakah kita terus belajar dan melakukan kebenaran firman Tuhan? Ingatlah bahwa kapak sudah tersedia pada akar pohon …

gunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. (PF)

Orang yang bertobat hidupnya menjadi berkat.

Tuhan sangat mengasihi orang yang mengasihi-Nya

dengan setia. Para petobat baru agar

bertumbuh dalam iman.

Agar setiap anak Tuhan mengasihi Tuhan dengan

setia. “….Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu,

kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, …”

Yeremia 2:2

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Matius 3:8

Kasih dan Setia

Buah Pertobatan

Yeremia 2:1-8 Matius 3:1-12

Kasih adalah perasaan sayang atau cinta, sedangkan setia adalah sikap seseorang tetap teguh hati terhadap sesuatu hal yang dilakukan dengan ketaatan dan kepatuhan. Gambaran tentang kasih dan setia nampak dalam sebuah janji penikahan saat pengantin saling mengucapkan janji untuk saling mengasihi dan saling setia. Pembuktian janji-janji tersebut tidak dapat dilepaskan dari kasih dan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Bilamana dalam perjalanan hidup pernikahan, seorang suami atau isteri melanggar janji, pasti merasakan sakitnya dikhianati oleh pasangannya, seakan janji-janji pernikahan yang pernah diungkapkan hanya sebatas kata-kata saja.

Kehidupan pernikahan menjadi gambaran hubungan antara Allah dengan umat-Nya, bangsa Israel. Kasih setia Tuhan sangat besar bagi mereka. Pada awalnya mereka mengasihi Tuhan. Namun dengan berjalannya waktu, kasih dan kesetiaan mereka mulai luntur. Mereka mulai menjauh dari Tuhan dan murtad kepada Tuhan. Umat yang dulunya dikuduskan, berubah menjadi tidak setia. Mereka menyembah ilah-ilah yang sia-sia. Tuhan masih ingat bagaimana umat-Nya memiliki kemauan untuk menyenangkan hati-Nya seperti seorang pengantin yang masih muda, kudus dan setia. Namun setelah mengalami kasih dan pertolongan Tuhan, mereka yaitu umat Israel, para imam dan para nabi malah meninggalkan Tuhan. Mereka tidak mengenal Tuhan lagi bahkan lupa bagaimana Tuhan telah menolong.

Bagaimana dengan kasih dan kesetiaan Saudara kepada Tuhan? Apakah Saudara tergoda untuk menjauh dari Tuhan? Ingatlah selalu akan kesetiaan Tuhan yang didasari oleh kasih-Nya yang begitu besar. Tetaplah setia mengiring Dia sampai akhir hidup ini. (AS)

rabu, 13 juni 2012

selasa, 12 juni 2012 Mazmur 63-67

Mazmur 57-62 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

(16)

Ini zaman mudah! Artinya segala sesuatu dapat diupayakan serba cepat dan singkat. Manusia zaman sekarang tidak mau dipusingkan dengan proses waktu yang lama, yang penting hasilnya. Akibatnya manusia kurang bisa menghargai proses waktu yang memang harus dijalani. Padahal tidak segala hal bisa diperoleh dengan cepat, adakalanya seseorang harus bersabar untuk meraih sesuatu yang diinginkan.

Renungan hari ini berbicara tentang perlunya kesabaran dalam hal mengajarkan kebenaran kepada orang lain. Orang tua perlu sabar untuk terus menerus mengajar anak-anak; guru perlu sabar mengajar murid-murid; teman yang baik perlu sabar dalam menegor temannya yang salah. Tanpa kesabaran, tidak akan mencapai perubahan yang kita harapkan. Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius agar bersabar dalam hal menderita karena memberitakan Injil. Rasul Paulus sudah merasakan bagaimana ia seringkali menghadapi penderitaan. Dia diabaikan, tidak didukung bahkan kadang disalah mengerti, difitnah dan diancam jiwanya. Begitu sulit tugas memberitakan Injil sehingga ia berkata, “Darahku sudah mulai dicurahkan dan kematianku sudah dekat.” Tetapi oleh kemurahan Tuhan, Rasul Paulus tetap bersabar hingga ia dapat bertahan sampai akhir.

Bersabar disini disertai dengan ketekunan dan keuletan untuk setia menunaikan tugas panggilan walaupun menghadapi hambatan yang besar. Tetap bertahan walau ada penderitaan yang harus diterima, seperti seorang olahragawan yang bertanding hingga mencapai garis finish dan hasilnya adalah kemenangan.

Saudara, bersabarlah dalam menghadapi berbagai persoalan dan tetaplah bertahan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. (LB)

Tidak ada mahkota tanpa salib.

Ketekunan dalam Tuhan Yesus Kristus akan menghasilkan buah yang

manis. Para hamba Tuhan yang

menggembalakan jemaat dan para penginjil yang merintis di dareah-daerah terpencil.

Orang Kristen tetap tekun dalam iman meski menghadapi tantangan. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik

dari Kristus Yesus. 2 Timotius 2:3

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! 2 Timotius 4:5

Ketekunan

Kesabaran

2 Timotius 2:1-10 2 Timotius 4:1-8

Menjadi orang yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus merupakan

anugerah terindah dalam hidup. Tidak cukup hanya direspons sebatas di dalam gedung gereja saja, tetapi juga perlu direspons dalam setiap aspek hidup yang dijalani, termasuk risiko hidup menderita sebagai prajurit Kristus sebagaimana yang dialami Rasul Paulus karena memberitakan Injil.

Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus mendorong Timotius tetap kuat oleh kasih karunia Kristus supaya mampu menghadapi tantangan ketika memberitakan Injil. Memiliki ketekunan dan keberanian bagaikan seorang prajurit, olahragawan, dan petani sangat penting bagi orang percaya. Dari seorang prajurit kita diajar berjuang tanpa memusingkan diri dengan persoalan-persoalan penghidupan. Melalui seorang olahragawan kita diajar bertanding dengan sportifitas yang tinggi untuk mencapai kemenangan. Demikian pula melalui seorang petani, kita diajar bekerja keras untuk memperoleh hasil. Ketekunan Rasul Paulus yang dimiliki dan yang diajarkan kepada Timotius adalah ketekunan yang didasarkan pada kebangkitan Yesus Kristus yang memberi pengharapan dan keselamatan dalam kemuliaan yang kekal. Oleh karena itu Rasul Paulus tetap tekun dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus.

Tanpa ketekunan, maka orang percaya tidak akan bisa berbuah dalam pelayanan yang dikerjakan. Oleh sebab itu, biarlah pengharapan dalam Yesus Kristus menjadi sumber kekuatan dan ketekunan yang kita miliki, sehingga kita siap berbuah bagi kemuliaan-Nya. (ADL)

jumat, 15 juni 2012

kamis, 14 juni 2012 Mazmur 71-73

Mazmur 68-70 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

(17)

Ini zaman mudah! Artinya segala sesuatu dapat diupayakan serba cepat dan singkat. Manusia zaman sekarang tidak mau dipusingkan dengan proses waktu yang lama, yang penting hasilnya. Akibatnya manusia kurang bisa menghargai proses waktu yang memang harus dijalani. Padahal tidak segala hal bisa diperoleh dengan cepat, adakalanya seseorang harus bersabar untuk meraih sesuatu yang diinginkan.

Renungan hari ini berbicara tentang perlunya kesabaran dalam hal mengajarkan kebenaran kepada orang lain. Orang tua perlu sabar untuk terus menerus mengajar anak-anak; guru perlu sabar mengajar murid-murid; teman yang baik perlu sabar dalam menegor temannya yang salah. Tanpa kesabaran, tidak akan mencapai perubahan yang kita harapkan. Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius agar bersabar dalam hal menderita karena memberitakan Injil. Rasul Paulus sudah merasakan bagaimana ia seringkali menghadapi penderitaan. Dia diabaikan, tidak didukung bahkan kadang disalah mengerti, difitnah dan diancam jiwanya. Begitu sulit tugas memberitakan Injil sehingga ia berkata, “Darahku sudah mulai dicurahkan dan kematianku sudah dekat.” Tetapi oleh kemurahan Tuhan, Rasul Paulus tetap bersabar hingga ia dapat bertahan sampai akhir.

Bersabar disini disertai dengan ketekunan dan keuletan untuk setia menunaikan tugas panggilan walaupun menghadapi hambatan yang besar. Tetap bertahan walau ada penderitaan yang harus diterima, seperti seorang olahragawan yang bertanding hingga mencapai garis finish dan hasilnya adalah kemenangan.

Saudara, bersabarlah dalam menghadapi berbagai persoalan dan tetaplah bertahan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. (LB)

Tidak ada mahkota tanpa salib.

Ketekunan dalam Tuhan Yesus Kristus akan menghasilkan buah yang

manis. Para hamba Tuhan yang

menggembalakan jemaat dan para penginjil yang merintis di dareah-daerah terpencil.

Orang Kristen tetap tekun dalam iman meski menghadapi tantangan. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik

dari Kristus Yesus. 2 Timotius 2:3

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! 2 Timotius 4:5

Ketekunan

Kesabaran

2 Timotius 2:1-10 2 Timotius 4:1-8

Menjadi orang yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus merupakan

anugerah terindah dalam hidup. Tidak cukup hanya direspons sebatas di dalam gedung gereja saja, tetapi juga perlu direspons dalam setiap aspek hidup yang dijalani, termasuk risiko hidup menderita sebagai prajurit Kristus sebagaimana yang dialami Rasul Paulus karena memberitakan Injil.

Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus mendorong Timotius tetap kuat oleh kasih karunia Kristus supaya mampu menghadapi tantangan ketika memberitakan Injil. Memiliki ketekunan dan keberanian bagaikan seorang prajurit, olahragawan, dan petani sangat penting bagi orang percaya. Dari seorang prajurit kita diajar berjuang tanpa memusingkan diri dengan persoalan-persoalan penghidupan. Melalui seorang olahragawan kita diajar bertanding dengan sportifitas yang tinggi untuk mencapai kemenangan. Demikian pula melalui seorang petani, kita diajar bekerja keras untuk memperoleh hasil. Ketekunan Rasul Paulus yang dimiliki dan yang diajarkan kepada Timotius adalah ketekunan yang didasarkan pada kebangkitan Yesus Kristus yang memberi pengharapan dan keselamatan dalam kemuliaan yang kekal. Oleh karena itu Rasul Paulus tetap tekun dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus.

Tanpa ketekunan, maka orang percaya tidak akan bisa berbuah dalam pelayanan yang dikerjakan. Oleh sebab itu, biarlah pengharapan dalam Yesus Kristus menjadi sumber kekuatan dan ketekunan yang kita miliki, sehingga kita siap berbuah bagi kemuliaan-Nya. (ADL)

jumat, 15 juni 2012

kamis, 14 juni 2012 Mazmur 71-73

Mazmur 68-70 Bacaan Alkitab Setahun

Bacaan Alkitab Setahun

D

O

A

K

A

N

D

O

A

K

A

N

r e n u n g k a r e n u n g k a

Referensi

Dokumen terkait