STUDI PENGIRIMAN DATA LINGKUNGAN
MENGGUNAKAN SISTEM TELEMETRI
Arief Goeritno
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
ABSTRAK
STUD! PENGIRIMAN DA TA LlNGKUNGAN MENGGUNAKAN SISTEM TELEMETRI. Telah dilakukan studi pengiriman data lingkungan menggunakan sistem telemetri. Penggunaan sistem telemetri tidak dapat dilepaskan dari sistem transmisi data yang ada, meliputi penggunaan Very Small Aperture Terminal (VSAT) atau Sistem Komunikasi Stasiun Bumi Mikro (SKSBM), Public Switched Telephone Network (PSTN), Saluran Sewa (Leased Line), Sambungan Data Langsung (SDL), dan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP). Berbagai sistem tersebut menunjukkan adanya karakteristik dan penggunaannya, sehingga muncul adanya kelebihan dan kekurangan sistem dimaksud yang berkaitan secara teknis maupun ekonomis.
ABSTRACT
STUDY ON THE TRANSMISSION OF THE ENVIRONMENT DATA USE THE TELEMTRY SYSTEM Study on the transmission of the environment data use the telemetry system has been done. Using the telemetry system could not get rid off the available transmission system data, include using the Very Small Aperture Terminal (VSAT), Public Switched Telephone Network (PSTN), Leased Line, Directly Data Connection, and Packet Data Communication Connection. The variousl system show there are characteristics and its utilization, so emerge be overbalance and deficiency of that system that be related to technically and economically.
PENDAHULUAN
TEOR!
P
emantauan lingkungan secara terns menerns clan langsung atau waktu nyata (contino us and real time) terhadap dampak yang mungkin timbul akibat keberadaan PPTN (Pusat Penelitian Tenaga Nuklir) Serpong di lokasi yang berjarak cukup jauh daTi lingkungan PPTN Serpong menjadi kendala tersendiri. Keterbatasan dalam pengambilan data lingkungan daTi stasiun pemantauan terse but hams diatasi, agar data tersebut dapat diambil setiap saat jika diperlukan. Sistem yang ada dewasa ini, khususnya keberadaan sistem mikroelektronika yang mampu mengatasi kendala pengiriman basil pemantauan lingkungan, dapat digunakan sebagai media untuk mentransmisikan data pemantauan lingkungan dimaksud.Studi terhadap sistem pengiriman data lingkungan daTi daerah pemantauan yang berjarak cukup jauh clan terpencil dapat dilakukan pengirimannya dengan mudah, mandiri, clan spesifik menjadi keniscayaan. Berbagai sistem pengiriman yang ada dapat dipilih sesuai dengan kondisi clan dimungkinkan menjadi salah satu pilihan di masa yang akan datang.
Dalam makalah ini diinformasikan perbandingan berbagai sistem pentransmisian data menggunakan sistem telemetri, agar dapat ditentukan sistem mana yang akan digunakan untuk mentransmisikan data lingkungan daTi suatu tempat tertentu berkenaan dengan keberadaan PPTN Serpong.
Kinerja sistem jaringan pemantauan data lingkungan dengan TPJJ (terminalliokasi pengamatan jarak jauh, remote terminal) atau receiver adalah sistem yang hams mempunyai daya . tanggap sesegera mungkin terhadap kejadian pengamatan waktu nyata clan bekerja terns menerns, sehingga dicapai keandalan sistem yang tinggi clan kontinu.
PP (Pusat Penganalisis) terhadap data basil yang terkirim terdapat satu lokasi pengelola data yang mempunyai dua buah subsistem dengan fungsi masing-masing, yaitu[lJ:
a. menganalisis clan melakukan perhitungan data solusi,
b. mendistribusikan data solusi ke pengguna.
Subsistem Pembelltukall Data
Sinyal data yang diterima TPJJ dikonversikan daTi bentuk analog ke bentuk digital tanpa diolah, langsung dikirim ke PP melalui jalur telemetri. Data yang diterima di PP dipilah-pilah sesuai identifikasi TPJJ pengirim clan dilihat keabsahannya. Terhadap selurnh data yang masuk dilakukan penentuan kejadian pengamatan clan lokasi dengan menerapkan prinsip kerja sistem yang digunakan.
Untuk dapat menyelesaikan subsistem ini dengan baik, terdapat dua buah prosesor (pengolah) yang mempunyai fungsi spesifik, yaitu:
Presiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
AriefGoeritno, dkk. ISSN 0216 - 3128
29
(i). RIP (Receiver Interface Processor), merupakan
prosesor penerima sinyal data elektromagnetik
yang berfungsi untuk memilah-milah data sesuai
pengirimnya.
Fungsi lain dari prosesor ini
adalah
menerima
data
kontrol
hubungan
komunikasi dari receiver ke PP dan menerima
data kondisi peralatan di lokasi TPJJ.
(ii). CAP
(Central
Analyzer
Processor),
merupakan prosesor
yang berfungsi untuk
menerima data
dari
RIP
daD selanjutnya
melakukan proses perhitungan dan analisis
penentuan lokasi dan parameter terukur.
Subsistem Pendistribusian
Data
Data solusi yang didapat dan prosesor
penganalisis
selanjutnya
didistribusikan
ke
beberapa prosesor sesuai kebutuhan yang dapat
dijabarkan seperti berikut:
(i). DADS (Datas Archive Devices), merupakan prosesor yang berfungsi untuk menyimpan semua data yang diterima dari TP H beserta semua data solusi yang didapat dari CAP. (ii). NETMON (Network Monitor), merupakan
prosesor yang digunakan untuk mengawasi kinerja jaringan komunikasi sistem setiap waktu. Terdapat komunikasi dua arab antara lokasi PP clan seluruh TPH yang ada, sehingga pengawasan kerja prosesor di semua lokasi TPH dapat dilakukan dari sisi PP.
(iii). ADWS (Advanced Datas Workstation System),
merupakan prosesor yang bekerja dalam
mode
Windows
clan
berfungsi
untuk
menampilkan data solusi secara tunggal atau
berkelompok. Disamping itu dapat dilakukan
kembalai siklus kejadian data secara berulang
menurut kebutuhan per satu samail unit waktu
yang diinginkan.
UNIT KONrROL TRANSMISI ATAU PENGAWATAN UJUNG DEPAN A '.ny.ngg.. '."9gun. k.-l --00----_--_-- ---unun --0000 A hnyong9.. '."99uoo k.-N u---(iv). TIS
(Telecommunication
Inteiface
Processor), merupakan prosesor pendistrbusi
data ke pengguna atau pelangggan yang
dilengkapi dengan fasilitas pengawasan waktu
konektivitas yang diizinkan.
Pengontrolan
Terhadap Program-program
Pengguna
dan Kontrol Komunikasi
Secara satu kesatuan dari kedua subsistem
yang telah dijelaskan dan menjadi bagian PP
ditunjukkan seperti Gambar 1[I].
pp (pu.>at PimpIfJli.,..)
Gambar 1. Hierarki prosesor pada Pusat Penganalisis
Keterangan:
RIP (Receiver Interface Processor): menangkap data dari TPH
CAP (Central Analyzer Processor): tempat ana lis is dilakukan (data solusi)
DADS (Datas Archive Devices): untuk mengarsip kan data dalam bentuk ASCII
NETMON (Network Monitor): memantau jaringan secara remote terhadap TP H
ADWS (Advanced Datas Workstation System): menampilkan data solusi
TIS (Telecommunication Interface Processor): mendistribusikan data
Komunikasi: mengelola data masuk
UNIT PEMRO$ES PROGRAM-PROGRAM ~I~11!M OPERASI Program Aplil<asi Pcngguna yang Mcmcrlul<an I/O untuk Mcncmbu. kc J"aringan Program-program --UKantror --- --"omuniIct15L-MASUKAN L.ta, belok.ng I 00.-1";- ..od"") 'ragro on-progro.. Ap6k.sl (tIdd<
__uk
jon.g..) KElUARANGambar 2- Hubungan antara program-program pengguna daD kontrol komunikasi
Prosiding Pertemuan daD Presentasi IImiah Penelitian Dasar lImo Pengetahuan daD Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 8 Juli 2003
Untuk mendapatkan komunikasi di antara
setiap prosesor, maka antar prosesor tersebut
dihubungkan dengan jaringan lastethernet.
Sistem secara kese1uruhan terdiri tiga bagian
pemrosesan, yaitu bagian penangkapan data yang
dilakukan TPJJ, bagian penentuan data solusi yang
dilakukan PP, clan bagian pendistribusian data ke
pengguna.
Ilustrasi secara keseluruhan terhadap
ketiga bagian tersebut seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.£2].
BASIL DAN PEMBAHASAN
Tiga faktor utarna yang sangat berpengaruh
dalam menentukan parameter yang dipantau secara
waktu nyata menggunakan sistem telemetri, yaitu:
1. Prinsip pengukuran secara waktu nyata, yaitu
metode perhitungan clan penentuan nilai-nilai
terukur secara waktu nyata menggunakan sistem
informasi berbasis digital.
2. Pernilihan ragam detektor di lokasi TPJJ, yaitu
dalam
menentukan
detektor
pemantauan
rsd\
~
I:onv.rt.r
2~
~
~onv"ier
n
TPJJterhadap
parameter
lingkungan
yang
akan
dipantau
di
lokasi
TPJJ
barns
mempertimbangkan segi ekonornis, reliabilitas
(reliability) atau keandalan, fleksibilitas, clan
interaksi terhadap sistem secara keseluruhan.
3. Penyeragarnan waktu pantauan antar sistem
TPJJ, yaitu setiap data terkirim ke PP daTiTPJJ
menjadi sangat dorninan daD harus dijarnin
ketepatan kejadiannya.
Untuk mendapatkan
jarninan tersebut, hal yang hams dilakukan
adalah penentuan
time clock
setiap TPJJ.
Persyaratan ketepatan kejadian tersebut dapat
diatasi dengan menerapkan teknologi Global
Positioning Satellite (GPS).
Parameter yang terpantau clan diterirna oleh
setiap TPJJ dikonversikan daTi bentuk analog ke
dalam bentuk digital clan tanpa diolah langsung
dikirim ke Pusat Penganalisis
(PP) melalui jalur
komunikasi. Data yang diterima Pusat Penganalisis
dipilah-pilah sesuai identifikasi TPJJ clan dilihat
keabsahannya seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
berikut(1].
PP PENGGUNA
Gambar 3. Diagram skematis sistem secara logika Facia setiap bagian sistem terse but
mempunyai fungsi logika yang berurutan clan dijelaskan seperti berikut:
.
lokasi TPJJ: konversi sinyal elektromagnetik daTi bentuk analog ke digital;lokai PP: pemrosesan clan pembentukan data solusi parameter-parameter terukur
lokasi Pengguna: pemrosesan distribusi data solusi pemantauan beserta penampilan visual data dimaksud.
.
.
Data solusi parameter terukur dihasilkan sistem berisi elemen-elemen Penampilan elemen-elemen data tersebut dimunculkan secara tekstual dan/atau grafis.
yang data. dapat Facia
modus tekstual pernilihan elemen data yang ditampilkan dalam bentuk tabel dengan kolom yang disesuaikan dengan elemen data yang dipilih, sedangkan dalam bentuk grafis data ditampilkan secara visual berdasarkan jenis parameter terukur. Visualisasi jenis parameter terukur dipetakan pada skala grafis.
Sistem telemetri sangat berkait erat dengan masalah jaringan distribusi data. Oleh karena itu, berbagai aspek menjadi pertimbangan, meliputi:
a. b.
sifat penggunaan,
kemajuan teknologi komunikasi, lokasi clan keadaan geografis, biaya, clan
ketersediaan.
c.
d.
e.Prosiding Pertemuan daD Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan daD Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
AriefGoeritno, dkk. ISSN 0216 - 3128
31
Untuk
mengantisipasi
berbagai
aspek
pertimbangan tersebut, sistem distribusi data yang
ada menggunakan prasarana
komunikasi yang
terdiri dari berbagai altematif, yaitu penggunaan
satelit
Very
Small Aperture Terminal(VSA1) atau
Sistem Komunikasi Stasiun Bumi Mikro (SKSBM),
Public Switched Telephone Network (PSTN) atau
Saluran Telepon, Saluran Sewa (Leased Line),
Sambungan Data Langsung (SDL), dan Sambungan
Komunikasi Data Paket (SKDP). Berbagai sistem
tersebut menunjukkan adanya karakteristik dan
penggunaannya, sehingga muncul adanya kelebihan
clan kekurangan sistem dimaksud yang berkaitan
secara teknis maupun ekonomis.
Karakteristik clan penggunaan sistem-sistem
dimaksud dijabarkan dalam bentuk tabel
seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel1. Karakteristik clanpenggunaan jaringan distribusi data
Topologi jaringan terpusat dengan HUB sebagai pusat.
Laju dasar: 19,2; 64; 128 kbps (kilo byte per second) dengan perkiraan kapasitas transmisi bersih 20-40 % laju dasar.
Praktis dapat dipasang di mana saja.
Biaya tetap per bulan, tidak tergantung pemakaian atau lokasi.
Biaya tergantung lama pemakaian clan zone. Laju dasar 1200 bps (byte per second) dengan kapasitas transmisi bersih 300 bps.
Perangkat yang dibutuhkan: modem (modulator demodulator)
Pembiayaan bulanan tetap berdasarkan zone. Cakupan terbatas.
PRASARAN A
VSAT
PSTN atau ST
SS atau LL SDL atau DOV SKDP SKDP-LData ditransmisikan menggunakan salman telepon (untuk suara) yang telah ada, bandwidth terpisah.
Pembiayaan berdasarkanjarak atau segmen lokal clan zone (antar kola).
Cakupan layanan terbatas: Jakarta, Bandung, clan Surabaya.
Prasarana yang dibutuhkan: salman telepon. Laju dasar: 4,8; 9,6; 19,2; 64 kbps
Data dapat diambil pengguna dengan basis paket data melalui ST atau PSTN secara lokal (sebagai SKDP-D) atau SS atau SDL (sebagai SKDP-L).
Parameter biaya: sewa bulanan, durasi, volume data.
Biaya pemakaian salman telepon lokal untuk SKDP-D atau SS untuk SKDP.L.
Packet switching dengan salman sewa Cakupan terbatas KARAKTERISTIK
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
PENGGUNAAN
.
Tepat
digunakan
untuk
komunikasi jarak sangat jauh
atau
terpencil
dengan
ketiadaan
prasaran
komunikasi lain.
Keterhubungan 24 jam
(hubungan on-line)
.
.
Tepat digunakan untuk komunikasi jarak dekat clan singkat..
Saluran terhubung terns menerns clan penggunaan khusus untuk pelanggan (komunikasi permanen). Keterhubungan 24 jam (hubungan on-line).Untuk komunikasi jarak dekat
Keterhubungan 24 jam (hubungan on-line).
Tepat digunakan untuk komunikasi jarak dekat atau sedang dengan tingkat keterhubungan tinggi.
.
.
.
.
.
Bersifat insidental Untuk komunikasi singkat.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
KESIMPULAN
Mengacu ke hasil bahasan dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Tiga faktor utama yang sangat berpengaruh
dalam menentukan parameter yang dipantau
secara
waktu
nyata
menggunakan
sistem
telemetri, yaitu:
Prinsip pengukuran secara waktu nyata,
yaitu metode perhitungan clan penentuan
nilai-nilai
terukur
secara
waktu
nyata
menggunakan
sistem
informasi
berbasis
digital.
Pemilihan ragam detektor di lokasi TPJJ,
yaitu
dalam
menentukan
detektor
pemantauan terhadap parameter lingkungan
yang akan dipantau di lokasi TPJJ hams
mempertimbangkan
segi
ekonomis,
reliabilitas
(reliability)
atau
keandalan,
fleksibilitas, clan interaksi terhadap sistem
secara keselumhan.
c.
Penyeragaman waktu pantauan antar sistem
TPJJ, yaitu setiap data-data terkirim ke PP
daTiTPJJ menjadi sangat dominan clanhams
dijamin
ketepatan
kejadiannya.
Untuk
mendapatkan jaminan
tersebut, hal yang
hams dilakukan adalah penentuan time clock
setiap TPJJ. Ketepatan penentuan time clock
tersebut dapat diatasi dengan menerapkan
teknologi GPS.
2. Data solusi parameter temkur yang dihasilkan
sistem berisi clemen-clemen data. Penampilan
elemen-elemen data tersebut dapat dimunculkan
secara tekstual danlatau grafis.
Pada modus
tekstual
pemilihan
clemen
data
yang
ditampilkan dalam bentuk tabel dengan kolom
yang disesuaikan dengan clemen data yang
dipilih, sedangkan dalam bentuk grafis data
ditampilkan secara visual berdasarkan jenis
parameter ternkur.
a.
b.
3. Untuk maksud-maksud tersebut, berbagai sistem transmisi data yang ada dapat dipilih. Berbagai sistem meliputi penggunaan VSAT (VeIY Small Aperture Terminal) atau SKSBM (Sistem Komunikasi Stasiun Bumi Mikro), PSTN (Public Switched Telephone Network), Salman Sewa (Leased Line), Sambungan Data Langsung (SDL), clan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP) dapat dimanfaatkan. Berbagai sistem tersebut menunjukkan adanya
karakteristik daD penggunaannya, sehingga muncul adanya kelebihan clan kekurangan sistem dimaksud yang berkaitan secara teknis maupun ekonomis.
PUSTAKA
I. LAKSMIWATI, Hira, Sistem Jaringan Deteksi
Petir Nasional (JADPEN): Cara kerja sistem
dan pemanfaatan data petir, Makalah Seminar
Nasional Teknologi PetiT, 25-26 November
1997, Bandung.
2. DOLL, Dixon
R.,
Data
Communications
(Facilities, Networks, and Systems Design),
John Wiley & Sons, Inc., New York, 1978.
3. GARMIN 75, Global Positioning Satellite
System, USA, 1983.
TANYAJAWAB
Subari
>- Dalam hal trans mite / recive data noise apa yang biasa dihadapi clan bagaimana mengatasinya.
Arief Goeritno
.
Berbasis teknologi digital data noise relatif sangat kedl. aleh karena akurasi pengukuran akan tertampilkan seperti apa adanya.Azharrudin AR.
>- Kemungkinan pemanfaatan piranti ini untuk pemantauan kualita udara?
Tingkat akurasi data yang disampaikan / disajikan?
>->- Ketepatan clan kecepatan penyajiaan data?
Arief Goeritno
.
Sangat mungkin dapat dimanfaatkan. Berbasis teknologi digital akurasi data dapat tersajikan secm'a optimal.Ketepatan dan kecepatan bergantung sistem yang digunakan !
.
Prosiding Pertemuan daD Presentasi IImiah Penelitian Dasar lImn Pengetahuan daD Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003