DAFTAR ISI
1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
1.1. Cara Kerja Rangkaian...1
1.2. Simulasi Matlab...7
1.3. Hasil Simulasi...11
2. Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol Beban R-L...12
2.1. Cara Kerja Rangkaian...12
2.2. Simulasi Matlab...17
Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol
1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R
(a) Gambar Rangkaian
Keterangan :
VS merupakan tegangan sekunder pada trafo
IS merupakan arus yang mengalir pada sumber
Vd = VR merupakan tegangan pada beban
IR merupakan arus yang mengalir pada beban
IT1 dan IT3 merupakan arus yang mengalir dari thyristor T1 dan T3
IT2 dan IT4 merupakan arus yang mengalir dari thyristor T2 dan T4
v A B V R I R -V m -V m (b) Bentuk gelombang
1.1. Cara Kerja Rangkaian
Gambar 1a. menunjukkan ketika penyearah terkendali dibebani beban resistif. Pada saat potensial tegangan di titik a lebih tinggi daripada di titik b (dari 0 - rad), maka anoda SCR lebih positif dari katoda, bersamaan dengan itu VAK positif. Ini kesempatan untuk mentrigger
SCR T1& T3 agar konduksi. Apabila arus trigger diberikan pada SCR pada t = , maka SCR T1& T3 akan konduksi (dibias maju) selama - rad dan arus mengalir ke beban. Sesaat setelah rad, vab mulai negatif, maka SCR T1& T3 akan OFF dan dibias mundur secara
bersamaan.
Saat potensial titik b lebih tinggi dibanding potensial titik a ( dari π −2 π rad), SCR T2 dan T4 akan bias maju secara bersamaan, maka ini adalah kesempatan untuk mentrigger SCR agar konduksi. Jika pada ωt=π +α SCR T2 & T4 ditrigger, maka SCR
T2 & T4 akan konduksi (ON) selama (+) - 2 rad dan arus akan mengalir ke beban. Sesaat setelah 2 π rad, SCR T2 & T4 akan dibias mundur secara bersamaan.
Setelah 2 rad, anoda SCR kembali lagi positif daripada katodanya sehingga SCR T1& T3 akan kembali konduksi, begitu seterusnya. Peran SCR dalam penyearah ini adalah untuk mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan keluaran dalam bentuk tegangan searah yang dapat diatur sesuai keinginan, yaitu apabila sudut trigger dirubah-rubah, maka besar VDC dan IDC akan ikut berubah.
Gambar 1b. menunjukkan bentuk gelombang tegangan sumber, arus gate, tegangan keluaran, arus keluaran, dan tegangan pada SCR. Berdasarkan gambar gelombang diatas dapat dilihat hubungan antara vAB pada 0−2 π rad adalah gelombang sinus dan karena
beban yang digunakan pada rangkaian merupakan beban resistif maka arus dan tegangannya sefasa.
Ditinjau dari tegangan keluaran (VL) yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen
tegangan, yaitu tegangan searah rata-rata (VDC) dan tegangan searah efektif (Vrms).
Berdasarkan gambar gelombang di atas tegangan keluaran rata-rata ( VDC ) dapat diatur
dengan cara menggeser sudut triger ( α ) pada rangkaian, dan jika Vm adalah tegangan
VDC rata −rata=1 π
∫
α π Vmsin ωt d (ωt ) ¿Vm π (−cos ωt|α π ) ¿Vm π (−cos π +cos α) ¿Vm π (1+cos α)Tegangan keluaran efektif dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
V ¿ ¿ 1 2 1 π
∫
α π ¿ ¿ VRrms=¿ ¿[
1 π Vm 2∫
α π sin2ωt d (ωt )]
1 2 ωt dωt d ωt−cos 2¿ ¿ Vm2 π∫
α π 1 2¿ 1 2 ¿ ¿ ¿ ¿{
Vm 2 2 π[
ωt|α π −∫
α π 1 2cos 2 ωt d(2ωt )]
}
1 2 2 α 1 2sin 2 π− 1 2sin¿ Vm2 2 π[
(π−α)−¿}
¿ ¿ ¿ ¿2 α 1 2sin¿ Vm2 2 π (π −α )+¿ ¿ ¿ ¿ ¿ 2 α 1−α π+ 1 2sin¿ ¿
[
Vm 2 2 (¿ ¿2 π)]
1 2 ¿Vm √ 2(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
1 2Arus beban (IDCrata-rata) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : IDC rata−rata=1 π
∫
α π V m R sin ωt d (ωt) ¿[
1 π∙ Vm R∫
α π sin ωt d (ωt)]
1 2 ¿[
1 π∙ Vm R (cos ωt|α π )]
1 2 ¿[
1 π∙ Vm R (cos π−cos α)]
1 2 α 1+cos¿ ¿ Vm π . R¿ ¿VR rata−rata Rωt Vm R sin¿ ¿ ¿2 ¿ 1 2 1 π
∫
α π ¿ ¿ IRrms=¿ ¿[
1 π. Vm2 R2∫
α π sin2ω t d (ω t)]
1 2 ¿[
1 π. Vm2 R2∫
α π 1 2(d ω t−cos 2 ω t d ωt)]
1 2 ¿[
1 2 π. Vm2 R2∫
α π ωt−cos 2ω t (d ωt)]
1 2 ¿[
1 2 π. Vm2 R2(
ωt|α π −∫
α π 1 2cos 2 ωt(2d ωt))
]
1 2 ¿[
1 2 π∙ Vm 2 R2(
ωt|
α π −∫
α π 1 2cos 2 ωt d (2 ωt ))
]
1 2 ¿[
1 2 π∙ Vm 2 R2 (π −α )−(
1 2sin2 π− 1 2sin 2 α)
]
1 2 ¿[
1 2 π∙ Vm2 R2(
π −α+ 1 2sin 2 α)
]
1 2 ¿[
Vm 2 R2 ∙ 1 2(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
]
1 2 ¿ Vm√
2 . R∙[
(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
]
1 2 IRrms=VRrms RIQrms=
[
1 2 π∫
α π(
Vm R sin ωt)
2 d (ωt)]
1 2 ¿[
1 2 π∙ Vm 2 R2∫
α π sin2ωt d (ωt)]
1 2 ωt d (ωt) d (ωt)−cos 2¿ ¿ 1 2 π∙ Vm2 R2∫
α π 1 2¿ 1 2 ¿ ¿¿ ¿[
1 4 π∙ Vm2 R2(
ωt|
α π −∫
α π 1 2cos 2 ωt d (2 ωt ))
]
1 2 ¿[
1 4 π∙ Vm 2 R2 (π −α )−(
1 2sin 2 π− 1 2sin 2 α)
]
1 2 ¿[
1 4 π∙ Vm2 R2(
π −α+ 1 2sin 2 α)
]
1 2 ¿[
Vm 2 4 R2(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
]
1 2 ¿Vm 2 R∙[
(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
]
1 2 IQrms=IRrms√
2Arus rata-rata SCR ( IQ rata−rata ) dapat diperoleh dengan mencari luas daerah dari bentuk
gelombang, yaitu: IQ rata−rata= 1 2 π
∫
α π V m R sin ωt d (ωt ) ¿ 1 2 π∙ Vm R∫
α π sin ωt d (ωt ) ¿ 1 2 π∙ Vm R∫
π (−cos ωt|α π )¿ Vm 2 π . R(−cos π +cos α ) ¿ Vm 2 π . R(1+cos α) IQ rata−rata= IR rata−rata 2 1.2. Simulasi Matlab
Gambar Rangkaian Penyearah Terkontrol Gelombang Penuh Beban R
Penyearah gelombang penuh terkontrol pada gambar di atas menggunakan 4 SCR dengan beban resistif R dan sudut penyalaan α = 900, dengan tegangan sumber Vs = 50 sin 100πt, R =
10 Ω, f = 50 Hz. Kita dapat membandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rms, arus beban, arus rms beban, arus rms SCR, dan arus rata-rata pada SCR dari hasil simulasi dengan berdasarkan rumus.
Tegangan keluaran rata-rata pada beban: Perhitungan berdasarkan rumus:
VDC rata−rata=Vm π (1+cos α) VDC rata−rata= 50 3,14(1+cos 90 °) VDC rata −rata=15,923(1+0) VDC rata −rata=15,923 V Hasil simulasi: VDC rata −rata=15,92V
Arus pada beban:
Perhitungan berdasarkan rumus:
IDC rata−rata= Vm π . R(1+cos α) IDC rata−rata=VDC rata−rata R IDC rata−rata=15,923 V 10 Ω IDC rata−rata=1,592 A Hasil simulasi: IDC rata−rata=1,592 A .
Tegangan rms pada beban:
Perhitungan berdasarkan rumus:
VRrms=Vm √ 2
(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
1 2 VRrms=50 √ 2(
1− 90 ° 180 °+ sin 2.90 ° 2.3,14)
1 2VRrms=35,355 (0,5+0 ) 1 2 VRrms=35,355 x 0,707 V VRrms=25 V Hasil simulasi: VRrms=24,99 V
Arus rms pada beban:
Perhitungan berdasarkan rumus:
IRrms= Vm
√
2 R(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
1 2 IRrms= VRrms R IRrms=25 V 10 Ω IRrms=2,5 A Hasil simulasi: IRrms=2,499 A Arus rms pada SCR : IQrms=Vm 2 R(
1− α π+ sin2 α 2 π)
1 2 IQrms= 50 2× 10(
1− 90 180+ sin 2.90 2. 3,14)
1 2IQrms= 50 20(1−0,5+0) 1 2 IQrms=2,5 (0,707 ) IQrms=1,767 A Hasil simulasi: IQrms=1,767 A Arus SCR rata-rata : α 1+cos¿ IQrata −rata= Vm 2 π R¿ 90 1+cos¿ IQrata −rata= 50 2.3,14 . 10¿ IQrata −rata=0,796(1) IQrata −rata=0,796 V Hasil simulasi: IQrata −rata=0,7958 A Tabel Evaluasi: VDC (V) IDC (A) VRrms (V) IRrms (A) IQrms (A) IQrata-rata (A)
Dari Hasil Simulasi 15,923 1,592 25 2,5 1,767 0,796
Sedikit ada perbedaan antara hasil dari simulasi matlab dengan hasil penggunaan rumus teorinya. Hal itu mungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil komponen yang digunakan pada simulasi dan adanya drop pada SCR yang tidak dihitung pada rumus.
2. Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol Beban R-L 2.1. Cara Kerja Rangkaian
(a) Rangkaian
Gambar 2. Penyearah 1 setengah gelombang terkontrol beban RL
Gambar 2a. menunjukkan ketika penyearah terkendali dibebani beban RL. Pada saat potensial tegangan titik a lebih tinggi daripada titik b, maka anoda lebih positif dari katoda, bersamaan dengan itu VAK positif. Maka ini kesempatan untuk mentrigger SCR T1& T3 agar
konduksi. Jika diberikan arus gate diberikan pada t = , maka SCR T1& T3 akan konduksi selama - rad dan arus mengalir melalui induktor yang menyimpan energi. Sesaat setelah
rad, vab mulai negatif, dan bersamaan dengan itu VAK mulai negatif. SCR menstop arus yang
mengalir melalui induktor, akan tetapi energi yang tersimpan dalam induktor memaksa aliran arus tetap berjalan seperti sebelumnya dengan cara melepas energinya. Sehingga SCR tetap konduksi dan menimbulkan tegangan negatif selama - rad, dimana adalah besar arus yang melewati dari VAK . Setelah energi induktor habis, SCR T1& T3 akan OFF.
Pada saat potensial titik B lebih tinggi dari titik A maka anoda SCR T2 dan T4 lebih
positif daripada katoda SCR T2 dan T4 selama π-2π radian dan apabila arus gate diberikan
pada SCR T2 dan T4 pada ωt = (π+α), maka SCR T2 dan T4 akan konduksi dan arus akan
Setelah 2 rad, anoda SCR kembali lagi positif daripada katoda sehingga SCR akan kembali lagi konduksi, begitu seterusnya.
Pada beban RL ada 2 jenis metode kerja, yaitu metode kerja diskontinu dan metode kerja kontiniu.
a. Metode kerja diskontiniu
Yaitu kondisi dimana ada arus yang mencapai angka 0 pada interval tertentu, dengan pemberian sudut trigger > .
Tegangan dan arus beban diatur oleh sudut trigger yang diberikan pada SCR. Besar sudut trigger adalah :
θ¿tan−1ωL
R
β adalah besarnya arus yang melewati dari VAK atau yang disebut dengan tegangan
negatif. Dengan menggunakan Microsoft excel maka β dapat dicari dengan rumus: sin ( β−∅)=sin (α−∅) e
(α−β ) tan ∅
Ditinjau dari tegangan keluaran (VL) yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen
tegangan, yaitu tegangan searah rata-rata (VDC) dan tegangan searah efektif (Vrms).
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (VDC) dapat
diperoleh dari : VDC rata −rata=1 π
∫
α β Vmsin ωt d (ωt ) ¿Vm π (−cos ωt|α β ) ¿Vm π (−cos β +cos α) ¿Vm π (cos α−cos β)V ¿ ¿ 1 2 1 π
∫
α β ¿ ¿ VRrms=¿ ¿[
1 π∫
α β Vm2sin2ωt d (ωt )]
1 2 ¿[
Vm 2 π∫
α β sin2ωt d(ωt)]
1 2 1−cos 2 ωt d (ωt ) Vm2 π∫
α β 1 2¿ 1 2 ¿ ¿ ¿ ωt d (ωt ) d (ωt )−cos 2¿ ¿ Vm2 π∫
α β 1 2¿ 1 2 ¿ ¿ ¿ ¿[
Vm 2 π(
ωt|
α β −∫
α β 1 2cos 2 ωt d (2ωt ))
]
1 2 2 β −¿sin 2α sin¿ Vm 2 π (β−α)− 1 2(¿] ¿ ¿ ¿ ¿ 2 α sin 2 β−sin¿ 1 π{
(β−α)− 1 2¿]
¿ Vm √ 2¿ Vrms=¿Arus beban (IDC) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: ´ VDC= ´IDC. R IDC= Vm π . R(cosα−cos β) IDC=Vrata−rata R
Arus beban rms (Irms) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Irms= V Z
[
1 π{
(β−α )− sin ( β−α )cos (β +α+θ) cos θ}
]
1 2Nilai arus rms pada SCR dengan menggunakan rumus:
IQrms=Irms
√
2Nilai arus rata-rata pada SCR dengan menggunakan rumus:
IQ rata−rata=IDC 2
b. Metode kerja kontiniu
Yaitu kondisi dimana arus tidak pernah mencapai angka 0 pada interval tertentu, dengan pemberian sudut trigger < .
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (VDC) dapat
diperoleh dari :
VDC rata −rata=2Vm
π (cos α)
Arus beban (IDC) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
´
VDC= ´IDC. R
cos¿
IDC=2Vm
Tegangan keluaran rms dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Vrms=Vm √ 2
[
1− sin(π +α) 2 π + sin α 2 π]
1 2Nilai arus rms pada output ( IRrms¿ dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Irms=Veff Z
[
1 π{
π +(
2 sin (α−∅) 1−e −π tan ∅)
2 tan∅(
1−e −2 π tan ∅)
−4(
2 sin (α−∅) 1−e −π tan ∅)
sin α sin ∅
(
1−e−π tan ∅
)
}
]
12Nilai arus rms pada SCR dengan menggunakan rumus:
IQrms=Irms
√ 2
Nilai arus rata-rata pada SCR dengan menggunakan rumus:
IQrata −rata=
IDcrata −rata
2
c. Penambahan dioda Free Wheel
Adanya beban induktif (L) membuat ada tegangan negatif pada tegangan keluaran yang dihasilkan. Agar menghilangkan tegangan negatif, diberi tambahan dioda free wheel.
Ketika - rad, T1& T3 dibias maju sehingga ON dan arus mengalir ke beban. Pada -(+) rad, T1&T3 off, tetapi D1 bekerja dan ON sehingga arus tetap mengalir. Dari (+) -2 rad, D1 off tetapi T2 & T4 akan konduksi sehingga arus mengalir. Dari 2 - (+2) rad D1 kembali ON dan arus tetap mengalir, begitu seterusnya sehingga tidak ada tegangan negatif.
2.2. Simulasi Matlab
a. Metode kerja diskontiniu
Yaitu ada arus yang mencapai angka 0 pada interval tertentu. Dengan pemberian sudut trigger > .
Gambar Rangkaian Penyearah Terkontrol Gelombang Penuh Beban R-L
Penyearah terkontrol pada gambar memiliki beban R-L seri dengan metode diskontiniu. Diberikan tegangan sumber Vs = 50 sin 100πt, R = 7Ω, L = 20 mH, f = 50 Hz. Kita dapat membandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rms, arus beban, arus rms beban, arus rms SCR, dan arus rata-rata pada SCR dari hasil simulasi dengan berdasarkan rumus.
Tegangan keluaran rata-rata pada beban Perhitungan berdasarkan rumus: tan = ωLR = 2 ×3,14 × 50 ×0,027 = 0,897 = arc tan 0,897 = 41,896
Nilai dapat dicari dengan excel, menggunakan rumus sin ( β−∅)=sin (α−∅) e (α−β ) tan ∅ Maka = 219 VDC rata −rata=Vm π (cos α−cos❑) VDC rata −rata=3,1450 (cos 76 °−cos 219) VDC rata −rata=15,923(0,241−(−0,777)) VDC rata −rata=15,923 (1,018)
VDC rata −rata=16,2 V
VDC rata −rata=16 V
Arus pada beban
Perhitungan berdasarkan rumus:
β
cos α−cos¿
IDc rata−rata= Vm
π . R¿
IDc rata−rata=VDC rata −rata
R IDc rata−rata=16,2V 7Ω IDc rata−rata=2,314 A Hasil simulasi: IDc rata−rata=2,285 A
Tegangan rms pada beban
Perhitungan berdasarkan rumus: 2 α sin 2 β−sin¿ 1 π
{
(β−α)− 1 2¿]
¿ Vm √ 2¿ Vrms=¿ 152 sin 438−sin¿ 1 180{
(219−76)− 1 2¿]
¿ 50 √ 2¿ Vrms=¿Vrms=35,355
[
1 180{
143− 1 2(0,508)}
]
1 2 Vrms=35,355[
1 180(142,745)]
1 2 Vrms=35,355 x 0,862 V Vrms=30,476 VBerdasarkan hasil simulasi:
Vrms=30,03 V
Arus rms pada beban
Perhitungan berdasarkan rumus: Z =
√
R2+Xl2 =√
72+(2 ×3,14 × 50× 0,02)2 = 9,404 Ω Irms= V Z[
1 π{
(β−α )− sin ( β−α )cos (β +α+θ) cos θ}
]
1 2 Irms=35,355 9,404[
1 180{
(219−76)− sin (219−76 )cos (219+76+41,896 ) cos 41,896}
]
1 2 Irms=3,759[
1 180{
(143)− sin(143)cos(336,896) cos 41,896}
]
1 2 IRrms=3,759[
1 180(143−0,743)]
1 2 Irms=3,759 × 0,803 Irms=3,018 AIrms=2,825 A Arus rms pada SCR : IQrms=Irms √ 2 IQrms= 3,018 √ 2 IQrms=2,13 A Hasil simulasi: IQrms=1,997 A Arus SCR rata-rata :
IQrata −rata=IDcrata −rata 2 IQrata−rata=2,314 2 IQrata −rata=1,157 V Hasil simulasi: IQrata −rata=1,143 A Tabel Evaluasi: VDC (V) IDC (A) VRrms (V) IRrms (A) IQrms (A) IQrata-rata (A)
Dari Hasil Simulasi 16 2,285 30,03 2,825 1,997 1,143
Dari Hasil Perhitungan 16,2 2,314 30,476 3,018 2,13 1,157
Sedikit ada perbedaan antara hasil dari simulasi matlab dengan hasil penggunaan rumus teorinya. Hal itu mungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil komponen yang digunakan pada simulasi dan adanya drop pada scr yang tidak dihitung pada rumus.
b. Metode kerja kontiniu
Yaitu keadaan dimana arus tidak pernah mencapai angka 0 pada interval tertentu. Dan diberikan sudut trigger <
Penyearah terkontrol pada gambar memiliki beban R-L seri dengan metode kontiniu. Diberikan tegangan sumber Vs = 50 sin 100πt, R = 7Ω, L = 20 mH, f = 50 Hz. Kita dapat membandingkan besar tegangan keluaran rata-rata, tegangan rms, arus beban, arus rms beban, arus rms SCR, dan arus rata-rata pada SCR dari hasil simulasi dengan berdasarkan rumus.
Tegangan keluaran rata-rata beban Perhitungan berdasarkan rumus: tan = ωLR
= arc tan 0,897 = 41,896
Oleh karna = 41,896, maka SCR ditrigger pada = 30.
VDC rata −rata=2Vm π (cos α) VDC rata −rata=2. 50 3,14 (cos 30 °) VDC rata −rata=31,847(0,866) VDC rata −rata=27,579 V Hasil simulasi: VDC rata−rata=27,51 V
Arus pada beban
Perhitungan berdasarkan rumus:
α
cos¿
IDc rata−rata=2Vmπ . R ¿
IDc rata−rata=VDC rata −rata
R IDc rata−rata=27,579 V 7 Ω IDc rata−rata=3,939 A Hasil simulasi: IDc rata−rata=3,93 A
Tegangan rms pada beban
Vrms=Vm √ 2
[
1− 1 2 π(
sin 2 (α+π )−sin 2 α)
]
1 2 2.30 sin 2(180+30 )−sin¿ 1− 1 2× 3,14¿ ¿ 50 √ 2¿ Vrms=¿ Vrms=35,355[
1−0,159 (0)]
1 2 Vrms=35,355 x 1V Vrms=35,355 VBerdasarkan hasil simulasi:
Vrms=35,37 V
Arus rms pada beban
Perhitungan berdasarkan rumus: Z =
√
R2+Xl2 =√
72+(2 ×3,14 × 50× 0,02)2 = 9,404 Ω Irms=Veff Z[
1 π{
π +(
2 sin (α−∅) 1−e −π tan ∅)
2 tan∅(
1−e −2 π tan ∅)
−4(
2 sin (α−∅) 1−e −π tan ∅)
sin α sin ∅
(
1−e−π tan ∅
)
}
]
12 Irms=35,355 9,404[
1 3,14{
3,14+(
2 sin(−11,896) 1−e −3,14 0,897)
2 0,897(
1−e −6,28 0,897)
−4(
2 sin (−11,896) 1−e −3,14 0,897)
sin 30 sin 41,896
(
1−e−3,14 0,897
)
Irms=3,759
[
1 3,14{
3,14+0,269 x 0,897 x 0,997−4 (0,518) 0,5 x 0,667 x 0,951}
]
1 2 IRrms=3,759[
1 3,14(3,14+0,2405+0,657)]
1 2 Irms=3,759[
1,285]
1 2 Irms=3,759 ×1,133 Irms=4,258 ABerdasarkan hasil simulasi:
Irms=4,179 A Arus rms pada SCR : IQrms=Irms √ 2 IQrms=4,258 √ 2 IQrms=3,011 A
Berdasarkan hasil simulasi:
IQrms=2,954 A
Arus SCR rata-rata :
IQrata −rata=IDcrata −rata 2
IQrata −rata=3,939 2
Hasil simulasi: IQrata −rata=1,965 A Tabel Evaluasi: VDC (V) IDC (A) VRrms (V) IRrms (A) IQrms (A) IQrata-rata (A)
Dari Hasil Simulasi 27,51 3,93 35,37 4,179 2,954 1,965
Dari Hasil Perhitungan 27,579 3,939 38,169 4,258 3,011 1,969
Sedikit ada perbedaan antara hasil dari simulasi matlab dengan hasil penggunaan rumus teorinya. Hal itu mungkin terjadi karena ada perbedaan sedikit pada pengesetan detail-detail kecil komponen yang digunakan pada simulasi dan adanya drop pada SCR yang tidak dihitung pada rumus.
c. Dengan diode FreeWheel
Keterangan :
Vs = 100 sin 100πt (V)
α pada pulse generator 1 = 900
α pada pulse generator 2 = 2700
R = 20 Ω L = 20mH
Pertama-tama mencari nilai ø : tan ∅=2 πfL R tan ∅=2.3,14 .50 .20 .10−3 20 tan ∅=0,314 ∅=arc tan 0,314
∅=17,43 ° Mencari β :
Dengan menggunakan Microsoft excel maka β dapat dicari dengan cepat dari rumus sin ( β−∅)=sin (α−∅) e
(α−β ) tan ∅ :
Maka β = 1970.
Untuk mencari nilai Vd rata-rata dengan menggunakan rumus: Vd rata−rata=Vm π (1+cos α) Vd rata −rata= 100 3.14(1+cos 90 °) Vd rata −rata=31,84 V
Untuk mencari nilai Id rata-rata dengan menggunakan rumus:
Id rata−rata=Vd rata−rata
R Id rata−rata=31,84 V
20 Ω
Nilai tegangan rms pada output ( Vd rms¿ dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Vd rms=Vm √ 2
(
1− α π+ sin 2 α 2 π)
1 2 Vd rms=100 √ 2(
1− 90 ° 180 °+ sin 2.90° 2.3,14)
1 2 Vd rms=50 VNilai arus keluaran rms pada output ( Id rms¿ dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Id rms=Vd rms
R Id rms=50V
20Ω
Id rms=2,5 A
Nilai arus rms pada thyristor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IQrms=Id rms
√
2IQrms=2,5 A
√
2IQrms=1,7677 A
Nilai arus rata-rata pada thyristor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IQ rata−rata=Id rata−rata 2 IQ rata−rata= 1,5923 A 2 IQ rata−rata=0,7961 A