• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manahal Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manahal Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 2

Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 3

Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SERTA SIKAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA KELAS

X SMA TAMANSISWA MALANG

1Priangga Budi Wiharja, 2Istamar Syamsuri, dan 3Susriati

ManahalJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email: anggacoolify@gmail.com

Abstrak:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif dan sikap hidup bersih dan sehat siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Analisis data menggunakan teknik statistik uji t dua pihak yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang belajar dengan pembelajaran konvensional. (2) tidak terdapat perbedaan sikap hidup bersih dan sehat antara siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Kata kunci:Hasil belajar kognitif, sikap hidup bersih dan sehat, inkuiri terbimbing.

Pendahuluan

Kehidupan tidak bisa dipisahkan dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Dari perspektif lingkungan, keberhasilan pembangunan bangsa tidak hanya diukur dari besarnya pertumbuhan ekonomi dan tercapainya pemerataan melainkan kepedulian pelestarian lingkungan selaras dengan prinsip pembangunan bangsa dan negara. Prinsip pembangunan bangsa dan negara dalam UUD 1945 Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 adalah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam mengiringi taraf perkembangan suatu bangsa, bahkan menurut Hapsari, dkk (2009:41) menyatakan faktor lingkungan mempengaruhi sebanyak 45%, faktor perilaku 30%, faktor pelayanan kesehatan 20% dan faktor genetik hanya berpengaruh 5% terhadap status kesehatan masyarakat.

Kesadaran hidup bersih dan sehat Indonesia khususnya lingkup pendidikan menunjukkan masih dibutuhkan pengetahuan, motivasi, dan teladan, walau tidak mudah dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, serta pembiasaan pada diri manusia. Hal itu sesuai Darmawan, dkk, (2010:114) menyatakan, untuk meningkatkan kesadaran lingkungan hidup masyarakat, tentu perlu upaya kaitannya dengan faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku dan peran serta secara efektif dan berkesinambungan. Demi mewujudkan hidup bersih dan sehat, menurut Notoatmodjo, (2007) menyatakan pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dikelompokkan menjadi 5 tatanan yaitu PHBS di sekolah, di rumah tangga, di institusi kesehatan, di tempat umum dan di tempat kerja.

(2)

Penelitian ini dilakukan di SMA Tamansiswa Malang. Populasi pada penelitian ini adalah kelas X. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada bulan Maret di SMA Tamansiswa Malang menunjukkan permasalahan, bila dijabarkan antara lain : (1) rendahnya kesadaran siswa membuang bungkus plastik jajan, kertas, dan sisa makanan di laci meja dan lantai kantin sekolah. (2) kebiasaan makan dan minum di kelas dan siswa membuangnya di laci meja kelas. (3) tidak ada fasilitas dan aktivitas siswa mencuci tangan saat mengambil makanan dan minuman. (4) tidak ada aktivitas dengan kompak keterlibatan semua warga sekolah ini, dalam mengelola fasilitas toilet, tempat ibadah secara rutin.

Demi mewujudkan hidup bersih dan sehat, menurut Notoatmodjo, (2007) menyatakan pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dikelompokkan menjadi 5 tatanan yaitu PHBS di sekolah, di rumah tangga, di institusi kesehatan, di tempat umum dan di tempat kerja. PHBS di sekolah merupakan salah satu tatanan awal untuk menciptakan sumber daya manusia berperilaku hidup bersih dan sehat lebih efektif. Sebab, usia anak jenjang pendidikan SMA sesuai objek penelitian ini sudah memasuki peringkat operasional formal, pola pikirnya menurut teori Piaget dalam Suharto (2012:31-32) sudah mampu berpikir abstrak, logis dan idealis diluar pengalaman konkretnya.

Tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka semakin banyak pengetahuan. Melalui pengetahuan akan berubah menjadi sikap dan sikap menjadi tindakan, Notoatmodjo (2003) dalam Khumayra & Sulisno (2012:198). Maka, melalui pendidikan sekolah diharapkan membentuk pola pikir kritis, logis dan ilmiah dari penemuan fakta pengetahuan dari materi pencemaran lingkungan sehingga terwujud sikap hidup bersih dan sehat dengan dasar ilmiah. Proses pembentukan hidup bersih dan sehat siswa dalam penelitian ini, ada dua faktor yang dikaji dalam korelasinya membentuk hidup bersih dan sehat yaitu hasil belajar kognitif dan sikap (attitude).

Upaya pembentukan hidup bersih dan sehat di sekolah harus melalui pembelajaran yang mampu memotivasi membangun pengetahuan dan pemahaman dalam menangkap permasalahan dari suatu fakta pengetahuan khususnya gejala lingkungan hidup yang sarat masalah rumit, mampu merumuskan permasalahan, sampai menemukan pemecahan permasalahan. Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu alternatif pembelajaran mengembangkan pengetahuan dari menemukan berbagai pokok permasalahan, kemudian ditemukan solusinya, dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitianya. Diharapkan hasil belajar kognitif dan perubahan sikap hidup bersih dan sehat, mampu mewujudkan hidsup bersih dan sehat di lingkungan tempat tinggal siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk membantu siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar kognitif dan sikap hidup bersih dan sehat dengan judul “Pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Hasil Belajar Kognitif serta Sikap Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas X di SMA Tamansiswa Malang”.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy

experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control

(3)

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelompok A O1 X1 O2 Kelompok B O1 X1 O2 Keterangan: O1 : pretest O2 : postest

X1 : pembelajaran inkuiri terbimbing X2 : pembelajaran konvensional

Kelompok A : kelompok eksperimen Kelompok B : kelompok kontrol

Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Tamansiswa Malang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X-A sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan X-B sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah pembelajaran yaitu inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan sikap hidup bersih dan sehat siswa.Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran, alokasi waktu, soal pretes, postes.

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan pengukuran.Instrumen perlakuan pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) kelas eksperimen, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas kontrol, Instrumen pengukuran berupa tes dan kuisioner. Tes dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa tentang materi yang telah disampaikan dan kuisioner untuk mengukur sikap hidup bersih dan sehat. Bentuk soal tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes, postes, dan 36 butir soal kuisioner.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah analisis statistik menggunakan Analisis statistik uji t dua pihak dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil Penelitian A. Deskripsi Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa 2 macam data yaitu berupa data hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari data pretest dan posttest belajar siswa serta berupa angket kuisioner data sikap hidup bersih dan sehat siswa. Data hasil belajar kognitf pretest dan posttest serta data sikap hidup bersih dan sehat. Berikut ini diuraikan data hasil belajar kognitif yang disajikan sebagai berikut

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Skor rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada materi pencemaran lingkungan berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 2.

(4)

Tabel 2. Skor Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa

Pembelajaran Pencemaran Lingkungan

Rata-rata pretest Rata-rata Posttest

Eksperimen 47,22 72,05

Kontrol 48 48,93

Berdasarkan Tabel 2 terdapat hubungan yang ditunjukkan melalui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan rata-rata skor pretes dan postes materi pencemaran lingkungan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen adalah 24.83. Peningkatan rata-rata skor pretes dan postes materi pencemaran lingkungan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol adalah 0,93.

2. Deskripsi Rata-rata Sikap Hidup Bersih dan Sehat Siswa

Skor rata-rata sikap hidup bersih dan sehat siswa pada materi pencemaran lingkungan berdasarkan hasil uji di kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Skor Rata-Rata Sikap Hidup Bersih dan Sehat Siswa

Kelas Rata-rata

Eksperimen 36,62

Kontrol 35,02

Berdasarkan data asli dan Tabel 3, tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistik peningkatan sikap hidup bersih dan sehat antara pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional. Perbedaan kecil hanya ditunjukkan perolehan skor rata-rata antara pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional.

C. Analisis Data Hasil Penelitian

Data yang diperoleh pada materi pencemaran lingkungan dari kedua kelas (kontrol dan eksperimen) dianalisis menggunakan SPSS 16 for Windows. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis uji t yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas data pretes

pada materi pencemaran lingkungan dengan Kolmogrov-Smirnov adalah sebesar 0.854, 0.763. Nilai signifikasi tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas data. Hasil uji normalitas data posttest pada materi pencemaran lingkungan dengan Kolmogrov-Smirnov adalah sebesar 0.404, 0.964. Hasil uji normalitas data kuisioner sikap hidup bersih dan sehat dengan

Kolmogrov-Smirnov adalah sebesar 0.633, 0.266. Nilai signifikasi tersebut

menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas data.

Hasil uji homogenitas data pretes, postes, dan kuesioner sikap hidup bersih dan sehat dengan Levene Statistic sebesar 1.710, 3.337, dan 0.394. Nilai signifikasi tersebut menunjukkan bahwa varian antar kelompok homogen sehingga dapat dilanjutkan uji hipotesis.

Hasil uji hipotesis satu yaitu hasil belajar kognitif siswa pada materi pencemaran lingkungan dengan analisis uji t disajikan pada Tabel 4.

(5)

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kognitif Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan dengan Analisis uji t

Komponen Nilai

thitung 10.99

T0,05(db=31) 2,04

Nilai Rata-Rata Kelompok Siswa Eksperimen 72.06 Nilai Rata-Rata Kelompok Siswa Kontrol 48.93

Berdasarkan Tabel 4, diperoleh t hitung (10.99) > t tabel (31:0,05) (2.04), maka H0 ditolak. Jadi terdapat perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang belajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan yang belajar dengan pembelajaran Konvensional. Sehingga hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional.

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Sikap hidup bersih dan sehat dengan Analisis uji t

Komponen Nilai

thitung 1.57

T0,05(db=31) 2,04

Nilai Rata-Rata Kelompok Siswa Eksperimen 652.53 Nilai Rata-Rata Kelompok Siswa Kontrol 530.86

Berdasarkan Tabel 5, analisis perhitungan uji t diperoleh t hitung (1.57) < ttabel (31:0,05) (2,04), maka H0 ditolak. Jadi tidak terdapat perbedaan sikap hidup bersih dan sehat antara siswa yang belajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Sehingga hasil sikap siswa yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing tidak lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional.

Pembahasan

A. Pengaruh Antara Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan hasil analisis uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda menunjukkan bahwa soal-soal yang diujikan sudah valid dan reliabel serta tingkat kesukaran termasuk soal yang sedang dan daya pembeda sudah baik. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa soal dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitf biologi dasar siswa.

Hasil pengujian hipotesis hasil belajar kognitif dapat dijabarkan sebagai berikut. Pada Post-test hasil belajar kognitif di dapat t hitung (10.99) > t tabel (31:0,05) (2.04) atau F hitung > F tabel serta signifikansi <0,05. Hal ini, ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang mendapat pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan siswa yang mendapat pembelajaran Konvensional. Berdasarkan Fhitung > Ftabel maka siswa yang belajar menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing memperoleh nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran Konvensional.

Pada penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol telah mengalami peningkatan hasil belajar kognitif, ditunjukkan dengan nilai post-test lebih baik dari nilai pre-test, berarti, pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Konvensional dapat meningkatkan hasil belajar kognitif. Namun, siswa yang

(6)

menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada kelas eksperimen, memperoleh nilai lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol.

Menurut Dirks dan Cunningham (2006) menyatakan, Inkuiri berpotensi meningkatkan keterampilan proses sains melalui kegiatan bereksperimen. Pendapat Kubicek (2005), turut menyatakan pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan pengajaran dalam sains, karena siswa dilibatkan melalui metode ilmiah. Dalam aspek kemampuan Inkuiri, terutama di dalam pelajaran Biologi harus dimiliki oleh siswa, agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah, Maasawet (2011:18). Sehingga, siswa menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing memiliki wawasan dan pandangan luas dalam penelitian Biologi bila dibandingkan siswa menggunakan pembelajaran Konvensional. Hal tersebut, tercermin saat penelitian, munculnya keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan.

Hasil penelitian Octadhia (2011: 65) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan juga motivasi siswa. Bilgin (2009: 1041) dalam hasil penelitiannya digambarkan bahwa inkuiri terbimbing sebagai pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan akademik siswa, mengembangkan keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah mereka sehingga setelah dilakukan pembelajaran tersebut akan menunjukkan hasil yang signifikan. Pembelajaran inkuiri terbimbing sarat dengan pengajuan pertanyaan sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir pada tingkatan kognitif yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Konvensional pada penelitian ini, mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa yang ditunjukkan nilai post-test lebih baik dari nilai pre-test. Namun, siswa memperoleh nilai lebih tinggi menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada kelas eksperimen dibandingkan siswa menggunakan pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol.

B. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Konvensional Terhadap Sikap Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Khumayra & Sulisno (2012:198) bahwa pengetahuan akan berubah menjadi sikap dan sikap menjadi tindakan. Berdasarkan teori tersebut, langkah untuk mewujudkan sikap hidup bersih dan sehat pada penelitian ini, pertama, siswa harus memiliki pengetahuan. Pengetahuan tersebut, diperoleh dari materi pencemaran lingkungan dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada kelas eksperimen dan pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol. Kedua, penilaian sikap hidup bersih dan sehat melalui instrumen berupa angket yang tervalidasi para ahli. Kemudian, hasil uji angket sikap hidup bersih dan sehat dari kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan dalam pengujian kesamaan dua rata-rata menggunakan Uji-t.

Hasil pengujian hipotesis melalui angket sikap hidup bersih dan sehat dapat dijabarkan sebagai berikut. Hasil nilai angket sikap hidup bersih dan sehat didapat thitung (1.57) < t tabel (31:0,05) (2,04) atau F hitung < F tabel serta signifikansi <0,05, dapat disimpulkan sikap hidup bersih dan sehat siswa menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing tidak ada perbedaan bila

(7)

dibandingkan sikap hidup bersih dan sehat siswa menggunakan pembelajaran konvensional. Sebab, berdasarkan hasil penelitian ini, terungkap bahwa membentuk sikap hidup bersih dan sehat hanya ditunjang melalui ranah kognitif ternyata belum bisa membentuk sikap hidup bersih dan sehat siswa dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

Struktur sikap menurut Azwar (2003) menyatakan, terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Upaya penelitian selanjutnya diperlukan dalam membentuk sikap secara utuh melalui komponen kognitif, konatif, afektif dan faktor eksternal lingkungan sekitar siswa dalam membentuk sikap seperti pengaruh lingkungan keluarga, teman, media massa, lembaga pendidikan, lembaga agama pada individu siswa merupakan menjadi bagian faktor penentu perubahan sikap, walaupun tidak mudah dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, serta pembiasaan pada diri manusia. Hal itu sesuai Darmawan, dkk, (2010:114) menyatakan, untuk meningkatkan kesadaran lingkungan hidup masyarakat, tentu perlu upaya kaitannya dengan faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku dan peran serta secara efektif dan berkesinambungan.

Terbentuknya sikap pada individu menurut Hartanti (2009:39) dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal (dari individu) seperti pengalaman pribadi dan emosional, faktor eksternal (dari lingkungan) seperti orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama. Sehingga perubahan pola suatu sikap merupakan perubahan cukup kompleks, yang menuntut berbagai faktor yang mempengaruhi. Dalam hal ini motivasi dan kemampuan individu sangat menentukan.

Faktor perubahan sikap diantaranya seperti penelitian Khumayra dan Sulisno (2012:202) menyatakan pengetahuan ilmiah, dan sikap terhadap ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa laki-laki memegang tingkat lebih tinggi, namun pada penelitian ini, menunjukkan bahwa sikap kelompok putri lebih baik daripada pada kelompok putra. Penelitian yang dilakukan pada dua kelompok santri putra dan santri putri menunjukkan lebih baik sikap hidup bersih dan sehat pada putri bahwasannya putri cenderung memakai rasa dalam menilai sebuah objek sehingga yang muncul adalah rasa senang dan tidak senang untuk menunjukkan arah negatif dan positif.

Faktor waktu perlakuan saat penelitian ini, kurang lebih satu bulan membuktikan bahwa belum mampu membawa perubahan berarti sikap hidup bersih dan sehat. Potensi tidak tercapainya perubahan sikap siswa seperti kemampuan mengajar dan mengkondisikan kelas kemungkinan turut menjadi bagian penentu tidak terjadi perubahan. Penelitian selanjutnya diharapkan memiliki kemampuan mengajar lebih handal agar tercapai perubahan kognitif dan sikap. Faktor lain yang harus ditingkatkan dalam beberapa hal yaitu, mengubah cara berpikir, meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, memotivasi dan mencontohkan pola hidup bersih dan sehat, mengajarkan dan memberi contoh kepada siswa bersosialisasi teman, masyarakat, keluarga akibat apabila tidak hidup bersih dan sehat. Kemudian melalui pembelajaran agama siswa dapat dituntut hidup sehat dan bersih sebab bagian dari iman dan taqwa.

Perubahan sikap hidup bersih dan sehat dalam pembelajaran di sekolah diharapkan dapat terwujud apabila ada kombinasi yang harmonis keterampilan guru dalam mengaitkan realita kehidupan dan fakta pengetahuan. Menurut

(8)

Jariston (2009:76) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Kombinasi berbagai aspek adalah jawaban saat mewujudkan sikap hidup bersih dan sehat yang diiringi pengetahuan, kemampuan dan kemauan niscaya keberhasilan terwujudnya sikap hidup bersih dan sehat bisa direalisasikan.

Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil belajar kognitf siswa yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran Konvensional nilai rata-rata kelas kontrol. Sehingga nilai hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional.

2. Sikap hidup bersih dan sehat yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing tidak lebih baik atau sama dengan sikap hidup bersih dan sehat siswa yang mendapat pembelajaran Konvensional. Sehingga nilai rata-rata hasil sikap siswa yang diajar dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing tidak ada perbedaan berarti dari nilai rata-rata siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional.

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan yang terdapat pada penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut.

1. Bagi para tenaga pendidik guru bidang studi Biologi, pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif serta sikap hidup bersih dan sehat siswa. Dengan beragam pembelajaran, hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan pembelajaran lain yang efektif dan efisien dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.

2. Penelitian selanjutnya menemukan cara efektif dan efisien meningkatkan kesadaran sikap hidup bersih dan sehat melalui kolaborasi kegiatan promosi dan workshop kesehatan dan kebersihan, pendekatan melalui cara ekonomis, hukum adat/negara, medis dan agama/spiritual.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya melibatkan semua komponen sekolah seperti kepala sekolah, manajemen sekolah, guru terkait, fasilitas sekolah, peraturan sekolah, keluarga peserta didik dan dinas kesehatan dan kebersihan terkait.

Daftar Pustaka

Azwar, S. (2003). Sikap manusia : Teori dan pengukurannya (edisi 2). Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Bilgin, Ibrahim. 2009. The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction.

Academic Journals, 4 (10). (Online), (http://www.academicjournals.org/sre/

(9)

Darmawan B, dkk. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku Dan Peranserta Dengan Kesadaran Lingkungan Hidup Serta Kesanggupan

Membayar Masyarakatsekitar Bantaran Sungai Di Kota Pekanbaru. Jurnal

of Enviromental ISSN 1978-5283. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS

Universitas Riau.

Dirks, C & Cunningham, M. 2006. Enhancing Diversity in Science: Is

Teaching Science Process Skills the Answer?, Article Life Science

Education 5:218-226.

Hapsari D, dkk. 2009. Pengaruh Lingkungan Sehat, Dan Perilaku Hidup Sehat

Terhadap Status Kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan

Status Kesehatan Jakarta.

Hartanti N. 2009. Gambaran sikap orang tua terhadap Sekolah Alam. Universitas Sumatra Utara repository.

Jariston, H.2009. Pengetahuan,Sikap dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak-Anak di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan

Medan tuntungan Kota Medan tahun 2009. (Jurnal kesehatan)

Medan : Universita Sumatra Utara.

Khumayra Z.H & Sulisno. 2012. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara Santri Putra dan Santri Putri. Jurnal

Nursing Studies. Volume 1 No1:197-204.

Kubicek, John P. 2005. Inquiry-based learning, the nature of science, and computer technology. Canadian Journal of Learning and Technology. Volume 3.

Maasawet, E T. 2011. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri VI Kota Samarinda Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Bioedukasi Volume

2, Nomor 1.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Octadhia, Dattin. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kimia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gondanglegi pada Pokok Bahasan Hidrolisis

Garam.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suharto, A. 2012. Memahami Teori Psikologi Kognitife Piaget Hubungannya

Dengan Perkembangan Anak Dalam Belajar. (Jurnal Edukasi) Vol.7 No.1

Gambar

Tabel 3. Skor Rata-Rata Sikap Hidup Bersih dan Sehat Siswa
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Sikap hidup bersih dan sehat  dengan Analisis uji t

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka meningkatkan tata cara dan perilaku masyarakat dalam pemberdayaan pola hidup bersih dan sehat serta pengembangan sanitasi dasar di desa, perlu

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hasil belajar kognitif tinggi siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

Hasil belajar yang diperoleh siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian tugas dan resitasi lebih baik disebabkan karena dengan pemberian tugas, siswa

mengembangkan dan membina sikap positif terhadap kesehatan. Dan tidak hanya di kampus saja namun juga perlu diaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat ketika

Pengembangan Portofolio Guru Dalam Pendokumentasian Hasil Lesson Study Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru, Seminar Nasional Exchange Experience Lesson

Mahasiswa Biologi S1, S2, S3, dan PPG Biologi Laboran dan Teknisi Administrasi Ketua Jurusan Korprodi Pascasarjana Biologi Korprodi S1 Biologi Korprodi S1 Pendidikan Biologi

Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, menghasilkan karya-karya akademik yang bermutu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi TPS dengan pemberian Advance Organizer pada matakuliah Pemisahan Kimia dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ditinjau dari