• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING. PERHIMPUNAN HOR11KIJlllJRA INDONESIA Tema: Kemandfrlan Prociuk Hortfkultura untuk Memenuhi Pasar Domestik don Ekspor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING. PERHIMPUNAN HOR11KIJlllJRA INDONESIA Tema: Kemandfrlan Prociuk Hortfkultura untuk Memenuhi Pasar Domestik don Ekspor"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN 978-979-25-1264-9

PROSIDING

SEMINAR

NASIONAL

PERHIMPUNAN HOR11KIJlllJRA INDONESIA

2011

Balltsa

L@mbang,

23·24

Nov@mber

2011

Tema:

Kemandfrlan Prociuk Hortfkultura untuk

Memenuhi Pasar Domestik don Ekspor

••

Kerjasama

Perhlmpunan Hortlkultura Indonesia

lnstitut Pertanlan Bogor

(2)

Penggunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Pengemasan Aktif Buah Rambutan Var.Binja!

Rldwansyah, Elisa Julianti, Era Yusraini, lsmed Suhaldi

1143

BUKU 3

TANAMAN HIAS, OBAT, KEBIJAK.�N SOSIAL DAN EKONOMI

TANAMAN HIAS

Kemandirlan Benih Anggrek Untuk Pasar Domestik dan Ek:spor Ir. Lita Soetopo, Ph.O

Respon Pertumbuhan dan Kualitas Tanaman Bromeliad (Neoregelia Sp.) Pada Berbagai Tingkat lntensitas Cahaya

Nurul Aini, Sitawati, Dwi UH lndayanl

Penelit!an dan Pengembangan Tanaman Hias Unik Kantong Semar

(Nepenthes Spp.) Secara In Vitro Di Kebun Raya Bogar

Yupl lsnalnl

Optimasi Pertumbuhan dan Muitiplikasi Uni Klon Plbs Anggrek

Spathoglottis Plicata Blume Melalui Modifikasi Komposisi Medium MS dan Sitokinin.

Atra Romelda, Surjono Hadl Sutjahjo, Agus Purwfto, Dewl Sukma, RustikawatJ

Penggunaan BA (Benziladenin) dalam Memproduksi Subang Biblt Gtadiol (Gladiolus Hybridus, L}

Ir. Tri Oewl Andalasarl M,SI

lnduksi Tanaman Haploid Olanthus sp, Melalui Pseudofertilisasi Menggunakan Polen yang Diiradiasl dengan slnar Gamma

Kartlkanlngrum, s., A. Purwlto, G. A. Wattlmena, B. Marwoto D. Sulema

Analisis Pertumbuhan dan Morfologi Tanaman Hias Krisan

(Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Hasil lnduksi Mutasi

Andina F. Flrdausya, Nurul Khumalda, Rahml Yunlanti

Karaktefisasi Morfologi Bunga dan Kuafitas Sunga Beberapa Mutan Krisan (Oendranthema Grandiflora Tzvelev) Hasil lnduksi Mutasi

Andina F. Firdausya, Nurul Khumalda, Rahm I Yunlanti

lnduksi Keragaman Dua Varietas Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Dengan lradiasi Sinar Gamma Secara In Vitro

Nurul Khumalda dan Sadewl Maharani

Studi Pertumbuhan dan Pembungaan Tiga Jenis Impatiens Wallerana Pada Berbagai Tingkat Naungan

Eko Widaryanto, Ciclk Udayana, Medha Baskara Retno Umlartl lnduksi Kalus Tiga Kultivar UH (Ulium Sp) Dari Petal Bunga Pada

Beberapa Media( Callus Induction Of Three Cultivars Ulium Sp From

Petals On Several Medium)

Ridho Kurniatl, Agus Purwito, GA Wattlmena dan Budi Marwoto

xii 1150 1160 1170 1178 1188 1195 1205 1215 1221 1233 1243

(3)

Pertumbuhan Bibit Berbagai Panjang Stek Pucuk Sanseveira Pada

Beberapa Konsentrasi Kingtone F Nora Augustlen dan Ramdan Hicfayat

Keragaman Morfologi Hoya Purpureotusce Hook.F. Asal Taman

Nasional Gunung Gede Pangranggo

Srt Rahayu. Kartika Nlng Tyas, Hary Wawangnlngrum

Pengaruh Mutasi Fisik Melalut tradiasl Sinar Gamma terhadap Keragaan

Cetedium spp.

Syarlfah Us Alsyah dan Fetl Nariah

Kultur In VlTo Daun dan Pa,g.'<al Batang A"'9Qrek Bulan R.aksasa (Phalaenopsis gigantea JJ Smith)

Dewl Sukma, Yupi lsnaini, Ramdan

Periode Pembungaan dan Flushing Tanaman Famili Fabaceae

Tlnche, Nlzar Nasrullah

POSTER TANAMAN HIAS

Konservasi Begonia baliensis Girm. {Begoniaceae), Perbanyakan Dan Upaya Meningkatkan Produktivltasnya

Hartutinlngslh-M.Slregar, Ni Kadek Erosi Undaharta & I Made Ardaka

Analisis Habitat Hoya Purpureotusce Untuk Pembudidayaan Sebagai Tanaman Hias

Sri Rahayu, Kartika Ning Tyas, sucarmene And Rochadl Abdulhadi

Salvia Splendens Sellow Ex Wied·Neuw And S. lanthlna Otto & Dletr. (Lamiaceae); Tuas Stamen Proses Penyerbukannya Serta Potensinya

Sebagai Tanaman Hias Di Kebun Raya Cibodas

Sudannono dan Destrl

Aplikasi Paclobutrazol Pada Tanaman Bunga Matahari (Helianthus

annuus L. cv. Teddy Bear) sebagai Upaya Menciptakan Tanaman Hias

Pot

E:ko Widaryanto, Medha Baskara Agus Suryanto TANAMAN OBAT

Perbanyakan In Vitro dan lnduksi Akumulasi Alkaloid Pada Tanaman Jeruju (Hydro/ea Spinosa l.)

Nofla Hardaranl, Agus Purwito, Dewl Sukma

Uji Adaptasl Tanaman Empon-Empon Pada Wanatani Pola MultlstrataDi Lahan Kering Dataran Rendah Kawasan Sel�tan Jawa Timur

Sri Yuniastutl , Roesmlyanl

Germination and Multiplication Shoot of Pepper (Piper Nigrum L.) Variety Petaling In Vitro

Fltri Yullantl, Megayanl Sri Rahayu and Mia Kosmlatin

Altitude and Shading Conditions Affect Vegetative Growth of Keempierie Parviflore

Evi, Nurul Khumaida, and Slntho W. Ardie

xiii 1250 1256 1264 1272 1282 1294 1303 1309 1314 1324 1334 1343 1355

(4)

APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI

(Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA

MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT

Oleh:

Eko Widaryanto, Medha Baskara dan Agus Suryanto

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

SEMINAR ILMIAH TAHUNAN HORTIKULTURA

PERHIMPUNAN HORTIKUL TURA INDONESIA (PERHORTI}

Lembang, 23-24 November 2011

(5)

APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI

(Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA

MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT

Eko Widaryanto, Medha Baskara dan Agus Suryanto Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

ABSTRACT

Ornamental plants are potential to be develop as cutting flowers or as ornamental potted plants. Ornamental potted plants have many advantages, such as longer vase life than cutting flowers. Sunflower is a potential to be cultivate as ornamental potted plant, because it has beautiful flower in many kinds color. But there are many problems to develop of sunflower as ornamental potted plant, such as the sunflower plant grows too tall and easily to collapse after flowering, so need efforts to reduce sunflower plant height with using paclobutrazol. The experiment was conducted at Sananrejo, Turen, Malang from June until September 2005. The objective of the experiment to get suitable sunflower as ornamental potted plant with paclobutrazol application. The experiment was designed using Simple Randomized Block Design with 10 treatments combination and 3 replications. The combination of treatments were time of application (4, 5 and 6 weeks after planting) and concentration of paclobutrazol (33.35; 49.98 and 66.62 ppm) and without paclobutrazol application as control. The results of these experiment showed that the combination of time application at 5 weeks after planting and paclobutrazol concentration at 49.98 ppm, was the best combination and effective in reduce the sunflower plant height (dwarf) until 41 % without affectied flower quality (diameter of flower, number and colour of flower), but significantlty affected to leaf area, stem diameter and vase life of flower.

Key word: Helianthus annuss L. , paclobutrazol, time application, concentration

ABSTRAK

Tanaman hias merupakan salah rata komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan baik sebagai bunga potong maupun tanaman hias pot. Salah satu kelebihan tanaman hias pot, yaitu memiliki masa pajang yang lebih lama dibandingkan dengan bunga potong. Tanaman bunga matahari berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman hias pot, (karena memiliki keindahan bunga dengan bermacam-macam warna). Kendala yang dihadapi adalah tanarnan bunga matahari tumbuh terlalu tinggi dan mudah rebah, maka perlu usaha untuk mengurangi tinggi tanaman dengan pemberian paclobutrazol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol yang tepat untuk dapat mengurangi tinggi tanaman bunga matahari, tanpa mengurangi kualitas bunga yang dihasilkan. Penelitian dilaksanakan di desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana dengan 10 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali. Kombinasi perlakuan terdiri dari waktu pemberian (4, 5 dan 6 minggu setelah tanam) dan berbagai konsentrasi paclobutrazol (33,5; 49,98 dan 66,62 ppm) serta tanpa pemberian paclobutrazol sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan waktu pemberian 5 minggu setelah tanam dengan konsentrasi 49,98 ppm, merupakan kombinasi yang paling baik dan efektif dalam mengurangi tinggi tanaman bunga matahari tanpa mengurangi kualitas bunga (iurnlah, diameter dan warna bunga) yang dihasilkan. Kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata pada luas daun, diameter batang dan masa pajang bunga tanaman bunga matahari.

(6)

PENDAHULUAN

lklim tropis negara Indonesia sangat memungkinkan bagi beberapa macam tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi dan prospek cerah untuk dikembangkan adalah tanaman hias, baik sebagai bunga potong maupun sebagai tanaman hias dalam pot. Tanaman hias dalam pot memiliki kelebihan yaitu daya pajang yang lebih lama dibandingkan dengan bunga potong.

Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman hias pot adalah tanaman bunga matahari yang beberapa kultivarnya telah dibudidayakan sebagai bunga potong. Keindahan mahkota bunga matahari dan warna yang menarik, akan lebih tahan lama jika disuguhkan dalam bentuk tanaman dalam pot dibandingkan sebagai bunga potong. Menurut Dasoju, Evans, dan Whipker (1998), bunga matahari tidak layak dibudidayakan dalam pot karena tanaman tumbuh terlalu tinggi dan mudah rehab bila sudah berbunga. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk mengurangi tinggi tanaman bunga matahari agar dapat dibudidayakan sebagai tanaman hias dalam pot.

Salah satu cara untuk mengurangi tinggi tanaman bunga matahari adalah dengan aplikasi zat pengatur tumbuh pada tanaman, khususnya yang bersifat menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman. Paclobutrazol merupakan salah satu bentuk zat pengatur tumbuh yang bersifat menghambat biosintesis giberelin sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat. Prinsip kerja paclobutrazol adalah menghambat reaksi oksidasi antara kauren dan asam kaurenoat pada sintesis giberelin, sehingga terjadi penekanan pada batang tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).

Penelitian ini bertujuan untuk. mendapatkan tanaman bunga matahari yang sesuai sebagai tanaman hias pot dengan aplikasi paclobutrazol. Hipotesis yang diajukan adalah kombinasi waktu dan konsentrasi paclobutrazol yang tepat dapat mengurangi tinggi tanaman bunga matahari, tanpa mengurangi kualitas bunga yang dihasilkan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, pada bulan Juni sampai September 2005. Alat yang digunakan yaitu, polibag,

(7)

cangkul, cetok, baskom atau wadah, timbangan analitik, gembor, gelas ukur, oven, mistar, jangka sarong, dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan antara lain, benih bunga matahari yaitu kultivar Sungold Double (Teddy Bear) yang diproduksi oleh Mr. Fothergill's Seeds Ltd., fungisida, insektisida, paclobutrazol dengan nama dagang Paclo 15WP, pupuk Urea, SP-36 dan KCI.

Penelitian ini merupakan percobaan sederhana menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 kombinasi per1 akuan, yaitu : kontrol (PO), Paclobutrazol 4 minggu setelah tanam, konsentrasi 33,35 ppm (P1 ), Paclobutrazol 4 minggu setelah tanam, konsentrasi 49,98 ppm (P2), Paclobutrazol 4 minggu setelah tanam, konsentrasi 66,62 ppm (P3), Paclobutrazol 5 minggu setelah tanam, konsentrasi 33,35 ppm (P4 ), Paclobutrazol 5 minggu setelah tanam, konsentrasi 49,98 ppm (P5), Paclobutrazol 5 minggu setelah tanam, konsentrasi 66,62 ppm (P6), Paclobutrazol 6 minggu setelah tanam, konsentrasi 33,35 ppm (P7), Paclobutrazol 6 minggu setelah tanam, konsentrasi 49,98 ppm (P8) dan Paclobutrazol 6 minggu setelah tanam, konsentrasi 66,62 ppm (P9). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 30 petak percobaan dengan jumlah tanaman total 360 tanaman. Pengamatan non destruktif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, diameter bunga. diameter batang, warna bunga dan masa pajang bunga. Pengamatan destruktif meliputi bobot kering batang, bobot kering daun, bobot kering bunga. bobot kering akar dan bobot kering total tanaman. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji F taraf 5%, dan jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berbeda nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman, luas daun, diameter batang dan masa pajang bunga matahari.

Perlakuan kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berbeda nyata pada tinggi tanaman bunga matahari dari umur 42 HST sampai dengan 84 HST. Rata-rata tinggi tanaman tertera pada Tabel I.

(8)

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 42 sampai 84 HST

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

42 hst 56 hst 70 hst 84 hst

Tanpa Perlakuan 42.27e 99, 11 e 130,89f 133,78d

(kontrol)

Paclo 4 mst, 33,35 ppm 27,17b 69, 11 b 103,56cde 103,44bc

Paclo 4 mst, 49,98 ppm 21,80a 42,33 a 78,00a 79,56a

Paclo 4 mst, 66,62 ppm 22,76ab 47,33 a 79, 11 ab 81,78a

Paclo 5 mst, 33,35 ppm 37,03cd 77,67b 111,00de 110,56c

Paclo 5 mst, 49,98 ppm 32,93c 70,67b 88,11abc 84,67ab

Paclo 5 mst, 66,62 ppm 34,50c 71,67b 94, 11abcde 92,89abc

Paclo 6 mst, 33,35 ppm 40,23 de 93,89c 112,8gef 111,67c

Paclo 6 mst, 49,98 ppm 41,01de 77,33b 92,56abcd 90,00ab

Paclo 6 mst, 66,62 ppm 43,43e 74,67b 97,89bcde 97,56abc

BNT5% 5,14 15,71 19,29 20,46

Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %.

Jika dilihat dari perkembangan tinggi tanaman sejak umur 42 HST sampai dengan 84 HST, tampak bahwa pertumbuhan tinggi tanaman akan meningkat tajam sejak umur 42 HST sampai dengan 70 HST. Namun pada pengamatan umur 84 HST tampak tidak terjadi peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman.

Semakin tinggi konsentrasi paclobutrazol yang diberikan akan menghambat tinggi tanaman bunga matahari, dan semakin efektif bila diberikan saat tanaman masih peka. paclobutrazol bekerja dengan cara menghambat pembentukkan dan kerja giberelin atau merangsang kerusakan giberelin sehingga konsentrasi giberelin dalam tanaman menurun. Menurut Wattimena (1989), tanaman tidak akan respon terhadap zat pengatur tumbuh yang bersangkutan apabila tidak diberikan pada masa pekanya.

Secara keseluruhan, diperoleh bahwa semakin awal paclobutrazol diberikan pada tanaman maka sifat penghambatannya akan semakin besar, sebaliknya semakin lama paclobutrazol diberikan pada tanaman maka sifat penghambatan yang ditimbulkan semakin kecil.

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berbeda nyata pada luas daun tanaman bunga matahari

(9)

dari umur 42 HST sampai dengan 70 HST. Rata-rata luas daun tanaman dapat dilihat pada label 2.

Tabel 2. Rata-rata Luas Daun Tanaman pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 42 sampai 84 HST

Perlakuan Luas Daun (cm2)

42 hst 56 hst 70 hst 84 hst

Tanpa Perlakuan 115,73 cd 172,62e 191,74d 159,09

(kontrol)

Paclo 4 mst, 33,35 ppm 105,37abc 154,92bcd 166,48abc 140, 17

Paclo 4 mst, 49,98 ppm 98,76ab 144,53ab 162,58a 158,35

Paclo 4 mst, 66,62 ppm 94,85 a 137,73 a 158,99 a 166,63

Paclo 5 mst, 33,35 ppm 111,97 cd 158,30cd 177,35bcd 160,52

Paclo 5 mst, 49,98 ppm 111, 15bcd 150,72bcd 165,37 abc 150,87

Paclo 5 mst, 66,62 ppm 108,08bcd 147,40abc 162,82ab 176,07

Paclo 6 mst, 33,35 ppm 121,05d 160,40d 171,90cd 151 5

Paclo 6 mst, 49,98 ppm 109,25bcd 154,13bcd 172, 16abc 161,74

Paclo 6 mst, 66,62 ppm 111,37bcd 148,03abc 171,46abc 175, 15

BNT5% 13,03 10,94 14,60 tn

Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %.

Secara keseluruhan terlihat pemberian paclobutrazol memperkecil luas daun tanaman. Semakin tinggi konsentrasi paclobutrazol yang diberikan maka semakin kecil luas daun yang dihasilkan, karena penghambatan pada giberelin semakin besar. Perubahan morfologi lainnya yang terjadi pada daun yaitu daun menjadi lebih tebal dan berwarna hijau, yang dapat disebabkan tulang-tulang daun dan jaringan bunga karang yang membesar serta adanya peningkatan kandungan klorofil pada daun. Sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Dasoju et al. (1998) yang menunjukkan tanaman dengan perlakuan pemberian paclobutrazol dapat mempertebal daun dan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga didapat tanaman bunga matahari yang lebih kecil dan memiliki daun berwarna lebih hijau.

Dari hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berbeda nyata pada diameter batang tanaman

(10)

bunga matahari dari umur 42 HST sampai dengan 84 HST. Rata-rata diameter batang tanaman dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Diameter Batang Tanaman pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paelobutrazol pada Umur 42 sampai 84 HST

Perlakuan Diameter Batang (cm)

42 hst 56 hst 70 hst 84 hst

Tanpa Perlakuan 1,23a 1,73a 1,89a 1,88a

(kontrol)

Paclo 4 mst, 33,35 ppm 1,33bede 2,21 b 2,47bed 2,51 be

Paclo 4 mst, 49,98 ppm 1,38def 2,29be 2,69ede 2,71bed

Paclo 4 mst, 66,62 ppm 1,44f 2,43e 2,83e 3,00d

Paelo 5 mst, 33,35 ppm 1,27abe 2,26be 2,39be 2,46be

Paelo 5 mst, 49,98 ppm 1,36edef 2,24be 251bede 2,60be

Paclo 5 mst, 66,62 ppm 1,41 ef 2,39be 2,73 de 2,82ed

Paclo 6 mst, 33,35 ppm 1,27abe 2,23be 2,26b 2,42b

Paclo 6 mst, 49,98 ppm 1,31 abed 2,30be 2,37be 2,43b

Paclo 6 mst, 66,62 ppm 1,24ab 2,40be 2,44bed 2,63bed

BNT5% 0,09 0,22 0,32 0,37

Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT S %.

Pada parameter pengamatan diameter batang, terdapat pola yang berbeda dibanding dengan parameter pengamatan yang lain, dimana pada parameter pe- ngamatan lain pemberian paclobutrazol akan menekan pertumbuhan tanaman, tetapi pada parameter ini pemberian paclobutrazol semakin memperbesar ukuran diameter batang.

Umur pengamatan 56 hari setelah tanam pengaruh dari paclobutrazol semakin terlibat karena seluruh perlakuan berbeda nyata dengan kontrol, dan hal serupa terus berlanjut sampai pada pengamatan umur 70 dan 84 hari setelah tanam bahwa pemberian paclobutrazol dapat mempertebal batang tanaman sehingga diameternya semakin besar. Dari sini diperoleh bahwa dengan penambahan paclobutrazol dapat menekan per- tumbuhan batang tanaman sehingga diameter batang tanaman bertambah tebal. Penebalan batang oleh perlakuan retardan paclobutrazol disebabkan oleh terjadinya peningkatan volume sel parenkim di daerah korteks serta meningkatnya produksi sel di

(11)

daerah kambium. Hasil penelitian Widyastuti (2002), paclobutrazol selain dapat meningkatkan warna hijau daun, juga dapat mempertebal batang tanaman dan menghambat etiolasi.

Variabel pengamatan jumlah daun menunjukkan bahwa kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman bunga matahari. Hal ini dapat disebabkan karena faktor genetis dari tanaman bunga matahari itu sendiri. Jumlah daun berhubungan dengan jumlah buku pada batang tanaman. Paclobutrazol menekan pemanjangan ruas batang, tetapi tidak mempengaruhi jumlah buku pada batang.

Pada parameter jumlah bunga, perlakuan pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga yang dihasilkan tanaman bunga matahari. Jumlah bunga yang dihasilkan berkaitan pula dengan jumlah buku dan jumlah daun pada batang tanaman, karena bunga yang dihasilkan muncul pada setiap ketiak daun tanaman dimana jumlah daun tidak dipengaruhi oleh pemberian retardan paclobutrazol.

Pengaruh tidak nyata dari pemberian paclobutrazol dengan seluruh konsentrasi pada waktu yang berbeda juga terjadi pada variabel pengamatan warna bunga. Demikian pula pada variabel diameter bunga tanaman bunga matahari yang mana tidak berbeda nyata. Paclobutrazol berperan menekan pertumbuhan vegetatif tanaman tanpa mengurangi kualitas bunga yang dihasilkan, sehingga pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap warna dan diameter bunga. Sehingga tanaman yang dihasilkan tampak normal tetapi mempunyai batang yang lebih pendek.

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap masa pajang bunga matahari. Rata-rata masa pajang bunga matahari dapat dilihat pada Tabel 4. Pada parameter pengamatan masa pajang dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah untuk memudahkan dalam pengamatan dan analisa data. Pengamatan masa pajang dilakukan saat 50 % bunga mekar sempurna, yaitu umur 70 hst, kemudian bunga diletakkan di tempat yang lebih teduh untuk menguji ketahanan_bunga.

Bunga bagian atas pada tanaman bunga matahari dengan pemberian paclobutrazol pada semua konsentrasi dan waktu pemberian lebih tahan lama jika dibandingkan dengan kontrol. Demikian juga pada bunga bagian bawah tahan lebih lama jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dikarenakan tanaman yang diberi Paclobutrazol

(12)

memiliki daun yang lebih hijau dan tebal, demikian pula dengan batang yang tebal se- hingga mampu menyimpan cadangan makanan, maupun unsur hara dan air agar tanaman dapat bertahan lebih lama. Menurut Widyastuti (2002), tanaman dengan pemberian retardan lebih tahan terhadap stress air, suhu panas, suhu dingin, asap dan stress selama diletakkan dalam berbagai kondisi ruangan. Retardan dapat memperlambat kelayuan bunga.

Pengamatan destruktif tanaman bunga matahari meliputi variabel pengamatan bobot kering batang, bunga, daun, akar dan bobot kering total tanaman. Dari hasil penelitian pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering batang, bunga, daun, dan akar tanaman bunga matahari pada seluruh kombinasi perlakuan konsentrasi dan waktu pemberian paclobutrazol. Demikian juga pada bobot kering total tanaman pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh nyata. Hal ini dikarenakan asimilat yang telah diproduksi oleh tanaman tetap disebarkan secara merata pada seluruh bagian tanaman. Menurut Pinto et al. (2005), bobot kering tanaman tidak terpengaruh oleh pemberian retardan, walaupun retardan menekan pemanjangan batang dengan menghambat aktivitas fisiologisnya, tetapi retardan tidak menghambat produksi dan translokasi asimilat ke organ-organ lain pada tanaman.

Tabel 4. Rata-rata Masa Pajang bunga Matahari

Perlakuan Masa Palaru 1 Bunga (hari)

Bagian Atas Bagian Bawah

Tanpa Perlakuan 6,00a 10,00a

(kontrol) Paclo 4 mst, 33,35 ppm 7,00b 16,67cd Paclo 4 mst, 49,98 ppm 12,00e 16,00c Paclo 4 mst, 66,62 ppm 12,67 e 17,33d Paclo 5 mst, 33,35 ppm 8,33d 14,00b Paclo 5 mst, 49,98 ppm 12,00e 16,67cd Paclo 5 mst, 66,62 ppm 12,33 e 17,33 d Paclo 6 mst, 33,35 ppm 7,33bc 13,33b Paclo 6 mst, 49,98 ppm 7,67bcd 16,00c Paclo 6 mst, 66,62 ppm 8,00cd 16,67cd BNT5% 0,68 1,31

Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

(13)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1. Waktu pemberian 5 minggu setelah tanam dengan konsentrasi 49,98 ppm merupakan kombinasi yang tepat dan efektif dalam mengurangi tinggi tanaman bunga matahari tanpa mengurangi kualitas bunga (jurnlah, diameter dan warna bunga) yang dihasilkan. .

2. Pada umur 56 sampai 70 hari setelah tanam, pertumbuhan tanaman bunga matahari dengan pemberian paclobutrazol masih terus berlanjut, namun pada umur 84 hari setelah tanam terjadi penekanan tinggi tanaman. Secara berurutan dari konsentrasi 33,35 ppm, 49,98 ppm, 66,62 ppm pada paclobutrazol 4 minggu setelah tanam, menekan sebesar 23%, 41 % dan 39 %, untuk 5 minggu setelah tanam yaitu 17%, 37 % dan 31 %, kemudian untuk 6 minggu setelah tanam sebesar 17 0/0, 33 % dan27%. 3. Kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, luas daun, diameter batang dan masa pajang bunga tanaman bunga matahari.

DAFT AR PUST AKA

Dasoju, S., M. R. Evans, and B. Whipker. 1998. Paclobutrazol Drenches Control Growth of Potted Sunflowers. http://www.ag.auburn.edu/landscape/STGO june98.html 1 pp.

Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB Bandung. Bandung. h. 52-53.

Wattimena, G. A. 1989. Zat Pengatur Tumbuh : Peran Fisiologis dan Dasar-dasar Pemakaian Laboratorium Bioteknologi Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogar. 145 hal

Widyastuti, N. 2002. Pemendekkan Tanaman Krisan Pot dengan Zat Penghambat Tumbuh. http://www.iptek.net.id/ind/terapan/terapan _idx. php?doc=artikel11. 2pp.

(14)

Gambar 1. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 28 sampai 84 HST

Keterangan Gambar

PO Tanarnan Bunga Matahari tanpa perlakuan (Kontrol)

Pl Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 4 mst, Konsentrasi 33,35 ppm P2 Tanaman Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 4 mst, Konsentrasi 49,98 ppm P3 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 4 mst, Konsentrasi 66,62 ppm P4 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 5 mst, Konsentrasi 33,35 ppm P5 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 5 mst, Konsentrasi 49,98 ppm P6 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 5 mst, Konsentrasi 66,62 ppm

P7 Tanaman Bunga Matahari dengan Paclobutrazol 6 rnst, Konsentrasi 33,35 ppm

P8 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutraz.ol 6 mst, Konsentrasi 49,98 ppm P9 Tanarnan Bunga Matahari dengan Paclobutraz.ol 6 mst, Konsentrasi 66,62 ppm

(15)

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol Umur 42 sampai 84 HST

Perlakuan Jumlah Daun

42 hst 56 hst 70 hst 84 hst Kontrol (tanpa 20,78 27,67 25, 11 20,33 Paclobutrazol) Paclo 4 mst, 33,35 ppm 19, 11 24,89 27,78 22,56 Paclo 4 mst, 49,98 ppm 18,44 25,67 27,56 23,89 Paclo 4 mst, 66,62 ppm 17,56 23,78 28,44 26,00 Paclo 5 mst, 33,35 ppm 20,44 29,22 30,22 24,89 Paclo 5 mst, 49,98 ppm 20,56 30,33 31,67 28,44 Paclo 5 mst, 66,62 ppm 21, 11 29,67 29,00 23,67 Paclo 6 mst, 33,35 ppm 19,67 26,89 26, 11 20,89 Paclo 6 mst, 49,98 ppm 20,67 27,44 28,78 22,44 Paclo 6 mst, 66,62 ppm 21, 11 28,33 29,00 25,33 BNT5% tn tn tn tn

Tabe1 5. Rata-rata Jumlah Sunga pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 42 sampai 84 HST

Perlakuan Jumlah Bunga

42 hst 56 hst 70 hst 84 hst Kontrol (Tanpa 14,67 28,44 23, 11 17,22 Paclobutrazol) Paclo 4 mst, 33,35 ppm 17,22 26,67 25, 11 17, 11 Paclo 4 mst, 49, 98 ppm 14, 11 27, 11 23,22 15, 11 Paclo 4 mst, 66,62 ppm 14,00 27,56 25,67 15,33 Paclo 5 mst, 33,35 ppm 17,33 28,89 25,22 16,89 Paclo 5 mst, 49, 98 ppm 15,33 30,44 24,89 17,89 Paclo 5 mst, 66,62 ppm 17,89 32, 11 23,00 18,67 Paclo 6 mst, 33,35 ppm 17,33 31,22 23,67 17,56 Paclo 6 mst, 49, 98 ppm 17,33 30,00 22,78 14,89 Paclo 6 mst, 66,62 ppm 16,89 31,44 23,44 16,00 BNT5% tn tn tn tn

(16)

Tabel 6. Warna Sunga pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

Perlakuan Warna Bunga

Kontrol Bright Yellow

Paclo 4 mst, 33,35 ppm Bright Yellow Paclo 4 mst, 49, 98 ppm Bright Yellow Paclo 4 mst, 66,62 ppm Bright Yellow Paclo 5 mst, 33,35 ppm Bright Yellow Paclo 5 mst, 49, 98 ppm Bright Yellow Paclo 5 mst, 66,62 ppm Bright Yellow Paclo 6 mst, 33,35 ppm Bright Yellow Paclo 6 mst, 49, 98 ppm Bright Yellow Paclo 6 mst, 66,62 ppm Bright Yellow

Tabel 7. Rata-rata Diameter Sunga pada Berbagai Perlakuan Kombinasi antara Waktu Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol pada Saat Mekar Maksimal

Diameter Bunga (cm) Perlakuan Bagian Bagian Bawah Atas Kontrol (Tanpa 8,86 6,17 Paclobutrazol) Paclo 4 mst, 33,35 ppm 8,18 5,86 Paclo 4 mst, 49,98 ppm 8,07 5,98 Paclo 4 mst, 66,62 ppm 8,31 6,31 Paclo 5 mst, 33,35 ppm 8,38 6,27 Paclo 5 mst, 49,98 ppm 9,31 6,80 Paclo 5 mst, 66,62 ppm 8,88 6,66 Paclo 6 mst, 33,35 ppm 8,65 6,79 Paclo 6 mst, 49,98 ppm 8,28 6,23 Paclo 6 mst, 66,62 ppm 8,76 6,60 BNT5% tn to

(17)

I-

<(

<

-

Ill

-

:z:

LL

0 Q

-

:z:

I-

-

a::

:::,

!:l

L1.J

:::,

'�

Vl

!-- -

=-

o�

:c

:z:

er::

�o

:::, :c

Q.

lE

er::

-

:c

i:.:l

ffi

Q., Q. ...,

c

"'

"'

I!!'

"'

s:

""

c

s:

....:

0

...

Q. .-4 .-4 0 N <(

io

z

0

c

z

-

s

:::::,

!:i

a

0

::c

z

:::::,

Q.

::E

-

w

Q.

i

0

z

a::

<(

z

::E

w

Ill

...

}

...

"

.g

1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang yang dilakukan oleh Wiriawan, 2011 yang menemukan bahawa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan Kompetensi Profesional guru, konsep diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan tanaman kedelai yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indarsita (2006) diketahui bahwa perilaku berisiko terhadap masalah kesehatan reproduksi lebih banyak pada remaja dengan orang tua

Beberapa permasalahan teknis pada jaringan pipa bawah laut muncul terutama terkait dengan kondisi alam dan buatan, seperti kondisi geologi yang berhubungan dengan jalur pipa

Hasil penelitian Fathurrijal (2017) terkait dengan analisis penerapan prinsip retorika di panggung debat antar calon gubernur DKI Jakarta 2017. Menyimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil simulasi dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut, kontingensi N-1 dan N-2 pada pembangkit dapat menyebabkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Modal Kerja dan Pengelolaan Keuangan terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Studi

Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa selisih yang terjadi antara besarnya realisasi penerimaan pajak hotel yang ada dengan terget