Enterobiasis pada Anak
Enterobiasis pada Anak
Roykedona Lisa Triksi Roykedona Lisa Triksi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Un
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakartaiversitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Pendahuluan Pendahuluan
Cacingan, penyakit yang cukup akrab di kalangan anak-anak Indonesia. Mulai dari Cacingan, penyakit yang cukup akrab di kalangan anak-anak Indonesia. Mulai dari yang berukuran besar seperti cacing perut, sampai yang kecil setitik seperti cacing kremi yang berukuran besar seperti cacing perut, sampai yang kecil setitik seperti cacing kremi (pinworm). Cacing kremi atau
(pinworm). Cacing kremi atau Oxyuris vermicularisOxyuris vermicularis atauatau Enterobius Enterobius vermicularisvermicularis adalahadalah parasit
parasit yang yang hanya hanya menyerang menyerang manusia, manusia, penyakitnya penyakitnya kita kita sebut sebut oxyuriasis oxyuriasis atau atau enterobiasis.enterobiasis. Cacing yang menginfeksi tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu cacing hidup di saluran Cacing yang menginfeksi tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu cacing hidup di saluran pencernaan
pencernaan dan dan juga juga di di jaringan jaringan tubuh tubuh manusia. manusia. Infeksi Infeksi cacing cacing kremi kremi adalah adalah suatu suatu infeksiinfeksi parasit yang terutama
parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing tersmenyerang anak-anak, dimana cacing tersebut tumbuh dan berkembangebut tumbuh dan berkembang biak
biak di di dalam dalam usus. usus. Penyakit Penyakit yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh infeksi infeksi cacing cacing penting penting bagi bagi manusiamanusia karena seringkali mempunyai dampak serius pada penderita maupun masyarakat. Penyakit karena seringkali mempunyai dampak serius pada penderita maupun masyarakat. Penyakit infeksi ini ditemukan luas diseluruh dunia, pada umumnya di daerah beriklim tropis.
infeksi ini ditemukan luas diseluruh dunia, pada umumnya di daerah beriklim tropis.
Sesuai dengan skenario, seorang anak laki-laki 3 tahun datang dengan keluhan kalau Sesuai dengan skenario, seorang anak laki-laki 3 tahun datang dengan keluhan kalau malam tidur gelisah dan selalu menggaruk anusnya sejak 5 hari yang lalu. Maka dari itu, malam tidur gelisah dan selalu menggaruk anusnya sejak 5 hari yang lalu. Maka dari itu, untuk mengetahui secara lengkap dan jelas, penulis akan membahas tentang enterobiasis untuk mengetahui secara lengkap dan jelas, penulis akan membahas tentang enterobiasis mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan lain sebagainya.
mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan lain sebagainya. Anamnesis
Anamnesis
Menanyakan riwayat penyakit disebut ‘Anamnesa’. Anamnesa berarti ‘tahu lagi’, Menanyakan riwayat penyakit disebut ‘Anamnesa’. Anamnesa berarti ‘tahu lagi’, ‘kenangan’. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta ‘kenangan’. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan
bantuan dan dan pemberi pemberi bantuan. bantuan. Tujuan Tujuan anamnesa anamnesa pertama-tama pertama-tama mengumpulkan mengumpulkan keteranganketerangan yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.
yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.
Alamat korespondensi: Roykedona Lisa Triksi (102011207) Alamat korespondensi: Roykedona Lisa Triksi (102011207)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan gejala serta keluhan, sangatlah penting.Perjalanan penyakit hampir selalu khas untuk penyakit gejala serta keluhan, sangatlah penting.Perjalanan penyakit hampir selalu khas untuk penyakit bersangkutan.
bersangkutan.11 Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik adalahSelain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding.
banding. Selain Selain itu, itu, proses proses ini ini juga juga memungkinkan memungkinkan dokter dokter untuk untuk mengenal mengenal pasiennya, pasiennya, jugajuga sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sosial pasien.
sosial pasien.
Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan, Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan, keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, kondisi lingkungan sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, kondisi lingkungan tempat tinggalnya, apakah bersih atau kotor, dirumahnya terdapat berapa orang yang tinggal tempat tinggalnya, apakah bersih atau kotor, dirumahnya terdapat berapa orang yang tinggal bersamanya,
bersamanya, yang yang memungkinkan memungkinkan dokter dokter untuk untuk mengetahui mengetahui apakah apakah penyakitnya penyakitnya tersebuttersebut merupakan penyakit bawaan atau ia tertular penyakit tersebut.
merupakan penyakit bawaan atau ia tertular penyakit tersebut.
Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut: Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut: 1.
1. Anamnesa UmumAnamnesa Umum
Nama, umur, alamat, pekerjaan (bisa secara alloanamnesis). Nama, umur, alamat, pekerjaan (bisa secara alloanamnesis).
2.
2. Keluhan UtamaKeluhan Utama
Gelisah saat tidur malam dan seGelisah saat tidur malam dan selalu menggaruk daerah anus sejak 5 hari yanglalu menggaruk daerah anus sejak 5 hari yang
lalu. lalu.
Pelengkap: tidak nafsu makan.Pelengkap: tidak nafsu makan.
3.
3. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang
Apakah sedang mengalami suatu penyakit tertentu atau tidak Apakah sedang mengalami suatu penyakit tertentu atau tidak
4.
4. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu
Sebaiknya, ditanyakan apakah dulu pernah mengalami hal yang sama sepertiSebaiknya, ditanyakan apakah dulu pernah mengalami hal yang sama seperti
sekarang. sekarang. 5.
5. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga
Apakah di keluarganya pernah ada yang mengalami hal yang sama.Apakah di keluarganya pernah ada yang mengalami hal yang sama.
6.
6. Riwayat PengobatanRiwayat Pengobatan
Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa danSudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa dan
apakah keadaan membaik atau tidak. apakah keadaan membaik atau tidak.
Pemeriksaan Pemeriksaan
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan pada
pada pemeriksaan pemeriksaan fisik, fisik, terutama terutama sekali sekali bagi bagi penyakit penyakit yang yang memiliki memiliki gejala gejala klinik klinik spesifik.spesifik. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium).
pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium). 1.
1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan
Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan – – keterangan yangketerangan yang menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
pemeriksaan penunjang.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki.
kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu:
Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu: 1.
1. Suhu tubuhSuhu tubuh 2.
2. Tekanan darahTekanan darah 3.
3. Frekuensi denyut nadiFrekuensi denyut nadi 4.
4. Frekuensi pernapasanFrekuensi pernapasan
Dari hasil pemeriksaaan fisik didapati bahwa pemeriksaaan tanda tanda vital Dari hasil pemeriksaaan fisik didapati bahwa pemeriksaaan tanda tanda vital pasien dalam
pasien dalam batas normal.batas normal. Pada kasus infeksi cacing tidak ada metode pemeriksaanPada kasus infeksi cacing tidak ada metode pemeriksaan sistem tubuh yang khusus di sini kita dapat melakukan inspeksi pada bagian tubuh sistem tubuh yang khusus di sini kita dapat melakukan inspeksi pada bagian tubuh yang dikeluhkan. Seperti pada kasus kita si anak mengeluh gatal pada bagian anus. yang dikeluhkan. Seperti pada kasus kita si anak mengeluh gatal pada bagian anus. Maka dilakukan inspeksi pada anus. Ditemukan adanya luka garuk pada daerah Maka dilakukan inspeksi pada anus. Ditemukan adanya luka garuk pada daerah sekitar anus yang dikarenakan adanya gejala klinis dari priritus
sekitar anus yang dikarenakan adanya gejala klinis dari priritus ani.ani. 2.
2. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis suatu penyakit.
suatu penyakit.
AnAn al Swaal Swab b ::
Anal
Anal swabswab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang padaadalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan
ujungnya dilekatkan scoth scoth adhesive adhesive tapetape. Bila. Bila adhesive tapeadhesive tape ditempelkan di daerahditempelkan di daerah sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudia
sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudia adhesive tapeadhesive tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan tiga hari berturut-turut.
cacing betina yang membawa telur tidak teratur. Sekali pemeriksaan hanya cacing betina yang membawa telur tidak teratur. Sekali pemeriksaan hanya menemukan lebih kurang 50% dari semua infeksi, tiga kali pemeriksaan menemukan menemukan lebih kurang 50% dari semua infeksi, tiga kali pemeriksaan menemukan lebih kurang 90%. Seseorang dikatakan bebas dari infeksi cacing ini jika pada lebih kurang 90%. Seseorang dikatakan bebas dari infeksi cacing ini jika pada pemeriksaan yang dilakukan 7 hari berturut-turut hasilnya neg
pemeriksaan yang dilakukan 7 hari berturut-turut hasilnya negatif.atif.33
Pemeriksaan TinjaPemeriksaan Tinja
Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya. mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya. Pengambilan spesimen feses dapat memperoleh data dan membantu menengakkan Pengambilan spesimen feses dapat memperoleh data dan membantu menengakkan diagnosa apakah seseorang benar menderita enterobiasis atau tidak. Maka untuk itu diagnosa apakah seseorang benar menderita enterobiasis atau tidak. Maka untuk itu adapun beberapa yang harus diperhatikan yaitu memilih feses pada bagian yang tidak adapun beberapa yang harus diperhatikan yaitu memilih feses pada bagian yang tidak keras dan cair, mengambil feses pada bagian ujung yang pertama kali keluar sebesar keras dan cair, mengambil feses pada bagian ujung yang pertama kali keluar sebesar ibu jari tangan dengan aplikator dan masukkan ke dalam botol lebar.Setelah botol ibu jari tangan dengan aplikator dan masukkan ke dalam botol lebar.Setelah botol berisi specimen
berisi specimen feses didapat, feses didapat, kurang lebih kurang lebih 2,5 gram, 2,5 gram, dan telah dan telah ditambahkan formalinditambahkan formalin 10% sebagai pengawet dan dihomogenkan. Hal ini memperkecil kemungkinan telur 10% sebagai pengawet dan dihomogenkan. Hal ini memperkecil kemungkinan telur cacing menetas sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah itu campurkan NaCl jenuh cacing menetas sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah itu campurkan NaCl jenuh lalu aduk menggunakan pengaduk hingga feses berada pada dasar tabung. Kemudian lalu aduk menggunakan pengaduk hingga feses berada pada dasar tabung. Kemudian meletakkan deck glass diatas permukaan larutan dan diamkan selama 45 menit. meletakkan deck glass diatas permukaan larutan dan diamkan selama 45 menit. Setelah 45 menit ambil deck glass dan letakkan diatas objek glass dan periksa melalui Setelah 45 menit ambil deck glass dan letakkan diatas objek glass dan periksa melalui mikroskop. Hasil positif menunjukkan ditemukan adanya telur cacing asimetris pada mikroskop. Hasil positif menunjukkan ditemukan adanya telur cacing asimetris pada feses.
feses.44
Diagnosis Diagnosis
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani suatu penyakit. Proses diagnosa adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk suatu penyakit. Proses diagnosa adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis penyakit
penyakit pasien pasien tersebut tersebut sehingga sehingga dapat dapat memberi memberi pengobatan pengobatan yang yang tepat tepat dengan dengan jenisjenis penyakit (etiologik) maupun g
penyakit (etiologik) maupun gejalanya (simptomatik).ejalanya (simptomatik).55
Diagnosa dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali dengan Diagnosa dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali dengan memperhatikan ciri gejala klinis pada tubuh pasien yang ditimbulkan penyakit tersebut. memperhatikan ciri gejala klinis pada tubuh pasien yang ditimbulkan penyakit tersebut. Keadaan penyakit yang diderita dapat juga di ukur dengan memperhatikan gejala klinis. Keadaan penyakit yang diderita dapat juga di ukur dengan memperhatikan gejala klinis. Semua gejala yang teramati kemudian dibandingkan dengan pengetahuan menenai penyakit Semua gejala yang teramati kemudian dibandingkan dengan pengetahuan menenai penyakit
dan ciri-cirinya yang dimiliki ahli tersebut, bila terdapat kecocokan maka ahli tersebut dapat dan ciri-cirinya yang dimiliki ahli tersebut, bila terdapat kecocokan maka ahli tersebut dapat menentukan jenis penyakitnya.
menentukan jenis penyakitnya.55
II .. Work DWork D iagnosiagnosis is
Work Diagnosis
Work Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupaatau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan gejala-gejala yang timbul dan juga hasil dari pemeriksaan tinja pasien, dapat langsung gejala yang timbul dan juga hasil dari pemeriksaan tinja pasien, dapat langsung dipastikan kalau pasien anak laki-laki tersebut menderita enterobiasis yang disebabkan dipastikan kalau pasien anak laki-laki tersebut menderita enterobiasis yang disebabkan oleh
oleh Oxyuris vermicularisOxyuris vermicularis....
Etiologi Etiologi
Enterobiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing
Enterobiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing Enterobius Enterobius vermicularisvermicularis.. cacing ini sering juga disebut
cacing ini sering juga disebut Oxyuris vermicularisOxyuris vermicularis, cacing kremi, seatworm, pinworm,, cacing kremi, seatworm, pinworm, threadworm.
threadworm. Cacing betina berukuran 8-13mm x 0,4mm. Pada ujung anterior ada pelebaranCacing betina berukuran 8-13mm x 0,4mm. Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh telur. Cacing j
runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh telur. Cacing j antan berukuran 2-5mm,antan berukuran 2-5mm, spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus besar
besar dan dan usus usus halus halus yang yang berdekatan berdekatan dengan dengan rongga rongga sekum. sekum. Makanannya Makanannya adalah adalah isi isi usususus halus. Cacing betina mengandung 11.000
halus. Cacing betina mengandung 11.000 – – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur jarang dikeluarkan di usus, untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur jarang dikeluarkan di usus, sehingga jarang ditemukan telur di dalam tinja.
sehingga jarang ditemukan telur di dalam tinja.
Gambar 1. cacing dewasa Enterobius vermicularis Gambar 1. cacing dewasa Enterobius vermicularis
Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur bening dan a
bening dan agak tebal gak tebal dari dinding dari dinding telur cacing telur cacing tambang. Telur tambang. Telur menjadi matang menjadi matang dalam waktudalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam 6 jam setelah dikeluarkan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, keadaan lembab telur hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah mulai dari tertelannya telur sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal berlangsung 2 minggu sampai 2
perianal berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan.bulan.33
Gambar 2. Daur hidup Enterobiasis Gambar 2. Daur hidup Enterobiasis
Epidemiologi Epidemiologi
Penyebaran cacing kremi lebih luas dari pada cacing lain. Parasit ini ditemukan Penyebaran cacing kremi lebih luas dari pada cacing lain. Parasit ini ditemukan kosmopolit. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga yang terinfeksi kosmopolit. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga yang terinfeksi cacing kremi, telur cacing 92% dapat ditemukan di lantai, meja, kursi, kasur dan pakaian. cacing kremi, telur cacing 92% dapat ditemukan di lantai, meja, kursi, kasur dan pakaian. Hasil penelitian di J
Hasil penelitian di Jakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderitaakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis adalah berkelompok usia 5-9 tahun. Penularan dapat dipengaruhi oleh :
enterobiasis adalah berkelompok usia 5-9 tahun. Penularan dapat dipengaruhi oleh :
Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal cara infeksi iniPenularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal cara infeksi ini
disebut dengan autoinfeksi. Penularan bisa juga karena tangan tadi bersentuhan disebut dengan autoinfeksi. Penularan bisa juga karena tangan tadi bersentuhan dengan orang lain atau memegang benda benda
dengan orang lain atau memegang benda benda maupun pakaian.maupun pakaian.
Debu merupakan sumber infeksi mengingat telur dari enterobius sangat mudahDebu merupakan sumber infeksi mengingat telur dari enterobius sangat mudah
diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan. diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan.
Retrofeksi melalui anus, larva dari telur yang menetas di sekitar anus masuk lagi keRetrofeksi melalui anus, larva dari telur yang menetas di sekitar anus masuk lagi ke
dalam usus. dalam usus.
Anjing dan kucing tidak mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber Anjing dan kucing tidak mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi karena telur enterobiasis yang menempel di bulunya. Angka kejadian di Indonesia infeksi karena telur enterobiasis yang menempel di bulunya. Angka kejadian di Indonesia tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi lemah. tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi lemah. Angka kejadian pada orang kulit putih
Angka kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dibandingkan negro.lebih tinggi dibandingkan negro.22 Patofisiologi
Patofisiologi Perjalanan
Perjalanan Enterobius Enterobius vermicularisvermicularis di dalam tubuh manusia dari awal tertelan telur di dalam tubuh manusia dari awal tertelan telur matang sampai cacing betina dewasa bertelur memerlukan waktu 2 minggu
matang sampai cacing betina dewasa bertelur memerlukan waktu 2 minggu – – 2 bulan. Pada2 bulan. Pada awalnya manusia tertelan telur matang yang bisa berasal dari telur yang terbawa debu atau awalnya manusia tertelan telur matang yang bisa berasal dari telur yang terbawa debu atau telur telur yang melekat pada benda benda di sekitar pasien. Kemudian telur matang ini telur telur yang melekat pada benda benda di sekitar pasien. Kemudian telur matang ini menetas di duodenum kemudian berubah menjadi rabditiform. Menjadi dewasa di yeyunum menetas di duodenum kemudian berubah menjadi rabditiform. Menjadi dewasa di yeyunum atau ileum. Kemudian cacing melakukan kopulasi dan pada saat ingin bertelur cacing betina atau ileum. Kemudian cacing melakukan kopulasi dan pada saat ingin bertelur cacing betina bermigrasi
bermigrasi ke ke daerah daerah perianal perianal untuk untuk mengeluarkan mengeluarkan telur telur telurnya. telurnya. Cacing Cacing betina betina akan akan matimati setelah bertelur dan cacing jantan akan mati setelah kopulasi. Telur yang dikeluarkan tadi setelah bertelur dan cacing jantan akan mati setelah kopulasi. Telur yang dikeluarkan tadi akan menjadi matang dalam 6 jam setelah dikeluarkan. Dari telur telur didaerah peri anal ini akan menjadi matang dalam 6 jam setelah dikeluarkan. Dari telur telur didaerah peri anal ini yang mengakibatkan reaksi alergi di sekitar perianal. Cacing dewasa betina
yang mengakibatkan reaksi alergi di sekitar perianal. Cacing dewasa betina Enterobius Enterobius biasaya bertelur pada
biasaya bertelur pada malam hari malam hari mengakibatkan rasa gatal mengakibatkan rasa gatal akan muncul pada alam akan muncul pada alam hari yanghari yang mengakibatkan penderita terganggu tidurnya. Gatal di malam hari ini lebih dikenal juga mengakibatkan penderita terganggu tidurnya. Gatal di malam hari ini lebih dikenal juga dengan sebutan pruritus nokturnal.
Manifestasi Klinik Manifestasi Klinik
Beberapa gejala infeksi
Beberapa gejala infeksi Enterobius Enterobius vermicularisvermicularis yaitu kurang nafsu makan, beratyaitu kurang nafsu makan, berat badan turun,
badan turun, aktivitas aktivitas meninggi, cepat meninggi, cepat marah, gigi marah, gigi menggeretak dan menggeretak dan insomnia.insomnia.22Lesi patologiLesi patologi yang hebat jarang disebabkan cacing kremi. Pruritus perianal sering dikeluhkan. Pruritus bisa yang hebat jarang disebabkan cacing kremi. Pruritus perianal sering dikeluhkan. Pruritus bisa mencetuskan garukan yang hebat sehingga menimbulkan pendarahan setempat,
mencetuskan garukan yang hebat sehingga menimbulkan pendarahan setempat, infeksi piogeninfeksi piogen sekunder dan bisa menimbulkan likenifikasi. Terkadang ketika anak yang menderita sekunder dan bisa menimbulkan likenifikasi. Terkadang ketika anak yang menderita enterobiasis menangis pada malam hari dengan gatal hebat sambil menggaruk anusnya enterobiasis menangis pada malam hari dengan gatal hebat sambil menggaruk anusnya orangtua sering menemukan cacing putih yang sangat kecil merayap didaerah yang terkena. orangtua sering menemukan cacing putih yang sangat kecil merayap didaerah yang terkena.77
Komplikasi Komplikasi
Komplikasi pada infeksi enterobiasis jarang terjadi mengingat penyakit ini bisa Komplikasi pada infeksi enterobiasis jarang terjadi mengingat penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa infeksi sembuh dengan sendirinya. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa infeksi enterobiasis bisa mengalami komplikasi dan membahayakan nyawa penderita.
enterobiasis bisa mengalami komplikasi dan membahayakan nyawa penderita.
Vaginitis adalah peradangan yang terjadi akibat cacing yang bermigrasi ke daerahVaginitis adalah peradangan yang terjadi akibat cacing yang bermigrasi ke daerah
liang vagina. Hal ini menimbulkan rasa gatal dan nyeri dari l
liang vagina. Hal ini menimbulkan rasa gatal dan nyeri dari l iang vagina.iang vagina.
Appendisitis adalah peradangan pada apendiks yang terjadi karena cacing bermigrasiAppendisitis adalah peradangan pada apendiks yang terjadi karena cacing bermigrasi
ke apendiks. Apabila terjadi peradangan apendiks akibat
ke apendiks. Apabila terjadi peradangan apendiks akibat Enterobius Enterobius maka sering kalimaka sering kali tidak menimbulkan gejala. Hal ini lah yang menakibatkan hal ini tidak bisa tidak menimbulkan gejala. Hal ini lah yang menakibatkan hal ini tidak bisa diantisipasi.
diantisipasi.33
Dalam beberapa kasus cacing dewasa bisa ditemukan pada liang telinga atau kantung Dalam beberapa kasus cacing dewasa bisa ditemukan pada liang telinga atau kantung konjungtiva tapi tidak menyebabkan gejala sakit dan jarang terjadi. Cacing bisa berpindah konjungtiva tapi tidak menyebabkan gejala sakit dan jarang terjadi. Cacing bisa berpindah ke daerah liang telinga atau kantung konjungtiva disebabkan karena jari yang tercemar. ke daerah liang telinga atau kantung konjungtiva disebabkan karena jari yang tercemar.33
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Pengobatan dibagi atas atas
Pengobatan dibagi atas atas medica mentosamedica mentosa (menggunakan obat(menggunakan obat – – obat yang di minum)obat yang di minum) dan juga
dan juga non-medica mentosanon-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat).(tidak mengonsumsi obat). a)
a) Medica mentosa Medica mentosa
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalu pemberian obat yaitu: Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalu pemberian obat yaitu:88
1.
1. MebendazoleMebendazole
Diberikan dengan dosis 100mg 2x/hari selama 3 hari berturut-turut.baik untuk Diberikan dengan dosis 100mg 2x/hari selama 3 hari berturut-turut.baik untuk semua stadium perkembangan cacing kremi.
semua stadium perkembangan cacing kremi. 2.
Sangat efektif bila diberikan waktu pagi kemudian segelas air sehingga obat Sangat efektif bila diberikan waktu pagi kemudian segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan kolon.
sampai ke sekum dan kolon. 3.
3. Pirantel pamoat dan albendazol keduanya sangat efektif untuk enterobiasis,Pirantel pamoat dan albendazol keduanya sangat efektif untuk enterobiasis, dengan dosis dan cara pemberian sama dengan pengobatan Ascaris lumbricoides. dengan dosis dan cara pemberian sama dengan pengobatan Ascaris lumbricoides. Efek sampingnya mual dan muntah.
Efek sampingnya mual dan muntah. 4.
4. Thiabendazole sangat efektif dengan dosis 25mg/kg berat badan, diberikan 2 kaliThiabendazole sangat efektif dengan dosis 25mg/kg berat badan, diberikan 2 kali sehari yang diberikan pada hari ke-1 dan ke-7.
sehari yang diberikan pada hari ke-1 dan ke-7. b)
b) Non-medica mentosa Non-medica mentosa
Pemberian edukasi adalah hal yang seharusnya tidak boleh dilupakan oleh Pemberian edukasi adalah hal yang seharusnya tidak boleh dilupakan oleh seorang dokter. Menjaga kebersihan perorangan penting untuk pencegahan. Anak yang seorang dokter. Menjaga kebersihan perorangan penting untuk pencegahan. Anak yang terkena cacing kremi sebaiknya memakai celana tidur panjang jika hendak tisur supaya terkena cacing kremi sebaiknya memakai celana tidur panjang jika hendak tisur supaya alas kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak dapat menggaruk daerah perianal. alas kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak dapat menggaruk daerah perianal. Pengobatan dilakukan pada semua anggota keluarga dan juga kepada orang yang sering Pengobatan dilakukan pada semua anggota keluarga dan juga kepada orang yang sering berhubungan dengan pasien. Memulihkan imunitas tubuh (makan makanan y
berhubungan dengan pasien. Memulihkan imunitas tubuh (makan makanan yang bergiziang bergizi serta mengkonsumsi vitamin). Baik dan tidak menimbulkan bahaya terutama dengan serta mengkonsumsi vitamin). Baik dan tidak menimbulkan bahaya terutama dengan pengobatan
pengobatan yang baik yang baik namun namun harus harus selalu selalu memperhatikan memperhatikan kebersihan kebersihan untuk untuk mencegahmencegah terjadinya retrofeksi kembali.
terjadinya retrofeksi kembali.
Prognosis Prognosis
Prognosis baik dengan pengobatan yang teratur Prognosis baik dengan pengobatan yang teratur Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada pasien, dan setelah dilakukan Berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada pasien, dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pasien diduga menderita enterobiasis dan hipotesis diterima.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA 1.
1. Jong WD. Jong WD. Kanker, Kanker, apakah apakah itu? itu? Jakarta: Jakarta: Arcan; Arcan; 2005.h.104.2005.h.104. 2.
2. Sutanto I, Sutanto I, Ismid Ismid IS, IS, Sjarifuddin Sjarifuddin PK. PK. Parasitologi Parasitologi kedokteran. kedokteran. Edisi Edisi ke-4. ke-4. Jakarta: Jakarta: BalaiBalai Penerbit FKUI; 2008.h.25-8.
Penerbit FKUI; 2008.h.25-8. 3.
3. Natadisastra D, Natadisastra D, Agoes Agoes R. R. Parasitologi Parasitologi kedokteran kedokteran ditinjau ditinjau dari dari organ organ tubuh tubuh yangyang diserang. Jakarta: EGC;
diserang. Jakarta: EGC; 2009.h.73-8, 383-932009.h.73-8, 383-93.. 4.
4. Gandahusada S. Gandahusada S. Parasitologi Parasitologi kedokteran. kedokteran. Edisi Edisi ke-3. ke-3. Jakarta: Jakarta: Balai Balai PenerbitPenerbit FKUI.2004.h.19-21.
FKUI.2004.h.19-21. 5.
5. Juanda HA. Juanda HA. Solusi Solusi tepat tepat bagi bagi penderita penderita TORCH. TORCH. Solo: Solo: PT PT Wangsa Wangsa Jatra Jatra Lesatari;Lesatari; 2007.h.19.
2007.h.19. 6.
6. Hadijaja P, Hadijaja P, Sri Sri Margono. Margono. Dasar Dasar parasitologi parasitologi klinik. klinik. Edisi Edisi ke-1. ke-1. Jakarta: Jakarta: Balai Balai PenerbitPenerbit FKUI; 2011.h.24.
FKUI; 2011.h.24. 7.
7. Davey Rudolph Davey Rudolph A. A. Buku Buku ajar ajar pediatri pediatri Rudolph. Rudolph. Edisi Edisi ke-20. ke-20. Volume Volume 1. 1. Jakarta: Jakarta: EGC;EGC; 2006.h.801-3.
2006.h.801-3. 8.
8. Gunawan SG, Gunawan SG, Setiabudy Setiabudy R, R, Nafrialdi. Nafrialdi. Farmakologi Farmakologi dan dan terapi. terapi. Edisi Edisi ke-5. ke-5. Jakarta:Jakarta: Balai Penerbit