• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah lokal di Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah lokal di Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN BUAH LOKAL DI DUSUN CABEAN DESA NGEMBOH

KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

FENY INAYATUR ROSYIDAH B92215070

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN BUAH LOKAL DI DUSUN CABEAN DESA NGEMBOH

KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK Oleh:

Feny Inayatur Rosyidah1

NIM. B92215070

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah lokal di Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik. Proses pendampingan ini dilakukan dengan cara memanfaatkan aset buah lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang efektif dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi buah lokal masyarakat di Dusun Cabean, serta mengetahui relevansi membangun kemandirian ekonomi masyarakat dengan dakwah pengembangan masyarakat Islam.

Penelitian ini menggunakan metode ABCD (Asset Based Community

Devlopment). ABCD merupakan pendekatan dalam memanfaatkan aset/kekuatan.

Proses penelitian ini dilaksanakan dengan menggali aset dan potensi bersama masyarakat. Proses ini dimulai dengan inkulturasi, menemukenali aset, membentuk kelompok, dengan menggunakan teknik 5-D yaitu discovery, dream, design, define,

dan destiny, sehingga dapat membentuk strategi sebagai program aksi.

Banyaknya aset dan potensi yang dimiliki masyarakat peneliti malakukan pendampingan melalui pengelolaan buah lokal yang ada di Dusun Cabean. Pendampingan ini diikuti oleh ibu-ibu anggota kelompok fatayat Dusun Cabean. Ibu-ibu sangat antusias dalam melakukan kegiatan tersebut, mulai dari proses pendekatan hingga evaluasi program. Perubahan yang terjadi setelah adanya proses pendampingan adalah adanya pendidikan dan pelatihan, penguatan kelembagaan organisasi fatayat, masyarakat dapat membuka akses dan jejaring sosial media, adanya advokasi kebijakan dari pemerintah desa. Relevansi proses pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan dakwah pengembangan masyarakat Islam adalah tuhan telah memberikan anugrah kepada manusia berupa aset-aset alam yang banyak, maka manusia hendaklah dapat memanfaatkan aset tersebut dengan baik. Kemudian dalam pemberdayaan ini mampu untuk melakukan perubahan sosial masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Kemandirian, Ekonomi Masyarakat

1 Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI iv

PERNYATAAN PUBLIKASI...v

MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viiii

ABSTRAK x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Fokus Penelitian 7 C. Tujuan Penelitian 7 D. Manfaat Penelitian 7 E. Strategi Pendampingan 8

F. Ringkasan Narasi Program 10

G. Sistematika Penulisan 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Pengembangan Masyarakat 15

B. Konsep Kemandirian 19

C. Ekonomi Kreatif 19

D. Perubahan Sosial 22

E. Pemberdayaan Ekonomi Dalam Prespektif Islam 25

F. Pengelolaan Buah Lokal 28

G. Penelitan Terdahulu 31

BAB III METODOLOGI

A. Pendekatan ABCD (Asset Based Community Devlopment) 36

B. Prinsip-prinsip ABCD 40

C. Teknik Pendampingan 44

D. Wilayah dan Subyek Penelitian 49

E. Teknik Pengumpulan Data 50

(8)

G. Teknik Analisis Data 53

BAB IV PROFIL DESA NGEMBOH

A. Sejarah dan Letak Geografis 56

B. Aspek Demografis 59

C. Kondisi Ekonomi 61

D. Kondisi Pendidikan 63

BAB V GAMBARAN ASET DUSUN CABEAN

A. Pentagonal Aset 65

1. Aset Alam 65

2. Aset Fisik 68

3. Aset Finansial 70

4. Aset Sumber Daya Manusia 71

5. Aset Sosial Budaya 72

B. Individual Inventory Asset 77

BAB VI DINAMIKA PROSES PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

A. Melakukan Pendekatan (Inkulturasi) 78

B. Dinamika Proses Pendampingan 82

1. Menemukenali Aset (Discovery) 82

2. Memimpikan Masa Depan (Dream) 95

3. Merancang (Design) 102

4. Menentukan (Define) 105

5. Lakukan (Destiny) 106

BAB VII AKSI PERUBAHAAN MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN BUAH LOKAL A. Proses Aksi Pemanfaatan Buah Lokal (Define) 108

1. Uji Coba Pembuatan Kripik Sawo 109

2. Pengemasan dan Penempelan Label 119

3. Pemasaran Produk 122

B. Monitoring dan Evaluasi (Destiny) 126

BAB VIII ANALISIS DAN REFLEKSI

A. Analisis 129

B. Refleksi 136

BAB IX PENUTUP

A. Kesimpulan 138

B. Saran dan Rekomendasi 139

DAFTAR PUSTAKA 141

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Strategi Pendampingan 8

Tabel 1.2 Ringkasan Narasi Program 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 31

Tabel 4.1 Masa Kepemimpinan Kepala Desa 56

Tabel 4.2 Data Perkembangan Penduduk Desa Ngemboh Tahun 2018 59 Tabel 4.3 Data Sebaran Penduduk Desa Per Wilayah Tahun 2018 60

Tabel 4.4 Daftar Pekerjaan Penduduk 62

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan 63

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan 64

Tabel 5.1 Daftar Sumber Daya Alam di Desa Ngemboh 66

Tabel 5.2 Aset Fisik Desa Ngemboh 68

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk 71

Tabel 5.4 Jumlah Kepala Keluarga 71

Tabel 6.1 Prestasi yang pernah dicapai 84

Tabel 6.2 Transect (penelusuran wilayah) 89

Tabel 6.3 Kalender Musim Kerentanan Masyarakat Akan Hasil Panen 91

Tabel 6.4 Daftar harapan masyarakat 98

Tabel 6.5 Daftar Impian Masyarakat 100

Tabel 6.6 Rincian harga dan bahan pembuatan kripik sawo 101

Tabel 6.7 Ringkasan Narasi Program 103

Tabel 7.1 Uji coba pembuatan kripik sawo I 111

Tabel 7.2 Bahan-bahan Uji Coba Ketiga 114

Tabel 7.3 Langkah-langkah pembuatan stik sawo 115

Tabel 7.4 Bahan-bahan pembuatan krupuk sawo 116

Tabel 7.5 Cara membuat krupuk sawo 117

Tabel 8.1 Sirkulasi keuangan 133

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pusat Pemerintahan Desa Ngemboh 58

Gambar 4.2 Peta Sketsa Desa Ngemboh 59

Gambar 5.1 Aset Pekarangan 67

Gambar 5.2 Hari Raya Ketupat 75

Gambar 6.1 Silaturahim ke rumah ketua fatayat 80

Gambar 6.2 Pemetaan Aset Dusun Cabean 85

Gambar 6.3 Hasil Pemetaan 86

Gambar 6.4 Pohon sawo yang ada didepan rumah warga 87

Gambar 6.5 Hasil transect 88

Gambar 6.6 Diagram alur 92

Gambar 6.7 FGD bersama anggota fatayat 97

Gambar 7.1 Ibu-ibu melakukan uji coba membuat olahan dari buah sawo 110

Gambar 7.2 Hasil uji coba I 112

Gambar 7.3 Hasil uji coba kedua 113

Gambar 7.4 Hasil uji coba ketiga 115

Gambar 7.5 Uji coba pembuatan krupuk sawo 118

Gambar 7.6 Proses pengemasan dan penempelan label 120

Gambar 7.7 Stiker Kemasan 121

Gambar 7.8 Foto bersama setelah pengemasan krupuk buah sawo 122

Gambar 7.9 Screenshot promosi krupuk sawo 123

Gambar 7.10 Pemasaran krupuk sawo di toko-toko 124

Gambar 7.11 Perangkat desa sebagai anggota fatayat 125

(11)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang beruntung karena terletak di daerah katulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropik unik dengan keanekaragaman jenis tertinggi di dunia. Kekayaan jenis tumbuhan di hutan Indonesia sampai sekarang belum didapat angka yang pasti. Sampai sekarang paling tidak terdapat 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan di berbagai kawasan di Indonesia. Saat ini baru sekitar 4000 jenis saja yaang diketahui telah dimanfaatkan langsung oleh penduduk dan hanya sekitar seperempatnya yang telah dibudidayakan bahkan mungkin kurang dari 10 persennya. Dengan demikian masih banyak jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya dan jenis-jenis tersebut masih tumbuh liar dikawasan hutan di Indonesia. Kekayaan keanekaragaman jenis buah-buahan asli Indonesia juga cukup tinggi dan masih banyak yang belum dimanfaatkan secara baik.2

Sektor pertanian berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan penduduk Indonesia yang cukup pesat, mengakibatkan ragam pangan yang dibutuhkan masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya pun semakin meningkat, buah-buahan merupakan suatu komoditas

2 Ratna Yulia Kusuma, Keanek aragaman Jenis Buah-buahan Asli Indonesia dan Potensinya,

(12)

pertanian yang memberikan sumbangsih cukup besar terhadap keanekaragaman pangan dan kecukupan gizi masyarakat karena mengandung vitamin, mineral, dan serat. Berdasarkan data FAO, konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia hanya sebesar 109,6 gram/hari/kapita. Jumlah tersebut masih dibawah rekomendasi konsumsi sayur dan buah yang ditetapkan FAO sebesar 180,1 gram/hari/kapita. Hal ini diduga disebabkan karena gaya hidup masyarakat yang lebih suka mengonsumsi pangan yang tidak sehat, seperti gorengan yang banyak mengandung minyak dibandingkan dengan buah-buahan yang baik bagi kesehatan tubuh.3

Buah-buahan lokal, baik yang populer maupun yang kurang populer pada umumnya dikonsumsi segar. Kecuali beberapa buah yang harus diolah terlebih dahulu atau hanya untuk minuman agar lebih enak dimakan seperti kemloko, kolang-kaling, jeruk nipis, dan jeruk purut. Permasalahan buah-buahan populer adalah rendahnya harga jual apabila terjadi panen raya. Sedangkan untuk jenis buah yang kurang populer adalah harga dan kualitasnya yang rendah sehingga di beberapa daerah sering dibiarkan tanpa dirawat dan diganti dengan tanaman buah lain yang lebih menguntungkan.

Untuk meningkatkan nilai dan harga jual buah-buahan dilakukan dengan mengolah buah-buahan menjadi selai, sale, sirup, dodol, sari buah, ledre, manisan dan kripik. Industri pengolahan buah-buahan tersebar di beberapa daerah seperti Blitar, Malang, Pacitan, Madiun, Tulungagung,

3 Tunjung Andarwangi, dkk., Gaya Hidup Rumah Tangga dalam Mengonsumsi Buah -buahan di

(13)

Lumajang dan terutama sekitar Malang dan Batu. Di Malang dan Batu jenis-jenis buah banyak diolah menjadi kripik seperti nangka, apel, nanas, rambutan, kelengkeng, salak, pisang dan melon.

Contoh pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis buah lokal adalah agroindustri blimbing manis oleh kelompok tani Margomulyo Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Blitar yang telah berhasil memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kelurahan ini dapat disebut sebagai kampung Blimbing karena sekitar 1000 kepala keluarga telah menanam blimbing unggul lokal (Blimbing Karangsari Merah) dengan jumlah populasi sekitar 28.000 pohon. Pohon yang berumur sekitar 10 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 150-200 kg/pohon/tahun. Buah blimbing manis di tempat ini telah diolah menjadi dodol, manisan, sirup dan sari buah.4

Secara umum terdapat 3 kelompok buah lokal yang perlu mendapat perhatian. Ketiga kelompok tersebut antara lain kelompok buah yang tingkat pendayagunaannya masih cukup tinggi namun populasinya terus menurun seperti siwalan (Borassus flabellifer), gayam (Inocarpus

fagiferus), sawo kecik (Manilkara kauki), cerme (Phyllanthus acidus) dan

kawisto (Limonia acidissima). Kelompok buah yang belum didayagunakan

dan populasinya menurun drastis seperti kepel (Stelechocarpus burahol),

mojo legi (Aegle marmelos), lo (Ficus racemosa), bukol (Ziziphus

4 Sugeng Budiharta, Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lok al Jawa Timur (Purwodadi: LIPI,

(14)

rotundifolia), trenggulun (Protium javanicum), rukam (Flacourtia rukam),

mundu (Garcinia dulcis) dan kemloko (Phyllantus emblica). Kelompok

buah yang mempunyai sifat unggul dan varietas lokal seperti Averrhoa carambola (blimbing Tasik Madu dan blimbing Moyo), Musa acuminata x

balbisiana (pisang Agung dan pisang Mas Kirana) dan Syzygium

samarangense (klampok/camplong), jeruk macan (Citrus maxima), salak

(Salacca zallaca), duku (Lansium domesticum), durian (Durio zibethinus)

dan mangga (Mangifera indica). 5

Masing-masing kelompok mempunyai karakter yang berbeda sehingga memerlukan strategi pendekatan konservasi yang berbeda pula. Untuk kelompok pertama, perlu diupayakan pendayagunaan yang lebih intensif melalui kegiatan agroindustri teknologi tepat guna atau peningkatan mutu buah, sedangkan kelompok kedua perlu dilaksanakan kegiatan penanaman di areal hutan atau di kawasan konservasi sehingga tidak mengalami gangguan oleh masyarakat. Untuk kelompok ketiga, upaya pendayagunaan dan konservasi sudah berjalan dengan baik oleh masyarakat sehingga tinggal bagaimana mempromosikannya sebagai buah komersial.6

Allah SWT menganugerahi berbagai aset dan potensi kepada manusia akan tetapi tidak semua manusia memanfaatkan pemberian dari Allah SWT dikarenakan mereka tidak menyadari akan pemberian yang banyak manfaatnya tersebut, seperti di Desa Ngemboh merupakan desa

5 Sugeng Budiharta, Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lok al Jawa Timur (Purwodadi: LIPI,

2010), hlm 7.

(15)

yang terletak di Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Memiliki luas lahan sekitar 3,16 Km2. Dan berbatasan dengan sebelah timur Desa Banyuurip, sebelah selatan Desa Cangaan, sebelah barat Kecamatan Panceng, dan sebelah utara Selat Madura. Desa Ngemboh memiliki dua dusun yaitu Dusun Cabean dan penduduk Desa Ngemboh itu sendiri. mayoritas penduduk Desa Ngeboh bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani.

Desa Ngemboh memiliki berbagai aset dan potensi yang dimiliki masyarakat tersebut khususnya Dusun Cabean, masyarakat Dusun Cabean memiliki berbagai aset dan potensi seperti penduduk laki-laki yang bekerja sebagai nelayan kerang dan sementara sebagian masyarakat perempuan bagian mengupas kerang dan memasarkannya. Seiring berjalannya waktu karena mayoritas masyarakat bekerja sebagai pembudidaya kerang dan sebagian yang tidak bekerja sebagai nelayan kerang menjadi buruh pengupas kerang, maka masyarakat tidak fokus dan kurang tau akan asset yang dimilikinya di desa.7

Di daerah Dusun Cabean memiliki aset yang kurang diperhatikan yaitu banyaknya buah lokal yaitu buah sawo diantaranya, mereka tidak memperhatikan pohon-pohon sawo yang ada di pekarangan dan sekitar rumah mereka dikarenakan sudah bosan dengan rasanya yang manis itu, biasanya pada saat panen buah sawo kebanyakan masyarakat menjual

(16)

dengan harga yang sangat murah, ada juga yang langsung ditebaskan ke tengkulak, ada yang di biarkan jatuh membusuk, dan ada juga yang di konsumsi sendiri serta di bagi-bagikan ketetangga mereka yang tidak mempunyai pohon sawo.8

Padahal apabila masyarakat berkontribusi menciptakan kreativitasnya dan mengembangkan aset yang dimiliki di desa masyarakat dapat berkembang dan berdaya dalam mengelolah aset yang dimilikinya. Dalam penelitian ini fokus pada pengelolahan buah lokal yaitu buah sawo, menjadi produk makanan yang siap saji dan memiliki rasa yang lezat. Buah sawo juga dapat di olah sebagai makanan ringan khas Dusun Cabean dan memiliki cita rasa khas Dusun Cabean, serta dapat membantu perekonomian dan membantu meringankan pekerjaan suami, serta mengontrol pengeluaran belanja rumah tangga masyarakat Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.

Banyaknya aset alam dan potensi yang dimiliki masyarakat Dusun Cabean Desa Ngemboh. Harapannya adalah mampu memanfaatkan hasil alam tersebut dengan cara belajar bersama masyarakat mengelolah aset alam tersebut, dikarenakan masyarakat mempunyai beragam potensi dan bisa membentuk kelompok ekonomi mandiri dan harapannya adalah masyarakat mampu berkonstribusi membentuk pertumbuhan ekonomi mandiri. Selain itu banyaknya masyarakat mempunyai gadged juga termasuk aset yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Cabean karena

(17)

banyaknya masyarakat yang mempunyai gadget juga dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring sosial agar dapat mempermudah masyarakat dalam memasarkan produknya baik secara online ataupun offline. Dusun

Cabean juga sangat dekat dengan pasar untuk mempermudah membuka akses distribusi.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka dapat difokuskan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi yang efektif untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi buah lokal di Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpagkah Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana relevansi membangun kemandirian ekonomi masyarakat dengan dakwah pengembagan masyarakat Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan difokus penelitian diatas dapat dilakukan tujuan penelitian pendampingan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui strategi apa yang efektif dalam membangun

kemandirian ekonomi berbasis potensi buah lokal masyarakat di Dusun Cabean Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik. 2. Untuk mengetahui relevansi membangun kemandirian ekonomi

masyarakat dengan dakwah pengembangan masyarakat Islam. D. Manfaat penelitian

(18)

1. Manfaat bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta menjadi fasilitator pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan buah lokal yang berada di Dusun Cabean Desa Ngemboh.

2. Manfaat bagi Universitas

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan sebagai literatur dalam melakukan penelitian yang selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti lain

Dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan menambah wawasan dalam proses pemberdayaan masyarakat.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dapat memanfaatkan asset yang ada di desa, dan menambah perekonomian masyarakat dalam proses pemberdayaan, serta memunculkan pengetahuan baru bagi masyarakat dan peneliti.

E. Strategi Pendampingan

Strategi pendampingan yang dilakukan fasilitator dalam melakukan pendampingan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Strategi Pendampingan

Aset Strategi Harapan

Banyaknya pohon sawo yang melimpah.

Belajar bersama

masyarakat dalam pengelolaan buah lokal.

Mampu memanfaatkan hasil alam termasuk pohon sawo secara maksimal.

(19)

Adanya modal sosial yang dimiliki masyarakat. Penguatan kelompok pengembangan ekonomi mandiri. Terbentuknya sarana

yang kuat untuk

mengembangkan perekonomian masyarakat. Banyaknya masyarakat yang mempunyai gadged. Membangun jejaring sosial media. Semakin luasnya jaringan untuk pemasaran atau pengelolaan produk. Adanya pasar terdekat. Membuka akses distribusi langsung. Untuk mempermudah pemasaran produk. Adanya kebijakan desa. Penyusunan daft usulan kebijakan desa.. Terciptannya kebijakan undang-undang desa.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya aset alam dan potensi yang dimiliki masyarakat Dusun Cabean Desa Ngemboh. dan harapannya adalah mampu memanfaatkan hasil alam tersebut dengan cara belajar bersama masyarakat mengelolah aset alam tersebut, dikarenakan masyarakat mempunyai beragam potensi dan bisa menguatkan kelompok pengembangan ekonomi mandiri. Dan harapannya adalah terbentuknya sarana yang kuat untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Selain itu banyaknya masyarakat mempunyai gadged juga termasuk aset yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Cabean karena banyaknya masyarakat yang mempunyai gadget juga dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring sosial media harapannya adalah semakin luasnya jaringan untuk pemasaran atau pengelolaan produk. Dusun Cabean juga sangat dekat dengan pasar untuk mempermudah membuka akses distribusi. Dengan adanya kebijakan desa, maka strateginya penyusunan

(20)

daft usulan kebijakan desa. Harapannya adalah terciptanya kebijakan undang-undang desa.

F. Ringkasan Narasi Program

Pada tahap program aksi kedepannya, peneliti membuat rancangan yang telah disepakati bersama masyarakat Dusun Cabean. Peneliti berharap, dengan adanya program aksi yang telah direncanakan peneliti dan masyarakat ini dapat membawa banyak manfaat untuk kedepannya, serta meningkatkan kreatifitas masyarakat.

Berikut adalah ringkasan narasi program yang akan di implementasikan kedepannya.

Tabel 1.2

Ringkasan Narasi Program Tujuan

Akhir (goal)

Membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah lokal.

Tujuan (purpose)

Terbentuknya masyarakat yang mandiri Hasil (result/out put) Pendidikan dan pelatihan kelompok fatayat Penguatan kelompok pengembangan ekonomi fatayat Mengetahui cara membuka akses distribusi dan membangun jejaring sosial Adanya advokasi kebijakan desa Kegiatan 1.1 Pendidikan kelompok fatayat 1.2 Mengumpulkan warga 1.3 Menentukan jadwal 2.1 Praktek pengelolaan buah lokal 2.2 Mengumpulkan masyarakat 2.3 Menyiapkan peralatan 2.4 Menentukan lokasi 3.1 Menyediaka n akses distribusi 3.2 Mengidentifi kasi masalah tentang program yang akan dibuat 4.1 Menyusun draft usulan kebijakan desa 4.2 mengumpul kan warga

(21)

1.4 Menentukan anggota dan kelompok 1.5 Membuat program 1.6 Rencana tindak lanjut 3.3 Menyiapkan akses simpan pinjam 3.4 Rencana tindak lanjut 3.5 Mengumpulk an dana 4.3 membuat kesepakatan 4.4 membuat draft 5.1Pelatihan tentang cara pengelolaan buah lokal 5.2Membentuk panitia penyelengga ra 5.3Menyewa tempat kegiatan 5.4Menyiapkan narasumber 5.5Mengumpul kan masyarakat 5.6Kegiatan pelaksanaan 2.1 Mengadaka n pendamping an untuk meningkatk an hasil produksi 2.2 Membuat perencanaan/ planning Rencana tindak lanjut 2.3 Mengumpulk an masyarakat 2.4 Menyiapkan lokasi 2.5 Menyewa tempat 2.6 Menyiapkan pemateri Sumber: hasil analisis peneliti dan masyarakat

Dari hasil ringkasan narasi program diatas dapat dilihat bahwa tujuan akhir (goal) dari program aksi adalah membangun kemandirian

ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah lokal. Dan tujuan (purpose)

adalah terbentuknya masyarakat yang mandiri. Didalam ringkasan program diatas dijelaskan bahwa program-program yang akan dilakukan diantaranya

(22)

adalah pendidikan dan pelatihan kelompok fatayat, penguatan kelompok pengembangan ekonomi fatayat, mengetahui cara membuka akses distribusi dan membangun jejaring sosial, adanya advokasi kebijakan desa.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini tujuannya untuk mempermudah pembaca dalam memahami proses pendampingan ini, adapun sistematika yang telah penulis susun adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan mulai dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, strategi pendampingan, ringkasan narasi program, dan sistematika penulisan. BAB II: KAJIAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang kajian teori dan menjelaskan tentang teori pengembangan masyarakat Islam, ekonomi kreatif, perubahan sosial, pengembangan ekonomi dalam prespektif Islam, dan pengelolaan buah lokal. Dan juga membahahas tentang penelitian yang terdahulu yang sesuai dengan fokus pendampingan.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan ABCD (Asset Based

Community Devlopment), teknik pendampingan, prinsip-prinsip

(23)

teknik validasi data, dan teknik analisis data sebagai bentuk pendekatan dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

BAB IV: PROFIL DESA NGEMBOH

Bab ini menjelaskan tentang profil Desa Ngemboh yang meliputi sejarah dan letak geografis, letak demografis, kondisi pendidikan, dan kondisi ekonomi Desa Ngemboh Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.

BAB V: GAMBARAN ASET DUSUN CABEAN

Pada bab ini menjelaskaan tentang gambaran aset-aset yang ada di Dusun Cabean yang meliputi aset alam, aset fisik, aset sumber daya manusia, aset finansial, dan aset sosial budaya. Dan juga menjelaskan tentang individuan inventory asset.

BAB VI: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN BUAH LOKAL

Bab ini menguraikan tentang proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolahan buah lokal, mulai dari inkulturasi, proses pendampingan yang terkait dengan 5D (Discovery, Dream, Design, Define,

Destiniy).

BAB VII: AKSI PERUBAHAAN MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN BUAH LOKAL

Bab ini menjelaskan tentang proses aksi (destiny) yang dilakukan

oleh ibu-ibu kelompok fatayat Dusun Cabean Desa Ngemboh. Serta menguraikan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan.

(24)

BAB VIII: ANALISIS DAN REFLEKSI

Bab ini menjelaskan analisis dan refleksi tentang perubahan yang terjadi setelah aksi pendampingan, dan juga menguraikan refleksi pendampingan mulai awal hingga akhir.

BAB IX: PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari proses pendampingan, serta saran untuk pihak-pihak terkait.

(25)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Selain itu pengembangn masyarakat juga diartikan sebagai komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa depan mereka.9

Menurut Gordon G. Darkenwald dan Sharan B. Meriam yang dikutip oleh Zubaedi dalam buku Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik,

pengembangan masyarakat berintikan kegiatan sosial yang difokuskan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dalam pengembangan masyarakat, batasan antara belajar dan bekerja sangat tipis, karena keduanya berjalan secara terpadu.10 Sedangkan menurut Twelvetrees yang dikutip

oleh Edi Suharto dalam buku Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat, pengembangan masyarakat adalah “the process of assisting

ordinary people to improve their own communities by undertaking

collective actions”11 artinya upaya untuk membantu orang-orang dalam

9 Zubaedi, Pengembangan Masyarak at Wacana dan Prak tik (Jakarta, Kencana Prenada Media

Group, 2013), hlm. 5.

10 Zubaedi, Pengembangan Masyarak at Wacana dan Prak tik , hlm. 6.

11 Edi Suharto, Membangun Masyarak at Memberdayak an Rak yat (Bandung: PT Refika Aditama,

(26)

meningkatkan kelompok mereka sendiri dengan cara melakukan usaha bersama-sama dengan masyarakat.

Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Seperti adanya aset dan potensi, Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak menyadari akan potensi yang dimilikinya dan tidak menyadari adanya aset yang ada disekitar kehidupan mereka, sehingga kehidupan mereka sangat ketergantungan.

Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat (community

empowerment) haruslah memahami konteks pola hubungan sosial dalam

masyarakat. Ada tiga jenis keberdayaan/power/kuasa yang benar-benar harus dicermatidan digali dengan seksama bagi pegiat pemberdayaan masyarakat, yaitu: Pertama, keberdayaan/power/kuasa atas milik (power of

ownership system). Pada aras ini seorang pegiat atau aktivist harus

memulaimempertanyakan: siapa yang menguasai?, siapa yang menentukan?, bagaimana aturan mainnya?, dan bagaimana ciri-ciri & nilai penguasaan?. Kedua, Keberdayaan/power/kuasa atas kelola (power of

management system). Pada aras ini, activist transmormasi sosial diharuskan

mulai mempertanyakan dan menggugat tentang: bagaimana ciri-ciri pengelolaannya, bagaimana system dikelola, dsb. Ketiga,

(27)

ini, activist transformasi sosial haruslah mempertanyakan secara kritis tentang: apakah ada manfaat bagi orang banyak, bagaimana pemanfaatannya, siapa diuntungkan, siapa dirugikan dan sebagainya.12

Tiga aras keberdayaan/power/kuasa tersebut dapat dijadikan sebagai pisau dalam menganalisis kehidupan masyarakat. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa masyarakat itu kuat atau lemah. Masyarakat dikatakan “lemah” (kurang/tidak berdaya), bila masyarakat tersebut tidak memiliki tiga power/kuasa sama sekali atau kuasanya semakin hilang karena diambil/dirampas/dirampok oleh kelompok sosial atau individu yang lain.13

Suatu proposisi bahwa kebutuhan pokok tidak mungkin dapat dipenuhi jika mereka masih di bawah garis kemiskinan serta tidak mempunyai pekerjaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik. Oleh karena itu dirumuskan tiga sasaran pendekatan ini:

1. Membuka lapangan kerja

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 3. Memenuhi kebutuhan pokok masyarakat

Kemudian pendekatan ini diperluas dengan memasukkan beberapa unsur kebutuhan pokok yang bersifat nonmaterial sehingga dapat digunakan

12 Agus Afandi, dkk., Dasar-Dasar Pengembangan Masyarak at Islam (Surabaya: CV. Mitra

Media Nusantara, 2013), hlm. 118.

(28)

sebagai tolak ukur kualitas kehidupan (quality of life) dari kelompok

masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.14

Dalam pendampingan berbasis aset di Dusun Cabean adalah melibatkaan masyarakat yang ada disana dengan memanfaatkan aset dan potensi yang mereka miliki sehingga mampu menambah perekonomian masayarakat Dusun Cabean. Banyaknya aset alam dan potensi yang dimiliki masyarakat Dusun Cabean Desa Ngemboh. dan harapannya adalah mampu memanfaatkan hasil alam tersebut dengan cara belajar bersama masyarakat mengelolah aset alam tersebut, dikarenakan masyarakat mempunyai beragam potensi dan bisa membentuk kelompok ekonomi mandiri dan harapannya adalah masyarakat mampu berkonstribusi membentuk pertumbuhan ekonomi mandiri.

Selain itu banyaknya masyarakat mempunyai gadged juga termasuk aset yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Cabean karena banyaknya masyarakat yang mempunyai gadget juga dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring sosial agar dapat mempermudah masyarakat dalam memasarkan produknya baik secara online ataupun offline. Dusun Cabean juga sangat

dekat dengan pasar untuk mempermudah membuka akses distribusi.

14 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarak at (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

(29)

B. Konsep Kemandirian

Istilah “kemandirian” berasal dari kata “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak lepas dari pembahasan tentang perkembangan itu sendiri.15

Istilah kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan sebuah kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat menyelesaikan masalah tanpa adanya bantuan dari orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Mampu mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif, tanpa mengabaikan lingkungan disekitarnya. Menurut beberapa ahli “kemandirian” menunjukkan pada kemampuan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada kemampuan orang lain, tidak terpengaruh lingkungan, dan bebas mengatur kebutuhannya sendiri.16

C. Ekonomi Kreatif

Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau aturan rumah

15 Desmita, Psik ologi Perk embangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja Roskadarya, 2014),

hlm. 185.

(30)

tangga.17 Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan

cara-cara menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang atau jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta kekayaan baik yang menyangkut kepemilikan, pengembangan maupun distribusi.18

Kreativifitas (creativity) dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau

kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, fresh, dan dapat diterima umum. Bisa juga menghasilkan ide baru atau praktis sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (thinking out of the box). Seseorang yang

memiliki kreativitas dan dapat memaksimalkan kemampuan itu, bisa menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri beserta orang lain.19

Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas. Pemanfaatan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada

17 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2001), hlm. 854.

18 M. Sholahuddin, Asas-asas Ek onomi Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.2007), hlm. 3. 19 Rochmat Aldy Purnomo, Ek onomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia (Surakarta: Ziya Visi

(31)

pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi.20

Kemunculan ekonomi kreatif di Indonesia dipopulerkan pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Intruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif. Dalam inpres tersebut dijelaskan bahwa definisi ekomi kreatif adalah kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.21

Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti peluang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia,wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. 22

Pengembangan perdesaan adalah upaya dari berbagai pendekatan beragam yang betujuan meningkatkan kemandirian masyarakat perdesaan

20 Rochmat Aldy Purnomo, Ek onomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, hlm. 8. 21 Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ek onomi Kreatif di Indonesia (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), hlm 12.

(32)

dalam dicapai secara efektif melalui penyelenggaraan kelompok-kelompok swadya yang mandiri. Dan kelompok swadya yang mandiri adalah kelompok yang mempunyai kemampuan:

1. Menyadari permasalahan yang mereka hadapi.

2. Mengetahui potensi dan kelemahan yang melekat pada dirinya, 3. Menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif yang ada

dengan memperhitungkan kesempatan dan ancaman yang ada.23

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemandirian ekonomi kreatif adalah kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan dengan memanfaatkan kreativitas yang dimilikinya dengan cara mendirikan, mengembangkan dan mengelolah berbagai sumber daya dengan tujuan memberikan pelayanan yang baik serta mengambil keuntungan yang ada guna meningkatkan perekonomian.

D. Perubahan Sosial

Perubahan masyarakat pada prinsipnya merupakan suatu proses yang terus menerus, artinya bahwa pada setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan itu, akan tetapi perubahan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Betrand dalam jurnal Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kemajuan Masyarakat di Desa Tara-tara I menyatakan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang pada faktor yang tunggal. Pendapat dari paham terminisme monofaktor kini sudah ditinggalkan zaman, dan ilmu

(33)

sosiologi modern tidak akan menggunakan interpretasi sepihak yang menyatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkan oleh suatu macam rangkaian faktor saja.24 Jadi dapat disimpulkan bahwa, perubahan sosial

adalah suatu proses yang mana kehidupan masyarakat dari yang terbelenggu atau tidak berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.

Sebuah teori pada dasarnya adalah sebuah hipotesis atau dugaan berdasarkan pengetahuan yang masih harus diuji. Setiap teori juga merupakan kumpulan asumsi yang didasarkan pada pengalaman dan analisis terhadap pengalaman tersebut. Sebuah teori adalah ekspektasi akan realitas seharusnya bagaimana. Teori perubahan adalah sebuah dalil atau pernyataan yang mendeskripsikan usulan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan. 25

Di balik sebagian besar kegiatan-kegiatan pembangunan dan strategi-strategi perubahan organisasi tradisional terdapat sebuah rancangan dan rencana kerja. Rancangan dan rencana kerja sebuah program menguraikan implementasi teori perubahan tertentu. Teori perubahan memberi alasan mengapa kita terlibat dalam sejumlah kegiatan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Sebuah teori umumnya menyatakan bahwa saat seseorang atau kelompok terlibat dalam sejumlah kegiatan maka hasil akhirnya bisa diperkirakan atau apa yang kita yakinkan akan terjadi. Misalnya, jika seorang petani menanam benih jagung di waktu tertentu dan kemudian

24 Juliana Lumintang, Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kemajuan Pembangunan

Masyarak at di Desa Tara-tara I, Vol 4 (Acta Diurna, 2015), hml 4

25 Christopher Dureau, Pembaru dan Kek uatan Lok al untuk Pembangunan (Australian Community

(34)

menggarap tanahnya dengan cara khusus, maka petani itu bisa memperkirakan hasilnya berupa panen jagung. Saat orang-orang merancang sebuah program untuk menciptakan perubahan sosial atau perilaku, mereka mempunyai teori tentang bagaimana perubahan ituyang akan terjadi. 26

Kebanyakan proyek tradisional mengembangkan teori perubahan dari model defisit mengidentifikasi apa yang salah dan menjalankan aktivitas yang diperlukan untuk memperbaikinya. Kebanyakan model pembangunan tradisional juga mengandung teori-teori yang berasumsi bahwa titik mulai adalah “ground zero” atau titik nol atau bahwa sangat sedikit dari konteks

yang ada saat ini yang bisa digunakan. Kebanyakan teori perubahan untuk pembangunan mencari dan mengisi kesenjangan atau ruang kosong dengan memperkealkan tindakan atau kegiatan baru dari luar.

Di sisi lain, pendekatan berbasis kekuatan melihat realitas dengan cara yang jauh lebih alami dan holistik. Kegiatan pembangunan harus ditetapkan dalam konteks organisme hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk masa depan yang lebih baik. Selain menggunakan logika dan analisis, memori dan imajinasi juga penting dihidupkan dalam mencipta perubahan. Proses perubahan adalah upaya bersengaja mengumpulkan apa yang memberi hidup pada masa lalu (memori) dan apa yang memberi harapan untuk masa depan (imajinasi). Proses tersebut didasarkan pada apa yang

26 Christopher Dureau, Pembaru dan Kek uatan Lok al untuk Pembangunan (Australian Community

(35)

sedang terjadi sekarang dan memobilisasi apa yang sudah ada sebagai potensi. 27

E. Pemberdayaan Ekonomi Dalam Prespektif Islam

Seperti yang dijelaskan dalam definisi konsep bahwaa pemberdayaan menurut Moh. Ali Aziz, dkk dalam buku Dakwah Pengembangan Masyarakat adalah sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan. Pemberdayaan secara substansial merupakan proses memutus (break down) dari hubungan antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang yang dimiliki objek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya dari subjek ke obyek hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang natinya hanya akan dicirikan dengan relasi sosial antar subjek dengan subjek lain.28

Allah Swt berfirman dalam dalam QS. Al-A’raf ayat 10 bahwa telah menempatkan manusia di muka bumi dan telah menjadikan penghhidupan (pemberdayaan) adalah manusia telah diciptakan oleh Allah di bumi agar berusaha.

َنوُرُكْشَت اَم الًيِلَق ۗ َشِياَعَم اَهيِف ْمُكَل اَنْلَعَج َو ِض ْرَ ْلْا يِف ْمُكاَّنَّكَم ْدَقَل َو

27 Christopher Dureau, Pembaru dan Kek uatan Lok al untuk Pembangunan (Australian Community

Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCES) Phase II, 2013), hlm 63.

28 Moh. Ali Aziz, dkk., Dak wah Pemberdayaan Masyarak at: Paradigma Ak si Metodologi

(36)

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di

muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber)

penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’ráf (7) : 10)

Sesungguhnya pandangan Islam adalah seperti yang dijelaskan aayat ini, yaitu menghubungkan semua rincian dan bagian terkecil dari wujud, menghubungkannya secara amat serasi dengan satu sumber yang Maha Agung. Allah yang menciptakan alam raya, dia juga menciptakan manusia. Kehendak dan nikmat-Nya menjadikan alam raya ini sedemikian rupa, sehingga memungkinkan manusia hidup dan berkembang biak. Dia juga menganugerahkan dalam diri manusia potensi yang menjadikannya mampu untuk mengenal sebagian dari hukum-hukum alam manggunakannya untuk memenuhi hajat mereka.29

Maksud dari ayat diatas adalah menjaga ciptaan Allah Swt merupakan salah satu cara untuk mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan kepada manusia, manusia yang mempunyai rasa syukur itu lebih sedikit dari pada manusia yang lupa akan nikmat yang diberikan kepadanya. Maka dari itu hendaknya manusia sangat bersyukur atas anugrah yang telah Allah berikan karena Allah menciptakan sesuatu pasti ada manfaat tersendiri buat makhluk-Nya.

Allah telah mencipatakan manusia di bumi dengan segala kebaikan-Nya, dan juga memberikan kepahaman akan pengetahuan kepada manusia sebagaimana hal ini Allah berfirman dalm QS. Al-Baqarah ayat 269 :

(37)

ا ًرْيَخ َىِتوُأ ْدَقَف َةَمْك ِحْلٱ َت ْؤُي نَم َو ۚ ُءٓاَشَي نَم َةَمْك ِحْلٱ ىِت ْؤُي

ِب ََٰبْلَ ْلْٱ ۟اوُل ۟وُأ ٓ َّلَِّإ ُرَّكَّذَي اَم َو ۗ اًريِثَك

Artinya: “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam

tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Dan barang siapa yang dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya

orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari

firman Allah).” (QS.Al-Baqarah (2):269)

Dari sini, hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar dari jalan yang buruk. Sekali lagi, ayat sebelum ini menjelaskan dua jalan: jalan Allah dan jalan setan siapa yang dianugerahi pengetahuan tentang dua jalan itu, mampu memilih yang terbaik dan melaksanakannya serta mampu pula menghindar dari yang buruk, maka dia telah dianugerahi hikmah. Tentu saja yang dianugerahi al-Hikmah itu, maka ia telah diberi anugerah yang banyak. Sayang, tidak semua menggunakan potensinya mengasah dan mengasuh jiwaya, sehingga tidak semua diberi anugrah itu, bahkan tidak semua menggunakan akalnya untuk memahami pelajaran tentang hakikat ini, hanya Ulul Albab yang dapat mengambil pelajarannya.30

Islam memandang penting ekonomi, tapi bukanlah yang segala-galanya. Ekonomi mengurus keperluan hidup manusia di dunia. Islam diturunkan untuk manusia yang hidup di dunia itu tetapi kepentingan ekonomi sama

(38)

dengan kepentingan di bidang lain. Ekonomi mengatur kehidupan jasmani, agama mengatur kehidupan rohani. Keduanya seimbang, dalam perimbangan itu agama ditingkatkan nilainya karena rohani perlu menuntun jasmani, agama perlu mengendalikan ekonomi.31

Sebagaimana yang dijelaskn dalam (QS. Asy-Syura 20).

َناَك ْنَم َو ۖ ِهِث ْرَح يِف ُهَل ْد ِزَن ِة َر ِخ ْلْا َث ْرَح ُدي ِرُي َناَك ْنَم

ُدي ِرُي

بي ِصَن ْن ِم ِة َر ِخ ْلْا يِف ُهَل اَم َو اَهْنِم ِهِت ْؤُن اَيْنُّدلا َث ْرَح

Artinya: “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat

akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang

menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian

dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di

akhirat.”(QS. Asy-Syura 20).

F. Pengelolaan Buah Lokal

Buah-buahan lokal, baik yang populer maupun yang kurang populer pada umumnya dikonsumsi segar. Kecuali beberapa buah yang harus diolah terlebih dahulu atau hanya untuk minuman agar lebih enak dimakan seperti kemloko, kolang-kaling, jeruk nipis dan jeruk purut. Permasalahan buah-buahan populer adalah rendahnya harga jual apabila terjadi panen raya. Sedangkan untuk jenis buah yang kurang populer adalah harga dan

(39)

kualitasnya yang rendah sehingga di beberapa daerah sering dibiarkan tanpa dirawat dan diganti dengan tanaman buah lain yang lebih menguntungkan.32

Untuk meningkatkan nilai dan harga jual buah-buahan dilakukan dengan mengolah buah-buahan menjadi selai, sale, sirup, dodol, sari buah, ledre, manisan dan kripik. Industri pengolahan buah-buahan tersebar di beberapa daerah seperti Blitar, Malang, Pacitan, Madiun, Tulungagung, Lumajang dan terutama sekitar Malang dan Batu. Di Malang dan Batu jenis-jenis buah banyak diolah menjadi kripik seperti nangka, apel, nanas, rambutan, kelengkeng, salak, pisang dan melon. Contoh pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis buah lokal adalah agroindustri blimbing manis oleh kelompok tani Margomulyo Kelurahan Karangsari Kecamatan Sukorejo Blitar yang telah berhasil memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Kelurahan ini dapat disebut sebagai kampung blimbing karena sekitar 1000 kepala keluarga telah menanam blimbing unggul lokal (blimbing Karangsari Merah) dengan jumlah populasi sekitar 28.000 pohon. Pohon yang berumur sekitar 10 tahun dapat menghasilkan buah sekitar 150-200 kg/pohon/tahun. Buah blimbing manis di tempat ini telah diolah menjadi dodol, manisan, sirup dan sari buah.33

Di daerah Dusun Cabean memiliki aset yang kurang diperhatikan yaitu banyaknya buah lokal yaitu buah sawo diantaranya, mereka tidak memperhatikan pohon-pohon sawo yang ada di pekarangan dan sekitar

32 Sugeng Budiharta, Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lok al Jawa Timur (Purwodadi: LIPI,

2010), hlm 7.

33 Sugeng Budiharta, Potensi dan Konservasi Buah-buahan Lok al Jawa Timur (Purwodadi: LIPI,

(40)

rumah mereka dikarenakan sudah bosan dengan rasanya yang manis itu, biasanya pada saat panen buah sawo kebanyakan masyarakat menjual dengan harga yang sangat murah, ada juga yang langsung ditebaskan ke tengkulak, ada yang di biarkan jatuh membusuk, dan ada juga yang di konsumsi sendiri serta di bagi-bagikan ketetangga mereka yang tidak mempunyai pohon sawo.34

Buah sawo adalah buah yang sangat manis dilidah, buah sawo juga mengandung banyak nutrisi. Protein , lemak, kalsium, karbohidrat, fosfor, dan zat besi merupakan senyawa yang terdapat dalam buah sawo. Buah ini dikemas dengan vitamin, seperti vitamin A, vitamin E, vitamin B1, dan tentu saja vitamin C dalam sawo bermanfaat untuk menghindari efek buruk radikal bebas dan meningkatkan stamina. Selain itu, sawo juga sangat kaya antioksidan polifenol, yaitu tanin.35

34 Wawancara Dengan Bapak Nur Arifin (25 Tahun), Dusun Cabean, 23 Desember 2018.

35Salman Rasyidin, Rahasia Apa yang Terk andung dalam Buah Sawo Bagi Kesehatan,

(41)

G. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini diperlukan 5 perbedaan yang terkait dengan penelitian yang dikaji saat ini, berikut adalah terdapat 5 penelitian terdahulu yang terkait dengan fokus yang akan dikaji:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Aspek Penelitian I Penelitian II Penelitian III Penelitian IV Penelitian V Penelitian yang

dikaji Judul Pemberdayaan Kelompok Ekonomi Produktif “Sidodadi” Oleh Karang Taruna “Bangun” Desa Srimartani Piyungan Bantul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dari Desa Tertinggal Menuju Desa Tidak Tertinggal (Studi Di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati) Strategi Kelompok Tani Nanas Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelap: Studi Di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Oleh Perempuan

Melalui Usaha Kripik

Di Dusun Sumberwatu, Desa Sabirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Membangun Kemandirian Ekonomi Masyarakat Melalui Pemanfaatan Buah Lokal Di Dusun Cabean Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Peneliti/pe nulis

Anton Sudarmi Ully Hikmah

Andini, Mochamad Saleh Soeaidy, Ainul Hayat

Helen Velentina Meria Liana

Herawati

Muh. Jamil Feny Inayatur

(42)

Fokus Memberdayakan kelompok ekonomi produktif “Sidodadi” oleh karang taruna “bangun” melalui program kerajinan kayu di Dusun Tambalan Desa Srimartani, Piyungan, Bantul Yogyakarta. Memberdayakan desa yang tertinggal. Pemberdayaan petani nanas dan cara melakukan produktivitas yang baik. Meningkatkan perekonomian warga Dusun Santan melalui usaha daur ulang

limbah batok

menjadi benda seni kreatif.

Mendeskripsikan proses dan hasil pemberdayaan

ekonomi masyarakat oleh ibu Sri melalui usaha kripik di Dusun Sumberwatu Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan kabupaten Sleman. Mengembangkan asset dan menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat Dusun Cabean.

Metodologi Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif ABCD

Strategi Perintisan usaha, penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan usaha. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan melakukan pemberdayaan seperti memberikan pelatihan/pendidika n kepada masyarakat, mendirikan koperasi simpan pinjam serta membangun sarana dan prasarana umum yang Hasil penelitian terdapat kesimpulan bahwa strategi atau cara yang dilakukan oleh kelompok tani dalam pemberdayaan ekonomi desa Astromulyo adalah Meningkatkan hasil produksi, mengolah hasil Menciptakan keadadaan memungkinkan potensi berkembang, memperkuat potensi untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Menekankan pada proses pendistribusian kemampuan, pergerakan partisipasi masyarakat. Membentuk kelompok ekonomi, pengembangan kapasitas organisasi, meningkatkan kreativitas masyarakat.

(43)

dibutuhkan masyarakat. produksi, dan melakukan penguatan modal. Hasil Hasil pemberdayaan kelompok ekonomi produktif “Sidodadi” karang taruna “bangun” dikatakan berhasil hal ini bisa dilihat dari kepuasan dan kemajuan usaha serta peningkatan pesanan kerajinan para anggota karang taruna “bangun” Desa Srimartini, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya program ini.

Menunjukkan bahwa potensi ekonomi di Desa Muktiharjo adalah pertanian, perikanan, pariwisata, dan UKM. Anggota kelompok tani rutin mengikuti kegiatan pertanian yang diadakan oleh kelompok tani makmur dapat menerapkan cara-cara yang diajarkan dalam kegiatan produktivitasnya, sehingga mampu berdaya guna. Dulunya masyarakat Santan banyak yang menganggur karena tingkat pendidikan rendah tetapi sekarang banyak penduduk yang menjadi pekerja kerajinan tempurung kelapa yang dulunya hanya beberapa pekerja sekarang sudah

mencapai 35

pekerja dan dan meniingkatnya pendapatan bagi pekerja. Bermanfaat untuk memberikan inovasi baru dalam memberdayakan masyarakat melalui peningkatan perekonomian masyarakat berbasis rumah dan berbahan lokal, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan. Membentuk masyarakat yang mandiri dalam

memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki, serta meningkatnya perekonomian untuk membantu pengeluaran belanja rumah tangga.

(44)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa diantara 4 penelitian diatas yang paling efektif digunakan adalah penelitian yang sedang dikaji saat ini. Karena penelitian pertama sampai ketiga menggunakan metode penelitian kualitatif semua, sedangkan penelitian yang sedang dikaji saat ini menggunakan metode ABCD

(Asset Bassed Community Devlopment). Yang mana metode ini dilakukan dengan

cara menggali aset dan potensi masyarakat dan semua stakeholder terlibat. Dan dengan harapan bisa memberdayakan petani agar taraf kehidupannya menjadi setara dengan masyarakat lain dengan kata lain bisa mengentaskan diri dari belenggu kemiskinan.

Strategi pada penelitian pertama adalah perintisan usaha, penyuluhan,

pendampingan, dan pelatihan usaha. Penelitian yang kedua meningkatkan

partisipasi masyarakat dan melakukan pemberdayaan seperti memberikan pelatihan/pendidikan kepada masyarakat , mendirikan koperasi simpan pinjam serta membangun sarana dan prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat. Penelitian yang ketiga strategi atau cara yang dilakukan oleh kelompok tani dalam

pemberdayaan ekonomi desa Astromulyo adalah meningkatkan hasil produksi, mengolah hasil produksi, dan melakukan penguatan modal. Penelitian keempat

menciptakan keadadaan memungkinkan potensi berkembang, memperkuat potensi untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi, dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Penelitian kelima menekankan pada proses pendistribusian

kemampuan, pergerakan partisipasi masyarakat. Dan strategi yang sedang dikaji saat ini adalah Membentuk kelompok ekonomi, pengembangan kapasitas organisasi, meningkatkan kreativitas masyarakat.

(45)

Hasil dari penelitian yang pertama adalah hasil pemberdayaan kelompok ekonomi produktif “Sidodadi” karang taruna “bangun” dikatakan berhasil hal ini bisa dilihat dari kepuasan dan kemajuan usaha serta peningkatan pesanan kerajinan para anggota karang taruna “bangun” Desa Srimartini, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya program ini. Sedangkan hasil dari penelitian yang kedua

adalah menunjukkan bahwa potensi ekonomi di Desa Muktiharjo adalah pertanian, perikanan, pariwisata, dan UKM. Dan hasil penelitian yang ketiga adalah Anggota

kelompok tani rutin mengikuti kegiatan pertanian yang diadakan oleh kelompok tani makmur dapat menerapkan cara-cara yang diajarkan dalam kegiatan produktivitasnya, sehingga mampu berdaya guna.

Hasil penelitian yang keempat adalah dulunya masyarakat Santan banyak

yang menganggur karena tingkat pendidikan rendah tetapi sekarang banyak penduduk yang menjadi pekerja kerajinan tempurung kelapa yang dulunya hanya beberapa pekerja sekarang sudah mencapai 35 pekerja dan dan meniingkatnya pendapatan bagi pekerja. Dan hasil penelitian yang kelima adalah bermanfaat untuk

memberikan inovasi baru dalam memberdayakan masyarakat melalui peningkatan perekonomian masyarakat berbasis rumah dan berbahan lokal, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan. Sedangkan hasil penelitian yang dikaji saat ini adalah membentuk masyarakat yang mandiri dalam memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki, serta meningkatnya perekonomian untuk membantu pengeluaran belanja rumah tangga.

(46)

BAB III

METODOLOGI

A. Pendekatan ABCD (Asset Based Community Devlopment)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ABCD (Asset

Based Community Devlopment). sebagai bentuk pendekatan dalam

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. paradigma dan prinsip yang dimiliki oleh pendekatan ABCD adalah bahwa semuanya mengarah kepada konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi, kekuatan, dan pendayagunaannya secara mandiri dan maksimal. 36 Aset adalah segala

sesuatu yang berharga, bernilai sebagai kekayaan atau perbendaharaan. Segala yang bernilai tersebut memiliki guna untuk memenuhi kebutuhan.37

Masing-masing prinsip mengisyaratkan penyadaran akan keberadaan kekuatan dan energi positif yang dimiliki “masyarakat” yang harus diidentifikasi, diketahui, difahami, diinternalisasi, untuk kemudian dimobilisasi oleh masyarakat sendiri dalam kerangka menuju peningkatan kesejahteran dan keberdayaan semua elemen komunitas- masyarakat. 38

Dalam metode ABCD memiliki 5 langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan diantaranya:

36 Nadhir Salahuddin, dkk., Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (Asset Based

Community-driven Development), (Surabaya: LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hlm 19.

37 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel,

2014), hal. 308.

(47)

1. Discovery (menemukan)

Tahap Discovery adalah proses pencarian yang mendalam

tentang hal-hal positif, hal-hal terbaik yang pernah dicapai, dan pengalaman-pengalaman keberhasilan di masa lalu. Proses ini dilakukan dengan wawancara appresiatif. Beberapa contoh pertanyaan apresiatif yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Ceritakan pengalaman terbaik yang pernah ada?

b. Hal apa yang sangat bernilai dari diri Anda?

c. Hal-hal apa yang menjadi sumber kehidupan Anda, yang tanpa hal tersebut Anda akan mati?

d. Sebutkan 3 harapan yang Anda miliki untuk meningkatkan kekuatan dan efektifitas Anda?39

Yang mana fasilitator mengumpulkan dan mengajak masyarakat untuk menemukan dan mengenali aset dan potensi yang mereka miliki.

2. Dream (impian)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya, orang kemudian mulai membayangkan masa depan yang diharapkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri

39 Nadhir Salahuddin, dkk., Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (Asset Based

(48)

maupun untuk organisasi. Inilah saatnya orang-orang memikirkan hal-hal besar dan berpikir out of the box serta

membayangkan hasil-hasil yang ingin dicapai.40

Fasilitator mengajak masyarakat untuk bermimpi dan harapan apa yang mereka impikan selama ini, dan fasilitator melihatkan vidio yang pernah terjadi dan berhasil dalam mengelolah aset di desa sendiri.

3. Design (merancang)

Pada tahap Design ini, orang mulai merumuskan strategi, proses dan sistem, membuat keputusan dan mengembangkan kolaborasi yang mendukung terwujudnya perubahan yang diharapkan. Pada tahap ini semua hal positif di masa lalu ditransformasi menjadi kekuatan untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan (dream).41

Fasilitator belajar bersama masyarakat tentang bagaimana cara mengelolah aset yang adad di desa, serta membentuk kelompok ekonomi mandiri untuk memudahkan dalam mengorganisir masyarakat.

4. Define (menentukan)

Bila komunitas sudah membayangkan dunianya dengan cara berbeda dengan dan berbagai visi msa depannya, akan ada

40 Nadhir Salahuddin, dkk., Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (Asset Based

Community-driven Development), hlm. 47.

(49)

berbagai jenis kegiatan dengan cakupan yang luas yang dilakukan oleh kelompok dan anggota dengan menggunakan asset mereka untuk mencapai beragam bagian dari mimpi mereka. Masyarakat sudah bisa menentukan bahwa program inilah yang akan menjadi prioritas utama. Program ini akan dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah berkomitmen untuk melangkah bersama mewujudkan mimpi mereka yang dirumuskan dalam tabel program kerja.

Fasilitator dan masyarakat menentukan siapa yang menjadi ketua atau pengurus dalam kelompok ekonomi mandiri kreatif, agar masyarakat mampu untuk bertanggung jawab.

5. Destiny (Lakukan)

Tahap Destiny adalah tahap dimana setiap orang dalam organisasi mengimplementasikan berbagai hal yang sudah dirumuskan pada tahap Design. Tahap ini berlangsung ketika organisasi secara kontinyu menjalankan perubahan, memantau perkembangannya, dan mengembangkan dialog, pembelajaran dan inovasi- inovasi baru.42

Setelah 4 tahap terselesaikan masyarakat diajak untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari dari 4 taham diatas.

42 Nadhir Salahuddin, dkk., Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya (Asset Based

(50)

Agar masyarakat mampu untuk mengembangkan aset dan potensi yang mereka miliki.

B. Prinsip-prinsip ABCD

Paradigma dan prinsip-prinsip dalam pendekatan ABCD tersebut mesti dapat dilakukan secara utuh dan simultan. Persyaratan ini diberlakukan karena masing-masing prinsip merupakan mata rantai yang saling berhubungan erat dan saling memberikan efek “penguatan”. Sehingga akan menjadi penanda maksimal atau tidaknya aplikasi pendekatan ABCD dalam proses pengembangan dan pemberdayaan komunitas-masyarakat, tergantung dari sejauhmana prinsip-prinsip tersebut melandasinya sebagai “ruh”. Semakin utuh, simultan dan kuatnya paradigma dan prinsip tersebut menjadi “ruh” dari proses pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan, maka harapan besar semakin maksimal

“output dan outcome” yang dimunculkan. Demikin juga sebaliknya,

semakin prinsip-prinsip tersebut teraplikasikan tidak utuh, tidak maksimal, maka output dan outcomenya juga akan dipertanyakan. Adapun paradigma dan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat berbasis aset (ABCD) yang dijelaskan di bab ini adalah sebagai berikut:

1. Setengah Terisi Lebih Berarti (Half full and half empty)

Salah satu modal utama dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah merubah cara pandang komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan dan masalah yang dimiliki. Tetapi memberikan

Gambar

Tabel  1.1  Strategi  Pendampingan
Tabel  2.1  Penelitian  Terdahulu
Diagram  alur  digunakan  untuk  mngetahui  alur  perputaran  distribusi.  Diagram  alur  juga  merupakan  cara  yang  efektif  dalam  melakukan  teknik  penggalian  data
Tabel  4.5  Sarana  Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait