• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Peralatan Pemboran Lepas Pantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Peralatan Pemboran Lepas Pantai"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

223

SISTEM PERALATAN PEMBORAN LEPAS PANTAI

9.1. TEORI DASAR

Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran di darat, maka metoda operasi lepas pantai membutuhkan teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal, karena kondisi lingkungan laut sama sekali berbeda dengan kondisi lingkungan darat, dimana mungkin dalam air laut, semakin berat juga kondisi lingkungan laut tersebut untuk melaksanakan operasi pemboran lepas pantai.

Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah struktur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran. Peralatan-peralatan lain sama dengan pada pemboran di darat hanya saja karena lebih sempitnya area maka peralatan dibuat seefektif mungkin, seperti jumlah prime mover yang lebih sedikit tetapi mempunyai kapasitas kerja sebanding.

Kondisi lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform. Jenis platform secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Fixed Platform

a. Platform Tiang Pancang b. Gravity Platform

c. Guyed Wire Platform/Spars d. Tension Leg Platform 2. Mobile Platform

a. Bottom supported platform - Drilling barge

- Submersible Platform - Jack-up

(2)

224 b. Floating platform

- Semi submersible - Drill Ship

9.1.1. Fixed platform

Fixed platform merupakan daratan buatan. Rig berada di platform sampai operasi pemboran selesai. Semua keperluan peralatan dan material berada di platform. Fixed platform ini cukup stabil dan tidak terpengaruh cuaca.

Platform ini banyak digunakan untuk operasi pemboran pada laut dangkal. Tetapi sekarang telah dikembangkan untuk laut dalam. Operasi pemboran pelaksanaannya seperti didarat, hanya lokasi yang tersedia sangat terbatas. Penyelesaian sumur dengan conventional wellhead dan x-mastree pada platform.

9.1.2. Bottom supported platform 9.1.2.1. Drilling barge

Drilling barge dioperasikan untuk pemboran di daerah rawa atau laut yang sangat dangkal. Barge ini duduk di dasar rawa/laut, stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca dan pasang surut. Penyelesaian sumur dengan conventional wellhead dan x-mastree pada platform permanen.

9.1.2.2. Submersible

Submersible sebenarnya adalah floating platform. Bila dioperasikan pada laut dangkal, submersile ini didudukkan pada dasar laut dan berfungsi seperti drilling barge.

9.1.2.3. Jack-up

Jack up berbentuk semacam barge, berukuran besar, tidak mempunyai propeler sendiri, sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda (tug boat). Jack-up dilengkapi dengan kaki-kaki yang dapat terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat dan berdiri di atas kaki,

(3)

225 sesuai dengan panjang kaki.

Hingga tahun 1974 kedalaman laut maksimum dapat dicapai adalah 350 ft. jack-up cukup stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua peralatan dan material berada di atas kapal. operasi pemboran seperti diatas darat. Pada pemboran pengembangan biasanya sebelum pemboran dimulai, terlebuh dahulu dipasang jacket, kemudian dipasang konduktor dan ditumbuk. Pada pemboran eksplorasi biasanya digunakan mud line suspension, dan dari mud line suspension casing disambungkan ke atas sampai ke platform. Casing head dan BOP dipasang pada platform. Penyelesaian sumur dapat dengan chrismas tree didasar laut atau di atas platform.

9.1.3. Floating platform 9.1.3.1. Semi-submersible

Semi-submersible berbentuk semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai propeler sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik kapal tunda. Karena sifatnya mengapung (floating), sehingga sangat dipengaruhi oleh alur ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar.

Sistem penjangkaran ada dua macam : 1. Convention mooring sistem

2. Dynamic positioning

BOP dipasang di dasar laut (subsea BOP stack) Untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

1. Dengan chrismas tree pada platform, tetapi terlebih dahulu harus dipasang jacket. Casing disambung sampai permukaan, kemudian dipasang convention well head.

(4)

226 9.1.3.2. Drill ship

Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan propeler sendiri. Karena sifatnya mengapung, sehingga sangat dipengaruhi oleh arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar. BOP dipasang didasar laut dan untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

1. Chrismas tree didasar laut 2. Chrismas tree pada platform

9.1.4. Peralatan–peralatan khusus

Peralatan-peralatan khusus yang ada pada platform dapat dikelompokkan menjadi dua :

1. Peralatan khusus pada jack-up o Mud line suspension system 2. Peralatan khusus pada floating rig

o Sub sea BOP stack

o Control sistem dan accumulator o Riser system

o Well head

o Motion compensator 9.1.4.1 Subsea BOP stack 9.1.4.1.1. BOP stack

Biasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di darat, dengan maksud untuk safety agar tidak memerlukan penggantian ram pada saat menurunkan casing. Ukuran serta pressure rating dinaikkan dan perlu diperhitungkan kedalaman laut.

BOP lebih banyak, berarti lebih besar pressure drop pada flowline dan hal ini perlu diperhitungkan pada proses well control. Untuk menghindari pressure drop pada flowline, biasanya cairan/minyak untuk pengoperasian BOP tidak kembali ke tanki, tetapi langsung di buang kelaut.

(5)

227

manifold yang panjang, serta laut yang dalam berpengaruh pada operasi dan prosedur well control.

9.1.4.1.2. Control sistem dan accumulator

BOP dan semua keranan dibuka dan ditutup secara hidraulis dan harus dapat bekerja dalam waktu singkat. Ada dua cara untuk mengoperasikan BOP, ialah secara hidraulic dan electrohidraulic sistem.

1. Hydraulic sistem

Fluida untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan dipompa dari hidraulic unit. Cairan mengalir hose bundle ke bawah, ke subsea pod. Biasanya dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Masing-masing pod mempunyai banyak pilot valve, yang dioperasikan secara hidraulis. Pilot valve inilah yang akan dilaksanakan fungsi untuk membuka atau menutup aliran fluida hidrolik tekanan tinggi (power fluid) ke masing-masing BOP atau yang lain dengan perintah dari permukaan. Untuk hidraulic control system perintah ini berupa tekanan hidrolis melewati hose kecil-kecil yang diikat menjadi satu (hose bundle). Dipermukaan, control manifold mempunyai valve yang akan mengarah fluida dengan tekanan tinggi ke pilot valve.

2. Electro hydraulic system

Untuk electro hydraulic system perintah dari atas berupa signal listrik ke selenoid valve. Selanjutnya selenoid valve ini akan mengatur aliran fluida hidraulic ke pilot valve dan selanjutnya pilot valve ini akan mengatur aliran fluida hidraulic dengan tekanan tinggi ke BOP.

9.1.4.1.3. Riser system

Riser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill dan choke manifold, dan hidraulic conector.

(6)

228 1. Riser pipe

Riser pipe digunakan untuk mengalirkan lumpur ke permukaan didalam proses pemboran, serta memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran seperti pahat dan sebagainya ke dalam lubang bor. Riser merupakan bagian yang tetap dan merupakan bagian terlemah di atas BOP.

Pada bagian terbawah dari riser dipasang pada ball joint, sedangkan bagian teratas dipasang slip joint. Kill dan choke manifold dipasang pada riser. Pada riser juga sering dipasang tabung pengapung (bouyancy can) untuk mengurangi berat riser didalam air.

2. Slip joint

Slip joint dipasang pada bagian teratas dari riser pipe, terdiri dari inner barrel, dimana di atasnya sering dipasang Deverter dan digantung pada kapal dengan bantuan riser tensiduer. Diatas riser dibawah slip joint juga sering dipasang ball joint.

3. Ball joint

Ball joint dipasang dibawah riser, di atas BOP stack, berfungsi untuk menghilangkan stress pada pipe riser. Ball joint kedua juga sering dipasang dibawah slip joint.

4. Hydraulic connector

Hydraulic connector berfungsi untuk menyambungkan casing head atau well head dengan BOP stack dan BOP stack dengan riser sistem. Hydraulic connector dioperasikan dari permukaan secara hidrolis.

9.1.4.1.4. Well head

Sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing untuk masing-masing casing. Masing-masing-masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambung dengan running tool pada saat menurunkan casing juga penyemenan.

(7)

229

Kapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupun pasang surut. Pada bagian bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar berat badan pada pahat konstan. Untuk maksud tertentu maka dipakai motion compensator atau

heave compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban tetap tinggal ditempat, meskipun kapal bergerak naik turun.

Ada tiga jenis heave compensator, yaitu : 1. Bumper sub

Dipakai long stroke sub, yang dipasang pada drill collar. Tempat pemasangan diusahakan pada titik netral dari drill collar. Berat DC dibawah bumper sub inilah yang merupakan beban pada pahat.

2. Crown block compensator

Crown block compensator merupakan suatu perangkat tegangan yang digunakan untuk menahan crown block dan drill string. Karena yang digunakan untuk menahan crown block dengan dikontrol tension pada compensator, maka gerakan naik turun dari crown block dapat dihilangkan. Metode ini telah banyak digunakan dalam operasi pemboran lepas pantai dan sangat efektif penggunaannya.

3. Travelling block compensator

travelling block compensator merupakan perangkat tensioner untuk menahan drill string, dipasang diantara travelling block dan hook. Compensator ini dipasang dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh gerakan pada travelling block, sehingga masalah pembebanan pada titik tertinggi dapat dihilangkan, sehingga lebih stabil.

Ada dua type travelling block compensator, yaitu : a. Tension type cilinder

(8)

230 9.2. DESKRIPSI ALAT DAN GAMBAR 9.2.1. Platform

 Nama Alat

Platform Tiang Pancang.  Fungsi

Tempat dudukan peralatan dan material dalam operasi pemboran lepas pantai.  Mekanisme Kerja

Platform diletakkan di dasar laut dengan sistem konstan, tidak terpengaruh cuaca.

 Gambar Alat

 Spesifikasi

(9)

231

Spesifikasi Platform Tiang Pancang

Clear Height Base Static Hook Capacity

Feet Meters Ft M Lbs M . T 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14 600000 272 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14 714000 324 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14 825000 374 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14 1044000 474 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14 147 44,8 30 =30 9,14 x 9,14

(10)

232 9.2.2. Tension Leg Platform

 Nama Alat

Tension Leg Platform Sea Star TLP Hull Keppel FELS.  Fungsi

Tempat dudukan peralatan dan material dalam operasi pemboran lepas pantai.  Mekanisme Kerja

Platform diletakkan di dasar laut dengan sistem konstan, tidak terpengaruh cuaca.

Gambar Alat

(11)

233 Table 9.2.

Spesifikasi Tension Leg Platform

Payload 16,830 kips

Hull weight 12,280 kips

Hull Primary Structure 10,420 kips

Displacement 52,800 kips

Column Diameter 84 ft

Draft 104 ft

Pontoon Radius 179 ft

Pontoon Height at column 42 ft

Pontoon Height at Tip 27 ft

Column Height 125 ft

Deck Freebord 69 ft

Design Life 20 years

Operating Weight (deck/facilities) 13,350 kips Deck Dimensions (three decks) 140 x 140 ft

Quarters 22 men

Throughput-Oil 35,000 BOPD

Throughput-Gas 50 MMSCFD

Throughput-Water Injection 15,000 BWPD

Number of Production Wells (Surface) 7 + 2 spare Number of Production Wells (Subsea) 5 spare

(12)

234 9.2.3. Semi submersible

 Nama Alat

Semi submersible AMFELS.  Fungsi

Merupakan suatu jenis platform semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai propeler sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik dengan kapal tunda.

 Mekanisme Kerja

Semi submersible bersifat mengapung (floating), sehingga sangat dipengaruhi oleh alur ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut, platform ini harus dijangkar.

 Gambar Alat

(13)

235 Tabel 9.3

Spesifikasi Semi Submersible Platform

Floating Drydock 34,000/42,000LT (rig mode) or 50,000LT (ship mode) equipped with 2 dock cranes.

Outfit quay 2,200 ft.

Covered Shops 347,147 sg ft.

Open Fabrication Area 1,032,947 sq ft.

Reinforced Lauchways 1,170 ft.

Piled Reinforced Fabrication 1,000 ft x 400 ft

Major Equipment

 700T shear leg derrick floating.

 2 x 150T derrick floating crane.

 2 tugboats.

 Assortment of deck barges

 Panel line system.

 3 x Plasma NC cutting stations.

 1 x 3,0001 vertical roller up to 10 ft x 3.

 1 x 600T ringer crane.

 2 x 250 T Manitowoc mobile cranes.

 2 x 150T Manitowoc mobile crane

 Enclosed dual chamber blasting and coat.

 Over 25 overhead cranes.

 1 x 150T Linkbelt mobile crane.

 1 x 310T transporter.

 65 ft dry-dock deep hole.

 45 ft offloading deep hole.

(14)

236 9.2.4 Semi submersible Safe Lancia.

 Nama Alat

Semi submersible Safe Lancia.  Fungsi

Merupakan suatu jenis platform semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai propeler sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik dengan kapal tunda.

 Mekanisme Kerja

Semi submersible bersifat mengapung (floating), sehingga sangat dipengaruhi oleh alur ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut, platform ini harus dijangkar.

 Gambar Alat

(15)

237 Tabel 9.4.

Spesifikasi Semi Submersible Platform

Max hook load 1,550,000 ft

Clear height 170’ Base square 40’ Top square 18’ Vee door 60’ Max. wind Survival Drilling 100 knot (115 mph) 70 knot (80 mph)

(16)

238 9.2.5. Jack Up Platform

 Nama Alat

Jack Up platform ENSCO 104 Keppel Fels.  Fungsi

Merupakan jenis platform yang digunakan sebagai tempat meletakkan peralatan pemboran lepas pantai.

 Mekanisme Kerja

Jack Up Platform berbentuk semacam barge, berukuran besar tidak mempunyai propeler sendiri, sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda (tug boat). Jack-Up dilengkapi dengan kaki-kaki yang dapat terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat dan berdiri di atas kaki, cukup tinggi di atas air serta di atas jangkauan ombak. Kedalaman laut terbatas dengan panjang kaki.

 Gambar Alat

(17)

239 Tabel 9.5.

Spesifikasi Jack Up Platform

Design Specification

 517 feet leg extanding the water depth capacity to 375 ft. Hull size and strength to carry up to 545 ft of leg.

 11,130 total egine Hosepower

 Dual pipe handling capability.

 Hook Load up to 1,5000,000 pounds.

 Zero discharge capacity.

 3,500 barrel Liquid Mud Capacity.

 1,200 barrel completion fluid storage and handling.

 1,377 barrel base Oil Storage.

 Fast BOP ang Diverter Handling.

 Drive Pipe Tensioning Capability.

(18)

240 9.2.6. Jack Up Platform.

 Fungsi

Merupakan jenis platform yang digunakan sebagai tempat meletakkan peralatan pemboran lepas pantai.

 Mekanisme Kerja

Jack Up Platform berbentuk semacam barge, berukuran besar tidak mempunyai propeler sendiri, sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda (tug boat). Jack-Up dilengkapi dengan kaki-kaki yang dapat terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat dan berdiri di atas kaki, cukup tinggi di atas air serta di atas jangkauan ombak. Kedalaman laut terbatas dengan panjang kaki.

 Gambar Alat

(19)

241 Tabel 9.6.

Spesifikasi Jack Up Platform

Max hook load 1,330,000 ft

Clear height 147 - 160’ Base square 30’ Top square 8 - 14’ Vee door 20 – 36’ Max. wind Survival Drilling 140 knot (160 mph) 95 knot (110 mph)

(20)

242 9.2.7. Submersible Platform

 Fungsi

Merupakan jenis platform yang digunakan untuk operasi pemboran daerah rawa atau laut yang sangat dangkal.

 Mekanisme Kerja

Submersible sebenarnya adalah floating platform. Bila dioperasikan pada laut dangkal, submersible ini didudukkan pada dasar laut dan berfungsi seperti drilling barge.

 Gambar Alat

(21)

243

Tabel 9.7. Spesifikasi Submersible Platform

Max hook load 1,450,000 ft

Clear height 175’ Base square 45’ Top square 20’ Vee door 70’ Max. wind Survival Drilling 90 knot (105 mph) 65 knot (77.5 mph)

(22)

244 9.2.8. Drill Ship

 Nama Alat

Drill Ship Keppel Fels.  Fungsi

Merupakan bentuk kapal sepenuhnya, untuk pengeboran laut dalam.  Mekanisme Kerja

Memiliki sifat mengapung (floating) yang dilengkapi dengan propeller sendiri. Jenis ini sangat dipengaruhi oleh arus, ombak, dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar seperti pada semi-submersible.

 Gambar Alat

(23)

245

Tabel 9.8. Spesifikasi Drill Ship

Max hook load 1,300,000 ft

Base square 50’ Top square 25’ Vee door 60’ Max. wind Survival Drilling 130 knot (145 mph) 95 knot (120 mph)

(24)

246 9.2.9. Drill Ship.

 Fungsi

Merupakan bentuk kapal sepenuhnya, untuk pengeboran laut dalam.  Mekanisme Kerja

Memiliki sifat mengapung (floating) yang dilengkapi dengan propeller sendiri. Jenis ini sangat dipengaruhi oleh arus, ombak, dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar seperti pada semi-submersible.

 Gambar Alat

(25)

247 Tabel 9.9. Spesifikasi Drill Ship

Max hook load 1,000,000 ft

Base square 40’ Top square 18’ Vee door 40’ Max. wind Survival Drilling 130 knot (145 mph) 95 knot (120 mph)

(26)

248 9.2.10. Sub-Sea Connector

 Nama Alat

Sub-Sea Connector S&N Pump type P-500.  Fungsi

Menyambung casing head atau well head dengan BOP stack dan BOP stack dengan riser system.

 Mekanisme Kerja

Connector ini dioperasikan dari permukaan secara hidraulis.  Gambar Alat

(27)

249 Tabel 9.10.

Spesifikasi Sub-Sea Connector

Boot Hypalon, Black 80 Durometer

Pin & Socket Copper Alloy

Gold Plated Per Mil -G-45204

Locking Caps Derlin, Black

Power Cable Insulation:

DLO & Industrial Motor Lead Cable

Primary:

Ethylene Propylene Rubber (EPR)

Secondary:

Chlorosulfonated Ployethelyne (CSPE)

2,000 Volt - 90 C. - MSHA P-7K-136047

UL VW-1A.I.W Corp.

CSA Type RW90EP 1kV MINUE 40 C FTI Conductor:

Copper Coated Per ASTM B-33 or B-189 Stranded

(28)

250 9.2.11. Subsea BOP Stack

 Nama Alat

Subsea BOP stack.  Fungsi

Sebagai peralatan untuk keselamatan dalam pemboran didalam, fungsinya sama dengan alat BOP di darat.

 Mekanisme Kerja

Biasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di darat, dengan maksud untuk safety serta agar tidak memerlukan penggantian ram pada saat penurunan casing. Ukuran serta pressure rating dinaikkan dan perlu diperhitungkan kedalaman laut (tekanan hidrostatik air).

 Gambar Alat

(29)

251 Tabel 9.11.

Spesifikasi Subsea BOP Stack

Swl – tonnes 170 – 200 – 230 – 250

Lift – tonnes 5 – 10

Railspan – metres 5 – 8

Lift speed 1 m/min

(30)

252 9.2.12. Marine Well Head System

 Nama Alat

Marine Well Head System Cameron type STM-15.  Fungsi

Sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing untuk masing-masing casing.

 Mekanisme Kerja

Masing–masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambung dengan running tool pada waktu menurunkan casing dan juga penyemenan.  Gambar Alat

(31)

253 Tabel 9.12.

Spesifikasi Marine well head system

Specification Design

 Applicable for 15,000 psi, 350 G F, sour service well in any water depth, for both 5-string and 6-string configurations.

 Each casing hanger and seal assembly is running in a single trip.

 The 18 ¾” housing is run with the bore protector in place.

 BOP testing is not dependent on wear bushing installation.

 The STM-15 wellhead can be supplied with either cameron hub or an ABB Vetco mandrel profile.

(32)

254

9.2.13. Marine Well Head System Cameron type STC-10.  Fungsi

Sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing untuk masing-masing casing.

 Mekanisme Kerja

Masing–masing casing head mempunyai “HUG” yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambung dengan running tool pada waktu menurunkan casing dan juga penyemenan.  Gambar Alat

(33)

255 Tabel 9.13.

Spesifikasi Marine well head system

Specification Design

 Applicable for 10,000 psi WP.

 Run casing hanger and seal assemblies in a single trip and features interchangeable weight-set, elastomeric parallel bore seal assemblies.

 Five or six string casing optoin are available.

 The STC-1 wellhead offers simple installation procedurs.

(34)

256 9.2.14. Flowline

 Nama Alat

Flowline spotlight Cameron.  Fungsi

Untuk menghubungkan flowline dengan fasilitas subsea.  Mekanisme Kerja

Alat ini digunakan menyambungkan flowline ke fasilitas subsea antara lain Manifolds, Trees, Templates, FLETs (Flowline End Terminations).

 Gambar Alat

(35)

257 Tabel 9.14. Spesifikasi Flowline

Desigh Specification

 Connectors lowered directly onto hubs.

 Compact receiver structure and hub support (CVC = 33,5” diameter).

 No horizontal motion required to make up hubs (no length change).

 Eliminates flexibility and removed pressure caps and enclosures.

(36)

258 9.2.15. Riser System

 Nama Alat Riser System.  Fungsi

 Untuk mengalirkan lumpur ke permukaan dalam proses pemboran.

 Memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran.  Mekanisme Kerja

Riser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill & choke manifold dan hydraulic conector. Lumpur mengalir ke permukaan melalui peralatan-peralatan tersebut dalam proses pemboran.

 Gambar Alat

(37)

259 Tabel 9.15. Spesifikasi Riser system

Riser Tensioner Guide Line Tensioner Load cap

Nom. Opr. Pressure Max. Opr. Pressure Win. Rope Travel Weight 80000 – 100000 2200 psi 3000 psi 50 ft 26000 lbs 20000 lbs 2200 psi 3000 psi 40 ft 9600 lbs

(38)

260 9.2.16. Bumper Sub

 Nama Alat

Bumper Sub Gotco International.  Fungsi

Menetralisir gerakan kapal agar tidak mempengaruhi OB dan membantu melepaskan “fish” yang melekat pada ujung lubang bor.

 Mekanisme Kerja

Merupakan motion compensator yang dipasang pada drill collar dan tempat pemasangan diusahakan pada titik netral.

 Gambar Alat

(39)

261 Tabel 9.16.

Spesifikasi Bumper Sub

Normal size OD, inch ID, inch 30 “ Stroke

Length, ft Weight, lbs 4 1/8 4.12 1.5 4.5 165 4 ¼ 4.25 1.5 5.5 210 4 ¾ 4.75 2.00 5.8 265 6 ¼ 6.25 2.25 6.3 530 6 ¾ 5.75 2.50 6.3 610 8 8.00 3.00 6.3 840 9 9.00 3.00 6.3 1120 9 ½ 8.50 3.00 6.3 1264

(40)

262 9.2.17. Marine Swivel

 Nama Alat

Marine Swivel Mandrel.  Fungsi

Memberi kebebasan bagi rangkaian pipa bor untuk berputar tetapi swivelnya tidak bergerak.

 Mekanisme Kerja

o memberikan kebebasan pada rangkaian pipa bor untuk berputar dimana swivel tidak swivelnya tidak ikut berputar

o memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar agar dapat bekerja bersama-sama

o sebagai penghubung antara rotary (pipa karet) dengan kelly sehingga memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami kebocoran.  Gambar Alat

(41)

263 Tabel 9.17. Spesifikasi Marine swivel Series Mandrel Top Section Mandrel Lower Section Mandrel ID , inch Body OD Est. Weight ( lbs) Con. Upper Con. Lower 1050 4 ¾” 4 ¾” 2 10 ½” 960 3 ½ IF 3 ½ IF 1100 6 ¼” 6 ¼” 2 ¼ 11” 1070 4 ½ IF 4 ½ IF 1400 9 7/4” 7 ¾” 2 ¾ 14” 1420 6 5/8 APIREG 6 5/8 APIREG

(42)

264 9.2.18. Subsea Accumulator

 Nama Alat

Subsea Accumulator Cameron.  Fungsi

Sumber tenaga untuk menutup BOP stack pada keadaan darurat.  Mekanisme Kerja

BOP dan semua valve dibuka dan ditutup secara hidrolis dalam waktu singkat. Ada dua cara dalam mengoperasikan BOP, yaitu secara hidraulic dan electrohydraulic system..

 Gambar Alat

(43)

265 Tabel 9.18.

Spesifikasi Subsea Accumulator

Specification Design  Provides a local source of hydraulic fluid.

 Fitted with four 20-liter (5.3 gal) LP and two 2.5 liter (0.7 gal).

 HP accumulators, providing sufficient capacity to operate 100 % of all valves on a production tree.

 All components are suitably earth-bonded and corrosion-protected via dedicated electrical connector.

(44)

266 9.2.19. Subsea Control

 Nama Alat

Subsea Control Cameron.  Fungsi

 Mekanisme Kerja

Fluida untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan dipompa dari hydraulic unit. Cairan mangalir lewat hose bundle kebawah, ke subsea pod. Biasanya dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Setiap pod mempunyai banyak pilot valve. Pilot valve inilah yang akan melaksanakan fungsi untuk membuka/menutup aliran fluida hidrolik tekanan tinggi.

 Gambar Alat

(45)

267 Tabel 9.19.

Spesifikasi Subsea Control

Specification Design  Rated water depths up to 3000 meters (1000 ft).

 Weigh less than 1000 kg (2200 lbs) and measure only 736 mm x 736 mm x 860 mm high.

 Up to 32 control functions, 24 external (4-20 mA) electrical sensor inputs and available multi dropped intelligent completion capability.

 Oil-field, pressure-compensated construction designed for 14YF to 122 YF; controlled-environment electrical connections.

 Nominal supply pressures of 207 bar or 345 bar (3000 psi or 5000 psi) for tree and manifold valves; 345 bar, 517 bar or 690 bar (5000 psi, 7500 psi or 1000 psi) supply pressure for SCSSV and other HP needs.

(46)

268 9.2.20. Mooring Line Tensiometer

 Nama Alat

Mooring Line Tensiometer Petron T-MLT-10  Fungsi

Mooring Line Tensiometer berfungsi untuk menjaga tegangan mooring line dan membantu mendeteksi penyimpangan arah dari vessel.

 Mekanisme Kerja

Mooring line tensiometer mengumpulkan data posisi agar vessel tetap berada di atas lubang bor. Sehingga operator dapat mengetahui dan mengoreksi arah perubahan vessel yang disebabkan oleh perubahan pasang-surut air laut, arah angin dan kondisi cuaca.

 Gambar Alat

(47)

269 Tabel 9.20.

Spesifikasi Mooring Line Tensiometer

Model Number Line Size

T-MLT-10 1 5/8” to 2”

T-MLT-05 1” to 1 ½”

T-MLT-20 2” to 2 ½”

T-MLT-30 2 5/8” to 3”

(48)

270 9.3. PEMBAHASAN

Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran di darat, maka metode operasi lepas pantai membutuhkan teknologi dan biaya operasi yang lebih besar daripada operasi di darat. Kondisi lingkungan laut sama sekali berbeda dengan kondisi lingkungan darat, sehingga semakin berat pula kondisi lingkungan laut tersebut untuk melaksanakan operasi pemboran lepas pantai.

Perkembangan teknologi eksplorasi dan aktifitas bawah tanah, termasuk 2/3 bagian dari dunia ini yang terletak di dasar laut juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan minyak yang meningkat selama ini. Oleh karena itu, perkembangan teknologi lepas pantai dari tahun ke tahun semakin berkembang serta bertambah.

Berbagai hambatan alam harus diatasi bagi pengoperasian unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara lain : angin, ombak, arus, badai, serta cuaca yang sering berubah-ubah. Khusus untuk terapung yang amat peka terhadap kondisi laut, maka diciptakan dua peralatan peredam gerak isolasi dan pengendalian posisi relatif terhadap lubang bor.

Peralatan mutlak keberadaannya dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah struktur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran. Dan ini pun juga terus dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan pemboran. Syarat dari peralatan platform dalam operasi pemboran lepas pantai :

a. Stabil dan tetap.

b. Dapat dipindah-pindahkan.

c. Ekonomis baik dalam biaya operasi maupun logistik. d. Efektif dan tepat sasaran.

Selain itu perancanaan kegiatan, peralatan khusus yang digunakan, jumlah pekerja, akomodasi dan faktor safety cukup diperlukan mengingat lingkungan lepas pantai termasuk lingkungan yang berbahaya.

(49)

271

akan dipergunakan. Platform yang dipakai harus stabil, mobil, ekonomis dan berguna.

Jenis platform secara umum dapat dibagi menjadi : 1. Fixed Platform

 Platform

 Gravity Platform

 Guyed Wire Platform

 Tension Leg Platform 2. Mobile Platform

a. Bottom Supported Platform

 drilling barge  submersible  jack-up b. Floating Platform  semi submersible  drill ship

(50)

272 9.4. KESIMPULAN\

1. Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran di darat.

2. Peralatan yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah struktur anjungan ( platform ) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran.

3. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan Platform adalah : a. cuaca

b. lingkungan laut

c. Kondisi bawah/dasar laut

4. Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah platform sebagai tempat meletakkan peralatan pemboran.

5. Jenis platform yang digunakan, dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Fixed Platform

Gambar

Gambar 9.1. Platform Tiang Pancang
Gambar Alat
Gambar 9.3. Semi Submersible Platform
Gambar 9.4. Semi Submersible Platform
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa waktu yang tidak produktif (NPT) serta analisa masalah pada operasi pemboran sumur NB-AAA di lapangan XY Total E&P Indonesie, dapat disimpulkan: 1.

Dari hasil analisa tersebut juga dapat diketahui sisa umur struktur bangunan lepas pantai apabila.. diketahui laju korosi yang terjadi pada struktur bangunan lepas

Kurikulum Pelatihan Tenaga Teknik Khusus Migas Bidang Operasi Produksi Lepas Pantai dan Darat yang menggunakan teknologi setara Lepas Pantai-Bagian 5: Tingkat Pengawas

Khusus untuk sistem pengangkatan (hoisting system) merupakan salah satu komponen peralatan pemboran, yang berfungsi untuk memberikan ruang kerja yang cukup untuk

Dalam masa layannya, anjungan lepas pantai akan mengalami masalah baik itu terkait dengan kondisi pembebanan yang cukup beragam yaitu beban sendiri (self weight) dan

Laporan Tugas Akhir “Risk Based Underwater Inspection Untuk Area Platform” 2- 14 Gambar 2.11 Skema peraturan anjungan lepas pantai di indonesia. 2.8 Lingkup Pekerjaan

Rangkaian alat yang tertinggal di dalam lubang sumur dapat menghambat operasi pemboran sehingga harus dilakukan kegiatan fishing job untuk menarik keluar alat

Diatas kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari sistem sirkulasi, fluida pemboran