• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENELITIAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL TERHADAP KONSUMSI TABLET ZAT BESI SELAMA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PENELITIAN TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL TERHADAP KONSUMSI TABLET ZAT BESI SELAMA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

7

TINGKAT KEPATUHAN IBU HAMIL TERHADAP

KONSUMSI TABLET ZAT BESI SELAMA KEHAMILAN

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

Bania Maulina1, Suci Ramadhani2

1Ilmu Perilaku, Dosen

Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sumatera Utara,Medan

2Fakultas Kedokteran,

Universitas Islam Sumatera Utara, Medan

ABSTRACT

Background : The prevalence of anemia in pregnant women has not been changed since 1995 to 2000. Most anemias in pregnancy is caused by iron deficiency, acute bleeding and even both of them also could interact with each other. In developing countries, 40% of maternal deaths are related to anemia during pregnancy. In Indonesia, anemia prevention programs in pregnant women have been carried out by giving iron supplement tablets during pregnancy. In North Sumatera, the incidence of anemia cases in pregnant women decreased in 2010 until 2011after the program implemented. However, the number did not meet both national and international standards. Most pregnant women refuse and disobey the iron supplements for various reasons. Methods: The descriptive study recruited 41 pregnant women at the Maternal and Child Heath Hospital in North Sumatra, Indonesia was conducted from June 2015 to April 2016. Medication adherence rate is defined as the score obtained by calculating the pill counts. The score ³ 90% was regarded as adherence, and £90% as non- adherence.

Results : There was a 39% of the pregnant women adhered to iron supplement consumption.

Conclusion : This study found that the majority of pregnant women were non-adherence to the supplement consumption.

Keywords: Medication adherence rates, anemia, pregnant ABSTRAK

Latar Belakang : Prevalensi anemia pada ibu hamil belum mengalami perubahan sejak tahun 1995 sampai tahun 2000. Kebanyakan anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Di negara berkembang, empat puluh persen kematian berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan. Di Indonesia, program pencegahan anemia pada ibu hamil telah dilakukan melalui pemberian sembilan puluh tablet suplemen zat besi selama masa kehamilan. Melalui program ini, Sumatera Utara menunjukkan penurunan insiden kasus anemia pada ibu hamil pada tahun 2010 hingga tahun 2011, namun hasil yang didapat melalui penerapan program ini belum mampu mencapai target, baik nasional maupun internasional.Hal ini terjadi karena kebanyakan ibu hamil menolak atau tidak mematuhi anjuran untuk mengkonsumsi suplemen zat besi karena berbagai alasan.

Metode : Penelitian deskriptif ini melibatkan 41 orang ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak, Medan, Sumatera Utara, dimulai pada bulan Juni 2015 sampai April 2016. Tingkat kepatuhan sebagai didefinisikan sebagai skor yang diperoleh melalui perhitungan pill counts. Skor kepatuhan ³90% dikategorikan patuh, dan £90% tidak patuh.

Hasil : Terdapat 39% ibu hamil tergolong tidak patuh mengomsumsi tablet zat besi.

Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas ibu hamil tidak patuh dalam mengonsumsi tablet zat besi.

Kata Kunci : Tingkat kepatuhan, anemia, ibu hamil

(2)

8 PENDAHULUAN

Menurut WHO, sebanyak empat puluh persen kematian berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan terjadi di negara-negara berkembang. Kebanyakan anemia selama kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.1Sejak tahun 1995 sampai tahun 2000, prevalensi anemia pada ibu hamil belum mengalami perubahan. Pada tahun 2005, telah dilakukan survei dan diperoleh data bahwa sebesar 40.5 persen wanita hamil yang merupakan pekerja menderita anemia dijumpai di empat kabupatan/kota di Sumatera Utara. Akan tetapi, sampai dengan tahun 2010, Departemen Kesehatan Republik Indonesia berusaha menurunkan angka prevalensi anemia ibu hamil dari 51 persen menjadi 40 persen.

Salah satu penyebab insiden anemia pada ibu hamil berupa konsumsi zat besi yang kurang selama kehamilan. Selain merupakan unsur pembentuk hemoglobin, zat besi juga merupakan komponen penting pada enzim sistem pernafasan, yang memiliki fungsi utama untuk menghantarkan oksigen ke dalam jaringan tubuh serta berperan pada mekanisme oksidase seluler.2 Saat kondisi tidak hamil, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dari berbagai menu makanan sehat dan seimbang. Sebaliknya, dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi sehingga ibu memerlukan asupan zat besi lebih dari biasanya.3 Pada masa kehamilan sangat penting bagi ibu untuk memiliki asupan zat besi yang tinggi. Selain diperlukan untuk kebutuhan janin, zat besi juga dibutuhkan berkaitan dengan peningkatan volume darah ibu sebanyak 30 persen. Karenanya direkomendasikan pemberian suplemen besi 30-60 mg 2 pada ibu hamil.4

Beberapa faktor penyebab terjadinya kekurangan zat besi adalah kurangnya zat besi dalam makanan ataupun terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari dalam

tubuh sehingga terhentinya pembentukan hemoglobin dapat menyebabkan pembentukan sel darah merah terhambat. Kejadian tersebut mengharuskan ibu hamil melakukan pengukuran kadar hemoglobin untuk memantau kondisinya. Jika kadar hemoglobin ibu kurang dari 11 gr/dl, dapat dilakukan penanganan seperti perilaku patuh akan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat besi atau tablet besi.3

Di Indonesia, program pencegahan anemia pada ibu hamil telah dilakukan melalui pemberian sembilan puluh tablet suplemen zat besi selama masa kehamilan. Melalui program ini, di Sumatera Utara menunjukkan penurunan insiden kasus anemia pada ibu hamil pada tahun 2010 hingga tahun 2011, dengan angka prevalensi berturut-turut sebesar 62.22 persen, 75.15 persen dan 77.37 persen namun hasil yang didapat melalui penerapan program ini belum mampu mencapai target, baik nasional maupun internasional.5 Hal ini terjadi karena kebanyakan ibu hamil menolak atau tidak mematuhi anjuran untuk mengonsumsi suplemen zat besi karena berbagai alasan, misalnya berkaitan dengan efek samping tablet zat besi. Ini memicu ibu menjadi kurang patuh mengonsumsi tablet zat besi secara benar sehingga tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi tablet zat besi tersebut tidak tercapai. Karenanya, peneliti tertarik meneliti tentang gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet zat besi selama kehamilan.

METODE

Penelitian deskriptif, dimulai pada bulan Juni 2015 sampai April 2016 dilakukan untuk melihat tingkat kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet zat besi selama kehamilan dengan melibatkan empat puluh satu orang ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak, Medan, Sumatera Utara. Consecutive

sampling digunakan sebagai teknik

(3)

9

datang berkunjung ke Rumah Sakit Ibu dan Anak di Medan dan memenuhi kriteria berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini, meliputi: Kriteria inklusi: (1) Ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Ibu dan Anak,melakukan pemeriksaan kehamilan untuk pertama kalinya; (2) melakukan pemeriksaan Hb; (3) diberikan resep tablet zat besi. dan Kriteria eksklusi, yaitu: ibu hamil yang meminum teh, kopi dan susu saat mengonsumsi tablet zat besi yang ditanyakan setelah akhir penelitian.

Tingkat kepatuhan sebagai variabel penelitian didefinisikan sebagai skor yang diperoleh melalui perhitungan Pill Count

yang merupakan gambaran mengenai perilaku melaksanakan cara pengobatan yang disarankan oleh dokter, secara benar dengan tepat dan cepat dan akan dilakukan

kembali tanpa harus diperintah atau ditunggui. Perhitungan Pill Count

merupakan persentase perbandingan jumlah tablet zat besi yang diterima dengan jumlah tablet zat besi yang tersisa. Dikatakan, seorang ibu hamil terkategori patuh jika skor lebih besar atau sama dengan 90% dan dikatakan tidak patuh jika skor ≤90%.

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi penghitungan jumlah tablet zat besi yang diresepkan pertama kali dan sisa tablet zat besi pada minggu pertama, kedua dan ketiga. Data sekunder meliputi rekam medis yang terdiri dari nilai Hb ibu hamil saat pertama kali datang dan nilai Hb ibu setelah mengonsumsi tablet zat besi. Selanjutnya data dianalisis dengan perangkat lunak statistik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan empat puluh satu orang ibu hamil, berusia 20-35 tahun, yang datang berkunjung ke Rumah Sakit Ibu dan Anak di Medan, Sumatera Utara untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas ibu hamil menunjukkan perilaku tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilan. Iswanto menyatakan bahwa tingkat kepatuhan seseorang dipengaruhi komponen pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga jika tidak terdapat salah satu dari kompenen tersebut, maka akan berpengaruh pada angka kejadian anemia.6 Terkait dengan penelitian ini, maka diperkirakan bahwa kemungkinan ibu hamil tak cukup mendapat informasi yang jelas mengenai tablet zat besi. Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet zat besi adalah faktor individu, yaitu merasa mual, muntah dan sakit kepala.7

Selanjutnya, peneliti juga menemukan gambaran mengenai tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi berdasarkan usia, yang tertuang dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 ini menunjukkan bahwa ibu hamil berusia 27-30 tahun lebih banyak menunjukkan kepatuhan mengkonsumsi zat besi selama kehamilan dibandingkan dengan rentang usia lain. Pada penelitian ini, fenomena rentang usia ini muncul karena proses sampling yang lebih dominan pada usia tersebut. Namun, selain mempengaruhi tingkat kepatuhan individu, usia juga mempengaruhi daya tangkap, daya ingat dan pola pikir seseorang.8 Ini berarti seiring dengan bertambahnya usia, akan membuat daya tangkap seseorang akan menurun sehingga fungsi organ tubuhnya juga menurun, termasuk daya ingat. Dengan semakin menurun fungsi organ-organ tubuh dan ingatannya maka semakin menurun keaktifan seseorang dalam melakukan suatu tindakan.

Gambaran mengenai tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi berdasarkan pekerjaan, dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas ibu rumah tangga menunjukkan perilaku tidak patuh jika dibandingkan dengan ibu yang bekerja,

(4)

10

baik sebagai wiraswata, honorer, guru maupun PNS. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Litasari.8 Menurutnya, faktor yang mungkin mempengaruhi perilaku tidak patuh adalah faktor pengalaman, karena sejak kehamilan sebelumnya, ibu tidak merasakan pengaruh yang signifikan walaupun tidak mengonsumsi tablet zat besi. Keterbatasan informasi dan minimnya pengetahuan juga mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil.

Penelitian ini juga mendeskripsikan tentang tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi berdasarkan pendidikan, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan universitas menunjukkan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Rahmawati menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan perilaku ataupun tindakan yang akan dilakukan.9 Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi individu melakukan suatu tindakan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, proses bimbingan yang diberikan kepada ibu hamil tentang teknik mengonsumsi tabet zat besi yang benar, dapat lebih mudah dipahami dan dilakukan.

KESIMPULAN

Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk itu, perlu dilakukan upaya promosi kesehatan dengan cara penyuluhan atau dengan membentuk kelas ibu hamil oleh tenaga kesehatan rumah sakit dalam rangka peningkatan tingkat kepatuhan konsumsi zat besi sehingga angka kejadian anemia dapat berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Novita, L. Pengaruh Pengawas Minum Obat Tablet Fe Pada Ibu Hamil Yang Anemia Terhadap Kenaikan Hb Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Luar

Kab. Agam 2012. Penelitian, Fakultas Keperawatan.

2. Hidayah, W., Anasari, T., Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Illmiah Kebinanan, 2012; 3; 2.

3. Ibrahim, S.M., Proverawati. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil Cara Membuat Otak Janin Cerdas. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010.

4. Aritonang. E., 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Kampus IPB Taman Kencana Bogor: IPB Press, 2010.

5. Surjantini. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2012.

HYPERLINK "http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/profil/PROFIL_KES_PROVIN SI_2012/02_Profil_Kes_Prov.Sumatera Utara_2012.pdf" http://www.depkes.go.id/resources/dow nload/profil/PROFIL_KES_PROVINSI _2012/02_Profil_Kes_Prov.SumateraUt ara_2012.pdf.

6. Iswanto, B. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Karangdawo. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, 2012.

7. Kautshar, N., Suriah., Jafar, N.

Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Bara Baraya Tahun 2013, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2013.

8. Litasari, D., & Sartono, A. Kepatuhan minum tablet zat besi dengan peningkatan kadar hb ibu hamil di

Puskesmas Purwoyoso

Semarang. Jurnal Gizi, 2014; 3: (2). 9. Rahmawati, F. Kepatuhan Konsumsi

Tablet Besi Folat pada Ibu Hamil dan Faktor yang Mempengaruhi. Journal of Nutrition Collage. 201

(5)

11 TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi

Indeks Kepatuhan Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) ≥ 90 % Patuh 16 39 < 90 % Tak Patuh 25 61

Tabel 4.2 Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi berdasarkan Usia

Indeks

kepatuhan Kategori

Usia (dalam tahun)

20-23 24-26 27-30 31-33 34-35

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

≥ 90 % Patuh 2 5 4 10 11 27 10 24 3 7

< 90 % Tak Patuh 1 3 3 7 3 7 3 7 1 3

Tabel 4.3 Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi berdasarkan Pekerjaan

Indeks

Kepatuhan Kategori

Pekerjaan

IRT Wiraswasta Honorer Guru PNS

N (%) N (%) n (%) n (%) n (%)

≥ 90 % Patuh 4 10 2 5 4 10 3 6 3 6

< 90 % Tak Patuh 9 22 8 19 4 10 2 5 2 5

Tabel 4.4 Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi berdasarkan Tingkat Pendidikan

Indeks

Kepatuhan Kategori

Pendidikan

SD SMP SMA Diploma Universitas

N (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

≥ 90 % Patuh - - 1 2 3 8 3 7 9 22

Gambar

Tabel 4.4 Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi berdasarkan Tingkat Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian meliputi identifikasi sejauh mana tingkat kepuasan kerja pegawai dan faktor-faktor pentingldominan apa saja yang menyebabkan kepuasan

Oleh karena itu, Bank merumuskan dan menerapkan nilai-nilai perusahaan ke dalam perilaku dan etika bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan budaya kerja

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior ( OCB), semakin kuat komitmen organisasi karyawan maka semakin

Dalam bab ini terdiri dari penjelasan mengenai analisis data dan hasilnya serta pembahasan dari pengaruh kualitas makanan terhadap kepuasan pelanggan di Restoran

Apakah terdapat perbedaan dari Agency Cost pada BUMN sebelum. dan

Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas maka muncul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, apakah pembangunan infrastruktur konektifitas dapat meningkatkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran polisi kehutanan dalam menjaga kawasan hutan lindung kerusakan hutan lindung Balang Lajangnge khususnya penebangan pohon

The objective of the experiment was to figure out the optimum amount of ingredients to produce nata de coco with desirable thickness, lightness, and hardness