• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum06 F2 Nika Resti Utami Inter-VLAN Routing Dan Static Routing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum06 F2 Nika Resti Utami Inter-VLAN Routing Dan Static Routing"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM VI

“INTER-VLAN ROUTING DAN ROUTING STATIC”

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum pada mata kuliah Jaringan Komputer.

Disusun Oleh :

Nika Resti Utami 11520241063 Wahyu Susilo Prabowo 11520244004 Yosafat Yudha Krisnanda 11520244005 Hanifah Fasiyani 11520244007

Pendidikan Teknik Informatika/F2.2

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

(2)

A. Tujuan

1. Mampu membangun LAN dan VLAN dalam jaringan 2. Mampu membuat inter-VLAN Routing

3. Mampu memahami konsep routing dan table routing 4. Memahami konsep keamanan jaringan

B. Skenario Praktikum 1. Inter-VLAN Routing

Dalam sebuah ruangan terdapat 2 buah VLAN yang terhubung dalam satu switch dengan network 192.168.1.0/24 dengan gateway 192.168.1.254/24 dan 192.168.2.0/24 dengan gateway 192.168.2.254/24. Diskenariokan terdapat 2 divisi dalam satu ruangan tersebut yaitu divisi Admisnitrasi dan divisi Managemen yang dapat saling berhubungan, karena berbeda VLAN dan network maka kita perlu untuk mengkoneksikan kedua divisi tersebut.

(3)

Dalam sebuah ruangan terdapat 2 buah network yaitu Administrasi dan Managemen dengan distribusi IP Address pada network Administrasi 192.168.1.0/24 dengan gateway 192.168.1.254/24 dan distribusi IP Address pada network Managemen 192.168.2.0/24 dengan gateway 192.168.2.254/24. Kita perlu membuat agar kedua buah network tersebut dapat saling terhubung satu sama lain.

3. Dasar Teori

Konsep Virtual LAN

Prinsip utama sebuah LAN adalah, semua device yang berada pada satu LAN berarti berada pada satu broadcast domain. Sebuah broadcast domain mencakup semua device yang terhubung pada satu LAN dimana jika salah satu device mengirimkan frame broadcast maka semua device yang lain akan menerima kopi dari frame tersebut. Jadi pada dasarnya kita bisa menganggap LAN dan broadcast domain adalah hal yang sama. Tanpa VLAN, sebuah switch akan menganggap semua interface (port) nya berada pada satu broadcast domain; dengan kata lain, semua komputer yang terhubung ke switch tersebut berada pada satu LAN yang sama. Dengan VLAN, switch bisa meletakkan beberapa interface ke dalam satu broadcast domain dan beberapa interface yang lain ke dalam broadcast domain lain yang berbeda, sehingga tercipta multiple broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh switch inilah yang kita sebut sebagai Virtual LAN (VLAN).

(4)

Berikut beberapa alasan untuk memisahkan beberapa komputer pada VLAN yang berbeda :

 Agar design jaringan yang lebih flexible, pengelompokan user tidak berdasarkan lokasi fisik tapi bisa dilakukan dengan berdasarkan kesamaan departemen/ divisi/ pekerjaan.

 Untuk melakukan segmentasi LAN menjadi LAN-LAN yang lebih kecil sehingga mengurangi traffic jaringan.

 Untuk mengurangi beban kerja STP.

 Untuk alasan keamanan yang lebih baik dengan memisahkan user-user yang bekerja menggunakan data-data yang sensitif pada 1 VLAN yang terpisah.

 Untuk memisahkan trafik IP Phone dengan trafik PC yang terhubung dengan phone.

Trunking dengan ISL and 802.1Q

Saat menggunakan beberapa VLAN pada network yang memiliki beberapa switch yang terhubung, maka switch-switch tersebut harus menerapkan VLAN trunking pada segment yang menghubungkan switch dengan switch lainnya. VLAN trunking mengakibatkan switch menggunakan proses yang dinamakan VLAN tagging, dimana switch yang mengirimkan data ke switch lain menambahkan header pada frame sebelum dikirimkan via trunk. Header tambahan ini berisi VLAN identifier (VLAN ID) sehingga switch pengirim bisa mencantumkan VLAN ID dari frame yang dikirimkan dan switch penerima akan mengetahui frame yang diterima ditujukan untuk VLAN yang mana.

(5)

Penggunaan trunking memungkinkan switch untuk mengirimkan frame dari satu VLAN ke VLAN yang berbeda melalui satu koneksi fisik (trunk link).

Cisco switch men-support 2 jenis protokol trunking : Inter-Switch Link (ISL) dan IEEE 802.1Q.

ISL

Cisco menciptakan ISL beberapa tahun sebelum IEEE menciptakan standard 802.1Q untuk protokol VLAN trunking. Karena ISL adalah proprietari Cisco, maka ISL hanya bisa digunakan antar-switch buatan Cisco yang mendukung ISL. ISL meng-enkapsulasi (membungkus) keseluruhan frame ethernet dengan ISL header dan trailer. Frame ethernet original dalam ISL tetap tidak berubah.

IEEE 802.1Q

IEEE melakukan standardisasi beberapa protokol yang berhubungan dengan LAN, termasuk protokol VLAN trunking. 802.1Q menggunakan header yang berbeda dari ISL untuk menyematkan angka VLAN pada frame. Sebenarnya 802.1Q tidak melakukan enkapsulasi penuh seperti halnya ISL. Sebagai gantinya, 802.1Q menyisipkan 4-byte VLAN header pada header original dari ethernet frame. Hasilnya, tidak seperti ISL, frame yang dikirimkan masih memiliki source dan destination MAC address yang original. Dan juga, karena headernya berubah, maka enkapsulasi 802.1Q terpaksa menghitung ulang frame check sequence (FCS) yang asli yang berada pada ethernet trailer.

(6)

802.1Q mendefinisikan satu VLAN untuk setiap trunk sebagai native VLAN, sedangkan ISL tidak. Defaultnya, 802.1Q native VLAN adalah VLAN 1. Singkatnya 802.1Q tidak menambahkan header pada frame yang berada dalam native VLAN. Saat switch diujung yang lain menerima frame yang tidak memiliki header 802.1Q, maka switch tersebut menganggap bahwa frame tersebut adalah termasuk frame dari native VLAN. Karena itu, kedua switch yang berhubungan harus menyepakati VLAN mana yang diperlakukan sebagai native VLAN.

IP Subnets dan VLAN

Saat menyertakan konsep VLAN dalam mendesain sebuah network, perlu diingat bahwa komputer-komputer yang berada dalam satu VLAN haruslah berada pada subnet yang sama. Dengan demikian, komputer-komputer yang berada pada VLAN yang berbeda haruslah berada pada subnet yang berbeda pula.

Karena aturan inilah, banyak orang yang beranggapan bahwa VLAN adalah subnet dan subnet adalah VLAN. Meski tidak sepenuhnya benar, karena VLAN adalah konsep layer 2 (Data Link) sedangkan subnet adalah konsep layer 3 (Network), namun ide ini cukup beralasan, karena device/komputer-komputer yang berada pada satu VLAN akan berada pada subnet yang sama pula. Dibutuhkan minimal satu router agar sebuah komputer bisa mengirimkan paket ke komputer lain pada subnet yang lain.

(7)

VLAN Trunking Protocol (VTP)

VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah proprietari Cisco yang memungkinkan switch-switch Cisco yang terhubung bisa saling bertukar informasi konfigurasi. Bayangkan, jika sebuah network memiliki 10 switch yang saling terhubung menggunakan VLAN trunk, dan setiap switch memiliki minimal satu port yang ditempatkan pada satu VLAN dengan VLAN ID 3 dengan nama Accounting. Tanpa VTP, enginer harus login satu persatu ke semua 10 switch dan melakukan konfigurasi yang sama untuk membuat sebuah VLAN dan memberikan nama pada VLAN tersebut. Dengan VTP, user dapat membuat VLAN 3 dan memberikan namanya pada salah satu switch, dan ke-sembilan switch yang lain akan otomatis membuat VLAN 3 sekaligus namanya.

VTP mendefinisikan protokol pertukaran informasi pada layer 2 yang dipakai switch untuk saling bertukar informasi konfigurasi VLAN. Saat salah satu switch merubah konfigurasi VLAN nya, dengan kata lain, menambah, mengedit, atau menghapus salah satu VLAN, VTP akan membuat switch-switch yang lain melakukan sinkronisasi pada VLAN konfigurasinya.

Setiap switch akan menggunakan salah satu dari 3 mode VTP: server mode, client mode, or transparent mode. Untuk memanfaatkan fitur VTP, engineer harus menge-set salah satu switch-nya menjadi server mode dan switch sisanya yang lain sebagai client mode. Kemudian, Konfigurasi VLAN dilakukan pada switch server dan switch-switch lain yang berada pada client mode akan menyesuaikan konfigurasinya dengan server. Switch yang berada pada client mode tidak bisa merubah konfigurasi VLAN nya. Sedangkan transparent mode, memungkinkan switch untuk tetap saling bertukar

(8)

informasi konfigurasi VLAN, namun switch pada transparent mode itu sendiri tidak ikut melakukan sinkronisasi.

Agar fitur VTP berjalan, Cisco IOS membutuhkan 3 hal berikut :

 Link yang digunakan antar switch harus diset sebagai VLAN trunk (ISL atau 802.1Q).

 Switch-switch tersebut harus memiliki VTP domain name yang sama.

 Jika dikonfigur pada lebih dari 1 switch, maka switch-switch tersebut harus memiliki password yang sama.

Inter V-LAN Routing

Satu VLAN adalah satu broadcast domain, sehingga satu buah komputer di sebuah VLAN tidak dapat terkoneksi dengan komputer yang berbeda VLAN. Agar komputer yang berbeda VLAN dapat terkoneksi maka dibutuhkan perangkat layer 3 yaitu router. Persyaratan router yang dapat dipakai untuk routing VLAN adalah router tersebut harus bisa dibuat trunking ke switch. Oleh karena itu, router-nya harus tersedia interface

fastethernet, selain itu IOS untuk router tersebut juga harus mendukung trunking. Cirinya

adalah interface-nya bisa dibuat subinterface, dan mendukung enkapsulasi ISL serta DOT1Q. Inter-VLAN routing adalah proses mem-forward traffic network dari satu VLAN ke VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan ip subnet yang unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi inter-VLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan inter-VLAN yang berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk mencapai VLAN lain. Secara tradisional LAN routing menggunakan router dengan beberapa

interface physical. Setiap interface harus dihubungkan dengan network yang berbeda dan

dikonfigurasikan dengan subnet yang berbeda. Dalam network tradisional yang menggunakan beberapa VLAN, untuk mensegmentasi network traffic menjadi broadcast

domain logical, routing ditunjukkan dengan menghubungkan interface physical router

yang berbeda ke port physical switch yang berbeda pula. Port switch terhubung dengan router dalam mode interface port. Setiap router interface kemudian dapat menerima

(9)

traffic dari VLAN yang telah diasosiasikan dengan switch interface yang terhubung, dan traffic dapat di routing ke VLAN lain yang terhubung dengan interface lain.

Inter-VLAN routing secara tradisional mengharuskan beberapa interface physical

pada kedua router dan switch. Bagaimanapun juga, tidak semua konfigurasi inter-VLAN

routing mengharuskan beberapa physical interface. Beberapa router software

memperbolehkan konfigurasi router sebagai link trunk. Hal ini membuka kemungkinan terjadinya inter-VLAN routing.

Router on a stick adalah salah satu jenis konfigurasi router yang mana sebuah interface physical me-routing traffic antara beberapa VLAN pada network. Router interface dikonfigurasikan untuk beroperasi sebagai link trunk dan terhubung dengan

sebuah port switch dalam mode trunk. Router menunjukkan inter-VLAN routing dengan menerima traffic VLAN yang telah di tag pada interface trunk dari switch dan secara internal me-routing antar VLAN menggunakan sub-interface. Kemudian router akan memforward traffic VLAN yang di tag menuju VLAN tujuan pada interface physical yang sama. Sub-interface adalah beberapa interface virtual yang diasosiasikan dengan

interface physical. Sub-interface ini dikonfigurasikan dengan software pada router yang

secara independent dikonfigurasikan dengan ip address dan VLAN untuk beroperasi pada VLAN tertentu. Sub-interface dikonfigurasikan untuk beberapa subnet yang berbeda namun berhubungan dengan VLAN lain yang memfasilitasi routing secara logical sebelum frame data di tag VLAN dan dikirimkan ke physical interface.

Static Routing

Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual. Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis, sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan berubah.

Beberapa keuntungan dari static routing:

 Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router membutuhkan broadcasts yang terus menerus.

(10)

 Keamanan metwork karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.

 Static routing mengkonsumsi sangat kecil dari memory router.

Beberapa kerugian dari static routing:

 Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.

 Pengembangan network. Jika suatu network ditambah atau dipindahkan maka static routing harus diperbaharui oleh administrator.

Pembatasan static router dapat menjadi keuntungan apabila untuk sampai pada tujuan hanya melalui satu router. Stub network adalah pencapaian network tujuan hanya denga satu jalur.

Static routing merupakan rute yang secara manual dimasukan oleh sang Administrator kedalam konfigurasi devices untuk mendefinisikan lewat interface mana sebuah paket dengan suatu tujuan akan dilewatkan.

Apa yang di defenisikan dalam static routing ? - Network tujuan

- Subnet Mask

- Gateway atau interface yang di tunjuk untuk melewati packet tersebut

- Metric (digunakan untuk membandingkan tingkat kredibilitas suatu path bila terdapat lebih dari 1 rute untuk suatu destination yang sama)

Pada sistem operasi windows kita dapat mendefinisikan static routing dengan perintah “route ADD <network tujuan> MASK <network mask> <gateway> METRIC <metric value > IF <interface number>

(11)

Untuk bisa melihat routing static yang terdapat pada komputer kita dengan mengetikkan perintah “route print” pada command prompt

atau kita juga bisa memasukan perintah route /? untuk melihat available command untuk perintah route

Contoh route print pada salah satu server windows.

Static routing ini juga dapat digunakan paka komputer server yang mempunyai lebih dari satu Network Interface Card (NIC), dimana server tersebut terhubung ke network segment yang berbeda.

Pada router cisco, static routing dapat didefinisikan dengan perintah : ip route <network_tujuan> <subnet_mask> <gateway> name <deskripsi>

Static routing merupakan bentuk yang simple dari routing, tapi diperlukan proses manual dalam mendefine static routing tersebut ke perangkat jaringan.

(12)

static routing digunakan pada network yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat rute nya tetap (sangat jarang untuk berubah). Static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute secara otomatis bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan jaringan (link failure). Perpindahan rute ini tidak bisa otomatis dikarenakan sang administrator harus mengkonfigurasi lagi secara manual untuk mengupdate konfigurasi dengan rute yang baru.

Jadi kesimpulannya routing static tidak cocok untuk network yang perangkatnya cukup lumayan banyak dan diinginkan perubahan rute dapat dilakukan otomatis oleh perangkat jaringan bila terjadi link failure.

4. Alat dan Bahan

1. Software Cisco Packet Tracer 5.3. 2. PC/Laptop.

5. Langkah Kerja

1. Inter-VLAN Routing

a. Membuat jaringan VLAN Administrasi.

b. Melakukan konfigurasi IP Address VLAN Administrasi dengan network 192.168.1.0/24. Berikut adalah contoh konfigurasi IP Address pada salah satu komputer dalam jaringan tersebut.

(13)

c. Membuat jaringan VLAN Management.

d. Melakukan konfigurasi IP Address VLAN Management dengan network 192.168.2.0/24. Berikut adalah contoh konfigurasi IP Address pada salah satu komputer dalam jaringan tersebut.

e. Melakukan konfigurasi switch VLAN.

1) Membuat VLAN 2 dengan nama VLAN Administrasi, dan VLAN 3 dengan nama VLAN Management.

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#vlan 2

Switch(config-vlan)#name Administrasi

Switch(config-vlan)#exit

(14)

Switch(config-vlan)#name Management

Switch(config-vlan)#exit

Switch(config)#exit

Untuk membuat VLAN, selain dengan metode CLI di atas, dapat juga menggunakan metode GUI.

2) Melakukan konfigurasi interface pada switch. Switch(config)#interface range fa0/1-3

Switch(config-if-range)#switchport mode access

Switch(config-if-range)#switchport access vlan 2

Switch(config-if-range)#exit

Switch(config)#interface range fa0/4-6

Switch(config-if-range)#switchport mode access

Switch(config-if-range)#switchport access vlan 3

Switch(config-if-range)#exit

f. Menambahkan sebuah router pada switch interface 24 dan interface FastEthernet0/0 pada router.

(15)

Melakukan konfigurasi pada switch interface 24 pada mode trunk.. Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#interface fa0/24

Switch(config-if)#switchport mode trunk

Switch(config-if)#exit

Switch(config)#exit

g. Melakukan konfigurasi pada router. Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface FastEthernet0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#interface FastEthernet0/0.2

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 2

Router(config-subif)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#exit

Router(config)#interface FastEthernet0/0.3

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 3

Router(config-subif)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

Router(config-subif)#exit

Router(config)#exit

(16)

2. Static Routing

a. Membuat jaringan seperti pada gambar berikut.

No. Destination Netmask Gateway Status Keterangan

1 192.168.1.0 /24 * Direct Connection Otomatis

2 192.168.2.0 /24 * Direct Connection Otomatis

3 192.168.3.0 /24 192.168.2.253 Indirect Connection Ditambahkan

Tabel 1. Tabel Routing Router0

No. Destination Netmask Gateway Status Keterangan

1 192.168.3.0 /24 * Direct Connection Otomatis

(17)

3 192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Indirect Connection Ditambahkan

Tabel 2. Tabel Routing Router1

b. Melakukan konfigurasi IP Address pada komputer masing-masing divisi.

c. Konfigurasi Router 1) Router0

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

Router(config)#interface fa0/1

Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253 Router(config)#exit 2) Router1 Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip address 192.168.3.254 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

Router(config)#interface fa0/1

(18)

Router(config-if)#ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254

Router(config)#exit

Selain menggunakan metode CLI seperti di atas, melakukan konfigurasi terhadap router juga dapat dilakukan dengan metode GUI seperti pada gambar berikut.

(19)

d. Melakukan pengecekan menggunakan ping.

6. Tugas Diskusi

1. Bisakah ke-9 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi?

a. Jika ya, buatlah jaringan seperti berikut ini, tuliskan secara detail konfigurasinya dan buatlah tabel routing-nya secara lengkap.

b. Jika tidak, jelaskan secara detail alasan logis menurut kelompok Anda untuk memperkuat argument tersebut.

(20)

Jawab:

Ke-9 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi, berikut ini detail konfigurasi dan tabel routing-nya:

1) Menyusun table routing Router0

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.4.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection

192.168.5.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection

Router1

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

192.168.4.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection

(21)

Router2

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 192.168.4.254 Eth0/0/0 Indirect Connection

192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 192.168.4.254 Eth0/0/0 Indirect Connection

192.168.4.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.5.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

2) Rangkai router, switch dan komputer seperti gambar berikut. Device yang sama dihubungkan dengan kabel Cross Over sedangkan device yang berbeda

disambungkan dengan kabel Straight.

(22)
(23)

4) Konfigurasi router a) Router0

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# exit

b) Router1

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface FastEthernet0/0 (mendaftarkan interface

FastEthernet 0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address FastEthernet 0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface FastEthernet0/1 (mendaftarkan interface

FastEthernet0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address FastEthernet0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface Ethernet0/0/0 (mendaftarkan interface

Ethernet0/0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address Ethernet0/0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253

(24)

Router(config)# exit

c) Router2

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.4.253 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# exit

(25)

Seperti gambar di atas, untuk pengecekan pertama kali akan muncul „Request timed out‟ dikarenakan dibutuhkan waktu untuk pemrosesannya. Selain dengan

ping, pengecekan juga dapat dilakukan dengan Simple PDU. Caranya klik pada Add Simple PDU (tanda biru), misal akan dilakukan pengecekan PC0 dengan PC7

maka tinggal klik PC0 kemudian klik PC7, hasilnya akan ada dibawah seperti yang ditunjukkan tanda merah di gambar berikut:

Seperti halnya pengecekan dengan ping, pengecekan pertama dengan PDU juga akan gagal. Maka coba lagi sampai setidaknya 3 kali pengecekan.

6) Selesai

2. Bisakah ke-18 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi?

a. Jika ya, buatlah jaringan seperti berikut ini, tuliskan secara detail konfigurasinya dan buatlah table routing-nya secara lengkap.

b. Jika tidak, jelaskan secara detail alasan logis menurut kelompok Anda untuk memperkuat argument tersebut.

(26)

Jawab:

Ke-18 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi, berikut ini detail konfigurasi dan tabel routing-nya:

1) Menyusun table routing Router0

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.4.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

192.168.5.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection

Router1

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection

192.168.4.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

(27)

Destination Netmask Gateway Interface Keterangan

192.168.1.0 /24 192.168.4.254 Fa0/0 Indirect Connection

192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection

192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.3.0 /24 192.168.4.254 Fa0/0 Indirect Connection

192.168.4.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection

192.168.5.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection

2) Rangkai router, switch dan komputer seperti gambar berikut. Device yang sama dihubungkan dengan kabel Cross Over sedangkan device yang berbeda disambungkan dengan kabel Straight.

(28)
(29)

4) Konfigurasi router a) Router0

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# exit

b) Router1

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface FastEthernet0/0 (mendaftarkan interface

FastEthernet 0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address FastEthernet 0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface FastEthernet0/1 (mendaftarkan interface

FastEthernet0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address FastEthernet0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface Ethernet0/0/0 (mendaftarkan interface

Ethernet0/0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address Ethernet0/0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254

(30)

Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# exit

c) Router2

Router# enable

Router# configure terminal

Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/0)

Router(config-if)# exit

Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)

Router(config)# no shutdown

Router(config-if)# ip address 192.168.4.253 255.255.255.0

(mendaftarkan ip address fa0/1)

Router(config-if)# exit

Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254

(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)

Router(config)# exit

5) Konfigurasi switch (switch0, switch1, switch2), pada semua interface setting dengan mode „trunk‟

(31)
(32)

Seperti gambar di atas, untuk pengecekan pertama kali akan muncul „Request timed out‟ (dengan ping) atau „failed‟ (dengan PDU) dikarenakan dibutuhkan waktu untuk pemrosesannya.

7) Selesai

7. Permasalahan dan Troubleshooting

Pada praktikum tentang Inter-VLAN Routing dan Static Routing dengan hanya menggunakan dua router, tidak ditemukan masalah yang berarti. Namun, ketika sudah mulai membuat jaringan dengan menggunakan tiga buah router, permasalahan mulai muncul, yaitu bagaimana cara agar ketiga router bisa berkomunikasi.

Permasalahan pertama adalah karena pada router dengan nomor seri 1841 hanya terdapat dua buah port, sementara port yang akan digunakan berjumlah tiga buah. Untuk mengatasi masalah ini, kita dapat menyelesaikannya dengan cara mengklik pada router tersebut, lalu masuk ke tab Physical. Setelah itu, kita akan menemukan beberapa tombol, dan gambar interface sebuah router. Pertama, kita matikan atau turn off router tersebut dengan mengklik pada tombol on-off. Kedua, kita klik pada tombol yang bertuliskan WIC-1NET yang terdapat pada bagian sebelah kiri. Ketiga, lihat di bagian kanan bawah, terdapat gambar port. Drag and drop gambar port tersebut ke ruang kosong diantara interface router tadi (letaknya disebelah kiri tombol on-off). Terakhir, nyalakan kembali router tersebut dengan mengklik pada tombol on-off nya samapi berwarna hijau kembali. Dan sekarang, router kita tadi sudah memiliki satu port tambahan.

Permasalahan kedua adalah tidak dapat terhubunganya jaringan pada router pertama dengan router ketiga. Tandanya adalah, ketika dilakukan ping, komputer yang dimaksud tidak memberikan respon atau terdapat tulisan Request timed out.Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya jalur yang belum melakukan perizinan untuk melewati gateway untuk menuju destination yang dimaksud. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, kita diharuskan untuk mengecek lagi jalur-jalur yang akan digunakan, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian kita set jalur tersebut di dalam router dengan melihat table routing yang ada. Setelah yakin semua jalur telah terkonfigurasi, kita coba ping ulang untuk pengetesan, maka hasilnya antara network di router pertama dan ketiga bisa

(33)

8. Kesimpulan

1. Dengan VLAN, switch bisa meletakkan beberapa interface ke dalam satu broadcast domain dan beberapa interface yang lain ke dalam broadcast domain lain yang berbeda, sehingga tercipta multiple broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh switch inilah yang kita sebut sebagai Virtual LAN (VLAN).

2. Saat menyertakan konsep VLAN dalam mendesain sebuah network, perlu diingat bahwa komputer-komputer yang berada dalam satu VLAN haruslah berada pada subnet yang sama. Dengan demikian, komputer-komputer yang berada pada VLAN yang berbeda haruslah berada pada subnet yang berbeda pula.

3. Inter-VLAN routing adalah proses mem-forward traffic network dari satu VLAN ke VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan ip subnet yang unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi

inter-VLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan VLAN

yang berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk mencapai VLAN lain.

4. Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual. Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis, sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan berubah.

9. Daftar Pustaka http://www.vembazax.com/2012/01/25/static-routing-vs-dynamic-routing.xml http://www.diwarta.com/926/mengenal-dan-pengertian-routing-beserta-static-routing-protocol/ http://www.pekoktenan.wordpress.com/2009/03/23/konsep-vlan/

Gambar

Tabel 1. Tabel Routing Router0
Tabel 2. Tabel Routing Router1

Referensi

Dokumen terkait

Model ini akan diguna- kan untuk menentukan, meramalkan dan memperbaharui nilai parameter dari data runtun waktu yang variansinya tidak konstan.. Nilai parameter dari model ARCH

Air hujan yang ingin digunakan lagi diperoleh dengan menampung air yang jatuh pada atap, dak lantai dengan bantuan talang dan roof drain / floor drain. Air hujan

• Hanya sektor perkhidmatan perlu (essential services) sahaja dibenarkan beroperasi dari 8.00 pagi hingga 8.00 malam.. • Kebenaran untuk bekerja hanya bagi perkhidmatan perlu

Standar kompentensi : Mahasiswa mampu menjelaskan proses penemuan obat baru, dari tanaman ataupun herbal, cara isolasi, karakterisasi struktur kimia, pengembangan struktur kimia,

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari catatan hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi.Teknik pengumpulan data (1) peneliti melihat pedoman telaah

Pada praktikum ini dilakukan pengujian secara mikroskopik atau melihat bentuk ragmen dari jamu untuk menjamin kebenaran dari simplisia penyusun sediaan jamu dengan

Prudential Indonesia tidak memberikan pertimbangan dan tidak akan melakukan investigasi atas tujuan investasi, kondisi keuangan, atau kebutuhan tertentu dari penerima laporan

PROVINSI This PDF book include nama pemenang dprd jember 2014 document.. To download free peta dapil anggota dprd kabupaten jember kpu you need