• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Alat Ukur Biomassa Karbon Meter Mekanis Dan Digital Untuk Monitoring, Reporting And Verification (MRV) Karbon Pohon Di Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Alat Ukur Biomassa Karbon Meter Mekanis Dan Digital Untuk Monitoring, Reporting And Verification (MRV) Karbon Pohon Di Kalimantan Barat"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Alat Ukur Biomassa Karbon Meter Mekanis Dan Digital Untuk Monitoring, Reporting And Verification (MRV)

Karbon Pohon Di Kalimantan Barat

Oleh :

Gusti Hardiansyah1, Yudha Arman2, Faurizal2, Sigit Normagiat3 1Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, UNTAN

2Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, UNTAN

3Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar

Disampaikan pada Pertemuan Pojok Iklim, 24 Agustus 2016 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta

(2)

OUTLINE PENYAJIAN

Pendahuluan

Tujuan Penelitian

Metodologi

Metodologi

Pembahasan

Kesimpulan

(3)

Pendahuluan

• Ancaman deforestasi dan degradasi hutan makin nyata. Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire perlu upaya untuk mencegah deforestasi dan degradasi hutan. Indonesia pasca kesepakatan paris (COP21), Presiden RI menyatakan akan terus melanjutkan komitmenya untuk berkotribusi dalam aksi global menurunkan emisi, yaitu dengan target 29 % pada tahun 2030 menurunkan emisi, yaitu dengan target 29 % pada tahun 2030 dan dengan dukungan internasional menjadi 41 %.

• Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 14.732.098 hektar memiliki kawasan hutan sebesar ± 55% dari total luas wilayah yang berpotensi untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca 5,8 % dari target nasional sampai tahun 2020 (Hardiansyah, et al. 2013).

(4)

Permasalahan Penelitian

• Menurut Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan No. P.01/VIII-P3KR/2012 menyebutkan bahwa prosedur pengukuran diutamakan menggunakan model alometrik yang tersedia di lokasi tempat proyek akan dilaksanakan sesuai dengan jenis/ ekosistem yang terdapat di daerah itu.

• Pada kenyataannya riset mengenai kandungan biomassa dan karbon pohon di dalam negeri masih terus berkembang untuk memenuhi pohon di dalam negeri masih terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan penyusunan dokumen penyerapan karbon. Terutama untuk pengukuran spesies dan ekosistem tertentu yang belum ada allometriknya masih mengandalkan rumus umum yang berlaku di negara lain yang belum tentu cocok diterapkan di negara kita.

• Selama ini pengukuran karbon pohon menggunakan cara destruktif dan memerlukan biaya yang besar.

(5)

Pentingnya Pengukuran Karbon dalam

skema REDD+

• Melalui instrumen Measuring, Reporting and Verification (MRV) REDD+ yang diterapkan meliputi semua aktivitas (1) penurunan laju deforestasi; (2) penurunan laju degradasi hutan; (3) konservasi karbon; dan (4) peningkatan cadangan karbon melalui pengelolaan hutan lestari dan pengayaan simpanan karbon (misal perlindungan dan penanaman hutan). Prinsip MRV yang digunakan: terbuka (Transparancy), taat azas

Prinsip MRV yang digunakan: terbuka (Transparancy), taat azas (Consistency), dapat dibandingkan (Comparability), teliti (Accuracy), lengkap (Completeness), mengacu MRV Nasional (Hardiansyah, et al 2013).

• Alat pengukur karbon pohon menjadi elemen penting dalam implementasi program REDD +. Alat ini sangat membantu untuk kegiatan MRV karbon pohon yang tumbuh di alam atau yang ditanam oleh komunitas adat, petani kayu, maupun perusahaan HPH/HTI dan perkebunan.

(6)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang alat ukur

ukur digital yang bersifat

portable, nondestructive

serta mudah digunakan. berbasis allometrik yang

telah

tersedia

demi

menjamin

akurasi

serta

fleksibilitas penggunaan alat. Fleksibilitas dapat

meliputi sisi cakupan daerah (tipe ekosistem hutan).

meliputi sisi cakupan daerah (tipe ekosistem hutan).

ketergunaan alat, kemudahan penggunaan serta

ukuran yang ringkas yang memungkinkan untuk

dibawa bepergian bahkan ke daerah terpencil

sekalipun.

(7)

Transformasi dari alat ukur biomasa

mekanis ke model digital

Pada riset sebelumnya telah berhasil dirancang alat

ukur biomassa dan karbon yang diberi nama Untan

Biomassa dan Karbon Meter Pohon (UBKM Pohon).

Dengan alat ini

pool

karbon pohon (

above and below

ground

) dalam plot permanen atau per hektar (ton

ground

) dalam plot permanen atau per hektar (ton

C/Ha) dapat dikuantifikasi.

Penelitian ini merupakan

upaya penyempurnaan alat UBKM mekanis dari segi

kepraktisan,

kefleksibelan

dalam

penggunaan

allometrik, keleluasaan penyimpanan data dan

peningkatan dalam akurasi pengukuran

.

(8)

Sekilas Balik Prinsip Alat kerja UBKM Mekanis

DASAR PEMBUATAN ALAT

• Alometrik pendugaan biomassa karbon total (akar, batang, cabang, ranting daun).

• Interpolasi data menggunakan metode Levenberg-Marquardt

(9)
(10)

ALLOMETRIK HUTAN LAHAN KERING

Sumber Allometrik DBH (Cm) R Lokasi Jumlah

sampel

Brown AGB =

(0.118)*(D)^2.53 5-148 0,97

Pan tropical forest, including lowland dipterocarp forest asia and

latin america

371

Chave 2005

(AGB)= xEXP(-0,0667+1,781ln(D)+

5-156' 0,97 Pan Tropical forest, Africa, 4004

Chave 2005 0,0667+1,781ln(D)+

0,207(ln(D))^2-0,0281(ln(D))^3)

5-156' 0,97 Pan Tropical forest, Africa,

America and asia 4004

Gusti

hardiansyah AGB=ρ*0,18D^2,50 5 0,96 HLK Kalteng dan Kalbar 528 Kenzo 2009 AGB = 0.1525D^2.34 2-44' 0,99 Sarawak, malaysia 30

Kettering AGB = 0.11ρD^2.62; ρ = wood density; 7.6<D<48.1 7,6-48,1 Tad HLKS Jambi 29 10

(11)

60,000.00 70,000.00 80,000.00

HASIL UJI ALLOMETRIK PADA

HUTAN LAHAN KERING (HLK)

-10,000.00 20,000.00 30,000.00 40,000.00 50,000.00 0 50 100 150 200 Bi omasa DBH (Cm)

(12)

Metodologi

Penggunaan Sensor Jarak dan Mikrokontroler

 Salah satu sensor yang paling penting dan terkenal adalah sensor jarak

yang umumnya terdiri atas transmitter dan receiver dan diproses melalui

mikrokontroler yaitu sejenis chip komputer yang digunakan untuk

mikrokontroler yaitu sejenis chip komputer yang digunakan untuk

mengontrol sistem elektonika. sinyal echo yang dikirim balik dari hasil

pantulan ke sensor penerima akan diterjemahkan oleh mikrokontroler berdasarkan pengukur waktu antara perubahan logika high dan low dan menyimpannya pada sebuah variabel (Budiharto, 2008)

 Artanto (2012) menyatakan Arduino adalah sebuah platform dari physical

computing yang bersifat open source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi kombinasi dari perangkat keras, bahasa

pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang

canggih. Untuk perbandingan Arduino berperan seperti layaknya OS windows pada komputer atau OS Android pada Smartphone

(13)

Perancangan Perangkat

Perancangan perangkat keras berupa rancangan rangkaian keseluruhan. Diagram blok sistem merupakan acuan untuk membuat skematik rangkaian sistem.

Metode (contd)

Skematik rangkaian keseluruhan menggunakan PCB

(14)

Pembahasan

• Analisa kebutuhan --- ---> luaran yang diiginkan

• Unit tampilan hasil pengukuran dan pengolahan data ini berupa sebuah Liquid

Crystal Dysplay (LCD) TFT 3,2 Inchi, LCD berfungsi menampilkan hasil pengukuran

serta nilai kandungan biomassa dan karbon pohon terukur.

• Sistem kerja Sensor jarak (lidar lite sensor) terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu receiver (penerima) dan transmitter (pemancar). Sensor ini memancarkan gelombang laser oleh transmitter ke arah objek kemudian terpantul dan diterima

Rangkaian elektonik terintegrasi

gelombang laser oleh transmitter ke arah objek kemudian terpantul dan diterima

receiver. Sensor jarak kemudian mengirim data ke mikrokontroler untuk

mendapatkan nilai diameter yang akan diproses sesuai allometrik. Keunggulan alat ini adalah alometrik dapat diinput secara spesifik ke dalam sistem sehingga ketidakpastian dalam pengukuran karbon dapat dihindari .

(15)

Hasil uji pengukuran menggunakan alat ukur biomassa

dan karbon meter

(16)

Bias dan ketidakpastian pengukuran :

Thailade (2015) banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kegiatan pengukuran biomassa pohon, salah satunya ditimbulkan dari alat yang digunakan mempunyai ketelitian yang rendah atau tidak praktis sehingga membuat operator menjadi lebih cepat lelah sehingga pencatatan pengukuran menjadi bias.

Pembahasan (contd)

menjadi bias.

Chave (2004) ada empat jenis ketidakpastian terkait dengan perkiraan Above Ground Biomass (AGB) hutan tropis yaitu : 1) pengukuran tidak akurat dari variabel, termasuk

kesalahan instrumen dan kalibrasi; 2) model alometrik yang salah; 3) ketidakpastian Sampling (terkait dengan ukuran

area sampel penelitian dan desain sampling); 4) Tingkat keterwakilan yang rendah dari sampling.

(17)
(18)

Kesimpulan

1. dapat disimpulkan bahwa perancangan dan pembuatan alat ukur ini dengan beberapa bagian utama yaitu mikrokontroler Atmega2560, Sensor RTC, Sensor Lidar Lite, Sensor Gyroscope, Baterai Lipo 1000 mAh, dan LCD TFT 3,2” telah berhasil dilakukan.

2. Tampilan hasil meliputi diameter pohon, Biomassa, Karbon, dan CO2. Jarak pengukuran optimal pada 2 sampai 5 meter 2. Tampilan hasil meliputi diameter pohon, Biomassa, Karbon, dan CO2. Jarak pengukuran optimal pada 2 sampai 5 meter dari pohon.

3. Menggunakan alat UBKM versi digital ini dapat memudahkan dalam pengukuran carbon pohon di berbagai kondisi spesies pohon yang berbeda. Alometrik yang spesifik juga dapat diinputkan ke dalam sistem sehingga ketidakpastian dalam pengkuran karbon dapat dihindari.

(19)

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih terutama

kepada Rektor Universitas Tanjungpura Prof. Dr.

Thamrin Usman, DEA, dan semua pihak yang

telah mendukung terlaksananya penelitian ini.

(20)

TERIMA KASIH

Gambar

Diagram blok sistem merupakan acuan untuk membuat skematik rangkaian sistem .

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan Berpikir Kritis matematis siswa berdasarkan pendekatan pembelajaran yaitu: “Peningkatan kemampuan

tidak berubah (Chow et al, 1988). Hidrograf satuan Hidrograf satuan dapat dibuat jika tersedia pasangan data hujan dapat dibuat jika tersedia pasangan data

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang merupakan rumah sakit umum tipe B yang telah menggunakan ICD-10 sebagai pedoman koding.Pada survei awal yang dilakukan oleh

Berdasarkan teori Christaler yang dimaksud tempat yang sentral dapat berupa: kota-kota besar, pasar (pusat perbelanjaan), rumah sakit, dan sebagainya yang memiliki kekuatan

termasuk menyebabkan dengan sengaja kematian atau apa-apa kerosakan yang lain kepada penyerang itu.  Tertakluk kepada

Jumlah operasi elektif dalam satu bulan  100%  100% Metodologi pengumpulan Metodologi pengumpulan data data Sensus harian Sensus harian Cakupan. Cakupan data data Total

Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain,

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dijelaskan bahwa orientasi pasar yang berupa sumber daya mengenai kondisi pasar tentang kebutuhan konsumen, tindakan