NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Keberhasilan IHSG break out di atas fractal up di level 5225 pada perdagangan saham pekan lalu, indeks akan menguji resistance level berikut di level 5427. Potensi untuk menyentuh resistance level tersebut cukup terbuka. Pasalnya, sinyal leading indikator teknikal, seperti indikator MACD dan Stochastic masih terkonfirmasi positif bagi IHSG..
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5323.885 +70.70 6,688.42 8,733.34
LQ-45 926.524 +15.74 2,296.63 6,570.36
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Sepanjang pekan lalu IHSG bergerak menguat seiring penguatan bursa global. Katalis IHSG dari domestik berkenaan dengan tanggapan pasar yang positif atas proposal perubahan asumsi makro dalam APBN diantaranya: asumsi tingkat pertumbuhan 2015 menjadi 5,8%, tingkat inflasi 5%, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$70 per barel, nilai tukar Rupiah Rp12.200 per Dolar AS, dan lifting minyak 849.000 per hari. Selain itu, pengesahan Perppu Pilkada langsung dan penguatan Rupiah juga turut mendorong penguatan IHSG. Seluruh fraksi di DPR RI sepakat agar pelaksanaan pemilihan kepala daerah dapat dilakukan secara langsung, meski ada beberapa pasal yang perlu disesuaikan. Di akhir pekan, Rupiah menguat di level sekitar Rp12.450 per Dolar AS. Dari pasar global, sentimen datang dari keputusan ECB untuk menambah stimulus, termasuk pembelian obligasi pemerintah, sebesar €60 miliar per bulan dari Maret 2015 hingga September 2016. Selain itu, sentimen juga datang dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2015 menjadi 3,5% dari proyeksi sebelumnya di bulan Oktober sebesar 3,8%. Sedangkan untuk tahun 2016 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di angka 3,7% dari 4% di bulan Oktober. Dari pasar regional, sentimen datang dari keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk mempertahankan stimulus sebesar ¥80 triliun (US$679bn) per tahun dan memangkas prospek inflasi menjadi 1% untuk tahun fiskal 2015 dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,7%. Di sisi lain, BoJ menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB menjadi 2,1% untuk tahun fiskal 2015 dari 1,5%. Sentimen lainnya juga datang dari rilis data PDB Cina yang tumbuh sebesar 7,3% di kuartal keempat 2014, lebih tinggi dari estimasi konsensus sebesar 7,2%. Secara keseluruhan PDB Cina tumbuh sebesar 7,4% di tahun 2014. Rilis data PDB didukung pula oleh indeks manufaktur Tiongkok yang naik ke level tertingginya dalam tiga tahun di bulan Januari di level 49,8, melebihi estimasi konsensus di level 49,5. Dari Eropa, bursa Eropa bergerak naik sepanjang pekan lalu dipengaruhi oleh sentimen dari rencana stimulus ECB. Indeks manufaktur zona Eropa naik ke level 51 di bulan Januari dari level 51,4 di bulan Desember 2014. Sedangkan indeks industri jasa zona Eropa naik ke level 52,3 di bulan Januari dari 51,6 di bulan Desember 2014. IHSG mencatatkan level tertinggi baru
Partai sayap kiri radikal Syriza memenangi pemilihan umum di Yunani Minggu (25/1) waktu setempat menurut penghitungan hasil exit polls, atau pengumpulan data dari pemilih yang telah memberikan suaranya. Syriza mendapatkan suara antara 35,5% dan 39,5%, sementara kubu konservatif Partai Demokrasi Baru hanya mendapatkan 23-27%. Jika hasil akhir memang seperti ini, pemimpin Partai Syriza, Alexis Tsipras, bisa menjadi perdana menteri Yunani. Kemenangan Syriza akan mengancam kebijakan ekonomi di Eropa, karena partai tersebut diketahui menentang prinsip ini. Pemilu presiden Yunani menjadi pertaruhan bagi IMF dan Uni Eropa, karena Syriza sebagi partai kiri yang menentang program penyelamatan finansial Eropa, dan ini membuat investor dan pemberi hutang khawatir. Kebijakan-kebijakan Syriza tidak akan memuaskan para pemberi pinjaman. Para investor dan pemberi pinjaman ke Yunani khawatir Syriza akan mengubah berbagai program reformasi yang telah diterapkan, sehingga posisinya di Eropa semakin lemah dan kemungkinan menarik Yunani keluar dari wilayah mata uang euro. Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras dan Menteri Keuangan Gikas Hardouvelis telah memperingatkan bahwa kemenangan pemilihan Syriza akan berarti bahwa negara akan terjebak akibat persoalan perputaran uang itu akan di paksa keluar dari zona euro, kecuali pemerintah baru dapat mengantisipasi untuk mendapatkan perjanjian pijaman dengan kredit Internasional. Sementara itu, keputusan ECB tentang stimulus telah berhasil mengangkat saham-saham Eropa. Presiden ECB Mario Draghi mengumumkan program pembelian asset berskala besar, untuk menopang pemulihan ekonomi zona Euro senilai 60 milyar Euro yang akan berjalan hingga September 2016. Sejumlah data fundamental penting yang diperkirakan akan menjadi katalis bagi indeks saham Indonesia seperti GDP,indeks CB Consumer Confidence dan New Home Sales serta indeks Manufacturing PMI Cina. Selain itu, meeting FOMC akan menjadi perhatian pasar pekan ini. Sedangkan dari dalam negeri perseteruan yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI (Polri). Perseteruan yang berawal dari penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK itu berbuntut dengan penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh polisi. Pelaku pasar akan mencermati perkembangan yang terjadi antara KPK dan Polri. IHSG diperkirakan masih berpeluang
WEEKLY REPORT
26 Januari 2015
• SMGR akan dorong produksi untuk seimbangkan penurunan harga • SMGR prioritaskan pasar dalam negeri, meski tetap ekspansi • SMGR kembali incar perusahaan Vietnam
• SMGR jajaki lagi power plant Rp 8 triliun
• SMCB khawatir penurunan harga semen akan pengaruhi kinerja • ADHI bentuk perusahaan patungan garap monorel
• WSKT raih laba 2014 Rp501 miliar & pendapatan Rp12,7 triliun • WSKT bukukan kontrak baru tahun 2014 sebesar Rp 22,7 triliun • Right issue WSKT paling cepat setelah MESOP 19 Mei - Juni 2015 • WSKT targetkan proceed Rp 10 triliun dari right issue
• WSKT pertimbangkan terbitkan obligasi tahap II Rp 1,5 triliun • WSKT janjikan nilai tambah Rp 98,4 triliun kepada pemerintah • WSKT tingkatkan divisi properti
• WSKT ekspansi properti Rp 9 triliun • BJBR perkuat segmen mikro • BBNI kelola hedging BUMN • BBNI ekspansi ke tiga negara • BMRI tingkatkan segmen mikro • BNGA pacu wealth management • TBLA bukukan penjualan Rp6 triliun
• DSSA dirikan anak usaha untuk garap proyek pembangkit listrik • DSSA perkuat bisnis pembangkit listrik
26 January 2015
26 January 2015
Semen Indonesia (SMGR) akan menyeimbangkan penurunan harga semen sebesar Rp 3000 per zak dengan mendorong produksi dan diharapkan ada kenaikan volume penjualan semen sepanjang tahun ini. Penurunan harga mempengaruhi, tetapi perseroan berharap tidak ada masalah akan mendorong volume penjualan. Perseroan memperkirakan konsumsi semen akan meningkat di musim penghujan karena biasanya jalan-jalan, bangunan (properti) banyak yang rusak, sehingga saat ini adalah waktu yang tepat bagi perusahaan untuk menaikkan penjualan semen. Perseroan akan berupaya memaksimalkan penjualan di pasar primer. Selain itu, perusahaan juga akan melakukan berbagai efisiensi di segala lini. Perseroan mengklaim berhasil menurunkan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) hingga 5%. Dengan adanya efisiensi, perseroan optimis akan ada pertumbuhan revenue (pendapatan) tahun 2015 sekitar 7%-9%. Semen Indonesia (SMGR) akan mengedepankan pengembangan pasar di dalam negeri dalam rencana kerjanya karena pasarnya masih sangat potensial. Namun perseroan masih akan tetap menggencarkan ekspansinya ke luar negeri. Ekspansi regional diteruskan, namun pengembangan dalam negeri tetap diutamakan.
Semen Indonesia (SMGR) kembali membuka peluang untuk mengakuisisi perusahaan semen di Vietnam setelah negosiasi pengambilalihan dengan satu produsen semen di Myanmar tidak berjalan lancar. Vietnam merupakan negara yang ramah terhadap investor asing, posisi wilayah strategis untuk ekspor semen, biaya produksi dan tenaga kerja cukup kompetitif.
Semen Indonesia (SMGR) menjajaki pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas 200 MW di Tuban, Jawa Timur. Nilai investasi diperkirakan sebesar Rp 5-8 triliun. Proyek tersebut akan digarap mulai 2016. Dengan power plant sendiri, biaya listrik berpeluang diturunkan dari Rp 1.012 per kWh menjadi Rp 700-800 per kWh. Proses konstruksi akan menghabiskan waktu 2-3 tahun. Sementara itu, penurunan harga semen berpeluang menurunkan margin perseroan sekitar 1-3% sepanjang 2015.
Holcim Indonesia (SMCB) khawatir penurunan harga semen Rp 3.000 per zak dapat mempengaruhi kinerja perseroan pada masa mendatang karena kebijakan itu mampu mengurangi produksi komoditasnya. Perseroan akan mengambil tindakan sesuai arahan perusahaan. Hal tersebut akan dilakukan dengan meninjau area-area penghematan lain, khususnya untuk membantu meringankan dampak penurunan harga. Selain itu perseroan mengharapkan mampu mengantisipasi terbukanya berbagai pembangunan infrastruktur sebagai akibat dari penurunan harga semen. Kapasitas produksi semen Pabrik Tuban yang baru diklaim mampu memasok semen pada masa depan. Selain itu Terminal Semen di Lampung yang akan selesai dibangun tahun 2015 membuat perusahaan lebih kompetitif dan melayani pelanggan dengan lebih baik.
Adhi Karya (ADHI) siap memulai ekspansi di bidang transportasi dan pengangkutan darat. Perseroan bersama Angkasa Pura II, LEN Industri, Industri Kereta Api (INKA) telah mendirikan perusahaan patungan yaitu Angkasa Pura Adhilenka. Perusahaan patungan tersebut memiliki kegiatan usaha yaitu perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pengusahaan dalam perkeretaapian khusus. Modal dasar Angkasa Pura Adhilenka sebesar Rp 1 triliun dan modal disetor Rp 250 miliar. Adapun komposisi kepemilikan saham yaitu Angkasa Pura sejumlah 70%, ADHI 21%, LEN Industri 5% dan Inka 4%. ADHI juga akan membangun monorel di Jakarta.
Waskita Karya (WSKT) meraih laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 501 miliar, lebih tinggi dari target yang ditargetkan sebesar Rp 442 miliar. Pada tahun 2014 perseroan membukukan pendapatan
sebesar Rp 12,7 triliun termasuk proyek-proyek
joint operation.
Laba kotor mencapai Rp 1,3 triliun dari rencana awal Rp 1,36 triliun. Penjualan turun, tetapi laba meningkat, karena penjualan yang dicatat oleh WSKT adalah produksi yang kontraknya
dilaksanakan oleh perseroan. Sedang
joint venture
tidak dicatat.Perseroan hanya mencatat laba
nett
. Serapan belanja modal(
capital expenditure
/capex) sebesar Rp 800 miliar dari totalanggaran yang dialokasikan sebesar Rp 1,4 triliun. Sisa belanja modal tersebut akan dialokasikan ke dalam capex tahun 2015. Waskita Karya (WSKT) membukukan kontrak baru sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 22,7 triliun dengan sisa kontrak tahun sebelumnya sebesar Rp 13,8 triliun. Nilai kontrak tahun 2014 yang dikelola WKST mencapai Rp 32,7 triliun atau lebih tinggi dari target kontrak baru tahun 2014 yang sebesar Rp 18 triliun. Kontrak baru Rp 20,2 triliun dan joint operation sebesar Rp 2,5 triliun.
Proses penerbitan saham baru (right issue) Waskita Karya (WSKT) akan dilaksanakan paling cepat pada pertengahan Mei hingga Juni 2015. Rencana right issue akan dilakukan setelah MESOP yang akan dilaksanakan pada 19 Mei 2015. Proses selanjutnya adalah persiapan termasuk penunjukan penjamin pelaksana emisi. Waskita Karya memproyeksikan perolehan dana segar dari penerbitan saham baru atau right issue mencapai Rp 5,3 triliun pada tahun 2015.
Waskita Karya (WSKT) menargetkan dana segar senilai Rp 10 triliun dari penerbitan saham baru dalam dua tahap hingga tahun 2016. Pada tahap pertama, WSKT akan mendapatkan penambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 3,5 triliun dan dari publik Rp 1,8 triliun. Pada tahap kedua, WSKT berharap akan kembali mendapatkan penambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 3,1 triliun,dan dari publik Rp 1,6 triliun.
Waskita Karya (WSKT) mempertimbangkan akan kembali menerbitkan obligasi tahap II sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun 2015, yang diperkirakan pada Mei atau bulan berikutnya. Rasio utang terhadap ekuitas perseroan pada saat ini sekitar 1,5x. Dengan demikian perseroan masih memiliki ruang pinjaman hingga Rp 4,5 triliun untuk mencari pendanaan dari pihak ketiga. Waskita Karya (WSKT) menjanjikan dapat memberikan nilai tambah hingga Rp 98,4 triliun kepada pemerintah dalam 5 tahun ke depan, jika berhasil memperoleh suntikan penyertaan modal negara (PMN) hingga Rp 6,6 triliun. Keuntungan pertama diperoleh melalui tambahan dividen sebesar Rp 2,3 triliun. Berdasarkan perhitungan perseroan, dalam periode 2015-2019 WSKT diproyeksikan akan memperoleh tambahan laba hingga Rp 12 triliun. Dengan asumsi dividen tetap sebesar 30%, dengan kepemilikan pemerintah 66% setelah diberikan PMN, maka perhitungan dividen untuk pemerintah diperkirakan mencapai Rp 2,38 triliun. Pemerintah juga akan memperoleh pemasukan tambahan dari pajak hingga Rp 36 triliun, dari pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan. Selain itu pemerintah juga mendapatkan tambahan kekayaan bersih atas kapitalisasi pasar perseroan yang diperkirakan mencapai Rp 60 triliun. Perseroan menghitung jumlah kapitaslisasi pasar WSKT pada tahun 2019 sekitar Rp 90,8 triliun. Dengan asumsi saham pemerintah sebesar 66%, maka porsi pemerintah terhadap kapitalisasi pasar tersebut mencapai Rp 59,9 triliun. Dengan perolehan PMN tersebut, laba bersih perseroan pada tahun 2019 diproyeksi bisa tumbuh hingga Rp 6,27 triliun dengan harga saham sekitar Rp 5.160 per saham.
26 January 2015
26 January 2015
PT Waskita Karya Realty, anak usaha Waskita Karya (WSKT), menganggarkan Rp 827 miliar pada tahun 2015 untuk mendanai lahan sekitar 5 ha di wilayah Serpong. Perseroan mengincar 3 lokasi di kawasan Alam Sutra. Seluruh lahan itu akan dimanfaatkan untuk pembangunan apartemen kelas menengah ke atas. Perseroan telah mempersiapkan rencana pengembangan apartemen baru di Serpong di lahan seluas 1 ha. Saat ini Waskita tengah mengembangkan Apartemen Brooklyn di Alam Sutra, yang konstruksinya sudah mencapai 50%. Pembangunan baru akan dilakukan pada tahun 2016. WSKT juga tengah mengincar lahan di Bali yang akan digunakan untuk pembangunan apartemen. Melalui anak usahanya di sektor properti, Waskita Karya (WSKT) menargetkan dapat memperoleh sepertiga dari target laba bersih perseroan pada tahun ini. Waskita Realty diperkirakan dapat membukukan laba bersih sebesar Rp250 miliar pada tahun ini dari total target laba Rp650 miliar. Belanja modal yang digunakan oleh divisi realty mencapai 50% dari anggaran belanja modal perseroan.
Waskita Karya (WSKT) melalui anak usahanya, Waskita Karya Realty, akan menggarap 4 proyek properti pada 2015. Nilai proyek tersebut mencapai Rp 9 triliun. Dari 4 proyek tersebut, pembangunan superblok seluas 34 ribu m2 di Surabaya merupakan proyek yang terbesar. Waskita Realty telah menggandeng Darmo Permai dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 51% dan 49%. Nilai investasi kawasan terpadu tersebut mencapai Rp 5 triliun. Selain itu, perseroan akan membangun apartemen Brooklyn di Alam Sutera senilai Rp 1,2 triliun, apartemen di Medan senilai Rp 1,2 triliun dan apartemen di Serpong Rp 1,5 triliun. Tahun ini, WSKT menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk modal kerja segmen realty. Jumlah tersebut setara 50% dari total belanja modal perseroan sebesar Rp 2 triliun. Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan peningkatan volume transaksi hedging hingga sepuluh kali lipat, didorong transaksi heding dari Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara. BBNI tengah melakukan penjajakan dengan dua perusahan tersebut. Hingga saat ini, Garuda Indonesia (GIAA) menjadi satu-satunya nasabah yang melakukan transaksi hedging dengan BBNI. Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menambah jaringan kantor di Korea Selatan (Korsel), Myanmar, dan Malaysia pada tahun ini dengan prioritas utama di Korsel dan Myanmar. Di Korsel perseroan akan membuka kantor cabang penuh (full license) sehingga bisa melayani segmen korporasi maupun ritel sedangkan di Myanmar BBNI hanya membuka kantor perwakilan, Hal ini dikarenakan aturan perbankan di Myanmar belum memperbolehkan bank asing membuka cabang penuh.
Bank Mandiri (BMRI) mengklaim telah menjadi salah satu pemain besar di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tahun ini perseroan berharap penyaluran kredit UMKM tersebut dapat mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Dengan perhitungan tanpa tambahan dana dari rights issue, maka pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perseroan akan tumbuh masing-masing sebesar 17% dan 13%.
Bank CIMB Niaga (BNGA) memproyeksikan pertumbuhan bisnis wealth management tahun ini dapat melampaui pertumbuhan pada tahun kemarin. Tahun lalu bisnis pengelolaan dana nasabah kaya tumbuh sebesar 12% dan untuk tahun ini diprediksi dapat tumbuh 20%.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) menata bisnis penyaluran kreditnya guna menyasar segmen mikro dengan memfokuskan pada dua jalur ekspansi kredit mikro. Adapun jalur tersebut adalah penyaluran kredit bilateral mikro dan penyaluran kredit untuk kelembagaan. Untuk penyaluran kredit mikro secara bilateral, perseroan akan menerapkan sistem kluster. Sedangkan untuk penyaluran kredit kelembagaan, perseroan akan menyasar kerja sama linkage dengan pelaku industri bank perkreditan rakyat yang selama ini telah dilakukan.
Tunas Baru Lampung (TBLA) mencatat penjualan sepanjang tahun lalu mencapai Rp6 triliun atau tumbuh 62% dibandingkan dengan pendapatan perseroan pada 2013. Sebagian besar atau lebih dari setengah penjualan tersebut merupakan penjualan dalam dolar Amerika.
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mendirikan anak usaha baru yaitu DSSP Power Kendari melalui PT DSSE Energi Mas Utama dan PT DSSP Power Sakti sebagai tindak lanjut pengerjaan proyek pembangkit listrik yang akan digarap perseroan. Modal dasar anak usaha sebesar Rp 200 miliar, dimana modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 60 miliar yang terdiri dari 60.000 saham. Sebanyak 59.990 saham dimiliki DSSP Power Sakti, sedangkan, DSSE Energi Mas Utama 10 saham. Pembangkit listrik diperkirakan sudah bisa beroperasi komersial pada akhir tahun 2015. Pembangunannya sudah dimulai dibangun sejak tahun 2013. Proyek tersebut membutuhkan dana hingga USDD 400 juta. DSSA memperoleh pinjaman sebesar USD 318 juta dari China Development Bank (CDB) untuk mendanai proyek mine mouth itu.
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mendirikan anak usaha baru pada 21 Januari 2015 yaitu DSSP Power Kendari. Pendirian anak usaha baru tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pelaksanaan proyek pembangkit listrik baru.
Penyelesaian pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi alumina Cita Mineral Investindo (CITA) di Ketapang, Kalimantan Barat, optimistis sesuai target yang telah ditetapkan. Perkembangan pembangunan smelter senilai USD 950 juta tersebut telah mencapai 42,63%. Selain smelter, di lokasi tersebut dikembangkan PLTU dan pelabuhan. Smelter tersebut diharapkan beroperasi akhir 2015.
Erajaya Swasembada (ERAA) mengakui bahwa keputusan pemerintah mewajibkan vendor headset membangun pabriknya di Indonesia akan membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kurs perseroan. Namun, dampaknya kemungkinan akan terasa signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini sekitar 50% produk-produk yang didistribusikan perseroan sudah dibeli dari dalam negeri dan menggunakan rupiah. ERAA saat ini mendistribusikan setidaknya 13 merek handset.
Indo Straits (PTIS) memperoleh pinjaman senilai USD 5 juta dari pemegang saham utama Straits Corporation Pte. Ltd. (SPCL). Dana pinjaman itu akan digunakan sebagai modal kerja untuk pembiayaan awal biaya operasional perseroan untuk pengerjaan proyek-proyek baru dan pembayaran utang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Tingkat bunga pinjaman itu senilai 4,8% per tahun dan jangka waktu pengembalian 18 bulan sejak diterimanya fasilitas pinjaman tersebut.
26 January 2015
26 January 2015
Setelah meraih dana hasil IPO dan merealisasikannya, Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) meningkatkan kapasitas produksi menjadi 100%. Perseroan meraih Rp445,49 miliar dari IPO yang diadakan pada 14 Mei 2014. Sebesar 60% dana IPO atau Rp267,33 miliar digunakan untuk modal kerja perseroan seperti biaya perawatan mesin produksi dan sisanya sebesar Rp178,16 miliar digunakan untuk membeli mesin produksi.
Phapros berencana melepas 20% saham ke publik tahun ini. Perseroan akan melangsungkan IPO saham pada semester II-2015. Perseroan menargetkan perolehan dana sebesar Rp 400-500 miliar dari IPO. Dana IPO akan digunakan untuk mendanai pembangunan pabrik baru di Semarang seluas 10 ha. Nilai investasi pabrik ini sebesar Rp 350 miliar.
Dua asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 yaitu asumsi pertumbuhan dan nilai tukar rupiah dinilai terlalu optimis, sehingga pemerintah melakukan merevisi. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan target pertumbuhan 5,6% adalah paling realistis tahun 2015. Sebelumnya dalam RAPBN-P 2015 target pertumbuhan adalah 5,8%. Target ini sama dengan perkiraan Asian Development Bank (ADB) terhadap ekonomi Indonesia tahun 2015. Berbeda dengan perkiraan World Bank atau International Monetary Fund (IMF) yang melihat ekonomi
Indonesia tahun 2015 sebesar 5,2%. Ba
seline
pertumbuhanIndonesia adalah 5,3%. Pertumbuhan berbasis
baseline
iniadalah pertumbuhan tanpa upaya ekstra dan hanya bertumpu pada konsumsi rumah tangga. Upaya untuk bisa menaikkannya menjadi 5,6% adalah pemerintah akan mendorong investasi baik dari sisi konsumsi pemerintah ataupun dari investasi swasta. Sementara rupiah akan di posisi Rp 12.500 per USD. Dalam RAPBN-P 2015 asumsi rupiah adalah Rp 12.200 yang merupakan titik tengah dari rentang rupiah oleh Bank Indonesia (BI) di Rp 12.200-Rp 12.800. Ekonomi Indonesia pada tahun 2015 akan sangat dipengaruhi kebijakan Amerika untuk menaikkan suku bunganya. Perkiraan kenaikannya bisa mencapai 1% atau 100 bps yang diramalkan paling cepat terjadi pada awal semester II 2015.
Bank Indonesia (BI) masih nyaman untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 7,7%. BI memproyeksikan inflasi masih akan tinggi pada Januari sampai Oktober 2015. Namun menjelang akhir tahun inflasi akan mencapai target 4% plus minus 1%. Inflasi tercatat turun menjadi 7,5% dari 8% pada bulan Januari 2015.
26 January 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 44,38 -1,21 TLKM (US) 47 14.586 -19
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,92 -0,07 ANTM (GR) 0,06 905 28
Gold (US$)/Ounce 1297,39 3,29
Nickel (US$)/MT 14350,00 -500,00
Tin (US$)/MT 19475,00 -30,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 61,80 --
Coal (RB) (US$)/MT* 61,00 --
CPO (ROTH) (US$)/MT 660,00 -1,25
CPO (MYR)/MT 2278,50 -47,50
Rubber (MYR/Kg) 601,00 0,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 744,10 1,09
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17672,60 -0,79 -0,84 15,98 14,47 2,85 2,66 4.981,8
USA NASDAQ COMPOSITE 4757,88 0,16 0,46 20,26 17,34 3,40 3,08 7.579,4
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6832,83 0,53 4,06 14,99 13,33 1,70 1,68 1.672,4
CHINA SHANGHAI SE A SH 3512,43 0,25 3,63 12,80 11,30 1,71 1,53 4.075,9
CHINA SHENZHEN SE A SH 1582,24 -1,05 7,02 22,15 17,31 2,83 2,47 2.070,9
HONG KONG HANG SENG INDEX 24850,45 1,34 5,28 11,46 10,30 1,29 1,19 1.988,8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5323,89 1,35 1,85 15,56 13,28 2,67 2,34 403,4
JAPAN NIKKEI 225 17511,75 1,05 0,35 18,88 16,69 1,68 1,56 2.747,7
MALAYSIA KLCI 1803,08 1,20 2,38 15,97 14,71 1,98 1,85 286,9
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3411,50 1,22 1,38 13,94 12,68 1,28 1,21 417,9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.459,00 -28,00 1000 IDR/ USD 0,08 0,0002
EUR/IDR 13.918,32 -125,99 EUR / USD 1,12 -0,0033
JPY/IDR 105,90 0,60 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.250,95 -47,87 SGD / USD 0,74 -0,0011
AUD/IDR 9.842,55 -96,22 AUD / USD 0,79 -0,0012
GBP/IDR 18.694,85 29,77 GBP / USD 1,50 0,0016
CNY/IDR 2.000,27 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0005
MYR/IDR 3.457,47 -2,88 MYR / USD 0,28 -0,0002
KRW/IDR 11,54 0,05 100 KRW / USD 0,09 0,0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.53
BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
26 January 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Dec’14 Nov’14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 8.36 5.75 SBI (9M) 6,93347
Inflation YOY % 8.36 6.23 SBIS (9M) 6,93347
Inflation MOM % 2.46 1.50
Foreign Reserve (USD) 111.86 Mn 111.97 Mn
GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
26 Jan Indonesia Money Supply M2 YoY Turun menjadi 12.7% dari 12.9%
26 Jan Indonesia Money Supply M1 YoY --
27 Jan US Durable Goods Orders Turun menjadi -0.9% dari -0.7%
27 Jan US New Home Sales MoM Naik menjadi 2.7% dari -1.6%
27 Jan US New Home Sales Naik menjadi 450 ribu dari 438 ribu
27 Jan US Consumer Confidence Index Naik menjadi 95.0 dari 92.6
29 Jan FOMC Rate Decision Tetap 0.25%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 8075 4.19 14.03 BSDE IJ 2060 -3.96 -1.67 BBRI IJ 11875 3.49 10.41 JKON IJ 860 -9.47 -1.57 BMRI IJ 11375 3.41 9.23 SMRA IJ 1630 -3.83 -1.00 GGRM IJ 58450 4.05 4.67 SMAR IJ 6575 -3.31 -0.69 BDMN IJ 5000 7.30 3.44 BMTR IJ 1900 -1.81 -0.53 UNVR IJ 36200 1.12 3.25 ADRO IJ 1000 -1.48 -0.51 BBCA IJ 13325 0.95 3.25 MDIA IJ 3550 -2.74 -0.42 BBNI IJ 6100 2.52 2.95 BNLI IJ 1520 -1.94 -0.38 LPPF IJ 16200 4.52 2.18 BEST IJ 715 -4.03 -0.31 KLBF IJ 1880 2.17 2.00 PTBA IJ 11625 -1.06 -0.31
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Yudha Bhakti Banking & Finance
115.00 300.00 05 Jan-07 Jan’15 13 Jan 2015 Semesta Indovest
26 January 2015
26 January 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BIPI 1.00 Cash Dividend
13 Jan-15 14 Jan-15 16 Jan-15 30 Jan-15
CMNP 3:1 Stock Bonus
20 Feb-15 23 Feb-15 25 Feb-15 --
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
WOMF Rights Issue 27:20 135.00 28-Jan-15 29-Jan-15
04 Feb – 11 Feb’15
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA
TBA
BULL Reverse Stock 8:1 -- -- 09 Mar-15 --
SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- 05 Feb-15 --
ACST Tender Offer -- 3250.00 -- -- --
CPGT Tender Offer -- 105.00 -- -- 3 Jan - 01 Feb’15
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MGNA RUPSLB 26-Jan-15
DVLA RUPSLB 26-Jan-15
ACST RUPSLB 28-Jan-15
AKSI RUPSLB 28-Jan-15
ISAT RUPSLB 28-Jan-15
SIPD RUPSLB 29-Jan-15
CMNP RUPSLB 30-Jan-15
ROTI RUPSLB 12-Feb-15
ITMA RUPSLB 16-Feb-15
DNET RUPSLB 17-Feb-15
AKKU RUPSLB 20-Feb-15
26 January 2015
26 January 2015
WTON
TRADING BUY
S1 1335 R1 1400 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1285 R2 1450
Closing
Price 1365
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 1335-Rp 1400
• Entry Rp 1365, take Profit Rp 1400
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.43 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 64.97 Positif
Bollinger Band (Mid) 1306 Positif
MA5 1329 Positif 700 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400
Jul August September October November December 2015 WTON Upward Sloping Channel
1,329 1,320.63 1,306 1,285 1,278.5 1,278.5 1,215.34 1,350 1,365 1,365 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WTON - Stochastic %D(6,3,3) = 80.38, Stochastic %K = 86.04, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
80.3792 80 20 80.3792 86.045 86.045 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 WTON - MACD (5,3) = -9.09, Signal() = -5.86
-9.08922 -5.86013 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WTON - TSI(3,5,3) = 64.97 47.7102 0.00000 64.9692 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 WTON - William's % R(14) = -3.33, Volume() = 77,457,104.00 -3.33333
77,457,104
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
SMCB
TRADING BUY
S1 1955 R1 2000 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 1910 R2 2045
Closing
Price 1985
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 1955-Rp 2045
• Entry Rp 1985, take Profit Rp 2045
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 47.61 Positif
MACD -0.86 Positif
True Strength Index (TSI) -51.41 Positif
Bollinger Band (Mid) 1195 Positif
MA5 1934 Positif 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000
Jul August September October November December 2015
SMCB Downward Sloping Channel
1,985 1,985 1,985 1,934 1,880 1,857.78 1,857.78 1,990.63 2,104.75 2,225 2,298.33 2,298.33 2,370.74 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMCB - Stochastic %D(6,3,3) = 14.70, Stochastic %K = 23.81, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 14.7042 14.7042 23.8095 23.8095 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 SMCB - MACD (5,3) = 7.06, Signal() = 18.06 7.06481 18.0583 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMCB - TSI(3,5,3) = -51.41 -51.4086 -68.811 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SMCB - William's % R(14) = -67.19, Volume() = 5,104,500.00 -67.1875 5,104,500
26 January 2015
26 January 2015
TSPC
TRADING BUY
S1 2700 R1 2800 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2600 R2 2900
Closing
Price 2750
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 2675-Rp 2900 • Entry Rp 2750, take Profit Rp 2900
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 22.50 Positif
MACD 0.22 Positif
True Strength Index (TSI) 61.75 Positif
Bollinger Band (Mid) 756 Positif
MA5 2631 Positif 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400
Jul August September October November December 2015 TSPC Downward Sloping Channel
2,630.25 2,570 2,559.21 2,559.21 2,445 2,402.89 2,402.89 2,631 2,750 2,750 2,750 2,875 2,999.6 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 TSPC - Stochastic %D(6,3,3) = 78.05, Stochastic %K = 83.30, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
78.0475 78.0475 20 80 83.296 83.296 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 TSPC - MACD (5,3) = -39.47, Signal() = -29.88 -39.4689 -29.876 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 TSPC - TSI(3,5,3) = 61.75 40.4897 0.00000 61.7484 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TSPC - William's % R(14) = -12.86, Volume() = 3,803,800.00 -12.8571 3,803,800
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
ACES
TRADING BUY
S1 755 R1 805 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 715 R2 845
Closing
Price 770
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 755-Rp 805 • Entry Rp 770, take Profit Rp 805
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 22.50 Positif
MACD 0.22 Positif
True Strength Index (TSI) 28.30 Positif
Bollinger Band (Mid) 756 Positif
MA5 724 Positif 660.0 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0
Jul August September October November December 2015 ACES Broadening Wedge
770 755.75 724 713.125 675 665.789 665.789 770 770 802.973 815 826 826 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ACES - Stochastic %D(6,3,3) = 52.38, Stochastic %K = 76.11, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
52.3823 52.3823 20 76.1111 76.1111 80 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 ACES - MACD (5,3) = -10.63, Signal() = -4.63
-10.6292 -4.63177 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ACES - TSI(3,5,3) = 28.30 0.00000 -3.19959 28.2957 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ACES - William's % R(14) = -32.14, Volume() = 50,834,000.00
-32.1429 50,834,000
26 January 2015
26 January 2015
KIJA
TRADING BUY
S1 301 R1 315 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 286 R2 330
Closing
Price 307
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 301-Rp 315 • Entry Rp 307, take Profit Rp 315
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 41.56 Positif
MACD 0.33 Positif
True Strength Index (TSI) 10.90 Positif
Bollinger Band (Mid) 300 Positif
MA5 299.2 Positif 220.0 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0
Jul August September October November December 2015 KIJA Decending Triangle
299.85 299.2 299 289 289 289 287.293 306 307 307 307 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 KIJA - Stochastic %D(6,3,3) = 49.22, Stochastic %K = 55.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
49.2157 49.2157 20 55.4902 55.4902 80 -5.0 -4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 0.0 KIJA - MACD (5,3) = -1.30, Signal() = -0.32
-1.2967 -0.321984 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 KIJA - TSI(3,5,3) = 10.90 0.00000 -7.51554 10.8969 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 KIJA - William's % R(14) = -10.00, Volume() = 117,461,600.00 -10117,461,60
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
DSNG
TRADING BUY
S1 4000 R1 4200 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3900 R2 4300
Closing
Price 4100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 4045-Rp 4200 • Entry Rp 4100, take Profit Rp 4200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 87.09 Positif
MACD 24.21 Positif
True Strength Index (TSI) 74.23 Positif
Bollinger Band (Mid) 3892 Positif
MA5 3997 Positif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000
September October November December 2015 DSNG Upward Sloping Channel
Bullish Breakout 3,985.63 3,980 3,892 3,711.2 3,676.92 3,676.92 3,600 3,997 4,070.45 , 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 DSNG - Stochastic %D(6,3,3) = 54.26, Stochastic %K = 60.19, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
54.2649 54.2649 20 60.1852 60.1852 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 0.0 DSNG - MACD (5,3) = -26.30, Signal() = -16.91 -26.2977 -16.9095 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 DSNG - TSI(3,5,3) = 74.23 63.3725 0.00000 74.2251 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 DSNG - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 3,728,900.00 0.00000 3,728,900
26 January 2015
26 January 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
23-01-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 24000 24000 23675 22950 23675 24400 25125 Negatif Positif Negatif 26150 22350
LSIP Trading Sell 1865 1865 1850 1800 1850 1900 1950 Negatif Negatif Negatif 2070 1845
SGRO Trading Buy 1935 1935 2025 1845 1905 1965 2025 Positif Positif Positif 2270 1865
Mining
BUMI Trading Sell 100 100 97 90 97 104 111 Negatif Negatif Negatif 117 52
PTBA Trading Buy 11625 11625 12350 11000 11450 11900 12350 Positif Positif Positif 13500 10100
ADRO Trading Buy 1000 1000 1070 935 980 1025 1070 Positif Negatif Positif 1135 925
MEDC Trading Buy 2835 2835 2915 2750 2805 2860 2915 Positif Positif Positif 3800 2625
INCO Trading Buy 3555 3555 3580 3440 3510 3580 3650 Positif Positif Positif 4125 3285
ANTM Trading Buy 1060 1060 1085 1040 1055 1070 1085 Positif Positif Positif 1135 945
TINS Trading Sell 1190 1190 1170 1170 1185 1200 1215 Negatif Negatif Positif 1240 1145
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 14475 14475 14850 14175 14400 14625 14850 Positif Positif Positif 16775 13950
INTP Trading Buy 23000 23000 23325 22650 22875 23100 23325 Positif Positif Positif 25575 21325
SMCB Trading Buy 1985 1985 2045 1910 1955 2000 2045 Positif Positif Positif 2315 1880
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 8075 8075 7875 7575 7875 8175 8475 Negatif Negatif Positif 7750 6900
GJTL Trading Sell 1430 1430 1360 1250 1360 1470 1580 Negatif Negatif Positif 1490 1225
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7625 7625 7825 7450 7575 7700 7825 Positif Positif Positif 7700 6325
GGRM Trading Buy 58450 58450 59050 55500 57275 59050 60825 Positif Positif Positif 64000 51900
UNVR Trading Buy 36200 36200 36850 35425 35900 36375 36850 Positif Positif Positif 36000 30525
KLBF Trading Buy 1880 1880 1925 1820 1855 1890 1925 Positif Positif Positif 1850 1715
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 2060 2060 2020 1895 2020 2145 2270 Negatif Negatif Positif 2175 1620
PTPP Trading Buy 3800 3800 3830 3740 3785 3830 3875 Positif Positif Positif 3850 3100
WIKA Trading Buy 3655 3655 3700 3570 3635 3700 3765 Positif Positif Positif 3895 3080
ADHI Trading Buy 3690 3690 3750 3550 3650 3750 3850 Positif Positif Positif 3675 2885
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 5375 5375 5200 5200 5325 5450 5575 Negatif Negatif Positif 6050 4995
JSMR Trading Sell 7200 7200 7075 6875 7075 7275 7475 Negatif Negatif Positif 7250 6675
ISAT Trading Sell 4210 4210 4175 4075 4175 4275 4375 Negatif Negatif Negatif 4500 3935
TLKM Trading Sell 2890 2890 2835 2835 2870 2905 2940 Negatif Negatif Positif 2930 2725
CMNP Trading Buy 2655 2655 2725 2485 2605 2725 2845 Positif Positif Negatif 3200 2600
Finance
BMRI Trading Buy 11375 11375 11775 10875 11175 11475 11775 Positif Positif Positif 11225 10125
BBRI Trading Buy 11875 11875 12250 11425 11700 11975 12250 Positif Positif Positif 12100 11000
BBNI Trading Buy 6100 6100 6325 5875 6025 6175 6325 Positif Positif Positif 6250 5700
BBCA Trading Buy 13325 13325 13575 13050 13225 13400 13575 Positif Positif Positif 13400 12800
BBTN Trading Sell 1020 1020 1005 970 1005 1040 1075 Negatif Negatif Negatif 1240 980
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 17875 17875 18050 17675 17800 17925 18050 Positif Positif Positif 17900 16425