• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH MEDIA DAN TEKHNOLOGI PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH MEDIA DAN TEKHNOLOGI PEMBELAJARAN"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

1

DIKTAT/BAHAN AJAR

MATA KULIAH

MEDIA DAN TEKHNOLOGI

PEMBELAJARAN

Dr. Ani Marlina, M.Pd

Semester Genap

SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA (SMIBI) KARAWANG

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur kepada Sang Penguasa alam semesta Allah SWT, sholawat serta salam terlimpah curah kepada revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya saya dapat menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah “Media dan Tekhnologi Pendidikan”

Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber yang relevan sebagai salah satu rujukan pembelajaran mata kuliah “Media dan Tekhnologi Pendidikan” dengan harapan dapat menjadi salah satu metode yang dapat mempermudah mahasiswa dalam proses perkuliahan. Selain itu diktat ini digunakan sebagai buku pegangan praktis untuk mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara khusus.

Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan untuk mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, Februari 2018

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… DAFTAR ISI ………

A. Dasar Pemikiran ISBD ………

B. Visi Misi dan Tujuan ISBD ………

C. Bahan ISBD ………

D. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner dan beberapa Alternatif Model pembelajaran ISBD ………. E. Alternatif Model Pembelajaran ISBD …………

F. Manusia dan Kebudayaan ………

G. Manusia dan Peradaban ………

H. Modernisasi Peradaban Indonesia ditengah Modernisasi dan Globalisasi ….……… I. Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial

J. Manusia dan Lingkungan ………

DAFTAR PUSTAKA ……… 1 2 3 4 5 6 8 9 11 13 18 30 33

(4)

SILABUS DAN SAP MEDIA PEMBELAJARAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

Dr. Ani Marlina M.Pd SILABUS PEMBELAJARAN

JURUSAN/PRODI : PGRA

MATA KULIAH : Media dan Tekhnologi

Pembelajaran

KOMPETENSI INTI (KI): Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Media Pembelajaran Secara Teori Dan Praktik

No Kompet ensi Dasar Materi Pembelaja ran Pengantar Perkuliaha n: Kontrak kuliah Metode Pembel ajaran Penila ian Alok asi wak tu Sumb er Belaja r Silabu s SAP 1 Memaha mi pengerti an media, tujuan, manfaat, sumber dan alat pembelaj aran Pengertian media, tujuan, manfaat, sumber belajar, dan alat peraga pembelajar an Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak arta,2 011.

(5)

5

) 2 Memaha mi peran, fungsi, klasifikas i dan karakteri stik (ciri-ciri) media pembelaj aran Peran, fungsi klasifikasi dan karakteristi k media pembelajar an Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak arta,2 011 3 Memaha mi jenis dan criteria media pembelaj aran Jenis media pembelajar an (visual, audio, audio-visual, media penyaji, media objek/tiga dimensi dan media interaktif) serta kriteria media pembelajar an Context ual Instructi on Collabo rative Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak arta,2 011 Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba

(6)

sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 4 Memaha mi prosedur pengem bangan modul Prosedur pengemba ngan modul pembelajar an Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t 5 Memaha mi Pembela jaran Berbasis Teknolo gi Informas i dan Komunik asi Pengertian teknologi, informasi dan komunikasi , serta jenis dan komponen informasi sebagai media pembelajar an Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011

(7)

7

6 Memaha mi pembelaj aran berbasis compute r Pengertian pembelajar an berbasis komputer dan prinsip –prinsip pembelajar an berbasis computer Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 7 Memaha mi pembelaj aran compute r model tutorial Model pembelajar an Tutorial Collabo rative Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dr. Deni Darma wan, M.Pd, Teknol ogi Pemb elajara n, Rosda karya, Bandu ng, 2012. Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik

(8)

TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 8

Ujian Tengah Semester

9 Memaha mi pembelaj aran Drill Practise Pembelajar an model Drill Practise Collabo rative Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) Dr. Deni Darma wan, M.Pd, Teknol ogi Pemb elajara n, Rosda karya, Bandu ng, 2012. Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa

(9)

9

da, Jakart a,2011 10 Memaha mi pembelaj aran compute r model Simulasi Pembelajar an model simulasi Collabo rative Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dr. Deni Darma wan, M.Pd, Teknol ogi Pemb elajara n, Rosda karya, Bandu ng, 2012. Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 11 Memaha mi pembelaj aran Pembelajar an model games Context ual Instructi on Penilai an proses dan 60 meni t Dr. Deni Darma wan,

(10)

compute r model games Diskusi penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) M.Pd, Teknol ogi Pemb elajara n, Rosda karya, Bandu ng, 2012. Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 12 Memaha mi pembelaj aran berbasis web/inter net Konsep pembelajar an web, fungsi, manfaat, prinsip-prinsip pembelajar an berbasis web Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak

(11)

11

non tertulis ) arta,2 011. Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 13 Memaha mi pembelaj aran berbasis multimed ia presenta si Elemen multimedia yaitu; gambar, grafik, tabel, video, animasi, sound Collabo rative Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak arta,2 011. Drs.H. Widad a HR, Multim edia Interak tif,

(12)

Pustak a Widyat ama, Jakart a,2010 . Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart a,2011 14 Memaha mi pembelaj aran jarak jauh Pengertian pembelajar an jarak jauh dan karakteristi k sistem pembelajar an jarak jauh Context ual Instructi on Diskusi Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dr.Ru sman, M.Pd, Pemb elajara n Berba sik TIK, Raja Grafin do Persa da, Jakart

(13)

13

a,2011 15 Memaha mi penilaian portofoli o dalam pembelaj aran Penilaian dalam pembelajar an Collabo rative Penilai an proses dan penilai an hasil (instru men tes tertulis dan non tertulis ) 60 meni t Dina Indrian a, Raga m Alat Bantu Media Penga jaran, Diva Press, Jogjak arta,2 011.

16 Ujian Akhir Semester

SATUAN ACARA PERKULIAHAN I. IDENTITAS MATA KULIAH

Nama mata Kuliah : Media dan Tekhnologi Pembelajaran

Bobot SKS : 2 SKS

Semester : Sem Ganjil 2017-2018 Jurusan/Prodi : PGRA

Jenjang : S1

Dosen : Dr. Ani Marlina,M.Pd

II. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan yang diberikan kepada mahasiswa program studi PGRA. Dalam perkuliahan

(14)

ini dibahas materi-materi diantaranya pengertian media, tujuan, manfaat, sumber dan alat peraga pembelajaran; peran, fungsi, klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran; prosedur pengembangan modul; jenis dan kriteria media pembelajaran; pembelajaran berbasis TIK; pembelajaran berbasis komputer; pembelajaran berbasis web; pembelajaran berbasis multimedia presentasi; pembelajaran jarak jauh dan penilaian dalam pembelajaran.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang pengertian media, tujuan, manfaat, sumber dan alat peraga pembelajaran; peran, fungsi, klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran; jenis dan criteria media pembelajaran; prosedur pengembangan modul; pembelajaran berbasis TIK; pembelajaran berbasis computer; pembelajaran berbasis web; pembelajaran berbasis multimedia presentasi; pembelajaran jarak jauh dan penilaian dalam pembelajaran.

IV. MATERI/POKOK BAHASAN

1. Pengertian media pembelajaran, tujuan, manfaat, sumber dan alat peraga pembelajaran

2. Peran, fungsi, klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran

(15)

15

4. Prosedur pengembangan modul

5. Pembelajaran berbasis TIK 6. Pembelajaran berbasis komputer 7. Model pembeljaran Tutorial 8. Model pembelajaran Drill Praktise 9. Model pembelajaran simulasi 10. Model pembelajaran games 11. Pembelajaran berbasis web

12. Pembelajaran berbasis multimedia presentasi 13. Pembelajaran jarak jauh

14. Penilaian dalam pembelajaran V. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Contextual Instruction,

Collaborative Learning, Cooperative Learning 2. Metode : Ceramah, Tanyajawab, Diskusi,

Penugasan

3. Teknik : Presentasi, Pembelajaran e-learning 4. Media : Infocus, Internet

VI. PENILAIAN

Nilai akhir mahasiswa didasarkan pada aspek-aspek:

1. Kehadiran (10%)

2. Aktifitas dan partisipasi di kelas (10%) 3. Tugas Mandiri (15%)

4. Penyajian dan diskusi (10%) 5. Ujian Tengah Semester (25%) 6. Ujian Akhir Semester (30%)

(16)

VII. DAFTAR RUJUKAN/SUMBER

Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Diva Press, Jogjakarta,2011. Drs.H.Widada HR, Multimedia Interaktif, Pustaka Widyatama, Jakarta,2010.

Dr.Rusman,M.Pd, Pembelajaran Berbasik TIK, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2011.

Dr. Deni Darmawan, M.Pd, Teknologi Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung, 2012. Sudono, Anggani. Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta. Grafindo, 2004.

(17)

17

A. PENGERTIAN MEDIA, TUJUAN, MANFAAT, SUMBER BELAJAR, DAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

Association for educational Communications and Technology (AECT) dalam (Rustaman, 2007:5.3) Media

adalah segala bentuk yang digunakan untuk penyaluran informasi. Briggs dalam Rustaman (2007:5.3). Peralatan fisik untuk membawakan atau penyempurnakan isi pembelajaran. Sebaliknya Gagne dalam (Rustaman, 2007:5.3), Salah satu komponen dari suatu system penyampaian yang didalamnya tercakup segala peralatan fisik, Marimba dalam Djamarah dan Zain (2006:47), Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu dan mempermudah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, Miarso (2007;458).

Segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

(18)

Kegunaan Media Dalam Pembelajaran

Miarso, 2007

Memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga berfungsi optimal. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Dapat melampaui batas ruang kelas. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungan. Membangkitkan keingintahuan dan minat baru. Membangkitkan motivasi dan rangsangan untuk belajar. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang kongkret maupun yang abstrak.

DEFINISI MEDIA GAGNE Wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses belajar

mengajar.

MARIMBA MIARSO

(19)

19

Media menurut Ahmad D. Marimba dalam Djamarah dan Zain (2006:47)

Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu dan

mempermudah dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Factor yang mempengaruhi dalam penentuan media: • Tujuan pengajaran yang akan dicapai

• Karakteristik peserta didik • Karakteristik media • Alokasi waktu

MEDIA VISUAL

(20)

• Kompatibelitas (sesuai dengan norma) • Ketersediaan

• Biaya • Mutu teknis • Artistik.

B. JENIS DAN KRITERIA MEDIA PEMBELAJARAN MEDIA PEMBELAJARANJENIS-JENIS

Media Auditif Media Audiovisual

(21)

21

Pertimbangan Dalam Memilih Media Pembelajaran

Definisi multimedia menurut Fidiatno (2007) yaitu

Penggunaan atau penerapan berbagai perangkat media. Penggunaan berbagai media yang membentuk satu kesatuan unit atau yang terpadu dan dikombinasikan satu sama lain. Miarso (2007:464) “Berbagai bahan belajar yang membentuk satu kesatuan unit atau yang terpadu dan dikombinasikan”.

Jenis-Jenis Multimedia

a. Media objek Informasi dalam bentuk ciri fisiknya, seperti: ukuran, berat, bentuk, susunan, warna, dan fungsinya.

 Media objek alami ex: gedung, bebatuan, tumbuhan, dsb.  Media objek buatan

ex: model, patung, dsb.

Kelebihan penggunaan multimedia dalam pembelajaran:  Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif  Mampu mengabungkan antara text, gambar, audio

,musik, animasi gambar atau vidio dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran

 Mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung.

 Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional

(22)

Syarat Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran :  Pengoperasian yang mudah dan familier (user

frendly)

 Media pembelajaran yang interaktif dan komunikatif  Sedapat mungkin dengan biaya yang terjangkau Pembelajaran Multimedia

(Fidiatno, 2007)

Suatu kegiatan belajar mengajar dimana dalam penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran

Media Pembelajaran Biologi

Penggunaan Multimedia Pada Pembelajaran Biologi

Media Non Elektronik

Media Elektronik

(23)

23

Penggunaan Multimedia

Pada Pembelajaran Biologi

C. PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL

Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan

(24)

waktu tertentu. Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasi pada “Bahan Belajar Tercetak”.Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung.

Fungsi Modul: Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama mengikuti diklat.

Berbagai Cara Pengembangan Modul

Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modul- modul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”.

1. Adaptasi Modul adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko

(25)

25

buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya. Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi:

a. Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik;

b. Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik;

c. Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik;

d. Daftar Pustaka yang relevan

e. Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana yang tidak perlu dipelajari

f. Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik.

2. Kompilasi Modul: kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya. Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(26)

a. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP b. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP c. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP

d. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP

e. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan

f. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta didik).

Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta

maka penggunaan atau pengkopiannya wajib

memperoleh ijin dari pemegang hak cipta.

3. Menulis: Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara

(27)

27

dari kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.

Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut adalah: a. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam bidangnya

b. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis

c. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata pelajaran tersebut Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: a. Kurikulum,

b. Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan c. garis-garis besar isi modul (GBIM).

Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;

a. perencanaan, b. penulisan,

c. review, ujicoba dan revisi, Tahap Perencanaan

Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap

perencanaan. Demikian pula halnya dengan

pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap

(28)

perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik.

Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikanpedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis danbiasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca padabagian berikutnya).Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan GBIM modul:

(29)

29

1. Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut?

2. Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai? 3. Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?

4. Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut?

5.Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?

6. Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media cetak tersebut?

7.Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat?

8.Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat?

9. Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan tersaji secara baik dan sistematis.Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untukpertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin

(30)

sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul? Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik Anda, yaitu:

a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain,

b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka? Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya,

c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas

mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman

sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain,

d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka memiliki „„personal in terest‟‟ dan pengalaman yang relevan? (informasi- informasi ini sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh dan analogi).

Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator) Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula diartikan sebagai kompetensi dasar dan

(31)

31

indikator. Bila tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asing bagi Anda:

2. Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia

menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuan

pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat.

3.Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective, untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal ob- jective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir.

Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan, keterampilan dan

(32)

sikap.Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul?

a.Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda dan terlebih penting bagi peserta diklat

b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi tersebut.

c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran dan aktivitas belajar apa yang paling tepat.

d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar.

Berikutnya saya akan mengajak Anda untuk berdiskusi tentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Be-havior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audi-ence adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa pesertadiklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklatyang

(33)

33

mana? Misalnya peserta diklatpim IV, pesertadiklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang akan belajar tersebut diusahakan spesifikmungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidaktermasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuandiklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkinbahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuaidengan kebutuhan mereka.

Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (mea-surable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau behavior yang dapat diamati atau observable.

Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara lain;• menyebutkan,• menjelaskan,• mengidentfikasikan,• menyusun,• menuliskan,• membandingkan Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal iniAnda dapat menggunakan kata-kata misalnya;• diberikan catatan tentang ...,• diberikan kasus ....,• diberikan seperangkat peralatan ...,• tanpa alat dan referensi ...Degree berarti Anda dan peserta

(34)

diklat perlu menetapkanstandar pencapaian dalam waktu dan keadaan tertentu.Sebagai contoh pemberian batas waktu atau time limit.“Peserta diklat harus dapat menyelesaikannya dalam waktu lima belas menit”. Atau dapat pula diberi batasan jumlah jawaban minimum, misalnya; “Peserta diklat harusdapat menjawab benar minimal 7 dari 10 soal yang diberikan”.Sekarang coba Anda merumuskan beberapa tujuan pembelajaran dengan criteria yang telah dijelaskan diatas.

Anda dapat mengambil permasalahan dari bidangyang

Anda kuasai. Setelah itu susunlah urutan

tujuanpembelajaran tersebut untuk menggambarkan urutanmencapainya. Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian berikut:• Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah

berikutnya dalam tahap perencanaan adalah

menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsip- prinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan: - Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran? - Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harus dihilangkan? - Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan? - Apakah materi itu sudah benar,

(35)

35

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date? - Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? - Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan pembelajaran? - Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang lebih kecil? - Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang? - Apakah uraian materi sudah tepat? - Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak materi tersebut merupakan satu kesatuan? • Pemilihan Media Walaupun yang dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain.

Bila kita merencanakan me- dia cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap. Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator. Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan

(36)

tutor atau antar peserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk mengekspresikan dirinya. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkandalam pemilihan media:• Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak?• Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media pendamping?• Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu media terutama media elektronik?

Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media.• Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi tertentu dibandingkan dengan media lainnya).• Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi, memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklat jelas menguntungkan.• Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbeda- beda tergantung pada kapasitas belajar mereka dari media tertentu.• Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yang tersedia. 24 • Penilaian Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.

(37)

37

• Siapa yang akan menilai? • Kapan penilaian dilakukan? • Mengapa mereka perlu dinilai? • Bagaimana cara penilaiannya? Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut.

Tujuan - Tujuan Pembelajaran

1. Pengertian Tujuan Ditinjau dari lingkup permasalahannya, tujuan pendidikan dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan umum tentang pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki sebagai hasil pendidikan nasional. Tujuan Institusional Tujuan Pembelajaran Tujuan Nasional Tujuan Kurikuler Gambar Jenjang Tujuan Pendidikan Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan fungsi yang dipikul oleh lembaga pendidikan bersangkutan dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan yangdibutuhkan oleh masyarakat.

Institusi diklat juga memiliki tujuan institusional yaitu menyiapkan dan meningkatkankompetensi sumber daya aparatur.Tujuan kurikuler adalah rumusan umum tentang macam-macam kemampuan yang terdapat dalam masing-masingbida ng studi.

(38)

Sedangkan tujuan pembelajaran (instructionalobjectives)

memberikan pernyataan tentang,

pengetahuan,keterampilan, dan sikap tertentu yang diharapkan akandimiliki oleh siswa atau peserta pelatihan pada akhir kegiatan pembelajaran tertentu. Mengenai tujuan pembelajaran ini ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli.

a. Ely (1971) mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahan perilaku atau hasil perbuatan yang memberi petunjuk bahwa proses belajar telah berlangsung.

b. Briggs (1977)mengatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah suatupernyataan tentang perilaku yang harus dapat dilakukanoleh siswa/peserta diklat setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dengan perkataan lain tujuan itu ialah perilaku yang diharapkan dimiliki siswa/peserta diklat setelah menyelesaikan program pembelajaran ataupelatihan tertentu. Secara lebih nyata (konkrit) dapatdikatakan

bahwa tujuan pembelajaran ialah

pengetahuan,keterampilan, atau sikap yang diharapkan dimiliki olehsiswa atau peserta diklat setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

2. Pro dan Kontra mengenai Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran (instructional objectives) mulai diperkenalkan oleh Mager pada tahun 1962. Sejak itu di Amerika Serikat banyak diselenggarakan lokakarya penyusunan tujuan pembelajaran yang melibatkan guru- guru. Sesungguhnya perdebatan banyak terjadi mengenai tujuan pembelajaran/diklat dan bagaimana cara merumuskannya itu. Banyak orang yang kurang

(39)

39

menyetujui perumusan tujuan yang berorientasi pada perilaku, tetapi masih lebih banyak orang yang menganggap bahwa tujuan yang berorientasi pada perilaku itu penting.

Good dan Brophy (1990) menyatakan bahwa perumusan tujuan berdasarkan perilaku itu telah diasosiasikan dengan pendekatan tertentu dalam

perencanaan dan pengawasan pelaksanaan

kurikulum.

Dalam bentuk ekstrimnya, secara keseluruhan kurikulum

dikembangkan dengan menyusun tujuan-tujuan

pembelajaran berdasarkan perilaku, lalu mengurutkan tujuan-tujuan itu dalam susunan yang masuk akal, dan menjabarkan isi dan strategi pembelajaran serta menyusun alat evaluasi untuk setiap tujuan pembelajaran itu. Akibatnya guru dihadapkan pada beratus-ratus tujuan yang harus diajarkan dalam urutan tertentu dengan menggunakan isi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut dan menggunakan cara-cara yang telah ditentukan.

Dalam versi lain, guru masih diijinkan menggunakan kurikulum lama yang telah biasa mereka gunakan, tetapi

mereka diwajibkan menyusun tujuan-tujuan

pembelajaran berdasarkan perilaku untuk kurikulum tersebut. Kemudian guru wajib menyesuaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan itu. Akibatnya, guru harus berusaha keras untuk menyusun tujuan-tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahkan tujuan kurikulum yang sesungguhnya lebih bersifat afektif dan kognitifpun

(40)

diusahakan supaya dapat dirumuskandalam bentuk tujuan berdasarkan perilaku. Kalau guru menjumpai isi

kurikulum yang sukar dirumuskan tujuan

pembelajarannya seringkali bagian itu ditinggalkan atau diabaikan oleh guru.

Karena akibat negatif di atas, Good dan Brophy (1990)menyarankan untuk tidak menggunakan istilah “tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku” (instructional behavioralobjectives) tetapi “tujuan pembelajaran” (instructional objec-tives) saja.

Menurut Popham (dalam Haryono, 1988) dan

Sukamto(1996) ada beberapa alasan yang diajukan oleh orang yang tidak menyukai tujuan yang tidak berorientasi kepadaperilaku. Contoh :

1.Tujuan yang telah ditentukan secaraspesifik

sebelumnya, akan menghalangi guru

untukmemanfaatkan hal-hal yang tidak terduga yangberkembang dalam proses pembelajaran dalam kelas,

2. siswa hanya mempelajari hal-hal yang tersurat dalamtujuan pembelajarannya, tidak berusaha untuk belajar lebihlanjut,

3. banyak tujuan pembelajaran yang sulitdirumuskan dalam bentuk yang dapat diamati atau diukur,dan

4. perumusan tujuan itu sukar sehingga tidak realistikkalau kita menuntut guru-guru untuk merumuskannyasetiap kali akan mengajar.

Pendapat di atas dibantah oleh orang-orang yang berpendapat bahwa tujuan pembelajaran itu penting. Popham (dalam Haryono, 1988) yang termasuk orang yangmenganggap bahwa tujuan yang berorientasi

(41)

41

kepadaperilaku itu penting, mengatakan bahwa alasan yangdiberikan oleh mereka yang anti tujuan itu kurang tepat.Menurut mereka yang menyetujuinya, tujuan yangberorientasi pada perilaku yang dirumuskan secara spesifikakan menguntungkan siswa atau peserta pelatihan, sebab mereka akan mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat mereka lakukan pada akhir kegiatan belajar. Tujuan seperti itu juga akan menguntungkan orang yang membimbing proses belajar karena tujuan itu akan memberi pedoman dalam memilih isi pelajaran atau isi pelatihan.

Bagi evaluator tujuan itu juga sangat penting, karena tujuan yang telah dirumuskan secara spesifik itu dapat memberi petunjuk mengenai kemampuan siswa atau peserta pelatihan yang akan diukur. Briggs (1977) menggambarkan pentingnya tujuan pembelajaran dengan mengatakan bahwa: Bila tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dengan spesifik, tujuan itu akan memberi petunjuk kepada siswa/peserta pelatihan mengenai kemana mereka harus pergi, bagaimana cara mereka harus pergi ke sana, dan bagaimana mengetahui apakah mereka sudah sampai di sana atau belum”. 3. Pentingnya Tujuan Pembelajaran Seperti diuraikan di

atas tujuan pembelajaran itu bermanfaat bagi siswa/peserta, guru/instruktur, dan penilai (evaluator). Sukamto (1996) menyimpulkan bahwa bagi siswa atau peserta pelatihan tujuan itu berguna karena :

a.dapat memberi arah belajarnya. Dengan

memperhatikan tujuannya siswa/peserta mengetahui kemampuan yang diharapkan akan dimiliki pada akhir

(42)

kegiatan pembelajaran. Karena itu peserta diklat akan belajar ke arah itu. Dengan mengetahui tujuannya peserta diklat tahu ke mana mereka akan pergi; b. dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai peserta diklat dapat memilih bahan belajar yang tepat untuk dipelajarinya. Fungsi tujuan bagi peserta diklat adalah menjadi petunjuk bagaimana mereka akan pergi ke tempat yang dituju,

c. dapat mengukur sejauh mana peserta diklat telah mencapai tujuan yang diinginkan.Tujuan yang baik akan menyatakan dengan jelas tingkat keberhasilan yang diharapkan. Karena itu waktu belajar peserta selalu dapat menguji dirinya apakahdia sudah mencapai tujuannya, mencapai separo, ataubahkan kurang dari itu. Dengan membandingkan hasil yangtelah dicapai dan tujuan yang harus diselesaikan pesertadiklat akan mengetahui kemajuan belajarnya, d.motivasibelajar peserta diklat akan meningkat

karena peserta diklatmengetahui kemajuan

belajarnya.

Bagi guru atau widiaiswara, tujuan pembelajaran yangberorientasi kepada perilaku juga berguna untuk beberapa kepentingan, diantaranya;

a. membantu guru atau widiaiswara dalam memilih isi materi, strategipembelajaran, dan sumber belajar yang sesuai untukdipergunakan peserta diklat dalam belajarnya,

b. memudahkan guru atau widiaiswara dalam mengukur

danmengevaluasi keberhasilan tugas

mengajarnya.Selanjutnya apabila disimpulkan tujuan berguna untukmengarahkan agar proses pembelajaran

(43)

43

berlangsung efektif.Bagaimana pembelajaran bisa lebih efektif dengan adanyatujuan pembelajaran berikut ini penjelasannya lebih rinci.Tujuan memberikan rambu-rambu dan petunjuk bagisiswa. Tujuan mengingatkan siswa agar memiliki targetyang jelas dalam belajarnya. Tujuan juga menjadi dasarbagi guru dalam pemilihan media dan bahan belajar sertaprosedur atau srtategi pembelajaran. Tujuan yang jelasmemungkinkan berlangusung proses pemberian fasilitasiyang jelas pula.Tujuan berfungsi memandu prioses evaluasi yangdilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.Evaluasi pembelajaran harus selalu berdasarkan tujuanpembelajaran. Tujuan yang baik akan membantu prosesmenentukan teknik dan penyusunan alat evaluasi.

D. PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Pendayagunaan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Dalam Pendidikan Masadepan

Teknologi komunikasi meliputi: Sarana-prasarana, struktur kelembagaan, dan nilai-nilai sosial, Sistem dan metode yang diperlukan untuk:

– Pengumpulan – Penyimpanan – Pengolahan – Pertukaran – Penyebaran

Informasi, sehingga terjadi pemahaman atau

persamaan persepsi dan/atau tindakan, Radio, Televisi, Film dsb.

(44)

Teknologi Informasi

Sarana & prasarana (hardware,software,useware) Sistem dan metode untuk :

• perolehan, • penyandian, • pengkomunikasian, • pengolahan, • penafsiran, • penyimpanan, • pengorganisasian • penggunaan

Kalkulator, Radar, Komputer dsb. Transformasi, Semua informasi dapat disalurkan dengan angka, Sistem binary, Analog Digital, Partikel terkecil : bit (on-off)

• Mati = 0 • Hidup = 1

Pendidikan mas depan diantaranya : Belajar sepanjang hayat, Pemberdayaan warga agar belajar (USO), Aneka sumber belajar, Paradigma kelembagaan alternative, Jaringan program & kelembagaan, Keselarasan dengan kebutuhan, Pendayagunaan teknologi.

Mengapa harus peduli Kondisi obyektif : • geografis • demografis • perkembangan teknologi Berkembangnya kebutuhan : • normatif • komparatif • antisipatif • ekspresif

(45)

45

• deklaratif

Pembangunan masyarakat berpengetahuan

Kondisi geografis: wilayah indonesia seluas lk. 10 negara

eropa (portugal, spanyol, perancis, swiss, italia, austria, kroasia, albania, serbia dan yunani), posisi di sekitar khatulistiwa, diapit dua benua, ideal untuk orbit satelit geosynchronous, perubahan lingkungan dan, terbatasnya sumber tradisional.

Kondisi demografis, penduduk > 200 juta, persebaran tidak merata, kepadatan tidak berimbang, keragaman budaya dan, pertumbuhan > 1% yang membutuhkan pendekatan inovatif.

Perkembangan Teknologi; teknologi = cermin kemajuan budaya, negara berkembang pertama memiliki satelit komunikasi domestik, tersedianya teknologi yang semakin canggih, potensi teknologi komunikasi & informasi yang sangat besar.

Kebutuhan Normatif: perluasan & pemerataan

pendidikan, peningkatan mutu pendidikan,

penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat, interaksi pendidikan dengan pembangunan, dan peningkatan efisien.

Kebutuhan Komparatif; RRC, dua saluran televisi 31 jam/hari, 36 stasiun relay, 45 stasiun tv propvinsi, 1.550 pusat pendidikan, partisipan 1,6 juta guru sd & 2 juta petani, malaysia sejak 1969 sampai sekarang radio & televisi untuk pendidikan.

Kebutuhan Antisipatif: globalisasi yang terutama dipicu oleh teknologi komunikasi & informasi, menuju era perdagangan bebas perlu benchmarking mendunia,

(46)

perlunya memperkuat pertahanan dengan makin banyaknya informasi yang membius budaya.

Kebutuhan Ekspresif: maraknya budaya hedonistik & pola hidup konsumtif, kurangnya tenaga kerja

berpengetahuan (knowledge workers), belum

berkembangnya demo-krasi partisipatoris, kuatnya gejala primordial.

Kebutuhan Deklaratif: harapan untuk terciptanya masyarakat sejahtera dan berpengetahuan, tekad untuk mengatasi kemiskinan (harta, budaya, pengetahuan dll.), cita-cita untuk menjadi negara maju & mampu berperan dalam percaturan global.

Pengetahuan Bermasyarakat Berpengetahuan:

berpartisipasi dalam proses pembangunan, memiliki keterampilan dasar yang diperlukan, dan, memperoleh akses informasi, keunggulan komparatif bukan tenaga kerja murah, melainkan yang ber-pengetahuan.

Bagaimana menyikapinya: belajar semua & terus menerus( memiliki keterampilan yang diperlukan, sikap kepeloporan & kepemimi pinanperubahan budaya komunikasi, upaya penumbuhan kesadaran, pendidikan & pelatihan yang diperlukan seketika (just-in-time) ). berpikir sistem, (analisis sistem dalam mengkaji situasi & kondisi , pendekatan sistematik (proses berurutan & berkesinambungan), komprehensif). Perubahan sistemik sentralisasi  otonomi dan teacher based  resource based. Akses terhadap informasi (memperoleh & menyediakan informasi melalui

• pusat belajar masyarakat • siaran publik

(47)

47

• warung informasi (warnet, warintek dsb.)

pembangunan lembaga sumberdaya informasi,

kemampuan menerima & menanggapi informasi).

Partisipasi (dikembangkannya informasi dengan “local content”, ditumbuhkan pertukaran & jaringan pengetahuan, diusahakan sumbangan dari warga bukan hanya menerima,digiatkannya interaksi antara masyarakat, pejabat pemerintah dan tokoh/pakar), kebijakan & peraturan (TERSEDIANYA KETENTUAN

PERUN-DANGAN/LANDASAN hukum , pedoman

kebijakan yang dirumuskan secara eksplisit, tersusunnya rencana & program yang jelas & realistik, tersedianya sumber daya).

Memenuhi prasyarat (warga masyarakat indonesia harus diusahakanmelek teknologi, tenaga kependidikan (guru, dosen, widyaiswara, pengelola satuan pendidikan dll.) harus menguasai, menerapkan dan menyebarkan teknologi, pembelajaran untuk menguasai teknologi perlu diberikan di semua lembaga pendidikan & pelatihan).

E. PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

Perkembangan Budaya Komunikasi, pra-bicara / isyarat, bicara / bahasa lisan, bahasa tulisan & visual, cetakan (buku, foto dll.), media elektronik & elektromagnetik (telepon, kaset, video dll.), media komunikasi massa (radio, televisi dll.), media telekomunikasi ( + satelit), sinergi media.

(48)

Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Modern, berkembangnya budaya konsumtif, maraknya gejala hedonistik, perubahan etika, moral, sikap mental, merenggangnya ikatan sosial & kekerabatan, banjirnya informasi, tumbuhnya “imperialisme” baru.

Potensi untuk pendidikan: perluasan kesempatan belajar, penyajian program bermutu, perluasan cakrawala, memperpendek jarak & waktu, merangsang proses berpikir, pendayagunaan aneka sumber, tumbuhnya profesi baru, meluasnya partisipasi masyarakat, dll. kendala dan hambatan: tidak adanya kebijakan yang jelas, kurangnya dukungan dari berbagai pihak, keengganan menerima inovasi, ketiadaan pembiayaan, kurangnya kompetensi sdm, kesulitan penjadwalan, dll. Perkembangan teknologi informasi 1:

(49)

49

• Kalkulator I : BLAISE PASCAL (1642)

• Kalkulator multi fungsi : LEIBNIZ (1672)

• Prediksi CHARLES BABBAGE (1830) : Semua informasi dapat disajikan dengan angka

• Penemuan sistem BINARI oleh SHANNON  1 = on / close

 0 = off / open

Perkembangan Teknologi Informasi 2 :

• Komputer generasi I : ATANASOFF & BERRY Computer (ABC) 1938 – Iowa State College

• Komputer generasi II : ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Computer : MAUCHLY & ECKERT 1943 – University of Pennsylvania

– Ukuran 9 x 15 m – Berat 30 ton

– Dengan 18.000 vacum tubes – Perlu catu daya 100 Kw Perkembangan Teknologi Informasi 3:

• IBM Electro Mechanical Machine = MARK I 1944 – dengan punch card

• TRANSISTOR - 1947

• Komputer generasi III : IBM System 360 1964 dengan kecepatan 10 juta bytes/sec.

• CHIP - 1965

• Komputer generasi IV : IBM-LSI (Large Scale Integration) - 1970

• MICROCHIP/MICROPRCESSOR INTEL =

18.000 vacum tubes – 1972 Perkembangan Teknologi Informasi 4:

(50)

• Microprocessor INTEL PENTIUM MMX - 1996 • Microprocessor INTEL PENTIUM I - 1996

• Microprocessor INTEL PENTIUM IV = 55 juta transistor - 1999

• Microprocessor INTEL ITANIUM 2 = 13 milyar transistor - 2002

• ?

KEMAMPUAN MICROPROCESSOR

Prinsip penyimpanan data : • BIT = BINARY DIGIT • Satu transistor = 1 BIT

• 8 BITS = BYTE = unit penyimpanan data • Kb = kilo (seribu) bytes

• Mb = mega (sejuta) bytes • Gb = giga (semilyar) bytes • Kecepatan penyimpanan data

– Microseconds = seperjuta detik – Nanoseconds = sepermilyar detik Representasi Data Komputer :

(51)

51

7 6 5 4 3 2 1 0

O O O O O O O O

128 64 32 16 8 4 2 1

Mati semua = nilai nol (0) Hidup semua = nilai 255

F. MODEL PEMBELJARAN TUTORIAL

Tutorial atau tutoring adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutor adalah orang yang memberikan ilmu kepada anak didik secara langsung, mahasiswa lebih memahami konsep dan praktek pendidikan non formal yang lebih baik. Pada interaksi yang berbentuk tutorial, prinsip dasar langkah-langkah memulai penyajian informasi (materi) sama halnya pada waktu menyajikan materi lewat tutorial tatap muka. Dalam sajian tutorial tatap muka, biasanya tutor akan memulai kegiatannya dengan menguraikan ruang lingkup materi tutorial, tujuan-tujuan yang ingin dicapai, serta menginformasikan pula hubungan topik tutorial saat disajikan dengan topik-topik pada kegiatan tutorial yang akan datang (sebagai relevansi). Setelah itu barulah tutor

No Bit

Nilai Posisi

(52)

menyampaikan materi tutorial dengan pendekatan tertentu.

Definisi tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer sebagaimana diungkapkan Hernawan (2004) dan Rusman (2008) adalah pembelajaran khusus dengan instruktur yang terkualifikasi dengan menggunakan software komputer yang berisi materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam tutorial, komputer berperan sebagai guru sehingga semua interaksi terjadi antara komputer dengan peserta didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pemantau. Dalam model ini, sebenarnya software program komputer menggantikan sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Pembelajaran dalam model ini disajikan melalui teks atau grafik yang ditampilkan oleh layar komputer. Kemudian komputer menampilkan pertanyaan sesuai dengan masalah yang disajikan.

Secara sederhana pola-pola pengoperasian dalam pembelajaran CAI model tutorial dapat dilihat sebagai berikut:

1. Komputer menyajikan materi 2. Siswa memberikan respon

3. Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi siswa pada arah siswa dalam menempuh presentasi berikutnya.

4. Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya Dalam merancang interaksi yang berbentuk tutorial, saat atau setelah menyampaikan materi biasanya diikuti dengan pemberian soal atau latihan serta kasus.

(53)

53

Jawaban pengguna terhadap soal dan kasus tersebut akan dianalisis oleh komputer dan seketika itu juga komputer akan memberikan respons dan memberikan umpan balik terhadap hasil belajar pengguna. Dalam interaksi tutorial ini, informasi dan pengetahuan yang disajikan sangat komunikatif, seolah-olah ada pengajar yang berdiri di samping peserta didik yang memberikan pengarahan dan pembimbingan secara langsung kepada peserta didik. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri. Pola pembelajaran pada interaksi yang berbentuk tutorial ini biasanya dirancang secara bercabang. Peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memilih topik-topik pembelajaran yang ingin dipelajari dalam suatu subjek pelajaran tertentu. Namun, secara umum penyajian informasi atau materi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) tipe penyajian, yaitu: informasi verbal, konsep, aturan, prinsip, dan keterampilan. Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar yang dikenal sebagai Tutor.

Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian mahasiswa” (student‟s independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan „kepala kosong‟, maka yang terjadi adalah “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing)

(54)

yang umum berlaku di perguruan tinggi di mana peran dosen sangat besar.

Model Tutorial

Dalam CAI Model CAI tipe tutorial ini menurut Arsyad (1996:97) memiliki 2 jenis :

1. Tutorial Terprogram Tutorial terprogram merupakan seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang terlebih dahulu diprogramkan. Secara berturut, seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa dianalisis oleh komputer (dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkian jawaban yang telah dirancang oleh si pembuat program/guru), dan berdasarkan hasil analisis itu umpan balik yang sesuai. Urutan linear dan urutan bercabang digunakan. Penetapan kapan bercabang dimaksudkan untuk penyajian materi pelajaran tambahan berdasarkan hasil analisis perkembangan siswa setelah menyelesaikan beberapa latihan dan tugas. Semakin banyak alternatif cabang yang tersedia, semakin luwes program tersebut menyesuaikan diri dengan perbedaan individual siswa. Media tambahan lain biasanya digabungkan untuk format tutorial terprogram, seperti tugas tugas bacaan berbasis cetak, kegiatan kelompok, percobaan laboratorium, kegiatan latihan, simulasi dan interaktif dengan videodisc. Manfaat tutorial terprogram akan nampak jika menggunakan kemampuan teknologi komputer untuk bercabang dan interaktif.

(55)

55

2. Tutorial Intellegent Berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelegensia artifisial (kecerdasan buatan), bukan jawaban-jawaban yang terprogram yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh si perancang. Dengan demikian, ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa dengan komputer. Baik siswa maupun komputer dapat bertanya ataupun memberi jawaban. Terdapat 8 identitas model Tutorial dalam pembelajaran CAI, yaitu :

a) Pengenalan (introduction)

b) Penyajian informasi (presentation of information) c).Pertanyaan dan respon (question and responses) d) Penilaian respon (judging responses)

e) Pemberian feedback terhadap respon (providing feedback about responses)

f) Pembetulan (remediation)

g) Segmen pengaturan pengajaran (sequencing lesson segment)

h) Penutup (Closing)

Dalam beberapa bentuk tutorial sebagaimana diungkapkan oleh Hackbarth (1996: 193) selain menampilkan kedelapan identitas tersebut, biasanya model tutorial biasa digabung dengan soal-soal latihan yang ada dalam model drill, sehingga diharapkan siswa akan lebih memahami dan belajar secara tuntas. Sebagaimana diungkapkan Hamalik (2003: 73- 74) bahwa terdapat lima fungsi utama pembelajaran tutorial, yaitu:

(56)

b) Instruksional yang berperan melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif belajar mandiri c) Diagnosis bimbingan yang berperan membantu siswa yang mengalami kelemahan, kekuatan, kelambanan d) Administratif yang berperan melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian sesuai

e) Tuntutan program

f) Personal yang berperan keteladanan kepada siswa sehingga menggugah motivasi belajar mandiri dan motif berprestasi

Lebih lanjut Hamalik menyebutkan terdapat 3 fungsi utama dalam pembelajaran tutorial, yaitu:

a) Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang dimuat dalam program

b) Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang cara memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau agar mampu membimbing sendiri

c) Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan menerapkannya pada program yang digunakan untuk belajar.

Pembelajaran berbasis komputer model tutorial menganut beberapa prinsip pada pembelajaran behaviorisme yang menekankan pentingnya peranan lingkungan dan latihan. Model pembelajaran ini menganut beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang meliputi:

a) Adanya perbedaan individual dalam belajar. Ciri utama pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara individual yaitu interaksi antara seorang peserta didik dengan

(57)

57

software program yang ada dalam komputer sehingga setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.

b) Perhatian dan motivasi. Dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial, setiap materi dan soal disajikan dengan berbagai macam bentuk baik bentuk animasi, grafik, gambar video maupun foto serta pemberian

pujian, hukuman dan feedback yang mampu

membangkitkan rangsangan, motivasi dan perhatian peserta didik.

c) Prinsip Keaktifan. Sebagaimana ciri pertama tutorial di atas, yaitu pembelajaran yang bersifat individual, maka setiap siswa akan belajar mengkonstruk sendiri pengetahuan dengan adanya interaksi secara aktif antara siswa dengan program.

d) Prinsip keterlibatan langsung. Dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial, prinsip ini diakomodasi dengan sifat interaktif dari software program tutorial yang memunginkan interaksi bersifat visual, audial maupun kinestetik.

e) Prinsip balikan dan penguatan. Salah satu komponen utama dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah adanya feedback, serta reinforcement yang berupa pujian dan hukuman yang memungkinkan terjadinya umpan balik yang interaktif serta proses

penguatan terhadap konstruksi pengetahuan

siswa.(Arsyad,1996:135-137). Prinsip – Prinsip Tutorial

Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi pembelajaran biasa, adalah:

(58)

1. Interaksi tutorial sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif, yaitu tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan “learning how to learn” atau “think how to think” (mengapa demikian, bagaimana hal itu bisa terjadi, dsb).

2. Tutorial harus memiliki langkah proses belajar yang dijalani oleh tutee.

3. Tutorial harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian (understanding = C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan (create = C6) yang tahan lama. 4. Segala kuputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui prosesdinamika kelompok di mana setiap tutee dalam kelompok memberikan sumbang pikirannya.

4.Tutorial harus mampu membuat variasi

stimulasi/rangsangan untuk belajar, sehingga tutee tidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa.

5. Tutorial selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan mengarahkan kajian sampai pada

taraf pengertian yang mendalam (indepth

understanding).

Langkah-Langkah Model Tutorial

Terdapat 7(tujuh) identitas model tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer, yaitu :

1. Pengenalan (introduction): Pengenalan terhadap aplikasi tersebut.

2. Penyajian informasi (presentation of information): Penyajian informasi bagi pengguna dalam bentuk materi untuk menggunakan aplikasi tersebut.

(59)

59

3. Pertanyaan dan respon (question and responses): Memberi pertanyaan kemudian aplikasi memberi respon yang berbentuk keterangan dan penilaian (scoring). 4. Penilaian respon (judging responses): Memberi penilaian (scoring).

5. Pemberian feedback tentang respon (providing feedback about responses): Setelah pengguna mendapat keterangan atas hasil yang diperoleh dalam menjawab pertanyaan dan respon yang diberi maka aplikasi tersebut memberi feedback dalam bentuk saran untuk pengguna.

6. Pembetulan (remediation): Pembetulan dapat dilakukan setelah pengguna membuka kunci jawaban. 7. Penutup (clossing): Aplikasi selesai dijalankan. Dalam beberapa bentuk tutorial sebagaimana diungkapkan oleh Hackbarth (1996: 193)

Selain menampilkan identitas-identitas tersebut, biasanya model tutorial biasa digabung dengan soal-soal latihan yang ada dalam model drill, sehingga diharapkan siswa akan lebih memahami dan belajar secara tuntas.

Kelemahan dan KelebihanMetode Tutorial

Sejatinya metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa secara individual. Oleh sebab itu metode ini sangat cocok diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak jauh dengan mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari. Keunggulam Metode Tutorial, Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula. 2. Seorang siswa dapat belajar

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara ini, diharapkan kehadiran Direktur Perusahaan dan/atau Wakil yang ditunjuk sesuai persyaratan Dokumen Kualifikasi paket ini. Demikian penyampaian kami,

Ket erangan Pem bukt ian Kualifikasi dan Verifikasi ini harap dilakukan oleh penandat angan dokum en kualifikasi at au penerim a kuasa dari penandat angan dokum en kualifikasi dengan

Sehubungan dengan pelelangan yang telah disebutkan dalam perihal pengumuman, dengan ini diberitahukan bahwa setelah meneliti persyaratan dan kelengkapan menurut

As time has gone on this is not so much the case and many building societies accept customers from anywhere in the country, offering services by telephone and internet to help those

Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk softcopy pada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kesehatan Kota Medan dengan membawa CD / flashdisk/ external disk

Such measures only increase the pressures on hardworking but undocumented immigrants and force them to seek dangerous paths of entry to the U.S., where increasing numbers will

[r]

Ket erangan Pem bukt ian Kualifikasi dan Verifikasi ini harap dilakukan oleh penandat angan dokum en kualifikasi at au penerim a kuasa dari penandat angan dokum en kualifikasi dengan